Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI PANGAN DAN PENGOLAHAN


FOTOSINTESIS

Dosen Pembimbing:
Rahmawati, S.Pi., M.Sc.

Disusun oleh:
Regita Widya Pramesti
21033010013
Kelas Paralel A/Kelompok B

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
SURABAYA
2021
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tumbuhan memiliki peranan yang penting bagi mahluk hidup untuk
mempertahankan hidupnya. Tumbuhan merupakan produsen karena dapat
mensintesis makanannya sendiri dari senyawa anorganik (autotrof) melalui proses
fotosintesis. Fotosintesis merupakan suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus
oleh tumbuhan [ CITATION Bud16 \l 1033 ].
Fisiologi Tumbuhan mempelajari persoalan struktur – fungsi pada tumbuhan,
baik yang terjadi di tingkat sel, jaringan, organ maupun tingkat individu tumbuhan, yang
menunjukkan komponen struktur, saling hubungan serta mekanisme berbagai
peristiwa fisiologis yang terjadi [ CITATION Kor21 \l 1033 ]. Fisiologi Tumbuhan adalah
Ilmu yang mempelajari fungsi tumbuhan, apa yang terjadi pada tumbuhan hingga
mereka itu hidup [ CITATION Lak13 \l 1033 ]
Jadi, fisiologi tumbuhan merupakan ilmu yang berhubungan dengan proses dan
fungsi, respon tumbuhan terhadap perubahan lingkungan serta pertumbuhan dan
perkembangan yang dihasilkan dari adanya respon tersebut. Yang dimaksud dengan
Proses adalah : Merupakan urutan kejadian alamiah yang kontinyu. Contohnya;
fotosintesis, respirasi, absorbs ion, translokasi, membuka dan menutupnya stomata,
transpirasi dan lain-lain. Yang dimaksud dengan Fungsi adalah : merupakan aktivitas
alamiah dari sebuah benda, apakah berbentuk sel, jaringan, organ, senyawa kimia dan
lain-lain [ CITATION Kor21 \l 1033 ].
Metabolisme adalah reaksi-reaksi kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia
ini akan mengubah suatu zat menjadi zat lain. Metabolisme terdiri atas dua proses
yaitu
anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah proses-proses penyusunan energi
kimia melalui sintesis senyawa-senyawa organik. Sedangkan katabolisme adalah
proses penguraian dan pembebasan energi dari senyawa-senyawa organik melalui
proses respirasi. Semua reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim, baik oleh reaksi yang
sederhana maupun reaksi yang rumit. Atau dengan pengertian lain, anabolisme adalah
pembentukan molekul-molekul kompleks menjadi molekul-molekul sederhana, contoh
respirasi [ CITATION Ren11 \l 1033 ].
Transpirasi, fotosintesis dan respirasi termasuk proses metabolisme tumbuhan
yang umum dikenal [ CITATION Lak08 \l 1033 ].
Salah satu komponen penting yang digunakan dalam fotosintensis adalah
klorofil. Klorofil memungkinkan tumbuhan dapat menyerap energi dan cahaya. Setiap

1
jenis daun pada setiap tumbuhan memiliki kandungan klorofil yang berbeda. Faktor
yang menyebabkan perbedaan adalah faktor genetik yang mempengaruhi morfologi
dan anatomi daun. Selain klorofil, stomata juga dapat mempengaruhi efisiensi
fotosintesis. Stomata memungkinkan masuknya dari lingkungan pada siang hari
sebagai bahan
fotosintesis. Fotosintesis hanya dapat dilakukan saat stomata terbuka. Kerapatan
stomata sangat bergantung pada konsentrasi, yaitu bila naik, jumlah stomata per
satuan luas lebih sedikit. Stomata memberikan respon pada cahaya melalui efek
fotosintesis dari konsentrasi [ CITATION Bud16 \l 1033 ].
Fotosintesis adalah proses untuk memproduksi gula (karbohidrat) pada
tumbuhan, beberapa bakteri dan organisme non-seluler (seperti jamur, protozoa)
dengan menggunakan energi matahari, yang melalui sel-sel yang berespirasi energi
tersebut akan dikonversi ke dalam bentuk ATP sehingga dapat digunakan seluruhnya
oleh organisme tersebut. Reaksi umum dan proses fotosintesis adalah :

6H2O + 6CO2 →C6H12O6 + 6O2

Pada Gambar 1. terlihat diagram input dan output material (02, H20 dan CO2) yang
digunakan dalam proses fotosintesis pada tumbuhan.

Gambar 1. Diagram input-output material (O2, H2O dan CO2) dalam proses fotosintesis pada
tumbuhan (Freeman & Sinauer Associates, 2000).

2
Fotosintesa merupakan suatu proses, dimana karbondioksida dan air di bawah
pengaruh cahaya diubah ke dalam persenyawaan organik yang berisi karbon dan
hanya akan menghasilkan energy. Fotosintesa merupakan suatu rentetan proses yang
terintegrasi dan kompleks, yang dapat dinyatakan dalam bentuk singkat dengan reaksi
kimia sebagai berikut:

energi cahaya

12 H 2 O+6 CO 2+ dengan bantuan →C 6 H 12 O6+ 6 H 2 O+6 O2

Klorofil
[ CITATION Son20 \l 1033 ]
Di dalam tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi maka proses fotosintesis dapat
berlangsung pada prinsipnya bila terdapat gas asam arang (CO2), air (H2O) klorofil
dan sinar matahari. Gas asam arang (CO2) ini diambil tanaman dan udara melalui
celah yang terdapat pada daun dan disebut stomata.

