Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPERHENSIF DAN


BERKESINAMBUNGAN
(CONTUNUITY OF CARE) PADA NY ”L” UMUR 19 TAHUN DI
PUSKESMAS KAIRATU BARAT

Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Sarat Memperoleh Gelar


Ahli Madya Kebidanan Kebidanan Program Studi D III Kebidanan
STIKes Maluku Husada

DisusunOleh;

ANISA UMATERNATE

1540118053

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MALUKU HUSADA

TAHUN 2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN


BERKESINAMBUNGAN (CONTINUTY OF CARE)
PADA NY “J” UMUR 32 TAHUN
DI PUSKESMAS AIR BESAR
TAHUN 2021

PROPOSAL LTA

Disusun Oleh :
ANISA UMATERNATE
NPM.1540118053

Proposal LTA ini Telah Disetujui

Tanggal

Pembimbing I Pembimbing II

Zubaeda.S,Tr.Keb.,M,Tr.Keb Anjela Rieuwpassa, Amd, Keb


NIDN. 191250110202001 NIP. 1969091319190320008

Mengetahui

Ketua Prodi D III Kebidanan

WindataniaMayasari,S.ST.,M.Kes
NIDN.1204079001
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala karena


berkat Rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan Proposal
Laporan Tugas Akhir (LTA) yang berjudul “ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNGAN(CONTINUTY OF CARE)
PADA NY “L” UMUR 19 TAHUNDI PUSKESMAS KAIRATU BARAT
TAHUN 2021”.
Proposal LTA ini disusun dalam salah satu upaya untuk menyelesaikan
pendidikan pada Program Studi DIII Kebidanan di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKes) Maluku Husada.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya atas dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, yakni :

1. Kedua orang tua saya yang selalu memberikan dukungan baik moril dan

materi sehingga penulis dapat melaksanakan pendidikan dengan baik.

2. Hamdan Tunny, S. Kep., M. Kes selaku Pembina Yayasan Maluku Husada

3. Risman Tunny,S.Sos selaku Ketua Yayasan Maluku Husada

4. Dr.Sahrir Sillehu S.KM.,M.Kes selaku ketua STIKes Maluku Husada, yang

telah memfasilitasi penulis dalam melakukan asuhan kebidanan

komprehensif.

5. Windatania Mayasari S.ST.,M.Kes selaku ketua program studi DIII

kebidanan yang telah memfasilitasi penulis dalam melakukan asuhan

kebidanan komprehensif.

6. Zubaidah selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu pikiran

dan tenaga dalam membimbing penulis


7. Anjela Rieuwpassa,Amd.kebselaku pembimbing lahan, yang telah

membimbing penulis selama memberikan sumbangan pemikiran kepada

penulis

8. Seluruh staf dosen dan staf Prodi DIII Kebidanan Stikes Maluku Husada

yang telah memberikan bantuan moral bagi penulis, baik selama proses

pendidikan maupun dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

9. Ny.L, suami dan keluarga yang telah bersedia meluangkan waktu dan tenaga

untuk menjadi subjek dalam penelitian ini.

10. Terimah kasih untuk teman-teman mahasiswi angkatan yang menemani

dalam suka maupun duka.

Penulis menyadari bahwa sejak penyusunan Proposal Laporan Tugas

Akhir sampai ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu

penulismengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan

Proposal LTA ini .

Semoga Proposal LTA ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya

dan terkhusus bagi penulis, Amin.

Kairatu,Agustus2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN.........................................................................i


HALAMAN JUDUL...........................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................viii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................
1. Tujuan Umum....................................................................................
2. Tujuan Khusus...................................................................................
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................
E. Ruang Lingkup..........................................................................................
F. Keaslian Penelitian....................................................................................
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori...............................................................................................
1. Kehamilan............................................................................................
2. Persalinan............................................................................................
3. Bayi baru lahir.....................................................................................
4. nifas.....................................................................................................
5. Keluarga Berencana.............................................................................
B. Konsep Dasar Asuhan...............................................................................
1. Asuhan Kebidanan Varney..................................................................
2. SOAP...................................................................................................
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.......................................................................................
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................
C. Subjek Penelitian.......................................................................................
D. Jenis Data...................................................................................................
E. Alat dan Metode Pengumpulan Data.........................................................
F. Etika Penelitian..........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
LAMPIRAN.........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Asuhan kebidanan komperhensif adalah menejemen kebidanan

mulai dari ibu hamil,bersalin,sampai bayi baru lahir.sehingga persalinan

dapat berlansung dengan aman dan bayi yang di lahirkan selamat dan sehat

sampai dengan masa nifas (lapau,2015).continuity ofcare (COC) dalam

bahasa Indonesia dapat di artikan sebagai perawatan yang

berkesinambungan .definisi perawatan bidan yang berkesinambungan di

nyatakan : ‘’bidan di akui sebagai seorang profesional yang bertanggung

jawab dan akuntabel yang bekerja dalam kemitraan dengan wanita selama

kehamilan,persalinan dan priode postpartum dan untuk menolong

kelahiran merupakan tanggung jawab bidan serta memberikan perawatan

pada bayi baru lahir’’(Diana,2017).

Kehamilan merupakan masa yang di mulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin. lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9

bulan 7 hari). kehamilan ini di bagi atas 3 trimester yaitu; kehamilan

trimester pertama di mulai 0-14 minggu, dan kehamilan trimester ke dua di

mulai 14-28 minggu dan kehamilan trimester ke tiga mulai 28-42 minggu

(yuli,2017).
Antenatal care (ANC) merupakan pelayanan pemeriksaan

kesehatan rutin ibu hamil untuk mendiagnosis komplikasi obstetric serta

untuk memberikan informasi tentang gaya hidup, kehamilan dan

persalinan (Backe etal ,2015). setiap ibu hamil sangat di anjurkan untuk

melakukan pemeriksaan ANC komprehensif yang berkualitas minimal 4

kali yaitu minimal 1kali pada trimester pertama (sebelum usia kehamilan

14 minggu), minimal 1 kali pada trimester kedua[usia kehamilan 14-28

minggu) dan minimal dua kali pada trimester ke tiga (28-36 minggu dan

setelah 36 minggu usia kehamilan) termaksut minimal 1 kali kunjungan di

antar suami atau anggota keluaga .kunjungan pertama ANC sangat di

anjurkan pada usia kehamilan 8-12 minggu (backe et al,2015; kemenkes

RI ,2015; PMK 97,2014). pada tahun 2015, hamper seluruh ibu hamil

(95,75%) di Indonesia suda melakukan pemeriksaan kehamilan pertama

(K1) dan 87, 48% ibu hamil sudah melakukan pemeriksaan kehamilan

lengkap dengan frekuensi minimal 4 kali sesuai ketentuan tersebut (K4)

(Kemenkes RI,2016).

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan

janin turun ke dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah

proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir

spontan dengan presentsi belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu

maupun janin (Bandiyah,2012). persalinan adalah proses pengeluaran

janin yng terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir

spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlansung dalam 18 jam

tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Saifuddin 2013)


Bayi baru lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir mengalami

proses kelahiran, berusia 0-28 hari BBL memerlukan penyesuaian

fisiologis berupa maturase, adaptasi menyesuaikan diri dari kehidupan

intra uterin ke kehidupan (ekstrauterain) dan toleransi bagi BBL untuk

dapat hidup dengan baik (marmi dkk,2015). bayi baru lahir normal adalah

bayi yang baru lahir pada usia kehamilan genap 37-41minggu, dengan

presentasi belakang kepala la atau letak sunsang yang melewati tanpa

memakai alat. (Tando Naomy Mmarie,2016)

Masa nifas (puepurium) adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali sepeti pra-hamil

.lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu jadi masa nifas (puepurium ) adalah

setelah keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti

sebelum hamil secara normal masa nifas berlansung selama 6 sampai 40

hari (Setyo Retno Wulanjani,2011) akan tetapi, seluruh otot genetalia

baruh pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan

(Astutik ,2015). Priode pasca persalinan meliputi masa tranisi kritis bagi

ibu, bayi dan keluarganya secara fisiologis, emosional social (Haryani,

2012)

Setelah masa nifas selesai segera beri konseling pada ibu mengenai

kontrasepasi yang di gunakan program keluarga berencana (KB)

merupakan pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi)

atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding

Rahim (Taufan Nugroho dkk, 2014). keluarga berencana (KB) adalah

upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan , melaluipromosi, perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak

reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (BKKBN,2015)

Upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan bayi merupakan

salah satu bentuk investasi di mase depan. Keberhasilan upaya kesehatan

ibu dan bayi, diantaranya dapat di lihat dari indikator anka kehamilan ibu

(AKI) Dan Agnka Kematian Bayi (AKB)

Menurut World Health Organization (WHO), setiap hari pada

tahun 2017 sekitar 810 wanita meninggal, pada akhir tahun mencapai

295.000 orang dari 94 diantaranya di Negara berkembang (WHO,2019).

pada tahun 2018 angka kemtian bayi baru lahir sekitar 18 kematian per

1.000 kelahiran hidup. Tingginya Angka Kematian (AKI) Dan anka

kematian bayi (AKB) disebabkan oleh komplikasi pada kehamilan dan

persalinan. (UNICEF 2019). Dan pada tahun 2017 Angka Kematian Ibu

(AKI) sebesar 527 per 100.000 KH SedangkanAngka Kematian Bayi

(AKB) di dunia sebagai 100.000 jiwa (WHO 2018). AKI Di Indonesia

pada bulan januari sampai September 2017 sebesar 401 per 100.000 KH.

AKB di Indonesia mencapai 26 per 1000 KH. Pada tahun 2017, AKI

provinsi jawa tengah mencapai 89,6 per KH sedangkan AKB di jawah

tengah pada tahun 2017 sebanyak 25,3 per 1.000 KH (Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Tengah, 2017). Faktor penyebab lansung kematian ibu di

Indonesia masi didominasi oleh perdarahan 42% , eklampsia 13% , abortus

11%, infeksi 10%, partus lama/persalinan macet 9%, penyebab lain 15%,

dan factor tidak lansung kematian ibu karena kurangnya pengetahuan,

sosial ekonomi dan sosial 2 budaya yang masi rendah, selain itu factor
pendukung yaitu “4 terlalu’’ terlalu muda, terlalutua, terlalu banyak anak

dan terlalu sering hamil (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,2017).

Menurut Kemenkes RI (2018), anka kematian ibu di Indonesia

secara umum terjadi penurunan dari 390 menjadi 305 per 100.000

kelahiran hidup, walau sudah cenderung menurun namun belum berhasil

mencapai target MDGs. pada tahun 2015 MDGs menargetkan anka

kematian ibu 110 kematian per 100.000 kelahiran. Angka kematian Ibu

(AKI) Di Provinsi Bali dalam 6 tahun terakhir berada di bawa angka

nasional dan di bawah target yang ditetapkan 100 per 1000 kelahiran

hidup, namun setiap tahunnya belumbiasa diturunkan secara signifikan.

pada tahun 2018 AKI di Provinsi Bali mencapai angka 52,2 per 100,000

kelahiran hidup, tahun ini merupakan anka yng paling rendah dalam empat

tahun terakhir (Dinkes Provinsi Bali, 2018) menurut WHO Angka

Kematian Ibu (AKI) di sebabkan oleh kompikasi selama dan setelah

kehamilan dan persalinan. Komplikasi utama yang menyebabkan hamper

75, dari semua kematian ibu yaitu pendarahan, infeksi, tekanan tinggi

selama kehamilan (pre-eklamsia dan eklamsia), komplikasi dari persalinan

aborsi yang tidak aman dan sisanya di sebabkan oleh kondisi kronis seperti

penyakit jantung dan diabêtes (WHO,2019). penyebab utama kematian ibu

di Indonesia termaksut provinsi bali di dominasi oleh tiga factor yaitu

perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi (Kemenkes RI,2014).

secara nasional penyebab kematian ibu terbanyak di dominasi oleh

perdarahan, kondisi yang Paling sulit di atasi pada kasus plasenta previa

dan plasenta akreta. (dinas kesehatan provinsi bali,2018) upaya percepatan


penurunan AKI dan AKB pemerintah telah membuat kebijakan agar setiap

ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas,pada ibu

hamil mendapatkan pelayanan antenatal care yang berkalitas dan terpadu

(10 T)dan berikan program perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi (P4K) (KemenkesRI,2017). Pada ibu bersalin, ibu di berikan

asuhan persalinan sesuai dengan standar asuhan persalinan normal (APN)

berdasarkan lima benang merah. upaya penurunan AKI pada ibu nifas

dengan memberikan asuhan sesuai dengan standar yang dilakukan 3 kali

jadwal kunjungangan nifas (KF) yaitu KF 1, KF 2, dan KF 3 pasca

persalinan. upaya untuk mengurangi angka kematian bayi (AKB) dengan

memberikan asuhan sesuai dengan standar asuhan yang dilakukan 3 kali

jadwal kunjungan neonates (KN) yaitu KN 1, KN 2, KN 3 Setelah lahir,

selain itu untuk mengcegah peningkatan 3 AKI dan AKB pemerintah juga

menyediakan rumah sakit PONEK untuk pasien yang mengalami

kegawatdaruratan (Kemenkes RI,2017). sesuai dengan keputusan menteri

kesehatan RI nomor 369/Menkes/SK/2007 tentang standar profesi bidan,

bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memeliki posisi

penting dan strategis terutama cdalam penurunan angka kematian ibu

(AKI) dan Angka kesakitan dan kematian Bayi (AKB). bidan memberikan

pelayan kebidanan yang berkesinambungan dan paripurna berfocus pada

ASPEK Pengcegahan, promosi dan berlandaskan kemitraan dan

pemberdayaan masyarakat bersama – sama dengan tenaga kesehatan

lainnya untuksenantiasa siap melayani siapa saja yang membutuhkannya.

dalam memberikan asuhan kebidanan proses pengambilan keputusan dan


tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang

lingkup praktik. kewenangan bidan tercantum dalam permenkes RI nomor

28 tahun 2017 tentang izin dan penyelengaraan prakrtik dalam

memberikan asuhan pada kasus fisiologis dan kegawatdaruratan yang

dilakukan dengan perujukan.

