Anda di halaman 1dari 2

ALTERNATIF PENANGANAN PASIEN YANG MEMERLUKAN

RUJUKAN TETAPI TIDAK MUNGKIN DILAKUKAN


No Dokumen : 445/KLD/III-SOP.76/V/2016
SOP Terbitan :1
No Revisi : 00
Tanggal mulai berlaku : 27 Mei 2016
Halaman : 1/1

UPTD Ditetapkan Oleh :


PUSKESMAS Kepala UPTD Puskesmas Koeloda
KOELODA

Benediktus Joni,SST
NIP : 197901062001121004

1. Pengertian Alternatif penanganan pasien yang memerlukan rujukan tetapi tidak mungkin dilakukan adalah pilihan tindakan lain
yang dapat dilakukan kepada pasien yang memerlukan rujukan tetapi tidak mungkin dilakukan
Pasien yang tidak mungkin dirujuk adalah pasien yang kondisinya belum stabil atau pasien yang dalam kondisi stabil
namun pasien atau keluarganya menolak untuk dirujuk (alasan pribadi)
2. Tujuan Sebagai acuan dalam memberikan penanganan yang layak dan tepat seoptimal mungkin kepada pasien yang
memerlukan rujukan tetapi tidak mungkin untuk dirujuk
3. Kebijakan Surat Keputusan kepala UPTD Puskesmas Koeloda No.445/KLD/III-SK.64/ V/2016 tentang Penanganan pasien
gawat darurat.
4. Referensi 1. Pedoman Sistem Rujukan Kabupaten Ngada tahun 2012
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 001 tahun 2012 tentanng Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan
Perorangan
5. Langkah 1. Pasien yang belum stabil
-langkah 2. Melakukan anamnesis singkat dan pemeriksaan fisik kepada pasien
3. Melakukan stabilisasi pasien sesuai dengan kondisi pasien yang dijumpai, misal: pasien dengan dehidrasi berat
maka dilakukan pemasangan infuse terlebih dahulu untuk melakukan rehidrasi, pasien dengan kejang maka
diberikan injeksi diazepam, pemasangan oksigen, pemasangan tongue spatle, dan jika kejang sudah berhenti
baru dilakukan pemasangan infus.
4. Stabilisasi dilakukan secara spesifik tergantung dari kondisi pasien yang dijumpai. (prosedur stabilisasi dapat
dilakukan berdasarkan masing-masing SOP atau berdasarkan Panduan Pedoman Klinis yang ada di UPTD
Puskesmas).
5. Petugas yang lain menyampaikan kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien yang perlu untuk dirujuk.
6. Meminta informed consent kepada keluarga yang berwenang/bertanggungjawab.
7. Petugas menyiapkan berkas rujukan
8. Jika kondisi pasien sudah stabil (berdasarkan masing-masing kasus penyakit), maka pasien segera dirujuk ke
rumah sakit.
9. Pasien yang dalam kondisi stabil tetapi menolak untuk dirujuk
10. Melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang kepada pasien
11. Menentukan diagnosis pasien atau kemungkinan diagnosis pasien (jika diagnosis pasti belum dapat
ditegakkan).
12. Menentukan bahwa pasien perlu untuk dirujuk
13. Memberikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada pasien tentang kondisi yang dialami
14. Memberikan KIE bahwa pasien perlu dirujuk
15. Memberikan KIE kepada pasien tentang kemungkinan yang terjadi jika pasien setuju untuk dirujuk, menolak
untuk dirujuk, pilihan terapi yang dapat dilakukan di UPTD Puskesmas jika pasien menolak untuk dirujuk,
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika pasien menolak dirujuk serta prognosis kondisi pasien jika menolak
untuk dirujuk.
16. Jika pasien menolak untuk dirujuk, dokter atau petugas menyiapkan surat penolakan rujukan yang diisi sendiri
oleh pasien/keluarga yang bertanggungjawab dan ditandatangani oleh pasien, keluarga yang
bertanggungjawab serta dokter/petugas yang memberikan KIE.
17. Dokter atau petugas memberikan terapi sesuai diagnosis/kemungkinan diagnosis pasien menggunakan obat
yang tersedia di UPTD Puskesmas.
18. Jika pasien sangat memerlukan obat yang tidak tersedia di UPTD Puskesmas, dokter/petugas memberikan KIE
kepada pasien/keluarga untuk membeli obat tersebut di apotek dengan membawa resep dari dokter/petugas
6. Unit terkait Poli umum.Poli gigi.UGD,Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai