TP141101 Regita Widya Pramesti - 21033010013 - A2 - Fotosintesis
TP141101 Regita Widya Pramesti - 21033010013 - A2 - Fotosintesis
Dosen Pembimbing:
Rahmawati, S.Pi., M.Sc.
Disusun oleh:
Regita Widya Pramesti
21033010013
Kelas Paralel A/Kelompok B
1
jenis daun pada setiap tumbuhan memiliki kandungan klorofil yang berbeda. Faktor
yang menyebabkan perbedaan adalah faktor genetik yang mempengaruhi morfologi
dan anatomi daun. Selain klorofil, stomata juga dapat mempengaruhi efisiensi
fotosintesis. Stomata memungkinkan masuknya dari lingkungan pada siang hari
sebagai bahan
fotosintesis. Fotosintesis hanya dapat dilakukan saat stomata terbuka. Kerapatan
stomata sangat bergantung pada konsentrasi, yaitu bila naik, jumlah stomata per
satuan luas lebih sedikit. Stomata memberikan respon pada cahaya melalui efek
fotosintesis dari konsentrasi [ CITATION Bud16 \l 1033 ].
Fotosintesis adalah proses untuk memproduksi gula (karbohidrat) pada
tumbuhan, beberapa bakteri dan organisme non-seluler (seperti jamur, protozoa)
dengan menggunakan energi matahari, yang melalui sel-sel yang berespirasi energi
tersebut akan dikonversi ke dalam bentuk ATP sehingga dapat digunakan seluruhnya
oleh organisme tersebut. Reaksi umum dan proses fotosintesis adalah :
Pada Gambar 1. terlihat diagram input dan output material (02, H20 dan CO2) yang
digunakan dalam proses fotosintesis pada tumbuhan.
Gambar 1. Diagram input-output material (O2, H2O dan CO2) dalam proses fotosintesis pada
tumbuhan (Freeman & Sinauer Associates, 2000).
2
Fotosintesa merupakan suatu proses, dimana karbondioksida dan air di bawah
pengaruh cahaya diubah ke dalam persenyawaan organik yang berisi karbon dan
hanya akan menghasilkan energy. Fotosintesa merupakan suatu rentetan proses yang
terintegrasi dan kompleks, yang dapat dinyatakan dalam bentuk singkat dengan reaksi
kimia sebagai berikut:
energi cahaya
Klorofil
[ CITATION Son20 \l 1033 ]
Di dalam tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi maka proses fotosintesis dapat
berlangsung pada prinsipnya bila terdapat gas asam arang (CO2), air (H2O) klorofil
dan sinar matahari. Gas asam arang (CO2) ini diambil tanaman dan udara melalui
celah yang terdapat pada daun dan disebut stomata.
Pada umumnya stomata terdapat pada epidermis bawah dari daun, tetapi
kadang-kadang pada epidermis atas juga terdapat meskipun jumlahnya sedikit.
3
2. Trasnfer atom hidrogen dari
sebuah senyawa lanjutan pada
tahap pertama menjadi satu
pada tahap ketiga, dan
3. Penggunaan atom
hidrogen untuk mengubah
karbondi oksida menjadi
sebuah
karbohidrat.
Proses fotositensis terdiri dari
tiga tahap utama (Pooja, 2011)
yaitu:
1. Penghilangan atom hidrogen
dari air dan disertai produksi
molekul oksigen;
4
2. Trasnfer atom hidrogen dari
sebuah senyawa lanjutan pada
tahap pertama menjadi satu
pada tahap ketiga, dan
3. Penggunaan atom
hidrogen untuk mengubah
karbondi oksida menjadi
sebuah
karbohidrat.
Proses fotositensis terdiri dari tiga tahap utama [ CITATION Poo11 \l 1033 ] yaitu:
1. Penghilangan atom hidrogen dari air dan disertai produksi molekul oksigen;
2. Trasnfer atom hidrogen dari sebuah senyawa lanjutan pada tahap pertama
menjadi satu pada tahap ketiga, dan
3. Penggunaan atom hidrogen untuk mengubah karbondi oksida menjadi sebuah
karbohidrat
1.2 Tujuan
Mempelajari hubungan antar stomata dan fotosintesis pada daun.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
6
Intensitas cahaya laju fotosintesis akan berjalan maksimum ketika banyak
cahaya. Di dalam daun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung
setengah juta kloroplas setiap milimeter perseginya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, semakin banyak jumlah bahan yang
dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis. Jika kadar 𝐶𝑂2
dalamsel rendah (misalnya karena meningkatnya penyinaran dan suhu sehingga laju
produksi oksigen sangat tinggi dan stomata menutup), maka fotosintesis akan
menurun.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar Air
Kekurangan air menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan
karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis. Akibatnya fotosintat yang
dihasilkan menurun jumlahnya.
