Disusun oleh:
Sri winda yanti
1. Definisi
Systemic lupus erythematosus ( SLE ) adalah suatu penyakit auto imun yang
kronik dan menyerang berbagai system dalam tubuh ( price A.sylvia,2012)
2. Etiologic
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang
menyebabkan peningkatan autoantibody yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini
ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal (sebagai mana
terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan
lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal).
Sampai saat ini penyebab SLE belum diketahui. Diduga faktor genetik, infeksi
dan lingkungan ikut berperan pada patofisiologi SLE.Sistem imun tubuh kehilangan
kemampuan untuk membedakan antigen dari sel dan jaringan tubuh sendiri.
Penyimpangan reaksi imunologi ini akan menghasilkan antibodi secara terus menerus.
Antibody ini juga berperan dalam pembentukan kompleks imun sehingga mencetuskan
penyakit inflamasi imun sistemik dengan kerusakkan multi organ.dalam keadaan
normal, sistem kekebalan berfungsi mengendalikan pertahanan tubuh dalam melawan
infeksi.
Pada lupus dan penyakit autoimun lainnya, sistem pertahanan tubuh ini berbalik
melawan tubuh, dimana antibodi yang dihasilkan menyerang sel tubuhnya
sendiri.Antibodi ini menyerang sel darah, organ dan jaringan tubuh, sehingga terjadi
penyakit menahun. mekanisme maupun penyebab dari penyakit autoimun ini belum
sepenuhnya dimengerti tetapi diduga melibatkan faktor lingkungan dan keturunan.
Beberapa faktor lingkungan yang dapat memicu timbulnya lupus:
1.Infeksi
2. Antibiotik (terutama golongan sulfa dan penisilin)
3.Sinar ultraviolet
4.Stres yang berlebihan
5.Obat-obatan tertentu
6.Hormon.
Lupus seringkali disebut sebagai penyakit wanita walaupun juga bisa diderita oleh
pria.Lupus bisa menyerang usia berapapun, baik pada pria maupun wanita, meskipun
10-15 kali lebih sering ditemukan pada wanita.faktor hormonal mungkin bisa
menjelaskan mengapa lupus lebih sering menyerangwanita. Meningkatnya gejala
penyakit ini pada masa sebelum menstruasi dan/atau selamakehamilan mendukung
keyakinan bahwa hormon (terutama estrogen) mungkin berperan Dalam timbulnya
penyakit ini. ( menurut musai 2010 )
3. Patofisiologi
Patogenesis SLE terdiri dari tiga fase, yaitu fase inisiasi, fase propagasi, dan
fase puncak (flares). Inisiasi lupus dimulai dari kejadian yang menginisiasi kematian
sel secara apoptosis dalam konteks proimun. Kejadian ini disebabkan oleh berbagai
agen yang sebenarnya merupakan pajanan yang cukup sering ditemukan pada manusia,
namun dapat menginisiasi penyakit karena kerentanan yang dimiliki oleh pasien SLE.
Fase profagase ditandai dengan aktivitas autoantibodi dalam menyebabkan cedera
jaringan. Autoantibodi pada lupus dapat menyebabkan cedera jaringan dengan cara
Tubuh
kompensasi
Antibody
Malfungsi/gangguanlmnoregulasi
Peradangan
SLE
Menyerang organ
Miokarditis
Pucat, anemis
3. klasifikasi
Ada tiga jenis type lupus :
a. Cutaneous Lupus
Tipe ini juga dikenal sebagai Discoid Lupus Tipe lupus ini hanya terbatas pada
kulit dan ditampilkan dalam bentuk ruam yang muncul pada muka, leher, atau
kulit kepala. Ruam ini dapat menjadi lebih jelas terlihat pada daerah kulit yang
terkena sinar ultraviolet (seperti sinar matahari, sinar fluorescent). Meski terdapat
beberapa macam tipe ruam pada lupus, tetapi yang umum terdapat adalah ruam
y ang timbul, bersisik dan merah, tetapi tidak gatal.
