DI RUANG PERAWATAN
RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
Disusunoleh :
DIANA
A1C121031
CI INSTITUSI CI LAHAN
(…………………………..) (…………………………..)
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR GASTER
I. KONSEP DASAR
A. Definisi
TUMOR merupakan sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel
yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Tumor gaster adalah penyakit yang terjadi di
lambung, dimana Penyakit ini diduga dipicu karena adanya radang lambung yang
dibiarkan. Tumor gaster biasanya bersifat jinak, namun apabila tidak segera diatasi
maka bisa menyebabkan tumor gaster yang ganas. Tumor jinak dibagi atas tumor jinak
epitel (benigna epithelial tumor) dan tumor jinak non epitel. (Brunner,dan Suddarth,
2013.
E. KLASIFIKASI
Tumor Gaster dapat dibagi menjadi 2 Kelompok :
TUMOR JINAK
Dapat dibagi atas :
1. Tumor jinak epitel
2. Tumor jinak non epitel
Tumor jinak epitel
a. Adenoma: terisolisasi, bagian dari adenoma generalisata gastrointestinal.
Adenoma sering terdapat terbatas pada lambung, tetapi dapat merupakan
bagian polip adenoma generalisata pada saluran cerna. Didapatkan pada 1%
dari pasien yang dilakukan pemeriksaan radiologi dan endoskopi. Terutama
didapatkan pada pria, biasanya usia dewasa. Biasanya berbentuk polip yang
bertangkai, dengan permukaan licin, besarnya hanya beberapa centimeter.
umumnya tanpa keluhan, kadang-kadang timbul perdarahan yang dapat
menyebabkan anemia.
b. Adenoma Hiperplastik: polip sirkumskripta, difus.
c. Adenoma Heterotropik: tumor Pankreas aberan, bruninoma.
Tumor Jinak Non Epitel
a.Tumor Neurogenik.
Sering didapatkan Schwannoma yang tumbuh dalam submukosa dan menonjol ke
dalam lumen. Biasanya ukuran tumor menjadi beberapa cm, dapat terjadi ulcerasi
dan perdarahan.
b. Leiomioma.
Sering didapatkan pada pasien dewasa pada otopsi. Biasanya tunggal dengan
diameter 2 cm di daerah antrum dan pylorus. Dapat menyebabkan hipertrofi pylorus
stenosis.
c. Fibroma.
Biasanya kombinasi dengan tumor lain seperti neurofibroma, miofibroma,
lipofibroma dan lain-lain. Fibroma ini lebih jarang ditemukan daripada schwannoma.
Gejala yang sering timbul adalah perdarahan dan rasa nyeri.
d. Lipoma
Lipoma ini didapatkan pada autopsy lebih kurang 0,03%. Lipoma tumbuh di dalam
sub mukosa dengan keluhan rasa nyeri dan kadang-kadang ada perdarahan.4
TUMOR GANAS
a. Tipe I (protruded type) : tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa
dan submukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler, permukaan tidak
rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.
b. Tipe II (superficial type) : dapat dibagi atas 3 subtipe:
1) Elevated type :
Tampak sedikit elevasi mukosa lambung, hampir seperti tipe I, terdapat sedikit
elevasi serta dan lebih meluas dan melebar.
2) Flat type:
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan
pada warna mukosa.
3) Depressed type:
Didapatkan permukaan yang ireguler dan pinggir yang tidak rata (ireguler)
hiperemis/ pendarahan
c. Tipe III (excavated type) : menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering
disertai kombinasi seperti IIc + III atau III + IIc dan IIa + IIc.
F. Manifestasi Klinik
Gejala klinis yang ditemukan tidak khas, dapat dalam bentuk keluhan nyeri
epigastrium atau bila didapatkan komplikasi seperti perdarahan sukar di bedakan
dengan perdarahan yang bersumber dari ulkus peptik. Gejala lain yang akan
didapatkan adalah dalam bentuk akut abdomen, perdarahan saluran cerna bagian
bawah atau gejala obstruksi. Gejala penyakit progresif dapat meliputi tidak dapat
makan, anoreksia, dispepsia, penurunan berat badan, nyeri abdomen, konstipasi,
anemia dan mual serta muntah.
F. Komplikasi
Menurut Brunner and Suddarth (2013) komplikasi dari tumor gaster adalah
sebagai berikut :
1. Perforasi
2. Hematemesis
3. Obstruksi pada bagian bawah lambung dekat pilorus
4. Adhesi
5. penyebaran pada berbagai organ seperti hati, pankreas dan kolon.
H. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Brunner and Suddarth (2013) pemeriksaan tumor gaster meliputi:
1. Pemeriksaan fisik : berat badan, anemia, adanya massa.
2. Perdarahan tersembunyi dalam tinja (occult blood) : tes benzidin.
3. Sitologi dengan gastrofiberskop.
4. Rontgenologik : posisi (terlentang, tengkurap dan oblik, serta kompresi).
5. Gastroskopi : pemotretan isi lambung.
6. Gastrobiopsi : pengambilan jaringan secara visual pada lesi.
I. Penatalaksanaan
Tindakan yang paling tepat adalah pembedahan setelah sebelumnya ditetapkan
apakah masih operasi atau tidak. Semakin dini dibuat diagnosis semakain baik.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah:
1. Pembedahan
Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah
pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahan masih dilakukan
sebagai tindakan paliatif. Reseksi kuratif akan berhasil bila tidak ada tanda
metastasis ke tempat lain, tidak ada sisa kanker pada irisan lambung, reseksi
jaringan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limpa secukupnya.
2. Kemoterapi
Pada tumor ganas gaster dapat dilakukan pemeberian obat tunggal atau kombinasi
kemoterapi. Diantara obat yang digunakan adalah 5FU, trimetrexote, mitomisin C,
hidrourea, epirubisin, dan karmisetin dengan hasil 18% - 30%.
3. Kombinasi terapi
Kombinasi terapi telah memberikan hasil lebih baik sekitar 53%. Regimen FAM
(5FU, doksorubisin, mitomisin C) adalah kombinasi yang sering digunakan.
Kombinasi lain yang digunakan adalah EAP (etoposid, doksorubisin, sisplatin).
4. Radiasi
Pengobatan dengan radiasi kurang berhasil.
a. Resectable dapt diberikan 40–50 gy.
b.Kasus lanjut radiasi sebagai paliatif, perbaikan obstruksi, nyeri local dan
perdarahan dengan dosis kuran dari 40gy.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPARAWATAN
A. Pengkajian
Biodata Pasien
Nama Klien :
Jenis Kelamin :
Suku/bangsa :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Riwayat kesehatan
Keluhan Utama
Pada kasus ditemukan keluhan utama adanya kelelahan sampai sinkop
Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat IM sebelumnya
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit kronis/generative keluarga yang ada hubungannya dengan
adanya penyakit jantung, stroke, dan lain-lain.
Aspek Sosial
Pada aspek social dapat ditemukan hubungan ketergantungan karena klien merasa
lelah saat melakukan aktifitasnya
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Ansietas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Resiko tinggi infeksi
5. Kurang pengetahuan
6. Intoleransi aktivitas
DAFTAR PUSTAKA