Anda di halaman 1dari 18

Prismaya Andarema

Laporan Resmi Praktikum Biologi "Analisis Vegetasi"


Januari 26, 2017

I. PENDAHULUAN ANALISIS VEGETASI

1.1   Latar Belakang

Lingkungan merupakan hal yang paling penting untuk dilindungi dan dijaga

kelestariannya karena merupakan tempat dimana seluruh makhluk hidup tinggal.Baik

manusia, hewan maupun tumbuhan serta faktor biotik dan abiotik sebagai

pendukungnya.Terdapat berbagai ilmu yang mempelajari tentang lingkungan dan salah

satunya adalah ekologi.

Ekologi telah dikenal oleh manusia sejak lama sesuai dengan sejarah peradaban

manusia. Dalam hal ini bukan hanya manusia yang bisa berinteraksi dengan lingkungan

sekitarnya, akan tetapi juga makhluk-makhluk hidup lainnya. Interaksi antara setiap

organisme dengan lingkungannya merupakan proses yang tidak sederhana, melainkan

suatu proses yang kompleks. Ekologi sendiri merupakan suatu hubungan timbal balik antara

makhluk hidup dengan lingkungannya.

Tujuan ekologi adalah untuk memahami mekanisme yang mengatur struktur dan fungsi

suatu ekosistem. Untuk mengetahui sistem ekologi pada suatu waktu tertentu, perlu

diketahui organisme apa saja yang hidup ditempat tertentu, bagaimana kepadatannya dan

bagaimana hubungannya dengan banyak faktor fisik dan kimia dilingkungan abiotik

disekelilingnya.

Ilmu ekologi mempelajari segala hal yang berkaitan dengan lingkungan, salah satunya

adalah vegetasi.Vegetasi merupakan sekumpulan tumbuh-tumbuhan yang terdiri dari

beberapa jenis yang berbeda hidup bersama di suatu tempat.Dalam mekanisme kehidupan

bersama tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun

vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga membentuk suatu sistem

yang dinamis dan hidup.


Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk

(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.  Pengamatan parameter vegetasi

berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba.Suatu ekosistem alamiah maupun

binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi

atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat

tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi

vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling

berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut

sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat

mengalami perubahan drastis karena pengaruh anthropogenik.

Istilah ekologi juga berkaitan dengan komunitas dan populasi. Populasi merupakan

kumpulan individu dari jenis yang sama dalam suatu daerah, maka komunitas merupakan

kumpulan populasi dari berbagai jenis dalam suatu daerah. Setiap dari satu jenis komunitas

bisa saja terdapat berbagai macam spesies. Dan tentunya jumlah spesies yang satu dengan

yang lainnya dalam suatu komunitas tidaklah sama. Bisa saja terdapat spesies yang lebih

mendominasi, bahkan terdapat pula jumlah spesies yang terlalu sedikit pada komunitas

tersebut.

Kurva spesies area dalam ekologi adalah grafik yang menggambarkan hubungan antara

jumlah jenis dengan ukuran kuadrat.Grafik itu biasanya menunjukkan pola pertambahan

jumlah jenis yang relative tajam pada ukuran kuadrat kecil sampai pada suatu titik tertentu

dan sesudah itu semakin mendatar seiring dengan peningkatan ukuran kuadrat.Kurva

spesies area ini dapat digunakan untuk menentukan luas kuadrat tunggal minimum yang

mewakili suatu komunitas tumbuhan dari segi jenis penyusun. Dalam sampling ini ada tiga

hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan

teknik analisa vegetasi yang digunakan.

Prinsip penentuan ukuran plot adalah plot dibuat dari ukuran terkecil hingga pada

ukuran terbesar dengan spesies yang bervariasi dari satu plot ke plot yang lain sampai pada

tidak ada lagi keanekaragaman spesies.