Pada umumnya stomata terdapat pada epidermis bawah dari daun, tetapi
kadang-kadang pada epidermis atas juga terdapat meskipun jumlahnya sedikit.

Proses fotositensis terdiri dari


tiga tahap utama (Pooja, 2011)
yaitu:
1. Penghilangan atom hidrogen
dari air dan disertai produksi
molekul oksigen;

3
2. Trasnfer atom hidrogen dari
sebuah senyawa lanjutan pada
tahap pertama menjadi satu
pada tahap ketiga, dan
3. Penggunaan atom
hidrogen untuk mengubah
karbondi oksida menjadi
sebuah
karbohidrat.
Proses fotositensis terdiri dari
tiga tahap utama (Pooja, 2011)
yaitu:
1. Penghilangan atom hidrogen
dari air dan disertai produksi
molekul oksigen;

4
2. Trasnfer atom hidrogen dari
sebuah senyawa lanjutan pada
tahap pertama menjadi satu
pada tahap ketiga, dan
3. Penggunaan atom
hidrogen untuk mengubah
karbondi oksida menjadi
sebuah
karbohidrat.
Proses fotositensis terdiri dari tiga tahap utama [ CITATION Poo11 \l 1033 ] yaitu:

1. Penghilangan atom hidrogen dari air dan disertai produksi molekul oksigen;
2. Trasnfer atom hidrogen dari sebuah senyawa lanjutan pada tahap pertama
menjadi satu pada tahap ketiga, dan
3. Penggunaan atom hidrogen untuk mengubah karbondi oksida menjadi sebuah
karbohidrat

1.2 Tujuan
Mempelajari hubungan antar stomata dan fotosintesis pada daun.

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Fotosintesis


Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau
energi yaitu glukosa yang dilakukan oleh tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri
dengan menggunakan zat hara, karbondioksida (𝐶𝑂2), dan air serta dibutuhkan
bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi
yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis sangat penting bagi
kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berfungsi untuk menghasilkan sebagian besar
oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui
fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan
salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari 𝐶𝑂2
diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang
dilakukan organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang
dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang [ CITATION Juw14 \l 1033 ].
Fotosíntesis membutuhkan air, sementara konsep yang benar adalah air
berperan sebagai donor proton. Bakteri sulfur dapat berfotosintesis dengan
memanfaatkan H2S sebagai donor proton, setiap tilakoid hanya memiliki satu
fotosistem I dan satu fotosistem II, sementara konsep yang benar adalah setiap tilakoid
memiliki lebih dari satu fotosistem I dan fotosistem II [ CITATION Put16 \l 1033 ].
Fotosintesis menggambarkan sebuah proses yang unik dari konversi energi
sinar
matahari. Dalam prosesnya, senyawa anorganik dan energi cahaya dikonversi menjadi
senyawa organik oleh organisme fotoautotrof. Fotosintesis dapat digambarkan sebagai
reaksi reduksi-oksidasi yang dikendalikan oleh energi cahaya yang diserap oleh
klorofil, dimana karbon dioksida dan air dikonversi menjadi karbohidrat dan oksigen.
Konversi tersebut dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu reaksi terang (light reaction)
dan reaksi gelap (dark reaction). Pada tahap reaksi terang, yang berlangsung dalam
membran fotosintetis, energi cahaya dikonversi menjadi energi kimia yang terdiri dari
NADPH2 dan ATP. Kemudian pada tahap reaksi gelap, yang berlangsung dalam
stroma, NADPH2 dan ATP dimanfaatkan sebagai reduktor biokimia untuk mengubah
karbon dioksida menjadi karbohidrat. [ CITATION Abd13 \l 1033 ].
Menurut Pertamawati (2010) Beberapa faktor yang menentukan laju
fotosintesis adalah :
1. Cahaya

6
Intensitas cahaya laju fotosintesis akan berjalan maksimum ketika banyak
cahaya. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung
setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, semakin banyak jumlah bahan yang
dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. Jika kadar 𝐶𝑂2
dalamsel rendah (misalnya karena meningkatnya penyinaran dan suhu sehingga laju
produksi oksigen sangat tinggi dan stomata menutup), maka fotosintesis akan
menurun.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar Air
Kekurangan air menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan
karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. Akibatnya fotosintat yang
dihasilkan menurun jumlahnya.

2.2 Reaksi Terang


Pertumbuhan dan produktivitas tanaman dipengaruhi oleh lingkungan
sekitarnya. Cahaya matahari merupakan salah faktor yang mempengaruhi
produktivitas tanaman karena tidak semua tanaman memerlukan intensitas cahaya
yang sama dalam proses fotosintesis. Fotosintesis adalah reaksi penting pada
tumbuhan yang berfungsi mengkonversi energi (cahaya) matahari menjadi energi kimia
yang disimpan dalam senyawa organic [ CITATION Cam08 \l 1033 ].
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi reaksi fotosintesis.
Energi matahari yang diserap oleh daun sebesar 1- 5% sedangkan sisanya
dikeluarkan melalui transpirasi dan dipancarkan/dipantulkan [ CITATION Tai10 \l 1033 ].
Reaksi terang merupakan suatu reaksi yang tidak tergantung pada suhu, tetapi
tergantung pada cahaya (foton). Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP
dan reduksi NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air, reaksi terang merupakan
salah satu langkah dalam fotosintesis mengubah energi matahari menjadi energi kimia.
Reaksi terang fotosintesis terjadi pada membran tilakoid kloroplas tepatnya pada
grana, terdapat pigmen klorofil yang bersama protein organik yang lebih kecil lainnya
disebut fotosistem. Setiap fotosistem memiliki pengumpul cahaya yang disebut dengan

7
kompleks antena yang tersusun atas beberapa ratus klorofil a, klorofil b, dan molekul
karotenoid. Fungsi kompleks antena untuk membantu fotosistem menerimacahaya
dengan spektrum yang luas. Ketika kompleks antena menyerap foton, maka energi
foton akan disalurkan dari molekul pigmen yang satu ke molekul pigmen yang lain
hingga sampai pada klorofil a tertentu pada fotosistem yang disebut pusat reaksi
[ CITATION Fad12 \l 1033 ].

Dalam proses fotosintesis, reaksi terang merupakan proses yang pada akhirnya
menghasilkan ATP juga NADPH2. Dalam rekasi ini diperlukan molekul air. Reaksi
terang terjadi dalam membran tilakoid. Proses reaksi terang dimulai dengan
menangkap foton yang dilakukan oleh pigmen klorofil yang berperan sebagai antenna.
Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450
nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer).
Cahaya hijau akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan
sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak
energi pada gelombang cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Hal ini karena
panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energy [ CITATION Per10 \l
1033 ].

Gambar 2.1 Reaksi Terang

8
(Sumber Gambar :
https://slidetodoc.com/presentation_image/0c8d97346a06e7c2660ec23128fac494/ima
ge-4.jpg)
Reaksi terang yaitu reaksi fotosintesis dimana klorofil menangkap energi
cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia dalam bentuk ATP, dan pada saat
bersamaan terjadi pemecahan molekul air (H,O) menjadi hidrogen dan oksigen, yang
disebut dengan fotolisis. Reaksi terang secara sederhana seperti berikut [ CITATION
Nyo18 \l 1033 ].:
energicahaya +¿+ NADPH + ATP ¿
+¿+ ADP +Pi O +H ¿
danklorofil 2
H 2 O+ NADP

[ CITATION Nyo18 \l 1033 ]

Oksigen dilepaskan sebagai melokel O, dalam bentuk gas dan hidrogen (H)
ditangkap oleh penerima hydrogen yaitu nikotinamid-adenin-dinukleotida-fosfat (NADP)
menjadi molekul NADPH. Langkah ini disebut reaksi Hill (NADP telah bertindak
sebagai pereaksi Hill). Penangkapan energi cahaya dengan pengubahan adenosine-
difosfat (ADP) menjadi adenosine-trifosfat (ATP) disebut reaksi fotofosforilasi
(penambahan fosfat ke ADP menjadi ATP dalam keadaan ada cahaya). Gabungan dari
reaksi Hill dan fotofosforilasi dikenal dengan reaksi terang dalam proses fotosintesis
[ CITATION Nyo18 \l 1033 ].

Reaksi terang fotosintesis terjadi di membran tilakoid kloroplas. Pada membran


tilakoid, terdapat pigmen klorofil yang bersama protein dan molekul organik yang lebih
kecil lainnya disebut fotosistem. Setiap fotosistem, memiliki pengumpul cahaya yang
disebut dengan kompleks antena yang tersusun atas beberapa ratus klorofil a, klorofil
b, dan molekul karotenoid. Fungsi kompleks antena untuk membantu fotosistem
menerima cahaya dengan spektrum yang lebih luas. Ketika kompleks antena
menyerap foton maka energi foton akan disalurkan dari molekul pigmen yang satu ke
molekul pigmen yang lain hingga sampai pada klorofil a tertentu pada fotosistem yang
disebut pusat reaksi. Pada membran tilakoid, terdapat dua jenis fotosistem yang
dinamakan berdasarkan urutan ditemukannya, yaitu fotosistem I dan fotosistem II.
Fotosistem I mempunyai pusat reaksi P700 karena paling baik menyerap cahaya
dengan panjang gelombang 700 nm. Fotosistem II mempunyai pusat reaksi P680
karena menyerap cahaya paling puncak pada panjang gelombang 680 nm. Kedua
pusat ini tersusun oleh klorofil a [ CITATION San07 \l 1033 ].

9
Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia melalui dua cara. Cara
pertama membentuk sebuah siklus (reaksi siklik), yaitu elektron kembali ke pusat
reaksi asalnya. Cara kedua tidak membentuk siklus (reaksi nonsiklik). Pada cara
nonsiklik, elektron berenergi ditransfer ke NADP+ dan tidak dikembalikan ke pusat
reaksi. Kedua cara aliran elektron tersebut dihasilkan di dalam proses fosforilasi (ADP
+ Pi ATP) sehingga dinamakan fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik. Istilah
siklik atau nonsiklik berkaitan dengan cara pengaktifan elektron; foto karena energi
cahaya digunakan untuk mengaktifkan elektron; dan fosforilasi karena membentuk
ATP.

