1 Faktor Genetik
2 Faktor Hormonal
3 Autoantibodi
4 Faktor Lingkungan
PENYEBAB SLE…..1
Faktor Genetik Faktor Hormonal
Diketahui bahwa sekitar 7% Perempuan lebih sering terkena
pasien SLE memiliki keluarga penyakit SLE dibandingkan
terdekat (orang tua atau dengan laki-laki.
saudara kandung) yang juga
terdiagnosis SLE. Meningkatnya angka
pertumbuhan penyakit SLE
Faktor genetik merupakan sebelum periode menstruasi
salah satu faktor risiko SLE. atau kehamilan mendukung
dugaan bahwa hormone,
khususnya estrogen menjadi
pencetus penyakit SLE.
PENYEBAB SLE…..2
Autoantibodi Faktor Lingkungan
Antibody ini ditujukan kepada Infeksi, stres, makanan (seperti
sel molekul yang terdapat mengonsumsi lemak jenuh yang
pada nukleus, sitoplasma, berlebih), antibiotik (khususnya
permukaan sel dan juga kelompok sulfa dan penisilin),
terdapat molekul terlarut sinar UV, penggunaan obat-obatan
seperti IgG dan faktor tertentu (prokainamid, hidralazin,
koagulasi. klorpromazin, isoniazid, fenitonin,
penisilamin), merokok, paparan
kristal silica, dan agen infeksi
(seperti retrovirus dan DNA
bakteri/endotoksin) merupakan
faktor pemicu timbulnya SLE.
Fase inisiasi
Dapat dikenali dari ruam yang muncul pada kulit dengan berbagai
tampilan klinis.
Pada Lupus jenis ini dapat didiagnosis dengan mengenali gambaran
klinis dan beberapa pengujian diantaranya melalui biopsi pada ruam.
Pada gambaran biopsi akan terlihat adanya infiltrasi sel inflamasi dan
endapan kompleks imun pada batas dermoepidermal yang dikenal
dengan Lupus Band
Lupus Imbas Obat
Ada pula pasien LES yang juga memiliki gejala penyakit autoimun
lain namun belum lengkap untuk didignosis penyakit autoimun
tertentu.
Manifestasi Klinik
1. Ruam malar (malar rash), yaitu ruam yang terjadi pada wajah di area
pipi dan hidung yang berbentuk seperti kupu-kupu.
2. Ruam discoid (discoid rash), yaitu ruam berbentuk seperti cincin,
yang terlihat merah di tepiannya dan terlihat lebih terang di bagian
tengahnya.
3. Fotosensitifitas (kulit yang terpapar matahari lebih mudah
mengalami iritasi dan kemerahan; bentuk ruam fotosensitivitas ini
bisa berbeda-beda).
4. Ulserasi di mulut atau nasofaring
5. Arthritis (radang sendi)
Manifestasi Klinik……(2)
6. Serosis: yaitu pleuritis atau pericarditis
7. Kelainan ginjal, yaitu proteinuria persisten >0,5 gr/hari atau
silinder sel
8. Kelainan neurologic, yaitu kejang-kejang atau psikosis
9. Kelainan hematologic, yaitu anemia hemolitik atau leukopenia
atau limfopenia atau trombositopenia
10. Kelainan imunologik yaitu sel LES positif atau anti DNA positif,
atau anti Sm positif atau tes serologic untuk sifilis yang positif
palsu
11. Antibosi antinuclear positif
Kecurigaan akan penyakit LES
Gender wanita pada rentang usia reproduksi
Gejala konstitusional: kelelahan, demam (tanpa bukti infeksi) dan
penurunan BB
Musculoskeletal: nyeri otot (mialgia), nyeri sendi (atralgia), myositis
Kulit: Ruam upu-kupu (butterfly/malar rush), fotosensitifitas, SLEi
membrane mukosa, alopesia, fenomena Raynaud, purpura, urtikaria,
vaskulitis
Paru-paru: Pleurisy, hipertensi pulmonal, SLEi parenkim paru
Jantung: Perikarditis, miokarditis, endocarditis
Ginjal: hematuria, proteinuria, sindrom nefrotik
Gastrointestinal: mual, muntah, nyeri abdomen
Retikulo-endo organomegali (limfadenopati, splenomegali,
hepatomegali)
Hematologi: anemia, leukopenia, dan trombositopenia
Neuropsikiatri: psikosis, kejang, sindroma otak organik, meilitis
transfersa, neuropati kranial dan perifer
No. Kriteria untuk Klasifikasi Lupus Eritematosus Sistemik
Eritema menetap, datar atau meninggi, pada
1. Ruam Malar
tonjolan pipi
Bercak eritematosa yang meninggi dengan skuama
2. Ruam Discoid keratotik lekat dan sumbatan folikel; dapat terjadi
jaringan parut atrofik
Ruam kulit yang diakibatkan reaksi abnormal
terhadap sinar matahari, baik dari anamnesis
3. Fotosensitivitas
pasien atau yang dilihat oleh dokter pemeriksa
Kelainan yang
Berhubungan
dengan Antikoagulan
Lupus
Pemeriksaan Darah
Serologi VDRL
(sifilis)
Imunologi
Obat
Diet Aktifitas
Penatalaksanaan Medik……2