Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015)

8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia


_________________________________________________________________________________________________

Pengembangan Simulasi Komputer Suhu dan Kalor Berbasis POE


Meliyani Hasanah*, Ida Kaniawati, dan Iyon Suyana

Abstrak
Penelitian ini berfokus pada upaya penggunaan simulasi komputer pada pembelajaran konsep suhu dan
kalor menggunakan model pembelajaran Predict, Observe, Explain (POE). Pengembangan simulasi
komputer berbasis POE bertujuan untuk membantu siswa SMA dalam mempelajari konsep suhu dan kalor
dengan lebih mudah. Simulasi ini juga dapat digunakan untuk uji praktikum secara dinamis yaitu tidak
hanya di dalam kelas dan laboratorium. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
pengembangan ADDIE yang meliputi tahap Analyze, Design, Development, Implementation dan Evaluation.
Subjek penelitian ini adalah sejumlah 36 siswa kelas X di salah satu SMA di kota Cimahi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengembangan simulasi komputer dalam pembelajaran suhu dan kalor berbasis POE
membuat sebanyak 70,97% siswa merasa senang belajar fisika dengan simulasi komputer karena
dilengkapi dengan eksperimen sederhana di dalamnya.

Kata-kata kunci: Simulasi Komputer, POE, Suhu, Kalor

eksperimen karena minimnya alat-alat praktikum


Pendahuluan
di laboratorium. Menurutnya akan lebih cepat
Suhu dan kalor merupakan salah satu jika siswa belajar dengan metode konvensional
konsep fisika yang sulit dijelaskan jika hanya karena materi akan lebih dimengerti. Dari hasil
menggunakan metode konvensional. Siswa angket yang diberikan kepada siswa, dapat
menganggap konsep ini abstrak. Apalagi siswa dikatakan bahwa 58,06% siswa tidak menyukai
datang ke dalam kelas tidak seperti buku kosong pembelajaran fisika, sebanyak 51,61% siswa
yang belum dicoret-coret sedikitpun [1]. Mereka mengalami kesulitan dalam belajar fisika.
memiliki pengetahuan awal tentang suatu Berdasarkan paparan di atas, maka penelitian ini
konsep dengan latar belakang pengetahuan difokuskan pada upaya penggunaan simulasi
yang mereka bawa dari pengalaman sehari-hari. komputer pada pembelajaran konsep suhu dan
Konsep awal yang mereka bawa tersebut kalor menggunakan model pembelajaran Predict,
akhirnya diyakini kebenarannya walaupun belum Observe, Explain (POE). Melalui pembelajaran
sesuai dengan konsep para ahli fisika. Siswa POE siswa dapat terlibat dalam pembelajaran
masih salah konsep terutama dalam karena siswa dapat memunculkan ide-ide
pembelajaran suhu dan kalor [2]. Berdasarkan mereka ketika memeprediksi suatu femonema
hasil studi pendahuluan yang dilakukan di kelas fisika. Pembelajaran ini cocok digunakan untuk
X salah satu SMA di kota Cimahi, dapat menerapkan simulasi komputer karena siswa
dikatakan pembelajaran konvensional masih dapat mengobservasi suatu fenomena fisika dan
sering diterapkan di dalam kelas, guru jarang melakukan eksperimen menggunakan simulasi
mengaitkan konsep fisika dengan kehidupan komputer tersebut. Kemudian siswa
sehari-hari. Dari hasil wawancara dengan menjelaskan hasil prediksi dan observasi
sebagian siswa, mereka merasa bosan ketika terhadap fenomena fisika yang telah ditampilkan
belajar fisika karena selalu mengerjakan latihan pada simulasi komputer. Pengembangan
soal ketika di kelas. Guru jarang menggunakan simulasi komputer berbasis POE bertujuan untuk
media pembelajaran yang ada seperti membantu siswa SMA dalam mempelajari
laboratorium dan proyektor. Siswa cenderung konsep suhu dan kalor dengan lebih mudah. Hal
bingung ketika mereka dihadapkan pada materi ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang
yang dianggap abstrak. Hal inilah yang membuat telah dilakukan oleh Suhandi, dkk [3] dalam
siswa merasa kesulitan dalam belajar fisika. penelitiannya tentang efektivitas penggunaan
Oleh karena itu, kecil kemungkinan siswa untuk media simulasi komputer dalam meningkatkan
menguasai konsep suhu dan kalor yang benar pemahaman konsep siswa dan meminimalkan
jika suatu konsep abstrak hanya dipelajari miskonsepsi.
dengan model pembelajaran konvensional.
Wawancara dengan guru fisika juga dilakukan
dan didapatkan informasi bahwa guru merasa
kesulitan ketika ingin belajar menggunakan

_________________________________________________________________________________________________
ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 421 ]
Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015)
8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia
_________________________________________________________________________________________________