7
kompleks antena yang tersusun atas beberapa ratus klorofil a, klorofil b, dan molekul
karotenoid. Fungsi kompleks antena untuk membantu fotosistem menerimacahaya
dengan spektrum yang luas. Ketika kompleks antena menyerap foton, maka energi
foton akan disalurkan dari molekul pigmen yang satu ke molekul pigmen yang lain
hingga sampai pada klorofil a tertentu pada fotosistem yang disebut pusat reaksi
[ CITATION Fad12 \l 1033 ].
Dalam proses fotosintesis, reaksi terang merupakan proses yang pada akhirnya
menghasilkan ATP juga NADPH2. Dalam rekasi ini diperlukan molekul air. Reaksi
terang terjadi dalam membran tilakoid. Proses reaksi terang dimulai dengan
menangkap foton yang dilakukan oleh pigmen klorofil yang berperan sebagai antenna.
Pigmen klorofil menyerap lebih banyak cahaya terlihat pada warna biru (400-450
nanometer) dan merah (650-700 nanometer) dibandingkan hijau (500-600 nanometer).
Cahaya hijau akan dipantulkan dan ditangkap oleh mata kita sehingga menimbulkan
sensasi bahwa daun berwarna hijau. Fotosintesis akan menghasilkan lebih banyak
energi pada gelombang cahaya dengan panjang gelombang tertentu. Hal ini karena
panjang gelombang yang pendek menyimpan lebih banyak energy [ CITATION Per10 \l
1033 ].
8
(Sumber Gambar :
https://slidetodoc.com/presentation_image/0c8d97346a06e7c2660ec23128fac494/ima
ge-4.jpg)
Reaksi terang yaitu reaksi fotosintesis dimana klorofil menangkap energi
cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia dalam bentuk ATP, dan pada saat
bersamaan terjadi pemecahan molekul air (H,O) menjadi hidrogen dan oksigen, yang
disebut dengan fotolisis. Reaksi terang secara sederhana seperti berikut [ CITATION
Nyo18 \l 1033 ].:
energicahaya +¿+ NADPH + ATP ¿
+¿+ ADP +Pi O +H ¿
danklorofil 2
H 2 O+ NADP
Oksigen dilepaskan sebagai melokel O, dalam bentuk gas dan hidrogen (H)
ditangkap oleh penerima hydrogen yaitu nikotinamid-adenin-dinukleotida-fosfat (NADP)
menjadi molekul NADPH. Langkah ini disebut reaksi Hill (NADP telah bertindak
sebagai pereaksi Hill). Penangkapan energi cahaya dengan pengubahan adenosine-
difosfat (ADP) menjadi adenosine-trifosfat (ATP) disebut reaksi fotofosforilasi
(penambahan fosfat ke ADP menjadi ATP dalam keadaan ada cahaya). Gabungan dari
reaksi Hill dan fotofosforilasi dikenal dengan reaksi terang dalam proses fotosintesis
[ CITATION Nyo18 \l 1033 ].
9
Pengubahan energi cahaya menjadi energi kimia melalui dua cara. Cara
pertama membentuk sebuah siklus (reaksi siklik), yaitu elektron kembali ke pusat
reaksi asalnya. Cara kedua tidak membentuk siklus (reaksi nonsiklik). Pada cara
nonsiklik, elektron berenergi ditransfer ke NADP+ dan tidak dikembalikan ke pusat
reaksi. Kedua cara aliran elektron tersebut dihasilkan di dalam proses fosforilasi (ADP
+ Pi ATP) sehingga dinamakan fotofosforilasi siklik dan fotofosforilasi nonsiklik. Istilah
siklik atau nonsiklik berkaitan dengan cara pengaktifan elektron; foto karena energi
cahaya digunakan untuk mengaktifkan elektron; dan fosforilasi karena membentuk
ATP.