b. Discoid Lupus
Tipe lupus ini dapatmenyebabkan inflamasi pada beberapa macam organ. Untuk
beberapa orang mungkin saja hal ini hanya terbatas pada gangguan kulit dan
sendi. Tetapi pada orang yang lain, sendi, paru-paru, ginjal, darah ataupun organ
dan/atau jaringan lain yang mungkin terkena. SLE pada sebagian orang dapat
memasuki masa dimana gejalanya tidak muncul (remisi) dan pada saat yang lain
penyakit ini dapat menjadi aktif (flare).
c. Drug-induced lupus
Tipe lupus ini sangat jarang menyerang ginjal atau sistem syaraf. Obat yang
umumnya dapat menyebabkan druginduced lupus adalah jenis hidralazin (untuk
penanganan tekanan darah tinggi) dan pro-kainamid (untuk penanganan detak
jantung yang tidak teratur/tidak normal). Tidak semua orang yang memakan obat
ini akan terkena drug-induced lupus. Hanya 4 persen dari orang yang
mengkonsumsi obat itu yang bakal membentuk antibodi penyebab lupus. Dari 4
persen itu, sedikit sekali yang kemudian menderita lupus. Bila pengobatan
dihentikan, maka gejala lupus ini biasanya akan hilang dengan sendirinya
Dari ketiganya, Discoid Lupus paling sering menyerang. Namun, Systemic Lupus
selalu lebih berat dibandingkan dengan Discoid Lupus, dan dapat menyerang organ
atau sistem tubuh. Pada beberapa orang, cuma kulit dan persendian yang diserang.
Meski begitu, pada orang lain bisa merusak persendian, paru-paru, ginjal, darah,
organ atau jaringan lain.( nursalam 2007 ).
4. Penatalaksanaan
1. Medis
Preparate NSAID untuk mengatasi manifestasi minor dan di pakai Bersama
kartikosteroid , secara topical untuk kutaneus ( abses kulit ). Obat anti malaria
untuk gejala kutaneus , musculoskeletal dan sistemik ringan SLE
Kartikosteroid , jika membaik di lakukan tapering off.
AINS ( aspirin 80 mg / hari sampai 2 minggu sebelum TP .
Imunosupresan ( azethiprine 2-3 mg/ kg per oral ).
2. Non medis
1. Diet
Restriksi diet di tentukan oleh terapi yang di berikan . Sebagian besar
pasien memerlukan kortikosteroid, dan saat itu diet yang di perbolehkan adalah
yang mengandung cukup kalsium, rendah lemak, dan rendah garam. Pasien di
sarankan berhati hati dengan suplemen makanan dan obat tradisional
( sugeng jitowiyono 2018 )
2.
5. Pemeriksaan diagnostic
Untuk mengetahui pasien SLE dapat di lakukan pemeriksaan penunjang
dan dignostik berikut ( budiono 2016 )
a. Pemeriksaan anti – nuclear anti bodi ( ANA )
Pemeriksaan untuk menentukan apakah auto antibody terhadap inti
sel sering muncul di dalam darah .
b. Pemeriksaan anti -Sm ( protein yang di temukan dalam sel proin inti)
c. Pemeriksaan anti ds DNA ( anti double standed DNA ) untuk
mengetahui apakah pasien memiliki antibody terhadap materi
genetic di dalam sel .
d. Pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan immune complexes (
kekebalan ) di dalam darah .
e. Pemeriksaan untuk menguji tingtat total dari serum complement (
kelompok protein yang dapat terjadi pada reaksi kekebalan )
f. Pemeriksaan sel LE ( LE cell prep )
g. Pemeriksaan darah untuk mencari keberadaan jenis sel tertentu yang
di pengaruhi membesarnya antibody terhadap lapisan inti sel lain.