Metode Penelitian Gambar 2. Storyboard simulasi komputer suhu


dan kalor
Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode penelitian pengembangan Pada tahap Development dilakukan
ADDIE yang meliputi tahap Analyze, Design, penyediaan grafik, data dan media (suara dan
Development, Implementation dan Evaluation [4]. video). Data dan grafik dibuat sebelumnya
Pada tahap Analyze ini dilakukan studi lapangan berdasarkan hasil uji praktikum yang dilakukan
dan studi literatur berkaitan dengan simulasi di Laboratorium Fisika Dasar. Pada tahap
komputer yang akan dikembangkan. Juga Implementation dilakukan uji coba simulasi
sangat penting untuk menganalisis siapa yang komputer pada siswa kelas X IPA di salah satu
akan menggunakan simulasi komputer ini, SMA di Kota Cimahi. Tujuannya ingin
karena akan berbeda tingkat pemahamannya mengetahui respon siswa terhadap simulasi
antar jenjang pendidikan. Pada tahap Design komputer yang diberikan pada pembelajaran.
dilakukan dua tahapan yaitu pembuatan Selanjutnya pada tahap Evaluation, dilakukan
flowchart (bagan yang berisi simbol tertentu judgement oleh dosen ahli media dan dosen ahli
yang menunjukkan langkah suatu program). materi. Respon pengguna simulasi komputer
juga dibutuhkan dalam menilai apakah simulasi
komputer ini layak digunakan atau harus
diperbaiki lagi.

Hasil dan Diskusi


Sebelum dikembangkan simulasi komputer
tentang suhu dan kalor, dilakukan studi lapangan
dan studi literatur untuk mengetahui konsep
esensial pada pembelajaran suhu dan kalor. Dari
hasil studi lapangan dan studi literatur berupa
penelitian-penelitian sebelumnya [5,6] diketahui
bahwa siswa masih kurang memahami
hubungan konsep kalor dan kalor jenis. Siswa
juga masih belum bisa menyebutkan perbedaan
suhu dan kalor. mereka menganggap suhu dan
kalor itu sama. Dari hasil studi lapangan dan
studi literatur tersebut, maka dikembangkan
simulasi komputer yang mencoba untuk
menerapkan konsep suhu dan kalor berupa
hubungan konsep kalor jenis dan kalor ke dalam
Gambar 1. Flowchart simulasi komputer suhu sebuah simulasi sederhana. Simulasi ini
dan kalor dikembangkan dari program pHet. Karena masih
ada beberapa kekurangan dalam simulasi pHet
Setelah pembuatan flowchart, tahap tersebut maka dilakukan pengembangan lebih
selanjutnya adalah pembuatan storyboard lanjut sehingga simulasi ini dapat menjelaskan
(visualisasi dalam bentuk gambar beserta konsep suhu dan kalor dengan lebih baik.
keterangannya mengenai simulasi komputer Simulasi komputer tentang suhu dan kalor yang
yang dibuat). dikembangkan terdiri dua simulasi.
Simulasi yang pertama berupa simulasi
hubungan kalor dan kalor jenis. Dalam simulasi
ini, terdapat tiga cairan yang berbeda yang
jenisnya berbeda. Karena jenisnya berbeda,
maka kalor jenis ketiga cairan tersebut berbeda.
Kemudian ketiga cairan tersebut dipanaskan
dalam waktu yang bersamaan, maka akan
terjadi kenaikan suhu. Siswa bisa menjelaskan
hubungan kalor jenis dan kalor melalui simulasi
tersebut dengan membandingkan cairan yang
mengalami kenaikan suhu paling cepat.

_________________________________________________________________________________________________
ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 422 ]
Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015)
8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia
_________________________________________________________________________________________________

Gambar 3. Simulasi komputer hubungan kalor Gambar 4. Tampilan tabel pengamatan waktu
dan kalor jenis pemanasan dan kenaikan suhu
Simulasi yang kedua berupa hubungan
Selanjutnya simulasi komputer ini
massa dan kalor. Pada simulasi kedua ini, siswa
diujicobakan pada 36 siswa kelas X IPA di salah
menggunakan cairan yang jenisnya sama.
satu SMA di Kota Cimahi. Model pembelajaran
Massa cairan dapat diubah dengan mengganti
yang digunakan adalah pembelajaran POE yang
nilainya pada kolom massa. Pada simulasi
efisien untuk menciptakan diskusi para siswa
kedua ini juga akan muncul tabel pengamatan
karena melibatkan siswa dalam memprediksi
waktu pemanasan terhadap kenaikan suhu
suatu fenomena, kemudian siswa melakukan
ketika tombol analisis diklik. Waktu pemanasan
observasi melalui demonstrasi/eksperimen
menginterpretasikan kalor yang dibutuhkan
berbantuan simulasi komputer dan akhirnya
cairan untuk menaikkan suhunya. Siswa
siswa menjelaskan hasil observasi dan prediksi
kemudian mengisi tabel pengamatan tersebut
mereka sebelumnya pada LKS yang telah
dengan data yang diperoleh ketika cairan mulai
disediakan.
dipanaskan. Setelah selesai memasukkan data
pada tabel pengamatan, maka secara otomatis
grafik dari data tersebut akan terbentuk. Untuk Sebelum diberikan simulasi komputer tentang
melihat grafik waktu pemanasan terhadap suhu dan kalor, siswa awalnya menyatakan
bahwa zat yang memiliki kalor jenis lebih besar
kenaikan suhu, siswa dapat mengklik tombol
akan mengalami kenaikan suhu yang lebih cepat
lihat grafik. Kemudian siswa menganalisis dan
karena semakin besar nilai kalor jenisnya maka
menjelaskan tentang grafik tersebut.
kalor yang dibutuhkan akan semakin banyak
sehingga suhunya akan naik lebih cepat.
Kemudian dari hasil pembelajaran yang telah
dilakukan berupa jawaban siswa pada LKS
dengan berpanduan simulasi komputer, siswa
menjawab bahwa zat yang memiliki kalor jenis
lebih besar maka akan mengalami kenaikan
suhu lebih lambat karena semakin besar kalor
jenisnya, maka kalor yang dibutuhkan akan
semakin banyak sehingga membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk menaikkan suhunya. Hal
tersebut menandakan bahwa simulasi komputer
yang diberikan cukup membantu siswa
memahami konsep suhu dan kalor. Untuk
melihat respon siswa terhadap simulasi
komputer yang diterapkan, siswa diberikan
angket kepuasan yang terdiri dari 10 pertanyaan
Gambar 4. Simulasi komputer hubungan kalor dengan tiga tingkat kepuasan yaitu sangat setuju,
dan massa setuju dan tidak setuju. Dari hasil angket
tersebut sebanyak 64,52% siswa termotivasi
untuk belajar ketika pembelajaran dilakukan
dengan menggunakan media simulasi komputer,

