Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR GASTER

DI RUANG PERAWATAN
RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR

Disusunoleh :

DIANA
A1C121031

CI INSTITUSI CI LAHAN

(…………………………..) (…………………………..)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

UNIVERSITAS MEGAREZKY

2021
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR GASTER

I. KONSEP DASAR
A. Definisi
TUMOR merupakan sel-sel abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel
yang berlebihan dan tak terkoordinasi. Tumor gaster adalah penyakit yang terjadi di
lambung, dimana Penyakit ini diduga dipicu karena adanya radang lambung yang
dibiarkan. Tumor gaster biasanya bersifat jinak, namun apabila tidak segera diatasi
maka bisa menyebabkan tumor gaster yang ganas. Tumor jinak dibagi atas tumor jinak
epitel (benigna epithelial tumor) dan tumor jinak non epitel. (Brunner,dan Suddarth,
2013.

B. Anatomi dan Fisiologi Gaster


Lambung adalah organ pencernaan yang paling melebar, dan terletak di antara
bagian akhir dari esofagus dan awal dari usus halus. Lambung merupakan ruang
berbentuk kantung mirip huruf J, berada di bawah diafragma, terletak pada regio
epigastrik, umbilikal, dan hipokondria kiri pada regio abdomen (Widjaja,2007).
Secara anatomik, lambung memiliki lima bagian utama, yaitu kardiak, fundus, badan
(body), antrum, dan pilori.
a. Kardia adalah daerah kecil yang berada pada hubungan gastroesofageal
(gastroesophageal junction) dan terletak sebagai pintu masuk ke lambung.
b. Fundus adalah daerah berbentuk kubah yang menonjol ke bagian kiri di atas
kardia.
c. Badan (body) adalah suatu rongga longitudinal yang berdampingan dengan fundus
dan merupakan bagian terbesar dari lambung.
d. Antrum adalah bagian lambung yang menghubungkan badan (body) ke pilorik dan
terdiri dari otot yang kuat.
e. Pilorik adalah suatu struktur tubular yang menghubungkan lambung dengan
duodenum dan mengandung spinkter pilorik (Schmitz & Martin, 2008).

Gambar. 1. Pembagian daerah anatomi lambung


Dinding lambung tersusun dari empat lapisan dasar utama, sama halnya dengan
lapisan saluran cerna secara umum dengan modifikasi tertentu yaitu lapisan mukosa,
submukosa, muskularis eksterna, dan serosa (Schmitz & Martin, 2008).
1. Lapisan mukosa terdiri atas epitel permukaan, lamina propia, dan muskularis
mukosa. Epitel permukaan yang berlekuk ke dalam lamina propia dengan
kedalaman yang bervariasi, dan membentuk sumur-sumur lambung disebut
foveola gastrika. Epitel yang menutupi permukaan dan melapisi lekukan-lekukan
tersebut adalah epitel selapis silindris dan semua selnya menyekresi mukus
alkalis. Lamina propia lambung terdiri atas jaringan ikat longgar yang disusupi sel
otot polos dan sel limfoid. Muskularis mukosa yang memisahkan mukosa dari
submukosa dan mengandung otot polos (Schmitz & Martin, 2008).
2. Lapisan sub mukosa mengandung jaringan ikat, pembuluh darah, sistem limfatik,
limfosit, dan sel plasma. Sebagai tambahan yaitu terdapat pleksus submukosa
(Meissner) (Schmitz & Martin, 2008).
3. Lapisan muskularis propia terdiri dari tiga lapisan otot, yaitu (1) inner oblique, (2)
middle circular, (3) outer longitudinal. Pada muskularis propia terdapat pleksus
myenterik (auerbach). Lapisan oblik terbatas pada bagian badan (body) dari
lambung (Schmitz & Martin, 2008).
4. Lapisan serosa adalah lapisan yang tersusun atas epitel selapis skuamos
(mesotelium) dan jaringan ikat areolar (Tortora & Derrickson, 2009). Lapisan
serosa adalah lapisan paling luar dan merupakan bagian dari viseral peritoneum
(Schmitz & Martin, 2008).
Fungsi utama lambung adalah penerima makanan dan minuman, dikerjakan
oleh fundus dan korpus, dan penghancur dikerjakan oleh antrum, selain turut bekerja
dalam pencernaan awal berkat kerja kimiawi asam lambung dan pepsin. Fungsi
lambung yang berkaitan dengan gerakan adalah penyimpanan dan pencampuran
makanan serta pengosongan lambung. Kemampuan lambung menampung makanan
mencapai 1500 ml karena mampu menyesuaikan ukurannya dengan kenaikan tekanan
intraluminal tanpa peregangan dinding.
C. Etiologi atau Faktor Resiko
Penyebab tumor gaster adalah diet tinggi makanan asap, kurang buah-buahan
dan sayuran dapat meningkatkan risiko terhadap tumor lambung. Faktor lain yang
berhubungan dengan insiden umur kanker lambung pada umur 50-70 tahun, alcohol
mencakup inflamasi lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria, ulkus lambung, bakteri
H. pylori, keturunan dan golongan darah A.( Brunner and Suddarth 2013)
D. Patofisiologi
Kanker dapat terjadi pada semua bagian lambung tetapi lebih sering ditemukan
pada sepertiga distal. Kebanyakan kanker-kanker lambung adalah adeno karsinoma
dan terjadi dalam bentuk-bentuk polypoid, ulseratif atau infiltratif. Bentuk ulseratif
merupakan bentuk yang paling sering terjadi dan mungkin menampakkan gejala-
gejala semacam ulkus peptikum, yang karenanya sering kali memperlambat diagnosis
dan mendorong pasien untuk mengobati sendiri. Tumbuhnya kanker pada pintu
masuk atau pintu keluar lambung dapat menimbulkan tanda-tanda obstruksi esofagus
dan pilorus (nyeri ulu hati dan cepat kenyang). Pada umumnya bagaimanapun tanda-
tanda awal dari kanker lambung tersebut tidaklah nampak. Kanker lambung dapat
menyebar secara langsung melalui dinding lambung jaringan-jaringan yang
berdekatan, ke pembuluh limfe, ke kelenjar limfe regional di lambung, ke organ-organ
perut lain dan cenderung menyebar ke arah intraperitoneal. Prognosis tergantung pada
dalamnya invasi dan tingkatan metastasis (Setiadi. 2007)

