JURNAL SURYA Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Lamongan
Potensi Interaksi Obat pada Pasien Geriatri yang menggunakan
AntiHipertensi di Puskesmas Karanggeneng Lamongan Primanitha Ria Utami1, Riana Prastiwi Handayani2, Vivin Dwi Aprilia Puspitasari3 1 Staf Pengajar Prodi Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan 2 Staf Pengajar Prodi Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan 3 Mahasiswa Prodi Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan
ARTIKEL INFO ABSTRAK
Article History: Background: Hipertensi pada usia geriatri yang menjadi
SM at 21-08-2020 penyebab pemberian berbagai macam terapi dalam satu RV at 06-10-2020 resep (polifarmasi), sehingga meningkatkan potensi PB at 07-10-2020 kejadian interaksi antar obat. Interaksi obat yang terjadi dapat ditinjau berdasarkan derajat keparahan dan Kata Kunci: mekanisme interaksinya (farmakokinetik, farmakodinamik) Antihipertensi Objectives: Banyaknya kejadian interaksi obat pada usia Interaksi Obat geriatri yang membutuhkan perhatian khusus dari seorang Geriatri farmasis. Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi interaksi obat pada pasien geriatri yang menggunakan Korespondensi Penulis: antihipertensi. prima.nitha@yahoo.co.id Design: Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pengambilan data retrospektif, sebagai populasi adalah seluruh pasien geriatri(>60th) yang berobat ke Puskesmas Karanggeneng Lamongan periode Oktober 2019. Pengambilan sampel dengan tehnik non probability sampling yakni Consecutive Sampling dengan sampel yang diambil 129 responden (72 pasien yang masuk kriteria inklusi). Data Source: Data diambil dengan menggunakan lembar pengumpul data,selanjutnya evaluasi dilakukan dengan mengkaji potensi interaksi obat antihipertensi masuk ke dalam kategori minor, moderate atau mayor, kemudian dengan mekanisme interaksi farmakodinamik atau farmakokinetik. Identifikasi interaksi obat dilakukan dengan menggunakan interaction checker pada drugs.com. Results: Hasil penelitian menunjukkan potensi interaksi obat yang terjadi sejumlah 55,81%, dari total 129 pasien( 72 pasien inklusi). Jenis interaksi obat dengan tingkat keparahan moderate sejumlah 66,36%,dan mekanisme interaksi obatnya adalah Farmakodinamik 98,2%. Conclusions: Lebih dari sebagian pasien geriatri mengalami potensi interaksi obat, diperlukan kolaborasi interpersonal dengan tenaga kesehatan khususnya dari seorang farmasis untuk dapat mencegah atau memberikan solusi terbaik demi peningkatan kualitas hidup pasien.
SURYA Vol. 12, No. 02, Agustus 2020 70
PENDAHULUAN sesuai dengan efek klinis masing-masing obat. Pada interaksi obat secara farmakodinamik, Hipertensi pada usia geriatri interaksi terjadi antara obat-obat yang merupakan kondisi yang sangat umum terjadi memiliki efek farmakologi yang serupa di masyarakat, dengan jenis hipertensinya (sinergisme) atau yang berlawanan adalah hipertensi primer dan hipertensi (antagonisme). Interaksi tersebut dapat sistolik terisolasi. Data dari National Health bersifat potensiasi atau antagonis satu obat and Nutrition Examination Survey terhadap obat lainnya, sehingga mampu menunjukkan insiden hipertensi pada usia memicu timbulnya kegagalan terapi bahkan geriatri mencapai 50%. Begitu juga di negara juga hingga efek toksik (Fadare et al., 2016). Amerika dan Afrika prevalensi hipertensi Pencegahan interaksi obat secara