Angka kematian ibu (AKI) di provinsi Maluku dari tahun 2010

sampai dengan 2014 sangat flutu aktif pada Tahun 2014 AKI mengalai

penurunan yaitu 205 per 100.000 yang artinya dari 100.000 kelahiran

hidup terdapat 199 orang ibu yang meninggal, angka ini masih jauh

daritarget AKI nasional yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun

2015. Kabupaten dengan angka AKI tertinggi adalah kepulauan Aru yairu

mencapai 554 per 100.000 KH, diikuti oleh kabupaten seram bagian timur

sebesar 531 per 100.000 KH dan kabupaten buru sebesar 467 per 100.000 ,

sedangkan tiga kabupaten dengan angka AKI terendah yaitu kota Ambon

30 per 100.000 KH, seram bagian barat sebesar 158 per 100.000 KH dan

Maluku tengah mencapai 158 per 100.000 KH. Angka kematian

bayi(AKI)dikabupaten kepulauan aru merupakan kabupaten dengan AKI

tertinggi yaitu mencapai 554/100.000, KH tetapi AKB dan AKABA juga

tinggi. AKI terendah di kota ambon yaitu 30/100.000 KH tetapi AKB

cukup tinggi yaitu sebesar 15/1.000 KH. angka kematian bayi yang

dilaporkan di provinsi Maluku pada tahun 2014 adalah 9 per 1.000

kelahiran hidup, yang artinya dari 1.000 kelahiran bayi terdapat 9 orang

bayi yang meninggal. Angka kematian bayi di provinsi Maluku mengalami

peningkatan dari tahun 2013 ke2014 sebesar 2,07 yaitu mencapai 9


kematian bayi per1.000 kelahiran hidup. Kabupaten Maluku tengara barat

merupakan kabupaten yang tinggi angka kematian bayi yaitu 41 per 1.000

KH, DIikuti oleh kota tual yaitu 20 per 1.000 KH dan kabupaten buru

selatan sebesar 18 per 1.000 KH Sedangkan AKB terendah di kabupaten

buru 6 per 1.000 di ikuti oleh kabupaten seram bagian barat yaitu4 per

1.000 KH dan Maluku tengah sebesar 2 per 1.000 KH(.Sumber;profil

kesehatan kota tahun,2014)

Berdasarkan uraian diatas,maka penulis tertarik melakukana suhan

kebidanan komprehensif pada ny.L selama masa hamil, persalinan, bayi

baru lahir, nifas, dan kb dalam laporan kerja puskesmas tugas akhir dengan

judul’’asuhan kebiadanan komprehensif dan berkesinambungan pada ny.L

Umur 19 tahun dipuskesmas kairatu barat, kecematan kairatu barat tahun

2021

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka dapat

dirumuskan masala dalam penilitian sebagai berikut ;’’Bagaimanakah

penerapan manejemen Asuhan Kebidanan Komprehensif (continuity of

care) pada Ny L Umur 19 tahun Di puskesmas kairatu barat, kecamatan

kairatu barat Tahun 2021’’


C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan secara komprensif

pada ibu hamil, Bersalin, Nifas, BBL, neanatus dan KB dengan

menggunakan pendekatan manejemen kebidanan pda Ny L di

puskesmas kairatu barat.

2. Tujuan khusus

a. Menerapkan asuhan kebidanan pada ibuhamil Ny.L Di puskesmas

kairatu barat dengan menggunkan pendokumentasian SOAP

b. menerapkan asuhan kebidanan pada ibu bersalin Ny L Di

puskesmas kairatu barat dengan pendokumentasian SOAP

c. menerapkan asuhan kebidanan pada ibu nifas Ny L Di puskesmas

kairatu barat dengan pendokumentasian SOAP

d. menerapkan asuhan kebidanan dengan pendokumentasian SOAP

e. menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny L Di

puskesmas kairatu barat dengan menggunakan pendokumentasian

SOAP

f. menerapkan asuhan kebidanan pada pemasangan KB Ny Ldi

puskesmas kairatu barat dengan menggunakanpendokumentasian

SOAP
D. MANFAAT PENILITIAN

1. Bagi Tenaga kesehatan

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi institusi

kesehatan dalam rangka meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan

asuhan kebidanan komprehensif

2. Bagi Institusi Pendidikan

Dapat diaplikasikan apa yang telah di pelajari dari perkuliahan ke

lahan praktek, tentang asuhan yang di berikan pada ibu hamil, bersalin,

bayi baru lahir, nifas, neonates, dan KB dalam batasan continuity of

care

3. Bagi Penulis

Menjadi bahan masukan bagi penulis dalam meningkatkan

pengetahuan untuk melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada

ibu hamil.

E. RUANG LINGKUP

1. Sasaran

Sasaran dalam asuhan continue of care ini adalah Ny L umue 19

tahun di puskesmas kairatu barat kecamatan kairatu mulai dari

kehamilan, persalinan, nifas, neonates, dan KB yang di lakukan sesuai

standar asuhan kebidanan.

2. Ruang Lingkup Waktu


Asuhan kebidanan ini dilaksanakan pada bulan juli sampai

dengan agustus 2021

3. Ruang Lingkup Tempat

PelaksanaanAsuhan kebidanan ini di lakukan di puskesmas

kairatu barat, kecematan kairatu.

F. KEASLIAN PENELITIAN

Berdasarkan penulisan dan penyusunandari pepenulis, penelitian

dengan judul asuhan kebidanan pada ibu hamil yang belum pernah

dilakukan namun ada beberapa penelitian sejenis yang berhubungan

dengan penelitian antara Lain.

Tabel 1.1 Penelitian serupa

No Penelitian/ Judul penelitian Desain Hasil penilitian

Tahun
1 Putri Asuhan kebidanan Asuhan Berdasarkan

Novia sari komprehensif pada kebidanan pengkajian

2016 Ny.R 23 tahun di BMP komprehensif asuhan

sugiyanti desa kebidanan

pertanahan kecamatan komperhensif

pertanahan kabupaten yang telah

kebumen diberikan

kepada Ny.R

umur 24 tahun
mulai dari

kehamilan,pers

alinan,nifas,bay

i baru

lahir,tidak ada

data yang

mengarah

kegawatdarurat

ataupun

patologis dan

tidak ada

kesenjagan

antara teori

dengan lahan

praktek
2 Muftihul Asuhan kebidanan Asuhan Dari hasil studi

Khoiryah komprehensif pada kebidanan kasus di

Ny .T umur 22 tahun di komprehensif peroleh

puskesmas salama diagnosaNy.T

kecamatan salaman usia 22 tahun

kabupaten magelang G1P0A0 Usia

kehamilan 38

minggu

fisiologis

dengan
persalinan

fisiologis pada

umur

kehamilan 40

minggu, di ikuti

dengan masa

nifas fisiologis

pada kehamilan

di temukan

kesenjagan

antara teori dan

praktek yaitu

kolostrum yang

seharusnya

keluar

namunpada

Ny.T belum

keluar.

BAB ll

TINJAUAN PUSTAKA
A. KAJIAN TEORI

1. Konsep Dasar Kehamilan

a. pengertian kehamilan

Asuhan Ante Natal (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan

untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil,

hingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan

pemberian ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar

(manuaba,2010). Kehamilan dapat di definisikan sebagai fertilisasi

dan penyatuan dari spermatozoa dan ovum di lanjutkan dengan

nidasi atau implantasi. Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga

lahirnya bayi, kehamilan normal akang berlansung dalam waktu 40

minggu atau 10 bulan lunas atau 9 bulan menurut kalender

internasional (Saifuddin,2010).

Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan

dan terdiri dari ovulasi, nidasi (implantasi) pada uterus,

pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai

aterm (manuaba,2010).

Kehamilan terbagi dalam tiga trimester, trimester pertama

berlansung selama 12 minggu, trimester ke dua berlansung selama

15 minngu (minggu ke-13 hingga ke-27), trimester ke tiga

berlansung selama 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40),

(Wiknjosastro, 2008). masa kehamilan di mulai dari konsepsi


sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari atau

40 minggu 9 bulan 7 hari di hitung dari haid pertama haid terahir

(saifuddi,2010).

Kehamilan cukup bulan (aterm) adalah masa gestasi tiga 7-42

minggu (259-294) lengkap. kehamilan kurang bulan (preterm)

adalah masa gestasi kurang dari minggu. kehamilan lewat waktu

(posterm) adalah masa gestast.

1) pertumbuhan trimester Satu

Dimulai dari konsepsi spermatozoa menembus dinding

corona radiata dengan enzim hyaluranidase. Persemyawaan

tersebut biasanya terjadi di daerah ampulla tuba sel telur yang

sudah di buahi tersebut di sebut zygot inti sel telur dan inti sel

spermatozoa kromosom dari kedua inti bercampur hingga telur

mempunyai 46 kromosom dan selanjutnya masing-masing

kromosom membelah diri hingga terjadi dua pasang.Ovum

yang telah di buahi mengalami proses segmentasi sehingga

blatomer.

Sesuai tingkat pertumbuhannya dari 0-2 minggu setelah

fertilisasi disebut ovum,3-5 minggu disebut emberio

(mudigah). pada saat ini belum bisa di bedakan, akan tetapi

pembentukan alat- alat badan dalam bentuk dasar sudah

terjadi. Sementara itu,umur kehamilan lebih dari 5 minggu


disebuti fetus yang mana janin sudah mempunyai bentuk

manusia akhir.

Saat genap 1 bulan badan bayi sanggat melengkung,

panjangnya 7,5-10 mm, kepalanya 1/3 dari seluruh mudigah.

saluran yang akan menjadi jantung sudah terbentuk dan sudah

berdenyut.dasar tractus digestivus sudah Nampak, permukaan

kaki dan tanggan terbentuk tonjolan (asuhan kebidanan pada

kehamilan,2018)

Pada akhir bulan kedua mukanya sudah mulai jelas

terbentuk muka manusia dan sudah mempunyai lengan dan

tungkai dengan jari tangan dan kaki. Alat kelamin sudah

Nampak, walaupun belum dapat di tentukan jenisnya. panjang

mencapai 2,5 cm.

2) Pertumbuhan trimester II

Pada bulan ke 4 panjang janin mncapai 10-17 cm,

beratnya 100 gram, alat kelamin sudah dapat di tentukan

jenisnya, kulit di tumbuhi rambut yang halus (lanugo). pada

akhir bulan ini, pergerakan janin sudah dapat di rasakan oleh

ibu. Akhir bulan ke 5 panjang janin 18-27 cm, dan beratnya

mencapai 300 gram, djj pun sudah dapat di dengar. akhir bulan

ke 6 panjang jani 28-36 cm, beratnya 600 gram, kulit keriput

dan lemak mulai di timbun di bawah kulit dan kulit tertutup


oleh verniks caseosa yang bermaksud untuk melindungi kulit.

(asuhan kebidanan Pada kehamilan,2018).

3) Pertumbuhan Trimester III

Trimester ketiga berlangsung selama 13 minggu ,mulai dari

minggu ke 28 sampai minggu ke 40. pertumbuhan dan

perkembangan utuh telah di capai(Manuaba,2010).kehamilan

trimester tiga merupakan waktu mempersiapkan kelahiran dan

kedudukan sebagai orang tua seperti terpusatnya pada

kehadiran bayi, sehinnga disebut juga sebagai priode penantian

(Vivian,2011).

b. perubahan fisiologis pada kehamilan

perubahan yang terjadi pada kehamilan menyebabkan selurh

system genetalia wanita mengalam perubahan yang mendasar

sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin

dalam Rahim (Manuaba La,2010).

1) Uterus

Uterus yang semula berukuran sebesar jempol atau seberat tiga

puluh gram akan mengalami hipertrofi, sehingga menjadi

seberat 100 gram di akhiri masa kehamilan. otot dalam Rahim

mengalami hyperplasia dan hipertrofi sehingga dapat menjadi

lebih besar,lunak dan dapat mengikuti pembesaran janin

karena pertumbuhan janin (Tyastuti dan Wahyuningsih,2016).


2) Vagina

Vagina ibu hamil mengalamihi pervaskularisasi yang

menimbulkan warna merah ungukebiruan yang disebut tanda

chadwick. vagina ibu hamil berubah menjadi asam, keasaman

(Ph) berubah dari 4 menjadi 6,5 sehingga menyebabkan wanita

hamil menajadi lebih rentan terhadap infeksi vagina terutama

infeksi jamur. hipervaskularisasi pada vagina dapat

menyebabkan hipersensitivitas sehingga dapat menyebabkan

libido atau bangkitan seksual tertuama pada kehamilan

trimester dua (Tyastuti Wahyuningsih,2016).

3) Ovarium

Selama kehamilan,indung telur akang meneruskan fungsinya

sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia

kehamilan 16 minggu (Tyastuti dan Wahyuningsih,2016).

4) payudara

Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai

persiapan memberikan ASI pada saat laktasi.perkembangan

payudara tidak dapat di lepaskan dari pengaruh hormone saat

kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatotropin.

Kedua payudara akan bertambah ukurannya dan vena-vena di

bawah kulit akan terlihat, puting payudara akan membesar,

berwarna kehitaman(saifuddin,2010).
5) Sistem respirasi

System pernafasan mengalami sedikit perubahan selama masa

kehamilan, volume ventilai per menitdan pengembalian

oksigen permenitakan mengalami penambahan secsrsa

signifikan pada kehamilan lanjut. perubahan ini akan mencapai

puncaknya pada usia kehamilan tiga tujuh minggu dan akan

kembali seperti sebelumnya dalam 24 minggu setelah

persalinan (saifuddin,2010).

6) Sistem perkemihan

Masa awal kehamilan, kandung kemih Akan tertekan oleh

uterusyang mulai membesar sehningga sering berkemih.

keadaan ini dapat hilangdengan makin tuanya kehamilan bila

uterus keluar dari rongga panggul. namun, jika kepala janin

sudah mulai turun ke pintu panggul, keluhan ini akan timbul

Kembali (saifuddin ,201).

7) sistem endokrin

Trimester dua ada peningkatan hormone estrogen dan

progesterone, namun menjelang persalinan hormone

progesterone akan menurun. sedangkan pada trimester ketiga

hormone prolactin akan meningkat 10 kali lipat pada kehamilan

aterm.sebaliknya setelah persalinan kosentrasinya pada plasma

akan menurun(saifuddin,2010).
8) sistem kardiovaskukler

Selama kehamilan volume darah ibu akan meningkat, hal ini

menyebabkan dapat terjadinya hemodelusi dengan puncaknya

pada usia 32 minggu (varney dan Gegor,2007). perubahan

psikologis pada trimester ketiga disebut juga priode dengan

penuh kewaspadaan.pada priode ini ibu mulai menyadari

kehadiran bayi sebagai mahluk terpisah sehingga ibu tidak sabar

menanti kehadiran sang bayi saat proses persalinan (Varney,

Kriebs, Gegor,2007).

a) Kebutuhan dasar pada trimester lll

Menurut romauli, semakin tuanya usia kehamilan,

kebutuhan fisik maupun psikologis ibu juga mulai beragam

dan terpenuhi. Kebutuhan fisik maupun psikologis ibu

hamil di jabarkan sebagai berikut:

1) Oksigen

Kebutuhan oksigen adalah yang utama termaksut

ibu hamil. Berbagai ganguan pernafas Itu biasa terjadi

saat hamil hingga akan mengalami mengangu

pemenuhan oksigen pada ibu yang akan berpengaruh

pada bayi yang di kandung.konsul dokter bila ada

ganguan atau kelainan seperti asma dan laimn-lain.


2) Nutrisi

Gizi pada waktu hamil harus di tingkatkan hingga 100

kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengonsumsi

makanan yang mengandung protein, zat besi,dan

minum cukup cairan (menu seimbang).

3) Kalori

Sumber kalori adalah hidratarang dan lemak. Bahkan

makanan yang banyak mengsandung hidrstaranga

adalah golongan padi-padian (misalnya beras dan

jagung), golongan umbi-umbian, (misalnya ubi dan

singkong, dan sagu).

4) protein

Protein adalah zat utama untuk membangun jaringan

bagian tubuh. Kekurangan protein dalam makanan ibu

hamil mengakibatkan bayi akan lahir lebih kecil dari

normal. Sumber zat protein yang berkualitas tinggi

adalah susu. Sumber lain meliputi sumber protein

hewani (misalnya daging, ikan unggas, telur dan

kacang) dan sumber protein nabati (misalnya kacang-

kacangan seperti kedelai, kacang tanah, kacang tolo,

dan tahu tempe).

5) mineral

Semua mineral dapat di penuhi dengan makan-makan

sehari-hari yaitu buah-buahan, sayur-sayuran,dan susu.


hanya zat besi yang tidak bisa terpenuhi dengan

makanan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini

dibutuhkan suplemen besi 300 mg sebagai ferosus,

forofumarat atau feroglukonat perhari pada kehamilan

kembar atau pada wanita yang sedikit anemia

dibutuhkan 60-100 mg/hari. Kebutuhan kalsium

umumnya terpenuhi dengan minum susu. satu liter susu

sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalsium

6) vitamin

vitamin sebarnya telah terpenuhi dengan makanan

sayur dan buah-buahan, tetapi dapat pula di berikn

ekstra vitamin. pemberian asam folatterbukti mencegah

kecacatan pada bayi. vitamin yang dikonsumsi yaitiu;

Vitamin A yaitu untuk kesehatan kulit, membrane

mukosa, membatu penglihatan pada malam hari dan

untuk menyiapkan vitamin A bagi bayi ,Vitamin D,

Vitamin E, Vitanin K, Vitamin B, Vitamin C yaitu

untuk pembentukan kolagen dan darah untuk

membentuk penerapan Fe, asam folat yaitu untuk

pembentukan sel-sel darah, untuk sintesa DNA serta

untuk pertumbuhan janin dan plasenta.

b) kebutuhan personal hygiene

Kebersihan harus di jaga pada masa hamil Mandi di

anjurkan dua kali sehari karena ibu hamil cenderung utntuk


mengeluarkan banyak keringat, menjaga kebersihan diri

terutama lipatan kulit (ketika, bawah buah dada,daerah

genetalia). kebersihan gigi dan mulut ,perlu mendapat

perhatian karena sering kali mudah terjadi gigi berlubang,

terutama pada ibu kekurangan kalsium.

c) Kebutuhan Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan

dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buag air

kecil. tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah

dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak

minum air putih, ketika labung dalam keadaan kosong

.minum air putih hangat ketika keadan kosong dapat

meransang gera peristaltik usus. Jika ibu suda mengalami

dorongan, maka segerah untuk buang air besar agar tidak

terjadi konstipasi. Sering buang air kecil merupakan

keluhan utama yang dirasakan ibu hamil, terutama trimester

l dan lll, hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis.

d) Kebutuhan Seksual

Selama kehamilan berjalan normal, koitus diperbolehkan

sampai akhir kehamilan, meksipun beberapa ahli

berpendapat sebaiknya tidak lagi berhubungn seks selama

14 hari manjelang kelahiran. Koitus tidak di perkenankan

bila terdapat pendarahan pervagina, riwayat abortus


berulang, abortus/partus prematus immenes, ketuban pecah

sebelum waktunya

e) kebutuhan Mobilisasi

Ibu hamil boleh melakukan kegiatan atau aktivitas fisik

bisa selama tidak terlama melelahkan. ibu hamil dapat di

anjurkan untuk melakukan pekerjaan rumah dengan secara

berirama dengan menghindari gerakan menyentak, sehingga

mengurangi ketegangan pada tubuh dan menghindari

kelelahan.

f) istirahat

Wanita hamil dianjurkan untuk merencanakan istirahat

yang teratur karena dapat meningkatkan kesehatan jasmani

dan rohani untuk kepentingan perkembangan dan

pertumbuhan janin. Tidur pada malam hari selama kurang

lebih 8 jam dan istirahat dalam keadaan nyaman pada

siang hari selama 1 jam.

g) persiapan persalinan

Menjelang persalinan, setiap ibu hamil diharapkan

melakukan persiapan persalinan agar tercapainya

persalinan yang aman dan selamat. Persiapan persalinan di

jelaskan dalam program perencanaan persalinan dan

pencegahan komplikasi (P4K) Yang juga tercantum dalam


buku kesehatan ibu dan anak,yang terdiri atas; lokasi

tempat tinggal ibu, identitas ibu hamil, tafsiran 14

persalinan, penolong persalinan, fasilitas tempat bersalin,

pendamping bersalin, calon pendonor darah, transportasi,

dan adanya perencanaan termasuk pemakayan KB.

h) Memantau Kesejahteraan Janin

Pemantawan pergerakan janin minimal di lakukan 12 jam,

dan pergerakan janin selama 12 jam adalah minimal 10

kaligerakan janin yang dirasakan ibu hamil.

c. Tanda Bahaya Pada Kehamilan

Di dalam buku kesehatan ibu dan anak ada beberapa tanda bahaya

kehamilan dan hal-hal yang dapat terjadi pada kehamilan ,yaitu:

1) muntah terus dan tidak mau makan

2) demam tinggi

3) bengkak pada kaki, tangan, dan wajah atau sakit kepala disertai

kejang

4) janin dirasakan kurang bergerak dibandingkan sebelumnya

5) perdarahan pada hamil mudah dan tua

6) airketuban keluar sebelum waktunya

Selain tanda bahaya di atas, ada beberapa masalah lain yang

dapat terjadi selama masa kehamilan menurut buku kesehatan ibu

dan anak ( 2017) yaitu;


1) demam mengigil dan berkeringat. bila hal ini terjadi daerah

endemis malaria, maka kemungkinan menunjukkan gejala

penyakit malaria.

