Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU PERLIDUNGAN TANAH

Dosen Pengampu :
Dr.Ir. Djumali Mardji, M. Agr

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
Nama : Anugrah Yemima Lembayung
NIM : 2004016249
Kelas : A-2

ACARA IV
UJI EFEKTIVITAS FUNGISIDA DAN DISINFEKTAN
TERHADAP PENCAGAHAN PENYAKIT BENIH IN VITRO

A. TANGGAL
Praktikum dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2021, pukul 16:00 WITA.
Menggunakan media zoom dari rumah masing-masing peserta.

B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Agar mahasiswa dapat memahami perbedaan manfaat fungisida dan disinfektan.
2. Agar mahasiswa dapat memahami kandungan bahan aktif di dalam fungisida dan
disinfektan.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui efektivitas fungisida dan disinfektan untuk
mencegah (preventive) serangan jamur pada benih secara in vitro sehingga dapat
dipakai sebagai dasar penerapannya di lapangan.

C. BAHAN DAN ALAT


a. BAHAN
1. Kertas saring
Digunakan saat pencelupan pada Air kran rendaman tanah, yang
kemudian akan diletakan pada cawan petri dan menjadi media tumbuh benih
2. Tanah di bawah pohon
Merupakan bahan yang dicampurkan dan dilarutkan kedalam
rendaman Air kran yang berguna sebagai cairan pelarut pada kertas saring
(media tumbuh benih)
3. Air kran tidak steril
Digunakan sebagai bahan pelarut Tanah di bawah pohon yang
kemudian menjadi rendaman
4. Fungisida Acrobat (bahan aktif: Dimetomorf)
5. Natrium hipoklorit (Bayclin, NaClO) 5,25%
Digunakan sebagai bahan pelindung benih dan dapat pula digunakan
sebgai bahan aktif dalam pemutih pakaian, secara rutin digunakan sebagai
disinfektan benih dalam penelitian yang melibatkan patogen yang terbawa
benih, endofit dan perkecambahan benih serta dalam aplikasi komersial.
6. Benih kacang hijau
Benih kacang hijau sebagai pengganti benih tanaman kehutanan yang
sulit dicari dan juga lambat perkecambahannya
7. Plastik wrap
Berguna untuk membalut tepi cawan petri yang menjadi tempat
diletakannya media tumbuh sehingga menjaga tetap lembap dan mencegah
gangguan organisme perusak.
b. ALAT
1. Cawan Petri
Alat ini berguna sebagai tempat peletakan media tumbuh benih
(kertas saring)
Cara penggunaan:
a) Sebelum digunakan, penting untuk memastikan cawan petri dalam
kondisi bersih dan bebas dari spesi lainnya yang dapat mengganggu
perkembangan mikroorganisme.
b) Setelah cawan petri dalam kondisi bersih dan steril, selanjutnya kita
masukkan media beserta bahan pengamatan
c) Media sebagaimana kertas saring dan bahan pengamatan yakni benih
yang sudah diproses kemudian diletakan secara pelahan pada cawan
petri
d) Balut cawan petri menggunakan plastic wrap