Periksaan ini jarang di gunakan jika di bandingkan dengan
pemeriksaan ANA , karena pemeriksaan ANA lebih peka untuk
mendeteksi penyakit lupus di bandingkan dengan LE cell prep.
h. Pemeriksaan darah lengkap , leukosit, trombosit
i. Urine rutin
j. Antibody antiphospholipid
k. Biopsy kulit
l. Biopsy ginjal
6. Komplikasi
a. Vasculitis
Kondisi peradangan pembuluh darah yang di tandai dengan kematian jaringan
jaringan parut ,dan proliferasi dari dinding pembuluh darah, yang dapat
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah .
b. Pericarditis
Suatu kondisi medis yang di tandai dengan peradangan pada pericardium (
kantung berlapis ganda yang mengelilingi jantung ).
c. Myocarditis
Peradangan pada otot jantung atau miokardium.
d. Anemia hemolitik
Kurangnya kadar hemoglobin akibat kerusakan pada eritrosit yang lebih cepat
dari pada kemampuan sumsum tulang untuk menggantinya Kembali.
e. Intravaskuler thrombosis
f. Hypertensi
g. Kerusakan ginjal permanen
h. Gangguan pertumbuhan ( delafuente 2012 )
Do Gangguan sirkulasi
1.frekuensi jantung
meningkat lebih dari
20 % dari kondisi
istirahat Jantung bekerja ekstra
2.tekanan darah
berubah 20 % dari
kondisi istirahat
Miokarditis
3.gambaran EKG
menunjukan aritmia
saat/ setelah aktivitas
4.gambaran EKG Pucat, anemis
menunjukan iskemia
5. sianosis
Intoleransi aktivitas
Gangguan integritas kulit
3. Ds System musculoskeletal Gangguan rasa
1.mengeluh tidak nyaman nyeri
nyaman
2.mengeluh sulit tidur Nyeri sendi/arhiritis
3.tidak mampu rileks
4. mengeluh
kedinginan /
kepanasan Kematian jaringan
5. merasa gatal
6. mengeluh mual
7. mengeluh Lelah Gangguan rasa nyaman
nyeri
Do
1.gelisah
2.menunkukan gejala
distress
3.tampak
merintih/menangis
4.pola eliminasi
berubah
5.postur tubuh
berubah
6.iritabilitas
4. Ds System perkemihan Gangguan citra tubuh
1.mengungkapkan
kecacatan/kehilangan
bagian tubuh Gangguan glomerulus
2.tidak mau
mengungkapkan
kecacatan /kehilangan
bagian tubuh Edema, hematoma
3.mengungkapkan
perasaan negative
tentang perubahan Gangguan citra tubuh
tubuh
4.mengungkapkan
kehawatiran pada
penolakan/reaksi
orang lain
5.mengungkapkan
perubahn gaya hidup
Do
1.kehilangan bagian
tubuh
2.fungsi/struktur
tubuh berubah/hilang
3.menyembunyikan/m
enunjukan bagian
tubuh secara
berlebihan
4. menghindari
melihat
dan/menyentuh bagian
tubuh
5. focus berlebihan
pada perubahan tubuh
6. respon non verbal
pada perubahan dan
persepsi tubuh
7.pokus pada
penampilan dan
kekuatan masa lalu
8. hubungan sosial
berubah
1. Intoleransi aktivitas b.d dengan sistem hematologi d.d frekuensi jantung meningkat
lebih dari 20 % dari kondisi istirahat, Tekanan darah berubah 20 % dari kondisi istirahat
,Gambaran EKG menunjukan aritmia saat/setelah aktivitas,
Gambaran EKG menunjukan iskemia sianosis.
2. Gangguan integritas kulit b.d system integumen d.d kerusakan jaringan dan / lapisan
kulit, nyeri, perdarahan, kemerahan, hematoma.
3. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d system musculoskeletal d.d gelisah ,menunjukan
gejala distress, tampak merintih/menangis, pola eliminasi berubah, postur tubuh
berubah, iritabilitas.
