Anda di halaman 1dari 7

FIP UNIVERSITAS PGRI No.

Dokumen FM-UTS-Gsl-19/20
SEMARANG
No. Revisi 00

SOAL UJIAN TENGAH Tanggal Berlaku 25 Oktober 2021


UNIVERSITAS PGRI SEMESTER
SEMARANG Halaman 1dari 1

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Pembelajaran Terpadu Hari/Tanggal : Senin/25-10-2021


Kode Mata Kuliah : 1215321567 Waktu :
Jur/Prodi/Semester: PGSD/5K, 5L Dosen : Mira A., M.Pd.

PETUNJUK MENGERJAKAN SOAL :


1. Tulis identitas Saudara pada lembar jawab (Nama, NPM, Kelas).
2. Berdoalah sebelum mengerjakan soal agar dijauhkan dari perbuatan curang.
3. Bersifat Open Book.
4. Bersifat individual, jika jawaban Saudara sama dengan teman maka akan mendapatkan nilai
minimal.
5. Jawaban diketik dan dikumpulkan melalui SPADA dalam format PDF.

KERJAKAN SOAL-SOAL BERIKUT INI DENGAN JAWABAN YANG TEPAT!


1. Jelaskan persamaan dan perbedaan pembelajaran terpadu dengan pembelajaran tematik
berdasarkan pengemasan tema! (Skor Maksimal 20)
2. Mengapa landasan psikologis dan yuridis perlu diperhatikan dalam melaksanakan
pembelajaran terpadu? (Skor maksimal 20)
3. Analisislah kelebihan dan kekurangan model pembelajaran terpadu tipe shared dan nested
jika diterapkan pada siswa sekolah dasar! (Skor maksimal 20)
4. Jelaskan model pembelajaran terpadu tipe connected dan integrated melalui gambar! (Skor
maksimal 20)
5. Berilah contoh RPP model pembelajaran terpadu tipe immersed dan jelaskan
keterkaitannya! (Skor maksimal 20)

~SELAMAT MENGERJAKAN~
Nama : Harnum Ayu Aningdia
Npm : 19120006

Kelas : 5K
1. Persamaan Pembelajaran Tematik dan Pembelajaran Terpadu
a. Materi :
Dalam segi materi memadukan beberapa materi dalam beberapa mata pelajaran
yang terkait secara harmonis, sehingga memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa. Pembelajaran tematik dan pembelajaran terpadu menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga memberikan pengalaman
belajar yang bermakna kepada siswa.

b. Tujuan pembelajaran:
Membantu guru dalam proses belajar mengajar dan membantu siswa memahami materi
pelajaran.

Perbedaan Pembelajaran Tematik dan Pembelajaran Terpadu


a. Pengintegrasian :

1. Dalam Model Pembelajaran terpadu, keterpaduanannya terjadi beberapa macam hal


beberapa diantaranya adalah karena adanya tumpang tindih sejumlah topik dalam
beberapa mata pelajaran yang berbeda, butir-butir pembelajaran yang dapat
dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu dll., sedangkan dalam Model
pembelajaran Tematik pengintegrasiannnya terjadi karena adanya tema tertentu
yang kecenderungannya dapat disampaikan melalui beberapa bidang studi lainnya.

2. Pembelajaran tematik diterapkan di kelas rendah sedangkan Pembelajaran terpadu


di kelas tinggi.

b. Penerapan :

– Penerapan pembelajaran terpadu dapat diterapkan di kelas tinggi, sedangkan


pembelajaran tematik hanya dapat dilakukan di kelas rendah

2. Landasan psikologis perlu diperhatikan dalam pembelajaran terpadu, karena berkaitan


dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi atau teori belajar. Psikologi
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi atau materi pembelajaran
terpadu yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasaan dan kedalamannya sesuai
dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam
hal bagaimana isi atau materi pembelajaran terpadu tersebut disampaikan kepada siswa dan
bagaimana pula siswa harus mempelajarinya, dengan kata lain berkenaan dengan
penentuan cara/metode pembelajaran.
Sedangkan landasan yuridis perlu diperhatikan karena Landasan yuridis perlu diperhatikan
dalam pembelajaran terpadu berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang
mendukung pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut
adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap
anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya, serta (pasal 9).
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan
sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya. Disamping itu pada Permendiknas No 22
Th 2006 02. BAB II Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum menyatakan Pembelajaran
pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan terpadu, sedangkan pada Kelas IV
s.d. VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

3. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran shared dan nested


a. Model pembelajaran shared
Kelebihan :
1) Sebagai tahap awal menuju tipe pembelajaran terpadu yang lebih kompleks dengan
empat disiplin ilmu
2) Siswa lebih bersemangat belajar karena siswa merasa lebih akrab dengan guru, sehingga
siswa lebih berani untuk mengemukakan pendapat dan bertanya
3) Hanya dua bidang kajian saja yang dikaitkan, sehingga pemahaman tentang materi lebih
mendalam
4) Dengan pasangan bidang kajian, memfasilitasi pembelajaran yang lebih mendalam pada
saat menyampaikan konsep yang tumpang tindih.
5) Dapat mengambil waktu yang sama untuk materi yang tumpang tindih. Misalnya jam
pelajaran matematika pada materi segitiga siku-siku digabung dengan jam pelajaran IPA
pada materi bidang miring.

Kekurangan :

1) Waktu yang diperlukan untuk mengembangkan tipe ini cukup lama.


2) Dalam penyusunan proses pembelajaran tipe shared memerlukan kompromi dan
kerjasama serta kepercayaan dalam tim.
3) Pada tahap awal pengintegrasian dua disiplin ilmu ini memerlukan komitmen dari
partner.
4) Untuk mendapatkan konsep yang tumpang tindih diperlukan dialog dan percakapan
yang mendalam.

b. Model pembelajaran tipe nested


Kelebihan model nested (tersarang) adalah :
a. Guru dapat memadukan beberapa ketrampilan sekaligus dalam pembelajaran satu mata
pelajaran.
b. pembelajaran semakin berkembang dan diperkaya dengan menjaring dan
mengumpulkan sejumlah tujuan dalam pengalaman belajar siswa.
c. pembelajaran dapat mencakup banyak dimensi dengan memfokuskan pada isi
pelajaran, strategi berfikir, keterampilan sosial dan ide lain yang ditemukan
d. memberikan perhatian pada berbagai bidang penting dalam satu saat sehingga tidak
memerlukan penambahan waktu sehingga guru dapat memadukan kurikulum secara
luas.

Kekurangan
Model nested ini muncul dari kealamiahannya. Dengan mengumpulkan dua, tiga, atau
empat target belajar dalam satu latihan mungkin membingungkan siswa jika pengumpulan ini
tidak dilakukan secara hati-hati. Prioritas konseptual dari latihan mungkin menjadi tidak jelas
karena siswa diarahkan untuk melakukan banyak tugas belajar pada waktu yang bersamaan.
Model nested ini sangat cocok digunakan guru yang mencoba menanamkan keterampilan
berpikir dan keterampilan kooperatif dalam latihan-latihan mereka. Menjaga tujuan isi tetap
pada tempatnya, sementara menambahkan fokus berpikir dan keterampilan sosial, akan
meningkatkan pengalaman belajar secara keseluruhan.

4. Model pembelajaran terpadu tipe connected dan integrated melalui gambar


a. Model connected
Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir pembelajaran dapat
dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir pembelajaran seperti: kosakata,
struktur, membaca, dan mengarang misalnya, dapat dipayungkan pada mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir pembelajaran tersebut merupakan
keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan bersastra. Hanya saja pembentukan
pemahaman, keterampilan, dan pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara
otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir pembelajaran dan proses
pembelajarannya secara terpadu. Model connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-
butir pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran tertentu. Butir-butir
pembelajaran seperti: kosakata, struktur, membaca, dan mengarang misalnya, dapat
dipayungkan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Penguasaan butir-butir
pembelajaran tersebut merupakan keutuhan dalam membentuk kemampuan berbahasa dan
bersastra. Hanya saja pembentukan pemahaman, keterampilan, dan pengalaman secara utuh
tersebut tidak berlangsung secara otomatis. Karena itu, guru harus menata butir-butir
pembelajaran dan proses pembelajarannya secara terpadu.

