Makalah Senyawa Halida
Makalah Senyawa Halida
ORGANIK
II (ALKIL
HALIDA)
SENYAWA HALIDA
KELOMPOK 3 :
1. DINI SAFITRI (062117015)
2. FARHAN FATUR R. (062117046)
3. MEIZARISTY (062117043)
4. NIDA HADZANI (062117007)
5. SITI ROPIAH (062117072)
6. TEGUH MUHAROM (062117018)
7. YOBI SUKRESNA (062117013)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas nikmat dan karunia-
Nya lah kami dapat menyusun makalah dengan judul “Alkil Halida / Senyawa Halida” ini
hingga selesai. Sholawat serta salam tak lupa kita haturkan kepada junjungan alam Nabi
besar Muhammad saw beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen yang telah membimbing kami
dalam pembelajaran kimia organik dengan penuh kesabaran. Tak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada teman-teman atas kerja samanya, serta pihak –pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan tugas kimia organik yang
berjudul alkil halida . Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna untuk
itu kami minta kritik dan sarannya guna memperbaiki pembuatan makalah
kedepannya.
Terima kasih atas segala bantuan dan perhatiannya. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya. Sekian yang bisa kami sampaikan, wassalamualaikum
wr.wb.
Penyusun
1
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Halida adalah senyawa biner, dimana salah satu bagiannya adalah salah satu
atom halogen dan bagian lainnya adalah elemen lainnya atau radikal yang
mempunyai tingkat keelektronegatifan lebih kecil daripada atom halogen, untuk
membentuk senyawa fluorida, klorida, bromida, iodida, atau astatin. Kebanyakan
garam merupakan halida. Semua logam pada elemen grup 1 akan membentuk
halida yang berbentuk padatan putih dalam suhu ruangan. Ion halida adalah atom
hidrogen yang mengikat muatan negatif. Anion halida contohnya fluorida (F −),
klorida (Cl−), bromida (Br−), iodida (I−) dan astatin (At−).Semua ion ini terdapat
pada garam halida ion. (Kanginan marthen. 1995: 68)
Senyawa alkil halida atau halogen organik adalah tiap senyawa yang
mengandung ikatan antara karbon dan halogen. Biasanya ditemukan dari hasil
sumber daya laut seperti ganggang (rumput laut). Senyawa halogen organik ini
dalam kehidupan sehari-hari dipakai dalam anestesi hisap, pelarut dalam
pencucian tanpa air, pestisida, penghilang lemak, dan zat pendingin.
2
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
BAB II ISI
Alkil halida adalah turunan hidrokarbon di mana satu atau lebih hidrogennya
diganti dengan halogen. Tiap-tiap hidrogen dalam hidrokarbon potensil digantikan
dengan halogen, bahkan ada senyawa hidrokarbon yang semua hidrogennya
dapat diganti. Senyawa terfluorinasi sempurna yang dikenal sebagai fluorokarbon,
cukup menarik karena kestabilannya pada suhu tinggi.
Alkil halida juga terjadi di alam, meskpiun lebih banyak terjadi dalam
organisme air laut daripada organisme air tawar. Halometana sederhana seperti
CHCl3, CCl4, CBr4, CH3I, dan CH3Cl adalah unsur pokok alga Hawai Aspagopsi
taxiformis. Bahkan ada senyawa alkil halida yang diisolasi dari organisme laut
yang memperlihatkan aktivitas biologis yang menarik. Sebagai contoh adalah
plocamen B, suatu turunan triklorosikloheksana yang diisolasi dari alga merah
Plocamium violaceum, berpotensi seperti DDT dalam aktivitas insentisidalnya
melawan larva nyamuk.
I : 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 3d10 4s2 4p6 4d10 5s2 5p5
Ikatan antara gugus metil dengan fluor, klor, brom, dan ioda terbentuk oleh
tumpang tindih orbital sp3 dari karbon dengan orbital sp3 dari fluor, klor, brom, dan
iod. Kekuatan ikatan C-X menurun dari metil fluorida ke metil iodida. Hal ini
mencerminkan prinsip umum bahwa tumpang tindih orbital-orbital lebih efisien
antara orbital-orbital yang mempunyai bilangan kuantum utama yang sama, dan
efisiensinya menurun dengan meningkatnya perbedaan bilangan kuantum utama.
4
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
Perlu pula dicatat bahwa halogen adalah lebih elektronegatif daripada karbon,
sehingga ikatan C-X bersifat polar di mana karbon mengemban muatan posisif
partial (δ+) dan halogen muatan negatif partial(δ-). Dengan demikian kerapatan
elektron pada halogen lebih tinggi daripada karbon.
5
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
2. Senyawa polihalogen
a. Senyawa dihaloalkana, senyawa haloalkana yang mengikat dua
atom halogen pada rantai C-nya.
Contoh CH2Cl2 ,C2H4Br2.
b. Senyawa trihaloalkana, senyawa haloalkana yang mengikat tiga
atom halogen pada rantai C-nya.
Contoh CHCl3 ,CHI3
c. Senyawa tetrahaloalkana, senyawa haloalkana yang mengikat empat
atom halogen pada rantai C-nya.
