Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan adalah media penghantar komponen berbahaya yang menjadi

penyebab keracunan pangan. Menurut BPOM (2013) faktor terbesar keracunan

pangan disebabkan oleh masakan rumah tangga (47,92%). Keadaan tersebut

menunjukkan bahwa prinsip keamanan pangan belum dipahami oleh masyarakat

awam atau produsen, dan upaya promosi serta pendampingan praktik keamanan

pangan menjadi hal yang penting untuk dilaksanakan (Khairi, 2020).

Berbeda dengan racun, bahan tambahan pangan (BTP) adalah bahan yang

ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat ataupun bentuk

makanan. Penggunaan BTP itu bisa memiliki nilai gizi, tetapi bisa pula tidak.

Peraturan Menteri Kesehatan No.772/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan

tambahan pangan (BTP) menjelaskan bahwa BTP adalah bahan yang biasanya

tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas

makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja

ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan,

pengolahan penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan

(Rahman, 2018).

Peraturan tentang penggunaan BTP di Indonesia diatur melalui SK Menteri

Kesehatan RI Nomor 033 Tahun 2012. Sampai dengan saat ini banyak

penyalahgunaan dalam BTP, misalnya zat pewarna tekstil dan kulit dipakai untuk

mewarnai bahan pangan. Penyebab dari penyalahgunaan tersebut antara lain


adalah kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai BTP yang aman dan

diperbolehkan oleh aturan pemerintah (Khairi, 2020).

B. Tujuan percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu: Untuk menentukan golongan obat bahan

tambahan pangan berdasarkan reaksinya dan pereaksi umum, menentukan jenis

obat golongan bahan tambahan pangan berdasarkan reaksinya dengan pereaksi

khusus, dan mengenali jenis obat golongan bahan tambahan pangan dari sampel

murni atau dari sampel campuran.

