Anda di halaman 1dari 10

PROSES DAN BENTUK “MEWUJUDNYA” KOTA SOLO

BERDASARKAN TEORI CITY SHAPED SPIRO KOSTOF


KUSUMASTUTI
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET, SURAKARTA

Abstract: Teori city shaped menyebutkan bahwa pola-pola struktur ruang perkotaan
mewujud melalui proses-proses sosial, ekonomi, dan politik-administratif. Proses tersebut
kemudian menyampaikan makna dari arsitektur dan mewujud dalam bentuk struktur pola
ruang, tata guna lahan dan karakter arsitektur bangunan yang secara keseluruhan
menggambarkan citra kota.
Kota Solo adalah salah satu kota yang memiliki sejarah panjang dalam proses
pembentukannya. Diawali dari Desa perdikan, Desa Sala, yang ramai dengan lalu lintas
barang dari Bandar Beton di tepi Sungai Bengawan Solo sebagai bandar perdagangan di
lintasan urat-nadi perdagangan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kemudian mewujud sebagai
kota kerajaan (Kuthonegoro) setelah pusat Kerajaan Mataram dipindah dari Kartasura ke
Solo. Ketika Belanda menjajah Indonesia maka Pemerintah Kolonial Belanda masuk ke
dalam urusan pemerintahan Keraton Surakarta. Surakarta kemudian berkonsep spatial Kota
Jawa Kolonial, yaitu perpaduan antara kota modern dengan jalan militer dan rel kereta api
yang menghubungkan kota dengan hinterlandnya dengan konsep Kuthonegoro di dalam
wilayah inti Keraton Surakarta . Setelah Indonesia merdeka maka Surakarta menjadi bagian
dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam bentuk kota. Sejarah panjang yang dilalui
Kota Solo inilah yang kemudian mempengaruhi wujud arsitektur Kota Solo.

Keywords: proses, bentuk, kota, teori

PENGERTIAN KOTA pisah menyangkut struktur internalnya


Teori “Urban Form” Kostof yang dan memiliki perilaku yang selalu mencari
dihubungkan dengan buku “Good City Form” keseimbangan dalam perubahan yang
Kevin Lynch,membagi model normative kota terjadi secara alamiah. Model kota ini
menjadi tiga kategori, yaitu: mengibaratkan kota sebagai makhluk
hidup.
1. The cosmic model atau holy city adalah
rencana kota yang diterjemahkan dari Sementara itu Conzen menggunakan ilmu
jagad dan tuhan/dewa. Karakteristik geografi untuk mendefinisikan kota bahwa kota
model ini adalah keberadaan axis yang terdiri dari tiga elemen, yaitu sistem jaringan
monumental, adanya tembok keliling dan jalan, pola tata guna lahan yang di dalamnya
pintu gerbang, keberadaan landmark yang terdapat pembagian kapling tanah dan tata letak
dominan, menggunakan pola grid yang bangunan, serta tekstur masa bangunan.
teratur dan hierakhi dalam organisasi Di sisi lain, Kostof membagi kota berdasarkan
ruang perkotaan. pengertian kota yang tidak direncanakan
2. The practical model adalah kota yang (unplanned city), yaitu kota yang terjadi secara
bersifat faktual dan fungsional. Tersusun spontan, bentuknya tidak teratur dan tidak
atas beberapa bagian yang berdiri sendiri geometrik, serta kota yang direncanakan
namun saling berhubungan satu sama lain (planned city), yaitu kota yang berbentuk grid
seperti sebuah mesin sehingga terkesan sehingga mudah untuk pengaturannya.
“dingin.”
3. The organic model adalah kota yang
memiliki batas wilayah dan ukuran
optimum, bersifat kohesif, tidak terpisah-
Region, Vol. 1, No. 1, Januari 2016: 1-51 Kusumastuti, Proses dan Bentuk “Mewujudnya”…
BENTUK KOTA 3. Holy City
Pola Organik Proses pembentukan holy city terjadi pada
Kota yang terbentuk dari beberapa desa masa pra-industri dengan menggunakan
akibat adanya perubahan, yang mengikat antara agama sebagai patokannya, yaitu tempat
hak individu dengan kehendak umum dan asal usul suatu agama dan tempat raja
membentuk satu unit organik untuk hidup mengelaborasi kekuasaannya dengan
bersama. Kota model ini biasanya gagasan kosmologi. Berbagai simbol
mensimbolkan power, yaitu kota yang Tuhan atau dewa tergambar jelas dalam
melayani kebutuhan penguasa. Bentuk struktur ruang kotanya seperti istana,
ortogonal (segi empat) membentuk struktur mahkota serta axis utama kota.
keruangan yang mencerminkan hierarkhi yang
tidak bisa diubah serta membentuk struktur
ruang kota yang terdiri dari kawasan istana,
kawasan administrasi, keagamaan dan
perumahan berbasis kelas sosial.

