Anda di halaman 1dari 10

MODUL 2

SINTESIS UREA-HIDROGEN PEROKSIDA

Hari / Tanggal : Selasa, 02 November 2021

Waktu : 08.00 – 11.00 WIB

I. TUJUAN PRAKTIKUM
- Menentukan massa kristal urea-hidrogen peroksida (UHP) hasil sintesis.
- Menentukan kadar hidrogen peroksida dalam UHP menggunakan metoda titrasi
permanganometri.

II. TEORI DASAR

Dalam dunia medis, hidrogen peroksida sering dimanfaatkan sebagai senyawa untuk bahan
pembuatan pemutih gigi yang digunakan dengan metode bleaching. Hidrogen peroksida
mampu mengoksidasi berbagai senyawa organik dan anorganik yang berwarna, sehingga
menyebabkan decolourisation dan memutihkan warna gigi. Peningkatan penggunaan hidrogen
peroksida sebagai agen bleaching adalah karena molekul hidrogen peroksida memiliki ukuran
yang sangat kecil. Hal ini akan memungkinkan molekul hidrogen peroksida untuk bergerak
dengan mudah dan cepat dalam matriks gel sehingga memberikan tekanan osmotik yang lebih
besar antara gigi dengan gel. Peristiwa ini akan mempercepat difusi peroksida ke dalam
struktur gigi sehingga mempercepat proses bleaching (Ditaprilia et al, 2016). Keunggulan lain
dari hidrogen peroksida dibandingkan dengan bahan pemutih (bleaching agent) lain adalah
dapat terurai menjadi air dan oksigen (Pinto et al, 2004).

Hidrogen peroksida merupakan senyawa kimia dengan rumus molekul H2O2 memiliki
berat molekul sebesar 34.01 g/mol, berbentuk cair, memiliki bau yang tajam, dan tidak
berwarna. Hidrogen peroksida dapat larut dalam air, eter, dan etanol serta memiliki kegunaan
sebagai agen bleaching, antiseptik, dan desinfektan (Suprastiwi, 2005). Selain kegunaannya
sebagai sebagai agen bleaching, antiseptik, dan desinfektan, hidrogen peroksida juga memiliki
kemampuan yang baik untuk mengoksidasi atau mereduksi berbagai macam senyawa organik
maupun senyawa anorganik pada kondisi reaksi tertentu. Hidrogen peroksida merupakan
oksidator yang banyak digunakan secara komersial dan tidak menyebabkan hasil samping yang
berbahaya (Dias et al, 2011). Sebagai zat pengoksidasi, hidrogen peroksida dapat
mengoksidasi ion Fe2+ menjadi Fe3+, dan ion SO32- menjadi SO42- dalam suasana asam.
Sedangkan sebagai zat pereduksi, hidrogen peroksida dapat mereduksi KMnO4 menjadi Mn2+
dalam suasana asam.
Meskipun hidrogen peroksida memiliki banyak kegunaan seperti yang telah dipaparkan
sebelumnya, tetapi hidrogen peroksida juga memiliki kelemahan. Kelemahan dari hidrogen
peroksida yaitu mudah terdekomposisi menjadi H2O dan gas O2 secara spontan dalam larutan.
Hal ini tentu membuat larutan menjadi tidak stabil. Untuk itu, perlu dilakukan suatu metode
untuk menghasilkan larutan yang stabil ketika direaksikan dengan hidrogen peroksida. Salah
satu cara yang dapat dilakukan untuk menstabilkan hidrogen peroksida ketika yaitu dengan
menambahkannya dengan urea.
Urea merupakan senyawa organik dengan rumus molekul CON2H4 atau (NH2)2CO
memiliki berat molekul sebesar 60,06 g/mol, berbentuk padatan, memiliki bau seperti amonia,
dan berwarna putih. Urea disebut juga sebagai pupuk nitrogen (N) karena mengandung kadar
nitrogen yang tinggi. Sekitar 90% urea industri digunakan sebagai pupuk kimia. Pupuk urea
mengandung unsur nitrogen sebesar 46% dengan pengertian setiap 100 kg urea mengandung
46 kg Nitrogen (Angga, 2017). Pupuk urea juga mudah larut dalam air dan sifatnya sangat
mudah menghisap air (higroskopis). Pembuatan urea di unit pabrik urea didasarkan atas reaksi
dari amonia dan karbon dioksida menjadi amonium karbamat, dan dilanjutkan dengan reaksi
lebih lanjut amonium karbamat menjadi urea dan air. Adapun reaksi pokok berlangsung
sebagai berikut:
2NH3 + CO2 ↔ NH4OCONH2 ↔ NH2CONH2 + H2O (2.1)
(Amonium karbamat) (Urea)
(Rachman, 2006)
Reaksi hidrogen peroksida dan urea akan menghasilkan suatu padatan bernama urea-
hidrogen peroksida (UHP) atau juga disebut sebagai karbamid peroksida. UHP merupakan
senyawa kimia dengan rumus molekul CH2N2OH2O2 memiliki berat molekul sebesar 94,07
g/mol dan juga merupakan agen bleaching, antiseptik, dan desinfektan. UHP tidak memiliki
warna, tidak berbau, tidak toksik, dan berbentuk kristal putih yang dapat larut dalam alkohol,
eter, dan air (Suprastiwi, 2005). Karbamid peroksida merupakan gabungan dari urea dan
hidrogen peroksida (Baisden, 2000). Nama kimia karbamid peroksida muncul dari karbamid
urea, urea peroksida, perhydrol urea, dan perhydelur (Patil, 2002).
Padatan UHP yang dihasilkan dari reaksi antara urea dan hidrogen peroksida sifatnya
relatif lebih stabil jika dibandingkan dengan larutan hidrogen peroksida. Padatan UHP
terbentuk dengan adanya ikatan hidrogen antara urea dan H 2O2. Pembuatan padatan UHP
relatif mudah dan murah. Dengan pembuatan yang relatif murah dan mudah, UHP tetap
memiliki kemampuan sebagai oksidator mirip dengan H2O2. Reaksi pembentukan UHP dapat
dijelaskan dengan persamaan reaksi berikut:
CH2N2OH2O2 → H2O2 + CH4N2O (2.2)
H2O2 → H2O + O2 (2.3)
CH4N2O → NH3 + CO2 (2.4)
Dalam percobaan ini akan dilakukan sintesis padatan UHP. Kadar H 2O2 dalam sampel
UHP hasil sintesis dapat ditentukan dengan menggunakan metoda titrasi permanganometri.
Permanganometri merupakan teknik pengukuran penetapan kadar zat berdasar reaksi oksidasi
reduksi dengan kalium permanganat (KMnO4), yang merupakan oksidator kuat sebagai titran
(Putri, 2018). Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat
asam, basa, dan netral. Permanganometri juga bisa digunakan untuk menentukan kadar
belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya (Putri, 2018). Cara titrasi permanganometri ini banyak
digunakan dalam menganalisa zat-zat organik. Hidrogen peroksida mereduksi KMnO4
menjadi Mn2+ dalam suasana asam, dengan persamaan reaksi sebagai berikut:

2MnO4-(aq) + 5H2O2(l) + 6H+(aq) → 2Mn2+(aq) + 8H2O(l) + 5O2(g) (Esel = 0,81 V) (2.5)

III. ALAT DAN BAHAN

Bahan kimia yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu hidrogen peroksida (H 2O2) 30
%, mangan dioksida (MnO2), urea (CON2H4), dan larutan standar KMnO4, 0,02 M.

Alat yang digunakan pada percobaan kali ini yaitu gelas kimia 100 mL, buret 25 mL, labu
takar 100 mL, pipet seukuran 10 mL, pipet tetes, filer, termometer.
IV. SKEMA KERJA
4.1. Sintesis Urea-Hidrogen Peroksida (UHP)

Larutan H2O2 30% dipipet


sebanyak 3,4 ml

• Dipipet menggunakan pipet seukuran.


• Dipindahkan ke dalam labu Erlenmeyer 10 ml.

Padatan urea ditimbang


sebanyak 1,2 gram

• Dimasukkan ke dalam larutan H2O2.


• Diaduk sampai padatan urea larut.

Gelas kimia 250 ml diisi air


kran sebanyak 150-200 mL

Dipanaskan hingga suhu 60C.

Erlenmeyer yang berisi


campuran H2O2 dan urea
dicelupkan ke dalam
penangas air

• Leher labu Erlenmeyer dijepit dengan klep.


• Larutan dipanaskan hingga jernih.
Larutan dipindahkan pada
kaca arloji

Tujuannya agar pelarut dapat menguap secara


perlahan sampai terbentuk kristal berbentuk jarum.

Kristal diletakkan pada


kertas saring dan
dikeringkan

Setelah kering, kristal ditimbang

Bentuk kristal UHP diamati


menggunakan miksroskop
dan dideskriptifkan

4.2. Analisa Kualitatif

Sebagian kristal hasil


sintesis ditimbang sebanyak
0,1 gram

• Dimasukkan ke dalam tabung reaksi.


• Dilarutkan dengan 2-3 ml air.
• Dimasukkan sedikit padatan MnO2.

Gelembung gas O2 yang


terbentuk diamati
4.3. Analisa Kuantitatif

Set alat titrasi disiapkan,


buret diisi dengan larutan
standar KMnO4 0,02 M

Padatan UHP ditimbang


sebanyak 0,62 gram

• Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml.


• Dilarutkan dengan 50 ml aqua dm.
• Ditambahkan 5 ml H2O2 2 M.

Larutan dipindahkan ke
labu takar 100 ml

• Diencerkan dengan air sampai tanda batas.


• Larutan dipipet sebanyak 10 ml dan
dipindahkan ke labu Erlenmeyer 50 ml.

Larutan dititrasi dengan


larutan standar KMnO4
0,02 M

Dititrasi sampai warna larutan menjadi merah muda.