2) terasa sakit pada saat kencing atau keluar keputihan atau

gatal-gatal di daerah kemaluan

3) bentuk lama hingga lebih dari 2 minggu

4) jantung berdebar-debar atau nyeri dada

5) diare berulang

6) sulit tidur dan cemas berlebihan

Tekanan darah tinggi pada kehamilan hipertensi adalah salah

satu masalah kesehatan yang paling banyak dialami selama

kehamilan. adapun kategori jenis hipertensi yang dapat dialami

ibu hamil yaitu;

1) Hipertensi kronis yang sudah ada sejak sebelum hamil atau

baru terdiagnosis pada usia kehamilan 20 minggu

2) pereklamsia–eklamsia yaitu komplikasi kehamilan memasuki

usia 24 minggu keatas.jenis hipertensi ini dapat muncul tanpa

riwayat sebelumnya

3) hipertensi kronis dengan superimposed preklamsia yaitu

kondisi ketika seorang ibu hamil yang memiliki riwayat

hiprtensi kronis sebelumnya juga mengalami preeklamsia

4) hipertensi gestasional atau hipertensi yang hanya terjadi

selama masa kehamilan. Tekanan darah kemudian akan turun

kembali usai persalinan.


d. Standar pelayanan kebidanan

menurut kementrian kesehatan RI(2016), standar pelayanan

kebidanan yaitu, pelayana yang di berikan kepada ibu hamil

minimal empat kali selama Masa kehamilanya. Bidan berkunjung

kerumah masarakat dan berinteraksi untuk memberikan

penyuluhan serta motivasi kepada ibu hamil dan keluarganya agar

melakukan pemeriksaan kehamilan sejak dini dan secara

teratur.selain kunjungan minimal empat kali selama masa

kehamilan, ibu juga mendapatkan pelayanan sesuai standar yang

di sebut dengan 10 T. menurut buku kesehatan ibudan anak(2017)

pelayanan ini di berikan untuk memantau kondisi ibu dan janin

serta perkembangan kehamilan ibu, yaitu;

1) pengukuran tinggi dan berat badan

Pengukuran tinggi badan di lakukan hanya pada kunjungan

pertama bila tinggi ibu kurang dari 145 cm maka ibu dikatakan

memiliki factor resiko panggul sempit, sehingga kemungkinan

ibu sulit untuk bersalin secara pervaginam. Pengukuran berat

badan pada ibu hamil di lakukan setiap kali kunjungan.sejak

bulan ke-4 penambahan berat badan selama kehamilan

minimal 1kg/bulan.

2) pengukuran tekanan darah

Pengukuran tekanan darah di lakukan setiap kali kunjungan.

tekanan darah normal 120/80 mmHg .bila tekanan darah_>


140/90 mmHg maka ibu dikatakan memiliki factor resiko

hipertensi (tekanan darah tinggi) dalam kehamilan.

3) pengukuran lingkar lengan atas (LILA)

Pengukuran LILA dilakukan hanya pada kunjungan pertama.

Jika LILAibu hamil kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil akan

dikatakan kekurangan energi kronis (KEK) dan berisiko

melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).

4) Pengukuran tinggi Rahim

Pengukuran tinggi Rahim atau tinggi fundus uteri (TFU)

dilakukan setiap kunjungan dengan tujuan untuk melihat

pertumbuhan janin apakah sesuai dengan usia kehamilan

5) penentuan letak janin

(presentasi janin) dan denyut jantung janin.trimester lll

dilakukan penentuan presentasi janin dengan tujuan untuk

mengetahui letak janin pada usia kehamilan 36 minggu.

Penghitungan denyut 17 jantung janin dapat dilakukan pada

akhir Trimester l dan selanjutnya setiap kali kunjungan dengan

rentang DJJ normal 120-160 kali per menit.

6) penentuan status imunisasiTetanus Toksoid (TT)

pemberian imunisasi TT bertujuan untuk mencegah

tetanus neonatorum. Pemberian imunisasi ini ditentukan sesuai

dengan status imunisasi ibu saat kunjungan pertama kali


dimana akan di lakukan screening sebelum ibu diberikan

imunisasi TT. Pemberian imunisasi TT didak dilakukan jika

hasil screening menunjukkan wanita usia subur yang telah

mendapatkan imunisasi TT5 yang harus di buktikan dengan

buku KIA, rekam medis atau kohort.

Tabel 2.1 Rentang Waktu Pemberian Imunisasi TT Dan LamPerlindunganya

Imunisasi TT waktu minimalLama perlindungan


TT 1 langkah awal pembentukan kekebalan tubuh terhadap penyakit

tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 13 tahun
TT 3 6 Bulan setelah TT 25 tahun
TT 412 Bulan setelah TT 310 tahun
TT 512 bulan setelah TT 425 tahun

7) pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan golongan

darah, pemeriksaan kadar hemoglobin, pemeriksaan protein

dan glukosa dalam urin, pemeriksaan HIV dilakukan wajib

dengan adanya program pencegahan penularan dari ibu ke

anak (PPIA), dan pemeriksaan darah lainya seperti malaria,

sifilis, HbsAg.

8) Temu wicara atau konseling

Tenaga kesehatan memberikan penjelasan mengenai

perawatan kehamilan, pencegahan kelainan bawaan, bersalinan


dan inisiasi menyusun dini (IMD0, nifas, perawatan bayi baru

lahir, ASI eksklusif, keluarga berencana, (KB) ,dan imunisasi

pada bayi, serta perencanaan persalinan dan pencegahan

komplikasi (P4K), tata laksana pengambilan keputusan yang

tepat dan cepat bila terjadi komplikasi selama kehamilan,

persalinan dan nifas. Penjelasan ini di berikan secara bertahap

sesuai dengan masalah dan kebutuhan ibu.

9) Tatalaksana atau pengobatan

Berdasarkan hasil pemeriksaan ante natal dan hasil

pemeriksaan laboratorium, bila ditemukan kelainan atau

masalah pada ibu hamil maka harus ditangani sesuai standar

dan kewenangan kesehatan. kasus- kasusyang tidak Dapat

ditangani dapat dirujuk sesuai dengan sistem rujukan .

e. Asuhan komplementer pada kehamilan

pelayanan kesehatan tradisional terintegrasi yang telah di atur

Keppres NO.103 tahun 2014 pasal 7 ayat (1) merupakan pelayanan

kesehatan tradisional dengan mengunakan ilmu biokultural dan

ilmu biomedis yang manfaat yang manfaatnya telah terbukti secara

ilmiah.pelayanan kesehatan ini dilakukan di fasilitas kesehatan

tradisional dengan mengunakan teknik manual terapi energy,dan

terapi pola piker.pelayanan ini dilakukan dengan mengunakan

ramuan yang berasal dari tanaman, hewan, mineral, dan campuran

dari bahan-bahan ramuan (Wiadnyana,2011).


1) Yoga ibu hamil

Ibu hamil yang melakukan latian yoga bertujuan untuk

mempersiapkan tubuh maupum pikiran agar dapat melewati

masa persalinan dengan tenang dan lancer. Yoga antenatal

dapat melatih otot-otot tubuh melalui gerakan tubuh menyertai

teknik pengaturan nafas dan pemusatan konsetrasi yang akan

membuat fisik menjadi lebih sehat, bugar, kuat dan emosi akan

lebih stabil (Wiadnyana,2011).

2) Aromaterapi

Aromaterapi merupakan istilah bagi salah satu jenis

pengobatan tradisional yang menggunakan bahan cairan

tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai obat essensial,

dan senyawa aromatic lain. aromaterapi memiliki manfaat

untuk melancarkan sirkulasi darah, meringankan masalah

seperti mual dan muntah, dan mampu membuat tubuh dan

pikiran menjadi lebih rileks (Wiadnyana,2011).

3) Massase ibu hamil

Massase atau pijatan merupakan aplikasi teknik pada jaringan

lunak tubuh seperti kulit, otot, tendon dan ligament. manfaat

dari massase saat kehamilan dapat membantu merperlancar

peredaran darahdan memperlancar sirkulasi darah. System

sirkulasi darah yang lancer dapat memudahkan system kerja


jantung dan membantutekanan ibu hamil menjadi

normal(Wiadnyana,m2011).

f. .tanda pasti kehamilan

tanda pasti hamil adalah kondisi yang mengidikasikan adanya

buah kehamilan atau bayiyang di ketahui melalui pemeriksaandan

direkam oleh pemeriksa.indacator pati hamil adalah penemuan

keberadaan janin secara jelas dan hal ini tidak dapat di jelaskan

dengan kesehatan yang lain.

1) Denyut jantung janin(DJJ)

Dapat di dengar dengan stetoschop leanec pada minggu 17-

18,dengan doopler Djj dapatdi dengarkan lebih awal

lagi,sekitar minggu ke 12, melakukan auskultasi pada janinbias

juga mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain,seperti bising tali

pusat,bising, uterus dan nadi ibu.

2) Gerakan janin dalam Rahim

Gerakan janin juga bermula pada kehamilan mencapai 12

minggu,akan tetapi baru dirasakan oleh ibu pada usa

kehamilan 16-20 minggu. pasalnya, pada usia kehamilan

tersebut ibu dapat merasakan gerakan halus hingga tendangan

kaki bayi yang dapat dirasakan ibu di sebut quickening atau

yang sering di sebut dengan kesan kehidupan. Walaupun

gerakan awal ini dapat di kategorikan tanda pasti dan estimasi


usia kehamilan, akan tetapi hal ini sering kelirudengan gerakan

usus akibat perpindahan gas di dalam lumen saluran cerna.

Bagian-bagian janin dapat di palpasi dengan mudah melalui

usia kehamilan 20 minggu.

3) terlihat bagian-bagian janin pada pemeriksaan USG

Pada ibu di yakini dengan kondisi hamil maka dalam

periksaan USGt erlihat adanya gambaran janin.USG

memungkin kan untuk mendeteksi jantung kehamilan

(gestasinal sac) pada minggu ke-5 hinga ke-7. Pergerakan

jantung biasanya terlihat pada 42 hari setelah konsepsi yang

normal atau sekitar minggu ke-8. Melalui pemeriksaan USG

dapat diketahui juga panjang, kepala, dan bokong janin serta

merupakan metode akurat dalam menuntukan usia kehamilan.

g. tanda-tanda dimulainya Persalinan

Dengan menurun hormone progesterone menjelang persalinan

dapat terjadi kontraksi. Otot Rahim dapat menyebabkan;

1) turunnya kepala, masuk PAP terutama pada minggu ke 36 dapat

menimbulkan sesak dibagian bawah, di atas simpisis pubis

kandung kemih tertekan kepala.

2) perut lebih melebar karena fundus uteri menurun.

3) muncul saat nyeri di area pinggang karena kontraksi ringan otot

Rahim.

4) terjadi pelunakan serviks karena terdapat kontraksi otot Rahim.


5) terjadi pengeluaran lendir, penutup serviks di lepaskan

(bloodshow).

2. Konsep Dasar Persalinan

a. pengertian persalinan

Persalinan adalah preses pengeluaran hasil konsepsi Yang dapat

hidup dari dalam uterus ke dalam vagina ke dunia luar

(Wiknjosastro,2008). Persalinan adalah rangkaian proses yang

berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. proses ini di

mulai dengan kontraksi persalinan sejati, dan di akhir dengan

kelahiran plasenta (varney,2007). persalinan adalah klimaks

kehamilan dimana berbagi system yang nampaknya tidak saling

berhubungan bekerja dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi

(Manuaba,IA,2010).

b. Tanda-tanda persalinan

Tanda dan gelaja persalinan menurut Kementrian kesehatan RI

(2016), meliputi:

1) kekutan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak

kontraksi yang semakin pendek

2) dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir,

lendir campur darah)

3) dapat disertai ketuban pecah


4) pemeriksaan dalam di jumpai perubahan serviks perlunakan,

pendataran, dan pembukaan serviks.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pesalinan

Menurut Bobak. Lowdermilk dan Jensen (2005), ada beberapa

faktor yang mempengaruhi persalinan sering disebut dengan 5p

yaitu;

a) tenaga (power)

ibu melakukan kontraksi involunter dan volunteer secara

bersamaan untuk mungeluarkan janin dan plasenta dari uterus.

Kontaraksi uterus ivolunter 21 (kekuatan primer) menandai

mulainya persalinan, kekuatan primer membuat serviks

berdilatasi, usaha volunteer 9 kekuatan sekunder ) dimulai

untuk mendorong keluar sama dengan yang dilakukan saat

buang air besar (mengedan).

b) jalan lahir (passages)

panggul ibu yang meliputi tulang yang padat , dasar panggul,

vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Kepala bayi harus

mampu menyesuaikan dengan jalan lahir yang relatif kaku.

c) passanger

terdiri dari janin dan plasenta.bayi bergerak disepanjang jalan

lahir merupakan akibat interaksi dari beberapa faktor yaitu,

ukuran, kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin.

d) posisi ibu
posisi ibu memopengaruhi adaptasi anatomi dan fisiolologis

persalinan. Mengubah posisi membuat rasa letih hilang,

memberi rasa nyaman dan memperbaiki sirkulasi.

e) psikilogis

keadaan psiologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu

bersalin yang di damping oleh suami dan orang-orang yang di

cintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lancer.

Ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif

bagi keadaan psikis, ibu yang berpengaruh pda kelancaran

proses persalinan.

d. kebutuhan ibu bersalin menurut JNPK-KR (2014), kebutuhan dasar

ibu bersalin yaitu;

1) dukungan emosional

Perasaan takut dalam menghadapi persalinan dapat

meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang dan ibu menjadi

cepat lelah ,yang pada akhirnya akan mempengaruhi proses

persalinan sehingga dibutuhkan dukungan dari keluarga dan

petugas kesehatan.