Pola Grid
Kota yang dibentuk dengan pola grid
dimaksudkan untuk membentuk permukiman
yang teratur, untuk kepentingan penguasaan
militer, serta untuk mengakomodasi kebutuhan
militer, perdagangan kapitalis dan kota industri.
Beberapa hal yang harus diperhatikan pada kota
berpola grid adalah:

1. The city as diagram


Merupakan kota benteng berbentuk
polygon dengan sembilan sisi dinding dan
Gambar 2: Contoh Holy City di Srirangan, India Selatan
terdapat piazza berbentuk heksagonal di
a. Site Plan
tengahnya. b. Pusat Kota Suci dan Peta Lokasi Kota
c. Area Ziarah di Sungai Cauvery
(Sumber: Kostof, 1991)

Gambar 1: Contoh Pola Grid pada Kota


Palmanova, Italy, Dirancang Pertama
Tahun 1593
(Sumber: Kostof, 1991)

2. Kota utopia dan kota ideal


Kota utopia bentuknya tidak harus sebuah
kota karena kota jenis ini tidak memiliki
spesifikasi yang berhubungan dengan
suatu tempat dan aturan untuk ketentuan Gambar 3: Contoh Holy City di Angkor Thom, Kamboja
a. Angkor Wat
fisiknya tidak jelas. Sedangkan kota ideal
b. Angkor Thom
adalah kota yang keberadaannya untuk c. Banyon Sanctuary
menjelaskan posisi kekuasaan seorang d. Candi Ta Prohm
penguasa, dimana wilayah kekuasaannya e. Candi Pre Rup
ditunjukkan dalam bentuk lingkaran yang f. Candi Preah Khan
g. Tandon Air
dibatasi secara geografis dan budaya.
(Sumber: Kostof, 1991)

34
Region, Vol. 1, No. 1, Januari 2016: 1-51 Kusumastuti, Proses dan Bentuk “Mewujudnya”…
4. Diagram politik
a. Sistem linier
Kota dengan sistem ini umumnya
menggunakan unsur sumbu dan
lingkaran. Konsep sumbu untuk
menjelaskan hubungan antara
mikrokosmos dengan akherat/surga
seperti konsep kota suci. Sedangkan
konsep lingkaran digunakan untuk
menunjukkan posisi penguasa
dengan pasukan militernya seperti
konsep ideal cityyang ditunjukkan
oleh keberadaan candi, gereja atau
masjid yang selalu dekat dengan
kekuasaan.

Gambar 5: Contoh Pola Kota Memusat


(Concentric Organization)
(Sumber: Kostof, 1991)

Gambar 4: Contoh Sistem Linier pada


Dua Skema Kuno Ibukota Imperium Cina:
Istana di Pusat Mundur Ke Arah Utara
pada Kasus Chang’an (kiri) dan di tengah
kota pada kota Beijing (kanan)
(Sumber: Kostof, 1991)

b. Sistem terpusat Gambar 6: Contoh Pola Kota Radial Organisasi


Sistem kota ini menggunakan pusat (Sumber: Kostof, 1991)
sebagai sumber kekuasaan kemudian
membagi-bagi kekuasaannya seiring
dengan pertumbuhan dan
perkembangan kotanya.

35
Region, Vol. 1, No. 1, Januari 2016: 1-51 Kusumastuti, Proses dan Bentuk “Mewujudnya”…
5. Diagram Fungsional The Grand Manner
a. Logika pertahanan Grand Manner adalah suatu bentuk
Kota dibentuk untuk tujuan perencanaan kota yang lebih kompleks dengan
pertahanan, diwujudkan dalam biaya besar. Umumnya, di belakang Grand
bentuk sistem jaringan jalan Manner terdapat kekuasaan besar,
radial, ”bastion” pada ujung pemerintahan yang sentralistis dan sumber daya
luarnya dan ruang publik pada yang kuat. Wujud dari Grand Manner
posisi pusatnya. umumnya adalah jalan yang besar dan lurus,
ruang publik kota yang luas dengan pembatas
yang seragam dan bangunan-bangunan publik
menempati lokasi masing-masing sesuai
dengan fungsinya. Wujud ruang kota ini
direncanakan untuk menunjang seluruh
aktivitas masyarakatnya (fungsional) seperti
untuk kegiatan pawai dan karnaval yang
kesemuannya ditujukan untuk mewakili
penguasa.Wujud ruang kota ini menjadi
penutup bagi kehidupan masyarakat yang
secara umum biasa saja sehingga masyarakat
selalu siap untuk berperan pada seluruh
kegiatan yang diselenggarakan oleh
penguasanya.
Grand Manner merupakan model
perencanaan kota yang tidak menggunakan
master plan tetapi mengalir berdasarkan respon
generasi per generasi. Bentuk kota ditetapkan
lewat unsur jalan utama (thoroughfares) dan
open space yang diciptakan menerus
(bersambungan tanpa diputus) sepanjang
bentang kota. Skema ini tidak dibangun
serempak sekali jadi, tetapi dibangun setahap
demi setahap, secara empiris, tanpa teori yang
kaku.
Grand Manner adalah suatu bentuk
Gambar 7: Contoh Pola Kota dengan perencanaan kota yang lebih kompleks dengan
Logika Pertahanan biaya besar. Umumnya, di belakang Grand
(Sumber: Kostof, 1991) Manner terdapat kekuasaan besar,
pemerintahan yang sentralistis dan sumber daya
yang kuat. Wujud dari Grand Manner
b. Traffic dan radial concentricity umumnya adalah jalan yang besar dan lurus,
Kota ini dibentuk dengan menarik ruang publik kota yang luas dengan pembatas
seluruh unsur kota ke pusat kota, yang seragam dan bangunan-bangunan publik
sepertihalnya kota-kota dagang menempati lokasi masing-masing sesuai
pada abad pertengahan. Pada dengan fungsinya. Wujud ruang kota ini
perkembangannya bentuk ini direncanakan untuk menunjang seluruh
kemudian berkolaborasi dengan aktivitas masyarakatnya (fungsional) seperti
bentuk diagonal Baroque hingga untuk Gambar
kegiatan8: Contoh
pawai Pola
danKota Grand yang
karnaval
membentuk kota radial, dimana Manner (Rencana Kota Washington)
kesemuannya ditujukan untuk mewakili
pusat kota dipecah-pecah menjadi penguasa.Wujud(Sumber: Kostof,kota
ruang 1991) ini menjadi
distrik-distrik pusat bisnis yang penutup bagi kehidupan masyarakat yang
dihubungkan dengan jaringan secara umum biasa saja sehingga masyarakat
tranportasi. selalu siap untuk berperan pada seluruh
kegiatan yang diselenggarakan oleh
penguasanya.

