Anda di halaman 1dari 32

TUGAS BAHASA INDONESIA dan TEKNIK PENULISAN

AKADEMIK

PENGARUH KEMISKINAN TERHADAP DAYA BELI dan


KESEHATAN HIDUP SESEORANG MENURUT
PANDANGAN dan PENGALAMAN SAYA

Disusun oleh:

Nama : GIFA AZRIA ABDURACHMAN

NPM : 022120082

Kelas : 1 C AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

2020

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanawata’ala atas segala dan
karunia-Nya sehingga skripsi pendek tentang Pengaruh Kemiskinan terhadap Daya Beli dan
Kesehatan Seseorang Menurut Perspektif Saya ini berhasil diselesaikan dengan baik pada
bulan Januari 2021. Skripsi pendek ini adalah sebagai ujian akhir semester satu di mata
kuliah Bahasa Indonesia dan Teknik Penulisan Akademik.

Salawat serta salam penulis panjatkan kepada junjungan Nabi Muhammad


shallallahu’alaihi wa sallam. Proses Penyelesaian skripsi pendek ini tidak terlepas dari
bantuan dan doa dari berbagai pihak yang diantaranya adalah:

1. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, perhatian, semangat,
dan dukungan baik jasmani maupun rohani

2. Bapak Agung Fajar Ilmiyono, S.E., M.Ak., AWP selaku dosen wali yang telah
memperhatikan dan membantu dalam menyelesaikan skripsin pendek.

3. Bapak Dadan Suwarna, S.S., M.Pd selaku dosen mata kuliah Bahasa Indonesia dan
Teknik Penulisan Akademik yang telah membimbing dan memberikan masukan
dalam menyelesaikan skripsi pendek.

4. Teman-teman mahasiswa Akuntansi Univertas Pakuan Bogor dan seluruh pihak yang
turut membantu penulis secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian
skripsi pendek ini.

Sekali lagi penulis berterima kasih atas bantuan pihak-pihak yang telah disebutkan.
Karena tanpa bantuan mereka penulis tidak akan mungkin menyelesaikan skripsi pendek ini.
Mohon maaf jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan, semoga skripsi pendek ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Bogor, Januari 2021

Gifa Azria Abdurachman

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 3
1.3 Rumusan Masalah 4
1.4 Tujuan Penulisan 4
1.5 Dasar Pemikiran 5
2 LANDASAN TEORI 6
2.1 Kemiskinan 6
2.1.1 Pengertian Kemiskinan 6
2.1.2 Definisi Kemiskinan Secara Umum 7
2.1.3 Jenis-jenis Kemiskinan 10
2.1.4 Faktor-faktor Penyebab Kemiskinan 11
2.2 Kebutuhan 14
2.2.1 Pengertian Kebutuhan 14
2.2.2 Teori Kebutuhan 15
2.3 Pandangan Pribadi terhadap Kemiskinan dan Kebutuhan 17
3 METODOLOGI PENELITIAN 18
3.1 Jenis Penelitian 18
3.2 Pendekatan Penelitian 18
3.3 Subjek dan Objek Penelitian 19
3.3.1 Subjek Penelitian 19
3.3.2 Objek Penelitian 19
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian 19
3.4.1 Lokasi Penelitian 19
3.4.2 Waktu Penelitian 19
3.5 Metode Penentuan Subjek 20
3.6 Jenis Data 20
3.7 Sumber Data 20
3.7.1 Sumber Data Primer 20
3.7.2 Sumber Data Sekunder 21
3.8 Teknik Pengumpulan Data 21
3.9 Teknik Analisis Data 21
4 HASIL dan PEMBAHASAN 22
4.1 Pelaksanaan Penelitian 22
4.2 Hasil Penelitian 23
4.3 Analisis Data 23
4.4 Pembahasan 24
5 PENUTUP 26
5.1 Simpulan 26
5.2 Saran 26
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kemiskinan merupakan masalah yang selalu ada pada setiap negara,
meskipun zaman telah memasuki era globalisasi namun tidak dapat dipungkiri masalah
kemiskinan selalu menjadi penghambat kemajuan tiap-tiap negara. Permasalahan kemiskinan
tidak hanya terdapat di negara-negara berkembang saja bahkan di negara maju juga
mempunyai masalah dengan kemiskinan. Kemiskinan tetap menjadi masalah yang rumit,
walaupun fakta menunjukan bahwa tingkat kemiskinan di Negara berkembang jauh lebih
besar dibanding dengan negara maju. Hal ini dikarenakan negara berkembang pada umumnya
masih mengalami persoalan keterbelakangan hampir di segala bidang, seperti teknologi,
kurangnya akses-akses ke sektor ekonomi, dan lain sebagainya.

Kemiskinan adalah saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hak dasar


seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan juga
diartikan sebagai ketidakmampuan daya beli dalam memenuhi suatu kebutuhan hak dasar
yang seharusnya kebutuhan tersebut dapat terpenuhi dengan baik. kebutuhan terbagi atas tiga
yaitu primer, sekunder, dan tersier. Kebutuhan dasar masuk kedalam golongan kebutuhan
primer seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, dan kebutuhan-
kebutuhan yang wajib terpenuhi oleh manusia itu sendiri. Penulis mengambil judul tersebut
dikarenakan ini telah menjadi suatu pokok masalah yang sering terjadi dan sudah tertanam
pada kehidupan manusia. Kemiskinan merupakan masalah global yang sudah menjadi suatu
pokok permasalahan yang tertera di kehidupan manusia di seluruh dunia.

1
2

Pada masa pandemi corona, seluruh dunia terkena musibah besar yang dikarenakan
oleh virus corona yang menyebabkan jalannya aktivitas setiap masyarakatnya terganggu.
Aktivitas masyarakat yang menjadi dampak besar terhadap permasalahan kemiskinan yaitu
tertera pada bidang pekenomian, kesehatan, dan pendidikan. Pada bidang-bidang tersebut
terbagilah penyebab dari kemiskinan yaitu dikarenakan oleh adanya kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan hak dasar, sulitnya akses pada pendidikan dan kerja, ketidakmampuan
mendapatkan tunjangan kehidupannya, serta kurangnya kemampuan daya beli untuk
memenuhi suatu kebutuhan hak dasar. Sekumpulan penyebab tersebut dapat memicu tehadap
kesehatan hidup seseorang. Mengapa demikian dikarenakan kesehatan hidup seseorang dapat
terlihat dari kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan hak dasar.