1.2   Tujuan
Tujuan dari percobaan analisis vegetasi ini adalah untuk menerapkan teknik sampling

metode kuadrat, mempelajari struktur, komposisi dan distribusi populasi spesies vegetasi

semak, herba dan rumput, menentukan jenis spesies vegetasi yang sering muncul dan yang

mendominasi pada suatu luasan daerah tertentu.

 II. TINJAUAN PUSTAKA

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan biasanya terdiri dari beberapa jenis

yang hidup bersama-sama pada suatu tempat.Dalam mekanisme kehidupan bersama

tersebut terdapat interaksi yang erat baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu

sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup

dan tumbuh serta dinamis.  Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen

jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Hutan merupakan

komponen habitat terpenting bagi kehidupan oleh karenanya kondisi masyarakat tumbuhan
di dalam hutan baik komposisi jenis tumbuhan, dominansi spesies, kerapatan nmaupun

keadaan penutupan tajuknya perlu diukur.(Natassa dkk, 2010).

Jika suatu wilayah berukuran luas/besar, vegetasinya terdiri atas beberapa bagian

vegetasi atau komunitas tumbuhan yang menonjol.Sehingga terdapat berbagai tipe

vegetasi. Contoh bentuk pertumbuhan (growth form): termasuk herba tahunan (annual),

pohon selalu hijau berdaun lebar, semak yang meranggas pada waktu kering, tumbuhan

dengan umbi atau rhizome, tumbuhan selalu hijau berdaun jarum, rumput menahun

(perennial), dan semak kerdil (Soetjipta, 1994).

Suatu wilayah berukuran luas atau besar, vegetasinya terdiri atas beberapa bagian

vegetasi atau komunitas tumbuhan yang menonjol sehingga terdapat berbagai tipe

vegetasi.Vegetasi terbentuk oleh atau terdiri atas semua spesies tumbuhan dalam suatu

wilayah dan memperlihatkan pola distribusi menurut ruang dan waktu. Tipe-tipe vegetasi

dicirikan oleh bentuk pertumbuhan tumbuhan dominan tau paling besar atau paling

melimpah dan tumbuhan karakteristik (Harjosuwarno, 1990)

Pengertian umum vegetasi adalah kumpulan beberapa tumbuhan, biasanya terdiri dari

beberapa jenis dan hidup bersama pada suatu tempat.Diantara individu-individu tersebut

terdapat interaksi yang erat antara tumbuh-tumbuhan itu sendiri maupun dengan binatang-

binatang yang hidup dalam vegetasi itu dan fakto-faktor lingkungan.(Marsono, 1977).

Kehadiran vegetasi pada suatu landskap akan memberikan dampak positif bagi

keseimbangan ekosistem dalam skala yang lebih luas. Secara umum peranan vegetasi

dalam suatu ekosistem terkait dengan pengaturan keseimbangan karbon dioksida dan

oksigen dalam udara, perbaikan sifat fisik, kimia dan biologis tanah, pengaturan tata air

tanah dan lain-lain.Meskipun secara umum kehadiran vegetasi pada suatu area memberikan

dampak positif, tetapi pengaruhnya bervariasi tergantung pada struktur dan komposisi

vegetasi yang tumbuh pada daerah itu. Sebagai contoh vegetasi secara umum akan

mengurangi laju erosi tanah, tetapi besarnya tergantung struktur dan komposisi tumbuhan

yang menyusun formasi vegetasi daerah tersebut. Keragaman habitat dengan daerah yang

beragam dapat menampung spesies yang keragamannya lebih besar di bandingkan habitat

yang lebih seragam.Ukuran daerah yang luas dapat menampung lebih besar spesies
dibandingkan dengan daerah sempit.Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa

hubungan antara luas dan keragaman spesies secara kasar adalah kuantitatif.Hewan dan

tumbuhan cenderung menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih baik jika faktor.

Teknik sampling kuadrat merupakan suatu teknik survey vegetasi yang sering

digunakan dalam semua tipe komunitas tumbuhan, petak contoh yang dibuat dalam teknik

sampling ini bisa berupa petak tunggal atau beberapa petak. Petak tunggal mungkin akan

memberikan informasi yang baik bila komunitas vegetasi yang ditelitibersifat homogen.