1. Fotofosforilasi Siklik
10
Gambar 2.2 Proses Fotofosforilasasi Nonsiklik
(sumber : https://learniseasy.com/proses-reaksi-fotosintesis-tumbuhan/)
Fotoeksitasi elektron dalam fotofosforilasi nonsiklik mengalir di
sepanjang garis lurus. Elektron ditranspor mulai dari air, melalui sejumlah
molekul, dan akhirnya ke NADP+ untuk membentuk NADPH. Hasil transpor
diantara molekulmolekul juga berupa ATP. Seperti halnya fotofosforilasi siklik,
aliran elektron nonsiklik dimulai ketika energi cahaya diabsorpsi oleh pigmen
fotosintetik. Fotosistem I dan II berperan dalam aliran nonsiklik dan keduanya
diaktivasi secara terus menerus. Energi yang diabsorpsi oleh fotosistem II
didorong ke pusat reaksi P680 sehingga mendorong dua elektron ke tingkat
energi yang lebih tinggi. Elektron berenergi tersebut diteruskan ke molekul
akseptor elektron fotosistem II. Oksidasi di pusat reaksi P680 sekarang memiliki
daya tarik yang sangat kuat terhadap elektron. Daya tarik tersebut menarik satu
elektron dari masing-masing atom hidrogen molekul air sehingga molekul air
terpisah. Proses itu disebut fotolisis (foto=cahaya; lisis=memisah). Saat
fotolisis, dua hidrogen yang dipisahkan dari atom-atom hidrogen mengisi
kekosongan elektron di P680. Dua proton teritnggal di dalam kantong tilakoid
dan dibebaskan atom oksigen untuk bergabung membentuk O2. Kelompok
elektron berenergi yang dilepaskan dari P680 ke akseptor diputar lagi ke sistem
transpor elektron. Elektron tersebut dikirim ke pusat reaksi P700 fotosistem I.
cahaya jatuh tepat pada fotosistem I dan II dalam waktu yang bersamaan. Oleh
karena itu, seperti peristiwa yang berlangsung di fotosistem II, energi cahaya
juga diabsorpsi oleh fotosistem I. Elektron yang diaktifkan oleh P700 ke sebuah
akseptor elektron. Hal tersebut mengakibatkan kekosongan dua elektron di
dalma pusat reaksi oksidasi P700. Elektron yang bergerak dari P680 fotosistem
II akan mengisi kekosongan tersebut. Molekul akseptor fotosistem I menerima
elektron berenergi dari P700 kemudian diteruskan ke rantai transpor yang lain.
Molekul terakhir di dalam rantai akan memancarkan elektron ke NADP+ untuk
membentuk NADPH.
11
gelap hanya akan terjadi sesudah terjadinya reaksi terang, dan proses reaksi gelap
sangat kompleks, karena pengubahan Karbondioksida (CO2) [ CITATION Jul17 \l 1033 ].
Reaksi gelap merupakan reaksi yang terjadi tanpa membutuhkan cahaya.
Setelah dihasilkan ATP dan NADPH2 dari reaksi terang, akan terjadi pengikatan CO2.
Reaksi ini tidak bergantung pada keberadaan cahaya sehingga disebut reaksi gelap.
Reaksi gelap terjadi di dalam stroma. Ilmuwan yang pertama kali menemukan reaksi
gelap ini adalah Melvin Calvin dan Andrew Benson sehingga reaksi gelap sering
disebut juga siklus Calvin Benson [ CITATION Kar08 \l 1033 ].
Siklus Calvin adalah reaksi tahap kedua dari fotosintesis. Disebut reaksi gelap
karena reaksi ini tidak memerlukan cahaya. Reaksi gelap terjadi di dalam stroma
(rongga daun). Siklus Calvin diawali dengan penggabungan CO2 dari udara ke dalam
molekul organik yang sudah ada dalam kloroplas, kemudian mereduksi karbon yang
terfiksasi menjadi karbohidrat melalui penambahan elektron. Tenaga pereduksi
disediakan oleh NADPH, yang menerima muatannya dalam reaksi terang. Untuk
mengubah CO2 menjadi karbohidrat, siklus Calvin juga membutuhkan energi kimia
dalam bentuk ATP, yang juga dibentuk oleh reaksi terang. Dengan demikian, siklus
Calvin menghasilkan gula, namun siklus tersebut hanya dapat melakukannya dengan
bantuan NADPH dan ATP yang dihasilkan oleh reaksi terang [ CITATION Cam08 \l 1033 ].
