Arsitektur Dekonstruksi 3 PDF Free
Arsitektur Dekonstruksi 3 PDF Free
Dekonstruksi adalah istilah yang digunakan pertama kalinya pada tahun 1967, oleh
Jacques Derrida, seorang ahli bahasa yang juga filsuf dan budayawan Perancis kelahiran
Algeria, tahun 1930. Pakar ini menelaah secara radikal teori ilmu bahasa yang pada waktu itu
menganut Strukturalisme yang pernah dikembangkan oleh Ferdinand de Saussure antara tahun
1906-1911. Dekonstruksi juga merupakan reaksi terhadap modernisme dalam perkembangan
ilmu pengetahuan, seni dan filsafat. Modernisme dalam perkembangan filsafat ilmu berdasar
pada ratio, logos dalam intelektual manusia. Sebagaimana peranan logos, yaitu menciptakan,
mengorganisasi, menyusun suatu jalan pikiran dengan sistem yang jelas, maka hal-hal yang
kecil, hal-hal yang dasar menjadi hilang. Pengalaman individual, pengalaman pribadi yang
begitu “kaya” biasanya dihilangkan demi mencapai suatu konstruksi yang jelas, tegas dan tepat.
1. Tidak ada yang absolut dalam arsitektur. Tidak ada satu cara atau gaya yang terbaik,
atau landasan hakiki di mana seluruh arsitektur harus berkembang. Gaya klasik
tradisional, modern dan lainnya mempunyai posisi dan kesempatan yang sama untuk
berkembang.
2. Tidak ada ontologi dan teologi dalam arsitektur. Tidak ada tokoh atau sosok yang perlu
didewakan atau disanjung.
3. Dominasi pandangan dan nilai absolut dalam arsitektur harus segera diakhiri.
Perkembangan arsitektur selanjutnya harus mengarah pada keragaman pandangan dan
tata nilai.
4. “Visiocentrism” atau pengutamaan indera penglihatan dalam arsitektur harus diakhiri.
Potensi indera lain harus dimanfaatkan pula secara seimbang.
5. Arsitektur tidak lagi identik dengan produk bangunan. Arsitektur terkandung dalam ide,
gambar, model dan fisik bangunan dengan jangkauan dan aksentuasi yang berbeda.
lainnya. Dalam masa ini terjadi pula pengulangan atau penerapan dan penggabungan konsep-
konsep modernism sebelumnya. Bagsverd Chruch di dekat Kopenhagen, Denmark (1967-1976(
rancangan John Utzon (1918) termasuk unik, tidak dapat dimasukkan dalam kategori dari salah
satu dari berbagai konsep modernism sebelumnya. Bentuknya sederhana, denah segi empat
panajng, ciri bangunan-bangunan di kawasannya yang agricultural. Meskioundemikain
arsitektur gereja ini kurang tepat bila disebut sebagai aliran arsitektur “neo-Vernacular”. Dinding-
dinging gereja menggunakan beton dicampur dengan bubuk dari pecahan marmer, sehingga
warnnya putih. Plafond berpenampang lengkung-lengkung, putih refleksi dari awan.
Penampang plafond semacam itu, sangan baik dari segi akustik karena tidak terjadi gema dan
bunyi yang diapntulkan ke segala arah, seperti pada “Sydney Opera House” di Australia.
Keunikan laiinya adalah gereja ini tidak mempunyai jendela, bahkan juga pada ruang-ruang
yang menghadap halaman dalam.
http://arkitekturforskning.net/na/article/download/190/153
http://materiarsitektur.blogspot.co.id/2015/02/arsitektur-dekonstruksi.html
http://behnisch.com/projects/459