Anda di halaman 1dari 69

KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR

(ANALISIS RETURN COST RATIO RETURN ON


INVESTMENT DAN PAYBACK PERIOD
PADA CIGALUMPIT FARM)

SKRIPSI

Oleh:
ARI FIRMANSYAH GINTING
NPM 2403216105

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
GARUT
2021
KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM PETELUR
(ANALISIS RETURN COST RATIO RETURN ON
INVESTMENT DAN PAYBACK PERIOD
PADA CIGALUMPIT FARM)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


pada Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian
Universitas Garut

Oleh:
ARI FIRMANSYAH GINTING
NPM 2403216105

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GARUT
GARUT
2021
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ari Firmansyah Ginting

NPM : 24032116105

Jurusan/PS : Peternakan

Alamat : Kp. Maja RT01 RW06 Desa Majasari Kecamatan Cibiuk

Kabupaten Garut

No.Tlp/Hp : 085322476800

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Penelitian ini tidak mengandung satu materipun yang telah dipublikasikan

dan ditulis oleh orang lain kecuali dalam penelitian ini sebagai referensi.

2. Jika diketahui ada sebagian skripsi ini yang tidak sesuai dengan pernyataan

saya bersedia menanggung segala resiko termasuk resiko administratif.

Garut, November 2021

Penulis

Ari Firmansyah Ginting

iii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN


AYAM PETELUR (ANALISIS
RETURNCOST RATIO RETURN ON
INVESTMENT DAN PAYBACK PERIOD
PADA CIGALUMPIT FARM)

NAMA : ARI FIRMANSYAH GINTING

NPM : 24032116105

PROGRAMSTUDI : PETERNAKAN

Garut, November 2021

Menyetujui dan Mengesahkan :


Komisi Pembimbing

Ir. Ibrahim Hadist E, M.S. Dr. Ir. Tati Rohayati, M.P


Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Mengetahui :

Ketua Program Studi Peternakan Dekan Fakultas Pertanian


Fakultas Pertanian Universitas Garut
Universitas Garut

Dr. Ir. Tati Rohayati, M.P. Dr. Tintin Febrianti, SP.,M.P.


ABSTRAK

iv
ARI FIRMANSYAH GINTING. 2021. Kelayakan Usaha Peternakan Ayam
Petelur Analisis Return Cost Ratio Return on Investment Dan Payback Period
Pada Cigalumpit Farm. Dibimbing oleh Ibrahim Hadist dan Tati Rohayati.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis kelayakan usaha ayam


petelur di Cigalumpit Farm. Penelitian ini dilaksanakan di Perusahaan Peternakan
Cigalumpit Farm Pada Bulan Mei sampai Juni 2021. Di desa Analisis data
dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, analisis kelayakan
finansial Return Cost Ratio (R/C ), Return on Invetsment (ROI) dan Payback
Period (PP). Hasil analisis finansial, usaha Peternakan Cigalumpit Farm tahun
2019-2020 menunjukkan bahwa dengan modal pinjaman (tingkat suku bunga
15%) maka didapat R/C 2.07. ROI yang didapat sebesar 55,01%. PP 3,2.
Berdasarkan kriteria kelayakan, R/C lebih dari satu, ROI lebih besar dari tingkat
suku bunga yang berlaku dan PP tingkat pengembalian modal lebih rendah dari
umur usaha. maka secara finansial usaha peternakan Cigalumpit Farm layak untuk
dijalankan dan dilanjutkan.

Kata Kunci : Kelayakan Usaha, Analisis Finansial, Ayam Petelur

ABSTRACT

v
ARI FIRMANSYAH GINTING. 2021. Feasibility of Laying Chicken Farming
Analysis of  Return Cost Ratio Return on Investment and Payback Period at
Cigalumpit Farm. Supervised by Ibrahim Hadith and Tati Rohayati. 

This study aims to determine the feasibility analysis of laying hens at


Cigalumpit Farm. This research was conducted at the Cigalumpit Farm Animal
Husbandry Company from May to June 2021. In the village Data analysis was
carried out using quantitative descriptive analysis, financial feasibility analysis
Return Cost Ratio (R/C ), Return on Investment (ROI) and Payback Period (PP). .
The results of the financial analysis, the Cigalumpit Farm Livestock business in
2019-2020 show that with loan capital (15% interest rate) thenobtained R/C 2.07
is. The ROI obtained is 55.01%. PP 3.2. Based on the eligibility criteria, the R/C
is more than one, the ROI is greater than the prevailing interest rate and the PP
rate of return on capital is lower than the age of the business. then, financially, the
Cigalumpit Farm farm business is feasible to run and continue. 

Keywords: Business Feasibility, Financial Analysis, Layer Chicken

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya sehingga saya dapat selesai menyusun Skripsi ini yang berjudul

“Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Petelur (Analisis Return of Cost Return

On Investment dan Payback Period pada Cigalumpit Farm)”. Melalui

kesempatan yang baik ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Ibrahim Hadist E, M.S. selaku dosen pembimbing utama sekaligus selaku

Ketua Program Studi Peternakan yang senantiasa memberikan pengarahan

dan bimbingan.

2. Dr. Ir. Tati Rohayati MP selaku pembimbing pendamping yang senantiasa

memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi ini.

3. Dr. Ir H.Tendy Kusmayadi, MP selaku dosen pembahas yang telah

memberikan masukan dan perbaikan dalam penulisan skripsi ini.

vii
4. Ibu Hj.Rini selaku pemilik Cigalumpit Farm yang telah memberikan izin,

saran dan membantu selama proses penelitian.

5. Bapak Arifin yang telah memberikan saran dan membantu selama proses

penelitian.

6. Cigalumpit Farm yang telah membantu dalam proses penelitian.

7. Dr. Tintin Febrianti S.P.,M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Garut.

8. Kedua orang tua dan seluruh keluarga tercinta atas dukungan moril maupun

materil sehingga penyusunan Skripsi ini dapat terlaksana dengan baik.

9. Teman-teman yang terlibat dan mendukung proses penyusunan Skripsi ini

sampai selesai.

Susunan Skripsi ini sudah dibuat dengan sebaik-baiknya. Apabila masih

terdapat kesalahan dalam penulisan, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun dari pembaca sebagai perbaikan di masa mendatang. Akhir kata

penulis berharap semoga Skripsi ini dapat memberi manfaat bagi Penulis sendiri

dan bagi pembaca.

Garut, Agustus 2021

Penulis

viii
DAFTAR ISI

BAB Halaman

ABSTRAK...................................................................................... v

ABSTRACT..................................................................................... vi

KATA PENGANTAR.................................................................... vii

DAFTAR ISI................................................................................... ix

DAFTAR TABEL........................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.......................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah.................................................................. 5

1.3. Maksud dan Tujuan................................................................... 5

1.4. Kegunaan Penelitian.................................................................. 5

1.5. Kerangka Pemikiran.................................................................. 6

ix
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Peternakan Ayam Petelur............................................... 9

2.2. Analisis Kelayakan Usaha......................................................... 11

2.3. Analisis Keuangan Perusahaan................................................. 13

2.3.1. Return Cost Ratio (RC)................................................... 13

2.3.2. Return on Investment (ROI)............................................ 15

2.3.3. Payback Period (PP)....................................................... 17

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian........................................................................ 19

3.2. Metode Penelitian...................................................................... 19

3.3. Variable Penelitian.................................................................... 19

3.4. Metode Pengumpulan Data....................................................... 20

3.4.1. Sumber Data.................................................................... 20

3.4.2. Metode Pengumpulan Data............................................. 21

3.5. Metode Analisis Data................................................................ 21

3.5.1. Analisis Pendapatan........................................................ 22

3.5.2. Analisis Keuangan........................................................... 25

3.6. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan................................................... 28

4.1.1. Lokasi Cigalumpit Farm................................................. 28

4.1.2. Sejarah Perusahaan.......................................................... 29

x
4.1.3. Struktur Organisasi di Cigalumpit Farm......................... 29

4.2. Sumber Daya Perusahaan.......................................................... 31

4.2.1. Sumber Daya Fisik.......................................................... 31

4.2.2. Sumber Daya Manusia.................................................... 32

4.2.3. Stumber Daya Modal...................................................... 33

4.3. Analisis Kelayakan Finansial.................................................... 33

4.3.1. Arus Penerimaan............................................................. 35

4.3.2. Arus Pengeluaran............................................................ 37

4.3.3. Return Cost Ratio............................................................ 37

4.3.4. Return on Investment...................................................... 37

4.3.5. Playback Periode............................................................. 38

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan................................................................................ 39

5.2.Saran........................................................................................... 40

DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 42

LAMPIRAN.................................................................................... 45

RIWAYAT HIDUP........................................................................ 49

xi
DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

1. Tabel 1. Sumber Daya Fisik Cigalumpit Farm………… 32

xii
DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Struktur Organisasi Cigalumpit Farm……………………………

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman

1. Biaya Variabel…………………………………………………... 45

2. Fixs Cost………………………………………………………… 46

3. Penerimaan Produksi……………………………………………. 47

4. Nilai Perhitungan Retun Cost Ratio…………………………….. 48

5. Nilai Perhitungan Return On Invetment………………………… 49

6. Nilai Perhitungan Payback Period……………………………… 50

7. Foto Kegiatan………………………………………………….. 51

xiv
xv
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Usaha sektor peternakan khususnya ayam ras petelur merupakan usaha

yang mempunyai perkembangan yang cukup pesat. Usaha peternakan ayam

petelur memberikan peranan sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan protein

hewani pada masyarakat dan berbagai keperluan industri khususnya pangan.

Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia hingga tahun 2017 yang mencapai

26.582 juta jiwa (BPS, 2017) dan peningkatan kesadaran masyarakat Indonesia

akan pentingnya protein hewani juga memberikan dampak positif terhadap

perkembangan usaha dibidang peternakan ayam ras petelur. Jumlah populasi

ayam ras petelur di Kabupaten Garut tahun 2017 mencapai 272.854 ekor (BPS,

Kabupaten Garut 2017).

Usaha peternakan ayam petelur merupakan usaha yang cepat mengalami

perkembangan karena pengaruhnya sebagai penghasil sumber protein yang murah

dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya, sehingga siklus perputaran

usaha sangat besar dan cepat. Namun demikian usaha peternakan ayam petelur

masih sangat tidak tetap harganya, karena komponen yang mendukung proses

produksinya sangat bergantung pada faktor produksi lain seperti pakan, vitamin,

vaksin, cuaca dan lain sebagainya. Upaya memperoleh keuntungan yang besar dan

berkelanjutan merupakan sasaran utama bagi semua kegiatan usaha termasuk

usaha peternakan ayam petelur, untuk mencapai sasaran tersebut perlu adanya

analisis finansial untuk mengetahui perkembangan usaha. Peternak sebagai

pemilik sekaligus pemimpin dalam usaha, mempunyai wewenang dalam

1
2

mengambil keputusan apa yang harus dijalankan untuk mengembangkan

usahanya.

Upaya pengembangan terhadap suatu usaha tentunya tidak lepas pada

masalah kepentingan investasi yang harus diupayakan. Mengupayakan suatu

investasi untuk sebuah usaha perlu melakukan studi kelayakan bisnis. Hal ini

dilakukan untuk melihat peluang perusahaan dalam jangka panjang, mengingat

bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian. Keberlanjutan

usaha peternakan ditentukan oleh pengetahuan peternak tentang aspek-aspek

kelayakan usaha. Suatu usaha dikatakan layak jika memenuhi syarat-syarat seperti

aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis, dan aspek finansial.

Aspek Pasar merupakan kutub pertama dari model lingkungan bisnis

adalah aspek pasar. Pengkajian aspek pasar penting dilakukan karena tidak ada

proyek bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau jasa yang

dihasilkan proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertujuan antara

lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan

market-share dari produk bersangkutan. Analisis dapat dilakukan dengan cara

deskriptif maupun inferensial, jenis data yang digunakan dapat berupa data

kuantitatif maupun kualitatif.

Aspek pemasaran adalah kegiatan perusahanan yang bertujuan menjual

barang atau jasa yang diproduksi perusahaan ke pasar. Oleh karena itu, aspek ini

bertanggung jawab dalam menentukan ciri-ciri pasar yang akan dipilih. Analisis

kelayakan dari apsek ini yang utama antara lain. Penetuan segmen, target, dan

posisi produk pada pasarnya, Kajian untuk mengetahui konsumen potensial,


3

seperti perihal sikap, perilaku, serta kepuasaan mereka atas produk, Mentukan

strategi, kebijakan, dan program pemasaran yang akan dilaksanakan. Aspek

pemasaran ini harus diperhatikan karena konsumen akan lebih memilih suatu

produk yang harganya lebih murah, lokasinya yg strategis dan dengan adanya

promosi dengan diskon.

Aspek Finansial dari sisi keuangan, proyek bisnis dikatakan sehat apabila

dapat memberikan keuntungan yang layak dan mampumemenuhi kewajiban

finansialnya. Dalam studi kelayakan, kegiatan studi aspek keuangan dilakukan

setelah aspek lain selesai dilaksanakan. Kegiatan pada aspek keuangan ini antara

lain adalah perhitungan perkiraan jumlah dana yang diperlukan untuk keperluan

modal kerja awal dan untuk pengadaan harta tetap proyek. Aspek keuangan

mempelajari berbagai faktor penting seperti. Dana yang diperlukan untuk

investasi, baik untuk aktiva tetap maupun modal kerja, Sumber-sumber

pembelanjaan yang akan digunakan. Seberapa banyak modal yang berupa dana

sendiri dan berapa banyak yang berupa pinjaman jangka pendek, dan berapa yang

jangka panjang, Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat

operasional, Manfaat dan biaya dalam arti finansial, seperti Return Cost Ratio,

Return on Investment dan payback period. Estimasi terhadap resiko proyek, resiko

dalam arti total, atau kalau mungkin yang hanya sistematis, Proyeksi keuangan,

Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber dan penggunaan

dana.

Berdasarkan ketiga aspek tersebut, aspek finansial merupakan aspek paling

utama yang harus diperhatikan. Kemampuan suatu usaha peternakan dalam


4

mengembangkan modal terukur dalam parameter investasi seperti kemampuan

usaha mengembangkan modal awal lebih besar dari pada bunga bank, keuntungan

usaha pada tahun-tahun mendatang dan lain sebagainya. Usaha peternakan

tersebut dapat bertahan jika keuntungan yang diperoleh lebih besar dari pada

biaya yang dikeluarkan, sehingga dapat dikatakan layak secara finansial. Hanya

sebagian kecil dari peternakan rakyat yang sudah menerapkan manajemen

pemeliharaan yang sesuai dan diikuti dengan penerapan teknologi. Hal ini

disebabkan kurangnya pengetahuan peternak dalam melakukan uji kelayakan

usaha sehingga menjadi salah satu hambatan dalam peningkatan populasi ayam

petelur.

Peternakan ayam petelur Cigalumpit Farm, merupakan peternakan yang

telah berdiri sejak 2006. Peternakan tersebut berada di Kecamatan Wanaraja

Kabupaten Garut dan memiliki populasi 13.000 ekor. Pada awal berdiri,

peternakan Cigalumpit Farm selalu mengalami untung dan rugi secara bergantian

tiap tahun. Hal ini diperkirakan karena terdapat biaya variabel yang belum

terkelola secara efisien. Peternakan Cigalumpit Farm perlu melakukan analisis

kelayakan usaha, sehingga dapat diketahui perusahaan tersebut feasible (layak)

atau tidak.

Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan penelitian mengenai kelayakan

usaha ayam petelur di Peternakan Cigalumpit Farm. Oleh karena itu, penulis akan

melakukan penelitian berjudul “Kelayakan Usaha Ayam Petelur (Analisis Return

Cost Ratio Return on Investment dan Payback Period pada Cigalumpit Farm)”.
5

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat diambil identifikasi masalah

sebagai berikut :

1. Berapa besar Return Cost Ratio di peternakan ayam Cigalumpit Farm?

2. Berapa besar nilai Return On Investment di peternakan ayam Cigalumpit

Farm?

3. Berapa besar nilai Payback Period di peternakan ayam cigalumpit Farm

1.3. Maksud dan Tujuan

1. Untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam Cigalumpit Farm

berdasarkan nilai Return Cost Ratio R/C.

2. Untuk mengetahui nilai Return On Investment di peternakan ayam Cigalumpit

Farm.

3. Untuk mengetahui nilai Payback Period di peternakan ayam Cigalumpit

Farm.

1.4. Kegunaan Penelitian

Penelitian diharapakan dapat berguna bagi Cigalumpit Farm sebagai

bahan pertimbangan dalam pengusahaan peningkatan produksi telur ayam ras.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat menjadi masukan dan memberi

informasi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan untuk tertarik dalam

usaha ayam petelur.


6

1.5. Kerangka Pemikiran

Usaha ternak adalah kegiatan untuk memproduksi di lingkungan

peternakan yang pada akhirnya akan dinilai dari biaya yang dikeluarkan dan

penerimaan yang diperoleh. Dalam pelaksanaan usaha peternakan, pemanfaatan

faktor-faktor produksi secara efisien menjadi sebuah tolak ukur dalam

menentukan keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut. Adapun faktor-faktor

produksi tersebut adalah kandang, pakan, tenaga kerja, listrik dan air, serta vaksin

dan obat-obatan.

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003), analisis kelayakan bisnis atau usaha

adalah kegiatan yang mempelajari secara mendalam atau bisnis yang akan

dijalankan, dalam rangka menentukan layak tidaknya usaha tersebut dijalankan.

Analisis kelayakan dapat ditinjau dari beberapa hal diantaranya yaitu analisis

Return Cost Ratio (R/C), Return on Investment (ROI) dan Payback Period (PP).

Return Cost Ratio (R/C) adalah R/C adalah singkatan dari Return Cost

Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya.

Secara teoritis dengan rasio R/C = 1 artinya tidak untung dan tidak pula rugi.

Namun karena adanya biaya usahatani yang kadang-kadang tidak dihitung

(Soekartawi, 2002). Suatu usaha dapat dinyatakan layak atau masih dalam tingkat

efisiensi apabila nilai R/C ratio lebih dari satu yang artinya nilai penerimaan sama

lebih besar dari total biaya, maka semakin besar nilai R/C ratio maka semakin

besar pula tingkat efisiensi suatu perusahaan (Candra dkk, 2012). Menurut

Nawawi dkk (2017) menyatakan bahwa skala usahanya nilai R/C Ratio pada skala

usaha kecil nilai yang tertinggi adalah pada skala usaha 1500 ekor dengan nilai
7

R/C Ratio 1,33 dan skala menengah yang tertinggi adalah skala usaha 3640 nilai

R/C Ratio 1,14 dan skala besar nilai yang paling tinggi adalah pada skala 11.500

ekor dengan nilai R/C Ratio 1,74.