Adapun petak-petak contoh yang dibuat dapat diletakkan secara random atau beraturan

sesuai dengan prinsip-prinsip teknik sampling.Bentuk petak contoh yang dibuat tergantung

pada bentuk morfologis vegetasi dan efisiensi sampling pola penyebarannya.Sehubungan

dengan efisiensi sampling banyak studiyang dilakukan menunjukkan bahwa petak bentuk

segi empat memberikan datakomposisi vegetasi yang lebih akurat dibanding petak

berbentuk lingkaran, terutamabila sumbu panjang dari petak sejajar dengan arah perubahan

keadaan lingkunganatau habitat. Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat sifat

yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data yang

diperoleh dari sample. Keempat sifat itu adalah  (Odum, 1998):

-       Ukuran petak.

-       Bentuk petak.

-       Jumlah petak.

-       Cara meletakkan petak dilapangan.

Metode Kuadrat adalah salah satu metode dengan bentuk sampel dapat berupa

segiempat atau lingkaran dengan luas tertentu.Hal ini tergantung pada bentuk vegetasi.

Berdasarkan metode pantauan luas minimum akan dapat di tentukan luas kuadrat yang

diperlukan untuk setiap bentuk vegetasi tadi. Untuk setiap plot yang di sebarkan di

lakukanperhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan dan frekuensi.

Variabel kerimbunan dan kerapatan di tentukan berdasarkan luas kerapatan.Dari spesies

yang ditemukan dari sejumlah kuadrat yang di buat (Rahardjanto, 2001).


III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1  Waktu dan tempat pelaksanaan

Percobaan dilaksanakan pada hari, pukul 10.40 s.d 12.20 WIB di Laboratorium Dasar,

Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.2 Alat dan bahan

3.2.1      Alat

-       Alat tulis dan alas untuk menulis

-       Kertas untuk mencatat data dilapangan

-       Kamera

-       Buku kunci determinasi

-       Kuadrat kayu berukuran 1x1 m

3.2.2 Bahan

- Tanaman di lapangan Agrowisata di fakultas pertanian UPN “VETERAN” JAWA TIMUR

3.3 Cara kerja

1.     Menyiapkan tabel untuk mecatat data dilapangan sebagai berikut

Tabel data kelompok

Ukuran kuadrat           :                                   Kelompok        :

No. Plot                       :                                   Tanggal           :

2.      Tiap kelompok membuat dua buah tabel seperti diatas, untuk mencatat data pengamatan

ditempat teduh (1 plot) dan ditempat terbuka (1 plot).


3.      Mempelajari dan mencatat keadaan cuaca saat melakukan pengamatan

4.      Meletakkan kuadrat/plot secara random pada habitat yang akan diteliti. Menghitung jumlah

individu setiap spesies yang ada dalam plot/kuadrat tersebut dan masukkan datanya ke

tabel. Melakukan pengamatan ini sebanyak dua kali pada tiap-tiap tempat teduh dan terbuka

5.      Mencatat nama ilmiah maupun nama lokal setiap spesies yang dihitung. Bila nama spesies

belum diketahui, maka ambil contoh spesies tanaman tersebut dan beri tanda dengan kertas

label. Kumpulkan dan lakukan identifikasi dilaboraturium.

6.      Mendokumentasikan spesies yang ditemukan dalam tiap plot dengan kamera.

7.      Setelah seluruh data kelompok terkumpul, data-data tersebut kemudian disatukan dalam

tabel data kelas. Memuat tabel berikut untuk tiap lokasi pengamatan

Tabel data kelas

Ukuran kuadrat           :                                   Tanggal           :

Lokasi :
Nama Nama Jumlah
No Jumlah spesies pada plot ke- Ket.
spesies lokal total

1 2 3 4 5 6 7 8

8.      Membuat tabel perhitungan untuk menghitung data yang sudah diperoleh pada tiap lokasi

pengamatan
No Nama Jumlah Frek tiap Frek Densitas Nilai
spesies individu spesies relative relatif penting

Dsb
Total Total
.
9.      Buatlah tabel perhitungan untuk menghitung data yang sudah diperoleh pada tiap lokasi

pengamatan.

