Begitu banyak bentuk kesenian di sekitar kita, mulai dari yang tradisional hingga kesenian kontemporer. Biasanya,
antropolog menyoroti seni sebagai suatu gejala kebudayaan, yaitu dengan aktivitas menyusun katalog, memotret,
mencatat, dan mendeskripsikan seluruh bentuk kegiatan imajinatif pada suatu kebudayaan tertentu.
Hasil imajinasi tersebut adalah berbagai jenis seni seperti musik, tarian sosial, legenda, pakaian, selimut, gaya
tembikar, hiasan bangunan, monumen, dan lain-lain. Namun secara garis besar, beberapa bentuk kesenian tersebut
dapat digolongkan sebagai berikut.
A. Seni Rupa
Seni rupa merupakan cabang seni yang membentuk karya seni yang bisa ditangkap oleh mata dan dirasakan dengan
rabaan. Kesan yang diberikan oleh seni rupa merupakan hasil olahan dari konsep garis, bidang, bentuk, volume,
warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika.
Secara kasar, terjemahan seni rupa dalam bahasa Inggris adalah fine art. Namun, sesuai perkembangan seni modern
istilah ini menjadi lebih khusus kepada pengertian seni rupa murni. Hal ini untuk membedakan dengan istilah seni
kriya atau visual arts.
Apabila dilihat dari ukurannya, seni rupa dapat berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi. Seni rupa dua dimensi terdiri
atas satuan panjang dan lebar, misalnya lukisan atau kartun. Sedangkan seni rupa tiga dimensi terdiri atas ukuran
panjang, lebar, dan tinggi misalnya patung dan kerajinan.
c) Desain
Seni rupa desain merupakan bidang seni rupa yang mempelajari rancang bangun atau bentuk suatu karya seni. Yang
tergolong dalam seni rupa desain antara lain arsitektur, desain grafis, desain interior, desain busana, dan desain
produk.
2) Fungsi Seni Rupa
Di depan telah dijelaskan bahwa dengan berkesenian, manusia mampu mengekspresikan pikiran dan suasana
lingkungan yang melingkupi dirinya. Demikian pula dengan seni rupa, bidang seni rupa memiliki beberapa fungsi atau
peranan dalam kehidupan manusia, antara lain:
B. Seni Sastra
Banyak sekali manfaat yang diperoleh apabila kita rajin membaca. Kita akan lebih tahu banyak hal dan dengan bekal
pengetahuan itu, kita akan mudah menganalisis berbagai masalah dan mampu mencari solusinya. Untuk dapat
membedakan mana bacaan atau buku yang tergolong hasil karya seni sastra dan bukankita perlu memahami
pengertian seni sastra berikut ini.
Bahasa yang indah artinya bisa menimbulkan kesan dan menghibur pembacanya. Isi yang baik artinya berguna dan
mengandung nilai pendidikan. Bentuk fisik dari sastra disebut karya sastra. Penulis karya sastra disebut sastrawan.
Dalam Bahasa Indonesia, kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada ”kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan
yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Tetapi kata ”sastra” bisa pula merujuk kepada semua jenis tulisan, apakah
ini indah atau tidak.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini, sastra
tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan
pengalaman atau pemikiran tertentu. Biasanya, kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau bahasa lokal.
Misalnya, kamu yang bersekolah di Yogyakarta dan Jawa Tengah akan mempelajari sastra Jawa, teman-temanmu
yang bersekolah di Jawa barat akan mempelajari sastra Sunda, dan seterusnya
.
Dari ketiga sumber di atas, arti kata sastra selalu mengarah pada inti yang sama berikut ini.
Moral dalam karya sastra atau hikmah yang akan disampaikan oleh sastrawan selalu dalam pengertian yang baik
karena pada awal mula semua karya sastra adalah baik. Jika dalam cerita ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-
tokoh yang tidak terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis maupun protagonis, bukan berarti sastrawan
menyarankan bertingkah laku demikian. Pembaca diharapkan dapat mengambil hikmah sendiri dari cerita. Sesuatu
yang baik justru akan lebih mencolok bila dikonfrontasikan dengan yang tidak baik.
c) Menumbuhkan Rasa Nasionalisme dan Penghargaan terhadap Kebudayaan Daerah Sebagai bagian dari kebudayaan
nasional, seni sastra Indonesia merupakan wahana ekspresi budaya dalam rangka upaya ikut memupuk kesadaran
sejarah serta semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme dalam seni sastra tidak hanya aktual pada masa revolusi
saja, tetapi di era globalisasi yang dapat mengancam sendi-sendi nasionalisme suatu bangsa.