Reaksi gelap memerlukan ATP, hidrogen, dan elektron dari NADPH, karbon
dan oksigen dari karbon dioksida, enzim yang mengkatalisis setiap reaksi, dan RuBP
(Ribulosa BiPhosphat). RuBP merupakan suatu senyawa yang memiliki 5 atom karbon.
Sel-sel fotosintesis mengubah glukosa terfosforilasi menjadi sukrosa atau pati pada
siang hari (ada cahaya). Dari semua karbohidrat pada tumbuhan, sukrosa paling
mudah ditransportasikan, sedangkan pati adalah sebagai cadangan atau penimbunan
makanan. Pada saat malam hari atau tidak ada cahaya, sel-sel fotosintesis mengubah
pati menjadi sukrosa untuk diangkut ke sel-sel tumbuhan di daun, batang, dan akar
(Aryulina dkk, 2011).
ATP dan NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai
proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu adalah siklus Calvin
yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk ribulosa yang kemudian akan
menjadi gula seperti glukosa. Reaksi ini disebut reaksi gelap (carbon fixation reaction)
karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga dapat terjadi meskipun
dalam keadaan gelap atau tanpa cahaya. Reaksi gelap berlangsung pada stroma yang
merupakan bagian “sintesis” dalam fotosintesis [ CITATION Per10 \l 1033 ].
12
Pada siklus Calvin tumbuhan mengubah senyawa ribulosa-1,5-bisfosfat (RuBP,
senyawa dengan lima atom C) dan molekul karbondioksida menjadi dua senyawa 3-
fosfogliserat (PGA): Oleh karena PGA memiliki tiga atom karbon tumbuhan yang
menjalankan reaksi gelap melalui jalur ini dinamakan tumbuhan C3. Penambatan CO2
sebagai sumber karbon pada tumbuhan ini dibantu oleh enzim Rubisco, yang
merupakan enzim alami yang paling melimpah di bumi [ CITATION Suy20 \l 1033 ].
Reaksi gelap merupakan proses fiksasi CO2 untuk membentuk glukosa dengan
menggunakan energi yang dihasilkan oleh reaksi terang. Reaksi biokimia dalam
pembentukan glukosa terjadi melalui siklus yang disebut siklus Calvin-Benson. Dalam
siklus Calvin dapat dikelompokkan menjadi 3 tahap, yaitu tahap fiksasi, reduksi, dan
regenerasi-sintesis glukosa. Pada tahap fiksasi, CO2 diikat oleh RuBP (Ribulosa
Bifosfat) moelkul beratom C5 dn akan membentuk APG (asam fosfogliserat) molekul
beratom 2C3. Reaksi fiksasi ini dikatalisis oleh enzim Rubiszo (Ribulose Biphosphat
Karboksilase). Selanjutnya APG direduksi menjadi molekul fosfogliseroldehida (PGAL)
molekul beratom 2C3 dengan menggunakan energi ATP dan NADPH2. Dalam enam
putaran siklus Calvin ini akan didapatkan 12 PGAL. Selanjutnya 10 PGAL akan
mengalami regenerasi menjadi 5 RuBP. Dari 6 PGAL selanjutnya 5 PGAL akan
mengalami regenerasi membentuk RuBP dan 2 PGAL akan digunakan untuk
mensintesis glukosa molekul beratom C6 (C6H12O6) sebagai hasil akhir dari proses
fotosintesis [ CITATION Sus08 \l 1033 ].
13
a. Fase Fiksasi
Langkah pertama siklus Calvin-Benson adalah fiksasi CO2 dari udara
oleh ribulosa bifosfat (RuBP) dengan bantuan enzim rubisko. Fiksasi ini
membentuk senyawa beratom C6. Hasil yang tidak stabil tersebut dipecah
menjadi 2 senyawa C3 (3-fosfogliserat). Oleh karena itu, setiap 3 molekul CO2
yang masuk akan menghasilkan enam molekul 3-fosfogliserat.
b. Fase Reduksi
Pada fase reduksi, NADPH mereduksi 3-fosfogliserat menjadi 3-
fosfogliseraldehid (G3P) dengan bantuan ATP. Untuk membuat 1 molekul G3P,
siklus tersebut memerlukan atom karbon dari tiga molekul CO2. Sebenarnya
siklus ini mengambil satu karbon setiap satu siklusnya. Namun pada awal
reaksi, digunakan 3 molekul CO2 sehingga satu siklus reaksi ini menghasilkan
1 molekul G3P utuh.
c. Pelepasan satu molekul G3P
Lima molekul G3P dari langkah kedua tetap berada dalam siklus. Satu
molekul G3P yang dilepaskan dari siklus merupakan hasil bersih fotosintesis.