10.   Membahas apakah terdapat perbedaan vegetasi pada tempat teduh dan terbuka

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1         Hasil Pengamatan

Tabel data kelas hasil pengamatan analisis vegetasi

4.1.1    Tempat terang

Ukuran kuadrat  : 1x1 m                                             Tanggal : 25 Oktober 2016

Lokasi                : Agrowisata Fakultas Pertanian      Cuaca :Cerah berawan


Jumlah
Nama Nama Jumlah spesies pada plot ke-
No total
lokal spesies
1 2 3 4 5 6 7 8
Rumput Hedyotis 9 9 5
1 112 - - - - 350
mutiara carymbosa L 2 5 1
2
2 Jelatang Urtica dioica 22 - - - - - - 43
1
Rumput Cyperus 6 1 6
3 30 - - - - 178
teki rotundus L 3 8 7
Phylantus 2
4 Meniran 24 5 5 - - - - 63
urinaria 9
Sida
5 Sidaguri - - 4 - - - - - 4
rhombifolia
Ageratum 1
6 Bandotan - - - - - - - 10
conizoides 0
Centella 1 5 1
7 Pegagan - - - - - 85
anatica 0 6 9
Sambilot Andragraphi
8 - - - 1 - - - - 1
o s paniculata
Carica
9 Pepaya - - - - 1 2 1 4
papaya
Tinospora 9
10 Brotowali - - - - - - - 94
rispa 4
Plucea
11 Beluntas - - - - - 6 - - 6
indica L
Rumput Alternanther
12 - - - - - 8 - - 8
kremah a sesillir L
Rumput Zoysia 6 1
13 - - - - - - 78
jepang matreilla L 8 0

4.1.2  Tempat teduh

Ukuran kuadrat     : 1x1 m                                              Tanggal : 25 Oktober 2016

Lokasi                   : Agrowisata Fakultas Pertanian       Cuaca   : Cerah berawan


Jumla
Jumlah spesies pada plot ke
No Nama lokal Nama spesies h total

1 2 3 4 5 6 7 8

Rumput Hedyotis
1 - 1 - - - - - - 93
mutiara carymbosa L
2 Jelatang Urtica dioica 21 25 - - - - - - 46
Rumput Cyperus rotundus
3 10 11 - - - - - - 21
teki L
Rumput Brachiaria
4 - - 5 - - - - - 11
bede decumbens
Crassochephalu 3
5 Sintrong - - 9 - - - - 44
m cepideades 5
Sphogneticola
6 Wedelia - - 3 - - - - - 3
tribolata
7 Pegagan Centella anatica - - - 4 - - - - 4
Rumput Alternanthera 11
8 - - - - 38 - - 148
kremah sesillis 0
Curcumae
9 Kunyit domesticae - - - - 1 - - - 1
rhizom
Averho
10 Belimbing - - - - 1 - - - 1
carambola
Cymboppogon
11 Serai - - - - - 1 - - 1
citratus
Tanaman Zamiocukas
12 - - - - -- 1 - - 1
dollar zamifolia
Phylantus 1
13 Meniran - - - - - - 7 26
urinaria 9
14 Kedelai Glycine max - - - - - - - 9 9
15 Jagung Zae mays - - - - - - - 1 1
4.2         Perhitungan