1. Fotofosforilasi Siklik

Gambar 2.1 Proses Fotofosforilasi Siklik


(Sumber : https://learniseasy.com/proses-reaksi-fotosintesis-tumbuhan/)
Hanya fotosistem I yang bekerja selama fotofosforilasi siklik. Energi
cahaya diabsorpsi oleh pigmen antena dan disalurkan ke dalam pusat reaksi
P700. Fotoeksitasi electron yang berasal dari P700 diteruskan ke suatu
akseptor elektron kemudian dipancarkan lagi ke sistem transpor elektron yang
mengembalikan elektron ke pusat reaksi yang sama (P700). Molekul ATP
disintesis sebagai hasil dari perjalanan siklus elektron tersebut.
2. Fotofosforilasi Nonsiklik

10
Gambar 2.2 Proses Fotofosforilasasi Nonsiklik
(sumber : https://learniseasy.com/proses-reaksi-fotosintesis-tumbuhan/)
Fotoeksitasi elektron dalam fotofosforilasi nonsiklik mengalir di
sepanjang garis lurus. Elektron ditranspor mulai dari air, melalui sejumlah
molekul, dan akhirnya ke NADP+ untuk membentuk NADPH. Hasil transpor
diantara molekulmolekul juga berupa ATP. Seperti halnya fotofosforilasi siklik,
aliran elektron nonsiklik dimulai ketika energi cahaya diabsorpsi oleh pigmen
fotosintetik. Fotosistem I dan II berperan dalam aliran nonsiklik dan keduanya
diaktivasi secara terus menerus. Energi yang diabsorpsi oleh fotosistem II
didorong ke pusat reaksi P680 sehingga mendorong dua elektron ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Elektron berenergi tersebut diteruskan ke molekul
akseptor elektron fotosistem II. Oksidasi di pusat reaksi P680 sekarang memiliki
daya tarik yang sangat kuat terhadap elektron. Daya tarik tersebut menarik satu
elektron dari masing-masing atom hidrogen molekul air sehingga molekul air
terpisah. Proses itu disebut fotolisis (foto=cahaya; lisis=memisah). Saat
fotolisis, dua hidrogen yang dipisahkan dari atom-atom hidrogen mengisi
kekosongan elektron di P680. Dua proton teritnggal di dalam kantong tilakoid
dan dibebaskan atom oksigen untuk bergabung membentuk O2. Kelompok
elektron berenergi yang dilepaskan dari P680 ke akseptor diputar lagi ke sistem
transpor elektron. Elektron tersebut dikirim ke pusat reaksi P700 fotosistem I.
cahaya jatuh tepat pada fotosistem I dan II dalam waktu yang bersamaan. Oleh
karena itu, seperti peristiwa yang berlangsung di fotosistem II, energi cahaya
juga diabsorpsi oleh fotosistem I. Elektron yang diaktifkan oleh P700 ke sebuah
akseptor elektron. Hal tersebut mengakibatkan kekosongan dua elektron di
dalma pusat reaksi oksidasi P700. Elektron yang bergerak dari P680 fotosistem
II akan mengisi kekosongan tersebut. Molekul akseptor fotosistem I menerima
elektron berenergi dari P700 kemudian diteruskan ke rantai transpor yang lain.
Molekul terakhir di dalam rantai akan memancarkan elektron ke NADP+ untuk
membentuk NADPH.

[ CITATION Sud07 \l 1033 ].

2.2 Reaksi Gelap


Sesuai dengan namanya reaksi gelap merupakan reaksi yang tidak bergantung
pada cahaya. Inti dari proses reaksi gelap merupakan pengubahan Karbondioksida
(CO2) menjadi glukosa. Reaksi gelap ini terjadi pada bagian stroma kloroplas. Reaksi

11
gelap hanya akan terjadi sesudah terjadinya reaksi terang, dan proses reaksi gelap
sangat kompleks, karena pengubahan Karbondioksida (CO2) [ CITATION Jul17 \l 1033 ].
Reaksi gelap merupakan reaksi yang terjadi tanpa membutuhkan cahaya.
Setelah dihasilkan ATP dan NADPH2 dari reaksi terang, akan terjadi pengikatan CO2.
Reaksi ini tidak bergantung pada keberadaan cahaya sehingga disebut reaksi gelap.
Reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Ilmuwan yang pertama kali menemukan reaksi
gelap ini adalah Melvin Calvin dan Andrew Benson sehingga reaksi gelap sering
disebut juga siklus Calvin Benson [ CITATION Kar08 \l 1033 ].
Siklus Calvin adalah reaksi tahap kedua dari fotosintesis. Disebut reaksi gelap
karena reaksi ini tidak memerlukan cahaya. Reaksi gelap terjadi di dalam stroma
(rongga daun). Siklus Calvin diawali dengan penggabungan CO2 dari udara ke dalam
molekul organik yang sudah ada dalam kloroplas, kemudian mereduksi karbon yang
terfiksasi menjadi karbohidrat melalui penambahan elektron. Tenaga pereduksi
disediakan oleh NADPH, yang menerima muatannya dalam reaksi terang. Untuk
mengubah CO2 menjadi karbohidrat, siklus Calvin juga membutuhkan energi kimia
dalam bentuk ATP, yang juga dibentuk oleh reaksi terang. Dengan demikian, siklus
Calvin menghasilkan gula, namun siklus tersebut hanya dapat melakukannya dengan
bantuan NADPH dan ATP yang dihasilkan oleh reaksi terang [ CITATION Cam08 \l 1033 ].
Reaksi gelap memerlukan ATP, hidrogen, dan elektron dari NADPH, karbon
dan oksigen dari karbon dioksida, enzim yang mengkatalisis setiap reaksi, dan RuBP
(Ribulosa BiPhosphat). RuBP merupakan suatu senyawa yang memiliki 5 atom karbon.
Sel-sel fotosintesis mengubah glukosa terfosforilasi menjadi sukrosa atau pati pada
siang hari (ada cahaya). Dari semua karbohidrat pada tumbuhan, sukrosa paling
mudah ditransportasikan, sedangkan pati adalah sebagai cadangan atau penimbunan
makanan. Pada saat malam hari atau tidak ada cahaya, sel-sel fotosintesis mengubah
pati menjadi sukrosa untuk diangkut ke sel-sel tumbuhan di daun, batang, dan akar
(Aryulina dkk, 2011).
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai
proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin
yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa yang kemudian akan
menjadi gula seperti glukosa. Reaksi ini disebut reaksi gelap (carbon fixation reaction)
karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun
dalam keadaan gelap atau tanpa cahaya. Reaksi gelap berlangsung pada stroma yang
merupakan bagian “sintesis” dalam fotosintesis [ CITATION Per10 \l 1033 ].