C. Prinsip percobaan

Adapun prinsip percobaan ini adalah analisis senyawa obat tambahan pangan

dengan menggunakan metode yang sesuai berdasarkan reaksi spesifiknya ketika di

reaksikan dengan pereaksi tertentu


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori umum
Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen,
spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain,
analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu
analit yang dituju dalam suatu sampel (Cartika, 2016).
Kimia analisis adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang cara-
cara mengenal (identifikasi) dan penetapan kadar suatu zat. Analisa kualitatif
menentukan ada atau tidaknya sebuah senyawa, tapi tidak massa atau
kosentrasinya. Analisa kualitatif tidak menghitung jumlah (Supandi,2019).
Pangan memiliki beberapa parameter kualitas yang meliputi kualitas kimia,
fisik, mikrobilogi dan organoleptik. Analisis pada bahan dan produk pangan dapat
berupa analisis nutrisi, analisis fisik, mikrobiologi, kontaminan dan bahan
tambahan pangan. Nutrisi pangan merupakan suatu parameter kualitas komponen
kimia yang penting pada bahan dan produk pangan (Atma, 2018).
Kualitas pangan dapat ditinjau dari aspek mikrobiologis, fisik (warna, bau,rasa
dan tekstur) dan kandungan gizinya. Pangan yang tersedia secara alamiah tidak
selalu bebas dari senyawa yang tidak diperlukan oleh tubuh, bahkan dapat
mengandung senyawa yang merugikan kesehatan orang yang mengkonsumsinya
(Haliva Lesbassa. 2018)
Dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan dinyatakan
bahwa pemerintah berkewajiban untuk menjamin terwujudnya penyelenggaraan
keamanan pangan yang salah satunya dilaksanakan melalui pengaturan
penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) untuk menjaga pangan yang
dikonsumsi masyarakat tetap aman dan higienis. Menurut Peraturan Pemerintah
Nomor 28 tahun 2004, yang dimaksud bahan tambahan pangan (BTP) adalah
bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau
bentuk pangan atau produk makanan (Wahyudi, 2017)
Berdasarkan Permenkes Nomor 033 Tahun 2012, BTP dibedakan menjadi
BTP yang diizinkan dan BTP yang dilarang/berbahaya untuk digunakan. Untuk
BTP yang diizinkan, penggunaannya harus diberikan dalam batasan dimana
konsumen tidak menjadi keracunan dengan mengkonsumsi tambahan zat tersebut
yang dikenal dengan istilah ambang penggunaan. Sementara untuk kategori BTP
yang dilarang, penggunaan dengan dosis sekecil apapun tetap tidak diperbolehkan
(Wahyudi, 2017).
Zat aditif atau bahan tambahan pangan (BPT) didefenisikan sebagai bahan
yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu proses pengolahan makanan untuk
meningkatkan mutu, sifat atau bentuk pangan (Permenkes RI No
329/Menkes/PER/ XII / 76 dalam Amalia, Rizky 2016)Maka dapat disimpulkan
zat aditif adalah bahan tambahan pada pangan yang ditambahkan baik dalam
pemrosesan, pengolahan, pengemasan, atau penyimpanan makanan untuk
meningkatkan mutu, sifat, atau bentuk pangan (Asnur, 2021).
Dari jenisnya zat aditif terbagi 2 macam, yaitu; 1. Zat aditif alami zat
tambahan makanan yang diperoleh dari alam tanpa dibuat terlebih dahulu, zat
aditif alami ini mudah didapat dan aman digunakan meski dalam jumlah yang
besar. 2. Zat aditif buatan adalah zat yang diperoleh dengan cara buatan baik
secara laboratorium ataupun industri atau pabrik dari bahan-bahan kimia yang
sifatnya hampir sama dengan bahan alami yang sejenis (Asnur, 2021).
Peraturan Menteri Kesehatan No.772/Menkes/Per/IX/1988 tentang bahan
tambahan. pangan (BTP) menjelaskan bahwa BTP adalah bahan yang biasanya
tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponen khas
makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja
ditambahkan ke dalam makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan,
pengolahan penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, penyimpanan.
Sedangkan tujuan penggunaan BTP adalah dapat meningkatkan atau
mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan, membuat bahan pangan
lebih mudah dihidangkan, serta mempermudah preparasi bahan pangan (Rahman
2018).
Secara umum BTP dapat dibagi menjadi dua golongan besar. Pertama, BTP
yang ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan, dengan mengetahui
komposisi bahan tersebut dan maksud penambahan itu dapat mempertahankan
kesegaran, cita rasa, dan membantu pengolahan, sebagai contoh pengawet,
pewarna, dan pengeras. tidak Kedua, BTP yang sengaja ditambahkan, yaitu bahan
yang tidak mempunyai fungsi dalam makanan tersebut, terdapat secara tidak
sengaja, baik dalam jumlah sedikit atau cukup banyak akibat perlakuan selama
proses produksi, pengolahan, dan pengemasan (Rahman,2018).
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 722
Menkes/Per/IX/88 terhadap bahan tambahan makanan, bahan tambahan makanan
terdiri dari dua golongan, yaitu bahan tambahan pangan yang diizinkan dan bahan
tambahan pangan yang dilarang (Listina, 2021).
Bahan tambahan pangan yang diizinkan: a). Pengawet, yaitu bahan tambahan
makanan yang dapat mencegah atau menghambat tumbuhnya bakteri, sehingga
tidak terjadi pembusukan, serta pengasaman yang disebabkan oleh pertumbuhan
mikroba.b). Pewarna, yaitu bahan tambahan makanan yang digunakan untuk
memperbaiki atau memberi warna pada makanan. dan minuman. c). Pemanis,
yaitu bahan tambahan makanan yang dapat memberikan rasa manis atau dapat
membantu mempertajam penerimaan lidah terhadap rasa manis. d). Penyedap
rasa, aroma serta penguat rasa, yaitu bahan tambahan makanan yang dapat
memberikan, menambah, mempertegas rasa, dan aroma pada makanan. e).
Antioksidan, yaitu bahan tambahan makanan yang berfungsi mencegah atau
menghambat proses oksidasi akibat lemak sehingga mencegah agar makanan tidak
tengik. f). Anti kempal, yaitu bahan tambahan makanan yang dapat mencegah
menggumpalnya makanan yang berupa serbuk atau bubuk.. g). Pengatur
keasaman, yaitu bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan,
menetralkan, dan mempertahankan derajat keasaman pada makanan. h). Pemutih
tepung, yaitu bahan tambahan makanan yang dapat mempercepat proses
pemutihan tepung. i). Pengemulsi, pemantas, dan pengental adalah bahan
tambahan makanan yang membantu terbentuknya dan memantapkan sistem
dispersi yang homogen pada makanan. j). Pengeras adalah bahan tambahan
makanan yang digunakan untuk mengeraskan atau mencegah melunaknya
makanan (Listina, 2021).
Bahan tambahan makanan yang dilarang dalam Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No.722 Menkes/Kep/X/1999 adalah: Natrium tetra borat
(Boraks); Formalin (Formaldehida); Minyak nabati yang dibrominasi (Brominated
Vegetable Minyak); Kloramfenikol (Klorampenikol); Kalium klorat (Kalium
Klorat); Dietilpirokarbonat (Dietthylpyrocabonate, DEPC); g) Nitrofurazon
(Nitrofurazon); h) Asam salsilat dan garamnya (Salicyl Acid dan Salt) (Listina,
2021).
B. Uraian Bahan

