Anda di halaman 1dari 14

1.

URGENSI DESAIN PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAGI GURU


Pendidik dituntut untuk menyediakan kondisi belajar untuk peserta didik untuk
mencapai kemampuan-kemampuan tertentu yang harus dipelajari oleh subyek didik. Dalam hal
ini peranan desain pesan dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting, karena desain pesan
pembelajaran menunjuk pada proses memanipulasi, atau merencanakan suatu pola atau signal
dan lambang yang dapat digunakan untuk menyediakan kondisi untuk belajar.
Peningkatan mutu pendidikan terus digalakkan baik ditingkat pusat maupun daerah.
Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat baik lokal maupun global, serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka diadakan pengembangan di bidang
pendidikan, yang sekarang kita kenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).1
 Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi
pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan fasilitas
pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam pada berbagai tingkatan kompleksitas.
Sebagai sistem, desain pembelajaran merupakan pengembangan sistem pembelajaran
dan sistem pelaksanaannya termasuk sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
Desain pembelajaran adalah suatu komponen pengajaran yang telah dirancang sebelum
melakukan atau melaksanakan system pembelajaran yang berhasil, yang menggunakan pola
efektif dan efisien. Karena system pendidikan pada zaman modern pada saat sekarang ini,
karena  seorang guru yang penuh dengan banyaknya tuntutan dan kebutuhan yang dihadapi oleh
pada saat ini guru dituntut harus bisa dalam segala bidang sebagai bentuk untuk menfasilitasi
bakat anak yang sangat banyak berkembang.
Desain pembelajaran adalah sebuah konstruksi secara utuh tentang proses pembelajaran
yang akan dilakukan seorang dosen di dalam kelas. Desain pembelajaran meliputi tujuan
pembelajaran (learning objectives) yang akan dicapai, pengembangan materi perkuliahan atau
desain mata penilaian hasil belajar (evaluation).2 Desain pembelajaran juga bisa diartikan
rangcangan atau kerangka terhadap sesuatu yang akan dicapai setelah mengajar dalam pokok
bahasan atau subbahasan sehingga proses belajar mengajar atau system pembelajaran terarah
dan terprogram sesuai dengan yang diinginkan.
Semua program pendidikan atau pengajaran didasarkan kepada tujuan umum
pengajaran. Tujuan umum ini di turunkan menjadi tiga sumber yaitu: masyarakat, siswa dan
bidang studi. Yang diturunkan oleh masyarakat mencakup konsep luas seperti “membentuk
manusia pancasila” “manusia pembangun” “manusia berkepribadian” “menetapkan nilai”.
Manusia bertanggung jawab  dan sebagainya.
Tujuan pembelajaran sangat terkait erat dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang ingin dicapai. Standar kompetensi berkaitan dengan tujuan yang dicapai setelah
1 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (Jakarta:Rajawali Pers,
2009).
2 Hisyam Zaini, dkk, Desain Pembelajaran di Perdosenan Tinggi, (Yogyakarta: center For Teaching staff
Development (CTSDP), 2002, hlm. 18
suatu mata Pelajaran itu selesai diajarkan, sedangkan kompetensi dasar berkaitan dengan tujuan
yang ingin dicapai setelah suatu pokok bahasan dari materi pelajaran selesai diajarkan, standar
kompetensi bersifat umum seangkan kompetensi bersifat khusus. Strategi pembelajaran
berkaitan dengan strategi atau cara-cara yang ditempuh oleh dosen dalam proses belajar
mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk
mengukur apakah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan telah dicapai setelah melalui
proses pembelajaran.

1. Implementasi Instruksional Design Mata Pelajaran Fiqh Kelas VI


dengan Model ADDIE di MI

Berikut adalah contoh implementasi pelaksanaan model desain


pembelajaran ADDIE pada mata pelajaran Fikih dengan tema “binatang halal”
kelas VI di MI.
1. Analisis
Dalam tahap ini hal-hal yang perlu dianalisis adalah pengetahuan dan
keterampilan awal peserta didik, gaya belajar, motivasi, bakat dan minat serta
latar belakang pendidikan peserta didik. Oleh karena itu selaku desainer
program pembelajaran, kami melakukan beberapa hal sebagai berikut:
a. Dialog dan tanya jawab dengan peserta didik terkait asal-usul, cita-cita,
latar belakang pendidikan dan harapan yang ingin dicapai setelah
menyelesaikan program pembelajaran.
b. Menyiapkan beberapa soal pre-test untuk mengukur pengetahuan dan
keterampilan yang telah dimiliki peserta didik. Pre-test ini bisa dilakuakan
baik secara lisan maupun tertulis. Misalnya terkait materi binatang halal,
guru memberikan ilustrasi kepada siswa tentang bab tersebut bisa
seperti gambar hewan darat, hewan lautt, hewan udara (kambing, sapi,
belalang, ikan, unta, dan lain-lain).
Dari analisis tersebut dapat diperoleh data yang berpengaruh terhadap
analisis pembelajaran. Sehingga dapat ditentukan kompetensi apa yang harus
dimiliki oleh peserta didik, yaitu:
1) Mengetahui pengertian binatang halal
2) Mengetahui jenis-jenis binatang halal
3) Mengetahui manfaat memakan binatang halal
2. Desain