2) kebutuhan makan dan cairan

Selama persalinan ibu membutuhkan pemenuhan nutrisari

dengan memberikan makan dan minuman untuk meningkatkan


energi dan mencegah terjadinya dehidrasi akibat kontraksi dan

his. Pemberian makana padat tidak dianjurkan diberikan selama

persalinan aktif, karena makan padat lebih lama tinggal dalam

lambung daripada makanan cair, sehingga proses pencernaan

lebih lambat selama persalinan, jenis makanan cair dan

minuman yang dapat dikonsumsi yaitu: jus,buah-buahan, air

mineral, nasi tim, biscuit, sereal, dan lainnya.

3) kebutuhan eliminasi

Kandung kemi bias di kosonkan setiap dua jam selama

proses persalinan, demikian pula dengan jumlah dan waktu

berkemi juga harus di catat. Bila pasien tidak mampu kemi

sendiri dapat di lakukan katerisasi, karene kandung kemih yang

penuh akan menghabat penurunan bagian bawah janin.

4) pengatur posisi

pengatur posisi yang baik dan nyaman akan nmembantu ibu

merasa lebih baik selama proses menunggu kelahiran bayi.

Wanita dapat melahirkan pada posisi lilitotomi, posisi dorsal

recumbent, posisi berjongkok, posisi berdiri, posisi miring atau

sims).

5) peran pendamping
Kehadidaran suami atau orang terdekat ibu untuk

memberikan dukungan pada ibu yang bersalin dapat membantu

proses persalinan dapat berjalan lancer.

6) pengurangan rasa nyeri

Bisa dilakukan dengan pijatan. Pijatan dapat di lakukan

pada lumbal sakralis dengan gerakan memutar.

e. Tahapan Persalinan .

Secara klinis dapat di nyatakan partus bila timbul his dan wanita

tersebut mengeluarkan lendir yang di sertai darah (bloody show)

lendir yang bercampur darah ini berasal dari kanali servikalis

karena serviks sudah mendatar. Sedangkan darahnya berasal dari

pembulu darah kapiler yang ada disekitar kanalis servikalis itu

pecah karena pergeseran-pergeseran ketika serfis membuka

(Wiknjosastro,2008).

1) Kala l

Kala l persalinan dimulai dengan kontraksi uterus yang teratur

dan meningkat (frekwensi dan kekuatanya) hingga serviks

membuka lengkap (JNPKKR, 20170). Rata-rata durasi kala l

persalinan pada primigravida adalah 0.1 sampai 14. 3 jam

(Bobak dan Jensen, 2005).

Kala l persalinan terdiri atas dua fase, yaitu:


(a) Faselaten

pada kala l persalinan dimulai sejak awal berkontraksi yang

menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara

bertahap berlansung hingga servik membuka 24 dari 4 cm

pada umumnya, fase laten berlansung hamper atau hingga 8

jam (JNPKKR,2017).

(b) Fase aktif

pada kala l persalinan dimulai dari pembukaan 4cm hingga

mencapai pembukaan lengkap atau mencapai pembukaan

10cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1cm

perjam(nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1cm

hingga 2cm (multipara). frekuensi dan lama kontraksi

uterus akang meningkat secara bertahap (kontraksi

dianggap adekuat /memadai jika terjadi tiga kali atau lebih

dalam waktu 10 menit, dan berlansung selama 40 detik atau

lebih) dan terjadi penurunan bagian terbawa janin

(JNPKKR,2017)

2) Kala ll persalinan

kala dua di mulai ketika pembukaan serviks suda lenkap (10

cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. kala dua juga disebut

sebagai pengeluaran bayi (JNPKKR ,2017).

Gejala dan tanda kala dua persalinan adalah ;


a. ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi

b. ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum

atau vaginanya

c. perineum menonjol

d. vulva –vagina dan sfingter anus imembuka

e. meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah tanda

pasti kala dua ditentukan melalui periksa dalam (informasi

obyektif) yang hasilnya adalah;

1) pembukaan serviks telah lengkap,

2) terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

3) kala lll persalinan

kala lll persalinan disebut juga sebagai kala uri atau kala

pengeluaran plasenta. Kala tiga persalinan dimulai setelah

lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Pada kala tiga,otot uterus

(myometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume

rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini

menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta.

Karena tempat perlekatann menjadi semakin kecil, sedangkan

ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat,

menebal kemudian lepas dari dinding uterus setelah 23

lepas,plasenta akan turung ke bagian bawah uterus atau ke

dalam vagina(JNPKKR,2017).

Manejemen aktif kala tiga terdiri tiga langkah utama yaitu:


(a) pemberian suntik oksitosin dalam satu menit pertamam

setelah bayi lahir.

(b) melakukan penegan tali pusat terkendali

(c) massase fundus uteri.

(d) Kala lV persalinan

Kala empat persalinan dimulai saat plasenta lahir setelah dua

jam,priode ini merupakan masa peralihan yang terjadi Segera

jika hemostatis baik (Bobak,lowdwermik,dan Jensen,200). pada

fase ini di lakakukan observasi terhadap keadaan umum pasien,

nadi, kontraksi otot, keadaan kandung kemih,dan jumlah

perdahan selama dua jam pertama.

f. AsuhanKala l

Kala l persalinan di mulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang

teratur yang meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga servik

membuka lengkap (10 26 cm). kala l persalinan di bagi menjadi

dua fase yaitu fase laten di mulai sejak awal berkontraksi sampai

pembukaan kurang dari 4cm.fase aktif di mulai dari pembukaan

4cm sampai 10 cm.pada multigravida pembukaan serviksakan

terjadi rata-rata lebih dari 1 cm hingga 2 cm per Jam.persalinan

adalah saat yang menegangkan dan dapat menggugah emosi ibu

dan keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan

dan menakutkan bagi ibu.selama persalinan dan proses kelahiran

bayinya. asuhan persalinan sayang ibu selama persalinan termaksut


memberikan dukungan emosinal membantu pengaturan posisi ibu,

memberikan cairan dan nutrisi, keleluasan untuk memberikan

kamar mandi secara teratur,dan pencegahan infeksi,

Mencegah lingkungan tetap bersih merupakan hal penting dalam

mewujudkan persalinan yang bersih dan aman bagi ibu dan

bayinya.hal ini merupakan unsur penting dalam asuhan sayang ibu.

Kepatuhan dalam pencegahan infeksi. Pencegahan infeksi dapat

dilakukan dengan cuci tangan setiap melakukan tindakan dan

mengunakan peralatan steril.

Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu

persalinan dan informasi untuk membuat keputusan klinik yaitu

identitas ibu, pemantauan kesejahtraan ibu dan janin serta

kemajuan persalinan. Penggunaan patograf secara rutin dapat

memastikan bahwa ibu dan bayinya mendapatkan asuhan yang

aman, adekuat dan tepat waktu serta membantu mencegah

terjadinya penyulit.

Penyulit pada persalinan dapat membahayakan ibu dan janin.jika

ibu dating hanya untuk mendapatkan asuhan persalina dan

kelahiran bayi dan ia tidaksiap atau kurang memahami bahwa

kondisinya memerlukan upaya rujukan maka lakukan konseling

terhadap ibu dan keluarganya tentang perlunya memiliki rencana

rujukan.bantu mereka menggembangkan rencana rujukan pada saat

awal persalinan. keterlambatan untuk rujuk ke fasilitas yang sesuai


dapat membahayakan jiwaibu dan bayinya. jika perlu dirujuk,

siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan yang telah

di berikan dan semua hasil penilaian(JNPKKR,2017).

g. Asuhan kala ll

Kala dua persalinan dimulai ketika pembukan serviks sudah

lengkap (10 cm) dan berahir dengan lahirnya bayi.kala dua juga

disebut sebagai kala pengeluaran bayi .tanda gejala persalinan kala

ll yaitru ibu merasa ingin meneran bersaaman dengan terjadinya

kontraksi, ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau

vaginanya, perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter anus

membuka.

Asuhan persalinan kala ll dapat dilakukan asuhan saying ibu

seperti menganjurkan agar ibu selalu di damping oleh keluarganya

selama proses persalinan dan kelahiran bayinya, memberikan

dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan bayinya.

Penolong persalinanharus menilai ruangan dimana proses

persalinan akan berlangsung. ruangan tersebut harus memilki

pencahaya atau penerangan yang cukup rungan harus hangat,dan

harus tersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah di

jangkauuntuk meletakan peralatan yang diperlukan. salah satu

persiapan penting bagi penolong adalah memastikan penerapan

prinsipdan praktik pencegahan infeksi (PI) yang dianjurkan,


termaksut mencuci tangan, memakai sarung tangan peralatan

penolong persalinan.

Setelah pembukaan lengkap bimbing ibu ibu untuk meneran,

membantu kelahiran bayi, dan membantu posisi ibu saat bersalin,

dan mencegah terjadinya laserasi spontan pada vagina atau

perineum dapat terja di saat kepala dan bahu dilahirkan. kejadiaan

laserasi akan meningkat jika bayi dilahirkan terlalu cepat dan tidak

terkendali. indikasi untuk melakukan episiotomy untuk

mempercepat kelahiran bayi jika Yaitu gawat janin dan bayikan

segara dilahirkan dengan tindakan, penyulit kelahiran pervaginam

(sungsang, distosia bahu, ekstrasi cunam (forsep) atau ekstraksi

vakum). kondisi ibu dan bayi harus di pantau selama proses

persalinan berlangsung (JNPKKR,2017).

h. Asuhan Kala lll

Kala tiga persalinan juga disebut sebagai kala uri atau kala

pengeluaran plasenta. persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan

berakhir denga berakhirnya plasenta dan selaput ketuban. tanda-

tanda lepasnya plasenta yaitu perubahan bentuk dan tinggi nya

fundus, tali pusat memanjang,adanya semburan darah.setelah

plasenta lahir segera lakukan manajemen aktif kala tiga.segera

(dalam satu menit pertama setelah Bayi Lahir) suntikan oksitosin10

unit IM pada 1/3 bagian atas bagian luar (akspetus lateralis).

lakukan penangan tali pusat secara perlahan. jika setelah 15 menit


melakukan PTT dan dorongan dorsokranial, bila plasenta belum

juga lahir maka ulangi pemberian oksitosin 10 IU IM dengan dosis

kedua. tunggu kontraksi yang kuat kemudian ulang PTT dan

dorongan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta dapat di

lahirkan. Jika plasenta belum lahir dan mendadak terjadi

perdarahan, segera lakukan plasenta manual untuk segera

mengosongkan kavum uteri sehingga uterus segera berkontraksi

secara efektif, dan perdarahan dan dihentikan.

Plasenta belum lahir selama 30 menit bayi lahir, coba lagi

melahirkan plasenta dengan melakukan penegang tali pusat untuk

terahir kalinya. jika plasenta tetap tidak lahir,rujuk segera.tetapi

apabila fasilitas kesehatan rujukan kesulitan dijangkau

kemungkinan timbul perdarahan maka sebaiknya dilakukan

tindakan plasenta manual untuk melaksanakan hal tersebut pastikan

bahwa petugas kesehatan telah terlatih dan kompeten untuk

melaksanakan tindakan atau prosedur yangdi perlukan

(JNPKKR,2017).

i. Asuhan Kala lV

Kala IV persalinan setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam

setelah itu. setelah plasenta lahir lakukan masase fundus uteri

selama 15 detik untuk merangsang uterus berkontraksi dengan baik

dankuat. Evaluasi tinggi fundus dengan meletakan jari tangan anda

secara melintang dengan pusat sebagai patokan,periksa


kemungkinan darah dari robekan melalui penampakan gejala dan

tekanan darah.apabila perderahan menyebabkan ibu lemas, pusing

dan kesadaran menurun serta tekanan darah sistolik menurun lebih

dari 10 mmHgd ari kondisi sebelumnya maka telah terjadi

perdarahan lebih dari 500 ml,hal ini mencerminkan asuhan saying

ibu. setelah selesai melakukan tindakan lakukan pencegahan infeksi

dengan dekontaminasi sarung tangan, lepaskan dan rendam sarung

tangan, dan peralatan lainnya di dalam larutan klorin 0,5 selama10

menit, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan

tangan dengan tangan dan handuk bersih dan kering. Selama dua

jam pertama pasca persalinan lakukan pemantauan tekananan

darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih dan darah yang keluar

setiap 15 menit selamasatu jam pertama dan setiap 30 menit selama

satu jam dua kali empat dan pemantauan temperature tubuh setiap

jam selama dua jam pertama pasca persalinan (JNPKKR,2017).

