Anda di halaman 1dari 6

1.

SEBAB SATU 'ILLAT :

yang cukup dengan satu 'illat lalu ia disebut sebagai isim ghoiru munshorif, yaitu shighot muntahal
jumu' dan alif ta'nits. berikut penjelasannya:

 SHIGHOT MUNTAHAL JUMU' ( ‫)صيغة منتهى ال ُجمع‬


Shighot tersebut dinamakan shighot muntahal jumu karena tidak mungkin dijamakan taksir lagi atau
bahasa gampangnya adalah bentuk jamak yang paling ujung, udah ga mungkin dijadikan jamak lain
lagi. Jamak ini harus mengikuti wazan ' ُ ‫ َم َفاعِ ْيل‬/ُ ‫' َم َفاعِ ل‬

Contoh :  ‫ َق َنا ِد ُل‬ , ‫ مَصَ ِاب ْي ُح‬ , ‫صَوا ِم ُع‬


َ  , ‫مَسَ ا ِج ُد‬

Shighot muntahal jumu' tercegah dari tanwin karena memiliki satu ilat yang menempati dua ilat, yang
kembali pada makna berupa jama, cabang dari makna mufrod, sedang yang kembali kepada lafadh
karena didalam bentunya   ‫ اقصى‬ ‫الجمع‬ cabang dari shighot mufrod .

 ALIF TAKNIS ( ‫)ألف تأنيث‬


Alif taknits yang menempati dua ilat tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif) secara mutlak, baik alif
mamdudah ataupun alif taknis maqsuroh dan bagaimanapun keadaanya, baik nakiroh, ma’rifat(alam),
mufrod ataupun jamak.

Contoh alif taknis mamdudah :    ‫ َز َك ِريا‬, ‫ أ ْشياء‬, ‫ حَ مْ رَ اء‬, ‫صَ حْ رَ اء‬

Contoh alif taknis maqsuroh :   ‫ ذ ِْكرَ ى‬ ,‫ َمرْ ضَ ى‬ ,  ‫ُحبْلى‬

Semua lafadz tersebut diatas tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif), karena memiliki dua ilat
far’iyah, ilat yang kembali pada lafadz taknis.

    2. SEBAB DUA 'ILLAT

 WAZAN FI'IL
Wazan fi'il adalah setiap kalimah isim yang mengikuti wazan yang khusus fiil .
seperti  ‫ َف َّع َل‬  atau  ‫ فُ ِع َل‬  atau  ‫انفعل‬ dan sesamanya dari setiap lafadz yang dimulai dengan hamzah wasol
atau setiap lafadz yang awalnya terdapat huruf tambahan (ziyadah) seperti ziyadah fiil  , ‫ َت ْف ُع ُل‬ ,ُ‫ َن ْف ُعل‬ ,  ‫أَ ْف ُع ُل‬
‫َي ْف ُع ُل‬

Contoh wazan fiil bersama alamiah

 ‫أَحْ َم ُد‬ nama orang

 ‫ ي َِز ْي ُد‬ nama orang

 َ‫ َت ْغلِب‬ nama suatu qabilah


 ُ‫ َنرْ حَ س‬ nama tumbuhan

 َ‫ سَ مَّر‬ nama kudanya hajjaj bin yusuf

Lafadz-lafadz diatas tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif) karena memiliki dua ilat far’iyah, yang
kembali pada lafadz berupa wazan fiil, wazan fiil itu cabang dari wazan isim, karena fiil dicetak dari
isim masdar, sedang ilat yang kembali pada makna berupa alamiah(dijadikan nama) , sedang
alamiah yang dilalahnya ma’rifat itu cabang dari nakiroh yang dilalahnya umum, sesuatu itu pada
asalnya tidak maklum kemudian dijadikan maklum.

Contoh wazan fiil bersama washfiah

 ‫ اَصْ َف ُر‬ yang muannastnya       ‫صفراء‬

 ‫ اَحْ َم ُر‬ yang muannastnya    ‫حمراء‬

Lafadz tersebut memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadz berupa wazan fiil, yang kembali
pada makna berupa wasfiah, sedang sifat itu cabang dari perkara yang disifati (mushuf).

  UDUL ( ‫)عدل‬
‫)قوله ومنع عدل) وهو خروج االسم عن صيغته االصلية‬

Udul adalah keluarnya isim (kata benda) dari bentuk aslinya. Udul ada 2, yaitu:

1) Udul Haqiqi

yang mengikuti wazan  ‫فُعا َ ُل‬ dan   ‫ َم ْفعَ ُل‬, yang digunakan untuk hitungan satu sampai dengan sepuluh .
dua wazan tersebut digunakan untuk memindah dari lafadz-lafadz hitungan (adad) yang asli yang
diulangi .
2) Udul Taqdiri

Yaitu nama yang mengikuti wazan  ‫ ْفعَ ُل‬ ,yang merupakan pindahan dari ‫ َفاعِ ل‬   dalam taqdirnya.

