Anda di halaman 1dari 2

Karena itu, lebih dari seribu prajurit dan bintara dari korps marinir

terus dikirim ke Pulo Breuh untuk mengamankan mercusuar itu. Tetapi


pasukan Aceh tetap sering mengintai dan melakukan serangan dadakan.

Hal ini membuat marinir Belanda mendirikan pangkalan militer yang


dibangun berjarak 1,5 kilometer dari mercusuar, di Teluk Ujoeng
Peunenung. Belanda juga membangun sebuah pangkalan lebih besar,
sekitar enam kilometer dari mercusuar di Luengbale.

Misalnya saja dalam catatan Ismail Jacob dalam buku Teungku Thjik di


Tiro; hidup dan perdjuangannja yang menceritakan banyak
pertempuran antara pasukan Belanda dengan pasukan Teungku Chik di
Tiro di sekitar Pulo Breuh.

Pada 14 November 1887, Belanda berhasil mendeteksi sekitar 300


pasukan Aceh di Lampuyang, beberapa kilometer dari mercusuar.
Pasukan itu terlihat sedang mengintai, menunggu waktu yang tepat
untuk menyerang pangkalan marinir dan kawasan mercusuar.

Besoknya perang pecah, hebatnya perang itu digambarkan dalam


catatan Belanda. Kemampuan pertahanan geriliya pasukan Aceh
membuat pertempuran itu berlangsung dari tengah malam sampai pagi
hingga sore hari.

Pada sejumlah dokumen perang, Belanda juga mengakui tidak pernah


bisa menghancurkan pertahanan pasukan Aceh secara keseluruhan.
Setelah perang dahsyat, pasukan militer terus didatangkan untuk
pengamanan mercusuar.

Pangkalan militer yang tadinya digunakan sebagai pusat penyalur batu


bara resmi ditutup pada 1888. Tetapi fungsi pangkalan militer sebagai
penjaga mercusuar tetap ada hingga Belanda hengkang dari Aceh.

Menjadi lokasi wisata

Willem Toren III memiliki beragam pesona tidak hanya dari keindahan
tetapi juga sejarah, sebuah hal yang bisa menjadi magnet bagi
wisatawan. Tetapi mercusuar yang sudah berdiri seabad ini perlu
dilakukan pembenahan.
Misalnya saja, lampu asli di atas mercusuar sudah tidak menyala,
sementara itu air raksa untuk menyalakan lampu mercusuar telah
hilang. Walau kini telah diganti dengan lampu lain, tentu
pengalamannya sangat berbeda bila lampu asli masih tetap terawat.

"Andai saja masih yang asli maka pada malam hari lebih terang dari
selama ini,” demikian kata Basri A Wahab Kepala/Imum Mukim Pulau
Breueh Utara, mengutip RRI.

Asal-Usul Kopi Gayo, Kopi Serambi Makkah Indonesia


Kini, mercusuar Willem Toren III berada di bawah Kementerian
Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut – Distrik Navigasi
Kelas II Sabang. Sementara itu, akan ada upaya perbaikan mercusuar
serta bangunan-bangunan lainnya yang terdapat di kompleks itu.

“Di antara mercusuar lainnya di bawah Distrik Navigasi Kelas II Sabang,


inilah yang memiliki nilai sejarah tinggi dan berumur paling tua,” kata
Abdul Rahman Kepala Distrik Navigasi Kelas II Sabang.

Tentunya bila lokasi wisata ini ramai dengan para wisatawan akan
meningkatkan ekonomi masyarakat, juga dapat meningkatkan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Aceh Besar.

LABEL: KABAR BAIK INDONESIA GOOD NEWS FROM INDONESIA MAKIN TAHU


INDONESIA WISATA ACEH MERCUSUAR WILLEM TOREN

Anda mungkin juga menyukai