Anda di halaman 1dari 7

Content Available at: http://jurnal.umla.ac.

id

JURNAL SURYA
Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan

Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Lamongan

Potensi Interaksi Obat pada Pasien Geriatri yang menggunakan


AntiHipertensi di Puskesmas Karanggeneng Lamongan
Primanitha Ria Utami1, Riana Prastiwi Handayani2, Vivin Dwi Aprilia Puspitasari3
1
Staf Pengajar Prodi Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan
2
Staf Pengajar Prodi Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan
3
Mahasiswa Prodi Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan

ARTIKEL INFO ABSTRAK

Article History: Background: Hipertensi pada usia geriatri yang menjadi


SM at 21-08-2020 penyebab pemberian berbagai macam terapi dalam satu
RV at 06-10-2020 resep (polifarmasi), sehingga meningkatkan potensi
PB at 07-10-2020 kejadian interaksi antar obat. Interaksi obat yang terjadi
dapat ditinjau berdasarkan derajat keparahan dan
Kata Kunci: mekanisme interaksinya (farmakokinetik, farmakodinamik)
Antihipertensi Objectives: Banyaknya kejadian interaksi obat pada usia
Interaksi Obat geriatri yang membutuhkan perhatian khusus dari seorang
Geriatri farmasis. Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi
interaksi obat pada pasien geriatri yang menggunakan
Korespondensi Penulis: antihipertensi.
prima.nitha@yahoo.co.id Design: Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan
pengambilan data retrospektif, sebagai populasi adalah
seluruh pasien geriatri(>60th) yang berobat ke Puskesmas
Karanggeneng Lamongan periode Oktober 2019.
Pengambilan sampel dengan tehnik non probability
sampling yakni Consecutive Sampling dengan sampel yang
diambil 129 responden (72 pasien yang masuk kriteria
inklusi).
Data Source: Data diambil dengan menggunakan lembar
pengumpul data,selanjutnya evaluasi dilakukan dengan
mengkaji potensi interaksi obat antihipertensi masuk ke
dalam kategori minor, moderate atau mayor, kemudian
dengan mekanisme interaksi farmakodinamik atau
farmakokinetik. Identifikasi interaksi obat dilakukan
dengan menggunakan interaction checker pada drugs.com.
Results: Hasil penelitian menunjukkan potensi interaksi
obat yang terjadi sejumlah 55,81%, dari total 129 pasien(
72 pasien inklusi). Jenis interaksi obat dengan tingkat
keparahan moderate sejumlah 66,36%,dan mekanisme
interaksi obatnya adalah Farmakodinamik 98,2%.
Conclusions: Lebih dari sebagian pasien geriatri
mengalami potensi interaksi obat, diperlukan kolaborasi
interpersonal dengan tenaga kesehatan khususnya dari
seorang farmasis untuk dapat mencegah atau memberikan
solusi terbaik demi peningkatan kualitas hidup pasien.

