Anda di halaman 1dari 3

TRIKIASIS

No.Dokumen :151.pu /SOP


/ PKMPTW/2019
SOP No.Revisi : 00
Tanggal Terbit : 16-02- 2019
Halaman : 1-3

PUSKESMAS dr. Hj. Elvira Aznidar


PERTIWI NIP.19601151997032002

1. Pengertian No ICPC-2 : F99. Eye / adnexa disease, other


No ICD-10 : H02. Entropion and trichiasis of eyelid
Tingkat Kemampuan 4A

Masalah Kesehatan
Trikiasis adalah kondisi di mana bulu mata tumbuh
mengarah ke dalam, yaitu ke arah permukaan bola mata,
sehingga dapat menggores kornea atau konjungtiva dan
menyebabkan berbagai komplikasi, seperti nyeri, erosi,
infeksi, dan ulkus kornea. Data mengenai tingkat prevalensi
penyakit ini di Indonesia tidak ada. Dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama harus memiliki
kompetensi menangani kasus trikiasis karena pasien-pasien
yang mengalami tanda maupun komplikasi dari trikiasis
sangat mungkin mencari pertolongan di layanan tingkat
pertama terlebih dahulu.
2. Tujuan Sebagai acuan tata laksana trikiasis
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Pertiwi Nomor : 07/KEP/PKM-
PTW/I/2019 tentang Pelayanan Klinis di Puskesmas Pertiwi
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik
Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat
Pertama
5. Prosedur Hasil Anamnesis (Subjective)
/Langkah- Keluhan
langkah 1. Keluhan pasien dapat bermacam-macam, misalnya:
mata berair, rasa mengganjal, silau bila terpapar
cahaya, atau kelilipan. Penglihatan dapat terganggu
bila sudah timbul ulkus pada kornea.
2. Keluhan dapat dialami pada satu atau kedua mata.
3. Bila telah terjadi inflamasi, dapat timbul keluhan mata
merah.
4. Terdapat riwayat penyakit yang berkaitan dengan
faktor predisposisi, misalnya: blefaritis, trakoma,
trauma mekanik atau kimiawi, herpes zoster oftalmik,
dan berbagai kelainan yang menyebabkan timbulnya
sikatriks dan entropion.
5. Keluhan dapat dialami oleh pasien dari semua
kelompok usia.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana


(Objective)
1. Beberapa atau seluruh bulu mata berkontak dengan
permukaan bola mata.
1/3
2. Dapat ditemukan entropion, yaitu terlipatnya margo
palpebra ke arah dalam.
3. Bila terdapat inflamasi atau infeksi, dapat ditemukan
injeksi konjungtival atau silier.
4. Kelainan pada kornea, misalnya: abrasi, ulkus,
nebula / makula / leukoma kornea.
5. Bila telah merusak kornea, dapat menyebabkan
penurunan visus.
6. Bila terdapat ulkus pada kornea, uji fluoresein akan
memberi hasil positif.
7. Pemeriksaan harus dilakukan pada kedua mata,
terlepas dari ada tidaknya keluhan.

Penegakan Diagnosis (Assessment)


Diagnosis trikiasis ditegakkan melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik sebagaimana disebutkan sebelumnya. Tes
fluoresens dapat menunjukkan erosi atau ulkus kornea.

Diagnosis banding: Penyebab inflamasi lain pada mata

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa
Epilasi, yaitu pencabutan bulu mata dengan pinset.
Hal ini bertujuan mengurangi gejala dan mencegah
komplikasi pada bola mata. Namun, bulu mata akan
tumbuh kembali dalam waktu 4 – 6 minggu, sehingga
epilasi perlu diulang kembali.
2. Medikamentosa
Pengobatan topikal diberikan sesuai indikasi,
misalnya: salep atau tetes mata antibiotik untuk
mengatasi infeksi.

Konseling dan Edukasi


1. Pasien perlu diinformasikan untuk menjaga kebersihan
matanya dan menghindari trauma pada mata yang
dapat memperparah gejala.
2. Dokter perlu menjelaskan beberapa alternatif pilihan
terapi, mulai dari epilasi dan pengobatan topikal yang
dapat dilakukan oleh dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama hingga operasi yang
dilakukan oleh spesialis mata di layanan sekunder.
Terapi yang akan dijalani sesuai dengan pilihan pasien.

Kriteria Rujukan
1. Bila tatalaksana di atas tidak membantu pasien, dapat
dilakukan rujukan ke layanan sekunder
2. Bila telah terjadi penurunan visus
3. Bila telah terjadi kerusakan kornea
4. Bila pasien menghendaki tatalaksana langsung di
layanan sekunder

Peralatan
1. Lampu senter
2. Snellen Chart
3. Pinset untuk epilasi
2/3
4. Lup
5. Dapat pula disediakan kertas fluoresein dan larutan
NaCl 0.9% untuk ter fluoresein
6. Lampu biru (bisa berasal lampu biru pada oftalmoskop)

Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Dubia
3. Ad sanationam : Malam

6. Bagan Alir -
7. Unit Poli Umum
Terkait
8. Rekaman
Historis
Yang Tanggal Mulai
Perubahan Isi Perubahan
No
Dirubah Diberlakukan

3/3

Anda mungkin juga menyukai