Pemenuhan hak dasar khususnya pelayanan kesehatan merupakan salah satu


kebijakan yang diluncurkan oleh Pemerintah yang tercakup dalam strategi nasional
penanggulangan kemiskinan. Saat ini keluarga miskin menjadi sasaran program kesehatan
yang utama, apalagi dengan keadaan ekonomi yang memburuk jumlah keluarga miskin atau
kurang mampu makin meningkat. Keadaan tersebut ternyata juga mengakibatkan penurunan
frekuensi konsumsi pangan, barang dan jasa termasuk di dalamnya kesehatan.

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/1992 tentang


Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan
terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup
sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Tetapi
kenyataan yang terjadi, derajat kesehatan masyarakat miskin masih rendah, hal ini
tergambarkan dari angka kematian bayi kelompok masyarakat miskin tiga setengah sampai
dengan empat kali lebih tinggi dari kelompok masyarakat tidak miskin. Masyarakat miskin
biasanya rentan terhadap penyakit dan mudah terjadi penularan penyakit karena berbagai
kondisi seperti kurangnya kebersihan lingkungan dan perumahan yang saling berhimpitan,
perilaku hidup bersih masyarakat yang belum membudaya, pengetahuan terhadap kesehatan
dan pendidikan yang umumnya masih rendah.
3

Namun demikian masih ditemukan beberapa permasalahan yang perlu memperoleh


perhatian segera, yaitu pendataan sasaran yang belum tuntas, peran ganda penyelenggara
sebagai pengelola dan pembayar, RS belum melakukan kendali mutu pelayanan dan kendali
biaya, verifikasi tidak berjalan secara optimal, dana paket pelayanan belum memadai dan
penyelenggaraan yang tidak menanggung resiko. Saat ini Departemen Kesehatan telah
berusaha untuk memperbaiki dalam penyelenggaraan/pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin dengan ditetapkannya verifikator PPK dan verifikator Pusat. Program ini diharapkan
akan meningkatkan akses atau pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat sangat
miskin, miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal
secara efektif dan efisien. Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin dilaksanakan
sejak tahun 2005 telah memberikan pencapaian yang bermakna, antara lain terjadinya
peningkatan cakupan atau akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin.

1.2 Identifikasi Masalah

Kemiskinan merupakan permasalahan yang banyak terjadi di seluruh negara dari


negara berkembang hingga maju. Negara berkembang diidentikkan oleh permasalahan
kemiskinannya sebagai aspek penilaian terhadap tingkat kesejahteraan dan kemampuan
masyarakatnya dalam memenuhi kebutuhan hak dasar. Kemiskinan tidak hanya terjadi di
negara berkembang, namun juga terjadi di negara maju dengan tingkat kemiskinan yang lebih
rendah daripada negara berkembang. Dengan demikian dari permasalahan tersebut bahwa
terjadinya kemiskinan disebabkan oleh adanya tidak mendapatkan pemenuhan kebutuhan hak
dasar, sulitnya akses pada pendidikan dan kerja, ketidakmampuan mendapatkan tunjangan
kehidupannya, sertanya kurangnya kemampuan daya beli untuk memenuhi suatu kebutuhan
hak dasar.
4

1.3 Rumusan Masalah

A. Mengapa kemiskinan berpengaruh terhadap daya beli dan kesehatan seseorang?

B. Apakah kemiskinan disebabkan oleh adanya tidak mendapatkan pemenuhan


kebutuhan hak dasar?

C. Mengapa kemiskinan disebabkan oleh sulitnya akses pada pendidikan dan kerja?

D. Kenapa kemiskinan dipengaruhi oleh ketidakmampuan dalam mendapatkan tunjangan


kehidupannya?

E. Bagaimana cara menanggulangi dan meminimalisir kemiskinan?

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari skripsi pendek ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui mengapa daya beli dan kesehatan seseorang menjadi aspek penilaian
serta pengaruhnya terhadap kemiskinan.

2. Mengetahui bahwa adanya tidak mendapatkan pemenuhan kebutuhan hak dasar


menjadi penyebab kemiskinan.

3. Mengetahui bahwa sulitnya akses pendidikan dan kerja menjadi penyebab munculnya
kemiskinan.

4. Mengetahui bahwa adanya ketidakmampuan dalam mendapatkan tunjangan


kehidupannya menjadi pengaruh dan penyebab munculnya kemiskinan.

5. Memberikan pengetahuan terhadap cara dan bentuk penanggulangan serta


meminimalisirkan terhadap kemiskinan.
5

1.5 Dasar Pemikiran

Tujuan penulisan ini adalah mengetahui apakah daya beli dan kesehatan seseorang menjadi
aspek penilaian serta pengaruh kepada kemiskinan, mengetahui bahwa tidak mendapatkan
pemenuhan kebutuhan hak dasar menjadi penyebab kemiskinan, mengetahui bahwa sulitnya
akses pendidikan dan kerja menjadi penyebab munculnya kemiskinan, mengetahui bahwa
adanya ketidakmampuan dalam mendapatkan tunjungan kehidupannya menjadi pengaruh dan
penyebab munculnya kemiskinan, memberikan pengetahuan terhadap cara dan bentuk
penggulangan serta meminimalisirkan terhadap kemiskinan yang menjadi sebuah dasar
pengembangan dan penelitian terhadap kajian ilmu pengetahuan dan referensi untuk
menambah wawasan. Penelitian ini dengan lakukan secara daring melalui internet dan media
sosial terhadap subjek yang diteliti yaitu dalam golongan mahasiswa yang masih aktif
berkuliah, para pekerja dari negeri maupun swasta, kerabat dekat, dan masyarakat sekitar.
penelitian ini dikonsentrasikan terhadap perilaku dan tingkah laku masyarakat berdasarkan
perekonomiannya selama pandemi corona berlangsung. Dan juga penelitian ini diambil dari
aspek kehidupan bermasyarakatnya dari pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan hak dasarnya.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kemiskinan

2.1.1 Pengertian kemiskinan

Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi


standar hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai
dengan rendahnya kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa
pangan, sandang, maupun papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan
berdampak berkurangnya kemampuan untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti
standar kesehatan masyarakat dan standar pendidikan. Kondisi masyarakat yang disebut
miskin dapat diketahui berdasarkan kemampuan pendapatan dalam memenuhi standar hidup
(Nugroho, 1995).