Tahap ini mencakup tiga hal yakni: bahan ajar, indikator, metode, dan
media pembelajaran secara umum. Bahan ajar yang disampaikan adalah
tentang pengertian hewan halal, enis-jenis binatang halal, manfaat memakan
binatang halal. Sedangkan, Indikator mencakup tentang pengetahuan dan
keterampilan apa saja yang harus dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan
pembelajaran. Dari analisis yang sudah dilakukan dapat ditentukan indikator
sebagai berikut:
1) Peserta didik dapat mengetahui pengertian binatang halal
2) Peserta didik dapat mengidentifikasikan jenis-jenis binatang halal
3) Peserta didik dapat mengetahui manfaat dan mudhorot memakan
binatang halal.
Metode yang digunakan dapat berupa ceramah, tanya jawab,
demonstrasi, presentasi, dan praktek. Media yang digunakan dapat berupa
LKPD (lembar kerja peserta didik), proyektor, power point atau video.
3. Pengembangan
Pada tahap ini bahan ajar yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:
No Materi pembelajaran Metode Media
01 A. Pengertian hewan halal ceramah Modul
Binatang yang halal ialah binatang yang
boleh dimakan dagingnya menurut syariat
Islam
02 A. Jenis-jenis binatang halal Tanya Proyektor,
1) Binatang halal berdasarkan dalil umum jawab, LCD,
dari Al Qur’an dan Hadis. presentasi gambar
Dalil umum yang dimaksud di sini adalah
dasar yang diambil dari Al Quran dan
Hadis yang menunjukkan helallnya
binatang secara umum.
Yang termasuk jenis binatang halal
berdasarkan dalil umum adalah
a. Binatang ternak darat.
Jenis-jenis binatang ternak darat seperti:
kambing, domba,sapi, kerbau dan unta.
Firman Allah:

Artinya: … dihalalkan bagimu binatang


ternak … (QS. Al-Maidah [4[:1)
b. Binatang laut (air)
Semua binatang yang hidupnya di
dalam air baik berupa ikan atau lainnya,
kecuali yang menyerupai binatang
haram seperti anjing laut, menurut
syariat Islam hukumnya halal dimakan.

Artinya :”Dihalalkan bagimu


binatang buruan laut dan makanan
yang berasal dari laut yang lezat
bagimu dan orang- orang yang
sedang dalam perjalanan
…”.(QS. Al-Maidah : 96)

Maksudnya: binatang buruan laut yang


diperoleh dengan jalan usaha seperti
mengail, memukat dan sebagainya.
Termasuk juga dalam pengertian laut
disini Ialah: sungai, danau, kolam dan
sebagainya.

2) Binatang halal berdasarkan dalil


khusus.
Yang dimaksud dengan dalil khusus
adalah dalil yang langsung menyebut jenis
binatang tertentu. Yang termasuk jenis
binatang halal yang langsung disebut
melalui dalil tertentu sbb :
c. Kuda
Kuda merupakan binatang yang halal
dimakan karena secara khusus
dinyatakan dalam hadis Rasulullah
berikut ini :

Artinya : “Pada
zaman Rasulullah kami pernah
menyembelih kuda dan kami
memakannya” (HR. Bukhari dan
Muslim)

d. Keledai Liar/Himar
Keledai yang masih liar termasuk
binatang yang halal dimakan karena
secara khusus dinyatakan dalam hadis
Rasulullah berikut ini :

Artinya :
“Tentang kisah keledai liar, maka Nabi
SAW makan sebagian dari daging
keledai itu”. (HR. Bukhari dan Muslim).
e. Ayam
Ayam juga termasuk binatang yang
halal dimakan karena secara khusus
dinyatakan dalam hadis Rasulullah
berikut ini :

ْ
Artinya : “Pernah aku melihat Nabi SAW
makan daging ayam” (HR. Bukhari dan
Tirmizi)
f. Belalang
Belalalng merupakan binatang yang
halal dimakan karena secara khusus
dinyatakan dalam hadis Rasulullah
berikut ini :