36
Region, Vol. 1, No. 1, Januari 2016: 1-51 Kusumastuti, Proses dan Bentuk “Mewujudnya”…
PROSES DAN BENTUK MEWUJUDNYA Di sisi lain, kota Kerajaan Mataram
KOTA SOLO awal juga menunjukkan gambaran sebuah kota
Kota Solo adalah salah satu kota tua di ideal, yaitu kota untuk menunjukkan
Indonesia yang menyimpan berbagai representasi penguasa yang diwujudkan dalam
peninggalan kebudayaan dari bermacam suku bentuk lingkaran dibatasi secara geografis dan
bangsa. Peninggalan pada masa sejarah, seperti budaya. Kota ideal pada masa Kerajaan
keraton maupun bangunan-bangunan kuno Mataram mulai mewujud pada masa kekuasaan
lainnya masih dapat dijumpai di berbagai sudut Sultan Agung, raja dari dinasti ketiga Kerajaan
Kota Solo. Pada perkembangannya, Mataram. Sultan Agung memilah wilayah
pertumbuhan Kota Solo dapat dilihat dari tiga Kerajaan Mataram secara konsentrik mulai dari
tipe pertumbuhan, yaitu: kuthogoro sebagai permukiman penguasa,
negaragung sebagai tanah lungguh para
Kota Solo sebagai Kota Kerajaan pangeran dan petinggi, monconegoro sebagai
(Tradisional) wilayah para bupati, dan pasisiran yang berada
Dalam sejarahnya, Kota Solo pernah pada lapis paling luar.
menjadi pusat Kerajaan Mataram. Sejak Tata ruang dan struktur geografis
berdirinya, pusat Kerajaan Mataram telah wilayah kerajaan, dalam konsep kekuasaan
mengalami beberapa kali perpindahan, bermula Jawa, mencerminkan pancaran kekuasaan raja.
dari Kerajaan Demak kemudian pindah ke Martabat dan kekuasaan raja akan memancar
Pajang, Kotagede, Plered, Kartasura dam dari titik sentral yang terpusat pada kratonnya.
terakhir pindah ke Desa Solo. Dari tipologi struktur geopolitik yang ada pada
Pada awal pembentukan kota Kerajaan kerajaan-kerajaan Jawa, ada batas-batas jelas
Mataram, sepertihalnya holy city, agama yang telah ditetapkan bagi lingkup pengaruh
menjadi salah satu patokan dalam penataan raja atau pusat kerajaan. Batas ini yang
kota, dalam hal ini adalah konsep atau paham kemudian berkembang seiring dengan
kosmologi. Berdasarkan paham kosmologi, menurunnya pengaruh dan kekuasaan pusat.
kraton merupakan pusat kerajaan dan simbol Pada konsep kekuasaan geopolitik Jawa feodal
kekuasaan Raja yang berkuasa (lihat gambar 9). tradisional, kuthorojo dan kuthogoro menjadi
Sedangkan simbol raja sebagai wakil tuhan pusat yang dikelilingi oleh wilayah yang
(kalifatullah) direpresentasikan dengan disebut nagaragung atau negara agung. Daerah
keberadaan Masjid Agung. Sementara itu, yang memperoleh status negaragung ini
keberadaan pasar menjadi simbol kemakmuran. terletak dalam bentuk lingkaran di sekitar
Pasar merupakan pusat kegiatan bagi proses kuthogoro dan menjadi daerah wewenang para
koleksi dan distribusi komoditi hasil bumi dan kerabat dan pejabat istana (sentono dan
juga jasa. Diperlukan kondisi yang kondusif noroprojo). Pada batas luar negaragung
agar kegiatan tersebut dapat terus berlangsung, terdapat daerah yang disebut dengan istilah
mengingat kompleksitas kegiatan yang terjadi monconegoro atau daerah luar atau pinggiran.
di dalamnya yang melibatkan banyak orang dan Di luar daerah monconegoro, terletak wilayah
banyak kepentingan. Jika pasar dapat terus yang disebut joborangkah atau di luar batas.
berlangsung, berarti telah terjadi pembagian Pada lingkaran paling luar terletak daerah
tugas, artinya pula kontrol atau pengawasan pasisiran atau pantai utara dan daerah seberang
atas proses (administrasi) dalam pasar sudah lautan yang merupakan daerah taklukan atau
berjalan dengan baik. jajahan dari penguasa di pusat kerajaan.
Kesatuan wilayah tersebut bukan hanya
tergantung pada integrasi politik dan ekonomi
yang ditegakkan oleh raja, seperti halnya pada
raja-raja feodal lainnya di Indonesia (seperti
Banten, Cirebon dan Sumatra Timur), namun
pada raja-raja Jawa, kesatuan juga tergantung
pada kekuatan mistik kerajaan dari lapisan
tertinggi di kraton hingga sampai lapisan
terbawah di desa-desa (Gesick, 1989).
Tatanan kosmologi kota kerajaan di
Kota Solo mencitrakan dunia kosmos yang
Gambar 9: Konsep dan Gambaran dari Penyesuaian
menurut Behrend (dalam Solo Heritage
antara Kraton dan Kosmos
Society, 2004) mengikuti pola lingkaran-
(Sumber: Behrend, 1982)