Sel tumbuhan menggunakan dua molekul G3P untuk membentuk satu molekul
glukosa.
d. Fase regenerasi RuBP
Rangkaian reaksi kimia menggunakan energi ATP untuk menyusun
kembali atom pada lima molekul G3P (total 15 atom C). hal tersebut untuk
membentuk tiga molekul RuBP yang akan digunakan kembali dalam siklus
Calvin-Benson.
[ CITATION Fir07 \l 1033 ].
14
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Aluminium foil
2. Klip kertas
3. Piring datar
4. Kompor
5. Gelas jar
6. Gunting
7. Panci
8. Kamera HP
B. Bahan
1. Alkohol 70 %
2. Air
3. Daun Kamboja
4. Larutan Yodium (Betadine)
15
Lapisi daun yang ketiga pada permukaan atas dan
bawahnya, tandailah tepinya dengan tiga sobekan.
17
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
No Jumlah Sobekan Bagian daun yang Perubahan Warna
(foto) ditutupi alumunium
1. Atas Pada bagian atas daun
tersebut berwarna pucat,
sedangkan pada bagian
bawah daun tersebut
berwarna gelap
kecoklatan.
18
4. Tidak ditutup Bagian pada atas daun
dan pada bagian bawah
daun berwarna kehitaman.
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang fotosintesis. Menurut Juwilda (2014)
Fotosintesis merupakan suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi
yaitu glukosa yang dilakukan oleh tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan
menggunakan zat hara, karbondioksida (𝐶𝑂2), dan air serta dibutuhkan bantuan energi
cahaya matahari.. Proses fotosintesis dapat berlangsung karena adanya klorofil seperti
yang dinyatakan oleh Budiono, dkk (2016) Salah satu komponen penting yang
digunakan dalam fotosintensis adalah klorofil. Klorofil memungkinkan tumbuhan dapat
menyerap energi dan cahaya. Setiap jenis daun pada setiap tumbuhan memiliki
kandungan klorofil yang berbeda.
Pengamatan kali ini menggunakan variabel kontrol daun kamboja. Variabel
bebas pada praktikum ini adalah larutan yodium. Variabel antaranya adalah alumunium
foil, air mendidih, alkohol 70%, dan larutan yodium. Sedangkan variable terikatnya
adalah amilum. Pada saat pengamatan menggunakan empat lembar daun kamboja
masing-masing daun diperlakukan dengan cara yang berbeda.
Di daun pertama dipasangkan atau ditutupi aluminium foil pada bagian atasnya
saja dan kemudian di klip dengan klip kertas tujuannya untuk mempererat aluminium
pada daun. Pada daun kedua diperlakukan dengan cara yang sama, tetapi yang
ditutupi dengan aluminium foil adalah di bagian bawah dan tidak lupa memasangkan
klip kertas yang bertujuan untuk mempererat aluminium foil dengan daun. Daun ketiga
juga dipasangkan aluminium foil tetapi yang ditutupi dengan aluminium foil adalah di
bagian seluruh daun atau atas bawah daun dan memasangkan dua buah klip kertas
untuk mempererat bagian atas bawah aluminium foil dengan daun tersebut. Daun
19
keempat diperlakukan seperti biasa atau tidak diberi perlakuan khusus karena tidak
dipasangkan dengan aluminium foil atau tanpa ditutupi aluminium foil. Hal ini dilakukan
karena bertujuan untuk mengetahui suatu peran cahaya dalam proses fotosintesis dan
juga membuktikan bahwa dalam hasil fotosintesis adalah glukosa yang berupa bahan
organik yang disimpan dalam bentuk amilum.