Pada prinsipnya, standar hidup di suatu masyarakat tidak sekedar tercukupinya


kebutuhan akan pangan, akan tetapi juga tercukupinya kebutuhan akan kesehatan maupun
pendidikan. Tempat tinggal ataupun pemukiman yang layak merupakan salah satu dari
standar hidup atau standar kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Berdasarkan kondisi ini,
suatu masyarakat disebut miskin apabila memiliki pendapatan jauh lebih rendah dari rata-rata
pendapatan sehingga tidak banyak memiliki kesempatan untuk mensejahterakan
dirinya( Suryawati, 2004).

6
7

Pengertian kemiskinan yang saat ini populer dijadikan studi pembangunan adalah
kemiskinan yang seringkali dijumpai di negara-negara berkembang dan negara-negara dunia
ketiga. Persoalan kemiskinan masyarakat di negara-negara ini tidak hanya sekedar bentuk
ketidakmampuan pendapatan, akan tetapi telah meluas pada bentuk ketidakberdayaan secara
sosial maupun politik (Suryawati,2004). Kemiskinan juga dianggap sebagai bentuk
permasalahan pembangunan yang diakibatkan adanya dampak negatif dari pertumbuhan
ekonomi yang tidak seimbang sehingga memperlebar kesenjangan pendapatan antar
masyarakat maupun kesenjangan pendapatan antar daerah (inter region income gap). Studi
pembangunan saat ini tidak hanya memfokuskan kajiannya pada faktor-faktor yang
menyebabkan kemiskinan, akan tetapi juga mulai mengindintifikasikan segala aspek yang
dapat menjadikan miskin( Harahap, 2006).

2.1.2 Definisi Kemiskinan Secara Umum

Definisi mengenai kemiskinan dibentuk berdasarkan identifikasi dan pengukuran


terhadap sekelompok masyarakat atau golongan yang selanjutnya disebut miskin
(Nugroho,1995). Pada umumnya, setiap negara termasuk Indonesia memiliki sendiri definisi
seseorang atau suatu masyarakat dikategorikan miskin. Hal ini dikarenakan kondisi yang
disebut miskin bersifat relatif untuk setiap negara misalnya kondisi perekonomian, standar
kesejahteraan, dan kondisi sosial. Setiap definisi ditentukan menurut kriteria atau ukuran-
ukuran berdasarkan kondisi tertentu, yaitu pendapatan rata-rata, daya beli atau kemampuan
konsumsi rata-rata, status kependidikan, dan kondisi kesehatan.
8

Secara umum, kemiskinan diartikan sebagai kondisi ketidakmampuan pendapatan


dalam mencukupi kebutuhan pokok sehingga kurang mampu untuk menjamin kelangsungan
hidup (Suryawati, 2004: 122). Kemampuan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan pokok
berdasarkan standar harga tertentu adalah rendah sehingga kurang menjamin terpenuhinya
standar kualitas hidup pada umumnya. Berdasarkan pengertian ini, maka kemiskinan secara
umum didefinisikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan pendapatan dalam memenuhi
kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya yang dapat menjamin terpenuhinya standar kualitas
hidup. Berdasarkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2004, kemiskinan adalah kondisi sosial
ekonomi seseorang atau sekelompok orang yang tidak terpenuhinya hak-hak dasarnya untuk
mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Kebutuhan dasar yang menjadi hak seseorang atau sekelompok orang meliputi
kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan,
sumber daya alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak
kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kehidupan sosial dan politik.
Laporan Bidang Kesejahteraan Rakyat yang dikeluarkan oleh Kementrian Bidang
Kesejahteraan (Kesra) tahun 2004 menerangkan pula bahwa kondisi yang disebut miskin ini
juga berlaku pada mereka yang bekerja akan tetapi pendapatannya tidak mencukupi untuk
memenuhi kebutuhan pokok atau dasar. Definisi kemiskinan kemudian dikaji kembali dan
diperluas berdasarkan permasalahan-permasalahan kemiskinan dan faktor-faktor yang
selanjutnya menyebabkan menjadi miskin. Definisi kemiskinan yang dikemukakan oleh
Chambers adalah definisi yang saat ini mendapatkan perhatian dalam setiap program
pengentasan kemiskinan di berbagai negara-negara berkembang dan dunia ketiga. Pandangan
yang dikemukakan dalam definisi kemiskinan dari Chambers menerangkan bahwa
kemiskinan adalah suatu kesatuan konsep (integrated concept) yang memiliki lima dimensi,
yaitu:

1. Kemiskinan (Proper)

Permasalahan kemiskinan seperti halnya pada pandangan semula adalah


kondisi ketidakmampuan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan
pokok. Konsep atau pandangan ini berlaku tidak hanya pada kelompok yang
tidak memiliki pendapatan, akan tetapi dapat berlaku pula pada kelompok
yang telah memiliki pendapatan.
9

2. Ketidakberdayaan (Powerless)

Pada umumnya, rendahnya kemampuan pendapatan akan berdampak pada


kekuatan sosial (social power) dari seseorang atau sekelompok orang terutama
dalam memperoleh keadilan ataupun persamaan hak untuk mendapatkan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.