1. Air (Dirjen Pom, Edisi III : 1979 , Hal: 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air Suling

RM/BM : H2O/18,02

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan Jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ;

tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah Tertutup baik

Khasiat : Zat tambahan

2. Amonia (Dirjen Pom, Edisi IV, 1995, Hal : 94)

Nama Resmi : AMMONIA


Nama Lain : Amonia
RM : NH3

Rumus struktur :
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna; bauh khas,

menusuk kuat. Bobot jenis lebih kurang 0,90.


Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu tidak

lebih dari 25⁰


Khasiat : Zat tambahan

3. Asam Klorida (Dirjen Pom, Edisi III, 1979, Hal: 53)

Nama Resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDIUM


Nama Lain : Asam Klorida
RM/BM : HCL/36,46

Rumus struktur :
Pemerian : Cairan; tidak berwarna; berasap, bau merangsang.

Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau

hilang
penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Khasiat : Zat tambahan

4. Asam Sulfat (Dirjen Pom, Edisi III, 1979, Hal: 58)

Nama Resmi : ACIDUM SULFURICUM


Nama Lain : Asam Sulfat
RM/BM : H2SO4/98,07

Rumus struktur :

Pemerian : Cairan kental seperti minyak, korosif, tidak

berwarna; jika ditambahkan ke dalam air

menimbulkan panas.
Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup rapat
Khasiat : Zat tambahan

5. Barium Klorida ( Dirjen Pom Edisi III, 1979, Hal : 656)

Nama Resmi : BARIUM KLORIDA


Nama Lain : Barium klorida

RM/BM : BaCl2/-

Rumus struktur :
Pemerian : Hablur; tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air
Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup rapat
Khasiat : Zat tambahan
6. Besi (III) Klorida (Dirjen POM edisi III, 1979, Hal: 659)

Nama Resmi : FERII CHLORIDUM


Nama Lain : Besi (III) Klorida
RM/BM : FeCl3/-

Rumus Struktur :
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; hitam kehijauan, bebas

warna jingga dari garam hidrat yang telah

terpengaruh oleh kelembapan


Kelarutan : Larut dalam air, larutan beropalesensi berwarna

jingga.

7. Eter (Dirjen Pom, Edisi IV, 2014, Hal:65)

Nama Resmi : AETHER


Nama Lain : Eter
RM/BM : C4H10O/74,42
Rumus struktur :

Pemerian : Cairan mudah mengalir, mudah menguap, tak

berwarna; berbau khas. Teroksidasi perlahan-

lahan oleh udara dan cahaya dengan membentuk

peroksida. Mendidih pada suhu lebih kurang 35⁰


Kelarutan : Larut dalam air; dapat bercampur dengan etanol,

dengan benzene, dengan kloroform, dengan

pelarut heksana, dengan minyak lemak dan

minyak menguap.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya;

diisi sebagian; pada suhu tidak lebih dari 30⁰;

jauh dari api


8. Metanol (Dirjen Pom Edisi III, 1979, Hal : 706)

Nama Resmi : METANOL


Nama Lain : Metanol
RM/BM : CH3COOH/-

Rumus Struktur :

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, bau khas


Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan

jernih tidak berwarna


Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup rapat

9. Natrium Hidroksida (Dirjen Pom, Edisi III, 1979, Hal: 412)

Nama resmi : NATRII HYDROXYDUM

Nama lain : Natrium Hidroksida

RM/BM : NaOH/40,00

Rumus struktur :

Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,

kering, keras, rapuh dan menunjukkan susunan

hablur, putih, mudah meleleh basah. Sangat alkalis

dan korosif. Segera menyerap karbondioksida.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Khasiat : Sebagai zat pereaksi.