E. KLASIFIKASI
Tumor Gaster dapat dibagi menjadi 2 Kelompok :
TUMOR JINAK
Dapat dibagi atas :
1. Tumor jinak epitel
2. Tumor jinak non epitel
Tumor jinak epitel
a. Adenoma: terisolisasi, bagian dari adenoma generalisata gastrointestinal.
Adenoma sering terdapat terbatas pada lambung, tetapi dapat merupakan
bagian polip adenoma generalisata pada saluran cerna. Didapatkan pada 1%
dari pasien yang dilakukan pemeriksaan radiologi dan endoskopi. Terutama
didapatkan pada pria, biasanya usia dewasa. Biasanya berbentuk polip yang
bertangkai, dengan permukaan licin, besarnya hanya beberapa centimeter.
umumnya tanpa keluhan, kadang-kadang timbul perdarahan yang dapat
menyebabkan anemia.
b. Adenoma Hiperplastik: polip sirkumskripta, difus.
c. Adenoma Heterotropik: tumor Pankreas aberan, bruninoma.
Tumor Jinak Non Epitel
a.Tumor Neurogenik.
Sering didapatkan Schwannoma yang tumbuh dalam submukosa dan menonjol ke
dalam lumen. Biasanya ukuran tumor menjadi beberapa cm, dapat terjadi ulcerasi
dan perdarahan.
b. Leiomioma.
Sering didapatkan pada pasien dewasa pada otopsi. Biasanya tunggal dengan
diameter 2 cm di daerah antrum dan pylorus. Dapat menyebabkan hipertrofi pylorus
stenosis.
c. Fibroma.
Biasanya kombinasi dengan tumor lain seperti neurofibroma, miofibroma,
lipofibroma dan lain-lain. Fibroma ini lebih jarang ditemukan daripada schwannoma.
Gejala yang sering timbul adalah perdarahan dan rasa nyeri.
d. Lipoma
Lipoma ini didapatkan pada autopsy lebih kurang 0,03%. Lipoma tumbuh di dalam
sub mukosa dengan keluhan rasa nyeri dan kadang-kadang ada perdarahan.4
TUMOR GANAS
a. Tipe I (protruded type) : tumor ganas yang menginvasi hanya terbatas pada mukosa
dan submukosa yang berbentuk polipoid. Bentuknya ireguler, permukaan tidak
rata, perdarahan dengan atau tanpa ulserasi.
b. Tipe II (superficial type) : dapat dibagi atas 3 subtipe:
1) Elevated type :
Tampak sedikit elevasi mukosa lambung, hampir seperti tipe I, terdapat sedikit
elevasi serta dan lebih meluas dan melebar.
2) Flat type:
Tidak terlihat elevasi atau depresi pada mukosa dan hanya terlihat perubahan
pada warna mukosa.
3) Depressed type:
Didapatkan permukaan yang ireguler dan pinggir yang tidak rata (ireguler)
hiperemis/ pendarahan
c. Tipe III (excavated type) : menyerupai Bormann II (tumor ganas lanjut) dan sering
disertai kombinasi seperti IIc + III atau III + IIc dan IIa + IIc.
F. Manifestasi Klinik
Gejala klinis yang ditemukan tidak khas, dapat dalam bentuk keluhan nyeri
epigastrium atau bila didapatkan komplikasi seperti perdarahan sukar di bedakan
dengan perdarahan yang bersumber dari ulkus peptik. Gejala lain yang akan
didapatkan adalah dalam bentuk akut abdomen, perdarahan saluran cerna bagian
bawah atau gejala obstruksi. Gejala penyakit progresif dapat meliputi tidak dapat
makan, anoreksia, dispepsia, penurunan berat badan, nyeri abdomen, konstipasi,
anemia dan mual serta muntah.
F. Komplikasi
         Menurut Brunner and Suddarth (2013) komplikasi dari tumor gaster adalah
sebagai berikut :
1. Perforasi
2. Hematemesis
3. Obstruksi  pada  bagian bawah  lambung  dekat   pilorus
4. Adhesi
5. penyebaran pada berbagai organ seperti hati, pankreas dan kolon.
H. Pemeriksaan Diagnostik
             Menurut Brunner and Suddarth (2013) pemeriksaan tumor gaster meliputi:
1. Pemeriksaan fisik : berat badan, anemia, adanya massa.
2. Perdarahan tersembunyi dalam tinja (occult blood) : tes benzidin.
3. Sitologi dengan gastrofiberskop.
4. Rontgenologik : posisi (terlentang, tengkurap dan oblik, serta kompresi).
5. Gastroskopi : pemotretan isi lambung.
6. Gastrobiopsi : pengambilan jaringan secara visual pada lesi.