3. Kerentanan menghadapi situasi darurat (State of emergency)

seseorang atau sekelompok orang yang disebut miskin tidak memiliki atau
kemampuan untuk menghadapi situasi yang tidak terduga di mana situasi ini
membutuhkan alokasi pendapatan untuk menyelesaikannya. Misalnya, situasi
rentan berupa bencana alam, kondisi kesehatan yang membutuhkan biaya
pengobatan yang relatif mahal, dan situasi-situasi darurat lainnya yang
membutuhkan kemampuan pendapatan yang dapat mencukupinya. Kondisi
dalam kemiskinan dianggap tidak mampu untuk menghadapi situasi ini.

4. Ketergantungan (dependency)

Keterbatasan kemampuan pendapatan ataupun kekuatan sosial dari seseorang


atau sekelompok orang yang disebut miskin tadi menyebabkan tingkat
ketergantungan terhadap pihak lain adalah sangat tinggi. Mereka tidak
memiliki kemampuan atau kekuatan untuk menciptakan solusi atau
penyelesaian masalah terutama yang berkaitan dengan penciptaan pendapatan
baru. Bantuan pihak lain sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan-
persoalan terutama yang berkaitan dengan kebutuhan akan sumber
pendapatan.
10

5. Keterasingan (Isolation)

Dimensi keterasingan seperti yang dimaksudkan oleh Chambers adalah faktor


lokasi yang menyebabkan seseorang atau sekelompok orang menjadi miskin.
Pada umumnya, masyarakat yang disebut miskin ini berada pada daerah yang
jauh dari pusat-pusat pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan sebagian
besar fasilitas kesejahteraan lebih banyak terkonsentrasi di pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi seperti di perkotaan atau kota-kota besar. Masyarakat
yang tinggal di daerah terpencil atau sulit dijangkau oleh fasilitas-fasilitas
kesejahteraan relatif memiliki taraf hidup yang rendah sehingga kondisi ini
menjadi penyebab adanya kemiskinan.

2.1.3 Jenis-jenis Kemiskinan

Bentuk-bentuk kemiskinan menjadi beragam ketika dilihat dari sudut pandang yang
berbeda-beda. Jika dilihat dari sudut pandang pendapatan, kemiskinan dibagi menjadi dua
antara lain:

1. Kemiskinan Absolut

Seseorang dikategorikan termasuk ke dalam golongan miskin absolut apabila


hasil pendapatannya berada di bawah garis kemiskinan, tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup minimum, yaitu: pangan, sandang, kesehatan,
papan, dan pendidikan.

2. Kemiskinan Relatif

Kemiskinan relatif merupakan jenis kemiskinan yang terjadi karena pengaruh


kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat.
Sehingga mengakibatkan terjadinya ketimpangan pada pendapatan atau bisa
dikatakan bahwa seseorang sebenarnya telah hidup di atas garis kemiskinan
namun masih berada di bawah kemampuan masyarakat sekitarnya.
11

Selanjutnya jika dilihat dari sisi penyebabnya, kemiskinan dibagi menjadi dua yaitu:

1. Kemiskian Kultural

Kemiskinan kultural merupakan jenis kemiskinan yang disebabkan oleh faktor


budaya, seperti malas, tidak ada usaha untuk memperbaiki tingkat kehidupan,
pemboros, dan lain-lain.

2. Kemiskinan Struktural

Kemiskinan struktural merupakan kemiskinan yang dialami oleh suatu


golongan masyarakat karena struktur sosial masyarakat tersebut
memungkinkan golongan masyarakat tidak ikut menggunakan sumber-sumber
pendapatan yang sebenarnya tersedia bagi mereka.

2.1.4 Faktor-faktor penyebab kemiskinan

Menurut Kuncoro, penyebab kemiskinan antara lain sebagai berikut:

1. Secara makro, kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola


kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapat timpang,
penduduk miskin hanya memiliki sumber daya dalam jumlah yang terbatas
dan kualitasnya rendah.

2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan kualitas sumber daya manusia karena


kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitas juga rendah,
upahnya pun rendah.

3. Kemiskinan muncul sebab perbedaan akses dan modal.


12

Ismawan mengutarakan bahwa penyebab kemiskinan dan keterbelakangan adalah


persoalan aksesibilitas. Akibat keterbatasan dan ketertiadaan akses manusia mempunyai
keterbatasan (bahkan tidak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya, kecuali
menjalankan dengan terpaksa apa yang saat ini dapat dilakukan (bukan apa yang seharusnya
dilakukan). Dengan demikian manusia mempunyai keterbatasan dalam melakukan pilihan,
akibatnya potensi manusia untuk mengembangkan hidupnya menjadi terhambat.

Secara garis besar, faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan dalam dua hal
sebagai berikut:

1. Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu si

miskin itu sendiri. Ketidakmampuan individu dalam melakukan usaha atau

berkreatifitas, menjadikan hidup mereka miskin. Contoh ketidakmampuan

yang dimaksud adalah sebagai berikut:

A. Ketidakmampuan secara fisik misalnya cacat, kurang gizi, sakit-


sakitan.

B. Di bidang intelektual misalnya kurangnya pengetahuan, kebodohan,


kekurangtahuan informasi.

C. Keterbatasan mental emosional misalnya malas, mudah menyerah,


putus asa temperamental.

D. Kelemahan spiritual misalnya tidak jujur, penipu, serakah, tidak


disiplin.

E. Kondisi sosial psikologis yang kurang mendukung, misalnya kurang


motivasi, kurang percaya diri, depresi atau stres, kurang relasi, kurang
mampu mencari dukungan.

F. Tidak berketerampilan misalnya tidak mempunyai keahlian yang


sesuai dengan permintaan lapangan kerja.
13

G. Tidak memilki asset misalnya tidak memiliki stok kekayaan dalam


bentuk tanah, rumah, tabungan, kendaraan dan modal kerja.

2. Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri individu si miskin.
Bentuk-bentuk pengaruh dari luar diri si miskin antara lain sebagai berikut:

A. Terbatasnya pelayanan sosial dasar.

B. Tidak dilindunginya hak atas kepemilikan tanah.

C. Terbatasnya lapangan pekerjaan formal dan kurang terlindunginya


usaha-usaha sektor informal.

