Anda di halaman 1dari 7

MACAM-MACAM ILAT ISIM GHAIRU MUNSHORIF

Mata Kuliah: Nahwu III

Dosen Pengampu: Dr. Hakmi Wahyudi, S.Ag, M.A.

Disusun Oleh:

Ajeng Lara Sati (12010224757)

Aulia Mar’atu Dzikra (12010224887)

Titik Zubaidah (12010224813)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

PEKANBARU

2022
PEMBAHASAN

A. Pengertian Huruf Illat Ghairu Munsharif

Secara bahasa isim ghoiru munshorif berarti isim yang tidak bisa menerima tanwin
shorfi. Menurut ulama nahwu tanwin shorfi adalah tanwin tamkin. Menurut syarah Ibnu Aqil,
tanwin tamkin adalah tamkin yang bertemu dengan isim mu’rab yang munsharif yang
berfaedah menunjukkan ringannya isim (karena isim hanya menunjukkan makna tanpa
disertai zaman) dan berfaedah menujukkan kalimat isim tersebut menetapi pada keisimannya.

Secara istilah isim ghiru munshorif adalah :

‫ما فيه علتان من العلل أو واحدة منها تقوم مقامها سمي به المتناع دخول الصرف‬
.‫عليه‬
Secara istilah isim ghoiru munshorif adalah isim yang mempunyai dua illat atau satu
illat yang menempati dua illat, karena isim ghoru munshorif memiliki keserupaan dengan
kalimat fi’il dari segi sama-sama memiliki dua illat far’iyyah, yang satu kembali pada lafadz
dan yang lain kembali pada makna.

Sebuah isim disebut sebagai isim ghairu munsharif, apabila di dalam isim tersebut
terdapat huruf illat atau alasan yang menjadikannya sebagai isim ghairu munsharif.

Huruf yang termasuk dalam kategori huruf illat adalah ‫ي‬,‫ و‬,‫ا‬

B. Macam-Macam Illat Isim Ghairu Munshorif

Isim ghoiru munshorif ada yang cukup dengan satu illat, ada juga yang butuh dua illat
baru bisa dikatakan isim ghoiru munshorif.

Ada Sembilan illat untuk menjadikan isim ghoiru munshorif yaitu:

1. Wazan fi’il
2. Udul
3. Ta’nis
4. Tarkib mazji
5. Ziyadah alif nun
6. Ajamiyah
7. Sighot muntahal jumu’
8. Alamiyah
9. Washfiyyah
Berikut penjelasan tiap-tiap illat:

1. Sebab Satu Illat

Yang satu illat ada dua macam:

Shighot Muntahal Jumu’ )‫(صيغة منتهى الجمع‬

Shighot tersebut dinamakan shighot muntahal jumu’ karena tidak mungkin


dijama’kan taksir lagi atau bahasa gampangnya adalah bentuk jamak yang paling ujung,
sudah tidak mungkin dijadikan jamak lain lagi. Jamak ini harus mengikuti wazan
‫مفاعيل‬/‫مفاعل‬Contoh:

ِ ‫ ص ََو‬,ُ‫ قَنَا ِدل‬,ُ‫ َمصَا ِب ْيح‬,ُ‫اجد‬


.‫ام ُع‬ ِ ‫س‬َ ‫َم‬
Shigot muntahal jumu’ tercegah dari tanwin karena memiliki satu illat yang
menempati dua illat, yang kembali pada makna berupa jama’, cabang dari makna
mufrod,sedangkan yang kembali kepada lafadz karena didalam bentuknya ‫ أقصى الجمع‬cabang
dari shigot mufrod.

 Alif Taknis )‫(ألف تأنيث‬

Alif taknis yang menempati dua illat tercegah dari tanwin (ghairu munsharif)
secara mutlak, baik alif mamdudah ataupun alif taknis maqsuroh dan bagaimanapun
keadaannya, baik nakhiroh, ma’rifah, mufrod ataupun jama’.