4.2.1 Tempat terang


Jumlah
No Nama Tanaman Frekuensi tiap spesies Frekuensi Relatif
Individu
1 Rumput mutiara 350 4/8x100% = 50% 50%/375%x100% = 13,33%
2 Jelatang 43 2/8x100% = 25% 25%/375%x100% = 6,67%
3 Rumput teki 178 4/8x100% = 50% 50%/375%x100% = 13,33%
4 Meniran 63 4/8x100% = 50% 50%/375%x100% = 13,33%
5 Sidaguri 4 1/8x100% = 12,5% 12,5%/375%x100% = 3,33%
6 Bandotan 10 1/8x100% = 12,5% 12,5%/375%x100% = 3,33%
7 Pegagan 85 3/8x100% = 37,5% 37,5%/375%x100% = 10%
8 Sambiloto 1 1/8x100% = 12,5% 12,5%/375%x100% = 3,33%
9 Pepaya 4 3/8x100% = 37,5% 37,5%/375%x100% = 10%
10 Brotowali 94 1/8x100% = 12,5% 37,5%/375%x100% = 10%
11 Beluntas 6 1/8x100% = 12,5% 12,5%/375%x100% = 3,33%
12 Rumput kremah 8 1/8x100% = 12,5% 12,5%/375%x100% = 3,33%
13 Rumput jepang 78 2/8x100% = 25% 25%/375%x100%  = 6,67%

Jumlah
No Nama Tanaman Densitas relatif Nilai penting
individu
1 Rumput mutiara 350 350/924x100% = 37,9% 37,9%+13,33%  = 51,23%
2 Jelatang 43 43/924x100% = 4,65% 4,63%+6,67% = 11,32%
3 Rumput teki 178 178/924x100% = 19,26% 19,26%+13,33%= 32,59%
4 Meniran 63 63/924x100% = 6,81% 6,81%+13,33% = 20,14%
5 Sidaguri 4 4/924x100% = 0,43% 0,43%+3,33% = 3,76%
6 Bandotan 10 10/924x100% = 1,08% 1,08%+3,33% = 4,41%
7 Pegagan 85 19/924x100% = 2,05% 2,05%+10% = 12,05%
8 Sambiloto 1 1/924x100% = 0,108% 0,108%+3,33% = 3,438%
9 Pepaya 4 4/924x100% = 0,43% 0,43%+10% = 10,43%
10 Brotowali 94 94/924x100% = 10,17% 10,17%+10% = 20,17%
11 Beluntas 6 6/924x100% = 0,65% 0,65%+3,33% = 3,98%
12 Rumput kremah 8 8/924x100% = 0,86% 0,86%+3,33% = 4,19%
13 Rumput jepang 78 78/924x100%  = 8,44% 8,44%+6,67% = 15,11%

4.2.2 Tempat teduh


Jumlah
No Nama Tanaman Frek Tiap Spesies Frekwensi Relatif
Individu
1 Rumput mutiara 93 3/8x100% = 37,5% 37,5%/287,5%x100% = 13,04%
2 Jelatang 46 2/8x100% = 25% 25%/287,5%x100% = 8,7%
3 Rumput teki 21 2/8x100% = 25% 25%/287,5%x100% = 8,7%
4 Rumput bede 11 2/8x100% = 25% 25%/287,5%x100% = 8,7%
5 Sintrong 44 2/8x100% = 25% 25%/287,5%x100% = 8,7%
6 Wedelia 3 1/8x100% = 12,5% 12,5%/287,5%x100% = 4,34%
7 Pegagan 4 1/8x100% = 12,5% 12,5%/287,5%x100% = 4,34%
8 Rumput kremah 148 2/8x100% = 25% 25%/287,5%x100% = 8,7%
9 Kunyit 1 1/8x100% = 12,5% 12,5%/287,5%x100% = 4,34%
10 Belimbing 1 1/8x100% = 12,5% 12,5%/287,5%x100% = 4,34%
11 Serai 1 1/8x100% = 12,5% 12,5%/287,5%x100% = 4,34%
12 Tanaman dollar 1 1/8x100% = 12,5% 12,5%/287,5%x100% = 4,34%
13 Meniran 26 2/8x100% = 25% 25%/287,5%x100% = 8,7%
14 Kedelai 9 1/8x100% = 12,5% 12,5%/287,5%x100% = 4,34%
15 Jagung 1 1/8x100% = 12,5% 12,5%/287,5%x100% = 4,34%