Return on Investment (ROI) adalah metode yang digunakan untuk

mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi,

angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan total

atau average investment, hasil yang diperoleh dinyatakan dalam persentase

(Husnan dan Suwarsono, 2000). Kelebihan dari metode ini adalah

kesederhanaannya dan mudah dalam perhitungannya sedangkan kelemahannya

adalah tidak memperhitungkan nilai waktu daripada nilai uang Time Value of

Money (Riyanto, 2001).

Sedangkan Payback Period (PP) adalah metode yang dilakukan dengan

menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan investasi

atau modal yang di kelurakan. Semakin pendek waktu yang dihasilkan semakin

bagus usaha yang didapatkan. Seorang investor cendrung lebih suka menanamkan

modalnya pada suatu yang mampu mengembalikan investasinya dalam waktu

singkat. Menurut hasil penelitian Kurdi (2019) mengenai kelayakan finansial Desa

Soddara Kecamatan Pasongsongan dengan jumlah sampel sebanyak 8 penguasaha

ayam petelur menghasilakan nilai nilai PP dari usaha ayam ras petelur 1 tahun 4,9

bulan (satu tahun empat bulan dua puluh tujuh hari). Tambahnya, waktu

pengembalian selama itu dapat dikatakan tergolong cepat, terutama mengingat

benefit yang akan diterima oleh peternak ayam ras petelur cukup besar.
8

Sedangkan PP usaha peternakan ayam ras pedaging tergolong cepat adalah 7

bulan dengan populasi ayam 2500 ekor (Maulana dkk,. 2014)


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Usaha Peternakan Ayam Petelur

Menurut Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No

948/Kpts/OT.210/10/97, usaha peternakan adalah suatu usaha pembibitan dan

atau budidaya peternakan dalam bentuk perusahaan peternakan atau peternakan

rakyat yang diselenggarakan secara teratur dan terus-menerus pada suatu tempat

dan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial atau sebagai usaha

sampingan untuk menghasilkan ternak bibit/ternak potong, telur, susu serta

menggemukan suatu jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan dan

memasarkan.

Konsep Dasar Ekonomi Peternakan, yaitu :

1. Kehidupan individu, kelompok masyarakat, bahkan bangsa dan negara

sangat bergantung pada ketersediaan hasil produksi sektor pertanian.

2. Kebutuhan manusia akan produk pertanian bersifat tidak terbatas.

3. Ketersediaan sumberdaya yang diperlukan untuk menghasilkan produk

pertanian bersifat terbatas.

Ekonomi Perternakan merupakan ilmu sosial terapan, yang prinsip-prinsip

dan metode analitis ilmu ekonomi digunakan untuk mencari solusi bagi

permasalahan ekonomi dalam bidang pertanian (Krisno, 2013). Dengan adanya

teori ekonomi perternakan maka sebuah usaha pertanian atau peternakan dapat

dianalisis layak atau tidak untuk dikelola terkait dengan biaya dan manfaat yang

9
10

diperoleh. Apabila biaya lebih kecil daripada manfaat maka dapat dikatakan usaha

tersebut layak.

Ayam ras petelur adalah ayam yang mempunyai kemampuan untuk

memproduksi telur yang baik dan efisien dalam penggunaan ransum. Ciri ayam

ras petelur adalah mempunyai badan yang relatif lebih kecil, aktif bergerak,

mudah terkejut, cepat dewasa, sedikit atau hampir tidak ada sifat mengeram,

umumnya mempunyai kaki tidak berbulu dan pada cuping telinga berwarna putih

(Rasyaf, 2006). Menurut Sudaryani dan Santoso (2001), Ayam petelur adalah

ayam yang akan dimanfaatkan telurnya untuk suatu usaha dan memenuhi kriteria

untuk dijadikan alat produksi yang mampu bertelur banyak. Karakteristik ayam

petelur adalah bertingkah laku lincah, cepat dewasa kelamin, mudah terkejut,

badan relative kecil dan langsing. Abidin (2003) menyatakan, beberapa strain

ayam petelur yang pernah berada di Indonesia antara lain : Isa Brown, Shaver

Starcross, Cobb, Hysex Brown,Babcock dan Ross Brown.Konsep Dasar Ekonomi

Peternakan, yaitu :

1. Kehidupan individu, kelompok masyarakat, bahkan bangsa dan negara sangat

bergantung pada ketersediaan hasil produksi sektor pertanian.

2. Kebutuhan manusia akan produk pertanian bersifat tidak terbatas.

3. Ketersediaan sumberdaya yang diperlukan untuk menghasilkan produk

pertanian bersifat terbatas.

Ekonomi Perternakan merupakan ilmu sosial terapan, yang prinsip-prinsip

dan metode analitis ilmu ekonomi digunakan untuk mencari solusi bagi

permasalahan ekonomi dalam bidang pertanian (Krisno, 2013). Dengan adanya


11

teori ekonomi perternakan maka sebuah usaha pertanian atau peternakan dapat

dianalisis layak atau tidak untuk dikelola terkait dengan biaya dan manfaat yang

diperoleh. Apabila biaya lebih kecil daripada manfaat maka dapat dikatakan usaha

tersebut layak.

Ayam ras petelur adalah ayam yang mempunyai kemampuan untuk

memproduksi telur yang baik dan efisien dalam penggunaan ransum. Ciri ayam

ras petelur adalah mempunyai badan yang relatif lebih kecil, aktif bergerak,

mudah terkejut, cepat dewasa, sedikit atau hampir tidak ada sifat mengeram,

umumnya mempunyai kaki tidak berbulu dan pada cuping telinga berwarna putih

(Rasyaf, 2006). Menurut Sudaryani dan Santoso (2001), Ayam petelur adalah

ayam yang akan dimanfaatkan telurnya untuk suatu usaha dan memenuhi kriteria

untuk dijadikan alat produksi yang mampu bertelur banyak. Karakteristik ayam

petelur adalah bertingkah laku lincah, cepat dewasa kelamin, mudah terkejut,

badan relative kecil dan langsing. Abidin (2003) menyatakan, beberapa strain

ayam petelur yang pernah berada di Indonesia antara lain : Isa Brown, Shaver

Starcross, Cobb, Hysex Brown,Babcock dan Ross Brown

2.2. Analisis Kelayakan Usaha

Menurut Suliyanto (2010) menyatakan beberapa perbedaan studi

kelayakan bisnis dengan rencana bisnis (businessplan) berdasarkan sumber data

penelitian, penyusun penelitian, tujuan dari studi kelayakan dan rencana bisnis,

waktu penelitian, dan biaya yang dibutuhkan oleh masing-masing. Dari pengertian

diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa studi kelayakan bisnis adalah studi
12

atau pembelajaran yang dilakukan untuk menilai suatu usaha baru layak atau tidak

layak untuk dijalankan.

Studi kelayakan proyek atau bisnis adalah penelitian yang menyakut

berbagai aspek baik dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar

dan pemasaran, aspek teknis dan teknologi sampai dengan aspek ekonomi dan

keuangannya (Andreti, 2011). Dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian

studi kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu

proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau di tunda dan bahkan tidak diteruskan.

Sudi kelayakan merupakan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

apakah menerima atau menolak dari suatu ide usaha yang direncanakan (Ibrahim,

2009). Definisi layak dalam penelitian ini adalah kemungkinan dari ide suatu

usaha yang akan dilaksanakan akan memberikan manfaat atau keuntungan baik

dalam aspek finansial maupun nonfinansial.

Aspek-aspek dalam studi kelayakan usaha terbagi menjadi dua bagian

yaitu aspek primer dan aspek skunder (Andretu, 2011). Aspek primer merupakan

aspek yang utama dalam penyusunan studi kelayakan. Aspek primer ini terdapat

dalam semua sektor usaha yang terdiri dari aspek pasar dan pemasaran, aspek

teknis dan teknologi, dan aspek ekonomi. Aspek skunder adalah aspek pelengkap

yang disusun berdasarkan permintaan instansi/lembaga yang terkait dengan objek

studi, yaitu aspek analisis mengenai dampak lingkungan dan aspek sosial. Secara

umum studi kelayakan terbagi menjadi aspek pasar dan pemasaran, aspek teknis

dan teknologi, aspek sosial ekonomi dan lingkungan, dan aspek keuangan.
13

2.3. Analisis Keuangan Perusahaan


2.3.1 R/C (Return Cost Ratio)
Pendapatan usaha yang besar tidak selalu mencerminkan tingkat efisiensi

usaha yang tinggi. Guna mengetahui efisiensi usaha tersebut dapat digunakan

analisis R/C ratio. R/C ratio merupakan singkatan dari Return Cost Ratio, atau

dikenal dengan perbandingan antara penerimaan dan biaya. Suatu usaha dapat

dinyatakan layak atau masih dalam tingkat efisiensi apabila nilai R/C ratio lebih

dari satu yang artinya nilai penerimaan sama lebih besar dari total biaya, maka

semakin besar nilai R/C ratio maka semakin besar pula tingkat efisiensi suatu

perusahaan (Candra, dkk,. 2012).

R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai

perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara teoritis dengan rasio

R/C = 1 artinya tidak untung dan tidak pula rugi. Namun karena adanya biaya

usahatani yang kadang-kadang tidak dihitung (Soekartawi, 2002). Kadariah

(1987), menyatakan bahwa untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu usaha dapat

digunakan parameter yaitu dengan mengukur besarnya pemasukan dibagi

besarnya pengeluaran, dimana bila:

R/C Ratio > 1 : Efisien

R/C Ratio = 1 : Impas

R/C Ratio < 1 : Tidak efisien

Secara matematik, hal ini dapat dituliskan sebagai berikut:


a = R/C

keterangan :

a = R/C rasio
14

R = Total penerimaan

C = Total biaya

kriteria penilaian R/C rasio sebagai berikut:

- R/C rasio > 1, usaha peternakan layak dikembangkan.