10. Natrium Nitrat ( Dirjem Pom, Edisi III, 1979, Hal: 714)

Nama resmi : NATRIUM NITRIT

Nama lain : Natrium Nitrit

RM/BM : NaNO2/-

Rumus struktur :

Pemerian : Hablur atau granul; tidak bewarna atau putih atau

kekuningan; merapuh

Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air, agak sukar larut dalam

etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

BAB III
METODOLOGI KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu: batang

pengaduk, corong kaca, corong pisah, cawan porselin, erlenmeyer, gelas ukur,

gelas kimia, kertas saring, oven, pipet tetes, statif dan klem, sendok tanduk,

tanur, dan timbangan digital.

2. Bahan

Adapun bahan-bahan yang di gunakan pada percibaan ini yaitu: aquades,

BaCl2, NaOH, Hcl, Eter, FeCl3, H2SO4, Metanol, BaCl2, dan, NaNO2.

B. Cara Kerja

1. Uji Natrium Benzoat

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian ditimbang sampel

sebanyak 10 g lalu tambahkan aquadest sebanyak 300 ml, selanjutnya

ditambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 10 mL dan dibiarkan selama 2 jam,

kemudian 50 mL filtrat kedalam corong pisah dan tambahkan Hcl 1 M,

selanjutnya diekstraksi 3x15 mL eter, hasil ekstraksi eter ditambahkan

beberapa tetes FeCl3 0,5% lalu diamati perubahan warna yang terjadi.

2. Uji Boraks

Disiapkan alat dan bahan yang digunakan, kemudian ditimbang sampel

sebanyak 10 g lalu di potong kecil kecil, selanjutnya dimasukkan kedalam

cawan porselin lalu dioven selama 2 jam pada suhu 180 o C, lalu dipijarkan
dalam tanur pada suhu 600o C selama 1 jam, kemudian diteteskan 1-2 tetes

H2SO4 dan 5-6 tetes metanol lalu di bakar, kemudian diamati perubahan nyala

hijau yang terjadi.

3. Uji Natrium Siklamat

Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, kemudian ditimbang sampel

sebanyak 50 g, lalu masukkan kedalam gelas kimia dan di tambahkan aquades

sebanyak 100 mL, selanjutnya disaring dan ditambahkan 10 mL Hcl 10% dan

10 mL BaCl2 10%, lalu diinkubasi selama 30 menit, kemudian ditambahkan

NaNO 10% sebanyak 10 mL dan dipanaskan selama 2 jam pada suhu 100 o C,

lalu diamati perubahan endapan putih yang terjadi

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel Pengamatan

NO Reaksi Pereaksi Hasil Keterangan

Endapan
Uji Natrium NaOH 10% + HCl +
1 Feribenzoat Positif
Benzoat FeCl3 0,5%
(Kecoklatan)

1-2 tetes H2SO4 + 5-6


2 Uji Boraks - Negatif
tetes Metanol

Uji Natrium 10 ml HCl 10% + !0


3 Endapan Putih Positif
Siklamat ml BaCl2 10%

B. PEMBAHASAN

Analisis kualitatif merupakan analisis untuk melakukan identifikasi elemen,

spesies, dan/atau senyawa-senyawa yang ada di dalam sampel. Dengan kata lain,

analisis kualitatif berkaitan dengan cara untuk mengetahui ada atau tidaknya suatu

analit yang dituju dalam suatu sampel.

Dalam percobaan analisis kualitatif senyawa obat bahan tambahan pangan ini

sampel yang di gunakan adalah coca cola untuk uji natrium benzoat, marimas

untuk uji natrium siklamat, dan bakso untuk uji boraks.

Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu batang pengaduk,

corong kaca, corong pisah, cawan porselin, erlenmeyer, gelas ukur, gelas kimia,
kertas saring, oven, pipet tetes, statif dan klem, sendok tanduk, tanur, dan

timbangan digital.