Jumlah
No Nama Tanaman Densitas relatif Nilai penting
individu
1 Rumput mutiara 93 93/410x100% = 22,7% 22,7%+13.04% = 35,74%
2 Jelatang 46 46/410x100% = 11,21% 11,21%+8,7% = 19,91%
3 Rumput teki 21 21/410x100% = 5,12% 5,12%+8,7% = 13,82%
4 Rumput bede 11 11/410x100% = 2,7% 2,7%+8,7% = 11,4%
5 Sintrong 44 44/410x100% = 10,7% 10,7%+8,7% = 19,4%
6 Wedelia 3 3/410x100% = 0,73% 0,73%+4,34% = 5,07%
7 Pegagan 4 4/410x100% = 0,1% 0,1%+4.34% = 4,44%
8 Rumput kremah 148 148/410x100% = 36,1% 36,1%+8,7% = 44,8%
9 Kunyit 1 1/410x100% = 0,24% 0,24%+4,34% = 4,56%
10 Belimbing 1 1/410x100% = 0,24% 0,24%+4,34% = 4,56%
11 Serai 1 1/410x100% = 0,24% 0,24%+4,34% = 4,56%
12 Tanaman dollar 1 1/410x100% = 0,24% 0,24%+4,34% = 4,56%
13 Meniran 26 26/410x100% = 6,34% 6,24%+8,7% = 15,04%
 14 Kedelai 9 9/410x100% = 2,2% 2,2%+4,34% = 6,54%
 15 Jagung 1 1/410x100% = 0,24% 0,24%+4,34% = 4,56%

4.3 Pembahasan

Praktikum kali ini mengenail analisis vegetasi yang dilaksanakan di agrowisata


fakultas pertanian UPN “Veteran” Jatim pada hari selasa tanggal 25 oktober 2016 pukul
10.40 WIB dengan kondisi cerah berawan. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa
dapat mempraktikkan cara menganalisis sesuatu vegetasi disutau lahan dengan baik.

Tiap kelompok mendapatkan satu kuadrat kayu berukuran 1x1 m untuk dijadikan
plot. Seperti yang telah diamati bahwa masing-masing plot memiliki varietas atau
tumbuhan yang berbeda dengan segala aspek dan faktor lingkungan yang sama hanya
saja dalam praktikum kali ini kita membedakan varietas  yang berada pada tempat
terang dan tempat teduh. Masing-masing tumbuhan didalam plot tersebut dapat
dipelajari susunan jenis dan struktur tumbuh-tumbuhan, ketahan terhadap lingkungan,
habitat, kerapatan dll.
Dari data yang diperoleh telah menunjukkan dilahan yang diamati terdapat 13 jenis
spesies dari tempat terang dan 15 spesies ditempat teduh dari keseluruhan spesies
yang ada di agrowisata tersebut. Jumlah spesies yang paling banyak ditempat terang
yaitu rumput mutiara (Hedyotis carymbosa L) sebanyak 350 spesies dan spesies yang
paling sedikit yaitu pepaya (Carica papaya)  sebanyak satu spesies. Total keseluruhan
tanaman yang diamati ditempat terang sebanyak 924 spesies. Sedangkan pada tempat
teduh spesies yang mendominasi yaitu rumput kremah (Alternanthera sesillis) sebanyak
148 spesies dan spesies yang paling sedikit yaitu kunyit (Curcumae domesticae
rhizoma), belimbing (Averhoa carambola), serai (Cymbopogan citratus), tanaman
dollar (Zamiocukas urinaria) yang terakhir yaitu tanaman jagung (Zae mays)dengan
banyak spesies masing-masing satu tumbuhan. Sehingga dapat dilihat total keseluruhan
spesies ditempat teduh yang diamati sebanyak 410 spesies.