SURYA Vol. 12, No. 02, Agustus 2020 70


PENDAHULUAN sesuai dengan efek klinis masing-masing obat.
Pada interaksi obat secara farmakodinamik,
Hipertensi pada usia geriatri interaksi terjadi antara obat-obat yang
merupakan kondisi yang sangat umum terjadi memiliki efek farmakologi yang serupa
di masyarakat, dengan jenis hipertensinya (sinergisme) atau yang berlawanan
adalah hipertensi primer dan hipertensi (antagonisme). Interaksi tersebut dapat
sistolik terisolasi. Data dari National Health bersifat potensiasi atau antagonis satu obat
and Nutrition Examination Survey terhadap obat lainnya, sehingga mampu
menunjukkan insiden hipertensi pada usia memicu timbulnya kegagalan terapi bahkan
geriatri mencapai 50%. Begitu juga di negara juga hingga efek toksik (Fadare et al., 2016).
Amerika dan Afrika prevalensi hipertensi Pencegahan interaksi obat secara tepat, di
melebihi 60%, yaitu berkisar antara 53% dan waktu yang tepat pula, sangat diperlukan
72% (Babatsikou & Zavitsanou, 2014). untuk menekan kondisi patologis
Tingginya prevalensi hipertensi pada geriatri, pasien,meningkatkan kualitas hidup pasien,
menjadikan hipertensi sebagai faktor resiko dan meringankan beban ekonomi
utama pada penyakit gangguan pasien(Hines & Murphy, 2011).
kardiovaskular(Benetos, Petrovic, & Tingkat kejadian interaksi obat yang
Strandberg, 2019). relatif tinggi membutuhkan perhatian khusus
Usia geriatri juga sangat rentan dari seorang farmasis khususnya dalam
mengalami efek samping obat karena pada pelayanan kefarmasian untuk meminimalkan
usia tersebut anatomi fisiologi organ tubuh resiko yang tidak diinginkan pada pasien serta
sdh mengalami penurunan fungsi sehingga untuk mencegah dan menghindari masalah
cenderung memiliki komorbid. Dengan terkait penggunaan obat antihipertensi pada
adanya komorbid, pasien geriatri akan pasien usia lanjut. Agar dapat mewujudkan
mendapatkan beberapa macam terapi dalam hal tersebut sehingga tercapai tujuan terapi
satu resep (polifarmasi), hal tersebut dapat yang optimal, diperlukan suatu penelitian
mempengaruhi respon fisiologis pada mengenai potensi interaksi obat pada pasien
kepatuhan penggunaan terapi yang geriatri yang menggunakan antihipertensi.
diberikan(Robert L. Maher Jr, Joseph T.
Hanlon, 2013). Studi dari Roque et al (2012) METODE
menyatakan bahwa interaksi obat menjadi
penyebab utama munculnya efek samping Rancangan penelitian yang dilakukan
obat, terutama pada pasien geriatri. Interaksi adalah deskriptif dengan pengambilan data
obat diartikan sebagai respon obat terhadap retrospektif. Penelitian dilakukan dengan
pemberian obat lainnya, makanan, atau mengevaluasi potensi interaksi obat pada
kondisi penyakit penyerta yang dimiliki pasien geriatri rawat jalan yang menggunakan
(Roque et al., 2012). Berdasarkan data studi antihipertensi di Puskesmas Karanggeneng.
Husein et al. (2014) sejumlah 64,4% dari 155 Data yang diambil adalah data pasien
pasien pada salah satu Rumah Sakit di negara hipertensi pada periode Oktober 2019.
Afrika, mengalami interaksi obat (Hussein, Material yang digunakan adalah lembar
2014). Studi lainnya dari Budi Supraptia et al pengumpulan data sesuai dengan data yang
(2014) dan Mandioka et al (2017) menyatakan diambil, yaitu data usia, jenis kelamin dan
bahwa prevalensi interaksi obat pada pasien regimen terapi antihipertensi.
geriatri rawat inap sebesar 62% dan 44% Sampel yang digunakan pada
(Fangky Sandy Maindoka, Deby Mpila, penelitian ini merupakan pasien yang masuk
2017)(Budi Supraptia, et al 2014) dalam kriteria inklusi dan lolos screening dari
Interaksi obat diklasifikasikan kriteria eksklusi. Pasien yang masuk dalam
menjadi dua yaitu farmakokinetik dan kriteria inklusi sebanyak 129 pasien kemudian
farmakodinamik. Interaksi obat setelah dilakukan eksklusi menjadi 72 pasien.
farmakokinetik terjadi ketika terdapat Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
perubahan respon obat pada fase absorpsi, pasien rawat jalan dalam kurun waktu
distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Oktober 2019 dengan diagnosa hipertensi dan
Interaksi tersebut dapat menyebabkan data rekam medis lengkap, pasien berusia >
penurunan atau peningkatan konsentrasi obat 60 tahun dengan atau tanpa penyakit penyerta