Contoh udul bersama alamiah

1)       ‫ ُزحَ ُل‬  perpindahan dari  ‫َزا ِح ٌل‬

2)      ‫ ُز َف ُر‬   perpindahan dari ‫َزافِ ٌر‬

3)       ‫ ُع َم ُر‬  perpindahan dari ٌ ‫عَ امِر‬

Contoh udul bersama wasfiah

1)        ‫ م َْوحَ ُد‬,‫أُحَ ا ُد‬ perpindahan dari  ‫ َوحْ ٌد‬،‫َوا ِح ٌد‬


2)       ‫ م َْث َنى‬, ‫ث َنا ُء‬  perpindahan
ُ ِ ‫ ْإث َني‬،‫ْن‬
dari  ‫ْن‬ ِ ‫إِ ْث َني‬

ُ َ‫ م َْثل‬, ‫ث‬
3)      ‫ث‬ ُ ‫ ُثاَل‬  perpindahan dari  ‫ ثَاَل َث ٌة‬ ،‫ثَاَل َث ٌة‬

Lafadz-lafadz tersebut memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadz berupa udul, udul itu
cabang dari laadz yang dipindahi (ma’dul anhu), sedang yang kembali pada ma’na berupa alamiah,
yang dilalahnya ma’lum, cabang dari tidak ma’lum, atau berupa sifat cabang dari maushuf.

 TA TAKNIS ( ‫)تاء التأنيث‬


Taknis yang menggunakan ta’ tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif) secara mutlak, baik untuk isim
alam mudzakar ataupun muannast yang hurufnya lebih dari 3 huruf ataupun kurang.

Contoh ta’nis menggunakan ta’ bersama alamiah

1)       ‫َفاطِ م َُة‬

2)       ‫َط ْلحَ ُة‬

3)       ‫َثب َُّة‬

 TARKIB MAZJI
Tarkib mazji adalah gabungan dari dua nama yang yang membentuk suatu kesatuan nama, yang
bukan tarkib idhofi, tarkib isnadi, dan tarkib isnadi. Tarkib mazji yang ghoiru munsorif adalah yang
diakhiri selain lafadh waih . adapun yang di akhiri dengan waih maka mabnikasr .

Contoh:  ُ‫َمعْ دَ َكرْ ب‬ , ُ ‫َبعْ لَ َب‬


‫ك‬

lafadh-lafadh ini ghoiru munshorif karena memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada lafadh berupa
tarkib . sedang tarkib itu cabang dari mufrod, ilat yang kembali kepada makna berupa alamiyah yang
dilalahnya maklum, cabang dari tidak maklum.

 ZIYADAH (Tambahan) ALIF DAN NUN


Yaitu tambahan alif dan nun bersamaan dengan alamiyah atau wasfiyah dengan syarat jika
dimuanastkan tidak diberi tambahan ta’ .

Contoh :

Alamiah  (nama orang)   =  ُ‫ ع ُْثمَان‬, ُ‫عِ مْ رَ ان‬

Wasfiyah  (sifat)    =  ُ ‫سَكرَ ان‬ yang ْ ْ 'artinya orang yang mabuk'


muannastnya  ‫سَكرَ ى‬ 
ْ ْ 'artinya orang yang haus'
                               =  ُ‫ عَط َشان‬ yang muannasnya  ‫عَط َشى‬

Lafadh-lafadh tersebut tercegah dari tanwin karena memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali pada
lafadh berupa ziyadah(tambahan), cabang dari mazid alaih, sedang ilat yang kembali pada makna
berupa alamiah atau wasfiah.
 AJAMIYAH
Yaitu kalimah yang dicetak ‘ajam (bukan Arab).

Kalimah ajam bisa tercegah dari menerima tanwin dengan dua syarat :

 Merupakan alam (nama) dalam bahasa ajamnya

 Lebih dari 3 huruf


kُ ‫ َيعْ قُ ْو‬ ‫ إسْ مَاعِ ْي ُل‬,‫اق‬
Contoh : ‫ب‬ ُ َ‫ إِسْ ح‬, ‫إِ ْبرَ ا ِه ْي ُم‬
Lafadh-lafadh tersebut termasuk isim ghoiru munshorif karena memiliki dua ilat far’iyah, yang kembali
pada lafadh berupa ajamiyah, sedang ajamiyah itu cabang dari arabiyah, karena hak-hak tiap bahasa
itu tidak dicampuri bahasa lain, sedang ilat yang kembali pada makna berupa alamiyah.
Nama-nama nabi semua ajamiyah kecuali 4 nama, sebagaimana yang disyairkan sebagian ulama’:

‫ أوضاعها في العجم ليست توجد‬ *  ‫هود شعيب صالح محمّد‬

‫ أمثالها في حكم ما قد ذكروا‬  *   ‫رضوان مالك نكير منكر‬

Tetapi nama Ridwan ( ُ‫ ) ِرضْ َوان‬tercegah dari tanwin karena mempunyai ilat alamiah dan ziyadah alif
nun.

