Anda di halaman 1dari 4

MENGAPA MANUSIA HARUS DIDIDIK

http://zainudinrifai.blogspot.com/2008/11/mengapa-manusia-harus-dididik-1.html
1. HAKEKAT MANUSIA
Pada hakekatnya manusia adalah makhluk monodualistis. Artinya adalah manusia yang nampaknya satu
sebenarnya terdiri dari dua unsur yaitu unsur jiwa dan unsur raga. Disebut monodualis karena dua unsur
tersebut merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebutan manusia tetap diberikan selama
kedua unsur tersebut belum berpisah, artinya jiwa tetap ada dalam raga dan raga tetap ada dalam jiwa. Dalam
kehidupannya sejak lahir kedunia,kedua unsur ini selalu berkembang menuju kearah yang lebih baik dan
sempurna secara bersama-sama yang akhirnya diharapkan mencapai keselarasan,keserasian dan
keseimbangnan dalam hidupnya.
Dari dua unsur yang merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan tersebut, William Stern, seorang
ahli ilmu jiwa menyebutnya sebagai suatu unitas multipleks yang artinya adalah
- Unitas, artinya bahwa manusia terdiri dari dua unsur yaitu jiwa dan raga yang merupakan
suatu kesatuan bulat dan utuh yang tidak dapat dipisahkan.Kegiatan jiwa baru nampak
apabila diwujudkan dalam kegiatan raga.Begitu pula sebaliknya bahwa kegiatan raga itu ada
karena didorong oleh jiwa.
- Multipleks,menunjuk pengertian bahwa sebenarnya jiwa dan raga masih terdiri dari banyak
unsur. Yang disebut raga terdiri dari banyak unsur misalnya :rambut,kepala, alat
pencernaan,tangan, kaki dan sebagainya.Sedangkan yang disebut jiwapun terdiri dari banyak
unsur,unsur-unsuir yang kita kenal adalah gejala jiwa. Ada 4 unsur gejala jiwa yaitu :
1. Gejala cipta,misalnya pengamatan,khayalan,pikiran,ingatan.
2. Gejala rasa, misalnya harga diri, rasa senang dan tidak senang,rasa akan keindahan rasa sosial dan rasa
kemanusiaan.
3. Gejala karsa, misalnya cita-cita,kehendak,hawa nafsu,hasrat,refleks.
4. Gejala campuran, artinya campuran dari gejala-gejala
diatas,misalnyakecerdasan,perhatian,sugesti,kelebihan dan sebagainya.
Dari masing-masing gejala jiwa dan unsur raga tersebut juga merupakan satiu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan, namun mempunyai fungsi dan tugas yang berbeda-beda.Tugas dan fungsinya dapat dibedakan
tetapi eksistensinya tidak dapat dipisahkan dan dibedakan
Hakekat manusia ditinjau dari agama, maka manusia terdiri dari makhluk duniawi dan makhluk
ukhrowi.Manusia yang berkeyakinan bahwa setelah hidup didunia akan ada kehidupan lagi yaitu di alam
akhirat dan akan hidup disana selamanya.Oleh karena itu selama hidup didunai manusia mengejar kebutuhan
duniawi untuk memenuhi kepentingan hidup jiwa dan raganya yang sekaligus mempersiapkan diri untuk
hidupnya diakhirat dalam rangka memenuhi kebutuhan jiwanya.
Menurut pendapat ahli yang lain bahwa manusia itu hakekatnya adalah makhluk yang berbudi( homo
sapien), makhluk yang berakal(homo rational), makhluk yang bertuhan( homo religius),makhluk yang
kreatif(homo faber), animal educadum(binatang yang dapat dididik), zon politicon(mempunyai kesadaran
politik), sebagai makhluk etis( memahami kesadaran dan memahami norma-norma) dan sebagainya.Dari
berbagai keterangan diatas, akhirnya kita mengerti bahwa manusia itu adalah makhluk yang
monopluralis,artinya terdiri dari banyak segi tetapi mertupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan .
2. HAKEKAT PENDIDIKAN
Secara etimologi, pendidikan berasal dari bahasa yunani, paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya
membimbing atau tuntunan dan iek artinya ilmu. Jadi dari segi etimologinya berarti paedagogiek adalah ilmu
yang membicarakan bagaimana cara menuntun atau membimbing anak.Dalam bahasa inggris pendidikan
diterjemahkan dengan education,education dalam bahasa yunani berarti educare yang berarti membawa
keluar yang tersimpan didalam jiwa anak untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang.Dalam bahasa jawa
pendidikan adalah panggulo wenthah yang artinya mengolah, membesarkan,mematangkan anak dalam
pertumbuhan jasmani dan rohaninya.