Setelah melakukan perlakuan yang berbeda pada masing-masing daun
tersebut, maka langkah selanjutnya adalah mengamati dan membiarkan daun tersebut
diluar rumah selama enam hari dan tidak boleh terkena air hujan. Setelah enam hari
berlalu daun tersebut dipetik dari tanaman kamboja tersebut. Kemudian langkah
selanjutnya adalah daun tersebut dimasukan ke dalam air yang sudah mendidih
selama 2-3 menit. Setelah dimasukan ke dalam air yang mendidih, daun tersebut
diangkat dari air dan dimasukan ke dalam larutan alkohol 70%, setelah dimasukan ke
dalam alkohol daun tersebut dipanaskan dengan api kecil selama 10 menit.
Selanjutnya daun tersebut diangkat dan dimasukkan dalam piring yang berisi air
bersuhu ruang. Hal ini bertujuan supaya klorofil dalam daun dapat larut. Berikutnya
daun dilumuri atau ditetesi dengan yodium dan didiamkan selama 2-3 menit.
Setelahnya cuci daun menggunakan air yang bersih sehingga tidak terdapat yodium
yang tersisa dalam permukaan daun tersebut kemudian diletakan di piring datar untuk
diamati.
Dalam percobaan tersebut diperoleh hasil seperti tabel diatas yaitu pada daun
pertama yang berubah warna adalah di bagian atas daun yang tadinya ditutupi oleh
aluminium foil, bagian atas daun tersebut berwarna pucat, sedangkan pada bagian
bawah daun tersebut berwarna gelap kecoklatan. Pada daun ke dua terjadi perubahan
warna pada bagian atas daun tersebut yaitu berwarna gelap agak kehitaman, dan
sedangkan di bagian bawah daun tersebut berwarna pucat. Di daun ke tiga juga terjadi
perubahan warna pada bagian atas daun dan di bagian bawah daun, warna daun
tersebut pucat. Begitu juga yang terjadi pada daun ke empat terjadi perubahan pada
atas daun dan pada bagian bawah daun berwarna kehitaman.
Pada percobaan diatas dapat diamati bahwa ada perbedaan warna pada
masing-masing daun tersebut antara daun yang ditutupi oleh aluminium foil dan yang
tidak ditutupi oleh aluminium foil. Di daun yang tidak ditutupi dengan aluminium foil
warnanya lebih gelap dibandingkan dengan daun yang telah ditutupi oleh aluminium
foil tersebut. Hal ini dapat menunjukan bahwa tidak terjadi proses fotosintesis pada
daun tersebut.
20
Cahaya matahari merupakan bahan utama untuk melakukan proses
fotosintesis, sementara kertas alumunium foil mencegah atau menghalangi
penyerapan cahaya matahari oleh klorofil. Tidak terjadi proses fotosintesis berarti tidak
ada energi yang dihasilkan, yakni berupa amilum.
Hasil yang diperoleh dalam praktikum telah membuktikan percobaan yang
dilakukan oleh Sach (1860). Dalam percobaan yang dilakukannya, daun segar yang ia
tutupi dengan kertas timah, dicelupkan dalam air mendidih, larutan alkohol, dan larutan
iodium. Diperoleh warna yang berbeda pada kedua daerah daun dimana yang tidak
tertutupi oleh alumunium foil, tampak jelas warna kehitaman yang menandai
keberadaan amilum.
Pada uji Sachs ini bertujuan untuk melakukan uji apakah tanpa cahaya daun
tidak berfotosintesis. Menurut Malcome (1990) Percobaan ini berdasarkan pada ciri
hidup yang hanya dimiliki tumbuhan hijau yaitu kemampuan dalam menggunakan
karbon dioksida dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta direspirasikan
atau dessimilasi bahan organik dalam tubuhnya sehingga zat organik itu bisa
digunakan untuk aktivitas mahluk hidup.
Amilum merupakan salah satu hasil fotosintesis, yang berarti pada bagian daun
yang terkena cahaya matahari terjadi proses fotosintesis, sedangkan pada daun yang
tidak terkena cahaya matahari tidak terjadi proses fotosintesis.
21
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Mengetahui arti reaksi terang yaitu reaksi terang adalah suatu reaksi yang tidak
tergantung pada suhu, tetapi tergantung pada cahaya (foton)
2. Mengetahui arti reaksi gelap yaitu reaksi gelap, yaitu reaksi fotosintesis yang
tidak membutuhkan cahaya.
3. Fotosintesis merupakan penambatan zat karbon dari udara untuk diubah
menjadi senyawa organik dan dapat menghasilkan suatu energi yang bias
digunakan tumbuhan hijau untuk pertumbuhan.