3. Konsep dasar Masa nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa yang dimulai sejak 2 jam postpartum atau

setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung

kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6

minggu atau 42 hari (Wiknjosastro,2008).


b. Tahapan-Tahapan Masa Nifas

Tahapan masa nifas terbagi menjadi tiga priode (Kemenkes RI,

2015 ) yaitu sebagai berikut:

1) Puerperium Dini merupakan kepulihan dimana ibu

diperbolehkan berdiri dan berjalan. Dalam agama islam,

dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah hari .

2) puerperium intermedial merupakan kepulihan menyeluruh alat-

alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

3) remote puerperium merupakan waktu yang di perlukan untuk

pulih dan sehat sempurnah terutama bila selama hamil atau

waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat

sempurnah biasa berminggu, bulan atau tahun

c. perubahan-perubahan fisiologis pada masa nifas

1) system reproduksi

Alat-alat genetalia baik interna maupun eksterna kembali ke

ukuran semula saat sebelum hamil. Perubahan keseluruhan alat

genetalia ini disebut ivolusi (Marliandiani dan Ningrum,2015).

(a) Uterus

1. Involusi Uterus

Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus

pada kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60

gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar


akibat kontraksi otot-otot polos uterus (Bobak,

Louwdermilk dan Jensen,2005).

(b) Lochea

Lochea adalah istila untuk secret dari uterus yang kelur

melalui vagina selama puerperium. Lokia mengalami

perubahan krena proses involusi (Varney, Kriebs dan

Gegor,2007)

d. Prposes adaptasi psikologis masa nifas

1) Taking In

fase ini disebut juga priode ketergantungan. Priode ini terjadi

pada hari pertama sampai kedua setelah melahirkan, dimana

ibu baru biasanya bersifat pasif, bergantung, energy

difokuskan pada perhatian ketubuhnya.ibu akan mengulang

kembnali pengalaman persalinan dan menunjukkan

kebahagiaan serta menceritakan pengalamanya melahirkan.

Nutrisi tambahan di perlukan ibu karena selera makan ibu

biasanya meningkat.

2) Takinghold

fase ini juga disebut juga priode antara ketergantungan dan

ketidak tergantungan. Priode ini berlansung dua sampai empt

hari setelah melahirkan. Pada fase ini ibu memfokuskan pada

pengembalian control terhadap fungsi tubuhnya, fungsi


kandung kemih, kekuatan dan daya tahan. Ibu munkin peka

terhadap perasaan tidak mampu dan cenderung memahami

saran-saran bidan sebagai kritik yang terbuka atau tertutu

3) Letting go

fase ini juga disebut dengan priode saling ketergantungan.

Priode ini umumnya terjadi setelah ibu kembali ke rumah,

dimana ibu melibatkan waktu reorganisasi keluarga. Ibu

menerima tanggung jawab untuk perawatan bayi baru lahir.

Terjadi penyeseuian dalam hubungan keluarga untuk

mengobservasi bayi. Ibu harus mampu beradaptasi terhadap

penurunan otonomi, kemandirian dan khususnya interaksi

sosial.

e. kebutuhan ibu selama nifas

a) kebutuhan Gizi ibu Nifas

Asupan kalori ibu nifas perlu mendapatkan tambahan 500

kalori tiap hari. Kebutuhan cairan ibu sedikitnya 3 liter perhari.

Ibu nifas juga perlu mengkonsumsi tablet zat besi (Fe) 40

tablet satu kali sehari selama nifas dan vitamin A 200.000 IU

(Saifuddin AB, 2010). Menurut kementrian kesehatan RI

(2016), kapsul vitamin A 200.000 IU Diberikan dua kali, yaitu

setelah persalinan dalam 24 jam setlah vitamin yang pertama.

Tujuan pemberian vitamin A yaitu untuk memperbaiki kadar

vitamin A pada ASI dan dapat meningkatkan daya tahan tubuh


ibu terhadap infeksi perlukaaan atau laserasi akibat proses

persalinan ibu nifas harus minum kapsul vitamin A karena,

yaitu:

1. bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah.

2. kebutuhan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan

peningkatan daya tahan tubuh.

3. pemberian 1kapsul vitamin A 200.000 IU warna merah

pada ibu nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan

vitamin A dalam ASI selama 60 hari, sedangkan dalam

pemberian 2 kapsul dapat memenuhi kandungan vitamin A

sampai bayi berumur 6 bulan.

b) mobilisasi

Mobilisasi dini (early ambulation) adalah mobilisasi segera

setelah ibu melahirkan dengan membimbing ibu untuk

membangun dari tempat tidurnya. Mobilisasi sedini munkin

untuk mengurangi komplikasi kandung kemih, konstipasi,

thrombosis vena puerperalis, dan emboli pulmonal (Nugroho,

dkk, 2014).

c) senam kegel dan senam nifas

Senam kegel adalah gerakan yang ditunjukan untuk

mengecangkan otot-otot pinggul dan membantu mempercepat

penyembuhan luka robek perineum.latihan senam kegel dapat

dilakukan dengan posisi duduk atau berbaring. Senam nifas


berguna untuk mengecankan otot, terutama otot-otot perut

yang longgar setelah kehamilan. Tujuan senam nifas adalah

untuk memperbaiki peredaran darah dan dan mempercepat

involusi (Nugroho,dkk,2014).

d) Istirahat

Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup , istirahat tidur

yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan

1 jam pada siang hari.ibu yang kurang istrahat dapat

menurunkan produksi ASI, proses involusi menjadi lambat,

terjadi perdarahan 33 dan ibu akan mengalami

ketidaknyamanan serta depresi dalam merawat bayinya

(Nugroho, dkk,2014).

f. Standar pelayanan masa nifas

Menurut kementrian kesehatan RI( 2016), pelayanan nifas pada

saat masa nifas yang dapat di berikan yaitu:

1. kunjungan nifas pertama(KF 1)

Pelayanan di berikan pada enam jam sampai tiga hari setelah

persalinan. asuhan yang di berikan berupa pemeriksaan tanda-

tanda vital, pemantauan jumlah darah yang keluar,pemeriksaan

cairan yang keluar dari vagina,pemeriksaan payudara dan

anjuran ASI ekslusif enam bulan, pemberian kapsul vitamin A


dua kali,minum tablet tambah darah setiap hari,dan pelayanan

KB pasca persalinan.

2. kunjungan nifas ke dua(KF 2)

pelayanan dilakukan pada hari ke-4 sampai hari ke-28 pasca

persalinan. pelayanan yang di berikan adalah pemeriksaan

tanda-tanda vital, pemantauan darah yang keluar, pemeriksaan

cairan yang keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan

anjuran ASI ekslusif enam bulan, minum tablet tambah darah

setiap hari, dan pelayanan KB pasca persalinan.

3. kunjunga nifas lengkap (KF 3)

Pelayanan yang dilakukan hari 29 sampai hari ke 42 setelah

persalinan. asuhan pelayanan yang di berikan sama dengan

asuhan pada KF 2.

g. Asuhan komplementer pada masa nifas

Asuhan komplemente pada masa nifas dapat dilakukan dengan

cara.

1) pijat oksitosin

pijat oksitosin merupakan pijatan yang di lakukan di daerah

sepanjang tulang belakang sebagai upaya memperlancar

pengeluaran ASI. pijatan ini mampu memicu pengenluaran


oksitosin, dimana oksitosin merupakan hormone yang di

perlukan untuk mengeluarkan ASI.

4. Bayi Baru Lahir Dan Balita

a. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir normal adalah hasil konsepsi yang baru lahir dari

Rahim seorang ibu melalui jalan lahir secara normal.bayi baru lahir

fisiologis adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dan

berat badan lahir 2500-4000 gram, lahir secara menangis, dan tidak

ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat (kumalasari,

2015).

b. Adapatasi fisiologis pada bayi baru lahir

1) sistem pernafasan

Upaya rangsang pertama pada Bayi berfungsi untuk

mengeluarkan cairan (surfaktan) dalam paru –paru untuk

pertama kali. setelah pernafasan berfungsi, nafas bayi menjadi

dangkal dan tidak teratur (30-60kali/menit) disertai apnea

singkat (kurang dari 15 detik). Bayi baru lahir biasanya bernapas

melalui hidung (Bobak, lowdermik dan Jensen,2005).

2) Termoregulasi

Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stres,

karena perubahan suhu lingkaran. BBL dapat kehilangan panas


melalui empat mekanisme yaitu evaporasi, konduksi, konveksi,

dan radiasi (JNPK-KR,2017).

Salah satu cara untuk menghasilkan panas yang biasanya

dilakukan untuk neonates adalah dengan pengunaan lemak

coklat (brownfat) yang terdapat pada dan 37 sekitar tulang

belakang bagian atas, kalvikula, sternum,ginjal dan pembuluh

darah besar.

3) Sirkulasi darah

Napas pertama pada bayi baru lahir mengakibatkan perubahan

tekanan pada arteri kiri dan kanan mengakibatkan tertutupnya

foramenovale. selain itu, tindakan mengklem dan memotong

tali pusat mengakibatkan arteri umbilicus, vena umbilicus dan

duktus venosus segera menutup dan menajad ligamentum

(Bobak, dkk, 2005).

4) perubahan berat badan

Hari-hari pertama berat badan Akan turun oleh karena

pengeluaran (meconium, urine, keringat) dan masuknya cairan

yang belum mencukupi.turunnya berat badan tidak lebih dari

10.setiap hari ditambah sehingga pada hari ke 14 di capai

200ml/kg sehari( Bobak,dkk,2005).


c. Asuhan 1 jam BBL

Menurut JNPK-KR (2017) Asuhan 1 jam bayi baru lahir yaitu;

1) Inisiasi Menyusui Dini(MD)

Inisiasi menyusui dini adalah proses membiarakan bayi

menyusui dini segera setelah kelahiran. Keutungan dari IMD

adalah;

(a) keuntungan kontak kulit dan untuk bayi.

(b) keuntungan kontak kulit dan untuk ibu.

(c) keuntungan menyusu dini untuk bayi.

(d) menajag kehangatan bayi.

(e) dilakukan segera setelah bayi lahir dan masih berdekatan

dengan ibu

(f) mengambil tanda pengenal bayi seperti cap jari atau

telapak kaki bayi atau tanda pengenal.

2) perawatan mata

Tujuan perawatan mata adalah mencegah terjadinya oftalmia

neonatorum. pemberian obat mata eritromisin 0,5 atau

tetraksilin 1 dianjurkan untuk mencegah penyakit mata oleh

karena ibu yang mengalami IMS.

3) pemberian injeksi vitamin K

Tujuan pemberian vitamin k adalah untuk mencegah

perdarahan karena difesiensi vitamin k.vitamin k diberikan

secara injeksi 1 mg intramuscular secara 1 jam ke kontak kulit

dan bayi selesai menyusui untuk mencegah perdarahan.


5. Konsep Dasar Keluarga Berencana

a. Pengertian Keluarga berencana

Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya mengatur

kelahirananak, jarak, dan usia idieal melahirkan, mengatur

kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuai

dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

berkualitas. pengaturan kehamilan dilakukan dengancara, alat, dan

obat kontrasepsi. pelayan kontrasepsi adalah pemberian atau

pemasangan kontrasepsi maupun tindakan-tindakan lain yang

berkaitan kontrasepsi berkaitan kepada calon dan peserta keluarga

berencana yang di lakukan denganfasilitas pelayanan KB.

penyelengara pelayanan kontrasepsi dilakukan dengan cara yangf

dapat di pertang jawabkan dari segi agama, norma budaya, etika

serta segi kesehatan (Kemenkes RI2014).