Pada uji natrium benzoat, disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,

kemudian ditimbang sampel sebanyak 10 g lalu tambahkan aquadest sebanyak

300 ml, selanjutnya ditambahkan larutan NaOH 10% sebanyak 10 mL dan

dibiarkan selama 2 jam, kemudian 50 mL filtrat kedalam corong pisah dan

tambahkan Hcl 1 M, selanjutnya diekstraksi 3x15 mL eter, hasil ekstraksi eter

ditambahkan beberapa tetes FeCl 0,5% setelah diamati hasil yang di peroleh yaitu
3

positif mengandung natrium benzoat ditandai dengan adanya endapan ferribenzoat

(kecoklatan).

Pada uji boraks, disiapkan alat dan bahan yang digunakan, kemudian

ditimbang sampel sebanyak 10 g lalu di potong kecil kecil, selanjutnya

dimasukkan kedalam cawan porselin lalu dioven selama 2 jam pada suhu 180 C, o

lalu dipijarkan dalam tanur pada suhu 600 C selama 1 jam, kemudian diteteskan
o

1-2 tetes H SO dan 5-6 tetes metanol lalu di bakar, setelah diamati hasil yang
2 4

diperoleh yaitu negatif karna tidak terjadi perubahan nyala hijau yang terjadi.

Pada uji natrium siklamat, disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,

kemudian ditimbang sampel sebanyak 50 g, lalu masukkan kedalam gelas kimia

dan di tambahkan aquades sebanyak 100 mL, selanjutnya disaring dan

ditambahkan 10 mL Hcl 10% dan 10 mL BaCl 10%, lalu diinkubasi selama 30 
2

menit, kemudian ditambahkan NaNO 10% sebanyak 10 mL dan dipanaskan

selama 2 jam pada suhu 100 C, setelah diamati hasil yang diperoleh yaitu positif
o

ditandai dengan adanya endapan putih.


BAB V

PENUNTUN
A. Kesimpulan

Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa:

1. BTP adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan

biasanya bukan merupakan komponen khas makanan, mempunyai atau tidak

mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan

untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan penyiapan, perlakuan,

pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan (Rahman, 2018).

2. Dalam percobaan analisis kualitatif senyawa obat bahan tambahan pangan

sampel yang digunakan yaitu coca cola untuk uji natrium benzoat, bakso untuk

uji boraks dan marimas untuk uji natrium siklamat.

3. Hasil dari percobaan ini yaitu pada uji natrium benzoat di dapatkan hasil positf

ditandai dengan adanya endapan ferribenzoat (kecoklatan), pada uji boraks

didapatkan hasil negatif karna tidak terjadi perubahan nyala biru, dan pada uji

natrium siklamat didapatkan hasil postif ditandai dengan adanya endapan putih.

B. Saran

Di harapkan agar kelengkapan alat dan bahan di laboratorium segera di

lengkapi agar praktikum berjalan dengan baik dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Atma, Yoni, 2018. “Prinsip Analisis Komponen Pangan Makro dan Mikro
Nutrien” Deepublish; Yogyakarta

Asnur, Lise, 2021. “Tata Boga I (Masakan Nusantara)” Qiara Media; Jawa Timur

Cartika, Harpolia. 2016. Kimia Farmasi. Kementerian Kesehatan RI; Jakarta

Dirjen POM, 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI; Jakarta.

Dirjen POM, 1995.” Farmakope Indonesia Edisi IV”. Depkes RI; Jakarta

Haliva Lesbassa. 2018. UjiKandungan Boraks Pada Makanan Jajanan Bakso


Daging Sapi Yang Dijual Di Lingkungan SD Inpres 26 Dan SD Inpres
62 Negeri Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Fakultas
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Ambon

Khaidir, Amalia Nurul, dkk,2020. “Analisi Penggunaan Bahan Tambahan Pangan


(BTP) Ibu Rumah Tangga di Yogyakarta Dalam Aspek Perilaku,
Sikap dan Pengetahuan” Journal Of Halal Science And Research Vol.
1 no. 1

Listina, Osie, 2021. “Studi Lieratur: Efek Toksik methanyl Yellow” Pustaka
Rumah Cinta; Magelang

Rahman, Syamsul. 2018. “Membangun Pertanian dan Pangan Untuk Mewujudkan


Kedaulatan Pangan”Publisher; Yogyakarta.

Supandi, dkk. 2019. Modul Praktikum Analisi Farmasi. Universitas


Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka; Jakarta.