4. Gangguan citra tubuh b.d system perkemihan d.d .kehilangan bagian tubuh ,fungsi
/struktur tubuh berubah/hilang, menyembunyikan /menunjukan bagian tubuh secara
berlebihan, menghindari melihat dan/ atau menyentuh bagian tubuh pokus, berlebihan
pada perubahan tubuh respon nonverbal, pada perubahan dan persepsi tubuh ,pokus
pada penampilan dan kekuatan masa lalu ,hubungan sosial berubah.
9. Rencana asuhan keperawatan
N Diagnosa Tujuan & kriteria Intervensi Rasional
o keperawatan hasil
1. Intoleransi Setelah di lakukan Intervensi utama Intervensi utama
aktivitas b.d Tindakan Manajemen Energi manajemen energi
dengan sistem keperawatan selama Observasi
hematologi d.d 1x 24 jam maka di Observasi • Agar
frekuensi harapkan toleransi mengetahui
jantung aktivitas meningkat • Identifkasi fingsi tubuh
gangguan
meningkat lebih dengan kriteria hasil : yang
fungsi tubuh
dari 20 & dari yang mengakibatk
kondisi istirahat • Frekuensi mengakibatk an kelelahan
Tekanan darah nadi sedang an kelelahan • Agar
berubah 20 % • Saturasi • Monitor terkontrol
dari kondisi oksigen kelelahan fisik dan
istirahat fisik dan
sedang emosionalnya
emosional
Gambaran EKG • Kemudahan • Monitor pola • Agar
menunjukan dalam dan jam tidur terkontrol
aritmia melakukan • Monitor jam tidur
saat/setelah aktivitas lokasi dan klien
aktivitas sehari hari ketidaknyam • Agar
Gambaran EKG meningkat anan selama terkontrol
melakukan
menunjukan • Kecepatan lokasi
iskemia sianosis aktivitas
berjalan ketidaknyam
meningkat Terapeutik anan klien
• Jarak berjalan
meningkat • Sediakan Terapeutik
• Kekuatan lingkungan • Agar klien
nyaman dan nyaman
tubuh bagian
rendah
bawah dengan
stimulus
meningkat (mis. cahaya, lingkunganny
• Toleransi suara, a
dalam kunjungan) • Agar terhidar
menaiki • Lakukan dari integritas
tangga rentang gerak kulit
pasif
meningkat • Agar klien
dan/atau aktif
• Berikan tidak bosan
aktivitas
• Keluhan distraksi • Agar
Lelah yang memudahkan
menurun menyenangka klien jika
n
• Dispnea saat ingin duduk
• Fasilitas
aktivitas duduk di sisi
menurun tempat tidur, Edukasi
• Perasaan jika tidak • Agar
lemah dapat memudahkan
menurun berpindah klien
atau berjalan
• Aritmia • Agar klien
setelah Edukasi mudah
aktivitas melakukan
menurun • Anjurkan aktivitas
• Sianosis tirah baring • Agar cepat
menurun • Anjurkan ditangani
• Warna kulit melakukan • Agar klien
aktivitas
membaik berkurang
secara
• Tekanan bertahap kelelahannya
darah • Anjurkan
membaik menghubungi Kolaborasi
• Frekuensi perawat jika • Untuk
nafas tanda dan membantu
gejala dalam
membaik
kelelahan
peningkatan
tidak
berkurang nutrisi klien
• Ajarkan
strategi Intervensi
koping untuk pendukung
mengurangi Dukungan
kelelahan ambulasi
Kolaborasi
Observasi
• Kolaborasi • Mengetahui
dengan ahli adanya nyeri
gizi tentang dan keluhan
cara fisik lainnya
meningkatka
• Mengetahui
n asupan
makanan gerak fisik
untuk
Intervensi melakukan
pendukung aktivitas
Dukungan • Mengetahui
ambulasi keadaan klien
Observasi • Mengetahui
keadaan
• Identifikasi umum klien
adanya
keluhan nyeri