tepat, di melebihi 60%, yaitu berkisar antara 53% dan waktu yang tepat pula, sangat diperlukan 72% (Babatsikou & Zavitsanou, 2014). untuk menekan kondisi patologis Tingginya prevalensi hipertensi pada geriatri, pasien,meningkatkan kualitas hidup pasien, menjadikan hipertensi sebagai faktor resiko dan meringankan beban ekonomi utama pada penyakit gangguan pasien(Hines & Murphy, 2011). kardiovaskular(Benetos, Petrovic, & Tingkat kejadian interaksi obat yang Strandberg, 2019). relatif tinggi membutuhkan perhatian khusus Usia geriatri juga sangat rentan dari seorang farmasis khususnya dalam mengalami efek samping obat karena pada pelayanan kefarmasian untuk meminimalkan usia tersebut anatomi fisiologi organ tubuh resiko yang tidak diinginkan pada pasien serta sdh mengalami penurunan fungsi sehingga untuk mencegah dan menghindari masalah cenderung memiliki komorbid. Dengan terkait penggunaan obat antihipertensi pada adanya komorbid, pasien geriatri akan pasien usia lanjut. Agar dapat mewujudkan mendapatkan beberapa macam terapi dalam hal tersebut sehingga tercapai tujuan terapi satu resep (polifarmasi), hal tersebut dapat yang optimal, diperlukan suatu penelitian mempengaruhi respon fisiologis pada mengenai potensi interaksi obat pada pasien kepatuhan penggunaan terapi yang geriatri yang menggunakan antihipertensi. diberikan(Robert L. Maher Jr, Joseph T. Hanlon, 2013). Studi dari Roque et al (2012) METODE menyatakan bahwa interaksi obat menjadi penyebab utama munculnya efek samping Rancangan penelitian yang dilakukan obat, terutama pada pasien geriatri. Interaksi adalah deskriptif dengan pengambilan data obat diartikan sebagai respon obat terhadap retrospektif. Penelitian dilakukan dengan pemberian obat lainnya, makanan, atau mengevaluasi potensi interaksi obat pada kondisi penyakit penyerta yang dimiliki pasien geriatri rawat jalan yang menggunakan (Roque et al., 2012). Berdasarkan data studi antihipertensi di Puskesmas Karanggeneng. Husein et al. (2014) sejumlah 64,4% dari 155 Data yang diambil adalah data pasien pasien pada salah satu Rumah Sakit di negara hipertensi pada periode Oktober 2019. Afrika, mengalami interaksi obat (Hussein, Material yang digunakan adalah lembar 2014). Studi lainnya dari Budi Supraptia et al pengumpulan data sesuai dengan data yang (2014) dan Mandioka et al (2017) menyatakan diambil, yaitu data usia, jenis kelamin dan bahwa prevalensi interaksi obat pada pasien regimen terapi antihipertensi. geriatri rawat inap sebesar 62% dan 44% Sampel yang digunakan pada (Fangky Sandy Maindoka, Deby Mpila, penelitian ini merupakan pasien yang masuk 2017)(Budi Supraptia, et al 2014) dalam kriteria inklusi dan lolos screening dari Interaksi obat diklasifikasikan kriteria eksklusi. Pasien yang masuk dalam menjadi dua yaitu farmakokinetik dan kriteria inklusi sebanyak 129 pasien kemudian farmakodinamik. Interaksi obat setelah dilakukan eksklusi menjadi 72 pasien. farmakokinetik terjadi ketika terdapat Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah perubahan respon obat pada fase absorpsi, pasien rawat jalan dalam kurun waktu distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Oktober 2019 dengan diagnosa hipertensi dan Interaksi tersebut dapat menyebabkan data rekam medis lengkap, pasien berusia > penurunan atau peningkatan konsentrasi obat 60 tahun dengan atau tanpa penyakit penyerta
SURYA Vol. 12, No. 02, Agustus 2020 71