37
Region, Vol. 1, No. 1, Januari 2016: 1-51 Kusumastuti, Proses dan Bentuk “Mewujudnya”…
lingkaran konsentris yang berpusat di Untuk lebih jelasnya, organisasi ruang kota
Prabasuyasa sebagai Dalem (rumah) raja. pusat kerajaan (kuthanegoro) Kraton Jawa
Setiap lapis lingkaran diwujudkan sebagai terdiri atas:
halaman-halaman kraton yang dibatasi oleh
regol/kori/pintu gerbang yang dimulai dari 1) Komponen-komponen Tataruang Kota
lapis terdalam Praba suyasa sampai Pusat Pemerintahan
Srimanganti, berikutnya Kamandungan, Komponen-komponen kota pusat
kemudian Brajanala, dan terakhir Sitinggil. pemerintahan kerajaan dengan konsep
Sementara itu, pandangan pola Kraton Kosmologi Jawa,tataletaknya secara fisik
Jawa yang linear menurut sumbu utara-selatan selalu berkaitan antara satu dengan yang
dikemukakan sebagai berikut oleh lainnya yaitu(a) Beteng dan jagang; (b) Cepuri
Brongtodiningrat (1978), bahwa tata fisik dan Baluwarti1; (c) Alun-alun, Kraton, Masjid
kraton dan wilayah penghubungnya Agung dan Pasar. Keterkaitan ini bersifat
membentuk kerangka kota dengan filosofi fungsional dan simbolik. Sementaraitu,
kehidupan jagad alit yang merupakan keberadaan komponen-komponen yang dekat
representasi dari jagad ageng, dimana jagad dengan kraton ditafsirkan sebagai lambang
ageng menceritakan sangkan paraning kekuasaan raja atas kehidupan filosofis-
manungsa dan jagad alit mendeskripsikan religius, politis, ekonomis dan kultural sesuai
sangkan paraning dumadi. Menurut Morin dengan kedudukannya sebagai Kalifatullah.
(2014), jagad ageng mengurai tentang hidup
dan kehidupan masyarakat dengan pemimpin 2) Arah Orientasi KomponenTata-ruang Kota
yang senantiasa menjadikan hati nurani rakyat Pusat Pemerintahan
untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat Arah orientasi memegang peranan penting
yang dilandasi oleh kepercayaan kepada Tuhan. dalam kajian tentang tataruang kota di Jawa.
Sedangkan jagad alit mengurai proses awal- Dalamtata-ruangkota di Jawa, ,kraton, masjid
akhir hidup dan kehidupan manusia dengan dan pasar merupakan civic centre yang letaknya
perilakunya yang lurus sehingga dapat berada di tengah-tengah kota. Jalan utama yang
memahami hakekat hidup dan kehidupan membujur arah Utara-Selatan dan atau berasal
manusia. dari Alun-alun tampaknya merupakan
BerdasarkanTeori Kostof, bentuk awalmula aksis Utara-Selatan. Pola tata ruang
organisasi ruang kota pusat kerajaan Kraton Civic centre tersebut menunjukkan gejala
Jawa menunjukkan karakteristik model Holy bahwa konsep tersebut sudah muncul sejak
City, yaitu: berabad-abad lalu danmasih menunjukkan
kesinambungannya meskipun dalam masa
1. Axis monumental, yang dalam konsep Mataram-Islam sudah kabur sebagai akibat dari
Kraton Jawa diwujudkand alam konsep masuknya pengaruh Islam. Di Kraton
Kiblat Papat Lima Pancer. Surakarta, konsep ini dikenal dengan nama
2. Tembok keliling dan pintu gerbang, Kiblat Papat lima Pancer,yaitu keselarasan
yang dalam konsep Kraton Jawa antara dunia manusia (mikrokosmos) dengan
diwujudkan dalam bentuk beteng dan jagad raya (makrokosmos) (lihat gambar 10).
jagang.
3. Landmark yang dominan, yang dalam
konsep Kraton Jawa diwujudkan dalam
bentuk alun-alun, masjid, kraton dan
pasar.
4. Pola grid yang teratur danb erhierarkhi,
yang dalam konsep Kraton Jawa
diwujudkan dalam bentuk struktur
ruang kota kosmologi yang terhierarkhi
berdasarkan struktur sosial.