.5.2 Saran
Dalam praktikum Fotosintesis ini disarankan menentukan daun apa yang akan
diamati. Agar hasilnya tidak berbeda dan tidak membuat kebingungan pada
mahasiswa terkait hasil pengamatan.
22
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, O., Mutiara, M., & Buchori, L. (2013). Pengikatan Karbon Dioksida Dengan
Mikroalga (Chlorella Vulgaris, Chlamydomonas SP., Spirullina SP.) Dalam Upaya Untuk
Meningkatkan Kemurnian Biogas. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri, 2(4), 212-216).
Aryulina, D., Choiril, M., Syalfinaf, M., & Endang, W. (2011). Biologi SMA dan MA Untuk Kelas
XII. Jakarta: Esis.
Budiono, R., Sugiarti, D., Nurzaman, M., Setiawati, T., Supriatun, T., & Mutaqin, A. Z. (2016).
KERAPATAN STOMATA DAN KADAR KLOROFIL TUMBUHAN CLAUSENA EXCAVATA
BERDASARKAN PERBEDAAN INTENSITAS CAHAYA. Universitas Padjadjaran: Program
Studi Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Campbell, N. A., & Reece, J. B. (2008). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Terjemahan: Damaring
Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.
Firmansyah, R., Agus, M. H., & Umar R., M. (2007). Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk Kelas
XII SMA/MA Program IPA. Bandung: Setia Purna Inves.
Juliani, T. (2017). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kartu Arisan Terhadap Hasil
Belajar Ssiswa Pada Pelajaran Biologi Kelas VIII MTS Nurul Falah Palembang. PhD
Thesis. Palembang: UIN RADEN FATAH PALEMBANG.
Karmana, O. (2008). Biologi untuk Kelas XII Semester 1 SMA. Bandung: Grafindo.
Koryati, T., Purba, D. W., Surjaningsih, D. R., Herawati, J., Segala, D., Purba, S. R., . . . Aldya, R. F.
(2021). Fisiologi Tumbuhan. Yayasan Kita Menulis.
Lakitan, B. (2008). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan Edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Lakitan, B. (2013). Fisiologi Tumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Putri, R. K., & Harahap, F. (2016). ANALISIS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP FOTOSINTESIS
MENGGUNAKAN TWO TIERS MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TESTS.
23
Santoso, B. (2007). Biologi Pelajaran Biologi Untuk SMA/MA. Jakarta: Interplus.
Sondang, I. Y., Elita, I. N., & Anidarfi, I. (2020). Fisiologi Tumbuhan. Sumatera Barat: Politeknik
Pertanian Negeri Payakumbuh.
Sudjadi, B., & Laila, S. (2007). Biologi Sains Dalam Kehidupan. Bandung: Penerbit Yudhistira.
Susilowarno, G., Hartono, S., Mulyadi, Enik, M., Murtiningsih, & Umiyati. (2008). BIOLOGI
Untuk SMA / MA Kelas XII. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Suyatman. (2020). Menyelidiki Energi pada Fotosintesis Tumbuhan. Jurnal Pendidikan IPA, Vol.
9, No. 2.
Taiz, L., & Zeiger, E. (2010). Plant Physiology 5th edition: Physiological and Ecological
Considerations, Chapter 9. USA: Sianuer Associates Inc, Publisher Sunderland,
Massachusetts.
24
LAMPIRAN I
Soal
1. Dalam praktikum ini, apakah maksud rangkaian uji coba yodium yang
pertama?
2. Bila pengujian ini dimaksudkan untuk menunjukkan ada aktivitas fotosintesis,
asumsi apakah yang dapat anda tengahkan?
3. Dalam praktikum ini, apakah maksud daun dengan empat sobekan?
4. Daun dengan sobekan berapakah menunjukkan aktivitas fotosintesis yang
paling rendah?
5. Daun dengan sobekan berapakah yang menunjukkan aktivitas
fotosintesis yang paling tinggi?
Jawaban
25
LAMPIRAN II
26
Gambar daun pertama
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
27
Gambar daun ketiga
(Sumber dari: Dokumentasi pribadi)
28
Gambar daun ke empat
(Sumber dari: Dokumentasi pribadi)
29
Gambar daun setelah perlakuan
(Sumber dari: Dokumentasi pribadi)
30
Gambar daun dimasukan ke alkohol
70% (Sumber Dari: Dokumentasi
pribadi)
31