Contoh: CCl4,CF2Cl2
Istilah geminal (gem-) (latin geminus, kembar) dan vicinal (vic-) (latin vicinus,
tetangga) kadang digunakan untuk memperlihatkan posisi relatif substitutein
sebagai geminal untuk posisi 1,1 dan vicinal untuk posisi1,2.
6
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
Senyawa alkil halida suku rendah mempunyai sifat khusus, yaitu agak
manis dan harum tetapi yang berantai karbon panjang bau dan rasanya tidak
nyata, semua alkil halida tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik. Meskipun pada senyawa alkil halida terdapat perbedaan elektron
gravitasi yang sangat kecil antara atom karbon dan halida, maka alkil halida
kepolarannya pun sangat kecil sehingga tidak larut dalam air maupun asam
sulfat pekat tetapi dapat larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter
maupun ligroin.
Sifat fisik beberapa alkil halida disajikan dalam berikut. Kebanyakan alkil
halida adalah cair untuk bromida, iodida, dan polihalida Umumnya senyawa
alkil halida mempunyai kerapatan > 1. Alkil halida tidak larut dalam air, tetapi
dapat saling melarutkan dengan hidrokarbon cair.
7
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
Semua alkil halida tidak larut dalam air , tetapi dapat larut
dalam pelarut-pelarut organik dengan polaritas rendah seperti
benzene, eter, dan kloroform.
Massa jenis alkil halida < massa jenis air, sedangkan berat jenis
alkil bromida dan alkil iodida > massa jenis air.
b. Aril halida
Sifat fisik aril halida adalah wujud fisikanya ditentukan oleh jumlah
atom halogen yang dikandungnya, hanya dapat larut dalam pelarut-
pelarut organik danb berat jenisnya serta titik didihnya meningkat
mengikuti urutan F – Cl – Br – I.
Alkil halida paling banyak ditemui sebagai zat antara dalam sintesis. Mereka
dengan mudah diubah ke dalam berbagai jenis senyawa lain, dan dapat diperoleh
melalui banyak cara. Reaksi alkil halida yang banyak itu dapat dikelompokkan
dalam dua kelompok, yaitu reaksi substitusi dan reaksi eliminasi.
1. Reaksi Subtitusi
Reaksi yang penting dalam alkil halida adalah reaksi subtitusi
nukleofilik. Dalam reaksi ini nukleofil ynag menyerang dapat berupa anion
(OH-, CN-, dan sebagainya). Dan dapat pula berupa molekul polar yang
netral (NH3, CH3OH, dan sebagainya) . Dalam reaksi substitusi, halogen
(X) diganti dengan beberapa gugus lain (Z).
e. Pembuatan nitril (alkil sinida) dari alkil halide dengan perak sianida
8
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
g. Reaksi Wurtz
Reaksi antara alkil halida dengan logam Na menghasilkkan alkana.
2. Reaksi Eliminasi
Dalam reaksi eliminasi suatu molekul kehilangan atom-atom atau ion-
ion dalam strukturnya. Reaksi eliminasi melibatkan pelepasan HX, dan
hasilnya adalah suatu alkena. Banyak sekali modifikasi terhadap reaksi ini,
tergantung pada pereaksi yang digunakan.
9
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
Jika suatu alkena adalah alkena asimetris (gugus terikat pada dua
karbon sp3 yang berbeda), maka kemungkinan akan terbentuk dua produk
yang berbeda dengan adanya adisi HX atau alkil halide berikut ini
merupakan contoh dari reaksi alkena simetris:
10
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
11
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
12
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
Senyawa halida adalah turunan hidrokarbon di mana satu atau lebih hidrogennya
diganti dengan halogen. Tiap-tiap hidrogen dalam hidrokarbon potensil digantikan dengan
halogen, bahkan ada senyawa hidrokarbon yang semua hidrogennya dapat diganti.
Senyawa halida mempunyai sifat kimia dengan bereaksi dengan senyawa lain, reaksi
yang terjadi dapat berupa:
1. Reaksi Subtitusi
2. Reaksi Eliminasi
Senyawa organik halida dapat dibuat dengan beberapa cara sebagai berikut ini:
1. Mereaksikan alkohol menjadi alkil halida
2. Adisi halogen (halogenasi) pada alkena menjadi alkil halida
3. Hidrohalogenasi alkena menjadi alkil halida
4. Halogenasi alkana menjadi alkil halida
5. Mereaksikan benzene menjadi aril halida
13
KIMIA ORGANIK II (ALKIL HALIDA)
DAFTAR PUSTAKA
Allinger N. L., et al.1976. Organic Chemistry, 2nd Edition. New York: Worth Publishers,
Inc.
Hart, H.. 1983. Organic Chemistry – a short Course, 5th Edition, Diterjemahkan oleh
Achmadi S., 1983, Kimia Organik – Suatu Kursus Singkat, Edisi Keenam. Jakarta:
Erlangga.
McMurry, M.. 1988. Organic Chemistry, 2nd Edition. California : Brooks/Cole Publishing
Company.
Sugianto, dkk.1979. Kimia Organik Untuk Sekolah lanjutan Tingkat Atas. Jakarta: Widjaya
Jakarta
14