Dari data tersebut dapat diperoleh frekwensi spesies terbesar dengan cara
menghitung jumlah plot terdapatnya spesies dibagi dengan jumlah plot keseluruhan
yang diamati kemudian dikalikan 100% yaitu rumput mutiara (Hedyotis carymbosa
L), rumput teki (Cyperus rotundus L), meniran (Phylantus urinaria) dan frekwensi paling
kecil ditempat terang yaitu bandotan (Ageratum conizoides), sidoguri (Sida rhombifolia),
sambiloto (Andragraphis paniculata), beluntas (Plucea indica L) dan rumput kremah
(Alternanthera sesillis). Sedangkan pada tempat teduh frekwensi tiap spesies terbesar
yaitu rumput mutiara (Hedyotis carymbosa L) sebesar37,5% dan paling kecil yaitu
wedelia (Sphogneticola tribolata), pegagan (Centella anatica), kunyit (Curcumae
domesticae rhizom), belimbing (Averhoa carambola), serai (Cymboppogon citratus),
tanaman dollar (Zamiocukas zamifolia), kedelai ( (Glycine max) dan jagung (Zae
mays) yang masing-masing 12,5%.

Yang selanjutnya yaitu kita menemukan frekwensi relatif tiap spesies dengan cara
menghitung total frekwensi spesies A dibagi dengan jumlah total frekwensi seluruh
spesies kemudian dikalikan 100%. Frekwensi relatif terbesar pada tempat terang adalah
rumput mutiara (Hedyotis carymbosa L), rumput teki (Cyperus rotundus L), meniran
(Phylantus urinaria) sebesar 13,33% dan frekwensi relatif paling kecil yaitu sidoguri
(Sida rhombifolia), bandotan (Ageratum conizoides), beluntas (Plucea indica L), rumput
kremah (Alternanthera sesillis) yang masing-masing sebesar 3,33%. Kemudian pada
tempat gelap dapat dilihat frekwensi relatif paling besar yaitu rumput mutiara (Hedyotis
carymbosa L) sebesar 13,04% sedangkan yang paling kecil yaitu tanaman wedelia,
pegagan, kunyit, belimning, serai, tanaman dollar, kedelai, jagung yang masing-masing
4,34%.

Yang selanjutnya yaitu menghitung densitas relatif dengan cara membagi total
cacah individu spesies A dengan jumlah total cacah individu seluruh spesies dikalikan
dengan 100%. Pada data hasil pengamatan dapat dilihat densitas relatif tertinggi yaitu
rumput mutiara sebesar 37,91% dan terendah yaitu sambiloto sebesar 0,11% pada
tempat terang. sedangkan pada te,pat teduh densitas relatif terbesar adalah rumput
mutiara sebesar 22,7% sedangkan yang terendah yaitu pegagan sebesar  0,1%.

Perhitungan terakhir yaitu menjumlahkan antara densitas relati dengan frekwensi


relatif yang dinamakan nilai penting. Pada tempat terang nilai penting tertinggi yaitu
rumput mutiara sebesar 51,24% sedangkan terkecil yaitu sambiloto 3,44%. Pada tempat
teduh nilai penting tertinggi yaitu rumput mutiara sebesar 35,74% dan yang paling
rendah adalah pegagan 4,4%
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

       Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil pengamatan Analisis Vegetasi 
sebagai berikut :

1.      Bahwa setiap tempat memiliki kerapatan relatif yang berbeda yang dapat dianalisis.

2.      Terdapat berbagai jenis vegetasi yang membuktikan bahwa tumbuhan tidak dapat tumbuh

sendiri.

3.      Vegetasi pada tempat terang berbeda dengan vegetasi tempat teduh, dikarenakan adanya

perbedaan intensitas cahaya yang diserap oleh tumbuhan, tingkat pH tanah, kelembapan

tanah dan faktor-faktor lingkungan yang lainnya.