SURYA Vol. 12, No. 02, Agustus 2020 71


dan pasien dengan terapi antihipertensi Pada tabel 2 identifikasi ada-tidaknya
tunggal maupun kombinasi. interaksi obat pada pasien geriatri
Kriteria eksklusinya yaitu pasien menggunakan interaction checker pada
yang menjalani perawatan lanjutan di fasilitas drugs.com. Hasil menunjukkan dari 129
kesehatan tingkat 2 dan yang terapinya tidak pasien yang diteliti, ditemukan 55.81% (72
terdapat interaksi obat. Evaluasi dilakukan pasien) mengalami interaksi obat.
dengan mengkaji potensi interaksi obat Tabel 3 Jenis obat Antihipertensi yang
antihipertensi masuk ke dalam kategori minor, Diresepkan
moderate atau mayor, kemudian dengan Obat Antihipertensi F %
mekanisme interaksi farmakodinamik atau Tunggal
farmakokinetik. Identifikasi interaksi obat Amlodipin 29 40,28
dilakukan dengan menggunakan interaction Captopril 10 13,89
checker pada drugs.com. Furosemid 1 1,39
Candesartan 4 5,55
HASIL PENELITIAN Hidroklortiazid 1 1,38
Kombinasi 2 obat
antihipertensi
Tabel 1 Karakteristik Pasien yang Masuk
Amlodipin+Captopril 20 27,78
Kriteria Inklusi
Amlodipin+Bisoprolol 2 2,78
No. Karakteristik Pasien F % Amlodipin+Furosemid 2 2,78
Usia (tahun) Bisoprolol+Captopril 1 1,39
1 60 - 65 51 70, 83 Furosemid+Candesartan 1 1,39
2 66-70 21 29,17 Kombinasi 3 obat
antihipertensi
Total 72 100 Amlodipin+Captopril+Bisoprolol 1 1,39
Jenis kelamin
Total 72 100
1 Laki-laki 29 40,28
2 Perempuan 43 59,72 Berdasarkan tabel 3, hampir sebagian
72 100 jenis obat antihipertensi yang diresepkan pada
Total
pasien yang masuk kriteria inklusi (72 pasien)
Berdasarkan data tabel 1
adalah antihipertensi tunggal, amlodipine,
menunjukkan karakteristik pasien pada
golongan CCB (Ca Channel Blocker)
kategori usia dan jenis kelamin. Kategori usia
sejumlah 29 pasien (40,28%).
geriatri pada penelitian ini mengacu dari
World Health Organization (WHO) yang
Tabel 4 Jumlah Obat dalam Resep yang
mengklasifikasikan pasien lanjut usia (elderly)
Mengalami Interaksi Obat
mulai 60 tahun ke atas. Dari hasil penelitian,
lebih dari sebagian pasien geriatri yang Jumlah obat dalam resep F %
berusia 60-65 tahun (70,83%) berjenis
kelamin perempuan (59,72%). 2-3 6 8,33
≥4 66 91,67
Tabel 2 Jumlah pasien geriatri yang Total 72 100
mengalami interaksi obat Berdasarkan tabel 4, hampir seluruh
Pasien F % jumlah obat yang diresepkan pada pasien yang
Dengan interaksi obat 72 55,81 masuk kriteria inklusi adalah ≥4 obat
Tanpa interaksi obat 57 44,19 sejumlah 66 pasien (91,67%).
Total 129 100