Pendidikan dalam bahasa indonesia yang berati proses mendidik yang mempunyai dua hal yang saling
berhubungan yaitu pendidik dan peserta didik, jadi mendidik mempunyai pengertia komunikasi dua arah.
Definisi pendidikan banyak ragamnya tergantung dari sudut pandang masing-masing.Ada yang memberi
definisi pendidikan dilihat dari bagaimana proses terjadinya pendidikan itu sendiri,tanpa melihat tujuan apa
yang akan dicapai yang lebihbersifat deskriptif. Dilain pihak ada yang mendefinisikan pendidikan yang
didasarkan pada tujuan apa yang hendak dicapai melalui proses pendidikan itu sendiri yang lebih  bersifat
normatif.
Berikut ini adalah beberapa contoh definisi mendidikdan pendidikan dari beberapa ahli :
1. Brubacher, dalam bukunya “Modern Philosophies of Education ” disebutkan bahwa pendidikan adalah
proses timbal balik dari tiap pribadi manusia dalam penyesuaian dirinya dengan alam,teman dan dengan alam
semesta.
2. M.J. Langeveld, mendidik adalah memberi pertolongan secara sadar dan sengaja kepada anak(yang belum
dewasa) dalam pertumbuhannya menuju kearah kedewasaan dalam arti dapat berdiri sendiri dan bertanggung
jawab susila atas segala tindakannya menurut pilihannya sendiri.
3. John Dewey, pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan yang fundamental secara
intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
4. Ki Hajar Dewantoro, pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan perkembangan budi pekerti (kekuatan
batin), pikiran(intelek),dan jasmani anak-anak.Maksudnya adalah supaya kita dapat memajukan
kesempurnaan hidup,yaitu kehidupan dan penghidupan anak-anak selaras dengan alamnya dan
masyarakatnya.
5. Undang-undang RI no.2 Tahun 1989, pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi perananya dimasa yang akan datang( pasal 1)
Dari beberapa definisi diatas dapat dikatakan bahwa :
1. Hakekat pendidikan adalah tuntunan /pimpinan / bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh sesorang
kepada orang lain dan harus dapat merealisasikan potensi yang dimiliki oleh anak didik yang besrfat
menumbuhkan serta mengembangkan baikjasmani maupun rohani
2. Hakekat pendidikan adalah proses mendidik yaitu proses interaksi yang positif antar manusia yang ditandai
dengan keseimbangan antara kedaulatan peserta didik dengan kewibawaan pendidik.
3. Hakekat pendidikan adalah usaha meningkatkan kualitas kehidup baik secara pribadi maupun masyarakat.
3. EMPAT ALIRAN DALAM PENDIDIKAN
Masalah ini sudah lama diperdebatkan oleh para ahli pendidikan. Hal ini nampak adanya beberapa teori yang
mempertentangkan apakah pendidikan itu perlu atau tidak bagi manusia?. Hal ini tercermin dari lahirnya
aliran-aliran pendidikan, diantaranya yang terkenal adalah 1).Empirisme, 2). Nativisme, 3). Naturalisme, 4).dan
Konvergensi.
1. Aliran Empirisme
Aliran ini dipelopori oleh John Locke yang lahir tahun 1632,berpendapat bahwa ide-ide tidak dibawa sejak lahir
akan tetapi muncul dari pengalaman indrawi,semua yang dipelajari didasarkan pada sensasi dan refleksi. Anak-
anak belajar dan mengingat melalui ide-ide yang diasosiasikan yang berasal dari sensasi,ditirukan dengan
pemahaman,ide-ide yang memberikan keberhasilan,kenikmatan dan kesenangan.
Locke membuat suatu perbedaan yang tajam antara pendidikan dan yang semata-mata diperoleh(melalui
asosiasi) dari informasi verbal untuk diingan dan diceritakan.Ia menegaskan bahwa pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan semua potensi yang terdapat pada anak baikjasmani dan roani,yang diperlukan supaya
mereka sehat, berbudi, dan berhasil dalam kehidupannya.