Menurut kementrian kesehatan RI (2013), terdapat beberapa

pilihan metode yang dapat digunakan setelah persalinan dan tidak

menggangu proses menyusui yaitu:

1) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim(AKDR)

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan pilihan

kontrasepsi pasca salin yang aman dan efektif untuk ibu yang

menjarangkan kehamilan atau membatasi kehamilan. AKDR

dapat di pasang segera setelah melahirkan dalam jangka waktu

tertentu.
2) Metode Amenore Laktasi(MAL)

Metode Amenore Laktasi (MAL) dapat di pakai sebagai

kontrasepsi ibu menyusui secara penuh dan sering lebih dari 8

kali sehari, ibu belum haid, umur bay kurang dari 6 bulan.

a. Kontrasepsi Progestin

Kontrasepsi Progestin hanya mengandung hormone

progesterone dapat digunakanoleh ibu menyusui baik

dalambentuk suntikan maupu pil.hormon estrogen dalam

kontrasepsi kombinasi dapat mengurangi produksi ASI.

b. Kontrasepsi Mantap

Kontrasepsi mantap digunakan untuk tidak memiliki

anak lagi. pelayanan KB yang berkualitas dan merata

memiliki kedudukan yang strategis, yaitu sebagai bagian

dari upaya komprehensif yang terdiri dari upaya kesehatan

promotif dan preventive perorangan.implementasi

pendekatan life cycle/siklus hidup dan prinsip continuum of

care merupakan salah satu bagian dari pelayanan KB dalam

upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak(KIA)

Jenis dan sasaran yang dituju dari pelayanan KB

diberikan sesuai dengan kebutuhan melalui konseling dan

pelayanan denga tujuan merencanakan dan menjarankan

atau membatasi kehamilan, yaitu bagi remaja, ibu hamil,

ibu nifas, wanita usia subur (WUS)yang tidak sedang


hamil. Suami dan istri memiliki kedudukan, hak, dan

kewajiban yang sama dalam melaksanakan KB (Kemenkes

RI,2013).

Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang

berusia antara 15 sampai 49 yang belum menikah, dan

sudah perhah menikah/janda dan wanita pada usia ini

memiliki potensi untuk mempunyai keturunan (BKKBN,

2012).

Pemilihan kontrasepasi pada WUS dibagi menjadi 3

fase. Fase menunda kehamilan yaitu usia kurang dari 20

tahun. Fase menjarangkan kehamilan yaitu pada usia 20

sampai 35 tahun. Fase tidak hamil lagi yaitu pada WUS

dengan usia lebih dari 35 tahun (BKKBN, 2012). Kategori

yang memenuhi syarat untuk ekseptor kontrasepsi menurut

medical eligibility criteria for contraceptive use (MEC)

(2015):

1. suatu kondisi yang mana tidak ada larangan untuk

penggunaan metode kontrasepsi. Artinya metode

tersebut dapat digunakan pada setiap keadaan.

2. suatu kondisi dimana keuntungan dari penggunaan

metode ini secara umum lebih besar daripada teori atau

resiko yang telah terbukti. Atrinya secara umum

metode tersebut dapat digunakan.


3. suatu kondisi dimana teoriatau resiko yang telah

terbukti biasanya lebih besar daripada keuntungan

menggunakan metode tersebut. Penggunaan metode

tersebut biasanya tidak direkondasikan kecuali tidak

ada metode lain yang tersedia atau dapat diterima klien.

4. .suatu kondisi yang menunjukkan resiko kesehatan

yang tidak dapat diterima jika metode kontrasepsi ini

digunakan. Artinya metode tersebut tidak dapat

digunakan.

b. Jenis-jenis kontrasepsi

pelayanan kontrasepsi diberikan dengan menggunakan metode

kontrasepsi baik hormonal maupun non hormonal. Menurut jangka

waktu pemakaiannya kontrasepsi dibagi menjadi Metode

Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)dan Non MetodeKontrasepsi

Jangka Panjang (Non-MKJP) (Kemenkes RI,2014). Jenis-jenis

kontrasepsi menurut Affandi dan Albar (2011):

1. Kontrasepsi non-hormonal,terdiri dari:

a) kontrasepsi tanpa menggunakan alat/obat yaitu senggama

terputus dan pantang berkala

b) kontrasepsi sederhana untuk laki-laki adalah kondom.

c) Kontrasepsi sederhana untuk perempuan yaitu pessarium

dan kontrasepsi dengan obat-obat spermitisida


2. Kontrasepsi hormonal,terdiri dari:

a) Metode hormonal kombinasi (estrogen dan progesterone)

b) Metode hormonal progesterone saja yaitu pil progestin

(minipil), implant, suntikan progestin (Depo Medroksi

progesterone Asetat/DMPA).

c) Kontrasepsi mantap terdiri dari tubektomi dan vasektomi.

3. suntik progestin

a. jenis suntik progestin metode kontrasepsi suntik

merupakan metode kontrasepasi yang paling banyak

digunakan (Kemenkes RI,2016).

b. salah satu metode suntik yang menjadi pilihan adalah

metode suntik DMPA. Metode kontrasepsi progestin

dengan menggunakan progestin, yaitu bahan tiruan dari

progesterone tersedia dalam 2 jenis kemasan ,yakni:

c. Depo medroksiprogesteron asetat mengandung 150 mg

DMPA, diberikan setiap 3 bulan dengan suntikan

intramuskular di bokong

d. Depo noretisteronenantat mengandung 200 mgnoretindro

enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik

intramuscular (Kemenkes RI, 2014)


1. Waktu memulai untuk suntik progestin yaitu:

a. suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid

b. pada ibu yang tidak haid,suntikan pertama dapat diberikan setiap saat

asal dipastikan ibu tidak hamil, namun selama 7 hari setelah suntikan

tidak boleh melakukan hubungan seksual

c. pada ibu menyusui: setelah 6 minggu pasca persalinan, sementara

pada ibu tidak menyusui dapat menggunakan segerah setelah

persalinan (Kemenkes RI,2014).

d. cara kerja suntik progestin yaitu mencegah ovulasi,mengentalkan

lendir servioks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi

sperma,menjadikan selaput lendir Rahim tipis dan atrofi,serta

menghambat transportasi gamet oleh tubuh (Saifuddin, 2011).

e. mekanisme kerja hormon progesteron sistem neuroendokrin untuk

fungsi reproduksi memiliki sistem bertingkat yaitu central nervous

system (CNS) yang lebih tinggi dipengaruhi oleh stimuli internal dan

eksternal. Sistem ini berefek positif atau negatif terhadap sekresi

gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus menuju ke

sirkulasi portal hipofisis. Sekresihormone ini akan menstimulasi

kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi follicle stimulating

hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) (Anwar,2011).

2. keuntungan

Keuntungan dari suntik progestin diantaranya adalah sangat efektif, tidak

menekan produksi ASI, dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari

35 tahun sampai perimenopause. Suntik progestin memiliki efektivitas


yang tinggi, dengan kehamilan 0,3 kehamilan per 100 perempuan /tahun,

asal penyuntikannya dilakukan secara teratur dan sesuai jadwal yang telah

ditentukan (BKKBN,2012).

3. keterbatasan dan efek samping

Keterbatasan pada metode ini adalah klien sangat bergantung pada tempat

sarana pelayanan kesehatan untuk suntikan ulang, tidak dapat dihentikan

sewaktuwaktu, lambat kembalinya kesuburan setelah penghentian

pemakaian, rata-rata 4 bulan. Efek samping DMPA yaitu berat badan

meningkat, nyeri tulang, vagina kering, penurunan mood, spotting,

amenore (BKKBN,2012).

Peringatan lain yang perlu diperhatikan yaitu:

a) setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.

b) Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan

ektopik terganggu.

c) Timbulnya abses atau pendarahan tempat injeksi.

d) Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat.

e) Perdarahan berat yang 2 kalilebih panjang dari masa haid atau 2 kali

lebih banyak dalam satu priode masa haid.

B. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN

Berdasarkan Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No.938/

Menkes/ SK/Vlll/2007 tentang standar Asuhan Kebidanan


1. Pengertian Standar Asuhan Kebidanan

Standar asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan

keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan

wewenang dan ruang lingkup pratiknya berdasarkan ilmu dan kiat

kebidanan. Mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau

masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan

pencatatan asuhan kebidanan.

2. Standar Asuhan Kebidanan

a. Standar l :pengkajian

Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat,relevan dan

lengkap dari semua sumberyang berkaitan dengan kondisi klien.

Meliputi :

1) Data tepat,akurat dan lengkap

2) Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa:biodata, keluhan

utama,riwayat obsterti,riwayat kesehatan dan latar belakang

sosial budaya)

3) Data objektif (hasil pemeriksaan fisik,psikologi danpemeriksaan

penunjang)

b. Standar ll perumusan

Diagnosa dan atau masalah kebidanan bidan menganalisa data yang

diperoleh pada pengkajian, menginterpretasikannya secara akurat


dan logis untuk menegakkan diagnose dan masalah kebidanan yang

tepat meliputi:

1) Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan

2) Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien

3) Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan secara mandiri,

kolaborasi, dan rujukan.

c. Standar lll :perencanaan

Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnose dan

masalah yang ditegakkan. Meliputi :

1) Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan

kondisi klien, tindakan segera,tindakan antisipasi,dan asuhan

secara komprehensif

2) Melibatkan klien/pasien dan atau keluarga

3) mempertimbangkan kondisi psikologis, sosial budaya

klien/keluarga

4) memilih tindakan yang sama sesuai kondisi dan kebutuhan klien

berdasarkan evidence based dan memastikan bahwa asuhan yang

diberikan bermanfaat untuk klien.

5) Mempertimbakan kebijakan dan peraturan yang berlaku, sumber

daya serta fasilitas yang ada.

d. Standar lV Implementasi

Bidan melakukan rencana asuhan kebidanan secara komprehensif,

efektif, efisien, dan aman berdasarkan evidence based kepada

klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif, preventif, kuratif dan


rehabilitatif. Dilaksanakan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan.

Meliputi :

Memperhatikan keunikan klien sebagai makluk bio-psiko-sosial-

spiritual-kultural

1) setiap tindadakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari

klien dan atau keluarganya(inform consent)

2) Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence based

3) Melibatkan klien/pasien dalam setiap tindakan

4) Menjaga privasi klien/ pasien

5) Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi

6) Mengikuti perkembangan kondisi klien secara berkesinambungan

7) Mengunakan sumber daya,sarana dan fasilitas yang adadan sesuai

8) Melakukan tindakan sesuai standar

9) Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan

e. Standar V:Evaluasi

Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan berkesinambu ngan

untuk melihat kefektifan dari asuhan yang sudah diberikan,sesuai

dengan perubhan dan perkembangan kondisi pasien.meliputi:

1) Penilaian dilakukan segera setelah selesai melaksanakan asuhan

sesuai kondisi klien

2) Hasil evaluasi segara di catatdan di komunikasikan segera

kepada klien/keluarga

3) Evaluasi dilakukan sesuai dengan standar


4) Hasil evaluasi di tindak lanjuti sesuai dengan kondisi

klien/pasien

f. Standar VI:Pencatatan

Asuhan kebidanan bidan melakukan pencatatan secara lengkap,

akurat, singkat dan jelas mengenai keadaan/kejadiaan yang

ditemukan dan di lakukan dalam pemberian asuhan kebidanan.

meliputi pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan

pada formulir yang tersedia (Rekam Medis/KMS/Status pasien/Buku

KIA)

1) Ditulis dalam catatan perkembangan SOAP

S adalah (data subjektif), berisi data pengumpulan pasien dengan

anamnesa.data yang diperoleh dari keluhan, riwayat kesehatan klien

dan keluarga,pola pemenuhan nutrisi sebelum dan sesaat hamil, pola

aktifitas kebiasaan mengganggu kesehatan dan psikososial, spiritual,

an ekonomi, serta lingkungan yang berpengaruh

O adalah (data objektif), Berupa data focus pemeriksaan tanda tanda

vital, pemeriksaan fisik, pemeriksaan dalam, pemeriksaan

penunjang. Data diperoleh dari panca indera maupun laboraturium.

A adalah (hasil analisa), Berisi analisa dan interpreyasi (kesimpulan

dari data subjektif dan data objektif serta mencatat diagnose dan

masalah kebidanan.

P adalah (penatalaksanaan pada penatalaksanaan mencukup tiga hal,

yaitu: perencanaan asuhan, penatalaksanaan asuhan, dan evaluasi

asuhan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan penelitia

Desain penilitia yang penilis gunakan yaitu penilitian deskriptif. Di ,mana

dalam penelitian ini ada dalam bentuk studi kausus yang berfokus dan

diperoleh dari pengumpulan data melalui pendekatan manejemen

asuhankebidanan tujuh langkah varnei dan pendekatan metode SOAP

secara komprehensif dan sistimmatis meliputi : pengumpulan data

dasar,interpretasi data dasar,identifikasi diagnose dan atau masalah

potensial,identifikasi kebutuhan yang memerlukan tindakan

segera,perencanaan asuhan yang di susun,serta evaluasi asuhan kebidanan

yang telah diberikan. Penilitian deskriptif berarti penulis ingin

mengumpulkan informasi mengenai status gejala yang ada pada penilitian

yang dilakukan.