Gambar 10: Konsep Kiblat Papat Jagad Ageng


Surakarta Hadiningrat
(Sumber: Solo Heritage Society, 2004)
1 Cepuri adalah tembok tinggi yang mengelilingi kelengkapannya serta hunian-hunian disekitarnya. Jadi
kompleks kraton, sementara itu Baluwarti adalah beteng Cepuri ada didalam Baluwarti yaitu kompleks tempat
yang mengelilingi kompleks kraton beserta tinggal raja.

38
Region, Vol. 1, No. 1, Januari 2016: 1-51 Kusumastuti, Proses dan Bentuk “Mewujudnya”…
Pada masa Pra-Islam, ibukota kerajaan Untuk memenuhi kebutuhan akan tempat
merupakan salah satu unsur dalam dunia tinggal bagi para kerabat dan pejabat kraton,
manusia yang diatur supaya sesuai dengan maka dilakukanlah pembangunan kompleks
pengaturan jagad raya, sehingga sisi-sisinya perumahan. Salah satunya adalah tempat tingga
menghadap padaempat arah mata angin, dan Patih Dalem yang merupakan pejabat tertinggi
ditengahnya terdapat sebuah Kuil sebagai dalam struktur pemerintahan kraton setelah
lambang Celestial Mountain (Geldern dalam raja.Patih dalem memperoleh lokasi di sebelah
Inajati, 2000). Pada masa Mataram-Islam, barat laut kraton. Tempat tinggal Patih Dalem
agaknya upaya untuk menyelaraskan diri disebut dengan Kepatihan, dibangun sebagai
dengan jagad raya terwujud dalam konsep tempat tinggal patih bersama keluarganya.
Mancapat dan Manca lima atau seringd isebut Sementara itu, para bangsawan yang
sistem empat-lima, antara lain mengatur merupakan pejabat dan saudara Raja,
penempatan desa dalam ruang yang berbentuk membangun tempat tinggalnya sekitar kraton.
segiempat, dimana empat desa terletak pada Umumnya mereka menghuni kampung yang
empat penjuru mata angin utama dan sebuah kemudian diberi nama sesuai dengan pangkat
desa berada di pusatnya. dan jabatan yang disandangnya. Para
bangsawan ini memiliki wewenang otonom di
3) Pola Tata Ruang Kota Pusat Kerajaan dalam wilayah tempat tinggalnya. Dengan
Struktur tataruang Kota Solo sebagai statusnya sebagai patuh atas tanah-tanah
ibukota kerajaan atau kuthanegara sangat apanage, para bangsawan ini juga berhak
dipengaruhi olehtradisi keagamaan Hindu menerima para abdi dan kawula di tanah-tanah
maupun Budha. Hierarkhi dan hubungan antar lungguh pada hari pisowanan tertentu untuk
ruang-ruangnya sangat dipengaruhi oleh menyetorkan hasil bumi tanah-tanahnya.
upacara ritual dan simbol- Menurut Suhartono (1991), tanah apanage
simbolnya.Sementarai tu, tata-ruang Kota Solo adalah tanah lungguh, tanah jabatan sementara
sangat berhubungan dengan struktur sosial sebagai upah/ gaji seorang priyayi/ bangsawan.
masyarakat Jawa. Tanah ini dapat dieksploitasi untuk
Dalam struktur tata ruang Kota Solo, Raja menghasilkan pajak berupa uang, barang dan
bertempat tinggal di dalam kraton (istana) yang tenaga kerja.
terletak dipusat kota kerajaandan dikelilingi
oleh para pemuka agama (ulama) dan para Kota Solo sebagai Kota Kolonial
pemimpin kerajaan (sentono dalem).Lingkaran Kota-kota yang dikembangkan oleh
berikutnya adalah abdi dalem (pelayan), VOC di Indonesia sering disebutdengan
prajurit (tentara), dan para seniman (pengrajin). ‘Founded Settlement’ atau cikal bakal
Sementara itu di luar kota tinggallah para permukiman kolonial. Belanda selalu memiliki
pedagang dan petani. Hal itu menggambarkan tata ruang dan elemen-elemen yang menganut
struktur dari kosmos bahwa Dewa/Tuhan ada pedoman dan petunjuk teknis yang
di tengah-tengah dikelilingi rakyat kebanyakan dikendalikan di Netherland serta diawasi oleh
atau rakyat jelata (lihat gambar 11). Gubernur Jendral, Residen dan para ahli teknik.
Hal ini berhubungan dengan konsep
kolonialisasi, dimana terjadi hubungan
dominance-dependence (hubungan dominasi
ketergantungan). Hubungan ini menunjukkan
ketergantungan masyarakat yang dijajah
sebagai akibat dari penekanan fungsi militer
dan administrasi pada daerah jajahannya.
Karakteristik yang paling penting dari kota
Kolonial adalah adanya pembagian tripartit
dalam kota, yaitu kota pribumi, kota militer dan
kota sipil yang ditunjukkan dengan keberadaan
3 (tiga) jenis bangunan besar yaitu:

