Makalah MSDM PT - Garuda
Makalah MSDM PT - Garuda
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat serta karunia – Nya kami
dapat menyelesaikan makalah umtuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen Sumber
Daya Manusia yang berjudul “Study Kasus Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Pada
Perusahaan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk”.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada dosen
mata kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami
juga ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak yang turut membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa
kami harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak khususnya yang
berkepentingan pada umumnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 4
2.2 Ekpatriat.................................................................................................................. 6
2.3 Kompensasi............................................................................................................. 6
3.5 Penyelesaian............................................................................................................ 13
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
2.2 Ekpatriat
Ekspatriat adalah seseorang yang tinggal menetap atau sementara di luar negara dimana ia
dilahirkan. Dengan kata lain, orang yang berkewarganegaraan asing yang tinggal di
Indonesia, yang biasanya karena suatu tugas negara atau professional.
Pekerja asing merupakan masyarakat dari suatu negara yang bekerja di negara lain.
Tingkat kegagalan seseorang yang meninggalkan negara asalnya lebih tinggi daripada bekerja
di negara sendiri. Tingkat kegagalan orang asing ini mewakili kesalahan kebijakan perekrutan
tenaga kerja untuk mengidentifikasi individu yang tidak siap keluar negeri. Biaya yang
dikeluarkan untuk kesalahan pekerja asing cukup tinggi. Berikut ini contoh alasan kesalahan
pekerja asing yang bersifat penting:
1) Tidak mampu melakukan penyesuaian.
2) Manajer tidak mampu melakukan penyesuaian.
3) Masalah – masalah pribadi .
4) Kepribadian manajer.
5) Tidak mampu bertanggung jawab terhadap luar negeri yang lebih besar.
2.3 Kompensasi
Dua isu yang timbul dalam bisnis internasional adalah kompensasi yang mencerminkan
perbedaan nasional dalam praktek ekonomi dan isu bagaimana pekerja asing dibayar.
Pendekatan yang umum untuk gaji bagi pekerja asing adalah dengan menyamakan daya beli
antar negara, dengan begitu pekerja asing dapat menikmati hidup yang sama dengan
penetapan negara asal mereka. Sebagai tambahan pendekatan ini yaitu menyediakan insentif
keuangan antara penempatan tugas yang berbeda.
Kompensasi pekerja asing yang timbul adalah gaji pokok, pelayanan pekerja asing,
pinjaman dari berbagai jenis, perbedaan pajak, dan keuntungan. Gaji dari pekerja asing lebih
besar tiga kali lipat dari pekerja lokal. Oleh karena mahalnya biaya perja asing, menyebabkan
banyak perusahaan mengurangi pemakaian mereka dalam beberapa tahun terakhir. Namun
meskipun begitu, pengurangan tenaga kerja asing oleh perusahaan sangat terbatas tergantung
pada kebijakan staff etnosentrik atau geosentrik.
6
BAB III
PERMASALAHAN KASUS
7
Nama : Emirsyah Satar
Tanggal Menjabat : 27-04-2012
Jabatan : Direktur Utama
SK Pengangkatan : RUPS TB 2011
Tanggal SK Pengangkatan : 27-04-2012
8
Nama : Judi Rifajantoro
Tanggal Menjabat : 27-04-2012
Jabatan : Direktur Strategi, Pengembangan
Bisnis & Manajemen Resiko
SK Pengangkatan : RUPS TB 2011
Tanggal SK Pengangkatan : 27-04-2012
Nama : Capt. Novianto Herupratomo
Tanggal Menjabat : 27-04-2012
Jabatan : Direktur Operasi
SK Pengangkatan : RUPS TB 2011
Tanggal SK Pengangkatan : 27-04-2012
9
Nama : Wendi Aritenang Yazid
Tanggal Menjabat : 27-04-2012
Jabatan : Komisaris
SK Pengangkatan : RUPS TB 2011
Tanggal SK Pengangkatan : 27-04-2012
3.3Permasalahan Perusahaan
10
Pilot-pilot PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) di bawah Asosiasi (APG) ,Kamis
(28/7/2011) berencana melakukan mogok karena gaji yang diterima lebih kecil daripada gaji
pilot asing yang dikontrak manajemen Garuda Indonesia. Direktur Operasi Garuda Indonesia,
Ari Sapari mengatakan manajemen Garuda akan memenuhi tuntutan para pilot yang meminta
penyesuaian gaji dengan pilot asing yang dipekerjakan Garuda.