Contoh alif taknis mamdudah:

ْ َ ‫ أ‬,‫ َح ْم َرا ُء‬,‫صحْ َرا ُء‬


‫ َز َك ِريا‬,‫ش َيا ُء‬ َ

Contoh alif taknis maqsuroh:

‫ َح ْبلَى‬,‫ضى‬
َ ‫ َم ْر‬,‫ِذ ْك َرى‬
2. Sebab Dua Illat

Wazan Fi’il )‫(وزن الفعل‬

Wazan Fi’il )‫ (وزن الفعل‬adalah setiap kalimah isim yang mengikuti wazan yang
khusus fi’il, seperti ‫ فَعَّ َل‬atau ‫ فُ ِع َل‬atau ‫ أنفعل‬dan sesamanya dari setiap lafadz yang dimulai
dengan hamzah washol atau setiap lafadz yang awalnya terdapat huruf tambahan (ziyadah)
ُ ُ‫ أ َ ْفع‬,‫ ت َ ْفعُ ُل نَ ْفعُ ُل‬,‫ َي ْفعُ ُل‬.
seperti ziyadah fi’il ‫ل‬

Contoh wazan fi’il bersama alamiah:

 ‫ أَحْ َم ُد‬nama orang


 ‫ يَ ِز ْي ُد‬nama orang
 ‫ب‬ َ ‫ ت َ ْغ ِل‬nama suatu qabilah
 ‫َس‬ُ ‫ نَ ْرح‬nama tumbuhan
 ‫سم َر‬
َ nama kudanya Hajjaj bin Yusuf
Lafadz-lafadz diatas tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif) karena memiliki dua illat
far’iyah, yang kembali pada lafadz berupa wazan fi’il itu cabang dari wazan isim, karena fi’il
dicetak dari isim mashdar, sedang illat yang kembali pada makna berupa alamiah (dijadikan
nama), sedangkan alamiah yang dilalahnya ma’rifat itu cabang dari nakiroh yang dilalahnya
umum, sesuatu itu pada asalnya tidak maklum kemudian dijadikan maklum.

Contoh wazan fi’il bersama washfiah:

 ‫صفَ ُر‬ْ َ ‫ أ‬yang muannatsnya ‫ص ْف َرا ُء‬


َ
 ‫ أَحْ َم ُر‬yang muannatsnya ‫ح َْم َرا ُء‬
Lafadz tersebut memiliki dua illat far’iyah, yang kembali pada lafadz berupa wazan fi’il,
yang kembali pada makna berupa washfiah, sedang sifat itu cabang dari perkara yang disifati
(mushuf).

 Udul )‫(عدل‬
‫(قوله و منع عدل) و هو خروج اإلسم عن صيغته األصْلية‬
Udul adalah keluarnya kalimah isim dari bentuk shighot aslinya.

Udul ada 2, yaitu:

 Udul Haqiqi

Yaitu isim yang mengikuti wazan ‫ل‬ ُ ‫ فُعَا‬dan ‫ َم ْفعَ ُل‬yang digunakan untuk hitungan satu
sampai dengan sepuluh. Dua wazan tersebut digunakan untuk memindah dari lafadz-lafadz
hitungan (adad) yang aslinya yang diulangi.

 Udul Taqdiri

ُ ‫فُ َع‬, yang merupakan pindahan dari ‫ فَا ِع ُل‬dalam


Yaitu nama yang mengikuti wazan ‫ل‬
taqdirnya.

Contoh udul bersama alamiah:

 ‫ ُز َح ُل‬perpindahan dari ‫اح ُل‬ِ ‫َز‬


 ‫ ُزفَ ُر‬perpindahan dari ‫َزافِ ُر‬
 ‫ عُ َم ُر‬perpindahan dari ‫َام ُر‬
ِ ‫ع‬
Contoh udul bersama washfiah:

 ‫ َم ْو َح ُد‬,ُ‫ أُحَاد‬perpindahan dari ‫ َوحْ ٌد‬,ٌ‫احد‬ ِ ‫َو‬


 ‫ َمثْنَى‬,‫ ثُنَا ُء‬perpindahan dari ‫إِثْنَي ِْن‬
 ‫ث‬ ُ َ‫ َمثْل‬,‫ث‬ُ ‫ ث ُ ََل‬perpindahan dari ٌ‫ث َ ََلثَة‬
Lafadz-lafazd tersebut memiliki dua illat far’iyyah, yang kembali pada lafadz berupa
udul, udul itu cabang dari lafadz yang dipindahi (ma’dul anhu / ‫) معدل عنه‬, sedangkan yang
kembali pada ma’na berupa alamiah, yang dilalahnya ma’lum, cabang dari tidak ma’lum,
atau berupa sifat cabang dari maushuf.

 Ta’ Ta’nis )‫(تاء تأنيث‬

Taknis yang menggunakan ta’ tercegah dari tanwin (ghoiru munshorif) secara mutlak,
baik untuk isim alam mudzakkar ataupun muannats yang hurufnya lebih dari 3 huruf ataupun
kurang.

Contoh ta’nis menggunakan ta’ bersama alamiah:

 ُ‫اط َمة‬ِ َ‫ف‬


 ‫ط ْل َح ُة‬
َ
 ُ‫ثَبة‬
 Tarkib Mazji

Tarkib Mazji adalah gabungan dari dua nama yang membentuk suatu kesatuan nama,
yang bukan tarkib idhofi, tarkib isnadi. Tarkib Mazji yang ghoiru munshorif adalah yang
diakhiri selain lafadz waih, adapun yang diakhiri dengan waih maka mabni kasr.

ُ ‫ َم ْع َدك َْر‬, َ‫بَ ْعلَبُك‬


Contoh: ‫ب‬

Lafadz-lafadz ini ghoiru munshorif karena memiliki dua illat far’iyyah, yang kembali
pada lafadz berupa tarkib, sedangkan tarkib itu cabang dari mufrod, illat yang kembali
kepada makna berupa alamiyah yang dilalahnya maklum, cabang dari tidak maklum.

 Ziyadah (Tambahan) Alif dan Nun

Yaitu tambahan alif dan nun bersamaan dengan alamiyah atau washfiyyah dengan
syarat jika dimuannatskan tidak diberi tambahan ta’.

Contoh:

 Alamiah (nama orang) : ُ‫ عُثْ َمان‬, ُ‫ع ْم َران‬


ِ
 Washfiyah (sifat) : ُ‫سك َْران‬
َ yang muannatsnya ‫سك َْرى‬
َ artinya orang yang mabuk
Lafadz-lafadz tersebut tercegah dari tanwin karena memiliki dua ‘illat fariyyah, yang kembali
pada lafadz berupa ziyadah (tambahan), cabang dari mazid alaih, sedang illat yang kembali pada
makna berupa alamiah atau washfiyah.

 Ajamiyah

Yaitu kalimah yang dicetak ‘ajam (bukan Arab)

Kalimah ajam bisa tercegah dari menerima tanwin dengan dua syarat:
 Merupakan Alam (nama) dalam bahasa ajamnya.
 Lebih dari 3 huruf

Contoh :

ُ ‫ يَ ْعقُ ْو‬,‫س َما ِع ْي ُل‬


‫ب‬ ْ ِ‫ إ‬,‫َاق‬
ً ‫سح‬ْ ِ‫ إ‬,‫إِب َْرا ِه ْي ُم‬
Lafadz-lafadz tersebut termasuk isim ghoiru munshorif karena memilki dua illat
far’iyyah, yang kembali pada lafadz berupa ajamiyah, sedangkan ajamiyah itu cabang dari
arabiyah, karena hak-hak tiap bahasa itu tidak dicampuri bahasa lain, sedang illat yang
kembali pada makna berupa alamiyah.

Nama-nama nabi semua ajamiyah kecuali 4 nama, sebagaimana yang disyairkan


ulama’:

‫هود شعيب صالح محمد * أوضاعها في العجم ليست توجد‬

‫رضوان مالك نكير منكر* أمثالها في حكم ما قد ذكروا‬

Tetapi nama Ridwan )‫ (رضوان‬tercegah dari tanwin karena mempunyai illat alamiyah
dan ziyadah alif nun.