Artinya : “Kami berperang bersama


Rasulullah SAW tujuh kali perang, kami
memakan belalang” (HR. Bukhari dan
Muslim)

03 A. Manfaat memakan binatang halal Demonstra Video,


1. Menyehatkan badan dan terhindar dari si, diskusi PPT,
penyakit. gambar
2. Menenangkan jiwa sehingga hidupnya
tidak gelisah.
3. Mendorong seseorang untuk menjadi
hamba yang bersih.
4. Mendorong sesoerang untuk selalu
bersyukur atas nikmat Allah.
5. Menambah khusyu dalam ibadah.
6. Menyelamatkan diri dari dosa dari siksa
api neraka

4. Implementasi
Pada tahap ini, Ada tiga tahap dalam penyampaian bahan ajar atau
materi pembelajaran, yakni tahap awal atau pendahuluan, tahap inti, dan
tahap akhir pembelajaran. Ketiga tahap tersebut dilakukan dalam waktu 2 X
40 menit. Lebih
detailnya adalah sebagai berikut:
Jenis Kegiatan Nilai Karakter

Tahap Awal (10 menit)


1. Peserta didik merespon salam tanda mensykuri
anugerah Allah dan pertanyaan dari guru yang
berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
2. Peserta didik menerima informasi tentang keterkaitan
pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran Santun, peduli,
yang akan dilaksanakan. toleransi, jujur.
3. Peserta didik menerima informasi kompetensi,
49anya49tor, materi, manfaat, dan langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan.
4. Peserta didik menerima informasi tentang hal-hal
yang akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentang
pembelajaran binatang halal..
Tahap Inti (60 menit)
1. Peserta didik membaca sebentar dan mengamati
materi tentang pengertian binatang halal dan haram
2. Peserta didik mengamati gambar atau video tentang
pengertian binatang halal.
3. Peserta didik menerima pertanyaan yang diberikan
oleh guru seputar materi
4. Peserta didik mencari jawaban pertanyaan pada yang Jujur, disiplin,
diberi oleh guru dengan membaca buku ajar dan tanggungjawab,
buku referensi lain peduli, gotong

5. Peserta didik mengumpulkan informasi dari 49anya royong,


jawab yang dilakukan dan melengkapinya dengan percaya diri.
membaca buku ajar dan buku referensi terkait
pengertian binatang halal, jenis-jenis binatang halal,
manfaat memakan binatang halal.
6. Peserta didik berdiskusi secara berkelompok untuk
mengidentifikasi dan menganalisis ragam informasi
yang diperoleh, kemudian dijadikan bahan untuk
menyimpulkan tentang binatang halal.
7. Peserta didik menyusun hasil diskusi tentang binatang
halal.
5. Evaluasi
1) Evaluasi Formatif
Berikut adalah beberapa contoh penilaian formatif dalam materi
pembelajaran di atas:
a. Apa pengertian binatang halal?
b. Berikan contoh jenis-jenis binatang halal?
c. Coba sebutkan manfaat memakan binatang halal?
Selain evaluasi formatif berupa pertanyaan seperti diatas, yang
dapat disampaikan secara lisan maupun tulisan, penilaian sikap juga
dapat dilakukan dengan beberapa kriteria sebagai berikut:
a. Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka
ikuti selama ini?
b. Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam
mengikuti program pembelajaran?
c. Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau
substansi pembelajaran?
d. Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan
pengetahuan,
ketrampilan, dan sikap yang telah dipelajari?

