Anda di halaman 1dari 4

3.

Desain penelitian kausal komparatif


        Menurut gay (1981:200-201) desain dasar penelitian kausal komparatif adalah sangat
sederhana, dan walaupun variabel bebas tidak di manipulasi ada prosedur control yang dapat
diterapkan. Studi kausal komparatif juga melibatkan variasi tekhnik statistic yang luas

Kasus Kelompok Variabel bebas Variabel terikat


(E) 0
A (X)
(K) 0
Atau
Kasus Kelompok Variabel bebas Variabel terikat
B (E) (X1) 0
(K) (X2) 0

Keterangan
(E) = Kelompok eksprimental
(K)=Kelompok control
(X)=Variabel bebas
O=Variabel terikat
Desain dasar penelitian komparatif melibatkan pemilihan dua kelompok yang berbeda pada
beberapa variabel bebas dan membandingkan mereka pada beberapa variabel terikat[11]
Table diatas mengindikasikan peneliti memilih dua kelompok subjek , tanpa mengacu pada
kelompok eksprimental dan kelompok control secara ketat, walaupun mungkin mengacu lebih
akurat sebagai kelompok-kelompok perbandingan. Kedua kelompok mungkin berbeda , satu
kelompok memilikikarakteristik yang tidak dimilikioleh kelompok yang lain atau satu kelompok
memiliki pengalaman yang tidak dimiliki oleh kelompok lain (kasus A). atau kedua kelompok
mungkin berbeda dalam tingkatan, satu kelompok memiliki lebih dari satu karaktersitik dari pada
kelompok lain atau kedua kelompok mungkin memiliki perbedaan jenis pengalaman (kasus B).
sebagai contoh kasus A, dua kelompok, satu kelompok diantaranya, terdiri atas anak-anak
hiperaktif , atau dua kelompok, satu kelompok diantaranya , satu kelompok diantaranya
menerima pelatihan prasekolah. Dan contoh kasus B , dua kelompok, satu kelompok terdiri atas
individu dengan konsep diri tinggi dan kelompok yang lain terdiri atas individu dengan konsep
diri rendah atau dua kelompok , satu kelompo memperoleh pelajaran matematika melalui
pengajaran terprogram  dan kelompok yang lain memperoleh pelajaran matematika melalui
pengajaran dengan bantuan computer. Dalam kedua kasus ,kedua kelompok di bandingkan pada
beberapa variabel terikat. Peneliti dapat mengandalkan suatu tes dengan variabel terikat atau
mkengumpulkan data yang telah tersedia, seperti sebagai hasil tes baku yang telah dilakukan
oleh sekolah.[12]
Sebagai contoh seorang peneliti berhipotesis bahwa partisipasi di pendidikan anak usia dini
merupakan faktor utama dalam penyesuaian dengan lingkungan sosial di sekolah dasar. Untuk
melakukan penelitian ini maka peneliti harus memilih sampel kelompok siswa yang malalui
PAUD dan satu sampel kelompok siswa yang tidak melalui PAUD kemudian membandingkan
kemampuan adaptasi sosial mereka. Jika kemampuan adaptasi siswa yang melalui PAUD lebih
baik maka hipotesis peneliti terbukti dan begitu juga sebaliknya.
Ex postfacto

Penelitian kausal Komparatif bersifat ex-postfacto artinya dikumpulkan setelah semua kejadian
yang diperoleh berlangsung atau lewat.Penelitian mengambil satu atau lebih akibat dan menguji
data itu dengan menelusur kembali ke masa lampau untuk mencari sebab-sebab, saling
hubungan, dan maknanya.
Jadi ciri pokok dari penelitian kausal komperatif adalah bahwa penelitian komperatif merupakan
penelitian ex-postfacto, dimana peneliti dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-
akibat dari variabelnya dan tidak dapat melakukan treatment.Penelitian ini cenderung
mengandalkan data kuantitatif.
penelitian tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi
karena perkembangan kejadian itu secara alami (Donald Ary,dkk dalam Nurul Zuriah,2006:57).
Semua kejadian yang dipersoalkan sudah berlangsung lewat, sehingga tidak memungkinkan
untuk dilakukan treatment sebagaimana dalam penelitian eksperimen.Kerlinger dalam Nurul
Zuriah (2006:57) memberikan batasan tentang penelitian ex-postfacto, yakni penyelidikan
empiris yang sistematis dimana ilmuwan tidak mengendalikan variabel bebas secara langsung
karena perwujudan variabel tersebut telah terjadi, atau karena variabel tersebut pada dasarnya
memang tidak dapat dimanipulasi.Kesimpulan tentang hubungan diantara variabel-variabel itu
dilakukan tanpa intervensi langsung, berdasarkan perbedaan yang mengiringi variabel bebas dan
variabel terikat.