B. Tempat Dan Waktu Pengambilan Kasus

1.Lokasi penilitian

Tempat penelitian yand di gunakan penulis yaitu diwilayah kerja

puskesmas kairatu barat, kabupaten seram bagian barat.

2.Waktu penelitian

Enilitian yang dilakukan pada bulan juli sampai agustus 2021


C. Subjek Penelitian/studi kasus

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seorang ibu yang

hamil 37-38 minggu, kemudian diikuti sampai pada waktunya untuk

pelayanan KB. Nteknik pengambian subjek penilitian yang akan di

gunakan adalah purposivie didasarkan pada seluruh pertimbangan tertentu

yang dibuat oleh penulis berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang

sudah diketahui sebelumnya.

D. Jenis Data

1. jenis data

a. data primer

Data primer dikumpulkan dengancara

1) Observasi/Pemeriksaan/Pengukuran Dengan:

Metode pengumpulan data melalui suatu pengamatan dengan

menggunakan panca indera maupun alat. Keadaan fisik

digunakan untuk pemeriksaan fisik pasien secara

sistematisdengan cara:

a) Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilakukan

secara sitematis dengan menggunakan indra penglihatan,

sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data. Pada kasus

ini dilakukan pemeriksaan berurutan mulai dari kepala

hingga unjung kaki.

b) Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indra

peraba tangan. Jari adalah suatu instrument yang sensitive


yang digunakan untuk mengumpulkan 113 tentang

temperature,turgor,bentuk,kelembapan dan ukuran. Dalam

kasus ini dilakukan pemeriksaan Head To Toe.

c) Perkusi adalah pemeriksaan fisik dengan cara mengetuk

untuk membandingkan kiri dan kanan pada setiap daerah

permukaan tubuh dengan tujuan untuk menghasilkan

suara. Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan reflex patella.

d) Auskultasi Adalah Pemeriksaan dengan cara mendengar

suatu yang dihasilkan oleh tubuh dengan menggunakan

alat. Pada kasus ini stetoskop digunakan untuk mendeteksi

bayi jantung pasien dan dopler untuk mendeteksidetak

janin.

e) Data sekunder Data sekunder dikumpulkan antara lain

dengan menggunakan daftar isi, formulir komplikasi data,

rekamedik,dan lain lain.

E. Alat Dan Metode Pengumpulan Data

Secara umum alat dan bahan yang dibutuhkan dalam penelitian laporan

tugas akhir antara lain:

1. Alat yang diperlukan dalam pengumpulan data

a. lembar format pengkajian asuhankebidanan kepada ibu hamil,ibu

bersalin,ibu nifas,bayi barulahir,dan keluarga berencana (KB).


b. Alat Tulis

Alat Yang diperlukan dalam melakukan pemeriksaan fisik ibu hamil

adalah:

1) Kehamilan alat:

Alat timbang berat badan, alat pengukur tinggi badan, spignomanometer,

pita LILA, Stetoskop, thermomenter,jam tangan, Doppler, metlin, reflek

hammer, alat pemeriksaan HB.

2) Alat yang diperlukan dalam melakukan dalam persalinan adalah:

a) persalinan Aalat: partus set, Hecting Set, APD, Tensi meter, dan

Stetoskop

b) Bahan: spuit, Oksitosin 10 IU, Kapas DTT, Lidokain Aquades.

3) Alat yang diperlukan dalam pemeriksaan ibu nifas adalah:

a) Nifas Alat: Spignomanometer, Thermometer, Stetoskop, jam tangan,

metlin dan refflek hammer.

b) Bahan: Handscoon dan kassa.

4) Alat yang digunakan dalam pemeriksaan fisik BBL Adalah :

a) BBL alat: Timbangan bayi,pengukur panjang badan bayi.

b) Bahan: Vitamin K1, salep mata oxyteetacycline

5) Alat yang diperlukan dalam melakukan pemeriksaan KB

a) KB alat: Bengkok

b) Bahan: Spuit 3cc, kapas alcohol, obat KB, suntik 3 bulan. Tensi

,Doppler dan timbangan berat badan.


F. Etika Pengambilan Kasus

Menurut Notoadmojo (2010) dalam penilitian kesehatan harus di

perhatikan hubungan antara responden dengan penulis secara etika atau

yang disebut etika penilitian dalam pengambilan kasus. Etika adalah

masalah yang sangat penting, karena masalah etika berhubungan dengan

manusia dan harus di perhatikan (Hidayat,2012)

Pada saat melakukan studi kasus ini penulis menjalin hubungan yang baik

dengan responden untuk tetap menjaga etika dalam menjaga privasi

responden.oleh karena ituh saat pemberian asuhan di berikan , informan

terlebih dahulu meminta persetujuan melalui:

1. Informed Consent

(lembar persetujuan menjadi responden ) Seseorang tidak dapat

dipaksakan untuk menjadi responden dalam penilitian karena setiap

orang mempunyai hak dan kebebasan untuk menentukan dirinya

sendiri. Penelitian perlu meminta persetujuan dari responden dalam

keikutsertaannya menjadi responden. Sebelum meminta persetujuan

dari responden,penilitian harus memberikan informasi tentang tujuan

dilakukannya penilitian (Sulistyaningsih,2011.)

2. Anonymity (tanpa nama)

Salah satu cara untuk menjamin kerahasiaan responden adalah tidak

mencantumkan nama responden dalam pengisian instrument

penilitian. Untuk menjaga kerahasiaan responden, penelitian cukup

mencantumkan inisial (sulistyaningsih,2011).


3. Confidentiality (kerahasiaan)

Confidentiality yaitu menjamin kerahasiaan hasil penelitian, baik

informasi maupun masalah-masalah lainya.semua informasi yang

telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu yang dilaporkan pada hasil riset. Pada

penelitian ini penilitian tidak akan menyebarluaskan data responden

yang sangat privasi kepada pihak lain. Penulis hanya menyampaikan

informasi sesuai dengan tujuan studi kasus,tidak mengurangi dan

melebih-lebihkan (sulistyaningsih,2011).
DAFTAR PUSTAKA

Adiutomo dan Samosir.(2011). Asuhan Keperawatan dan Promosi

KesehatanKehamilan Persalinan. Jakarta. EGC

Alrasiyd, K. (2010). Eat Right For Your Type Ensiklopedia Lengkap

GolonganDarah. Jakarta. Dukom 2011.

Arif, N. (2014). Asuhan Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Yogyakarta.

PramediaYogyakarta

Arikunto, S. (2010).Metodologi Penilitian kuantitatif. Jakarta. EGC.

Arinah, P., dan Widyowati. (2012) Asuhan Kebidanan Masa

Kehamilan.Yogyakarta.Graha Ilmu.

Arini, A. P. (2014). Aplikasi Metodologi Penilitian Kebidanan

KesehatanReproduksi. Nuha Medika: Yogyakarta

Azmielvita, P. (2009). Esiklopedia Golongan Darah dan Hidup SehatBerdasarkan

Golongan Darah. Jakarta. Dukom 2011.

Budiman, E., Rina, K., Jill, L. (2017). Hubungan Tingkat

Pendidikan.Pekerjaan,Status EkonomiDengan Paritas di Puskesmas

Bahu Manado. e-journalKeperawatanVol 5 (1);Hal1-7

http://ejornal.unsrat.ac.id/index.php/article/view/14815.
Cho, R. V. (2016). Asuhan Kebidanan dan Tips Hamil Sehat. Jilid ll. Jakarta

Pusat.Sophia Timur.

Depkes RI. (2016). Yang Perlu Diketahu Petugas Kesehatan Tentang Kesehatan

Reproduksi. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan

United Nationas Population Found.

Dewi, I. P. (2017). Perbedaan Kadar Thyroid Stimulating Hormone (TSH),

Follicel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinising Hormone (LH)

Pada Perempuan Usia Subur Terpanjan Pestisida. Fakultas Kesehatan

Masarakat. Universitas Muhammadiyah Semarang. Semarang

http://repository.unimus.ac.id/243/full%20text1.pdf.

D’adamo, T. (2012). Kelainan Darah Bayi dan Bayi Berat Lahir Rendah.

Yogyakarta. Graha Ilmu.

Fitri, A., Asri, M, dan Renti, P. (2017) Pengaruh Jarak Kehamilan Terhadap

Kematian Bayi di Indonesia, Filifina dan Kamboja (Analisis Data

Survei Demografi Kesehatan). Jumlah Epidemiologi Kesehatan

Indonesia . Vol 1(2); Hal 1-8.

http://journal.fkm.ui.ac.ad./epid/article/downLoad/1806/614.

Fitryadi, ., dan Sutikno. (2016). Pengenalan Jenis GolonganDarah Menggunakan

Jaringan Syaraf Tiruan Perceptron.Jurnal Masarakat Informatika. Vol 7

(1) ; Hal 1-10.

http://ejornal.undip.ac.id/Index.php/jmasif/article/download/10794.
Ganguly, I., Singh, A., Shilpa, B., Pallavia, A., dan Nitika, G. (2016).Pregnancy

Predictors after Intrauterine Inseminations in Cases ofUnexplained

Infertility : A Prosprektive Study. Hindawi PublishingCorporation

Internasional Journal of Reproductive MedicineVolume 6 ; Hal 1-5.

http://www.hindawi.com/journalis/ijremed/2016/58172823.

Green, A. (2016). Health Educations Planning, a Diagnostics Approach. John

Hopkins: Myfiekls Publishing.

Hidayat, A. (2011). Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta. EGC.

Indiarti dan Wahyudi. (2016). Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal.

Jakarta.Surya Pratama.

Indra, O., dan Budiawan. (2011). Patofisiologi Hemodialisa dan Golongan Darah

Serta Makanan Sehat. Jakarta. Dukom .

Lemone, K., dan Gerene. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 1.

Edisi 5. Jakarta .

Leveno, C., dan Gent. (2009). Obsterti Williams Panduan Ringkas. Jakarta. Buku

Kedokteran EGC.

Manuaba. (2017). Pengantar Kuliah Obstetri. ECG : Jakarta.

Marson. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Hamil Beresiko Tinggi

Yogyakarta. Pramedia.
Murniati, L. (2016). Asuhan Keperawatan Bayi Berat Lahir Rendah. Yogyakarta.

Graha Ilmu.

Nazarabadi, M. H., Sahar dan Najmoh. (2014). The incidence of

SpontaneousAbortion in Mothers with Blood Group O Compered with

other Blood Types. Journal List In J. Mol Cell Med. Volume 2. Tahun

2018.https://ejournal.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/PMC3920946/.

Ningrum, W. N., Nurhamidi, dan Yusti. (2017). Hibungan Umur, Paritas, Dan

Kejadian Anemia dengan Kejadian Persalinan Prematur di RSUDDr.

Moch Ansari Saleh Banjarmasih Tahun 2016. Jurnal Dinamika

Kesehatan. Vol 8(1); 149- 157.

http://ojs.jurnal.dinamikakesehatan.stikessarimulai.ac.id/index.php/dkS

m/article/view/238.

Notoadmojo, S.(2010). Asuhan Kebidanan masa Kehamilan. Yogyakarta.

GrahaIlmu.

Notoadmojo, S. (2012). Metodologi Penelitin Kesehatan. Jakarta.Rineka.

Nursalam. (2008). Metodologi Penmelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta .Graha Ilmu.

Oktavia, E. A., dan Sholehudin. (2011). Hidup Sehat Berdasarkan Golongan

Darah. Jakarta. Dukom.

Roystom dan Amstrong. (2010).Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan.

Yogyakarta. Graha Ilmu.


Safitri, D. E., dan Inanidunillah. (2016). Jarak Kehamilan Berhubungan Dengan

Status Gizi Ibu Hamil di Desa Mulyasari Kabupaten Cianjur. Fakultas

Ilmu Kesehatan, Universitas Muhamadiyah Prof. Dr. hamka.

https://journal.uhamka.ac.id./index.php/argipa/article/view/233.

Anda mungkin juga menyukai