D. Kebijakan perbankan terhadap layanan kredit mikro dan tingkat bunga


yang tidak mendukung sektor usaha mikro.

E. Belum terciptanya sistem ekonomi kerakyatan dengan prioritas sektor


riil masyarakat banyak.

F. Sistem mobilisasi dan pendayagunaan dana sosial masyarakat yang


belum optimal seperti zakat.

G. Budaya yang kurang mendukung kemajuan dan kesejahteraan.

H. Kondisi geografis yang sulit, tandus, terpencil atau daerah bencana.

I. Pembangunan yang lebih berorientasi fisik material.

J. Pembangunan ekonomi antar daerah yang belum merata.

K. Kebijakan publik yang belum berpihak kepada penduduk miskin.

Faktor-faktor tersebut mencakup seluruh aspek kehidupan individu, baik hubungan


individu dengan diri individu itu sendiri, individu dengan individu yang lain, individu dengan
kelompok yang dalam hal ini adalah dengan sesama masyarakat, ataupun hubungan individu
dengan pemerintah.
2.2 Kebuhan

2.2.1 Pengertian Kebutuhan

Sebagaimana yang dikutip oleh Alwisol menurut Murray Kebutuhan atau Needs
adalah konstruk mengenai kekuatan otak yang mengorganisir berbagai proses seperti
persepsi, berfikir, berbuat untuk mengubah kondisi yang ada dan tidak memuaskan. bisa
dibangkitkan oleh proses internal, tetapi lebih sering dirangsang oleh faktor lingkungan,
biasanya Need dibarengi dengan persaan atau emosi khusus, dan memiliki emosi khusus, dan
memiliki cara khusus untuk mengekspresikannnya dalam mencapai permasalahan.
Sebagaimana yang dikutip NS. Kasiati dan Ni Wayan Rosmalawati, menurut Abraham
Maslow menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu: kebutuhan
fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri. Manusia memiliki kebutuhan
dasar yang bersifat heterogen. Setiap orang ada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama,
akan tetapi karena budaya, maka kebutuhan tersebut juga ikut berbeda. Dalam memenuhi
kebutuhan manusia menyesuaikan diri dengan prioritas yang ada.

Sebagaimana yang dikutip oleh NS. Kasiati, Ni Wayan Rosmalawati yang


dikemukakan oleh Abraham Maslow membagi kebutuhan dasar manusia ke dalam lima
tingkat berikut: pertama kebutuhan fisiologis, merupakan kebutuhan paling dasar dan
memiliki prioritas tertinggi dalam kebutuhan Maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal
yang mutlak harus terpenuhi oleh manusia untuk bertahan hidup. Kebutuhan tersebut terdiri
dari pemenuhan oksigen dan pertukaran gas, kebutuhan cairan (minuman), nutrisi (makanan),
eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, dan kebutuhan seksual,
kebutuhan kedua adalah Kebutuhan rasa aman dan perlindungan yang dibagi menjadi
perlindungan fisik dan perlindungan psikologis.

14
15

Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh atau hidup
seperti penyakit, kecelakaan, bahaya dari lingkungan dan sebagainya, sedangkan
perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas ancaman dari pengalaman yang baru dan
asing. Misalnya, kekhawatiran yang dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali,
karena merasa terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain dan sebagainya.
Kebutuhan ketiga adalah rasa cinta dan kasih sayang yaitu kebutuhan untuk memiliki dan
dimiliki, antara lain memberi dan menerima kasih sayang, kehangatan, persahabatan,
mendapat tempat dalam keluarga, kelompok sosial, dan sebagainya, kebutuhan keempat
adalah kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain kebutuhan ini
terkait, dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan, meraih prestasi, rasa percaya diri dan
kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga memerlukan pengakuan dari orang lain, dan yang
terakhir/ke lima kebutuhan aktualiasasi diri, merupakan kebutuhan tertinggi dalam hirarki
Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau lingkungan serta
mencapai potensi diri sepenuhnya.

2.2.2 Teori Kebutuhan

Sebagaimana yang dikutip oleh Slamet Santoso, menurut Abraham maslow bahwa
tingkah laku individu berguna untuk memenuhi kebutuhannya, dimana teori ini mempunyai
empat prinsip, yakni:

A. Manusia adalah binatang yang berkeinginan.

B. Kebutuhan manusia tampak terorganisir dalam kebutuhan yang bertingkat-


tingkat.

C. Bila salah satu kebutuhan terpenuhi, kebutuhan lain akan muncul.

D. Kebutuhan yang telah terpenuhi tidak mempunyai pengaruh, dan kebutuhan


lain yang lebih tinggi menjadi dominan.

Kebutuhan manusia, dibagi menjadi lima kebutuhan sebagaimana yang dikutip oleh
Slamet Santoso, menurut Abraham Maslow membagi menjadi lima macam kebutuhan
manusia, yaitu:
16

A. Physical Needs (Kebutuhan-kebutuhan fisik)

Kebutuhan fisik merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan


kondisitubuh seperti pangan, sandang, dan papan.

B. Safety Needs (Kebutuhan-kebutuhan rasa aman)

Kebutuhan ini lebih bersifat psikologi individu dalam kehidupan sehari-hari.


Misal: perlakuan adil, pengakuan hak dan kewajiban, jaminan keamanan.

C. Social Needs (Kebutuhan-kebutuhan sosial)

Kebutuhan ini juga cenderung bersifat psikologis dan sering kali berkaitan
dengan kebutuhan lainnya. Misal: diakui sebagai anggota, diajak
berpartisipasi, berkunjung ke tetangganya.

D. Esteem Needs (Kebutuhan-kebutuhan penghargaan)

Kebutuhan ini menyangkut prestasi dan prestise individu setelah melakukan


kegiatan. Misal: dihargai, dipuji, dipercaya.