Manajemen Garuda Indonesia lalu mengeluarkan ilustrasi simulasi penggajian penerbang
garuda. Dalam ilustrasi itu disebut penerbang lokal mendapatkan gaji perbulannya Rp47,7
juta sedangkan penerbang asing USD8.100setara Rp68,8 juta per bulan.
Flight allowance yang diterima penerbang lokal Rp10 juta (dengan asumsi60 jam
terbang), sedangkan penerbang asing tidak mendapatkan karena termasukdi gaji. Benefit cash
seperti THR hingga insentif-bonus yang diterima penerbang lokal sebesar 3,5 dikali gaji per
tahun atau sebesar Rp13,9 juta per bulan. Sedangkan penerbang asing sama sekali tidak
mendapatkannya.Sementara total uang yang diterima bagi penerbang lokal per tahun
mencapaiRp860 juta sedangkan penerbang asing Rp826 juta. Dengan demikian, selisih
gajiyang bagi penerbang lokal Rp12,3 juta per bulan sedangkan penerbang asing hanya Rp
2,25 juta per bulan.
Penerbang lokal tidak mendapatkan housing allowance, sedangkan penerbang
mendapatkannya sebesar USD1.200 atau setara dengan Rp10 juta perbulan. Pilot lokal
mendapatkan medical allowance, personal accident assurance,lost of flying licence, iuran
pensiun, Jamsostek, kesehatan pensiun, penghargaan pensiun. Sedangkan pilot asing tidak,"
kata Ari.
Saat ini, Garuda Indonesia memperkerjakan sebanyak 43 pilot kontrak dan 34 diantaranya
pilot asing. Direktur Operasi Garuda Indonesia, Ari Sapari,menjelaskan, status pilot asing di
Garuda hanya bersifat kontrak dengan perjanjian kerja selama 12 bulan. Selama masa kerja
tersebut, pilot asing tersebut menerima pendapatan dalam mata uang dolar Amerika Serikat.
PT Garuda Indonesia Tbk mengklaim jumlah gaji yang didapatkan oleh pilot-pilot
lokalnya lebih besar ketimbang gaji pilot asing yang dikontraknya. Dalamsebulan gaji pilot
local mencapai Rp 71 juta, sementara pilot asing Rp 68,8 juta/bulan. Demikian disampaikan
oleh Vice President Corporate Communication Garuda Pujobroto.
Ilustrasi simulasi penggajian penerbang Garuda:
11
Penerbangan Lokal Penerbangan Asing
Gaji Rp. 47,7 juta per bulan US $8.100 setara Rp. 68,8
juta/bulan (tidak dapat, karena
termasuk di gaji, produksi 80
jam terbang)
Total Penerimaan per tahun Rp. 860 juta Rp. 826 juta
Benefit/Non-Cash
Benefit Allowance, Personal Accident, Rp. 12,3 juta Rp. 2,25 juta
Assurance, Lost Of Flying, Iuran per bulan per bulan
Pension, Jamsostek, Kesehatan,
Pension, Penghargaan Masa Kerja 20
Tahun, Penghargaan Pension
Namun deputi Teknik Asosiasi Pilot Garuda Isays U. Sampesulse pernah mengungkapkan
bahwa kapten pilot asing yang bekerja pada tahun pertama mendapat gaji US$ 9.000 atau
sekitar Rp 77 juta per bulan. Gaji itu masih ditambah biaya akomodasi US$ 1.200 atau sekitar
Rp 10,3 juta.