SURYA Vol. 12, No. 02, Agustus 2020 72


Tabel 5. Kajian Potensi Interaksi Obat

Golongan Tingkat Mekanisme


Interaksi Obat F %
Antihipertensi Keparahan Interaksi
Captopril Ibuprofen Moderate Farmakodinamik 9 8,18
Captopril Piroxicam Moderate Farmakodinamik 3 2,73
Asam
Captopril Moderate Farmakodinamik 1 0,91
mefenamat
ACEI
(Angiotensin Captopril Diazepam Moderate Farmakodinamik 4 3,64
Converting Isosorbit
Captopril Moderate Farmakodinamik 1 0,91
Enzyme dinitrat
Inhibitor) Captopril Bisoprolol Minor Farmakodinamik 1 0,91
Natrium
Captopril Moderate Farmakodinamik 2 1,82
diklofenak
Captopril Metformin Moderate Farmakodinamik 1 0,91
Amlodopin Ibuprofen Moderate Farmakodinamik 26 23,64
Amlodopin Ciprofloxacin Moderate Farmakokinetik 1 0,91
Amlodopin Captopril Minor Farmakodinamik 21 19,09
Amlodopin Simvastatin Mayor Farmakodinamik 14 12,73
CCB (Calsium Amlodopin Dimenhidrinat Moderate Farmakodinamik 2 1,82
Channel Asam
Amlodopin Moderate Farmakodinamik 3 2,73
Blocker) mefenamat
Amlodopin Bisoprolol Moderate Farmakodinamik 3 2,73
Amlodopin Piroxicam Moderate Farmakodinamik 5 4,55
Natrium
Amlodopin Moderate Farmakodinamik 4 3,64
diklofenak
Amlodopin Aspirin Moderate Farmakodinamik 2 1,82
Beta Blocker Bisoprolol Dimenhidrinat Moderate Farmakodinamik 1 0,91
Furosemid Glibenklamid Moderate Farmakodinamik 1 0,91
Furosemid Aspirin Minor Farmakodinamik 1 0,91
Diuretik loop
Furosemid Metformin Moderate Farmakodinamik 1 0,91
Furosemid Ibuprofen Moderate Farmakodinamik 1 0,91
ARB
(Angiotensin
Candesartan Ibuprofen Moderate Farmakodinamik 1 0,91
Reseptor
Blocker
Diuretik tiazid Hidroklotiazid Piroxicam Moderate Farmakokinetik 1 0,91