E. Self Actualization (kebutuhan aktualisasi diri)

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan tertinggi dari individu dan kebutuhan ini
sekaligus paling sulit dilaksanakan. Misal: mengakui pendapat orang lain,
mengakui kebenaran orang lain, mengakui kesalahan orang lain dapat
menyesuaikan diri dengan situasi.
2.3 Pandangan Pribadi terhadap Kemiskinan dan Kebutuhan

Secara teoritis, kemiskinan merupakan ketidakmampuan akan seseorang dalam


memenuhi kebutuhan hak dasarnya. Kebutuhan hak dasar adalah hasil dari kemampuan daya
beli seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhannya tersebut didapatkan atas
pendapatan yang diperoleh atas hasil kerja kerasnya dalam bekerja maupun berusaha pada
bidang masing-masing yang dilakukannya. Tingkat kemampuan daya beli terhadap
pemenuhan kebutuhan dasar yang dicapai sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan
seseorang. Kenapa demikian karena seseorang yang kebutuhan dasarnya terpenuhi
dikarenakan adanya pencapaian pendapatan yang diperoleh atas hasil kerja kerasnya bekerja
dan berusaha pada bidangnya masing-masing, maka akan terpenuhi kebutuhan-kebutuhan
dasarnya yang akan menjadi sebagai penunjang hidupnya.

Secara terapan, kemiskinan didasari atas ketidakmampuan seseorang dalam


memenuhi kebutuhan wajib atau kebutuhan hak dasar yang terpenuhi pada dirinya berupa
pangan, sandang, dan papan. Kebutuhan wajib tersebut tidak terpenuhi dikarenakan atas
gagalnya pencapaian perolehan pendapatan. Ada dua faktor penyebab gagalnya pencapaian
perolehan pendapatan yaitu pada pendidikan dan kerja. Pada pendidikan, dalam menempuh
dunia pekerjaan dibutuhkannya keahlian serta gelar pada pendidikan akhir yang sebagai
aspek penilaian terhadap kriteria –kriteria yang harus terpenuhi dalam memasuki sesuatu
pekerjaan. Pada dunia kerja dibutuhkan keahlian yang harus dimiliki oleh seseorang
dikarekanan untuk bertahan terhadap daya saing pada dunia pekerjaannya tersebut. Jika
kedua faktor tersebut tidak bisa teratasi, maka kita akan gagal dalam pencapaian memperoleh
pendapatan sebagai alat memenuhi kebutuhan wajib atau kebutuhan dasar itu.

Pada sudut pandang perekenomian, kemiskinan diartikan sebagai ketidakadaan serta


ketidakmampuan akan pemenuhan kebutuhan hak dasar. Kebutuhan hak dasar antara lain
berupa kebutuhan-kebutuhan mendasar yang menjadi suatu kebutuhan wajib yang
dipenuhinya. Jika tidak mendapatkan kebutuhan hak dasarnya , maka akan terjadi suatu
permasalahan terhadap kehidupannya berupa kemiskinan. Pada sudut pandang kesehatan,
kemiskinan dapat dilihat bagaimana kemampuan seseorang dalam bertahan terhadap
kehidupannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar atau wajib yang menunjangi
kehidupannya. Jika tingkat kesehatan seseorang menurun, maka dapat disimpulkan bahwa
seseorang pada keadaan tidak mampu terhadap memenuhi kebutuhannya.

17
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam suatu penelitian, metode merupakan salah satu faktor suatu permasalahan yang
akan dibahas di mana metode penelitian merupakan cara utama yang bertujuan untuk
mencapai tingkat ketelitian jumlah dan jenis yang akan dicapai. Sebagai suatu karya ilmiah
penelitian ini mempunyai tujuan mengungkapkan kebenaran secara sistematis metodologis
dan konsisten dalam penelitian. Suatu kegiatan ilmiah yang di dasarkan sistematika dan
pemikiran tertentu dengan jalan menganalisinya.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini penulis menggunakan metode penggunaan pengumpulan data melalui


internet dan sosial media karena dalam penelitian ini terjadi pada saat pandemi corona yang
diharuskan masyarakat tidak adanya pertemuan dan tatap muka secara langsung. Metode
penelitian ini dikonsentrasikan terhadap perilaku dan tingkah laku masyarakat berdasarkan
perekonomiannya selama pandemi corona berlangsung. Dan juga penelitian ini diambil dari
aspek kehidupan bermasyarakatnya dari pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan hak dasarnya.

3.2 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan perekonomian. Pendekatan metode


perekonomian merupakan penilaian yang didasari atas perilaku, tingkah laku, kebiasaan,
norma, dan adat istiadat yang berdasarkan perekonomiannya terhadap suatu masyarakat
setempat. Pada saat pandemi corona yang diharuskan setiap orang tidak adanya pertemuan
dan tatap muka secara langsung, metode ini tetap diberlakukan dengan pendekatan
perekonomian dengan melalui internet dan media sosial dalam pengambilan datanya.

18
3.3 Subjek dan Objek Penelitian

3.3.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang dalam golongan mahasiswa yang
masih aktif berkuliah, para pekerja dari negeri maupun swasta, kerabat dekat, dan masyarakat
sekitar. Pengambilan data secara menggunakan internet dan media sosial sebagai fasilitas
untuk pengumpulan data.

3.3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah variabel yang bisa diukur, ditinjau, diteliti oleh penulis. Objek
tersebut merupakan Pengaruh Kemiskinan terhadap Daya Beli dan Kesehatan Seseorang serta
Faktor-Faktor Penyebab Kemiskinan.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu bersama dengan subjek dan objek yang akan diteliti. Penelitian
tersebut dikonsestrasikan terhadap mahasiswa yang masih aktif berkuliah, kerabat dekat, para
pekerja negeri dan swasta, dan masyarakat sekitar yang cara pengambilan data dengan cara
pendekatan perekonomian secara daring melalui akses internet dan media sosial. Penelitian
terhadap subjek tersebut didasari atas kriteria terhadap objek yang diteliti yaitu Pengaruh
Kemiskinan terhadap Daya Beli dan Kesehatan Seseorang serta Faktor-Faktor Penyebab
Kemiskinan.