- R/C rasio = 1, usaha peternakan tidak untung dan tidak rugi (impas).

- R/C rasio < 1, usaha peternakan tidak layak dikembangkan.

Soekartawi dkk (1986), yang menyatakan bahwa suatu usaha dikatakan

memberikan manfaat bila nilai R/C Ratio > 1. Semakin besar nilai R/C Ratio

maka semakin efisien usaha tersebut dan sebaliknya, semakin kecil nilai R/C

Rationya maka semakin tidak efisien usaha tersebut. Efisiensi usaha tani

ditentukan dengan menggunakan konsep RCR (revenue cost ratio), yang

imbangan antara total penghasilan (out put) dengan total biaya (input). Nilai RCR

>1 menyatakan usaha tersebut menguntungkan. Semakin besar nilai RCR maka

usaha dinyatakan semakin efisien.

R/C Ratio adalah rasio penerimaan atas biaya yang menunjukkan besarnya

penerimaan yang akan diperoleh dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam

produksi usaha ternak. Analisis ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat

keuntungan relatif kegiatan usaha ternak, artinya dari angka rasio tersebut dapat

diketahui, apakah suatu usaha ternak menguntungkan atau tidak. Usaha ternak

dikatakan menguntungkan bila nilai R/C Ratio lebih besar dari satu. Sebaliknya,

usaha ternak dikatakan tidak menguntungkan bila nilai R/C Ratio lebih kecil dari

Semakin besar nilai R/C, maka semakin baik usaha ternak tersebut (Kadarsan,

1995).
15

2.3.2 Return on Investment (ROI)

Return On Investment (ROI), merupakan pengukuran kemampuan

perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah

keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan (Agus, 2010). Menurut

Syamsudin (2011) ROI adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak

dengan total aktiva. Sedangkan menurut Sutrisno (2012) pengertian ROI adalah

rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan

yang digunakan untuk menutupi investasi yang dikeluarkan.

Menurut Husnan (2016) pengertian Return on Invesment adalah rasio

untuk menggambarkan seberapa besar laba bersih yang didapatkan perusahaan

dari seluruh kekayaan yang dimilikinya. Menurut Rahardjo (2009) pengertian ROI

adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dengan semua investasi

yang tersedia untuk menghasilkan keuntungan.

Berdasarkan dari pengertian ROI menurut para ahli diatas maka dapat di

simpulkan bahwa Return on Investment adalah rasio untuk mengukur kemampuan

perusahan secara keseluruhan dalam mendapatkan laba bersih dari seluruh jumlah

aktiva yang ada di dalam perusahaan.

Menurut Lumbanraja (2014), Terdapat 2 (dua) faktor yang dapat

mempengaruhi ROI, yaitu :

1. Perputaran aktiva yang di pergunakan untuk operasional perusahaan

2. Profit Margin dan besarnya keuntungan operasional yang terlihat dari

persentase dan jumlah penjualan bersih.


16

Menurut Sutrisno (2011) Return on Investment (ROI) atau pengembalian

atas investasi dapat dihitung dengan membandingkan laba bersih dengan total

investasi yang tersedia. Rumus ROI dapat menggunakan rumus berikut :

Lababersih setelah di potong pajak


ROI = X 100%
Total Investasi

Bila ROI sebuah perusahaan tinggi maka kinerja dari perusahaan tersebut

akan semakin baik karean tingkat pengembalian investasi semakin besar. Hal

tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Andreti (2011) bahwa

semakin tinggi ROI sebuah usaha semakin bagus kinerjanya, dan proyek tersebut

semakin layak. Suatu usaha dikatakan layak apabila ROI lebih besar dari tingkat

suku bunga yang berlaku pada saat usaha tersebut diusahakan. Tingkat suku

bunga yang digunakan adalah tingkat suku bunga pinjaman bank responden pada

saat survey dilaksanakan. Kriteria penelilain ROI menurut Andreti (2011) sebagai

berikut :

ROI > Suku Bunga Pinjaman, proyek layak

ROI < Suku Bunga Pinjaman, proyek tidak layak

Perhitungan nilai ROI sebagai kelayakan usaha memiliki beberapa kelebihan :

1. Sebagai alat untuk mengontrol, ROI dapat digunakan untuk perencanaan dan

juga sebagai landasan perusahaan untuk membuat keputusan.

2. ROI dapat di gunakan sebagai alat pengukur profitabilitas dari setiap produk

perusahaan.

Kelebihan paling utama dari ROI sangat terkait dengan efisiensi

pemakaian modal, efisiensi produksi serta efisiensi penjualan.


17

2.3.3. Payback Period

Payback Period merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu

pengembalian investasi suatu proyek atau usaha (Fadila dkk., 2017). Perhitungan

ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih (proceed) yang diperoleh setiap tahun.

Menurut Andreti (2011) Payback Period merupakan suatu periode yang

diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan

menggunakan aliran kas bersih (net cash flow). Dengan demikian PP dari suatu

investasi menggambarkan panjangnya waktu yang dibutuhakan agar dana yang

tertanam dalam suatu investasi dapat diperoleh kembali seluruhnya. Semakin

cepat pengembalian biaya investasi sebuah proyek, semakin baik proyek tersebut,

karena semakin lancar perputaran modalnya (Ibrahim, 2009). Analisis payback

period dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui seberapa

lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi.

Adapun rumus dari PP adalah sebagai berikut:

Penanaman Modal (Total Investasi)


𝑃𝐵𝑃 = 𝑋 1 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
Total Pendapata n

Untuk perhitungan Payback Periode yaitu perbandingan antara penanaman modal

atau total investasi dengan total pendapatan.

Tujuan dari payback period ini adalah untuk mengukur kecepatan dari

suatu investasi dapat ditutup kembali dengan net cash flow dari hasil investasi

tersebut (Indriyo dkk., 2002). Apabila payback period investasi yang akan

dilaksanakan lebih singkat atau lebih pendek waktunya dibandingkan dengan

payback maksimum yang disyaratkan maka invesatsi itu dapat dilaksanakan,


18

tetapi apabila lebih panjang waktunya dibanding payback maksimum maka

investasi itu ditolak.


19

III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah peternakan ayam Cigalumpit Farm, beserta

sumberdaya ada di dalamnya yang meliputi sumber daya fisik, sumber daya

manusia mulai pimpinan sampai karyawan dan sumber daya yang ditentukan

secara sengaja (purposife).

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan

wawancara dilapangan dengan melakukan survei yaitu penelitian dilakukan

dengan cara mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuisioner

sebagai alat pengumpulan data yang pokok, serta mendatangi langsung lokasi

penelitian untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian. Metode

penelitian ini disebut dengan metode deskripstif analitik dan yang dijadikan

sampel penelitian adalah peternakan ayam petelur Cigalampit Farm Garut.

Pengujian model yang dilakukan meliputi Perhitungan Laba Rugi, Return Cost

Ratio (R/C) , Return on Investment (ROI), dan Payback Period (PP).

3.3. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Harga telur

Merupakan harga telur selama periode Juni 2019 hingga Juni 2020.

Menggunakan data harga telur bulanan.


20

2. Jumlah produksi

Merupakan jumlah produksi selama periode Juni 2019 hingga Juni 2020.

Menggunakan data jumlah produksi bulanan.

3. Fixed cost (biaya tetap)

Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan dalam keadaan

konstan atau umumnya senantiasa tidak berubah walaupun mengalami

peningkatan maupun penurunan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan.

Dalam penelitian ini biaya tetap adalah biaya pembuatan kandang, tenaga

kerja, pembelian pullet (bibit induk), air, listrik dan peralatan lainnya.

4. Variable cost (biaya variabel)

Merupakan biaya yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan secara berubah-

ubah yang didasarkan pada perubahan jumlah produk yang diproduksi.

Variabel cost meliputi biaya pakan, vaksin dan obat-obatan.

3.4 Metode Pengumpulan Data


3.4.1 Sumber Data
Sumber data dalam suatu penelitian merupakan faktor yang penting dalam

suatu penelitian guna pertimbangan dalam pengumpulan data. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah antara lain :

a) Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu data

yang berkenaan dengan variable bebas atau variable terikat yang diperoleh dari

sumber data langsung oleh peneliti. Data primer yang digunakan dalam penelitian

ini adalah berupa data produksi telur dari Cilagumpit Farm.


21

b) Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh oleh peneliti melalui lembaga-

lembaga instansi pemerintahan ataupun swasta dan artikel-artikel atau tulisan

orang yang berkitan dengan usaha peternakan ayam petelur.

3.4.2 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi dan

dokumentasi. Metode Dokumentasi merupakan suatu cara untuk memperoleh data

atau informasi mengenai berbagai hal yang ada kaitannya dengan penelitian

melalui mekanisme melihat kembali laporan-laporan tertulis baik berupa angka

ataupun keterangan (tulisan, tempat atau orang). Pada penelitian ini metode

dokumentasi dipakai untuk mengetahui profil tentang usaha beternak ayam

petelur, tingkat keuntungan dan tingkat produktifitas usaha beternak ayam petelur,

serta mengetahui prosedur atau mekanisme yang baik dan benar bertenak ayam

petelur di Cigalumpit Farm. Selain data-data laporan tertulis, untuk penelitian

juga digali berbagai data informasi dan referensi dari berbagai sumber pustaka,

media masa dan internet.