12
Pada siklus Calvin tumbuhan mengubah senyawa ribulosa-1,5-bisfosfat (RuBP,
senyawa dengan lima atom C) dan molekul karbondioksida menjadi dua senyawa 3-
fosfogliserat (PGA): Oleh karena PGA memiliki tiga atom karbon tumbuhan yang
menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C3. Penambatan CO2
sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim Rubisco, yang
merupakan enzim alami yang paling melimpah di bumi [ CITATION Suy20 \l 1033 ].
Reaksi gelap merupakan proses fiksasi CO2 untuk membentuk glukosa dengan
menggunakan energi yang dihasilkan oleh reaksi terang. Reaksi biokimia dalam
pembentukan glukosa terjadi melalui siklus yang disebut siklus Calvin-Benson. Dalam
siklus Calvin dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu tahap fiksasi, reduksi, dan
regenerasi-sintesis glukosa. Pada tahap fiksasi, CO2 diikat oleh RuBP (Ribulosa
Bifosfat) moelkul beratom C5 dn akan membentuk APG (asam fosfogliserat) molekul
beratom 2C3. Reaksi fiksasi ini dikatalisis oleh enzim Rubiszo (Ribulose Biphosphat
Karboksilase). Selanjutnya APG direduksi menjadi molekul fosfogliseroldehida (PGAL)
molekul beratom 2C3 dengan menggunakan energi ATP dan NADPH2. Dalam enam
putaran siklus Calvin ini akan didapatkan 12 PGAL. Selanjutnya 10 PGAL akan
mengalami regenerasi menjadi 5 RuBP. Dari 6 PGAL selanjutnya 5 PGAL akan
mengalami regenerasi membentuk RuBP dan 2 PGAL akan digunakan untuk
mensintesis glukosa molekul beratom C6 (C6H12O6) sebagai hasil akhir dari proses
fotosintesis [ CITATION Sus08 \l 1033 ].

Gambar 2.3 Siklus Calvin-Benson


(Sumber : https://generasibiologi.com/2017/07/gambar-mekanisme-proses-
fotosintesis.html)

13
a. Fase Fiksasi
Langkah pertama siklus Calvin-Benson adalah fiksasi CO2 dari udara
oleh ribulosa bifosfat (RuBP) dengan bantuan enzim rubisko. Fiksasi ini
membentuk senyawa beratom C6. Hasil yang tidak stabil tersebut dipecah
menjadi 2 senyawa C3 (3-fosfogliserat). Oleh karena itu, setiap 3 molekul CO2
yang masuk akan menghasilkan enam molekul 3-fosfogliserat.
b. Fase Reduksi
Pada fase reduksi, NADPH mereduksi 3-fosfogliserat menjadi 3-
fosfogliseraldehid (G3P) dengan bantuan ATP. Untuk membuat 1 molekul G3P,
siklus tersebut memerlukan atom karbon dari tiga molekul CO2. Sebenarnya
siklus ini mengambil satu karbon setiap satu siklusnya. Namun pada awal
reaksi, digunakan 3 molekul CO2 sehingga satu siklus reaksi ini menghasilkan
1 molekul G3P utuh.
c. Pelepasan satu molekul G3P
Lima molekul G3P dari langkah kedua tetap berada dalam siklus. Satu
molekul G3P yang dilepaskan dari siklus merupakan hasil bersih fotosintesis.
Sel tumbuhan menggunakan dua molekul G3P untuk membentuk satu molekul
glukosa.
d. Fase regenerasi RuBP
Rangkaian reaksi kimia menggunakan energi ATP untuk menyusun
kembali atom pada lima molekul G3P (total 15 atom C). hal tersebut untuk
membentuk tiga molekul RuBP yang akan digunakan kembali dalam siklus
Calvin-Benson.
[ CITATION Fir07 \l 1033 ].

14
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Aluminium foil
2. Klip kertas
3. Piring datar
4. Kompor
5. Gelas jar
6. Gunting
7. Panci
8. Kamera HP
B. Bahan
1. Alkohol 70 %
2. Air
3. Daun Kamboja
4. Larutan Yodium (Betadine)

3.2 Cara Kerja

Pilihlah empat lembar daun tumbuhan yang berasal dari


satu tangkai atau cabang terdekat yang sama. Daun-daun
tersebut jangan dipetik.