dan pasien dengan terapi antihipertensi Pada tabel 2 identifikasi ada-tidaknya tunggal maupun kombinasi. interaksi obat pada pasien geriatri Kriteria eksklusinya yaitu pasien menggunakan interaction checker pada yang menjalani perawatan lanjutan di fasilitas drugs.com. Hasil menunjukkan dari 129 kesehatan tingkat 2 dan yang terapinya tidak pasien yang diteliti, ditemukan 55.81% (72 terdapat interaksi obat. Evaluasi dilakukan pasien) mengalami interaksi obat. dengan mengkaji potensi interaksi obat Tabel 3 Jenis obat Antihipertensi yang antihipertensi masuk ke dalam kategori minor, Diresepkan moderate atau mayor, kemudian dengan Obat Antihipertensi F % mekanisme interaksi farmakodinamik atau Tunggal farmakokinetik. Identifikasi interaksi obat Amlodipin 29 40,28 dilakukan dengan menggunakan interaction Captopril 10 13,89 checker pada drugs.com. Furosemid 1 1,39 Candesartan 4 5,55 HASIL PENELITIAN Hidroklortiazid 1 1,38 Kombinasi 2 obat antihipertensi Tabel 1 Karakteristik Pasien yang Masuk Amlodipin+Captopril 20 27,78 Kriteria Inklusi Amlodipin+Bisoprolol 2 2,78 No. Karakteristik Pasien F % Amlodipin+Furosemid 2 2,78 Usia (tahun) Bisoprolol+Captopril 1 1,39 1 60 - 65 51 70, 83 Furosemid+Candesartan 1 1,39 2 66-70 21 29,17 Kombinasi 3 obat antihipertensi Total 72 100 Amlodipin+Captopril+Bisoprolol 1 1,39 Jenis kelamin Total 72 100 1 Laki-laki 29 40,28 2 Perempuan 43 59,72 Berdasarkan tabel 3, hampir sebagian 72 100 jenis obat antihipertensi yang diresepkan pada Total pasien yang masuk kriteria inklusi (72 pasien) Berdasarkan data tabel 1 adalah antihipertensi tunggal, amlodipine, menunjukkan karakteristik pasien pada golongan CCB (Ca Channel Blocker) kategori usia dan jenis kelamin. Kategori usia sejumlah 29 pasien (40,28%). geriatri pada penelitian ini mengacu dari World Health Organization (WHO) yang Tabel 4 Jumlah Obat dalam Resep yang mengklasifikasikan pasien lanjut usia (elderly) Mengalami Interaksi Obat mulai 60 tahun ke atas. Dari hasil penelitian, lebih dari sebagian pasien geriatri yang Jumlah obat dalam resep F % berusia 60-65 tahun (70,83%) berjenis kelamin perempuan (59,72%). 2-3 6 8,33 ≥4 66 91,67 Tabel 2 Jumlah pasien geriatri yang Total 72 100 mengalami interaksi obat Berdasarkan tabel 4, hampir seluruh Pasien F % jumlah obat yang diresepkan pada pasien yang Dengan interaksi obat 72 55,81 masuk kriteria inklusi adalah ≥4 obat Tanpa interaksi obat 57 44,19 sejumlah 66 pasien (91,67%). Total 129 100
*1 pasien dapat mengalami lebih dari 1 macam interaksi obat
SURYA Vol. 12, No. 02, Agustus 2020 73
Dari tabel 5 menjelaskan bahwa jenis dosis sekali sehari(Puspitasari, Azizahwati, & interaksi obat berdasarkan derajat keparahan Hidayat, 2017). Jenis kombinasi 2 obat yang paling dominan adalah interaksi obat antihipertensi yaitu golongan CCB + ACEi dengan tingkat keparahan moderate sejumlah (amlodipin dan captopril) banyak digunakan 73 kejadian (66,36%), selanjutnya interaksi karena dapat menurunkan tekanan darah obat tingkat keparahan minor sejumlah 23 dengan lebih baik jika digunakan sebagai kejadian (20,91%), dan interaksi obat tingkat kombinasi. ACEI yang memiliki efek keparahan major sejumlah 14 kejadian antisimpatetik dapat menghambat peningkatan (12,73%). denyut jantung yang dapat terjadi akibat Berdasarkan tabel 5 pada kategori penggunaan CCB Kombinasi 2 obat tersebut interaksi obat lainnya ditinjau dari mekanisme