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu analisis

deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk

menganalisis data dengan pengamatan langsung terhadap objek penelitian guna

mengetahui keadaan lokasi usaha dan karakteristik peternakan ayam petelur. Data
22

kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan/menggambarkan perhitungan

investasi (modal), analisis biaya produksi, penerimaan, finansial dan efisiensi

pemasaran. Data yang diperoleh tersebut disajikan dalam bentuk tabel untuk

memudahkan dalam menganalisis data yang diperoleh. Selanjutnya data yang

diperoleh tersebut dianalisis untuk mengetahui investasi (modal), biaya produksi

yang meliputi biaya tetap dan biaya tidak tetap, penyusutan, penerimaan, dan

analisis finansial.

3.5.1 Analisis Pendapatan

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

N = TR – TC

Keterangan :
N = Pendapatan
TR = Penerimaan Total (Total Revenue)
TC = Biaya Total (Total Cost)
1. Investasi (Modal)
Investasi disebut juga modal dalam usaha merupakan dana awal untuk

memulai usaha. Investasi usaha dapat dirumuskan sebagai berikut:

Modal usaha = Biaya investasi + Biaya Total

2. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan selama proses

produksi. Biaya dibedakan menjadi tiga, yaitu:

a. Biaya Tetap

Merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan.

Misalnya: gaji, sewa tempat, bunga hutang bank, pajak, penyusutan peralatan
23

(depresiasi). Menurut Himawati (2006), biaya tetap dapat dirumuskan sebagai

berikut:

TFC = FC x n

Keterangan :

TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)

FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)

n = banyaknya input

b. Biaya Tidak Tetap

Merupakan biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang

dihasilkan (biaya operasional).Misalnya: biaya pakan, biaya vaksin, obat-

obatan dan desinfektan, bahan bakar, biaya rak telur, biaya pemasaran,

konsumsi pekerja dan biaya lain-lain. Menurut Himawati (2006), biaya

variable dapat dirumuskan sebagai berikut:

TVC = VC x n

Keterangan :
TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel)
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)
n = banyaknya unit

Maka rumus biaya produksi secara matematis dapat ditulis sebagai

berikut :

TC = TFC + TVC

Keterangan :
TC = Total Cost (Total Biaya Produksi)
TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)
TVC = Total Variable Cost (Total Biaya Variabel)
24

c. Biaya Penyusutan (Pengurangan)

Biaya penyusutan ini meliputi biaya penyusutan peralatan, kandang,

gudang, pajak dan bunga. Biaya penyusutan dihitung sebagai berikut :

Pb−Ps
𝐷=
T

Keterangan :
D = Depresiasi (Pengurangan)
Pb = Harga beli (Rp)
Ps = Harga jual (Rp)
T = Lama pemakaian (tahun)

3. Penerimaan

Untuk mengetahui penerimaan peternakan ayam ras petelur dengan rumah

sebagai berikut (Soekartawi, 2003)

Total Penerimaan ( TR = Q x P)

Keterangan:

TR = Total Revenue/penerimaan (Rp/Perode)

Q = Jumlah Produksi

P = harga (Rupiah)

4. Keuntungan

Keuntungan usaha merupakan pengurangan pendapatan total dengan biaya

total dari usaha peternakan ayam petelur Cigalumpit Farm. Secara matematis

dapat ditulis sebagai berikut (Rahim dan Hastuti, 2007) :

π = TR – TC

Keterangan:
π = Keuntungan dari usaha peternakan ayam petelur Cigalumput Farm (Rp)
TR = Total pendapatan dari usaha peternakan ayam petelur Cigalumput
Farm (Rp)
TC = Total biaya dari usaha peternakan ayam petelur Cigalumput Farm (Rp)
25

3.5.2 Analisis Keuangan

Aspek keuangan atau finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan

dalam hal pendanaan dan aliran kas, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya

bisnis yang dijalankan. Metode yang dapat digunakan dalam kajian ini adalah

metode analisis kelayakan bisnis.

Aspek finansial ini mengkaji beberapa analisis kelayakan finansial yang

digunakan, yaitu Return Cost Ratio, Return on Investment dan Payback Period.

a) Return Cost Ratio (R/C)

R/C adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya-biaya

yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk.Rumus

perhitungan Return Cost Ratio (R/C) (Simanungkalit, 2008),.yaitu;

Total Penerimaan( Rp .)
R/C Ratio :
Total Biaya ¿ ¿

Dimana :
Jika R/C < 1, maka usaha tersebut dikatakan rugi
Jika R/C > 1, maka usaha tersebut dikatakan untung (feasible)
Jika R/C = 1, maka usaha tersebut dikatakan tidak untung dan juga tidak rugi

b. Return on Investment (ROI)

Suatu ukuran yang paling luas digunakan untuk penilaian prestasi

divisional pusat investasi adalah tingkat pengembalian atas investasi (Rate of

Return On Investment- ROI). Dalam penelitian ini dilakukan analisis mengenai

kemampuan Perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan analisis

Return On Investment (ROI). Dalam hal ini diperlukan informasi pendapatan

penuh dan informasi biaya penuh untuk menghitung laba bersih dan informasi
26

aktiva penuh pusat laba tersebut, sehingga dapat dihitung besarnya tarif kembalian

investasi dengan rumus berikut (Simanungkalit, 2008) :

Total Penerimaan
ROI : X 100%
Total Biaya Investasi

Untuk perhitungan ROI yaitu perbandingan antara laba operasi bersih pendapatan

dikurangi biaya, dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.

c) Payback Period (PP)

Payback period (PP) digunakan dengan tujuan untuk menghitung jangka

waktu pengembalian modal investasi yang digunakan untuk membiayai bisnis.

Payback period adalah suatu periode yang menunjukkan berapa lama modal yang

ditanamkan dalam bisnis tersebut dapat dikembalikan menurut Kadariah (1986).

Payback period dapat dirumuskan sebagai berikut:

I
PP :
Ab

Keterangan :
PP : Waktu yang diperlukan untuk pengembalian modal investasi (tahun/Bulan)
I : Jumlah modal investasi yang diperlukan (Rp)
Ab : Manfaat hasil bersih rata-rata pertahun per periode (Rp)

Selama usaha dapat mengembalikan modal atau investasi sebelum berakhirnya

umur bisnis, berarti bisnis masih dapat dilaksanakan. Akan tetapi apabila sampai

saat bisnis berakhir dan belum dapat mengembalikan modal yang digunakan,

maka sebaiknya bisnis tidak dilaksanakan.


27

3.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2021, lokasi penelitian di

Cigalampit Farm yang berada di Desa Wanaraja Kecamatan Wanaraja, Kabupaten

Garut, Jawa Barat.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan


4.1.1. Lokasi Cigalumpit Farm

Usaha peternakan ayam ras petelur ini terletak di Jl. Angsana no.37

RT01/RW06 Kp. Samanggeng Desa Wanaraja Kecamatan Wanaraja Kabupaten

Garut. Desa Wanaraja merupakan salah satu desa dari 8 desa yang terletak di

Kecamatan Wanaraja. Desa Wanaraja memiliki luas wilayah yaitu sekitar

14.173,05 Ha. Desa Wanaraja sebagian besar wilayahnya dimanfaatkan oleh

penduduk sebagai lahan pertanian yang terdiri dari tanaman, perikanan dan ternak,

pengrajin sepatu dan sebagian lagi untuk pemukiman masyarakat. Adapun batas

administrasi Desa Wanaraja terdiri dari :

a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Wanajaya dan Desa Wanasari

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Cinunuk

c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Wanamekar

d. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Cinunuk

Desa Wanaraja terdiri dari 25 Rukun Tetanggan (RT) dan 8 Rukun Warga dengan

jumlah penduduk sebanyak 5908 jiwa.

28
29

4.1.2. Sejarah Perusahaan


Cigalumpit Farm merupakan suatu bentuk usaha perorangan yang

bergerak dalam bidang agribisnis khususnya usaha ayam ras petelur. Cigalumpit

Farm didirikan oleh Ibu Hj.Rini yang merupakan seorang karyawan swasta di

salah satu perusahaan akuntan di Jakarta. Cigalumpit Farm berdiri pada tahun

2010. Alasan beliau mendirikan usaha peternakan ayam petelur dikarenakan usaha

peternakan di Indonesia khususnya di daerah garut masih rendah produktifitasnya

dan populasi ternak masih kecil sedangkan permintaan produk hewani sangat

tinggi. Dan dilihat dari daerah sekitar tempat beliau mendirikan peternakan

tersebut masih jarang peternak yang mengusahakan ternak ayam ras petelur.

Sehingga permintaan pasar masih tinggi dan tingkat pesaing cukup kecil. Pada

awal berdirinya Cigalumpit Farm memiliki kapasitas ternak sebanyak 13.000 ekor

ayam petelur dengan dua kandang ayam baterai. Seiring dengan meningkatnya

permintaan telur di daerah Wanaraja, mendorong Cigalumpit Farm melakukan

perluasan usaha dengan mendirikan kandang dan menambah jumlah ternak

4.1.3. Sturtur Organisasi di Cigalumpit Farm

Struktur organisasi merupakan tatanan suatu organisasi sehingga dengan

adanya struktur organisasi yang baik maka akan semakin jelas pula setiap

tanggung jawab dan wewenang pada masing-masing karyawan. Jadi struktur

organisasi ini sangat diperlukan agar setiap karyawan dapat mengetahui posisinya

masing-masing. Sehingga perusahaan dapat berjalan dengan baik karena setiap

pekerjaan ataupun divisi sudah ada yang menanganinya dan bertanggung jawab.