Gambar 11: Konsep Kosmologi dalam Kota Solo a) Bangunan militer, meliputi benteng,
(Sumber: Solo Heritage Society, 2004) dinding pertahanan dan kanal
b) Bangunan-bangunan sipil, meliputi tanggul
dan jembatan

39
Region, Vol. 1, No. 1, Januari 2016: 1-51 Kusumastuti, Proses dan Bentuk “Mewujudnya”…
c) Bangunan fasilitas perkotaan, meliputi Dimana elemen-elemen ruang kota yang
jalan yang memisahkan blok bangunan dan dibentuk memiliki hubungan satu dengan lain
petak-petak perumahan. secara fungsional, meskipun dari luar tampak
berdiri sendiri. Kota dengan tipologi seperti ini
Berdasarkan Teori Kostof, Founded disebut dengan model Practical City, yaitu kota
Settlement ini menunjukkan bahwa struktur yang bersifat faktual dan fungsional.
ruang Kota Kolonial layaknya sebuah mesin.
Sementara itu, perencanaan dan hinterland, melewati permukiman sampai ke
perancangan permukiman Kota Kolonial bandar/pelabuhan dan laut ke Patria (negeri
memiliki tiga unsur pokok, yaitu: Belanda), mencerminkan proses pengumpulan,
penimbunan/penyimpanan, dan distribusi,
a. Lokasi merupakan gambaran yang paling penting dari
b. Alasan keberadaan permukiman maksud tujuan Belanda menjajah Indonesia.
c. Elemen pengaruh desain (filosofi desain Wujud dari garis panjang ini dalam tata ruang
atau Leitmotiv) kota dapat bermacam-macam, contohnya
sebuah jalan dengan alun-alun, atau suatu
Sehubungan dengan lokasi, pantai adalah infrastruktur yang dominan, atau sebuah
suatu pilihan yang pasti (absolut) dalam elemen yang diletakkan di tengah-tengah
perencanaan dan perancangan permukiman permukiman. Semuanya itu menggambarkan
Kota Kolonial. Berdasarkan fakta, semua lokasi ide dasar dalam perencanaan dan perancangan
permukiman pilihan berada di tepipantai atau permukiman Belanda (lihat gambar 12).
ditepi sungai. Hal ini sesuai dengan jiwa bangsa
Belanda sebagai bangsa pelaut. Negerinya
dianggap sebagaisebuah delta sungai besar
yang memberikan sumbangan terhadap
penemuan dan pendudukan suatu wilayah
melalui laut.
Permukiman ditepi pantai/dimuara sungai
menunjukkan adanya kemampuan menguasai
dan mengawasi setiap kapal yang datang,
terutama kapal lawan.Tujuan utama Belanda
datang ke Indonesia (awalnya) adalah
berdagang, ketika kemudian muncul keinginan
untuk menjajah maka lokasi pusat permukiman,
administrasi dan militernya dipilih yang
memungkinkan mereka berpeluang untuk
mengeksploitasi hasil bumi dari hinterland Gambar 12: Leitmotiv Kota Kolonial di Kota Solo
sebagai komoditi perdagangan eksport. (Sumber: Solo Heritage Society, 2004)
Komoditi ini kemudian di kumpulkan,
diproses/diolah dan didistribusikan baik ke
Asia atau ke Eropa.
Elemen pengarah disain (leitmotiv)
biasanya adalah elemen fisik pada lay-out
permukiman, menjelaskan mengapa lokasi
ditepi pantai/sungai dipilih dan menjelaskan
latar belakang pemikiran pembangunan yang
dilakukan. Kadang elemen itu tampak nyata Keterangan :
dan menyatu dalam perancangan dan Pada awalnya, poros utama Kota Solo adalah Kali Pepe
yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo. Namun
pembangunannya, kadang elemen tersebut ketika peran sungai-sungai tersebut mulai menyusut dan
hanya muncul sebagai simbol yang digantikan dengan jalan darat, yaitu jalan militer yang
menggambarkan ide dasarnya. Kadang elemen dibangun Daendels (sekarang Jalan Slamet Riyadi) dan
itu diambil dari unsur alam lingkungan yang jalur jalan kereta api yang diterapkan di Solo pada tahun
1870-an, poros utama kota menjadi berubah. Jalan militer
dimodifikasi dengan bantuan pekerjaan teknik dalam perkembangan selanjutnya menjadi poros utama,
sipil sehingga mewujudkan satu bentuk dengan jalan-jalan kereta api, yang dilengkapi dengan
pertahanan dan cara mengelola wilayah (the segala kelengkapan stasiunnya antara lain gudang,
management of site). Garis panjang dari bengkel dan sebagainya.