Jika terdiri dari 3 huruf maka bisa ditanwin, seperti ُ‫ لُ ْوط‬,ُ‫ نُ ْوح‬.

 Alamiyah

Lafadz yang dijadikan nama, karena perkara itu pada asalnya dicetak tidak tertentu
kemudian ditentukan (dengan nama), alamiyah bisa tercegah tanwin jika bersamaan dengan
illat yang kembali kepada lafadz yaitu, wazan fi’il, udul, ziyadah alif nun, ajamiyah, tarkib
mazji, dan taknis.

 Washfiah

Washfiah atau sifat merupakan illat far’iyyah yang kembali makna, karena sifat itu
cabang dari maushuf (perkara yang dishifati). Alamiyah bisa tercegah dari tanwin jika
bersamaan dengan illat yang kembali kepada lafadz yaitu, wazan fi’il, udul, ziyadah, dan alif
nun. Sifat jika bersamaan dengan zaidah alif nun diisyaratkan harus mengikuti wazan ‫فعَلن‬
yang muannatsnya ‫ فعلى‬dan jika bersamaan dengan wazan fi’il diisyaratkan mengikuti
wazan ‫ أفعل‬yang muannatsnya tidak menggunakan ta’.

C. Contoh-Contoh Illat Isim Ghairu Munshorif

‫جَا َء أَحْ َم ُد‬


 Pada lafaz ُ ‫ أَحْ َمد‬disebut sebagai isim alam ghairu munsharif , sehingga ia tidak bisa
menerima tanwin.

‫شفَى‬
ْ َ ‫ست‬
ْ ‫ُم‬
 Merupakan isim yang ghairu munsharif

‫س‬
ُ ‫َمد َِار‬
 Contoh dari Shighot Muntahal Jumu’ . Jamak dari kata ٌ‫سة‬
َ ‫ َمد َْر‬yang mengikuti wazan
‫ َمفَا ِع ُل‬dan memiliki satu huruf illat.

ْ ‫َخ‬
‫ض َرا ُء‬
 Contoh dari Alif Taknis Mamdudah ghairu munsharif yang terdapat 2 illat

Contoh dalam Al-Qur’an

٨٦ ‫سورة النساء‬.... ‫س َن ِم ْن َها أَ ْو ُرد ُّْوهَا‬


َ ْ‫ي ِبأَح‬
ُّ ‫َو ِإذَ ُح ِي ْيت ُ ْم ِبت َِحيَّ ٍة فَ َح‬
ِ ‫سى َوفِ ْرع َْو َن بِ ْال َح‬
٣‫سورة القصص‬. َ‫ق ِلقَ ْو ٍم يُؤْ ِمنُ ْون‬ َ ‫نَتْ ُل َعلَي َْك ِم ْن نَّبَإٍ ُم ْو‬
َ ‫اء َمثْنَى َوث ُ ََل‬
‫ث‬ ِ ‫س‬َ ِ‫اب لَ ُك ْم ِمنَ الن‬
َ ‫ط‬َ ‫ط فِي ْل َيتَ َمى فَا ْن ِك ُح ْوا َما‬
ُ ‫َو ِإ ْن ِخ ْفت ُ ْم اَالَّ ت ُ ْق ِس‬
٣ ‫سورة النساء‬.....‫ع‬ َ ‫َو ُر َبا‬

Referensi:

Anwar, Moch, K.H, Ilmu Nahwu, Matan Al-Jurumiyah, Bandung: PT. Sinar Baru,
2000.

Anwar, Moch, Terjemah Matan Alfiyah Ibnu Malik, Bandung: Al-Ma’arif, 2007.

Abdullah bin Aqil, Balahuddin, Syarah Ibnu Aqil, Al-Azhar Al-Syarif, 2009.

Ibrahim, Al-Baijuri, Fathul Rabbul Bariyyah, Surabaya: Maktubah Al-Hidayah, 2008.

Anda mungkin juga menyukai