Struktur organisasi yang dimiliki Cigalumpit Farm masih tergolong sederhana.


30

Walaupun sederhana peternakan ini memiliki job description yang cukup jelas.

Cigalumpit Farm didirikan oleh Ibu Hj.Rini yang menempati posisi sebagai

pemilik dan direktur perusahaan. Pembagian kerja di Cigalumpit Farm terdiri dari

anak kandang, administrasi, produksi, dan supir. Adapun sturktur organisasi di

Cigalumpit Farm yaitu:

Direktur
Peruds
Administrasi

Kordinator Lapangan

Bagian Bagian Bagian


Produksi Pengemasan Pendistribusian

Gambar 1. Sturktur Organisasi Cigalumpit Farm


Sumber: Cigalumpit Farm, 2021

Sistem manajemen yang ada di Cigalumpit Farm ini sudah tertata dengan

rapi, hal ini dapat dilihat dari job descriptions yang ada. Secara umum job

descriptions yang ada di Cigalumpit Farm adalah sebagai berikut:

1. Kordinator Lapaangan Tugasnya:

a. Mengontrol dan mengawasi proses produksi.

b. Ikut serta dalam proses produksi

2. Administrasi Tugasnya :

a. Menyusun sistem keuangan.


31

b. Membuat laporan produksi.

c. Bertanggung jawab terhadap recording penjualan, pembelian

Pullet, pakan, obat-obatan dan vaksin.

d. Membeli perlengkapan Cigalumpit Farm dan peralatan yang

dibutuhkan untuk produksi.

3. Produksi
Tugasnya yaitu bertanggung jawab dalam kebersihan kandang,
pengambilan telur, pemberian pakan dan minum

4. Pengemasan
Tugasnya :
a. Membersihkan telur yang kotor
b. Memisahkan telur yang bagus dan tidak
c. Memyiapkan peti kemas
d. Menimbang telur sesuai ukuran peti

5. Pendistribusian

Tugasnya yaitu mendistribusikan telur kepada pelanggan dan Menbeli


bahan baku pakan.

4.2. Sumber Daya Perusahaan


4.2.1. Sumber Daya Fisik
Sumberdaya fisik yang dimiliki perusahaan terdiri dari tanah, bangunan,

peralatan dan kendaraan. Luas bangunan kandang di Cigalumpit Farm berbeda –

beda antara kandang yang satu dengan kandang yang lainya. Cigalumpit Farm

memiliki 5 kandang dengan kapasitas ayam ras petelur yang berbeda-beda yaitu
32

antara 3000 hingga 4000 ayam ras petelur. Saat ini Cigalumpit Farm memiliki

sekitar 13.000 ekor ayam ras petelur.

Selain bangunan kandang terdapat juga bangunan gudang penyimpanan,

kantor, dan mes karyawan. Kendaraan yang dimiliki perusahaan adalah sebanyak

satu unit. Kendaraan tersebut digunakan untuk memasarkan telur, mengambil

pakan dan mengambil peti.

NO Jenis
1 Timbangan Digital
2 Timbangan Manual
3 Mesin Pengiling Pakan
4 Mesin Diesel
5 Pompa air
6 Mobil Colt Diesel
7 Tangki air
8 Selang
9 Tray Telur
10 Kulkas
Tabel 1. Sumber Daya Fisik Cigalumpit Farm

4.2.2. Sumber Daya Manusia


Tenaga kerja atau sumberdaya manusia merupakan aspek yang sangat

dibutuhkan oleh suatu perusahaan karena dapat menentukan arah perusahaan

kedepan. Jika perusahaan tersebut memiliki sumberdaya manusia yang

berkualitas maka perusahaan tersebut akan terus berkembang dan jika perusahaan

tersebut memiliki sumber daya manusia yang tidak berkualitas atau dengan kata

lain hanya mampu bekerja maka perusahaan tersebut tidak akan berkembang.

Tenaga kerja yang dibutuhkan di Cigalumpit Farm ini berasal dari daerah

sekitar perusahaan. Proses perekrutan tenaga kerja di Cigalumpit Farm tidak


33

begitu sulit, hanya dengan memenuhi syarat yaitu mau bekerja dengan baik

sesuai dengan pekerjaan yang telah di tentukan oleh pemilik dan mempunyai sifat

ulet, disiplin, jujur, serta bertanggung jawab.

Tenaga kerja yang ada di Cigalumpit saat ini berjumlah 15 orang, yaitu

terdiri dari satu bagian administrasi, produksi, pengemasan dan distribusi.

Karyawan bekerja seminggu enam hari dengan jadwal kegiatan :

a) Jam kerja : 07.00 WIB - 16.00 WIB

b) Istirahat : 12.00 WIB - 13.00 WIB

Hari Libur : Tergantung kebutuhan tenaga kerja

4.2.3. Sumber Daya Modal


Sumberdaya modal yang digunakan Cigalumpit Farn berasal dari modal

pribadi pemilik yaitu Ibu Rini dan menggunakan dana pinjaman dari lembaga

keuangan pada awal mendirikan usaha peternakan ayam ras petelur.

4.3. Analisis Kelayakan Finansial


4.3.1. Arus Penerimaan
Penerimaan adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan pendapatan

sebuah bisnis. Arus manfaat bisnis ini adalah penerimaan dari hasil penjualan

telur ayam ras, ayam petelur afkir, ikan lele dan nilai sisa.

a. Penerimaan Penjualan Telur Ayam

Jumlah ayam ras petelur yang diusahakan oleh Cigalumpit Farm sebanyak

13.000 ekor dimana setiap ayam petelur mampu menghasilkan satu butir telur per

hari. Telur ayam dijual dalam satuan kilogram yang dikemas dalam sebuah Box
34

kayu yang berisi 15 kilogram telur ayam. Bobot telur ayam ras pada saat panen

sekitar 40-80 gram per telur, dengan harga jual ditingkat peternak adalah Rp

22.000,00 per kilogram dan dalam satuan peti Rp 330.000,00 per peti. Total

penerimaan dari penjualan telur ayam sebesar Rp 6.336.000,000.00 pada periode

bulan Januari 2020 sampai dengan Desember 2020. Ayam petelur di jual di

sekitar pasar Wanaraja, Karangpawitan, Sukawening, Limbangan dan Cibatu

Kabupaten Garut.

b. Penerimaan Penjualan Ayam Afkir

Penerimaan penjualan ayam petelur afkir adalah penerimaan sampingan

yang dihasilkan pada saat periode pemeliharaan berakhir. Pada umumnya ayam

petelur afkir banyak dicari pelanggan untuk dijadikan ayam potong yang

memiliki nilai ekonomis cukup tinggi sehingga dapat dijual. Ayam afkir

Cigalumpit Farm di jual ke Pasar Wanaraja, Karangpawitan, dan Cibatu disetiap

pasar sudah ada pedagang ayam yang menerima atau melakukan kerja sama.

Nilai jual ayam petelur afkir yaitu Rp 30.000 per ekor. Adapun total nilai

penerimaan dari penjualan ayam afkir sebesar Rp 312.000.000,00. Dari 13.000

ekor ayam yang diusahakan diperkirakan hidup hingga akhit tahun kedua umur

produksi ayam yaitu sekitar 80 persen atau sama dengan 10.400 ekor ayam.

c. Penerimaan Penjualan Karung Bekas

Penerimaan penjualan Karung Bekas merupakan penerimaan sampingan

yang memberikan manfaat terhadap keuntungan perusahaan. Karung bekas dijual

dengan harga Rp 2.000,00 per lembar. Karung bekas sendiri banyak dicari oleh
35

para petani untuk kebutuhan panen padi, hasil kebun dan tempat potongan

rumput. Pendapatan perbulan dari penjualan karung bekas yaitu Rp 1.826.000,00

adapun untuk pendapatan selama satu tahun berkisar Rp 21.912.000,00.

d. Penerimaan Penjualan Ikan Lele

Penerimaan penjualan Ikan Lele adalah penerimaan sampingan yang

dijalankakan oleh cagalumpit farm yang juga memberikan keuntungan bagi

persuhaan. Bibit Lele sendiri dibeli dengan harga Rp 31.000,00/Kg. Rata-Rata

Cigalumpit Farm memebeli sebanyak 1.149 kg setiap 4 bulan sekali. Maka biaya

yang dikeluarkan dalam 1 tahunn oleh cigalumpit farm untuk bibit ikan lele Rp

142.476.000,00.

Ikan lele dijual dengan harga Rp 25.000,00/Kg cigalumpit farm sendiri

rata-rata dapat menjual sebanyak 3.000 kg ikan lele setiap panennya sehingga

dapat menghasilan penerimaan sebanyak Rp 75.000.000,00 dan dapat

menghasilkan penerimaan sebanyak Rp 300.000.000,00 setiap tahunnya. Ikan

lele banyak diminati oleh pelaku usaha rumah makan, penjual pecel dan dapat

diolah menjadi makanan seperti bakso ikan, keripik lele dan makanan alternarif

lainnya.

4.3.2. Arus Pengeluaran

Komponen biaya dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu investasi dan

biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang harus dikeluarkan pada awal

tahun usaha atau pada saat usaha telah berlangsung untuk mendapatkan faktor-
36

faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi. Biaya operasional adalah

sejumlah biaya yang dikeluarkan agar proses produksi dapat berlangsung.

1. Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali dalam satu

periode proses produksi untuk memperoleh berapa kali manfaat secara ekonomis

yang dikeluarkan pada awal kegiatan dan jumlahnya cukup besar. Biaya tanah

dan bangunan adalah biaya pembangunan yang dibayarkan pada awal periode

usaha. Dalam analisis kelayakan usaha ini diasumsikan umur usaha adalah 5

tahun. Peralatan memiliki nilai ekonomis satu hingga empat tahun, sehingga

dibeberapa peralatan setiap tahunnya dilakukan reinvestasi. Adapun rincian untuk

biaya investasi dapat dilihat pada Lampiran 1.

2. Biaya operasional

Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk menjalankan

kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari biaya variable dan biaya tetap.

a. Biaya tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya

tidak terkait langsung dengan jumlah produksi dan akan dikeluarkan selama

usaha itu berlangsung. Biaya yang dikeluarkan oleh Cigalumit Farm meliputi

biaya gaji yang terdiri dari gaji anak kandang, bagian administrasi, supir dan

bagian produksi. Pemberian gaji dilakukan sebulan sekali dimana setiap bagian

berbeda jumlahnya, selain gaji ada biaya listrik dan yang dibayar sebulan sekali

dan dihutung dalam setahun. Biaya alat dan bangunan atau investasi yang
37

diasumsikan lima persen dari total investasi. Pajak Bumi Bangunan (PBB) dan

Pajak mobil yang dibayarkan setahun sekali, BBM atau bahan bakar minyak.

Bahan bakar minyak yang digunakan diperusahaan adalah bensin. Adapun

rincian biaya tetap tersebut terdapat pada Lampiran 2.

b. Biaya Variabel

Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk keperluan produksi

dan jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah produksi. Biaya yang dikeluarkan

diantaranya yaitu Pullet, pakan, vaksin, obat-obatan dan desifektan. Pakan

merupakan salah satu input utama, apabila salah satu campuran pakan dikurangi

atau ditiadakan ketika melakukan penggilingan akan mengakibatkan strss pada

ayam. Selain biaya pakan, biaya obat-obatan dan vitamin sangat perlu

diperhatikan. Ayam sangat mudah terserang penyakit sehingga setiap peternakan

harus mengetahui jenis obat-obatan dan vitamin yang digunakan, dan untuk

menjaga kebersihan lingkungan peternakan serta kandang dari bakteri maka perlu

malakukan penyemprotan secara teratur dengan menggunakan desikvektan.

Adapun biaya variabel yang digunakan oleh Cigalumpit Farm dalam

pengembangan usahanya dapat dilihat pada Lampiran 3.

4.3.3. Return Cost Ratio (R/C)

R/C usaha ayam petelur di Cigalumpit Farm. yaitu 1,37 yang artinya lebih

dari >1 maka usaha peternakan ayam Cigalumpit Farm layak untuk di jalankan

dan menguntungkan. Maka setiap rupiah biaya yang dikeluarkan akan

menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 1,37. Hasil penelitian ini sama dengan
38

hasil penelitaian yang dilakukan Putritamara dan Hartono, (2018) di Kabupaten

Malang pada usaha ayam broiler dengan jumlah 5.688 ekor/usaha,

menguntungkan dan menunjukan kelayakan dari hasil investasi. Penerimaan per

periode yang diperoleh sebesar Rp. 183.335.616 dengan menggunakan biaya

produksi sebanyak Rp. 164.864.491, Keuntungan yang dicapai oleh peternak

broiler sebesar Rp. 18.471.124, R/C sebesar 1,11.

4.3.4. Return on Investment (ROI)

Return on Invesment digunakan untuk menilai kelayakan investasi usaha

atau proyek, sebuah usaha dikatakan layak dijalankan apabila ROI lebih besar

dari tingkat suku bunga bank yang berlaku pada saat usaha tersebut diusahakan.

Berikut adalah hasil perhitungan ROI usaha peternakan ayam petelur di

Cigalumpit Farm. ROI dalam penelitian ini termasuk dalam usaha yang layak

untuk dijalankan. Kelayakan ini dapat dilihat dari rata-rata ROI yang dihasilkan

yaitu sebesar 28,36% dimana nilai ini lebih besar dari tingkat suku bunga bank

sebesar 8 %. Hasil penelitian ini tidak lebih baik dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sisilia Ceunfin, Budi Prihatminingtyas dan Asnah (2020) yaitu

Tingkat pendapatan peternakan ayam petelur di CV. Galih Putra Jurnerejo

Malang, yang mana ROI yang dihasilkan yaitu sebesar 65,49 % dimana nilai ini

lebih besar dari tingkat suku bunga bank sebesar 6 % layak untuk dijalankan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penelitian ini tidak lebih baik

dari penelitian terdahulu yaitu; Ada beberapa kandang yang belum digunakan

secara optimal, tidak adanya penjualan pupuk/limbah ayam pada penelitian ini

dikarenakan system kandang dibuat diatas kolam lele yang mana limbah/feses
39

langsung terbuang kedalam kolam dan penjualan lele hanya bisa dilakukan dalam

3 bulan sekali.

4.3.5. Payback Period (PP)

Pay Back Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup

kembali pengeluaran investasi yang dilakukan dengan menggunakan aliran kas

bersih. Semakin cepat pengembalian dari sebuah usaha, maka kinerja usaha

tersebut semakin baik. PBP dalam penelitian di Cigalumpit Farm dengan jumlah

total investasi yang diperlukan untuk usaha ayam petelur sebesar Rp.

2.187.470.000 dengan jumlah keuntungan sebesar Rp 2.836.424.000

membutuhkan rata-rata jangka waktu 7 bulan untuk menutup keseluruhan biaya

investasinya. Hasil penelitian ini lebih baik dari penelitian yang dilakukan oleh

Hadayani dan Laapo, (2017), menyatakan bahwa Usaha peternakan ayam petelur

pada CV. Taufik Nur masih tetap layak dikembangkan dan mendapatkan

keuntungan yang dapat dilihat dari hasil analisa finansial antara lain payback

periode berada pada 2 tahun 8 bulan sebelum akhir pemeliharaan dan meskipun

terjadi penurunan pada produksi sebesar 15 persen dan Kenaikan harga pakan

konsentrat sebesar 37% dan penelitian yang dilakuakn oleh Santosa, Sudarmadji

dan Purwanto (2012), menyimpulkan bahwa Pay Back Periode pada 10 bulan 6

hari.
40

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Ayam ras petelur merupakan salah satu ternak unggas penghasil telur yang

sangat banyak digemari oleh masyarakat secara umum. Hal ini dikarenakan telur

merupakan salah satu sumber protein yang mudah didapat dan harganya

terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Kesimpulan yang didapat mengenai


41

Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Ras Petelur dapat dilihat dari hasil analisis

usaha melalui aspek finansial.

Hasil analisis aspek finansial berdasarkan kriteria kelayakan investasi

menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. Hal ini dikarenakan nilai

Return Cost Ratio sebesar 1,37 lebih besar dari nol, nilai net Return on

Investment sebesar 28,39% lebih besar dari tingkat suku bunga bank 8%, dan

Payback Period sebesar 0,77 yang mana tingkat pengembalian modal lebih

rendah dari umur usaha.

5.2. Saran

a. Berdasarkan analisis yang telah dilaksanakan maka Cigalumpit Farm dapat

melaksanakan pengembangan usahanya yaitu peningkatan produksi telur

dengan polulasi ayam petelur dengan memanfaatkan kandang yang belum

terpakai secara optimal oleh perusahaan, serta permintaan pasar yang

masih belum terpenuhi cukup besar merupakan peluang bagi perusahaan.

b. Perusahaan harus menjaga produktivitas agar produksinya tidak

mengalami penurunan. Untuk itu semua pekerja harus diberi arahan yang

tegas dan kepala kandang harus selalu mengecek keadaan peternakan

secara rutin. Dalam hal ini koordinasi antara kepala kandang dan pekerja

sangat dibutuhkan.

c. Sebaiknya perusahaan tetap mengupdate informasi-informasi terbaru yang

berkaitan dengan peternakan baik mengenai penyakit atau virus yang

sedang terjadi serta cara penanggulangannya. Selain itu tetap mengecek

perkembangan terbaru dari segi harga-harga baik harga input maupun


42

output agar apabila ada perubahan perusahaan dapat segera mengatasi.

Perkembangan teknologi baru juga perlu dipertimbangkan oleh perusahaan

agar dengan adanya teknologi yang modren perusahaan dapat

mengoptimalkan dan megefisienkan kegiatan usaha.

d. Perusahaan masih memiliki lahan yang cukup luas yang belum

dipergunakan secara optimal, hendaknya lahan dapat dipergunakan untuk

pengembangan usaha lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z, 2003. Meningkatkan Produktivitas Ayam Ras Petelur. Agromedia


Pustaka. Jakarta.

Agus, S. 2010. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 4. BPFE,


Yogyakarta.

Andreti, R, E. 2011. Studi Kelayakan Peternakan Ayam Ras Petelur Ditinjau dari
Aspek Ekonomi dan Keuangan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.

Candra, S. D, U. Hari & H. Budi. 2012. Analisis Ekonomi Usaha Ayam Petelur
Cv. Santoso Farm Di Desa Kerjen Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar.
Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang.

Fadila, T. S, Kassa & A, Laapo. 2017. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ayam
Ras Petelur Sunju Mandiri di Desa Sunju Kecamatan Marawola Kabupaten
Sigi. Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas. J. Agroland
24 (3) :228 - 236

Husnan, S & M. Suwarsono . 2000. Studi Kelayakan Proyek. Edisi Keempat. UPP
AMP YKPN, Yogyakarta

Husnan, S. 2015. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. (Edisi 5).
UPPN STIM YKPN, Yogyakarta.

Ibrahim, B. 2009. Rencana dan estimate Real of Cost. Bumi Aksara, Jakarta.