_________________________________________________________________________________________________
ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 423 ]
Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015)
8 dan 9 Juni 2015, Bandung, Indonesia
_________________________________________________________________________________________________

sebanyak 70,97% siswa merasa senang belajar [5] Kusumah, H. (2013). Diagnosis
fisika dengan simulasi komputer karena Miskonsepsi Siswa pada Materi Kalor
dilengkapi dengan eksperimen sederhana di dengan Menggunakan Three Tier Test.
dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa siswa (Skripsi). Jurusan Pendidikan Fisika,
merasa senang dan termotivasi ketika belajar Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
fisika dengan menggunakan simulasi komputer [6] Gonen, S & Kocakaya, S. (2010). A Cross-
karena dapat membantu mempermudah siswa Age Study on The Understanding of Heat
dalam memahami konsep yang sulit. Simulasi ini and Temperature. Eurasian Journal of
juga dapat digunakan untuk uji praktikum secara Physics and Chemistry Education, 2 (1),
dinamis yaitu tidak hanya di dalam kelas dan hlm. 1-15.
laboratorium.

Kesimpulan Meliyani Hasanah*


Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas
Studi pengembangan simulasi komputer suhu Pendidikan Indonesia
dan kalor berbasis POE telah dilakukan di kelas meliyanihasanah@gmail.com
X IPA di salah satu SMA di Kota Cimahi.
Penggunaan simulasi kompueter suhu dan kalor Ida Kaniawati
berbasis POE cukup efektif dalam membantu Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas
siswa memahami konsep suhu dan kalor. Siswa Pendidikan Indonesia
menjadi lebih antusias dalam belajar karena
dalam simulasi komputer suhu dan kalor Iyon Suyana
terdapat percobaan sederhana untuk melatih Departemen Pendidikan Fisika, FPMIPA, Universitas
konsep yang sudah dipelajari. Pendidikan Indonesia

Ucapan Terima Kasih


*Corresponding author
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Ibu dosen pembimbing karena atas saran
dan bimbingannya, penulis dapat menyelesaikan
penelitian pengembangan simulasi komputer ini.
Penulis berterima kasih juga kepada rekan-rekan
satu tim penelitian atas diskusi dan tanya jawab
yang bermanfaat.

Referensi
[1] Wenning dalam Khristiani, Y. (2013).
Analisis Ragam dan Perubahan Konsepsi
Kalor Siswa SMA Negeri 5 Malang.
(Skripsi). Program Studi Pendidikan Fisika,
Universitas Negeri Malang, Malang, hlm.1.
[2] Alwan, A.A. (2010). Misconceptions of Heat
and Temperature among Physics Students.
Science Direct Procedia Social and
Behavioral Sciences, 2 (1), hlm. 1-15.
[3] Suhandi, Andi, dkk. (2009). Efektivitas
Penggunan Media Simulasi Virtual pada
Pendekatan Pembelajaran Konseptual
Interaktif dalam Meningkatkan Pemahaman
Konsep dan Meminimalkan Miskonsepsi.
Jurnal Pengajaran MIPA, ISSN:1412-0917
Vol.13 No.1 April 2009: Universitas
Pendidikan Indonesia
[4] N. Ratih. (2014). Pengembangan dan
Penggunaan Multimedia Simulasi Komputer
Topik Usaha dan Energi untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa
SMA. (Skripsi). Program Studi Pendidikan
Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia,
Bandung, hlm.28.

_________________________________________________________________________________________________
ISBN: 978-602-19655-8-0 [ 424 ]

Anda mungkin juga menyukai