TOTAL 110 100


*1 pasien dapat mengalami lebih dari 1 macam interaksi obat

SURYA Vol. 12, No. 02, Agustus 2020 73


Dari tabel 5 menjelaskan bahwa jenis dosis sekali sehari(Puspitasari, Azizahwati, &
interaksi obat berdasarkan derajat keparahan Hidayat, 2017). Jenis kombinasi 2 obat
yang paling dominan adalah interaksi obat antihipertensi yaitu golongan CCB + ACEi
dengan tingkat keparahan moderate sejumlah (amlodipin dan captopril) banyak digunakan
73 kejadian (66,36%), selanjutnya interaksi karena dapat menurunkan tekanan darah
obat tingkat keparahan minor sejumlah 23 dengan lebih baik jika digunakan sebagai
kejadian (20,91%), dan interaksi obat tingkat kombinasi. ACEI yang memiliki efek
keparahan major sejumlah 14 kejadian antisimpatetik dapat menghambat peningkatan
(12,73%). denyut jantung yang dapat terjadi akibat
Berdasarkan tabel 5 pada kategori penggunaan CCB Kombinasi 2 obat tersebut
interaksi obat lainnya ditinjau dari mekanisme banyak digunakan karena penggunaan ACEi
interaksinya, yaitu hampir seluruh pasien jenis yang dapat meminimalkan efek samping dari
mekanisme interaksi obatnya adalah CCB. Tetap perlu dipantau adanya potensi
Farmakodinamik sejumlah 108 kejadian efek samping hipotensi karena amlodipine
(98,2%). yang memiliki efek hipotensi aditif jika
digunakan dengan Captopril(Gradman, Basile,
PEMBAHASAN Carter, & Bakris, 2010).
Hasil penelitian juga menunjukkan
Pasien geriatri elastisitas pembuluh bahwa dari 129 pasien geriatri, 72 pasien yang
darahnya semakin berkurang seiring masuk kriteria inklusi, bisa menghasilkan
bertambahnya usia. Hal ini menyebabkan potensi interaksi obat sejumlah 55,81%.
tekanan darah di dalam tubuh pasien geriatri Interaksi ini lebih sering terjadi pada resep
relatif tinggi dan melebihi batas normal yang mengandung ≥4 jenis obat sesuai dengan
(>130/80 mmhg), khususnya tekanan darah data pada penelitian ini, jumlah obat dalam
sistolik sedangkan tekanan darah diastolik satu resep resep didominasi dengan ≥4 jenis
akan cenderung konstan (Lionakis et al., obat, yang berarti potensi terjadinya interaksi
2012). Oleh karena itu, pasien yang obat cukup tinggi. Berdasarkan hasil
menggunakan obat antihipertensi menjadi penelitian ini, interaksi obat yang ditinjau dari
salah satu kriteria inklusi pada penelitian ini. tingkat keparahannya didominasi pada tingkat
Usia geriatri identik dengan kondisi penuaan keparahan moderate 73 kejadian (66,36%).
yang ditandai dengan hilangnya kapasitas Golongan antihipertensi dengan tingkat
fungsional sebagian besar organ secara keparahan moderate paling tinggi adalah CCB
progresif dan penurunan mekanisme , amlodipin. Amlodipin berinteraksi dengan
homeostatis seperti :penurunan fungsi ginjal, NSAID (Non Steroid Antiinflamasi Drug),
terutama laju filtrasi glomerulus, penurunan ibuprofen. Ibuprofen memiliki indikasi
metabolisme hati. Perubahan ini sebagai analgesik, mengurangi rasa sakit
mempengaruhi farmakokinetik dan ringan hingga moderate, dapat juga digunakan
farmakodinamik dari masing-masing respon sebagai antipiretik untuk menurunkan suhu
obat di dalam tubuh(Harugeri, Joseph, badan dan sebagai antiradang untuk
Parthasarathi, Ramesh, & Guido, 2010) pengobatan rematik. NSAID dapat
Data dari tabel 3 menunjukkan jenis meningkatkan tekanan darah dan mengganggu
antihipertensi paling banyak diresepkan pada efek penurunan obat antihipertensi. Bahkan
pasien geriatri adalah amlodipin. Amlodipine kenaikan kecil tekanan darah akibat terapi
telah terbukti sebagai antihipertensi yang dengan NSAID dapat meningkatkan risiko
dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien kardiovaskular secara signifikan, jika
geriatri. Hal ini karena amlodipine dapat dikonsumsi dalam waktu yang lama
diabsorpsi dengan baik, cenderung memiliki (Kulkarni, Bora, Sirisha, & Saji, 2013).
efek samping vasodilatasi lebih kecil NSAID yang digunakan dalam penelitian ini
dibandingkan kelompok CCB lainnya. adalah ibuprofen, piroxicam, dan asam
Amlodipine secara luas diabsorpsi oleh hati mefenamat. Interaksi farmakodinamik dengan
menjadi metabolit inaktif dan memiliki waktu obat ini adalah antagonis. Obat NSAID dapat
paruh yang lama sehingga memungkinkan mengurangi efek vasodilator akibat untuk
kontrol tekanan darah yang efektif dengan penurunan sintesis prostaglandin di ginjal,