Gagasan John Locke ini dimuat dalam bukuya “ Essay Concerning Human  Understanding”,  inti dari buku ini
adalah tentang asal,kepastian, dan banyaknya pengetahuan manusia. Jiwa ini waktu dilahirkan masih putih
bersih sebagaimana meja lilin(tabula rasae). Guru atau orang tua paling menentukan hasil pendidikan .
Pendidikan dibentuk oleh pengalaman, bukan tergantung dari dasar. Dengan demikian ,ajar merupakan
penentu akan menjadi apa anak kelak.Teori mendapat dukungan dari golongan behaviorisme yang dipelopori
oleh Pavlov(Rusia) dan Watson(Amerika) bahkan Watson sanggup menjamin orang tua menginginkan jadi apa
anaknya seniman,negarawan,usahawan,dokter,guru,ahli teknik,sastrawan,peneliti, bahkan perampok
sekalipun, karena aliran ini mengabaikan bakat dan potensi-potensi yang dibawa sianaksejak lahir.
2. Aliran Nativisme
Aliran ini dipelopori oleh Arthur Schopenhouer (1788-1860) dan juga dianut oleh Prof. Heymans, secara
etimologis nativis berarti pembawaan. Menurut teori ini pendidikan itu tidak perlu karena pendidikan tidak
dapat mempengaruhi perkembangan manusia.Manusia lahir sudah dengan pembawaannya yang sama sekali
tidak dapat diubah oleh pendidikan , bahkan dapat merusak perkembangan anak secara natural. Jadi anak
hendaknya diberi kebebasan untuk tumbuh dan berkembang secara kodrati sebab secara kodrat anak adalah
baik.
Aliran ini berpandangan, sekalipun diperukan pendidikan tetapi pendidikan yang bertujuan untuk memelihara
dan mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir. Dengan kata lain, pendidikan tidak dimaksudkan untuk
merubah karena memang dianggap tidak kuasa untuk merubah. Aliran ini bersifat pesimistik karena melihat
sesuatu dengan kacamata hitam.
Aliran ini kurang populer untuk pengembangan konsep pendidikan , karena sesuai dengan sifat dasar
pendidikan yakni merubah. Jika pembawaan lebih berperan berarti usaha pendidikan sia-sia.
3. Aliran Naturalisme
Aliran ini hampir sama dengan aliran nativisme, aliran naturalismedipelopori oleh Jean Jecques Rousseau
(1712-1778) yang bersemboyan kembali ke alam “ back to basic ” dalam satu bukunya yang berjudul
“emile “ ia berkata pada dasar manusia itu baik maka biarkanlah berkembang sesuai perkembangan
alamnya..Jangan dididik seperti orang dewasa menurut ukuran ukuran orang dewasa.
Rousseau membagi rentang kehidupan individu menjadi 5 periode pertumbuhan. Periode pertama ialah masa
bayi dan kanak-kanak( 0tahun-5tahun) periode ini jangan ada campur tangan orang dewasa terhadap
dorongan dan tingkah laku alamiah anak, kedua usia 5 – 12 tahun, periode ini ditekankan pada latihan indra
dan fisik melalui pengalaman, ketiga usia 12 – 15 tahun periode ini biarkanlan anak mencari dan menemukan
untuk dirinya hukum alam dan ilmu pengetahuannya, keempat usia 15 – 20 tahun pada periode ini bawalah
anak menjalani pengalaman-pengalaman sosial,moral dan fisik yang penting dan periode kelima adalah usia
diatas 20 tahun,arahkanlah manusia dewasa awal ini pada pemilihan teman hidup yang cocok.
4. Aliran Konvergensi
Dipelopori oleh William Stern(1871 – 1938) seorang filsuf jerman yang menyatakan bahwa perkembangan
manusia ditentukan oleh dan hasil perpaduan antara faktor bakat/pembawaan dan faktor alam sekitarnya.
Faktor pembawaan atau potensi yang dibawa sejak lahir dapat berkembang apabila diberi rangsangan dari luar
yang berupa pendidikan. Aliran ini didukung oleh Woodwarth dan Maqueis, termasuk di Indonesia
berkembang aliran ini yang dipelopori Ki Hajar Dewantoro dengan “Taman Siswa” nya dan dikembangkan
melalui prinsip trikon, yaitu konsentris,kontinuitas dan konvergen. Trikon ini menunjuk kepada pengaruh
lingkungan dan pertemuan dari unsur-unsur anak dengan lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhannya
secara terus menerus.