Adapun first officer asing menerima biaya akomodasi sebesar Rp 64,8 juta. Adapun
kapten pilot lokal, yang sama-sama bekerja pada tahun pertama mendapat gaji total Rp 43
juta. “Gaji pilot asing itu setara dengan pilot lokal yang sudah punya masa kerja 20 tahun”,
kata Isays.
Diskriminasi upah ini terjadi karena PT Garuda Indonesia menggunakan standart
Internasional Ketika mengontrak pilot asing. Sementara itu, pilot lokal tidak menggunakan
standart itu.
Salah satu penyebab terjadinya aksi mogok ini adalah karena sikap diskriminasi yang
dilakukan Manajemen Garuda Indonesia terkait soal pendapatan antara pilot lokal dan asing
yang menyebabkan kesenjangan diantara mereka. Selain itu, terus bertambahnya jumlah
pesawat tidak diimbangi dengan jumlah penerbang yang memadai menyebabkan sangat
padatnya jadwal terbang bagi pilot. Kondisi tersebut dapat menyebabkan kelelahan yang
kemudian dapat membahayakan keselamatan penerbangan.
3.5 Penyelesaian
13
Manajemen Garuda akhirnya menyetujui usulan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Menakertrans) Jacob Nuwa Wea untuk mengalokasikan dana sebesar 35% dari pos gaji
untuk memperbaiki sistem penggajian para pilot. Persetujuan tersebut disampaikan Deputi
Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Bidang Logistik dan Pariwisata
Ferdinand Nainggolan di lantai 21 Gedung Garuda Indonesia, kemarin. Pernyataan setuju
tersebut disampaikan Ferdinand di depan para wartawan setelah melakukan pertemuan
dengan paradireksi dan perwakilan 10 forum pekerja yang ada di lingkungan maskapai
penerbangan Garuda. Yaitu, Serikat Karyawan Garuda (Sekarga), Forum Komunikasi Teknis,
Ikatan Teknisi Pesawat Udara, Forum Komunikasi Garuda Aviation Training & Education,
Forum Komunikasi Garuda Sentra Medika, Forum Komunikasi Sistem Informasi, Forum
Komunikasi Keuangan, Ikatan Profesi Niaga,Ikatan Awak Kabin Garuda, dan Forum
Komunikasi Flight Engineer.Karyawan non penerbang Garuda rela bila kenaikan gajinya
yang semula diusulkan 27% menjadi hanya 25%. Mereka menganggap semua posisi di
Garuda itu penting.
Menurut Ferdinand, karyawan non penerbang rela menerima penurunan usulan kenaikan
gaji demi kelangsungan hidup perusahaan. Karena saat itu Garuda sedang mengalami
berbagai tekanan. Selain krisis keuangan akibat utang masalalu, Garuda juga harus
menanggung akibat dari penurunan jumlah penumpang internasional sebagai dampak tragedi
Bali.
Dengan kesepakatan tersebut, komposisi gaji minimal kopilot menjadi Rp6,7 jutadan
maksimalnya Rp11,6 juta. Sementara gaji minimal pilot Rp13,47 juta danmaksimal Rp23,3
juta.Komposisi tersebut sedikit lebih besar dari yang diusulkan manajemen sebelumnya.
Untuk gaji minimal kopilot Rp6,5 juta dan maksimal Rp11,3 juta. Sementara gaji pilot
minimal Rp13,1 juta, maksimal Rp22,7 juta.
Menanggapi keputusan manajemen Garuda tersebut, anggota Tim CollectiveAgreement
Asosiasi Pilot Garuda (APG) Nanang Rido mengaku lega. Meski begitu,Nanang menganggap
keputusan manajemen tersebut baru langkah awal dari upaya para pilot Garuda untuk
memperjuangkan sistem penggajian sejak 1956.