4.      Pada praktikum kali ini tanaman vegetasi terbanyak terdapat pada tempat teduh yaitu 15

spesies sedangkan pada tempat terang terdapat 13 spesies.


DAFTAR PUSTAKA
Kwacy,I.2013. “Analisis Vegetasi” https://imma-kwacy.blogspot.co.id/2013/03/
analisis-vegetasi.htmml?m=1Diakses pada 30 Oktober 2016.

Lathyris, riyanti, 2010 “Laporan Analisis Vegetasi” https://riyantilathyris.


wordpress.com/2010/11/26/laporan-analisis-vegetasi/ Diakses pada 30 Oktober 2016.

Secuilmimpi, 2013 “Laporan Analisis Vegetasi” https://secuilmimpi.blogspot.co. id


/2013/10/laporan-analisis-vegetasi.html?m=1Diakses pada 30 Oktober 2016.

Ahraf, bima, 2010 “Analisis Vegetasi dengan Metode


Kuadrat” https://bimashraf..blogspot.co.id/2010/12/analisis-vegetasi-dengan-metode-
kuadrat-html?m=1Diakses pada 30 Oktober 2016

Komentar
Postingan populer dari blog ini
Laporan Praktikum Kadar Air Tanah
Desember 12, 2017

BAB I
PENDAHULUAN 1.1       Latar Belakang
Tanah memiliki peranan penting bagi kehidupan makhluk hidup dimanan makhluk hidup
melakukan semua kegiatan diatas tanah. Tanah merupakan bagian permukaan kulit
bumi yang berfungsi sebagai tempat organisme. Tanah juga memiliki peran penting
dalam siklus hidrologi yaitu air hujan yang jatuh mencapai tanah akan mengalami
infiltrasi. Infiltrasi merupakan peristiwa dimana air bergerak melalui celah-celah dan pori-
pori batuan yang ada di bawah tanah yang dapat bergerak vertikal atau horizontal. Air
mempunyai fungsi yang penting dalam tanah, antara lain pada proses pelapukan mineral
dan bahan organik tanah, yaitu reaksi yang mempersiapkan hara larut bagi pertumbuhan
tanaman. Air juga berfungsi sebagai media gerak hara ke akar-akar tanaman. Keadaan
air terlalu banyak tersedia mengakibatkan hara-hara dapat tercuci dari daerah-daerah
perakaran atau bila evaporasi tinggi, garam-garam terlarut mungkin terangkat kelapisan
tanah atas. Air yang berlebihan juga …
BACA SELENGKAPNYA

Contoh Review Jurnal


September 19, 2017

Judul               : Climate Change In Relation To Agriculture Jurnal               : Scholary


journal Download       : http://e-resource.perpusnas.go.id:2171/docview/1788994068?
accountid=25704 Halaman          : 162-166 Tahun              : 2015 Penulis             : Camelia,
Slave, loana, Vizireanu Reviewer         : Prismaya Andarema Tanggal           : 27 Agustus
2017

Abstrak Jurnal yang berjudul “Climate Change In Relation To Agriculture” ini berisi
tentang perubahan iklim yang terjadi di Rumania, perubahan iklim yang sangat signifikan
menyebabkan perubahan cuaca ekstrim (badai, banjir, kekeringan). Abstrak yang
disajikan penulis menggunakan bahasa Inggris (Bahasa Internasional). Secara
keseluruhan isi abstrak ini menuju ke topik bahasan yang dibahas dalam jurnal ini.
Menurut saya isi dari abstrak ini mudah dipahami oleh pembaca. Pengenalan Dalam
paragraf pertama, penulis menegaskan bahwa selama sejarah dunia iklim telah berubah
banyak sekali. Dalam tahun terakhir sekit…

BACA SELENGKAPNYA

 Diberdayakan oleh Blogger

Gambar tema oleh Veronica Olson

MY LECTURE

KUNJUNGI PROFIL

Arsip
Laporkan Penyalahgunaan
Prismaya Andarema

Anda mungkin juga menyukai