Lapisilah permukaan atas salah satu daun dengan


aluminium foil, dan tandailah tepinya dengan satu sobekan.

Lapisilah permukaan bawah daun yang kedua dengan


aluminium foil dan tandailah tepinya dengan dua sobekan.

Lapisilah permukaan bawah daun yang kedua dengan


aluminium foil dan tandailah tepinya dengan dua sobekan.

15
Lapisi daun yang ketiga pada permukaan atas dan
bawahnya, tandailah tepinya dengan tiga sobekan.

Lapisi daun yang ketiga pada permukaan atas dan


bawahnya, tandailah tepinya dengan tiga sobekan.

Terakhir, jangan melapisi daun yang keempat, tetapi


tandailah tepinya dengan empat sobekan

Setelah itu, tempatkan tumbuhan tersebut di tempat yang


cukup terkena sinar matahari.

Setelah 6 hari, petiklah keempat daun dari tumbuhannya


dan buka lapisan aluminium foil.

Daun tersebut segera dimasukkan ke dalam wadah yang


telah berisi air mendidih, dan biarkan hingga layu (sekitar 2-
3 menit).

Setelah layu, daun dipindahkan ke dalam botol/wadah berisi


alkohol 70%. Setelah itu panaskan botol/wadah yang berisi
daun dan alkohol tersebut dalam penangas air selama 10
menit. Jangan memanaskan alkohol langsung dengan nyala
api, dan jangan mendekatkan nyala api pada
uap alkohol! 16
Setelah 10 menit, ambilah daun tersebut dari alkohol,
celupkan ke dalam wadah yang berisi air dengan suhu
ruang dan bilas beberapa kali.

Lalu, rentangkan daun-daun tersebut dalam cawan petri


dan lumuri dengan larutan yodium.

Biarkan larutan yodium tersebut selama 2-3 menit.


Kemudian angkatlah daun-daun tersebut dari larutan
yodium, cuci dengan air, dan rentangkan dalam cawan petri
berisi air yang diletakkan di atas kertas putih.

Amatilah masing-masing daun dan perhatikan perbedaan


yang terjadi di antara keempat daun tersebut.

17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Jumlah Sobekan Bagian daun yang Perubahan Warna
(foto) ditutupi alumunium
1. Atas Pada bagian atas daun
tersebut berwarna pucat,
sedangkan pada bagian
bawah daun tersebut
berwarna gelap
kecoklatan.

2. Bawah Pada bagian atas daun


tersebut berwarna gelap
agak kehitaman, dan
sedangkan di bagian
bawah daun tersebut
berwarna pucat.

3. Atas dan bawah Pada bagian atas daun


dan di bagian bawah daun
warna daun tersebut
pucat.

18
4. Tidak ditutup Bagian pada atas daun
dan pada bagian bawah
daun berwarna kehitaman.

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang fotosintesis. Menurut Juwilda (2014)
Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi
yaitu glukosa yang dilakukan oleh tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida (𝐶𝑂2), dan air serta dibutuhkan bantuan energi
cahaya matahari.. Proses fotosintesis dapat berlangsung karena adanya klorofil seperti
yang dinyatakan oleh Budiono, dkk (2016) Salah satu komponen penting yang
digunakan dalam fotosintensis adalah klorofil. Klorofil memungkinkan tumbuhan dapat
menyerap energi dan cahaya. Setiap jenis daun pada setiap tumbuhan memiliki
kandungan klorofil yang berbeda.
Pengamatan kali ini menggunakan variabel kontrol daun kamboja. Variabel
bebas pada praktikum ini adalah larutan yodium. Variabel antaranya adalah alumunium
foil, air mendidih, alkohol 70%, dan larutan yodium. Sedangkan variable terikatnya
adalah amilum. Pada saat pengamatan menggunakan empat lembar daun kamboja
masing-masing daun diperlakukan dengan cara yang berbeda.
Di daun pertama dipasangkan atau ditutupi aluminium foil pada bagian atasnya
saja dan kemudian di klip dengan klip kertas tujuannya untuk mempererat aluminium
pada daun. Pada daun kedua diperlakukan dengan cara yang sama, tetapi yang
ditutupi dengan aluminium foil adalah di bagian bawah dan tidak lupa memasangkan
klip kertas yang bertujuan untuk mempererat aluminium foil dengan daun. Daun ketiga
juga dipasangkan aluminium foil tetapi yang ditutupi dengan aluminium foil adalah di
bagian seluruh daun atau atas bawah daun dan memasangkan dua buah klip kertas
untuk mempererat bagian atas bawah aluminium foil dengan daun tersebut. Daun

