Departemen Teknik Kimia USU Medan Perbedaan reaksi-reaksi tunggal dan jamak ◼ Reaksi tunggal: hanya memerlukan satu laju reaksi untuk menggambarkan sifat- sifat kinetikanya ◼ Reaksi jamak : memerlukan lebih dari satu laju reaksi. Reaksi-reaksi jamak (multiple reactions) dapat dianggap terdiri dari dua tipe utama: reaksi-reaksi paralel dan reaksi- reaksi seri
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 2
Reaksi-reaksi Paralel (Produk yang diinginkan) (1a)
(Produk yang tak diinginkan) (1b)
(2a)
(2b)
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 3
Pers. (2a) dibagi dengan pers. (2b) akan membe- rikan ukuran laju pembentukan relatif R dan S:
………… (3)
dikehendaki supaya perbandingan ini sebesar
mungkin.
Di sini CA merupakan satu-satunya faktor yang
dapat diatur dan dikontrol, sedangkan k1 dan k2, a1 dan a2 adalah konstan.
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 4
Beberapa analisis untuk menentukan apakah CA harus rendah atau tinggi:
jika a1 > a2 atau reaksi yang diinginkan mem-
punyai orde yang lebih besar daripada reaksi yang tak diinginkan, maka harga a1 – a2 = positif. Dari pers. (3) ditunjukkan bahwa konsentrasi reaktan yang tinggi meningkatkan rasio R/S. Kesimpulannya harus digunakan reaktor batch atau RAS (PFR) yang menyokong pemben- tukan dan memerlukan ukuran reaktor mini- mum.
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 5
jika a1 < a2 atau reaksi yang diinginkan mem- punyai orde lebih rendah daripada reaksi yang tak diinginkan maka a1 – a2 = negatif. Diper- lukan konsentrasi reaktan yang rendah dan juga memerlukan reaktor tangki (MFR) yang besar. jika a1 = a2 atau kedua reaksi berorde sama, pers. (3) menjadi:
Jadi distribusi hasil ditentukan oleh k1/k2
saja, dan tidak dipengaruhi oleh tipe reaktor yang digunakan. Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 6 Untuk reaksi-reaksi yang paralel, tingkat konsen- trasi reaktan merupakan kunci untuk mengenda- likan distribusi produk.
tinggi rendah
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 7
Contoh 1: Reaksi fasa cair yang diinginkan adalah:
Diikuti oleh reaksi samping yang tak diinginkan:
Dari pengertian distribusi produk yang dikehen-
daki di atas, susunlah suatu skema kontak mulai dari yang paling diinginkan sampai yang kurang dikehendaki.
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 8
Penyelesaian:
Harga ini dijaga sebesar mungkin. Menurut aturan reaksi
paralel, CA dijaga besar, CB dijaga kecil, maka lebih penting merendahkan CB daripada meninggikan CA.
Skema kontak seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 9
Distribusi Produk secara Kuantitatif & Ukuran Reaktor
Jika pers. laju reaksi untuk tiap-tiap reaksi diketahui, maka
dapat ditentukan secara kuantitatif distribusi produk dan ukutan reaktor yang diperlukan.
Tinjau: peruraian A menjadi produk yang diinginkan R:
A→R
Instantaneous fractional yield of R () (fraksi yield R
sesaat) mol R yang terbentuk dC R = = mol A yang bereaksi − dC A merupakan fungsi CA. Karena CA berubah sepanjang reaktor, maka juga berubah dengan posisi di dalam reaktor.
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 10
Overall fractional yield of R () (fraksi yield R keseluruhan/ total)
semua R yang terbentuk CR f
= = total A yang bereaksi C Ao − C Af CRf (8) = = dalam reaktor (−ΔCAo )
Untuk PFR, dimana CA berubah sepanjang reaktor:
(9)
Untuk MFR, komposisi CAf sama di seluruh reaktor,
sehingga juga tetap tetap di seluruh reaktor. m = dihitung pada CAf (10)
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 11
Hubungan m dan p diberikan oleh pers.:
dan (11)
untuk MFR seri: 1, 2, ..., N dimana konsentrasi A adalah CA1,
CA2, ..., CAN, maka overall fractional yield didapat dengan cara menjumlahkan fractional yield pada tiap-tiap tangki.
(12)
Untuk jenis reaktor apapun, konsentrasi keluar R adalah:
CRf = (CAo – CAf) (13)
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 12
Gambar 7.3 Daerah yang diarsir adalah total R yang terbentuk
mol produk ter bentuk yang diinginkan
selektivit as = mol bahan terbentuk yang tak diinginkan
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 13
Contoh 2:
Untuk konversi 90% A, tentukan konsentrasi R dalam aliran
produk. A dan B dialirkan ke reaktor dengan laju volumetrik yang sama dan tiap-tiap alur mempunyai konsentrasi reaktan 20 mol/liter reaktan. Aliran dalam reaktor mengikuti: a. PFR, b. MFR dan c. PFR-MFR.
Penyelesaian:
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 14
CAo(A + B) = C’Ao A A = B CAo (2A) = 20 A CAo = 10 dengan cara yang sama, didapat CBo = 10
CAf = CAo – CAoXA = 10 – 10(0,9) = 1 mol/liter
CBf = CBo – CAoXA = 10 – 10 (0,9) = 1 mol/liter
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 15
a. Aliran sumbat (PF)
Misalkan: CA0,5 = x → CA = x2, dCA = 2xdx
CRf = (CAo – CAf)
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 16
b. Aliran tercampur (MF)
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 17
c. PF A - MF B
→ tertinggi dari ketiga susunan
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 18
Latihan
1. Dengan menggunakan umpan A dan B yang
terpisah, gambarkan pola pengontakkan dan kondisi reaktor yang akan menghasilkan produk R terbanyak dari sistem reaksi-reaksi elementer berikut: A+B→R 2A → S sistem batch 2B → T
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 19
2. Dalam kondisi yang sesuai, zat A akan terdekomposisi sbb.: R, rR = CA mol/L A S, rS = 1 mol/L
jika umpan CAo = 4 mol/L, berapakah ukuran
rasio 2 MFR yang akan memaksimumkan laju produksi R? Tentukan juga komposisi A dan R yang meninggalkan kedua reaktor.
Dr. Ir. Taslim, MSi, IPM: Perancangan untuk Reaksi Paralel 20