banyak digunakan karena penggunaan ACEi interaksinya, yaitu hampir seluruh pasien jenis yang dapat meminimalkan efek samping dari mekanisme interaksi obatnya adalah CCB. Tetap perlu dipantau adanya potensi Farmakodinamik sejumlah 108 kejadian efek samping hipotensi karena amlodipine (98,2%). yang memiliki efek hipotensi aditif jika digunakan dengan Captopril(Gradman, Basile, PEMBAHASAN Carter, & Bakris, 2010). Hasil penelitian juga menunjukkan Pasien geriatri elastisitas pembuluh bahwa dari 129 pasien geriatri, 72 pasien yang darahnya semakin berkurang seiring masuk kriteria inklusi, bisa menghasilkan bertambahnya usia. Hal ini menyebabkan potensi interaksi obat sejumlah 55,81%. tekanan darah di dalam tubuh pasien geriatri Interaksi ini lebih sering terjadi pada resep relatif tinggi dan melebihi batas normal yang mengandung ≥4 jenis obat sesuai dengan (>130/80 mmhg), khususnya tekanan darah data pada penelitian ini, jumlah obat dalam sistolik sedangkan tekanan darah diastolik satu resep resep didominasi dengan ≥4 jenis akan cenderung konstan (Lionakis et al., obat, yang berarti potensi terjadinya interaksi 2012). Oleh karena itu, pasien yang obat cukup tinggi. Berdasarkan hasil menggunakan obat antihipertensi menjadi penelitian ini, interaksi obat yang ditinjau dari salah satu kriteria inklusi pada penelitian ini. tingkat keparahannya didominasi pada tingkat Usia geriatri identik dengan kondisi penuaan keparahan moderate 73 kejadian (66,36%). yang ditandai dengan hilangnya kapasitas Golongan antihipertensi dengan tingkat fungsional sebagian besar organ secara keparahan moderate paling tinggi adalah CCB progresif dan penurunan mekanisme , amlodipin. Amlodipin berinteraksi dengan homeostatis seperti :penurunan fungsi ginjal, NSAID (Non Steroid Antiinflamasi Drug), terutama laju filtrasi glomerulus, penurunan ibuprofen. Ibuprofen memiliki indikasi metabolisme hati. Perubahan ini sebagai analgesik, mengurangi rasa sakit mempengaruhi farmakokinetik dan ringan hingga moderate, dapat juga digunakan farmakodinamik dari masing-masing respon sebagai antipiretik untuk menurunkan suhu obat di dalam tubuh(Harugeri, Joseph, badan dan sebagai antiradang untuk Parthasarathi, Ramesh, & Guido, 2010) pengobatan rematik. NSAID dapat Data dari tabel 3 menunjukkan jenis meningkatkan tekanan darah dan mengganggu antihipertensi paling banyak diresepkan pada efek penurunan obat antihipertensi. Bahkan pasien geriatri adalah amlodipin. Amlodipine kenaikan kecil tekanan darah akibat terapi telah terbukti sebagai antihipertensi yang dengan NSAID dapat meningkatkan risiko dapat ditoleransi dengan baik oleh pasien kardiovaskular secara signifikan, jika geriatri. Hal ini karena amlodipine dapat dikonsumsi dalam waktu yang lama diabsorpsi dengan baik, cenderung memiliki (Kulkarni, Bora, Sirisha, & Saji, 2013). efek samping vasodilatasi lebih kecil NSAID yang digunakan dalam penelitian ini dibandingkan kelompok CCB lainnya. adalah ibuprofen, piroxicam, dan asam Amlodipine secara luas diabsorpsi oleh hati mefenamat. Interaksi farmakodinamik dengan menjadi metabolit inaktif dan memiliki waktu obat ini adalah antagonis. Obat NSAID dapat paruh yang lama sehingga memungkinkan mengurangi efek vasodilator akibat untuk kontrol tekanan darah yang efektif dengan penurunan sintesis prostaglandin di ginjal,
SURYA Vol. 12, No. 02, Agustus 2020 74