19
keempat diperlakukan seperti biasa atau tidak diberi perlakuan khusus karena tidak
dipasangkan dengan aluminium foil atau tanpa ditutupi aluminium foil. Hal ini dilakukan
karena bertujuan untuk mengetahui suatu peran cahaya dalam proses fotosintesis dan
juga membuktikan bahwa dalam hasil fotosintesis adalah glukosa yang berupa bahan
organik yang disimpan dalam bentuk amilum.
Setelah melakukan perlakuan yang berbeda pada masing-masing daun
tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengamati dan membiarkan daun tersebut
diluar rumah selama enam hari dan tidak boleh terkena air hujan. Setelah enam hari
berlalu daun tersebut dipetik dari tanaman kamboja tersebut. Kemudian langkah
selanjutnya adalah daun tersebut dimasukan ke dalam air yang sudah mendidih
selama 2-3 menit. Setelah dimasukan ke dalam air yang mendidih, daun tersebut
diangkat dari air dan dimasukan ke dalam larutan alkohol 70%, setelah dimasukan ke
dalam alkohol daun tersebut dipanaskan dengan api kecil selama 10 menit.
Selanjutnya daun tersebut diangkat dan dimasukkan dalam piring yang berisi air
bersuhu ruang. Hal ini bertujuan supaya klorofil dalam daun dapat larut. Berikutnya
daun dilumuri atau ditetesi dengan yodium dan didiamkan selama 2-3 menit.
Setelahnya cuci daun menggunakan air yang bersih sehingga tidak terdapat yodium
yang tersisa dalam permukaan daun tersebut kemudian diletakan di piring datar untuk
diamati.
Dalam percobaan tersebut diperoleh hasil seperti tabel diatas yaitu pada daun
pertama yang berubah warna adalah di bagian atas daun yang tadinya ditutupi oleh
aluminium foil, bagian atas daun tersebut berwarna pucat, sedangkan pada bagian
bawah daun tersebut berwarna gelap kecoklatan. Pada daun ke dua terjadi perubahan
warna pada bagian atas daun tersebut yaitu berwarna gelap agak kehitaman, dan
sedangkan di bagian bawah daun tersebut berwarna pucat. Di daun ke tiga juga terjadi
perubahan warna pada bagian atas daun dan di bagian bawah daun, warna daun
tersebut pucat. Begitu juga yang terjadi pada daun ke empat terjadi perubahan pada
atas daun dan pada bagian bawah daun berwarna kehitaman.
Pada percobaan diatas dapat diamati bahwa ada perbedaan warna pada
masing-masing daun tersebut antara daun yang ditutupi oleh aluminium foil dan yang
tidak ditutupi oleh aluminium foil. Di daun yang tidak ditutupi dengan aluminium foil
warnanya lebih gelap dibandingkan dengan daun yang telah ditutupi oleh aluminium
foil tersebut. Hal ini dapat menunjukan bahwa tidak terjadi proses fotosintesis pada
daun tersebut.

20
Cahaya matahari merupakan bahan utama untuk melakukan proses
fotosintesis, sementara kertas alumunium foil mencegah atau menghalangi
penyerapan cahaya matahari oleh klorofil. Tidak terjadi proses fotosintesis berarti tidak
ada energi yang dihasilkan, yakni berupa amilum.
Hasil yang diperoleh dalam praktikum telah membuktikan percobaan yang
dilakukan oleh Sach (1860). Dalam percobaan yang dilakukannya, daun segar yang ia
tutupi dengan kertas timah, dicelupkan dalam air mendidih, larutan alkohol, dan larutan
iodium. Diperoleh warna yang berbeda pada kedua daerah daun dimana yang tidak
tertutupi oleh alumunium foil, tampak jelas warna kehitaman yang menandai
keberadaan amilum.
Pada uji Sachs ini bertujuan untuk melakukan uji apakah tanpa cahaya daun
tidak berfotosintesis. Menurut Malcome (1990) Percobaan ini berdasarkan pada ciri
hidup yang hanya dimiliki tumbuhan hijau yaitu kemampuan dalam menggunakan
karbon dioksida dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta direspirasikan
atau dessimilasi bahan organik dalam tubuhnya sehingga zat organik itu bisa
digunakan untuk aktivitas mahluk hidup.
Amilum merupakan salah satu hasil fotosintesis, yang berarti pada bagian daun
yang terkena cahaya matahari terjadi proses fotosintesis, sedangkan pada daun yang
tidak terkena cahaya matahari tidak terjadi proses fotosintesis.

21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mengetahui arti reaksi terang yaitu reaksi terang adalah suatu reaksi yang tidak
tergantung pada suhu, tetapi tergantung pada cahaya (foton)
2. Mengetahui arti reaksi gelap yaitu reaksi gelap, yaitu reaksi fotosintesis yang
tidak membutuhkan cahaya.
3. Fotosintesis merupakan penambatan zat karbon dari udara untuk diubah
menjadi senyawa organik dan dapat menghasilkan suatu energi yang bias
digunakan tumbuhan hijau untuk pertumbuhan.
.5.2 Saran
Dalam praktikum Fotosintesis ini disarankan menentukan daun apa yang akan
diamati. Agar hasilnya tidak berbeda dan tidak membuat kebingungan pada
mahasiswa terkait hasil pengamatan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, O., Mutiara, M., & Buchori, L. (2013). Pengikatan Karbon Dioksida Dengan
Mikroalga (Chlorella Vulgaris, Chlamydomonas SP., Spirullina SP.) Dalam Upaya Untuk
Meningkatkan Kemurnian Biogas. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 2(4), 212-216).

Aryulina, D., Choiril, M., Syalfinaf, M., & Endang, W. (2011). Biologi SMA dan MA Untuk Kelas
XII. Jakarta: Esis.

Budiono, R., Sugiarti, D., Nurzaman, M., Setiawati, T., Supriatun, T., & Mutaqin, A. Z. (2016).
KERAPATAN STOMATA DAN KADAR KLOROFIL TUMBUHAN CLAUSENA EXCAVATA
BERDASARKAN PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA. Universitas Padjadjaran: Program
Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Campbell, N. A., & Reece, J. B. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan: Damaring
Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.