3.4.2 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilakukan hari Sabtu, 19 November 2020.

19
3.5 Metode Penentuan Subjek

Sumber data yang sangat penting dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik
wawancara adalah berupa manusia yang dalam posisi sebagai narasumber atau informan.
Penelitian tersebut menggunakan pendekatan perekonomian yaitu dengan meninjau terhadap
perilaku, tingkah laku, kebiasaan serta adat istiadat berdasarkan perekonomiannya yang
berlaku pada masyarakatnya melalui pengambilan datanya secara daring dengan fasilitas
internet dan media sosial.

3.6 Jenis Data

Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data primer yang
merupakan data yang menunjang, yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa
narasumber atau informan serta data sekunder yang menunjang penelitian yang dilakukan
penulis yang diperoleh dari referensi-referensi di internet.

3.7 Sumber Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber. Data yang kemudian
diharapkan dapat diperoleh di tempat penelitian maupun diluar penelitian sebagai penompang
tersusunnya skripsi ini.

3.7.1 Sumber Data Primer

Sumber data yang berupa keterangan-keterangan yang berasal dari pihak-pihak yang terkait
dengan obyek yang diteliti secara daring melalui media sosial, yang dimaksudkan untuk lebih
memahami maksud, tujuan dan arti dari data sekunder yang ada. Data primer ini diperoleh
dari penelitian di lokasi setiap subjeknya yang dipengaruhi atas perekonomiannya secara
daring melaui media sosial.

20
3.7.2 Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder sebagai pendukung data primer yang didapat melalui penelitian
kepustakaan yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai literatur-literatur, peraturan
perundangundangan, dokumen-dokumen serta pengetahuan melalui akses internet yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penelitian.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data tersebut menggunakan teknik wawancara atas dasar


pendekatan perekonomian secara daring melalui akses internet dan media sosial terhadap
subjek penelitiannya. Teknik pengumpulan data tersebut menghasilkan dua data yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari opini-opini dari subjek yang diteliti
dengan menggunakan teknik wawancara secara daring melalui media sosial. Sedangkan data
sekunder diperoleh dengan penelusuran referensi-referensi dari media internet sebagai dasar
pengetahuan yang menunjang penelitian ini.

3.9 Teknik Analisis Data

Penelitian menggunakan teknik analisis data berdasarkan opini-opini dari subjek


penelitian yang memperhatikan perekonomian. Pengambilan data tersebut menggunakan
fasilitas pengambilannya secara daring mealui media sosial.

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini peneliti akan menguraikan serta menerangkan data dan hasil yang telah
dipermasalahkan di Bab I. Hasil dari penelitian ini diperoleh dari teknik wawancara dengan
beberapa pertanyaan yang telah dirumuskan kepada subjek penelitian sebagai informan untuk
informasi dan pendapat terkait permasalahan pada Bab I secara daring melalui media sosial.
Kemudian peneliti juga memakai teknik pencarian dan pelengkapan data melalui internet
sebagai pengetahuan tambahan untuk memperjelaskan jawaban pada Bab I. Peneliti dalam
pengambilan data menggunakan pendekatan perekonomian terhadap para subjek penelitian
sebagai informan secara daring melalui media sosial. Pendekatan perekonomian ini
berkonsentrasi terhadap perilaku, tingkah laku, kebiasaan, dan adat istiadat berdasarkan
perekonomian yang berlaku pada kemasyarakatan terhadap para subjek penelitian sebagai
informan untuk peroleh seluruh informasi yang ada sebagai dasar dalam menyusun skripsi
ini.

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan secara daring melalui media sosial dengan teknik wawancara
atas dasar pendekatan perekonomian terhadap subjek penelitian yaitu mahasiswa yang aktif
berkuliah, para pekerja negeri dan swasta, kerabat dekat, dan masyarakat sekitar yang
diakumulasikan keseluruhan berjumlah 10 orang. Peneliti merumuskan dan menuangkan
hasil, analisis, dan pembahasan dari subjek penelitian sebagai informan dalam tabel hasil
penelitian atas opininya, perhitungan terhadap analisis data yang diperoleh atas hasil
penelitian yang didapatkan, dan pembahasan atas perhitungan terhadap analisis datanya dari
10 orang subjek penelitian.

22
4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang didapatkan dari 10 subjek penelitian sebagai informan dengan
teknik wawancara atas dasar pendekatan perekonomian berdasarkan dari perolehan opini-
opini yang didapatkan tersebut.

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah anda pernah melihat 9 1
seseorang tidak mampu membeli
sesuatu? Ya/Tidak
2 Apakah seseorang yang tidak 10 -
terpenuhi kebutuhan pokoknya bisa
berpengaruh pada kesehatannya?
Ya/Tidak
3 Apakah seseorang yang tidak 7 3
berpendidikan disebut dengan
kemiskinan? Ya/Tidak
4 Apakah seseorang yang tidak bekerja 10 -
dan pengangguran bisa terjadi
kemiskinan? Ya/Tidak
5 Apakah seseorang tidak mendapatkan 8 2
hak dasarnya sebagai manusia
merupakan kemiskinan? Ya/Tidak
6 Bagaimana cara menanggulani - -
kemiskinan menurut pandangan anda?
Total 44 6

23

4.3 Analisis Data


Data yang telah diperoleh dari hasil penelitian terhadap 10 subjek penelitian
menghasilkan jawaban benar atau ya adalah 87% dan jawaban salah atau tidak adalah 13%.
Jumlah yang diperhitungkan dari lima variabel tersebut yang jawabannya seratus persen
benar atau ya adalah pada variabel dua dan empat, sedangkan yang jawaban salah atau tidak
terdapat pada variabel satu, tiga, dan lima. Pada variabel dua dan empat memiliki jawaban
seratus persen benar atau ya dikarenakan variabel tersebut berpengaruh besar terhadap
kemiskinan, bahwa seseorang tidak mendapatkan kebutuhan pokoknya dan tidak bekerja
serta berpengangguran adalah faktor-faktor yang dapat terjadi kemiskinan. Pada variabel satu,
tiga, dan lima yang terdapat di variabel yang salah atau tidak dikarenakan variabel tersebut
tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap kemiskinan, bahwa seseorang tidak
mendapatkan pendidikan, tidak mampu akan membeli sesuatu, dan tidak terjamin hak yang
harus didapatkan sebagai manusia itu bukan pengaruh besar terhadap terjadinya kemiskinan.