40
Region, Vol. 1, No. 1, Januari 2016: 1-51 Kusumastuti, Proses dan Bentuk “Mewujudnya”…
Kota Solo sebagai Kota Modern terjadi peristiwa Clash II, yang terkenal dengan
Pada tahun 1900, Kota Solo telah politik bumi hangus,sehingga banyak bangunan
menjadi kota multiras, dengan dominasi suku di Solo yang hancur. Pada tahun 1966 terjadi
Jawa. Administrasi di bawah Kraton banjir besar di Solo akibat meluapnya Sungai
Kasunanan Surakarta dibagi menjadi 5 Bengawan Solo sehingga separoh Kota Solo
kapanewon (sub distrik), yaitu Kutho, tenggelam. Pada tahun 1970-an, terjadi
Laweyan, Pasar Kliwon, Serengan dan Jebres. bermunculannya kegiatan dan bangunan
Sementara administrasi di bawah industri di sekitar Bengawan Solo, yaitu Palur
Mangkunegaran hanya terdiri dari satu dan sekitarnya, dimana salah satu dampaknya
kawedanan. Kawedanan Gunung Salebeting adalah pencemaran Sungai Bengawan Solo
Kitha dengan 2 kapanewon, yaitu Kampung karena sebagian industri tersebut membuang
Lor dan Kampung Kidul. Pada sub distrik limbah industrinya ke Sungai Bengawan Solo.
Kampung Lor terdapat kampung Setabelan, Sementara itu, pada tahun 1980-an,
Margareja, dan Pasar Legi, sementara setelah terjadi urbanisasi dan industrialisasi,
Kampung Keprabon, Timuran, Ketelan dan Kota Solo mengalami urban sprawl
Pethetan termasuk dalam sub distrik Kampung (pemekaran kota), baik di sisi utara, timur,
Kidul.Sementaraitu, adminstrasi berdasar selatan dan barat. Pembangunan perumahan
pemerintah kolonial dibagi menjadi tiga wijk berupa real-estate, perumnas dan komplek
pada tahun 1915 yang menjadi tanggungjawab hunian baru mulai bermunculan dipinggiran
dari kepala tiap-tiap wijk tersebut. Wijk-wijk Kota Solo. Pada pusat kotanya, terutama daerah
tersebut adalah wijk Tenggara, Timur Laut, CBD, berkembang pemaksaan bentuk joglo
Barat, sementara wijk untuk golongan Cina (penjogloan), meskipun mempunyai tipe
diberikan tersendiri dengan kepala wijknya berlantai banyak. Pada sisi yang lain, Kota Solo
ditunjuk oleh pemerintah colonial, yaitu di yang semula hanya mempunyai fasilitas
Jebres, Mesen, Kepatihan, Balapan dan pendidikan sampai SMA, kini mulai dibangun
beberapa rumah di sepanjang jalan di fasilitas untuk jenjang pendidikan yang lebih
Kasunanan. Orang Arab juga tinggal di wijk tinggi, yaitu perguruan tinggi. Pada akhir tahun
khusus, yaitu Pasar Kliwon. Wijk merupakan 1980-an, pemerintah mencanangkan program
sebutan bagi wilayah permukiman berdasarkan Paket November 1988, yang berdampak pada
etnis yang dibentuk oleh Pemerintah Kolonial menjamurnya bank-bank swasta di Kota Solo.
Belanda. Pada tahun 1990-an, setelah pemerintah
Perubahan terbesar pada tahun 1900-an mencanangkan program Paket Juli 1993
ini adalah dibangunnya berbagai utilitas kota (eksploitasi wisata), maka banyak bangunan
yang modern, yaitu jaringan listrik padatahun hotel bermunculan, melengkapi perkantoran
1902 oleh Solosche Electriciteits Maatschappij dan perdagangan yang telah lebih dahulu
atau S.E.M., jaringan air bersih padatahun 1926 berdiri. Pada tahun 1998, terjadi peristiwa
oleh N.V. Hoogdruk Waterleiding atau kerusuhan massal yang menyebabkan
N.V.H.W., jaringan KA dan trem padatahun bangunan-bangunan hangus dan hancur,
1905 oleh Staats Spoorwagen atau S.S. dan sebagai dampak akibat trauma kerusuhan
Nederlandsch Indische Spoorwagen atau N.I.S. tersebut, di dalam kota Solo muncul model-
dan pembangunan jembatan antar kota yang model rumah yang berarsitektur seperti
melintasi Bengawan Solo, yaitu Jembatan “benteng” atau bangunan dengan tampilan
Jurug yang menuju Karanganyar dan Jembatan wajah tertutup dengan tembok massif atau
Bacem yang menuju Sukoharjo padatahun berjendela kaca dengan teralis besi baja.
1915. Di sisi lain, penduduk yang mulai ramai Setelah mengalami periode-periode sulit dalam
dan padat ditambah fasilitas hiburan dan olah sejarah perkembangan dan pertumbuhan kota
raga, yang umumnya baru pertama dibangun di akibat adanya pergantian kekuasaan, maka kota
Indosesia saat itu, yaitu gedung bioskop, modern yang terjadi di Kota Solo, berdasarkan
gedong pertunjukan Jawa (wayang, kethoprak, Teori Kostof menyerupai The organic model,
kerawitan), gedung pertemuan, stadion sepak yaitu kota yang memiliki batas wilayah dan
bola, lapangan berkuda, taman-taman kota dan ukuran optimum, bersifat kohesif, tidak
stasiun radio. terpisah-pisah menyangkut struktur internalnya
Setelah Indonesia merdeka pada tahun dan memiliki perilaku yang selalu mencari
1945, terjadipergolakan politik dan sosial, serta keseimbangan dalam perubahan yang terjadi
perubahan lingkungan alam yang berpengaruh secara alamiah. Sejarah panjang telah
buruk kepada ruang kota. Pada tahun 1948 menunjukkan bahwa Kota Solo mampu