b. Model integrated
Model pembelajaran integrated merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata
pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam sebuah topik tertentu. Topik evidensi
yang semula terdapat dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Pengetahuan
Alam, dan Pengetahuan Sosial, agar tidak membuat muatan kurikulum berlebihan, cukup
diletakkan dalam mata pelajaran tertentu, misalnya Pengetahuan Alam. Contoh lain, dalam
teks membaca yang merupakan bagian mata pelajaran Bahasa Indonesia, dapat dimasukkan
butir pembelajaran yang dapat dihubungkan dengan Matematika, Pengetahuan Alam, dan
sebagainya. Dalam hal ini diperlukan penataan area isi bacaan yang lengkap sehingga dapat
dimanfaatkan untuk menyampaikan berbagai butir pembelajaran dari berbagai mata
pelajaran yang berbeda tersebut. Ditinjau dari penerapannya, model ini sangat baik
dikembangkan di SD.

5. RPP model pembelajaran terpadu tipe immersed


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
MODEL PEMBELAJARAN TERPADU IMMERSED

Materi Pembelajaran : Pencemaran Udara


Kelas/Semester : V (lima) / 2 (dua)
Alokasi Waktu : 4 x 35 menit ( 2 x pertemuan )
Hari/Tanggal : Jum at/18 Juni

A. Standar Kompetensi
IPA : Makhluk hidup dan proses kehidupan.
PKN : Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan
daerah
B. Indonesia : Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secara lisan
dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau
berwawancara.
SBdP : Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa

B. Kompetensi Dasar
IPA : Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan.
PKN : Memberikan contoh peraturan perundang-undangan tingkat pusat
dan daerah seperti pajak, anti korupsi, lalulintas, larangan merokok.
B. Indonesia : Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa yang
runtut, baik, dan benar.
SBdP : Pengalaman langsung membuat karya seni rupa dua dimensi yaitu
menggambar.

C. Indikator
IPA : Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan pada alat pernapasan
manusia, misalnya menghirup udara tercemar, merokok, dan infeksi oleh kuman.
PKN : Siswa dapat menjelaskan kerugian dari korupsi dan merokok.
B. Indonesia : Melaporkan hasil pengamatan dengan bahasa yang komunikatif.
SBdP : Menyampaikan pesan lewat gambar dan tulisan.

D. Tujuan
IPA : Mendiskusikan pengertian udara kotor dan udara bersih
dengan bantuan gambar situasi.
PKN : Siswa memahami keuntungan dan kerugiandari perundangan-
undangan.
B. Indonesia : Siswa dapat menceritakan hasil pengamatan secara rinci dengan
bahasa yang komunikatif.
SBdP : Siswa dapat menyampaikan pesan lewat gambar dan tulisan. 5

E. Materi Pembelajaran.
IPA : Pernafasan pada manusia
PKN : Peraturan pemerintah.
B. Indonesia : Menceritakan hasil pengamatan.
SBdP : Membuat poster sederhana.

F. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal
a. Guru memberi salam
b. Guru memimpin doa
c. Melakukan presensi.
2. Kegiatan Inti ( 50 menit )
a. Guru memimpin dan mengarahkan diskusi siswa tentang udara kotor dan udara
bersih (disertai pendapat dan pengalaman mereka)
b. Guru tannya jawab dengan siswa tentang dampak udara yang tercemar
terhadap kesehatan.
c. Guru menerangkan undang-undang pemerintah tentang pencemaran udara oleh
asap kendaraan dan asap rokok.
3. Kegiatan Penutup ( 5 menit)
a. Guru menyimpulkan apa yang didiskusikan dan dipelajari.
b. Pemberian tugas merancang poster pencemaran udara oleh asap rokok.
c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin berdoa

Keterkaitannya yaitu Pada pelajaran IPA, PKN, Bahasa Indonesia, dan SBdP materi
yang diajarkan berkaitan satu sama lain.

IPA : Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan pada alat pernapasan


manusia, misalnya menghirup udara tercemar, merokok, dan infeksi oleh
kuman.
PKN : Siswa dapat menjelaskan kerugian dari korupsi dan merokok.
B. Indonesia : Melaporkan hasil pengamatan dengan bahasa yang komunikatif.
SBdP : Menyampaikan pesan lewat gambar dan tulisan.

Anda mungkin juga menyukai