Fadillah, M. (2012). Modul Biologi Umum. Padang: Press: UNP.

Firmansyah, R., Agus, M. H., & Umar R., M. (2007). Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas
XII SMA/MA Program IPA. Bandung: Setia Purna Inves.

Juliani, T. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan Terhadap Hasil
Belajar Ssiswa Pada Pelajaran Biologi Kelas VIII MTS Nurul Falah Palembang. PhD
Thesis. Palembang: UIN RADEN FATAH PALEMBANG.

Juwilda. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis. Jurnal Agroteknologi


Universitas Sumatera Utara.

Karmana, O. (2008). Biologi untuk Kelas XII Semester 1 SMA. Bandung: Grafindo.

Koryati, T., Purba, D. W., Surjaningsih, D. R., Herawati, J., Segala, D., Purba, S. R., . . . Aldya, R. F.
(2021). Fisiologi Tumbuhan. Yayasan Kita Menulis.

Lakitan, B. (2008). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan Edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lakitan, B. (2013). Fisiologi Tumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Nyoman Rai, I. (2018). Dasar Dasar Agronomi. Bali: Pelawa Sari.

Pertamawati. (2010). PENGARUH FOTOSINTESIS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN


KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM L.) DALAM LINGKUNGAN FOTOAUTOTROF SECARA
INVITRO. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, Vol. 12, No. 1, April 2010 Hlm.31-37.

Pooja. (2011). Understanding Photosynthesis. New Delhi: Tilak Wasan.

Putri, R. K., & Harahap, F. (2016). ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP FOTOSINTESIS
MENGGUNAKAN TWO TIERS MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TESTS.

Renobayan. (2011). Biologi. Jakarta: Grasindo.

23
Santoso, B. (2007). Biologi Pelajaran Biologi Untuk SMA/MA. Jakarta: Interplus.

Sondang, I. Y., Elita, I. N., & Anidarfi, I. (2020). Fisiologi Tumbuhan. Sumatera Barat: Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh.

Sudjadi, B., & Laila, S. (2007). Biologi Sains Dalam Kehidupan. Bandung: Penerbit Yudhistira.

Susilowarno, G., Hartono, S., Mulyadi, Enik, M., Murtiningsih, & Umiyati. (2008). BIOLOGI
Untuk SMA / MA Kelas XII. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Suyatman. (2020). Menyelidiki Energi pada Fotosintesis Tumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA, Vol.
9, No. 2.

Taiz, L., & Zeiger, E. (2010). Plant Physiology 5th edition: Physiological and Ecological
Considerations, Chapter 9. USA: Sianuer Associates Inc, Publisher Sunderland,
Massachusetts.

24
LAMPIRAN I

Soal
1. Dalam praktikum ini, apakah maksud rangkaian uji coba yodium yang
pertama?
2. Bila pengujian ini dimaksudkan untuk menunjukkan ada aktivitas fotosintesis,
asumsi apakah yang dapat anda tengahkan?
3. Dalam praktikum ini, apakah maksud daun dengan empat sobekan?
4. Daun dengan sobekan berapakah menunjukkan aktivitas fotosintesis yang
paling rendah?
5. Daun dengan sobekan berapakah yang menunjukkan aktivitas
fotosintesis yang paling tinggi?
Jawaban

1. Mengetahui peran cahaya di dalam proses fotosintesis dan juga untuk


membuktikan hasil fotosintesis adalah glukosa yang berupa bahan organik dan
disimpan dalam bentuk amilum.
2. Sebagai menunjukkan atau melihatkan adanya aktivitas fotosintesis karena
pada daun dengan perlakuan empat yang tidak ditutupi oleh alumunium foil
terjadi fotosintesis sempurna, sedangkan di daun yang lain terjadi fotosintesis
tidak sempurna hal itu karena daun ditutupi dengan alumunium foil sehingga
dapat mencegah penyerapan cahaya matahari oleh klorofil dan tidak dapat
terjadi fotosintesis.
3. Untuk membedakan setiap perlakuan pada masing-masing daun.
4. Aktivitas yang paling rendah ada di daun ke tiga yang seluruh bagian daun
ditutupi aluminium foil.
5. Aktivitas yang paling tinggi ada di daun ke empat yang seluruh bagian daun
tidak ditutupi aluminium foil.

25
LAMPIRAN II

Gambar Tumbuhan kamboja


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar daun sebelum ditutupi aluminium foil


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

26
Gambar daun pertama
(Sumber: Dokumentasi pribadi)

Gambar daun kedua


(Sumber: Dokumentasi pribadi)

27
Gambar daun ketiga
(Sumber dari: Dokumentasi pribadi)

Gambar daun pertama, kedua, ketiga setelah 6 hari


(Sumber dari: Dokumentasi pribadi)

28
Gambar daun ke empat
(Sumber dari: Dokumentasi pribadi)

Gambar daun ke empat setelah 6 hari


(Sumber dari: Dokumentasi pribadi)

29
Gambar daun setelah perlakuan
(Sumber dari: Dokumentasi pribadi)

Gambar daun saat direbus


(Sumber dari: Dokumentasi pribadi)

30
Gambar daun dimasukan ke alkohol
70% (Sumber Dari: Dokumentasi
pribadi)

Gambar daun yang ditetesi betadine


(Sumber dari: Dokumentasi pribadi)

31

Anda mungkin juga menyukai