SURYA Vol. 12, No. 02, Agustus 2020 74


sehingga mempengaruhi homeostasis cairan, pemantauan data klinis dan laboratorium
mengurangi efek antihipertensi, dan mungkin pasien atau dilakukan penyesuaian dosis pada
menyebabkan disfungsi ginjal. Interaksi harus terapi obat antihipertensi.
dipantau, Interaksi harus dipantau, termasuk
efek antihipertensi yang dihasilkan, dan fungsi KESIMPULAN
ginjal harus diperiksa secara berkala untuk
mencari tanda-tanda gangguan ginjal(Davies Potensi interaksi obat pada pasien
& O’Mahony, 2015)(Vesna Bacic-Vrca et al geriatri yang menggunakan obat antihipertensi
2010). adalah sejumlah 55,81%, terhitung dari 129
Untuk mengantisipasi adanya pasien geriatri, 72 pasien yang masuk kriteria
kejadian yang tidak diinginkan berupa inklusi. Jenis interaksi obat berdasarkan
interaksi obat, bisa dialihkan ke terapi NSAID derajat keparahan yang paling dominan adalah
yang paling aman untuk pada pasien geriatri interaksi obat dengan tingkat keparahan
adalah parasetamol. Dalam penelitian ini moderate sejumlah 73 kejadian (66,36%),
hanya sedikit yang menerima parasetamol, sedangkan ditinjau dari mekanisme
sebagian besar diresepkan terapi NSAID interaksinya, yaitu hampir seluruh pasien jenis
seperti ibuprofen,piroxicam,natrium mekanisme interaksi obatnya adalah
diklofenak. Pedoman penanganan gangguan Farmakodinamik sejumlah 108 kejadian
degeneratif sendi paling merekomendasikan (98,2%).
parasetamol analgesik lini pertama yang
sesuai untuk nyeri ringan sampai sedang. DAFTAR PUSTAKA
Penggantian NSAID dengan parasetamol
mampu mencegah hipertensi arteri dan reaksi Babatsikou, F., & Zavitsanou, A. (2014).
merugikan lainnya dari NSAID (Vesna Bacic- Epidemiology of hypertension in the
Vrca, et al 2010) elderly. Health Science Journal,
Jenis interaksi obat lainnya yang perlu 4(January 2010), 24–30.
diperhatikan adalah interaksi obat dnegan
tingkat keparahan major, yang dapat Benetos, A., Petrovic, M., & Strandberg, T.
berpotensi mengancam nyawa atau mampu (2019). Compendium on the
menyebabkan kerusakan permanen yaitu Pathophysiology and Treatment of
amlodipine dan simvastatin (12,73%). Hypertension Hypertension
Kombinasi dua obat tersebut dapat Management in Older and Frail Older
menyebabkan efek obat antihipertensi Patients. American Heart Association,
berkurang karena adanya simvastatin. 1045–1060.
Amlodipine dapat meningkatkan efektivitas https://doi.org/10.1161/CIRCRESAH
simvastatin dengan cara menurunkan laju A.118.313236
metabolisme simvastatin, sehingga
Budi Supraptia, Wenny Putri Nilamsari,
mengakibatkan peningkatan kadar obat
Pharmasinta Putri Hapsari, Husna
maksimal, dan nilai AUC simvastatin. Pada
Arifatul Muzayana, H. F. (2014).
dosis yang lebih tinggi, akan berpotensi
Permasalahan Terkait Obat
terdapat risiko miopati, termasuk
Antihipertensi pada Pasien Usia
rhabdomyolysis. Pemantauan efek samping
Lanjut di Poli Geriatri RSUD
sangat diperlukan. Dapat juga dilakukan
Dr.Soetomo, Surabaya. Jurnal
penggunaan obat alternatif hyperlipidemia
Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian
lainya yang risiko efek sampingnya minimal
Indonesia, 1(2), 36–41.
misalnya atorvastatin atau bisa juga dilakukan
penurunan dosis simvastatin tidak boleh Davies, E. A., & O’Mahony, M. S. (2015).
melebihi 20 mg / hari (Puspitasari et al., 2017) Adverse drug reactions in special
Batasan dari penelitian ini adalah populations - The elderly. British
kurangnya informasi jumlah potensi interaksi Journal of Clinical Pharmacology,
yang sebenarnya mengakibatkan efek samping 80(4), 796–807.
secara klinis. Diperlukan pemantauan https://doi.org/10.1111/bcp.12596
interaksi obat potensial pada pasien lanjut usia
dengan hipertensi secara prospektif, serta Fadare, J. O., Ajayi, A. E., Adeoti, A. O.,