Indriyo, A. Gitusudarmo & Basri. 2002. Manajemen Keuangan. BPFE.


Yogyakarta

Kadariah. 1986. Evaluasi Proyek: Analisis Ekonomi. Lembaga Penerbit Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta

Kadarsan, H. 1995. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan


Agribisnis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kasmir, & Jakfar. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Predana Media Grup, Jakarta.

Krisno, D., & Samuel. 2013. Pengaruh Perceived Quality, Perceived Sacrifice dan
Perceived Value terhadap Customer Satisfaction di Informa Innovative
Furnishing Pakuwon Kota Surabaya. Jurnal Manajemen Pemasaran Petra.
1: 1– 12.

43
44

Kurdi, M. 2019. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Ayam Ras Petelur di Desa
Soddara Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep.Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Wiraraja.Jurnal Agri
Sains. Vol 3 (1).

Lumbanraja, M,K. 2014. Pengaruh Return on Investment, Earningsper Share, Net


Profit Margin terhadap Harga Saham pada Perusahaan Real Estate dan
Property yang terdaftar di Bursa Efek Indoensia. Skripsi, Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta.

Maulana.Y, Mauludin. Y & , Gunadhi. E. 2014. Analisis Usaha Peternakan Ayam


Ras Pedaging dengan Pola Kemitraan (Studi kasus di peternakan bu Lilis
Rancamidin, Cibodas ). Jurnal Kalibrasi. Vol. 12 No. 12.

Nawawi. M.A, A.S. Andayani & Dinar. 2017. Analisis Usaha Ayam Petelur
(Studi Kasus Pada Peternakan Ayam petelur Cihaur, Maja, Majalengka,
Jawa Barat). Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan. Vol 5(1).

Rahardjo, B. 2009. Dasar-dasar Analisis Fundamental Saham Laporan


Keuangan Perusahaan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Rahim. A. & Hastuti. DRW. 2007. Ekonomi Pertanian. Penebar Swadaya, Jakarta

Rasyaf, M. 2006. Beternak Ayam Petelur. Penebar Swadaya, Jakarta.

Riyanto, B. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE, Yogyakarta.

Simanungkalit, R. 2008. Inventaris Makanan Khas Toba dan Strategis


Pengembangannya. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Soekartawi. 1986. Ilmu Usahatani, Dan Penelitian Untuk Pengembangan Petani


Kecil. Universitas Indonesia, Jakarta.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian: Teori dan Aplikasi. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.

Sudaryani & Santoso. 2001. Pemeliharaan Ayam Ras Petelur di Kandang


Baterai. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suliyanto. 2010. Studi kelayakan bisnis pendekatan praktis. ANDI, Yogjakarta.

Sutrisno, E. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Kencana, Jakarta.

Syamsudin. 2011. Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular Dan Renal. Penerbit


Salemba Medika, Jakarta
45

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biaya Investasi


Satua Harga/Satuan Jumlah Biaya
No Uraian Jumlah
n (Rp.) (Rp.)
1 Lahan Ha 2 362.500.000 725.000.000
2 Kandang Unit 5 250.000.000 1.250.000.000
3 Mes Kariyawan Unit 1 15.000.000 15.000.000
4 Gudang Pakan Unit 1 20.000.000 20.000.000
5 Peralatan
Produksi
a. Egg tray Unit 1.000 2.000 2.000.000
b. Box kayu Unit 100 6.000 600.000
c. Troli Unit 5 80.000 400.000
d. Ember plastik Buah 10 15.000 150.000
6 Pipa Air Unit 1 1.000.000 1.000.000
7 Pompa Air Unit 2 1.500.000 3.000.000
8 Toren Unit 3 1.690.000 5.070.000
9 Listrik Unit 1 1.200.000 1.200.000
10 Mobil Pickup Unit 1 150.000.000 150.000.000
11 Laptop Unit 1 4.000.000 4.000.000
12 CCTV Unit 5 320.000 1.600.000
13 Timbangan Unit 4 800.000 3.200.000
14 Kulkas Unit 1 3.300.000 3.300.000
15 White Board Unit 1 450.000 450.000
Total biaya investasi 2.187.470.000
46

Lampiran 2. Biaya Tetap


Jumlah
Harga/Bulan
No Uraian Satuan Jumlah Biaya/Tahun
(Rp.)
(Rp.)

1 Gaji Bulan
a. Oprator kandang 9 2.000.000 216.000.000
b. Administrasi 1 3.000.000 36.000.000
c. Gudang 2 1.750.000 42.000.000
d. Supir 1 1.750.000 21.000.000
e. Vaksinator 2 300.000 7.200.000
f. Sanitasi 2 300.000 7.200.000
2 Hutang Bank Bulan 1 102.500.000 1.230.000.000
3 Dapur Karyawan Bulan 4.000.000 48.000.000
4 Listrik Bulan 1.500.000 18.000.000
5 Cicilan Mobil Bulan 5.850.000 70.200.000
6 Pajak Mobil Tahun 2.500.000 2.500.000
7 Pajak Bangunan Tahun 100.000 100.000
8 BBM Bulan 3.000.000 36.000.000
9 Parkir Bulan 300.000 3.600.000
10 Air Minum 12 556.000 6.720.000
Total Biaya Tetap 1.552.872.000

Lampiran 3. Biaya Variabel


47

Satua Harga/Satuan Jumlah/Tahun


No Uraian Jumlah
n (Rp.) (Rp.)
Ayam Pullet (13
1 Ekor 13.000 52.000 676.000.000
Minggu)
2 Lele Kg/bln 1.149 31.000 142.476.000
3 Pakan Kg/bln 913 425.000 4.656.300.000
4 Obat,Vit& Vaksin Botol 12 3.700.000 532.800.000
5 Lampu Buah 90 28.000 5.040.000
Total Biaya Variabel 6.012.616.000
Total Biaya Tetap + Variabel 7.565.488.000

Lampiran 4. Penerimaan Produksi


No Uraian Satuan Jumlah Harga Pendapatan Pendapatan/
48

(Rp.) / Bln (Rp.) Thn (Rp.)


1 Telur Kg 24.000 22.000 528.000.000 6.336.000.000
2 Ayam Afkir Kg 10.400 30.000 312.000.000 3.744.000.000
3 Lele Kg 3.000 25.000 75.000.000 300.000.000
4 Karung lembar 913 2.000 1.826.000 21.912.000
Total Pendapatan Perbulan 916.826.000
Total Pendapatan Pertahun 10.401.912.000

Lampiran 5. Nilai Perhitungan Return Cost Ratio


49

Total Penerimaan
R/C Ratio :
Total Biaya(Tetap+Variabel)

Total penerimaan Cigalumpit Farm dalam 1 tahun 10.401.912.000

Total Biaya dalam 1 tahun 7.565.488.000

10.401.912 .000
R/C Ratio :
7.565 .488 .000

= 1,37

Lampiran 6. Nilai Perhitungan Return on Investment


50

Lababersih telah dipotong pajak


ROI: ¿ x 100 % ¿
Total Biaya Investasi

Laba 1 tahun: Pendapatan – Total Biaya

= Rp 10.401.912.000 – Rp 7.565.488.000

= Rp 2.836.424.000 Laba 1 Tahun Rp 2.836.424.000 –

Pajak Penghasilan 1% dari pendapatan

= Rp 2.808.059.760 Laba bersih 1 tahun

Laba Bersih 1 tahun: Rp 2.808.059.760

Total Investasi = Rp 2.187.470.000

2.808.059 .760
x 100 %
2.187 .470.000

= 28,36%

Lampiran 7. Nilai Perhitungan Payback Period


51

Penanaman Modal (Total Investasi)


𝑃𝐵𝑃 = 𝑋 1 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
Total Pendapata n

Investasi: Rp 2.187.470.000

Total pendapatan: Rp 2.836.424.000

2.187 .470.000
Payback Period = x 1 Periode
2.836.424 .000

= 0,77

= 8 bulan atau 240 hari


52

Lampiran 7. Foto Kegiatan


53

Bagian Dalam Kandang Bagian Luar Kandang

Tempat Pengemasan Telur Kandang Ayam Sakit

Tempat Parkir Farm Gudang Farm


RIWAYAT HIDUP

ARI FIRMANSYAH GINTING, Penulis lahir pada

tanggal 23 Juli 1997, merupakan anak ke satu dari

pasangan Bapak Hosana Ginting dan Imas Yulianti.

Penulis memulai pendidikan Sekolah Dasar di SDN

Majasari IV Cibiuk pada tahun 2003 lulus pada tahun

2009. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 1

CIBIUK sampai tahun 2012, selanjutnya melanjutkan pendidikan kembali di

SMAN 10 GARUT sampai tahun 2015. Tahun 2016 penulis diterima sebagai

mahasiswa Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Garut.

Selama dibangku kuliah, penulis aktif dalam beberapa lembaga

kemahasiswaan. Aktif dalam Himpunan Mahasiswa Peternakan (HIMAPET)

Fakultas Pertanian Universitas Garut Sebagai Anggota selama 2 periode 2017-

2018 dan 2018-2019. Selain itu penulis mengikuti Unit Kegitan Mahasiswa

(UKM) Basketball Uniga Universitas Garut. Serangkaian kegiatan yang dilalui

oleh penulis dalam tahap penyelesaian akhir masa studi yaitu mengikuti Kuliah

Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukajaya Kecamatan Cisewu Kabupaten Garut

selama 1 bulan dan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Super Unggas Jaya (SUJA)

Pageur Ageung Tasik Malaya selama 1 bulan.

54

Anda mungkin juga menyukai