ٌ ‫ ل ُ ْو‬ , ‫ ُن ْو ٌح‬ .
Jika terdiri dari 3 huruf maka bisa ditanwin, seperti  ‫ط‬

  ‘ALAMIYAH
Lafadh yang dijadikan nama, karena perkara itu pada asalnya dicetak tidak tertentu kemudian
ditentukan (dengan nama), alamiyah bisa tercegah dari tanwin jika bersamaan dengan ilat yang
kembali kepada lafadh yaitu: wazan fiil, udul, ziyadah alif nun, ajamiyah, tarkib mazji, dan taknis .

 WASFIAH
Wasfiah atau sifat merupakan ilat far’iyah yang kembali makna, karena sifat itu cabang dari maushuf
(perkara yang dishifati). alamiyah bisa tercegah dari tanwin jika bersamaan dengan ilat yang kembali
kepada lafadh yaitu: wazan fiil, udul, ziyadah dan alif nun. Sifat jika bersamaan dengan ziadah alif nun
disyaratkan harus mengikuti wazan  ‫فعالن‬ yang muannastnya   ‫فعلى‬ dan jika bersamaan dengan wazan
fiil disyaratkan mengikuti wazan ‫افعل‬   yang muannastnya tidak menggunakan ta’ .

C. Bacaan I'robnya (Rofa', Nashob, dan Jer)

ketika dibaca rofa' dan nashob, isim ghoiru munshorif tanda rofa'nya masih menggunakan dhommah,
dan tanda nashobnya masih menggunakan fathah. Tapi yang membuat beda adalaah ketika isim ghoiru
munshorif dibaca jer, maka tanda jernya harus menggunakan fathah. berikut contohnya :
Isim Ghoiru Munshorif
Dibaca Rofa’ Dibaca Nashob Dibaca Jer
dengan Dhomah dengan Fathah dengan Fathah

‫ج ُد‬
ِ ‫سا‬
َ ‫َم‬ ‫ج َد‬
ِ ‫سا‬
َ ‫َم‬ ‫ج َد‬
ِ ‫سا‬
َ ‫َم‬

‫ح َرا ُء‬
ْ ‫ص‬
َ ‫ح َرا َء‬
ْ ‫ص‬
َ ‫ح َرا َء‬
ْ ‫ص‬
َ

‫م ُد‬
َ ‫أح‬
ْ ‫م َد‬
َ ‫أح‬
ْ ‫م َد‬
َ ‫أح‬
ْ

‫م ُر‬
َ ‫ُع‬ ‫م َر‬
َ ‫ُع‬ ‫م َر‬
َ ‫ُع‬

‫م‬
ُ ‫ه ْي‬
ِ ‫إ ْب َرا‬ ‫م‬
َ ‫ه ْي‬
ِ ‫إ ْب َرا‬ ‫م‬
َ ‫ه ْي‬
ِ ‫إ ْب َرا‬

‫م ُر‬
َ ‫أح‬
ْ ‫م َر‬
َ ‫أح‬
ْ ‫م َر‬
َ ‫أح‬
ْ

‫ض‬
ُ َ‫أ ْبي‬ ‫ض‬
َ َ‫أ ْبي‬ ‫ض‬
َ َ‫أ ْبي‬

‫س ْك َرا ُن‬
َ َ‫س ْك َران‬
َ َ‫س ْك َران‬
َ

‫شا ُن‬ ْ ‫َع‬


َ ‫ط‬ َ‫شان‬ ْ ‫َع‬
َ ‫ط‬ َ‫شان‬ ْ ‫َع‬
َ ‫ط‬

Note:

 Isim ghoiru munshorif dibaca jer dengan fathah apabila tidak diidhofahkan (disambung dengan isim
lainnya) atau tidak kemasukan alif dan lam. Apabila isim ghoiru munshorif diidhofahkan dan kemasukan alif +
lam, maka hukum i'robnya kembali ke asalnya yaitu dijer dengan kasroh.
Contoh:
‫ت ِبأَحْ َم ِد ُك ْم‬ُ ْ‫ مَرَ ر‬ , kata ' ‫ 'أَحْ َم ِد‬diidhofahkan dengan dhomir (kata ganti)  ‫ ُك ْم‬ , maka hukumnya kembali ke asalnya yaitu
dijer dengan kasroh.
‫ت ِباألَحْ َم ِد‬ ُ ْ‫ مَرَ ر‬    kata  ' ‫'أَحْ َم ِد‬  kemasukan alif lam ( ‫)ال‬, maka hukumnya kembali ke asalnya yaitu dijer dengan
kasroh.

Kesimpulannya yaitu : Isim ghoiru munshorif adalah isim yang mempunyai dua ilat atau satu ilat yang
menempati dua ilat . karena isim ghoiru munshorif memiliki keserupaan dengan kalimah fiil dari segi
sama-sama memiliki dua ilat far’iyah , yang satu kembali pada lafadz dan yang lain kembali pada
makna.

Ilat far’iyah yang bisa menyebabkan tercegah dari tanwin (shorfi) ada 9,yaitu: wazan fiil, udul, ta’nis,
tarkib mazji, ziyadah alif nun, ajamiyah, sighot muntahal jumu’, alamiyah dan washfiyah. Oleh Bahauddin bin
nuhas dikumpulkan dalam sebuah syair:

Anda mungkin juga menyukai