41
Region, Vol. 1, No. 1, Januari 2016: 1-51 Kusumastuti, Proses dan Bentuk “Mewujudnya”…
bertahan, bahkan tumbuh dan berkembang DAFTAR PUSTAKA
hingga saat ini.
Adrisijanti, Inajati, 2000. Arkeologi Perkotaan
KESIMPULAN Mataram Islam. Yogyakarta: Jendela.
Sejak berdirinya, Kota Solo mengalami Behrend, Timothy Earl, 1982.Kraton and
tiga model perkembangan perkotaan, yaitu kota Cosmos in Traditional Java.University
tradisional, kota kolonial dan kota modern. of Wisconsin-Madison
Disebut kota tradisional karena struktur ruang Brongtodiningrat, K.P.H., 1978. Arti Kraton
kota di atur oleh Kraton Solo yang berkuasa Yogyakarta. Yogyakarta: Museum
saat itu dengan konsep Kosmologi Jawa dimana Kraton Yogyakarta.
hierarkhi sosial sangat berpengaruh dalam Gesick, Lorraine, 1989.Pusat, Simbol, dan
pengorganisasian kota. Konsep Holy city Hirarki Kekuasaan, Terjemahan S.
seperti Teori Kostof sangat mempengaruhi Maimoen dan Sonny Keraf. Jakarta,
struktur ruang Kota Solo. Yayasan Obor Indonesia.
Sebaga kota Kolonial, Kota Solo Kostof, Spiro, The City Shaped: Urban
menjadi pusat bagi kegiatan pendidikan, Patterns and Meanings Through
ekonomi dan administrasi hingga jasa History, Bullfinch Press 1991; second
pelayanan, seperti bank, industri, restoran, edition, Thames & Hudson, New York
pertokoan, dan hotel mulai menjamur di dalam 1999
kota, begitu pula dengan kantor-kantor Kuntowijoyo.The Making of a Modern Urban
pemerintahan dan militer. Hal itu dilakukan Ecology : Social and Economic History
untuk mendukung motif Kolonial sebagai of Solo, 1900-1915, dalam Lembaran
bangsa penjajah, yaitu mengeruk kekayaan Sejarah Vol 3 No 1 Tahun 2000,
alam Indonesia dalam hal ini tanah Jurusan Sejarah Fakultas Sastra UGM
Jawa.Founded Settlement yang merupakan Yogyakarta
model Kota Kolonial dengan pedoman dan Morin, Lutse Lambert Daniel. 2014.
petunjuk teknis pendirian berdasarkan konsep Problematika Tugu Yogyakarta dari
Kolonial diterapkan begitusaja di Kota Aspek Fungsi dan Makna. Journal of
Solo.hingga terbentuklah elemen-elemen Kota Urban Society’s Arts. Volume 14.
Kolonial yang tampak berdiri sendiri dengan Nomor 2. Oktober 2014: 135-148.
fasilitas-fasilitasnya, namun pada dasarnya Nas, J.M.Peter (ed), 1986. The Indonesian
elemen-elemen ini terhubungan satu dengan Cities : Studies in Urban Development
lainnya secara fungsional sepertihalnya konsep and Planning. Dordrecht : Floris
Practical City dari Teori Kostof. Sedangkan Publication.
sebagai kota modern, Kota Solo mengalami Solo Heritage Society. 2003. Sejarah Dan
pasang surut dalam bidang politik karena Morfologi Kota Konflik: Dari Periode
terjadi perpindahan kekuasaan antara Kolonial-Orde Baru. (suatu hasil penelitian
Pemerintah Kolonial dan Kraton Jawa pada yang tidak/belum dipublikasikan)
Pemerintah Indonesia. Perubahan ini kemudian Suhartono, Dr. 1991. Apanage dan Bekel,
mempengaruhi struktur ruang Kota Solo akibat Perubahan Sosial Dipedesaan
perubahan kekuasaan dan berkembangnya Surakarta (1830-1920). Yogyakarta:
revolusi industri di dunia.Berbagai sarana- PT. Tirta Wacana Yogya.
prasarana kota seperti jaringan listrik, jaringan
jalan, alat transportasi dan jaringan air bersih
mengubah wajah Kota Solo menjadi lebih
modern. Modern dalam artian masyarakat
menjadi lebih mudah dalam mengakses
maupun memanfaatkan fasilitas kota untuk
kepentingan bersama. Lenturnya perubahan
struktur Kota Solo pada masa ini sesuai dengan
konsep Organic City dari Teori Kostof.

42

Anda mungkin juga menyukai