Langkah yang sama
dilakukan pada titrasi
larutan blanko

• Dipipet aqua dm sebanyak 10 ml.


• Dipindahkan ke labu Erlenmeyer 50 ml.
• Dititrasi dengan larutan standar KMnO4
0,02 M.

Titrasi larutan UHP dan


larutan blanko dilakukan
sebanyak minimum 2 kali

V. DAFTAR PUSTAKA
Angga, Andika Utama. (2017). Pelaksanaan Pemuatan Urea Prill dalam Bentuk Curah di KM.
Berkah 99 milik PT. Pelayaran Berkah Setanggi Timur, Karya Tulis. Semarang:
Universitas Maritim Amni.
Dias, A.R.G., Elessandra da R.Z., Moacir, C. E., Elizabethe, Fernanda A de M., Carolina, G.Z.,
Cesar, F.C. (2011). Oxidation of Fermented Cassava Starch Using Hydrogen Peroxide,
Carbohydrate Polymers Journal, 86, 185–191.
Ditaprilia, Maharetta., Soekarsono Hardjono., dan Soehardono Danusastro. (2016). Pengaruh
Hidrogen Peroksida 40% sebagai Bahan Bleaching Terhadap Kekuatan Geser Pelekatan
Braket Logam dengan Resin-Modified Glass Ionomer, Jurnal Kedokteran Gigi, 7(2), 103-
104.
Muttaqin. (2021). Panduan Praktikum Anorganik 1: Kimia Unsur Golongan Utama. Jakarta
Selatan: Universitas Pertamina.
Pinto, CF., Oliviera RD., Cavali V., & Gianni M. (2004). Peroxide bleaching agent effects on
enemel surface microhardness, roughness, and morphology, Braz Oral Rez, 18(4), 306-11.
Putri, Nadya Aprinda. (2018). Pengaruh Lama Fermentasi Pupuk Organik Cair Kombinasi
Batang Pisang, Kulit Pisang, dan Buah Pare Terhadap Uji Kandungan Unsur Hara Makro
Fosfor (P) dan Kalsium (Ca) Total dengan Penambahan Bioaktivator EM4, Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Rachman, Suhardi. (2006). Pengelolaan Emisi Debu Urea Menuju Produksi Bersih (Studi
Kasus di PT. Pupuk Kaltim Tbk. Bontang), Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Suprastiwi, Endang. (2005). Penggunaan Karbamid Peroksida sebagai Bahan Pemutih Gigi,
Indonesian Journal of Dentistry (IDJ), 12(3), 139-140.

VI. INDEX
A. Hidrogen peroksida (H2O2) 30%
Nama : Hidrogen peroksida
Rumus molekul : H2O2
Berat molekul : 34.01 g/mol
No. CAS air : 7732-18-5
No. Cas H2O2 : 7722-84-1
Kadar air : 70%
Kadar H2O2 : 30%
Bentuk : Cair
Rasa : Pahit, sedikit asam
Titik didih : 108 °C pada 760 mmHg
Titik leleh : -33 °C
pH : 3,5 (di air pada 20 °C)
Densitas : 1.41 g/cm³
Densitas uap : 1.10
Tekanan uap : 23 mm Hg pada 30 °C
Viskositas : 1.25 cP
Kelarutan : Dapat larut dalam air
B. Mangan Oksida
Nama : Hidrogen peroksida
Rumus molekul : MnO2
Berat molekul : 86.937 g/mol
No. CAS : 1313-13-9
Bentuk : Serbuk
Warna : Abu-abu tua
Bau : Tidak berbau
Titik penguraian : 535 °C
Densitas : 5.0 g/cm³
Kelarutan : Tidak dapat larut dalam air
C. Urea
Nama : Urea/carbamide/Carbonyldiamide
Rumus molekul : CON2H4
Berat molekul : 60.06 g/mol
No. CAS : 57-13-6
Bentuk : Padatan atau kristal
Bau : Seperti amonia
Warna : Putih
Rasa : Dingin, rasa asin
pH : 7.5-9.5 (10% larutan)
Titik didih : Terurai
Titik leleh : 131-135 °C
Titik dekomposisi : > 132°C
Densitas : 1.335 g/cm3
Tekanan uap : 1.25 mm Hg pada 25 °C
Viskositas : 1.78 mPa-s (46% larutan pada 20 °C)
Kelarutan : Larut dalam air dan ethanol, tidak larut dalam benzena
D. Kalium Permanganat
Nama : Kalium permanganat
Rumus molekul : KMnO4
Berat molekul : 158.03 g/mol
No – CAS : 7722-64-7
Bentuk : Bubuk kristal padatan
Warna : Ungu-cokelat tua
Rasa : Manis dengan aftertaste astringen
pH : 7.0 - 8.5 (1.6 %)
Titik leleh : > 240 °C
Tekanan uap : < 0.1 hPa (20 °C)
Densitas relatif : 2.7 g/cm³
Kelarutan : Larut dalam banyak pelarut organik

Nilai Jurnal Asisten Praktikum

Anda mungkin juga menyukai