Anda di halaman 1dari 3

Raeni dari bangku becak hingga menuju kursi S3 inggris

Orientasi

Kisah raeni mulai menjadi perhatian nasional pada tahun 2014 meraih wisudawan terbaik dan
meraih IPK nyaris sempurna yaitu 3,96 dan saat wisuda diantar ayahnya yang saat itu berprofesi
sebagai pengayuh becak.

Perumitan peristiwa.
sejak di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Raeni mengaku sudah belajar dengan
giat agar mendapat beasiswa.. Dulu Raeni sempat terancam tak bisa kuliah.

Penghasilan ayahnya sebagai penarik becak tak cukup untuk menguliahkan dirinya. Apalagi
ditambah biaya kos, makan dan pengeluaran lain.

Tapi Raeni tak mau menyerah oleh keadaan. Raeni belajar giat agar mendapat nilai baik dan
mendapatkan beasiswa Bidikmisi untuk berkuliah. BIDIKMISI adalah bantuan biaya
pendidikan bagi calon mahasiswa tidak mampu secara ekonomi dan memiliki potensi
akademik baik untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi pada program studi
unggulan sampai lulus tepat waktu.

Saat beasiswa bidikmisi raeni mendapat bantuan biaya  pendidikan dan Bantuan biaya hidup.
Beruntungnya Saat dinyatakan diterima di Unnes, Raeni juga telah diterima bekerja di
sebuah perusahaan sebagai tenaga akuntansi dengan berbekal ijazah Sekolah Menengah
Kejuruan . Walaun mendapatkan beasiswa bidikmisi dan bekerja namun kendala dalam
berkuliah selalu ada seperti semangat kulih kadang turun dan naik, tantangannya adalah harus
membagi waktu antara kuliah juga kegiatan lainnya. Sewaktu masih menjalani program
sarjana di Unnes, Raeni masih harus memenuhi sendiri kebutuhan lain seperti biaya kos,
makan, dan penunjang kuliah meski disokong BIDIKMISI. orang tuanya berjibaku untuk ikut
mencukupi. Misal dari itu terjadi saat Raeni membutuhkan laptop.

Raeni tak berani berharap banyak pada ayahnya. Tapi, yang mengagetkan, sang ayah malah
berhasil menjawab kebutuhan tersebut. Laptop pun akhirnya berada di pangkuan. Namun,
Raeni mengaku tak tahu uang untuk membeli komputer jinjing itu didapatkan dari pensiun
dini sang ayah sebagai buruh pabrik.

"Pesangon bapak raeni digunakan untuk beli laptop dan becak. Dan hal tersebut membuatnya
makin termotivasi untuk membahagiakan bapak dan ibu

Komplikasi
Raeni Mendapatkan gelar wisudawan terbaik dan diundang oleh presiden SBY ke istana. presiden
SBY memberikan apresiasi dan mendukung bila ingin melanjutkan pendidikan dengan skema BPRI .
gelar S2  di bidang International Accounting and Finance berhasil dari University of Birmingham,
Inggris. dengan Beasiswa Presiden Republik Indonesia (BPRI) yang didanai Lembaga Pengelola Dana
Pendidikan (LPDP). Lalu melanjutkan S3 di birmingham inggris
Resolusi

Dalam mengikuti serangkaian proses seleksi LPDP tidaklah mudah, termasuk membuat leadership
project yang di dalamnya mencakup kegiatan sosial di daerah Parung Panjang, Bogor. Syarat bahasa
pun menjadi tantangan yang tidak mudah. Raeni harus mengikuti empat kali ujian sebelum nilainya
memenuhi syarat universitas. "Sempat ada yang menyarankan agar raeni menyerah saja karena
kehabisan waktu untuk mengikuti tes bahasa," namun raeni tidak menyerah sehingga berhasil lulus
beasiswa.. Setelah berkuliah S2 di inggris pun proses adaptasi pun sulit namun raeni berhasil
melewatinya. Saat kuliah reni juga magang sebagai junior akuntan di College of Social Science di
kampusnya. Dia ingin memahami akuntansi yang dipelajarinya langsung dalam praktek. Selama
setahun menimba ilmu di Inggris, Raeni harus pintar-pintar membagi waktu. “Saya berangkat ke
kampus jam 7 pagi dan biasanya baru pulang ke rumah jam 11 malam,” ujarnya. Selain belajar di
kelas dan magang, Raeni juga aktif dalam beberapa organisasi.

Koda

Saat s1 pun Raeni tidak malu diantar wisuda dengan becak sang bapak. Karena ingin
memberikan inspirasi kepada para penerima beasiswa Bidik Misi lainnya un tuk tidak malu
dengan kondisi keluarga.

Prestasi Raeni, tak terlepas dari pengorbanan ayahnya yang begitu besar dan tulus. Padahal,
dari kecil tidak ada yang berlebihan dalam hidupnya. Semuanya serba terbatas.

Dengan tekad yang kuat, anak seorang pengayuh becak dapat memperbaiki kualitas dirinya
dan juga kesejahteraan keluarganya. idak ada yang tidak mungkin di dalam hidup ini.

Cita-cita dapat diraih dengan kemauan yang besar. Jangan merasa rendah diri, jangan
merasa terhalang oleh kondisi ekonomi keluarga, tetaplah selalu fokus untuk terus maju
menggapai cita-cita

Perjuangan sang bapak dalam kehidupan Raeni memang luar biasa. Setelah pemberitaan
tentang mereka menjadi viral, ayahnya mendapat tawaran untuk mengantarkan anak Bupati
Kendal ke sekolah setiap harinya. Seiring waktu, sang ayah tak lagi mengayuh becak. Kini
dia menjadi mengantarkan anak Bupati tersebut dengan menggunakan mobil. Pada malam
hari, ayahnya bertugas menjadi tenaga keamanan di SMK 1 Kendal. Sementara ibunya
berjualan es di sekitar Taman Pendidikan Al Quran yang berlokasi di dekat rumah mereka.

Sebagai anak, Raeni mengaku belum banyak membahagiakan kedua orang tuanya. Apalagi
jika mengingat segala perjuangan dan doa yang telah diberikan bapak dan ibunya. "Bapak
selalu berpesan bahwa walaupun belum bisa memberikan apa-apa secara materi, tapi Bapak
selalu berdoa untuk menjaga dan dengan doa-doa itu Bapak membantu saya mencapai cita-
cita," ujarnya.

Anda mungkin juga menyukai