Wahyudi, Jatmiko, 2017. “Mengenali Bahan Tambahan Pangan Berbahaya:


Ulasan Identifying Hazardous Materials For Food Additive: A
Review” Jurnal Litbang Vol. XIII No. I

LAMPIRAN
A. Skema Kerja
1. Uji Natrium Benzoat
Sampel
(Coca Cola)

Ditimbang Sampai Coca Cola sebanyak 10g


dan ditambahkan aquades 300 ml

NaCH 10%

Ditambahan Larutan NaOH 10% Sebanyak


10 ml dan dibiarkan selama 2 jam

HCl 1 m

50 ml filtrate ke dalam carpis dan


tambahkan HCl 1 M

Eter 15 ml

Diekstraksi 3x15 ml eter

FeCl3 0,5%

Hasil ekstraksi etis ditambahkan beberapa


tetis FeCl3 0,5%

Diamati perubahan warna yang terjadi

2. Uji Boraks
Sampel
(Bakso)
Ditimbang sampai sebanyak 10g, kemudian
di potong kecil-kecil, dimasukan kedalam
cawan porsilin lalu dioven selama 2 jam
dalam suhu 180°c, selanjutnya dipijarkan
dalam tarus suhu 600°c selama 1 jam

H2SO4

Ditambahkan 1-2 tetes H2SO4

Metanol

Ditambahkan 5-6 tetes methanol lalu


dibakar

Diamati perubahan yang terjadi

3. Uji Natrium

Sampel
(Matimas)
Ditimbang sampel sebanyak 50 g,
kemudian dimasukan kedalam gelas kimia
danditambahkan 100 ml aquadest

HCl 10%

Disaring dan ditimbang 10 ml HCl 10%

BaCl2 10%

Ditambahkan Larutan BaCl2 10% Sebanyak


10 ml lalu diintruksikan selama 30 menit

NaNo2 10%

Ditambahkan Larutan NaNo 10% Sebanyak


10 ml kemudian dipanaskan selama 2 jam
dalam suhu 100°c

Diamati perubahan yang terjadi

B. foto pengamatan

1. Uji natrium benzoat


LABORATORIUM ANALISIS FARMASI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

PROGRAM STUDY S1 FARMASI PROGRAM STUDY S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Ditimbang 10g sampel Ket : tambahkan 300 mL aquadest

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

PROGRAM STUDY S1 FARMASI PROGRAM STUDY S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Tambahkan NaOH 10% Ket : Dibiarkan selama 2 jam


sebanyak 10 mL

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

PROGRAM STUDY S1 FARMASI PROGRAM STUDY S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR


Ket : Tambahkan 50 mL filtrate Ket : Tambahkan HCl 1M sebanyak
kedalam corong pisah 10 mL

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

PROGRAM STUDY S1 FARMASI PROGRAM STUDY S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Diekstraksi 3x15 ml eter Ket : Ditambahkan beberapa tetes


FeCl3

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

PROGRAM STUDY S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Terdapat endapan ferribenzoat


(kecoklatan)
2. Uji boraks

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

PROGRAM STUDY S1 FARMASI PROGRAM STUDY S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR


Ket : Dipotong kecil-kecil sampel Ket : Ditimbang sampel sebanyak 10
yang akan digunakan g

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

PROGRAM STUDY S1 FARMASI PROGRAM STUDY S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Dioven selama 2 jam pada Ket : Dipijarkan dalam tanur selama
suhu 120oC 1 jam pada suhu 600oC

3. Uji natrium siklamat

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

PROGRAM STUDY S1 FARMASI PROGRAM STUDY S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR


Ket : Ditimbang sampelsebanyak 10 Ket : Ditambahkan 50 mL aquadest
g

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

PROGRAM STUDY S1 FARMASI PROGRAM STUDY S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Disaring menggunakan kertas Ket : Ditambahkan 10 mL Hcl 10%


saring

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

PROGRAM STUDY S1 FARMASI PROGRAM STUDY S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR


Ket : Ditambahkan BaCl2 10 % Ket : Ditambahan NaNO2 10%
sebanyak 10 mL sebanyak 10 mL

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI LABORATORIUM ANALISIS FARMASI

PROGRAM STUDY S1 FARMASI PROGRAM STUDY S1 FARMASI

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR

Ket : Dipanaskan selama 2 jam pada Ket : Terdapat endapan putih


suhu 100oC (positif)

Anda mungkin juga menyukai