I. Penatalaksanaan
Tindakan yang paling tepat adalah pembedahan setelah sebelumnya ditetapkan
apakah masih operasi atau tidak. Semakin dini dibuat diagnosis semakain baik.
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan adalah:
1. Pembedahan
Jika penyakit belum menunjukkan tanda penyebaran, pilihan terbaik adalah
pembedahan. Walaupun telah terdapat daerah sebar, pembedahan masih dilakukan
sebagai tindakan paliatif. Reseksi kuratif akan berhasil bila tidak ada tanda
metastasis ke tempat lain, tidak ada sisa kanker pada irisan lambung, reseksi
jaringan sekitar yang terkena, dari pengambilan kelenjar limpa secukupnya.
2. Kemoterapi
Pada tumor ganas gaster dapat dilakukan pemeberian obat tunggal atau kombinasi
kemoterapi. Diantara obat yang digunakan adalah 5FU, trimetrexote, mitomisin C,
hidrourea, epirubisin, dan karmisetin dengan hasil 18% - 30%.
3. Kombinasi terapi
Kombinasi terapi telah memberikan hasil lebih baik sekitar 53%. Regimen FAM
(5FU, doksorubisin, mitomisin C) adalah kombinasi yang sering digunakan.
Kombinasi lain yang digunakan adalah EAP (etoposid, doksorubisin, sisplatin).
4. Radiasi
Pengobatan dengan radiasi kurang berhasil.
a. Resectable dapt diberikan 40–50 gy.
b.Kasus lanjut radiasi sebagai paliatif, perbaikan obstruksi, nyeri local dan
perdarahan dengan dosis kuran dari 40gy.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPARAWATAN
A. Pengkajian
Biodata Pasien
Nama Klien     :
Jenis Kelamin  :
Suku/bangsa    :
Agama             :
Pendidikan      :
Pekerjaan         :
Alamat              :
Riwayat kesehatan
Keluhan Utama
Pada kasus ditemukan keluhan utama adanya kelelahan sampai sinkop
Riwayat Kesehatan Dahulu
Kaji adanya riwayat IM sebelumnya
Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat penyakit kronis/generative keluarga yang ada hubungannya dengan
adanya penyakit jantung, stroke, dan lain-lain.
Aspek Sosial
Pada aspek social dapat ditemukan hubungan ketergantungan karena klien merasa
lelah saat melakukan aktifitasnya
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut
2. Ansietas
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Resiko tinggi infeksi
5. Kurang pengetahuan
6. Intoleransi aktivitas
DAFTAR PUSTAKA

Anonym. Karsinoma gaster. 2010. Diunduh dari URL: www.medcyclopaedia.com


Brunner, L dan Suddarth, D. 2013.Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah.
Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn. Dkk. 2014. Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3.
Jakarta : EGC
Rubenstain, David, dkk. 2007. Lecture notes: Kedokteran klinis. Jakarta :
Erlangga
Rasad, Sjahriar. Radiologi Diagnostik. Jakarta: Departemen Radiologi FK UI,. 2009.

Anda mungkin juga menyukai