2. Pinset
Merupakan alat yang digunakan untuk mengambil benih, menata
benih secara teratur dan tidak berhimpitan di atas media tumbuhnya (kertas
saring)
Cara penggunaan:
a) Sebelum digunakan bersihkan pinset menggunakan alkohol 70% agar
steril
b) Lalu lap dan keringkan pinset menggunakan tissue
c) Bahan yang akan diambil, dijepit menggunakan pinset dengan menekan
bagian tengahnya.
3. Kalkulator
Kalkulator digunakan dalam menghitung jumlah benih yang terserang
jamur dan atau bakteri, kemudian hasil dari perhitungan tersebut dimasukkan
di dalam tabel tally sheet.
Cara penggunaan:
a) Tekan tombol ON pada kalkulator
b) Kemudian masukan angka yang menjadi jumlah benih terserang
jamur dan bakteri
c) Tekan tombol (+) sebagai penjumlahan banyak benih yang terserang
pada setiap harinya
d) Kemudian setelah semua angka dimasukan gunakan tombol (=) untuk
mendapatkan total keseluruhannya
D. METODE
1. Siapkan bahan dan alat pratikum sesuai dengan keperluan.
2. Sebanyak masing-masing 25 benih kacang hijau direndam di dalam larutan
fungisida Acrobat dengan dosis 0,75 g/l (konsentrasi 0,075%), disinfektan
Bayclin konsentrasi 10% (1 bagian Bayclin : 10 bagian air bersih) dan air
kran (kontrol) selama masing-masing 15 menit.
3. Segenggam tanah yang berasal dari bawah pohon direndam sekitar 5 menit di
dalam air kran secukupnya, kemudian airnya diambil dan dipisahkan dari
tanah.
4. Celup kertas saring (tissue) ke dalam air rendaman tanah.
5. Masukkan kertas saring ke dalam cawan petri.
6. Ambil masing-masing untuk setiap perlakuan sebanyak 25 benih (pada
nomor 2) dengan pinset dan letakkan di kertas saring di dalam cawan petri
secara teratur, jangan sampai berhimpitan.
7. Perlakuan diulang 3 kali, sehingga jumlah benih yang diperlakukan sebanyak
75 benih.
8. Balut tepi cawan petri dengan plastik wrap untuk menjaga tetap lembap dan
mencegah gangguan organisme perusak.
9. Amati kondisi benih mulai hari ke-5 sampai ke-10 setelah ditabur (6 kali
pengamatan).
10. Hitung jumlah benih yang terserang jamur dan atau bakteri, benih yang tidak
tumbuh dihitung sehat. Agar tidak terhitung ulang, maka setiap pengamatan
difoto, sehingga tahu mana yang sudah dihitung kemarin.
11. Masukkan hasil perhitungan di dalam tabel sebagai berikut:
Persentase benih yang terserang dihitung sebagai berikut:
X / Y x 100%
X = jumlah benih yang terserang pada hari pengamatan
Y = jumlah benih yang diperlakukan
Setelah dihitung persentase benih yang terserang, kemudian dilihat berapa
persen benih yang masih sehat (tidak terserang), kemudian ditentukan kriteria
masing-masing perlakuan sebagai berikut:
Sehat= 0 – 25% = tidak efektif
>25 – 50 = kurang efektif
>50 – 75 = efektif
>75 – 100 = sangat efektif
E. HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Hasil
Hari ke... Air Kran (Kontrol NaClO Dimetomorf
Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)
5 4 5,3 1 1,3 1 1,3
6 4 5,3 0 0 0 0
7 7 9,3 2 2,6 1 1,3
8 13 17,3 2 2,6 0 0
9 19 25,3 4 5,3 2 2,6
10 15 20,0 6 8 1 1,3
Sehat 13 17,5 65 80,2 70 93,5
Kriteria Tidak Sangat Sangat
efektif efektif efektif

30

25
PERSENTASE

20

15

10

0
Hari ke-5 Hari ke-6 Hari ke-7 Hari ke-8 Hari ke-9 Hari ke-10
Air Kran 5,3 5,3 9,4 17,3 25,3 20
NaClO 1,3 0 2,6 2,6 5,3 8
Dimetomorf 1,3 0 1,3 0 2,6 1,3

Air Kran NaClO Dimetomorf

b. Pembahasan
Dari hasil uji perlakuan pada 75 benih didata jumlah dan presentase dalam
Tabel dan grafik diatas, untuk kedua dosis yang diujikan tidak menunjukan
perbedaan secara signifikan. Hal ini dikarenakan data yang didapat menunjukan
kriteria yang sama yakni dalam lingkup kriteria yang sangat efektif meskipun jumlah
benih sehat yang didapat dari keduanya jelas berbeda yakni sebanyak 80,2% untuk
benih sehat yang menggunakan perlakuan NaClO sedangkan untuk benih sehat
perlakuan Dimetomorf sebanyak 93,5% dengan demikian kedua dosis ini masuk
kedalam kriteria yang sama karena nilai sehat benihnya masuk kedalam kriteria sehat
>75 – 100 = sangat efektif

Anda mungkin juga menyukai