SURYA Vol. 12, No. 02, Agustus 2020 75


Desalu, O. O., Obimakinde, A. M., & interactions through prescription
Agboola, S. M. (2016). Potential drug analysis in a South Indian teaching
‑ drug interactions among elderly hospital. Therapeutic Advances in
patients on anti ‑ hypertensive Drug Safety, 4(4), 141–146.
medications in two tertiary healthcare https://doi.org/10.1177/204209861349
facilities in Ekiti State ,. Sahel 0009
Medical Journal, 19, 1–6. Lionakis, N., Mendrinos, D., Sanidas, E.,
https://doi.org/10.4103/1118- Favatas, G., Georgopoulou, M.,
8561.181896 Lionakis, N., … Favatas, G. (2012).
Fangky Sandy Maindoka, Deby Mpila, G. C. Hypertension in the elderly. World
(2017). Kajian Interaksi Obat Pada Journal of Cardiology, 4(5), 135–147.
Pasien Geriatri Rawat Inap Di Rsup https://doi.org/10.4330/wjc.v4.i5.135
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Puspitasari, A. W., Azizahwati, A., &
Pharmacon, 6(3). Hidayat, A. Y. U. R. (2017).
https://doi.org/10.35799/pha.6.2017.1 ANALYSIS OF POTENTIAL
6889 DRUGS INTERACTION ON
Gradman, A. H., Basile, J. N., Carter, B. L., & ANTIHYPERTENSION DRUGS
Bakris, G. L. (2010). Combination PRESCRIPTION IN COMMUNITY
therapy in hypertension. Journal of HEALTH CENTER OF
the American Society of Hypertension, SUKMAJAYA DISTRICT IN
4(1), 42–50. PERIOD OF JUNE-NOVEMBER
https://doi.org/10.1016/j.jash.2010.02. 2015. Asian Journal of
005 Pharmaceutical and Clinical
Research, 10(5), 1–5.
Harugeri, A., Joseph, J., Parthasarathi, G.,
Ramesh, M., & Guido, S. (2010). Robert L. Maher Jr, Joseph T. Hanlon, E. R.
Prescribing patterns and predictors of H. (2013). Clinical Consequences of
high-level polypharmacy in the Polypharmacy in Elderly Robert. NIH,
elderly population: A prospective 13(1), 1–11.
surveillance study from two teaching https://doi.org/10.1517/14740338.201
hospitals in india. American Journal 3.827660.Clinical
Geriatric Pharmacotherapy, 8(3), Roque, P., Neto, O., Nobili, A., Pereira, D.,
271–280. Júnior, D. L., Pilger, D., & Molino, C.
https://doi.org/10.1016/j.amjopharm.2 (2012). Incidence and Predictors of
010.06.004 Adverse Drug Reactions Caused by
Hines, L. E., & Murphy, J. E. (2011). Drug-Drug Interactions in Elderly
Potentially Harmful Drug – Drug Outpatients : A Prospective Cohort
Interactions in the Elderly : A Review. Study. J Pharm Pharmaceut Sci,
AJGP, 9(6), 364–377. 15(2), 332–343.
https://doi.org/10.1016/j.amjopharm.2 Vesna Bacic-Vrca, Srecko Marusic, Viktorija
011.10.004 Erdeljic, S. F., & Nives Gojo-Tomic,
Hussein, M. (2014). Assessment of Drug D. R. (2010). The incidence of
Related Problems Among potential drug – drug interactions in
Hypertensive Patients on Follow up in elderly patients with arterial
Adama Hospital Medical College, hypertension The incidence of
East Ethiopia. Clinical Pharmacology potential drug – drug interactions in
& Biopharmaceutics, 3(2), 2–7. elderly patients with arterial
https://doi.org/10.4172/2167- hypertension. Pharm World Sci,
065x.1000122 32(May 2014), 815–821.
https://doi.org/10.1007/s11096-010-
Kulkarni, V., Bora, S. S., Sirisha, S., & Saji, 9442-5
M. (2013). A study on drug – drug

SURYA Vol. 12, No. 02, Agustus 2020 76

Anda mungkin juga menyukai