sehingga mempengaruhi homeostasis cairan, pemantauan data klinis dan laboratorium mengurangi efek antihipertensi, dan mungkin pasien atau dilakukan penyesuaian dosis pada menyebabkan disfungsi ginjal. Interaksi harus terapi obat antihipertensi. dipantau, Interaksi harus dipantau, termasuk efek antihipertensi yang dihasilkan, dan fungsi KESIMPULAN ginjal harus diperiksa secara berkala untuk mencari tanda-tanda gangguan ginjal(Davies Potensi interaksi obat pada pasien & O’Mahony, 2015)(Vesna Bacic-Vrca et al geriatri yang menggunakan obat antihipertensi 2010). adalah sejumlah 55,81%, terhitung dari 129 Untuk mengantisipasi adanya pasien geriatri, 72 pasien yang masuk kriteria kejadian yang tidak diinginkan berupa inklusi. Jenis interaksi obat berdasarkan interaksi obat, bisa dialihkan ke terapi NSAID derajat keparahan yang paling dominan adalah yang paling aman untuk pada pasien geriatri interaksi obat dengan tingkat keparahan adalah parasetamol. Dalam penelitian ini moderate sejumlah 73 kejadian (66,36%), hanya sedikit yang menerima parasetamol, sedangkan ditinjau dari mekanisme sebagian besar diresepkan terapi NSAID interaksinya, yaitu hampir seluruh pasien jenis seperti ibuprofen,piroxicam,natrium mekanisme interaksi obatnya adalah diklofenak. Pedoman penanganan gangguan Farmakodinamik sejumlah 108 kejadian degeneratif sendi paling merekomendasikan (98,2%). parasetamol analgesik lini pertama yang sesuai untuk nyeri ringan sampai sedang. DAFTAR PUSTAKA Penggantian NSAID dengan parasetamol mampu mencegah hipertensi arteri dan reaksi Babatsikou, F., & Zavitsanou, A. (2014). merugikan lainnya dari NSAID (Vesna Bacic- Epidemiology of hypertension in the Vrca, et al 2010) elderly. Health Science Journal, Jenis interaksi obat lainnya yang perlu 4(January 2010), 24–30. diperhatikan adalah interaksi obat dnegan tingkat keparahan major, yang dapat Benetos, A., Petrovic, M., & Strandberg, T. berpotensi mengancam nyawa atau mampu (2019). Compendium on the menyebabkan kerusakan permanen yaitu Pathophysiology and Treatment of amlodipine dan simvastatin (12,73%). Hypertension Hypertension Kombinasi dua obat tersebut dapat Management in Older and Frail Older menyebabkan efek obat antihipertensi Patients. American Heart Association, berkurang karena adanya simvastatin. 1045–1060. Amlodipine dapat meningkatkan efektivitas https://doi.org/10.1161/CIRCRESAH simvastatin dengan cara menurunkan laju A.118.313236 metabolisme simvastatin, sehingga Budi Supraptia, Wenny Putri Nilamsari, mengakibatkan peningkatan kadar obat Pharmasinta Putri Hapsari, Husna maksimal, dan nilai AUC simvastatin. Pada Arifatul Muzayana, H. F. (2014). dosis yang lebih tinggi, akan berpotensi Permasalahan Terkait Obat terdapat risiko miopati, termasuk Antihipertensi pada Pasien Usia rhabdomyolysis. Pemantauan efek samping Lanjut di Poli Geriatri RSUD sangat diperlukan. Dapat juga dilakukan Dr.Soetomo, Surabaya. Jurnal penggunaan obat alternatif hyperlipidemia Farmasi Dan Ilmu Kefarmasian lainya yang risiko efek sampingnya minimal Indonesia, 1(2), 36–41. misalnya atorvastatin atau bisa juga dilakukan penurunan dosis simvastatin tidak boleh Davies, E. A., & O’Mahony, M. S. (2015). melebihi 20 mg / hari (Puspitasari et al., 2017) Adverse drug reactions in special Batasan dari penelitian ini adalah populations - The elderly. British kurangnya informasi jumlah potensi interaksi Journal of Clinical Pharmacology, yang sebenarnya mengakibatkan efek samping 80(4), 796–807. secara klinis. Diperlukan pemantauan https://doi.org/10.1111/bcp.12596 interaksi obat potensial pada pasien lanjut usia dengan hipertensi secara prospektif, serta Fadare, J. O., Ajayi, A. E., Adeoti, A. O.,