fisik lainnya Terapeutik
• Identifikasi
toleransi fisik • Memudahkan
melakukan pesien
ambulasi melakukan
• Monitor ambulasi
frekuensi dengan alat
jantung dan
tekanan bantu
darah • Membantu
sebelum pasien
memulai melakukan
ambulasi mobilitas
• Monitor fisik
kondisi
• Agar mudah
umum
selama termonitor
melakukan untuk
ambulasi meningkatka
n ambulasi
Terapeutik
Edukasi
• Fasilitasi
aktivitas
ambulasi • Agar pasien
dengan alat mengerti
bantu tentang
• Pasilitasi ambulasi
melakukan • Agar pasien
mobilisasi
tidak kaku
fisik
Agar pasien dapat
• Libatkan
keluarga mudah mengerti apa
untuk yang di lakukan
membantu
pasien dalam
meningkatka
n ambulasi
Edukasi
• Jelaskan
tujuan dan
prosedur
ambulasi
• Anjurkan
melakukan
ambulasi dini
• Ajarkan
ambulasi
sederhana
yang harus di
lakukan
Intervensi Terapeutik
pendukung • Agar pasien
Manajemen nyeri dapat mandiri
Observasi • Agar pasien
nyaman
• Identifikasi • Agar pasien
lokasi dapat tidur
karakteristik
durasi Edukasi
frekuensi
• Agar pasien
kualitas
intensitasn mengetahui
senyeri tentang nyeri
• Identifikasi • Agar pasien
sekala nyeri dapat
• Identifikasi meredakan
factor yang nyeri
memperberat
dan • Agar pasien
memperingan mandiri
nyeri
Kolaborasi
Terapeutik
Kolaborasi
• Berikan pemberian analgesic
tehnik
memperingan
nyeri
• Control
lingkungan
yang
memperberat
nyeri
• Fasilitasi
istirahat tidur
Edukasi
• Jelaskan
penyebaab
periode dan
pemicu nyeri
• Jelaskan
strategi
mempereda
nyeri
• Anjurkan
monitor nyeri
secara
mandiri
Kolaborasi
• Kolaborasi
pemberian
analgesic
Edukasi
• Jelaskan
secara rinci
intervensi
rileksasi yang
di pilih
• Anjurkan
mengambil
posisi
nyaman
4. Gangguan citra Setelah dilakukan Intervensi utama Intervensi utama
tubuh b.d tindakan keperawatan Promosi Citra Promosi Citra
system 1x24 jam maka citra Tubuh Tubuh
perkemihan tubuh meningkat
d.d .kehilangan dengan kriteria hasil Observasi Observasi
bagian tubuh • Melihat
fungsi /struktur bagian tubuh • Identifikasi • Identifikasi
harapan citra harapan citra
tubuh meningkat tubuh tubuh
berubah/hilangb • Menyentuh berdasarkan berdasarkan
menyembunyika bagian tubuh tahap tahap
n meningkat perkembanga perkembanga
/menunjukanbag • Verbalisasi n n
ian tubuh secara kecacatan • Identifikasi • Identifikasi
berlebihan budaya, budaya,
meningkat
agama, jenis agama, jenis
menghindari • Verbalisasi kelami, dan kelami, dan
melihat dan/ kehilangan umur terkait umur terkait
atau menyentuh bagian tubuh citra tubuh citra tubuh
bagian tubuh meningkat • Identifikasi • Identifikasi
pokus • Verbalisasi perubahan perubahan
berlebihan pada citra tubuh citra tubuh
perasaan
perubahan tubuh yang yang
negatip mengakibatk mengakibatk
resvon menurun an isolasi an isolasi
nonverbal pada • Verbalisasi ke sosial sosial
perubahan dan hawatiran • Monitor • Monitor
persepsi tubuh menurun frekuensi frekuensi
pokus pada pernyataan pernyataan
• Verbalisasi
penampilan dan kritik tehadap kritik tehadap
perubahan diri sendiri diri sendiri
kekuatan masa gaya hidup • Monitor • Monitor
lalu menurun apakah apakah