e. Seberapa kontribusi program pembelajaran yang


dilaksanakan terhadap prestasi belajar siswa?
2) Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dapat berupa soal pilihan ganda, isian
pendek, maupun soal essay. Berikut adalah beberapa contoh penilaian
sumatif:
1. Binatang halal adalah . . . .
2. Berikan contoh binatang halal minimal 5. . . .
3. Sebutkan manfaat memakan binatang halal. . .
2. Langkah-Langkah Desain Pembelajaran Model Briggs Pada Materi Haji
1. Model Briggs
Pengembangan desain instruksional model Briggs ini berorientasi pada rancangan
sistem dengan sasaran guru yang bekerja sebagai perancang atau desain kegiatan
instruksional maupun tim pengembangan instruksional yang anggotanya meliputi guru,
administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi, ahli media, dan perancang instruksional.
Model pengembangan instruksional Briggs ini berdasarkan pada prinsip keselarasan
antara a) tujuan yang akan dicapai, b) strategi untuk mencapainya, dan c) evaluasi
keberhasilannya.3 Langkah pengembangan dimaksud dirumuskan ke dalam sepuluh langkah
pengembangan, yaitu:
a. Identifikasi kebutuhan/penentuan tujuan
Dalam langkah ini Briggs menggunakan pendekatan yaitu: mengidentifikasi tujuan
kurikulum secara umum dan luas.
b. Penyusunan garis besar kurikulum atau rincian tujuan kebutuhan instruksional yang
telah dituangkan dalam tujuan-tujuan kurikulum tersebut pengujiannya harus rinci, disusun
dan diorganisasi menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik.
c. Perumusan tujuan
Sesudah tujuan kurikuler yang bersifat umum ditentukan dan diorganisasikan menurut
tujuan yang lebih khusus, tujuan ini sebaiknya dirumuskan dalam tingkah laku belajar yang
dapat diukur.
d. Analisis tugas atau tujuan
Dalam langkah ini perlu diadakan analisis terhadap tiga hal yaitu:
1) Proses informasi: untuk menentukan tata urutan pemikiran yang logis.
2) Klasifikasi belajar: untuk mengidentifikasi kondisi belajar yang dapat diperlukan.
3) Tujuan belajar: untuk menentukan persyaratan belajar dan kegiatan belajar mengajar
yang sesuai.
e. Penyiapan evaluasi hasil belajar
f. Menentukan jenjang belajar
g. Penentuan kegiatan belajar
Penentuan strategi instruksional ditinjau dari dua segi yaitu: 1) dari segi guru sebagai
perancang kegiatan instruksional, meliputi pemilihan media , perencanaan kegiatan belajar,
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dan pelaksanaan evaluasi belajar. 2) menurut tim
pengembang instruksional, meliputi penentuan stimulus belajar yaitu stimulus apa yang
sesuai untuk TIK tertentu, pemilihan media, penentuan kondisi belajar, perumusan strategi,
pengembangan media, evaluasi formatif, dan penyusunan pedoman pemanfaatan.
h. Pemantauan bersama
Guru sebagai perancang kegiatan instruksional dan tim pengembang instruksional.
i. Evaluasi formatif
Evaluasi ini untuk memperoleh data dalam rangka revisi dan perbaikan materi bahan
belajar.
j. Evaluasi sumatif
Evaluasi ini untuk menilai system penyampaian secara keseluruhan pada akhir
kegiatan mencakup penilain hasil belajar, tujuan instruksional dan prosedur yang dipilih.4
Kelebihan model Briggs antara lain:
a. Sistematis, teratur, dan lengkap dalam pelaksanaan. Model ini merupakan model yang
paling lengkap yang melukiskan bagaimana suatu proses pembelajaran dirancang secara
sistematis dari awal sampai akhir.

3 Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013) , hlm. 91
4 Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 81-83
b. Model ini sesuai untuk pengembangan program-program latihan jabatan tidak hanya
terbatas pada lingkungan program-program akademis saja.. Model perencanaan Briggs
bersifat dinamis dalam pelaksanaannya karena tidak hanya terbatas pada lingkungan
program-program akademis.
c. Evaluasi yang dilaksanakan lebih cermat. Dalam tahap pemantauan bersama, tim
perancang kegiatan instruksional (guru atau dosen) dan juga tim pengembangan instruksional
melihat tentang kesesuaian antara hasil dan proses yang telah dipergunakan sebagaimana
yang diprogramkan.
d. Terdapat dua tim perancang kegiatan instruksional. Dalam pelaksanaannya, langkah-
langkah atau tahapan-tahapan model perencanaan Briggs dilakukan oleh setidaknya dua tim
pemantau, yakni: tim perancang kegiatan instruksional dan tim pengembangan instruksional.
e. Identifikasi kebutuhan menggunakan pendekatan bertahap. Langkah-langkah yang
telah ditetapkan dalam model perencanaan Briggs harus dilakukan secara sistematis dan
berurutan karena langkah-langkah tersebut saling mempengaruhi satu sama lain.
Kekurangan model Briggs antara lain::
a. Kegiatan penyusunan desain pembelajaran yang memakan waktu yang lama, tim kerja
yang besar, serta anggaran yang banyak.
b. Tim kerja yang banyak, tidak ada penjelasan siapa dan bidang apa saja yang terlibat di
dalamnya.
c. Tidak semua lembaga atau organisasi pendidikan maupun menyelenggarakan
penerapan untuk merancang kurikulum.5