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PENELITIAN KORELASI DAN KOMPERATIF


Penelitian kolerasi dengan penelitian kausal komperatif kadang-kadang membingungkan bagi
sebagian peneliti muda. Karena dalam beberapa hal penelitian kolerasi dan penelitian kausal
komperatif sama-sama memiliki kesamaan, seperti diantaranya termasuk:
a. Mereka tidak memanipulasi variabel, karena variabel telah terjadi
b. Mereka juga tidak melakukan control
c. Bila peneliti menggunakan paket program statistic dalam computer, penelitian regresi
otomatis juga menganalisis hasil kolerasi.
Walaupun demikian, penelitian kolerasi dan penelitian kausal komperatif mempunyai
perbedaan ringan, seperti berikut.
a. Dalam penelitian kolerasi, penelitian tidak mengidentifikasi atau membedakan antara
variabel bebas dan variabel terikat.
Dalam penelitian kausal komperatif, peneliti berusaha mengidentifikasi hubungan sebab akibat
dan dalam hubungan variabel yang kompleks mereka membedakan antara variabel bebas dan
variabel terikat.
Contoh-contoh Metode Penelitian Kausal Komparatif
(1)    Penelitian mengenai faktor-faktor yang menjadi ciri-ciri pribadi yang gampang dan tidak
gampang mendapat kecelakaan dengan menggunakan data yang berwujud catatan –catatan yang
ada pada perusahaan asuransi.
(2)   Mencari pola tingkah laku dan prestasi belajar yang berkaitan dengan perbedaan umur pada
waktu masuk sekolah, dengan cara menggunakan data deskriptif mengenai tingkah laku dan skor
test prestasi belajar yang terkumpul sampai anak-anak yang bersangkutan kelas VI SD.
(3)   Penelitian untuk menentukan ciri-ciri guru yang efektif dengan mempergunakan data yang
berupa catatan mengenai sejarah pekerjaan selengkap mungkin.
(4)   Misalnya seorang dosen mata kuliah berbicara mewajibkan mahasiswa tingkat I jurusan bahasa
Indonesia dihadapan teman-temannya. Diketahui ternyata ada lancar dan ada yang tidak,
khususnya dalam menggunakan bahasa Indonesia, padahal mereka padahal mahasiswa jurusan
bahasa Indonesia. Dapat digunakan judul “Pengaruh Bahasa Ibu, Lingkungan di Luar Rumah,
dan Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA terhadap Kemahiran Berpidato Mahasiswa Tingkat I
Jurusan Bahasa Indonesia”.
Identifikasi masalah:
1.   Penelitian beranggapan bahwa ada hubungan kausal antara ketiga faktor pada judul diatas
terhadap kemahiran berpidato. Pelajaran bahasa Indonesia di SMA berpengaruh terhadap
kemahiran.
 2.    Variabel bebas       :
1)      Bahasa ibu
2)      Lingkungan di luar rumah
3)      Pelajaran bahasa indonesia di SMA
3     .Variabel terikat     : Kemahiran berpidato
4.    Rumusan Masalah: “Apakah faktor-faktor bahasa ibu, lingkungan di luar rumah, dan pelajaran
bahasa indonesia di SMA berpengaruh terhadap kemahiran berpidato”.
5.    Hipotesis : “faktor-faktor bahasa ibu, lingkungan di luar rumah, dan pelajaran bahasa indonesia
di SMA berpengaruh secara signifikan terhadap kemahiran berpidato mahasiswa jurusan bahasa
indonesia.

Anda mungkin juga menyukai