4. MENGAPA MANUSIA HARUS DIDIDIK ?
Bertolah dari aliran konvergensi inilah saya mencoba menganalisa dan memberi jawab mengapa manusia perlu
mendapatkan pendidikan dan mengapa manusia harus dapat mendidik ?
Seperti telah diuraikan diatas bahwa pada hakekatnya manusia itu adalah animal educable (binatang yang
dapat dididik) ,animal educandum (binatang yang harus dididik) dan homo educandus( makhluk yang dapat
mendidik) . Dari hakekat ini jelas bahwa pendidikan itu merupakan keharusan mutlak bagi manusia. Oleh
karena itu mengapa manusia perlu dididik maka dapat ditinjau dari berbagai aspek.
Pada waktu kehidupan permulaan(bayi/anak-anak), mula-mula yang paling berperan adalah dari segi fisik,
kemudian secara berangsur-angsur segi rohani berganti memegang peranan penting. Perkembang fisik indifidu
ditentukan oleh dua faktor yaitu maturation (kematangan) dan learning (belajar). Seorang anak akan dapat
berjalan jika memiliki tulang-tulang kaki dan otot yang cukup kuat disertai dorongan untuk berjalan adalah
faktor kematangan. Tetapi kematangan itu sendiri belum cukup untuk memiliki kemampuan untuk berjalan, ia
harus belajar terus dan dibantu oleh orang lain.
Ditinjau dari sisi lain hakekat manusia adalah sebagai makhluk indifidu dan sosial makhluk dunia dan akhirat,
terdiri dari unsur jiwa dan raga yang diciptakan oleh tuhan lewat hubungan orang tua untuk hiduh bersama
secara sah lewat pernikahan, karena itu secara kodrat orang tua harus mendidik anak-anaknya secara
bertanggung jawab.Orang tua tidak cukup hanya memberikan makan minum pakaian kepada anaknya,tetapi
harus berusaha bagaimana agar anaknya menjadi pandai,bahagia berguna bagi masyarakat bangsa dan negara.
Pada hakekatnya usaha-usaha yang dlakukan dalam pendidikan memang tertuju pada masalah keseimbangan
keselarasan dan keserasian perkembangan kepribadian dan kemampuan manusia.Emmanuel Kant mengatakan
bahwa “ manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan”.   Prof. Dr.N. Driyarkoro
memberi istilah “ hominisasi ke humanisasi “ (memanusiakan manusia). Jadi jika manusia itu tidak dididik
maka tidak akan menjadi manusia yang sebenarnya.
Perkembangan manusia dipengaruhi oleh faktor dari dalam dirinya dan faktordari luar, Faktor dari dalam
meliputi semua potensi yang dibawa sejak lahir, potensi ini tetap terpendam apabila tidak dikembangkan
melalui pendidikan,inipun juga tergantung dari kemauan(aktivitet). Jadi pendidikan fungsinya untuk
mengaktualisasikan potensi-potensi tersebut. Faktor dari luar yang dapat mempengaruhi perkembangan
manusia yaitu lingkungan alam.Artinya lingkungan anak dengan anak ,anak dengan orang dewasa, orang
dewasa dengan orang dewasa yang saling berinteraksi.Lingkungan budaya berupa sopan santun,TV,majalah,
dll.serta lingkungan alam secara geografisnya, namun karena perkembangan iptek pengaruh lingkungan alam
dapat diatasi.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hakekat manusia dan hakekat pendidikan,kiranya cukup jelas dalam memberikan alasan
mengapa manusia perlu dididik dan mendidik, pendidikan harus dapat mengembangkan semua potensi yang
ada pada manusia.Baik perkembangan cipta,rasa, karsa, ketrampilan, jasmani dan rohani, moral maupun
ketuhanan. Dan didukung oleh lingkungan yang kondusif terhadap pertumbuhan sianak menuju
kedewasaannya. (by.ZAINUDIN RIFAI,TP.2008).
DAFTAR PUSTAKA
Ekosusilo, M dan Kasihadi, R.B. 1993. Dasar-dasar pendidikan,Semarang.
Effhar Publishing.
Hasbullah,2006. Dasar-dasar ilmu pendidikan, Jakarta. PT Raja Grafindo Persada
Hidayanto, D.N. 2007. Pemikiran pendidikan dari filsafat ke ruang kelas . Jakarta : Transwacana.

Anda mungkin juga menyukai