hubungan sosial
• Menyembuny pasien bisa pasien bisa
berubah melihat melihat
ikan bagian
tubuh bagian tubuh bagian tubuh
yang berubah yang berubah
berlebihan
menurun Terapeutik Terapeutik
• Focus pada
bagian tubuh • Diskusikan • Diskusikan
menurun perubahn perubahn
• Focus pada tubuh dan tubuh dan
fungsinya fungsinya
penampilan
• Diskusikan • Diskusikan
masa lalu
perbedaan perbedaan
menurun penampilan penampilan
• Focus pada fisik terhadap fisik terhadap
kekuatan harga diri harga diri
masa lalu • Diskusikan • Diskusikan
menurun akibat akibat
• Resvon perubahan perubahan
pubertas, pubertas,
nonverbal
kehamilan kehamilan
pada dan dan
perubahan penuwaan penuwaan
tubuh • Diskusikan • Diskusikan
membaik kondisi stres kondisi stres
• Hubungan yang yang
social mempengaru mempengaru
hi citra tubuh hi citra tubuh
membaik
(mis.luka, (mis.luka,
penyakit, penyakit,
pembedahan) pembedahan)
• Diskusikan • Diskusikan
cara cara
mengembang mengembang
kan harapan kan harapan
citra tubuh citra tubuh
secara secara
realistis realistis
• Diskusikan • Diskusikan
persepsi persepsi
pasien dan pasien dan
keluarga keluarga
tentang tentang
perubahan perubahan
citra tubuh citra tubuh
Edukasi Edukasi
• Jelaskan • Jelaskan
kepada kepada
keluarga keluarga
tentang tentang
perawatan perawatan
perubahan perubahan
citra tubuh citra tubuh
• Anjurka • Anjurka
mengungkap mengungkap
kan kan
gambaran gambaran
diri terhadap diri terhadap
citra tubuh citra tubuh
• Anjurkan • Anjurkan
menggunaka menggunaka
n alat bantu( n alat bantu(
mis. Pakaian mis. Pakaian
, wig, , wig,
kosmetik) kosmetik)
• Anjurkan • Anjurkan
mengikuti mengikuti
kelompok kelompok
pendukung( pendukung(
mis. mis.
Kelompok Kelompok
sebaya). sebaya).
• Latih fungsi • Latih fungsi
tubuh yang tubuh yang
dimiliki dimiliki
• Latih • Latih
peningkatan peningkatan
penampilan penampilan
diri (mis. diri (mis.
berdandan) berdandan)
• Latih • Latih
pengungkapa pengungkapa
n n
kemampuan kemampuan
diri kepad diri kepad
orang lain orang lain
maupun maupun
kelompok kelompok
Intervensi Intervensi
pendukung pendukung
promosi koping promosi koping
Observasi Observasi
• Identifikasi • Identifikasi
kemampuan kemampuan
yang di yang di
miliki miliki
• Identifikasi • Identifikasi
pemahaman pemahaman
proses proses
penyakit penyakit
• Identifikasi • Identifikasi
metode metode
penyelesaian penyelesaian
masalah masalah
Terapeutik Terapeutik
• Diskusikan • Diskusikan
perubahan perubahan
peran yang di peran yang di
alami alami
• Gunakan • Gunakan
pendekatan pendekatan
yang tenang yang tenang
dan dan
meyakinkan meyakinkan
• Diskusikan • Diskusikan
alasan alasan
mengkritik mengkritik
diri sendiri diri sendiri
Edukasi Edukasi
• Anjurkan • Anjurkan
mengungkap mengungkap
kan perasaan kan perasaan
dan persepsi dan persepsi
• Ajarkan cara • Ajarkan cara
memecahkan memecahkan
masalah masalah
secara secara
konstruktif konstruktif
Daftar Pustaka
https://id.scribd.com/doc/40323047/LP-SLE: https://www.alomedika.com/penyakit/alergi-
dan-imunologi/lupus-eritematosus-sistemik/etiologi