4.3 Pembahasan

Kemiskinan adalah suatu permasalahan yang telah tertanam di kehidupan masyarakat


hingga menjadi permasalahan suatu negara yang sangat sulit untuk ditangani dan
menanggulanginya. Kemiskinan berarti ketidakmampuan akan daya beli seseorang terhadap
sesuatu yang menjadi kebutuhan yang harus dipenuhinya. Ketidakmampuan tersebut
dipengaruhi jumlah pendapatan yang rendah atau kurang, jumlah tanggungan yang harus
dipenuhinya sangat banyak dikarenakan tingkat marjinal terhadap kebutuhan-kebutuhan
diluar kebutuhan hak dasar yang tinggi, jumlah hutang yang dimiliki melebihi jumlah tingkat
penghasilan yang didapatkan. Jadi dikarenakannya ketidakmampuan terhadap daya beli akan
pemenuhan hak dasar ini sangat mempengaruhi akan kesehatan seseorang karena jika
kebutuhan hak dasarnya tersebut terpenuhi itu akan menjadi hak dirinya untuk hidup dan
mendapat tunjungan hidupnya sebagai bentuk terwujudnya kesehatan seseorang.

24

25
Kemiskinan terjadi dikarenakan tidak mendapatkan pemenuhan hak dasarnya.
Mengapa demikian, Kebutuhan hak dasar menjadi kebutuhan yang sangat penting untuk
seseorang karena adanya kebutuhan tersebut seseorang akan mendapatkan kesejahteraan serta
tunjangan dalam kehidupannya

Kemiskinan bisa terjadi dikarenakan sulit aksesnya pendidikan. Penyebab tersebut


masih relatif dikarenakan pendidikan bukan termasuk faktor utama terjadinya kemiskinan.
jika tidak mendapatkan hak pendidikan setiap seseorang merupakan ketidakmampuan akan
pemenuhan hak dasarnya, namun itu hanya salah satu faktor penyebabnya dan masih banyak
faktor-faktor lainnya yang menjadi penyebab kemiskinan. Sulitnya akses kerja merupakan
faktor yang kuat terjadinya kemiskinan dikarenakan aksesnya kerja menjadi kompenen serta
fasilitas yang menghasilkan pendapatan seseorang.

Cara menanggulangi dan meminimalisirkan kemiskinan, ini sebagai tujuan dibuat


skripsi pendek sebagai pengetahuan untuk bisa menganalisis cara dan bentuk dalam
memberantas kemiskinan. Kaidah serta aspek-aspek ini harus diberlakukan jika ingin suatu
negara bebas akan permasalahan kemiskinan yaitu harus adanya kerjasama antara
pemerintah, wakil rakyat, dan rakyat dalam pemberlakuan, sebagai contoh regulasi UMR,
Pengembangan UMKM, pembukaan dan penyediaan lapangan kerja, pemerataan
pembangunan yang bisa memenuhi hak-hak dasar rakyatnya, pemerataan tunjangan
pendidikan yang berkualitas, pemerataan fasilitas dan program kesehatan tiap daerah maupun
pusat.

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan

Kemiskinan adalah suatu permasalahan yang banyak terjadi di seluruh dunia menjadi
pokok permasalahan pada setiap negara, dari negara berkembang hingga negara maju.
Permasalahan kemiskinan memiliki banyak faktor yang menjadi penyebab munculnya
kemiskinan tersebut. Faktornya diantara lain ketidakmampuan terhadap daya beli
dikarenakan rendahnya pendapatan, kesehatan yang tidak terjamin, tidak adanya pemerataan
tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan terhadap pusat maupun daerah, tidak adanya
pemerataan terhadap sistem pendidikan yang berkualitas yang menjadikan para generasi
muda tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan, sulit akses dan lapangan kerja, serta
tunjangan hidup yang tidak terjamin dikarenakan jumlah pendapatan yang rendah.

5.2 Saran

Kemiskinan akan selalu ada di setiap negara, negara berkembang maupun negara
maju. Kemiskinan akan berkurang jika kita bisa menanggulanginya dan meminimalisirnya
terhadap faktor-faktor penyebab kemiskinan tersebut. Cara dan bentuk yang dilakukan adalah
regulasi UMR, pengembangan UMKM, pembukaan dan penyediaan lapangan kerja,
pemerataan pembangunan yang bisa memenuhi hak-hak dasar rakyatnya, pemerataan
tunjangan pendidikan yang berkualitas, pemerataan fasilitas dan program kesehatan tiap
daerah maupun pusat. Jika cara dan bentuk tersebut bisa terlaksanakan dengan baik antara
pemerintahan dan rakyatnya, maka akan bisa menggulanginya dan meminimalisirnya
terhadap kemiskinan tersebut di setiap negara.

26

DAFTAR PUSTAKA
Dilon H.S dan Hermanto.1993.Kemiskinan di Negara Berkembang Masalah Krusial
Global.Jakarta:LP3ES. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uinsby.ac.id/6085/3/Bab
%25202.pdf&ved=2ahUKEwju5MLHiYHuAhVOWysKHeu6CIsQFjAEegQICxAB&usg=A
OvVaw3KINzAgmu55XCZYk_aJxFe

Muhtadi, Ridwan.2012. Geliat Ekonomi Islam.Malang: Memangkas Kemiskinan, Mendorong


Perubahan. https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=http://digilib.uinsby.ac.id/6085/3/Bab
%25202.pdf&ved=2ahUKEwju5MLHiYHuAhVOWysKHeu6CIsQFjAEegQICxAB&usg=A
OvVaw3KINzAgmu55XCZYk_aJxFe

Anda mungkin juga menyukai