SURYA Vol. 12, No. 02, Agustus 2020 75
Desalu, O. O., Obimakinde, A. M., & interactions through prescription Agboola, S. M. (2016). Potential drug analysis in a South Indian teaching ‑ drug interactions among elderly hospital. Therapeutic Advances in patients on anti ‑ hypertensive Drug Safety, 4(4), 141–146. medications in two tertiary healthcare https://doi.org/10.1177/204209861349 facilities in Ekiti State ,. Sahel 0009 Medical Journal, 19, 1–6. Lionakis, N., Mendrinos, D., Sanidas, E., https://doi.org/10.4103/1118- Favatas, G., Georgopoulou, M., 8561.181896 Lionakis, N., … Favatas, G. (2012). Fangky Sandy Maindoka, Deby Mpila, G. C. Hypertension in the elderly. World (2017). Kajian Interaksi Obat Pada Journal of Cardiology, 4(5), 135–147. Pasien Geriatri Rawat Inap Di Rsup https://doi.org/10.4330/wjc.v4.i5.135 Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Puspitasari, A. W., Azizahwati, A., & Pharmacon, 6(3). Hidayat, A. Y. U. R. (2017). https://doi.org/10.35799/pha.6.2017.1 ANALYSIS OF POTENTIAL 6889 DRUGS INTERACTION ON Gradman, A. H., Basile, J. N., Carter, B. L., & ANTIHYPERTENSION DRUGS Bakris, G. L. (2010). Combination PRESCRIPTION IN COMMUNITY therapy in hypertension. Journal of HEALTH CENTER OF the American Society of Hypertension, SUKMAJAYA DISTRICT IN 4(1), 42–50. PERIOD OF JUNE-NOVEMBER https://doi.org/10.1016/j.jash.2010.02. 2015. Asian Journal of 005 Pharmaceutical and Clinical Research, 10(5), 1–5. Harugeri, A., Joseph, J., Parthasarathi, G., Ramesh, M., & Guido, S. (2010). Robert L. Maher Jr, Joseph T. Hanlon, E. R. Prescribing patterns and predictors of H. (2013). Clinical Consequences of high-level polypharmacy in the Polypharmacy in Elderly Robert. NIH, elderly population: A prospective 13(1), 1–11. surveillance study from two teaching https://doi.org/10.1517/14740338.201 hospitals in india. American Journal 3.827660.Clinical Geriatric Pharmacotherapy, 8(3), Roque, P., Neto, O., Nobili, A., Pereira, D., 271–280. Júnior, D. L., Pilger, D., & Molino, C. https://doi.org/10.1016/j.amjopharm.2 (2012). Incidence and Predictors of 010.06.004 Adverse Drug Reactions Caused by Hines, L. E., & Murphy, J. E. (2011). Drug-Drug Interactions in Elderly Potentially Harmful Drug – Drug Outpatients : A Prospective Cohort Interactions in the Elderly : A Review. Study. J Pharm Pharmaceut Sci, AJGP, 9(6), 364–377. 15(2), 332–343. https://doi.org/10.1016/j.amjopharm.2 Vesna Bacic-Vrca, Srecko Marusic, Viktorija 011.10.004 Erdeljic, S. F., & Nives Gojo-Tomic, Hussein, M. (2014). Assessment of Drug D. R. (2010). The incidence of Related Problems Among potential drug – drug interactions in Hypertensive Patients on Follow up in elderly patients with arterial Adama Hospital Medical College, hypertension The incidence of East Ethiopia. Clinical Pharmacology potential drug – drug interactions in & Biopharmaceutics, 3(2), 2–7. elderly patients with arterial https://doi.org/10.4172/2167- hypertension. Pharm World Sci, 065x.1000122 32(May 2014), 815–821. https://doi.org/10.1007/s11096-010- Kulkarni, V., Bora, S. S., Sirisha, S., & Saji, 9442-5 M. (2013). A study on drug – drug