D. Sistem Instruksional dalam MAPEL MI dengan Model Briggs


1. Sistem intruksional model Briggs
a. Identifikasi kebutuhan
Pengembangan sistem intruksional model Briggs dalam mapel Fikih di MI Nuris
Semarang, guru harus merumuskan tujuan pembelajaran yang relevan dengan kurikulum.
Apabila kita mengacu pada kurikulum 2013, setelah kita mengetahui KI dan KD maka kita
juga harus membuat indikator-indikator pada KD yang terdapat pada KI 3 dan KI 4, sehingga
dapat kita ketahui kebutuhan, atau apa yang harus dipersiapkaan seorang guru atau murid.
Contohnya: mata pelajaran Fikih di MI Kelas V/II Nuris Semarang.
KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI DASAR
1. Menerima dan menghayati ajaran agama Islam
1.1 Meyakini haji merupakan perintah agama.
1.2 Meyakini hikmah melaksanakan ibadah haji.
2. Memiliki akhlak (adab) yang baik dalam beribadah dan berinteraksi dengan diri
sendiri, sesama dan lingkungannya .
2.1 Menunjukkan sikap rela menerima perintah ibadah haji.
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang al-Qur’an, Hadis, fiqih, akidah,
akhlak, dan sejarah Islam.
3.1 Memahami tata cara ibadah haji.
4. Menyajikan pengetahuan faktual terkait dengan pengembangan dari yang dipelajari di
madrasah.
4.1 Mendemonstrasikan tata cara ibadah haji.

Pada tema ibadah haji, KD dan Indikator adalah


KOMPETENSI DASAR
5 Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm 50-51.
INDIKATOR
1.1 Meyakini haji merupakan perintah agama.

2.1 Menunjukan sikap rela menerima perintah ibadah haji.


1.1 Memahami tata cara haji.
1.1.1 Menjelaskan pengertian ibadah haji.
1.1.2 Menyebutkan syarat, rukun dan wajib haji.
1.1.3 Membedakan rukun dan wajib ibadah haji.
1.1.4 Mengkategorikan cara melaksanakan ibadah haji.

4.1 Mendemonstrasikan tata cara haji.


4.1.1 Mempraktekan tata cara ibadah haji.

b. Penyusunan garis besar kurikulum


Menentukan materi pokok, yang hendak disampaikan kepada siswa. Contoh materi
pokok di atas adalah ibadah haji.
c. Perumusan tujuan
Tujuan yang lebih khusus yang dirumuskan dalam tingkah laku belajar yang dapat
diukur diambil dari indikator yang telah dibuat berdasarkan KI dan KD Mapel Fikih kelas V
semester II.
d. Analisis tujuan
1. Proses informasi: menentukan tata urutan materi dari pengertian, syarat, rukun, wajib,
serta tata cara ibadah haji.
2. Klasifikasi belajar: mengidentifikasi kondisi belajar yang diperlukan guru dalam
penyampaian materi ibadah haji.
a) Tujuan belajar dari materi ibadah haji :
a. Siswa mampu menjelaskan pengertian dari ibadah haji.
b. Siswa mampu menyebutkan syarat, rukun dan wajib haji.
c. Siswa dapat membedakan rukun dan wajib ibadah haji.
d. Siswa mampu mengetahui cara melaksanakan ibadah haji.
e. Siswa mampu memeragakan tata cara ibadah haji.
e. Penyiapan evaluasi hasil belajar
Setelah kita mengetahui tujuan yang akan dicapai maka selanjutnya adalah
mengembangkan alat evaluasi adalah pemahaman tentang ibadah haji, syarat, rukun dan
wajib haji, maka kita dapat membuat alat evaluasi berupa tes tertulis, wawancara, angket.
f. Menentukan jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan untuk kelas V MI semester II materi ibadah haji.
g. Penentuan kegiatan belajar
Pada tahap ini, kita perlu mempersiapkan metode dan pendekataan apa saja yang akan
digunakan saat KBM berlangsung, cara merumuskan KBM tersebut harus disesuaikan
dengan situasi kelas. Apabila mengacu pada tujuan yang hendak dicapai, maka dari materi di
atas metode yang dapat digunakan adalah, ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Pelaksanaan
evaluasi belajar
h. Pemantauan bersama
i. Evaluasi formatif
Dalam pengaplikasian alat evaluasi desain pembelajaaran Briggs untuk evaluasi
formatif yang dilakukan menurut 3 fase, yaitu: menguji coba siswa secara individu, uji coba
siswa dalam klompok kecil, dan uji coba siswa secara keseluruhan.
j. Evaluasi sumatif
Dalam pengaplikasian alat evaluasi desain pembelajaaran Briggs untuk evaluasi
sumatif, untuk menilai sistem penyampaian secara keseluruhan pada akhir kegiatan belajar
mengajar.

Anda mungkin juga menyukai