Kesan belum maksimalnya keputusan manajemen tersebut memang wajar.Pasalnya, bila
perbaikan sistem penggajian yang diusulkan APG dikabulkandengan mengalokasikan pos
gaji sebesar 39%, gaji minimal kopilot akan mencapaiRp6,9 juta, maksimal Rp11,9 juta.
Sedangkan gaji pilot minimal Rp13,8 juta, danmaksimal Rp24,06 juta.
14
Sebelumnya, dalam pertemuan di kantor Menakertrans, Kamis (13/2),manajemen Garuda
menolak usul Menakertrans untuk mengalokasikan 35% daripos gaji karyawan Garuda bagi
para pilot. Alasan manajemen, hal itu akan menimbulkan kecemburuan karyawan lain.
Menakertrans sempat kecewa dengan penolakan itu dan mengganggap alasan yang
dikemukakan manajemen terlalu dicari-cari. Jacob menilai sudah sepantasnya pilot mendapat
jatah lebih besar karena tanggung jawab mereka juga besar.
Kekecewaan saat itu juga diungkapkan Presiden APG Ari Sapari. Kendati demikian,atas
permintaan Menakertrans, mereka mengurungkan niat mogok yang pernah dilontarkan. Para
pilot akan terbang dengan keprihatinan hingga ada keputusan pasti atas usul perbaikan sistem
gaji. Beberapa pilot bahkan sudah melirik maskapai penerbangan asing sebagai tempat
berlabuh mereka.
Awalnya, para pilot menuntut jatah 39% dari pos gaji karyawan, tapi akhirnya menyetujui
angka 35% yang diusulkan Menakertrans. Angka ini pulalah yang akhirnya disetujui
manajemen.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas mengenai peranan manajemen sumber daya manusia dalam PT
Garuda Indonesia Tbk (GIAA), dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1) Terjadinya aksi mogok kerja oleh pilot-pilot PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA)
karrena adanya sikap diskriminasi yang dilakukan Manajemen Garuda Indonesia
terkait pendapatan antara pilot local dan asing yang menyebabkan kesenjangan di
antara mereka.
2) Bertambahnya jumlah pesawat tidak diimbangi dengan jumlah penerbang yang
memadai menyebabkan sangat padatnya jadwal terbang bagi pilot. Kondisi tersebut
dapat menyebabkan kelelahan yang kemudian dapat membahayakan keselamatan
penerbangan.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melihat permasalahan yang ada pada PT
Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang diharapkan dapat berguna dalam perbaikan sistem gaji
baik di masa sekarang maupun yang akan datang sebagai berikut:
a. Menurut penulis dari pemaparan diatas maka manajemen Garuda harus menyesuaian
gaji antara pilot asing dan local yang dipekerjakan Garuda.
b. Dari pemparan diatas terdapat berberapa kendala yang terjadi di PT Garuda Indonesia
Tbk (GIAA) yang bisa menghambat kerja para pilot dan dari situ Garuda harus
melakukan suatu diskusi yang membahas tentang kendala tersebut dan mencari suatu
solusi bersama yang berguna untuk menmecahkan kendala tersebut, agar kendala
tersebut dapat diatasi dan membuat pilot lebih semangat dalam bekerja.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Hani Handoko. 2003. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE.
DANY PERMANA. (2021). Karyawan Garuda (GIAA) yang ajukan pensiun dini 1.099
orang, belum capai efisiensi. Kontan.Co.Id. https://industri.kontan.co.id/news/karyawan-garuda-
giaa-yang-ajukan-pensiun-dini-1099-orang-belum-capai-efisiensi
VENNA ERIDA. (2016). MAKALAH GAJI DAN UPAH SEBAGAI BAGIAN DARI
KOMPENSASI. Wordpress.Com. https://vennaerida95.wordpress.com/2016/03/18/makalah-gaji-
dan-upah-sebagai-bagian-dari-kompensasi/
18