Anda di halaman 1dari 137

RENCANA

STRATEGIS BISNIS
Tahun 2020-2024

RS PENYAKIT INFEKSI PROF.DR SULIANTI


SAROSO
2020-2024

i
DAFTAR ISI

Sampul Depan ................................................................................................ i


Kata Pengantar ............................................................................................... ii
Lembar Pengesahan ...................................................................................... iii
Daftar Isi ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Tujuan RSB ...................................................................................... 5
1.3. Dasar Hukum .................................................................................... 5
1.4. Sistematika Penyusunan RSB .......................................................... 8
BAB II KONDISI SATKER .............................................................................. 9
2.1. Profil Satker ....................................................................................... 9
2.2. Gambaran Kinerja ............................................................................. 14
a. Kinerja Aspek Pelayanan ............................................................. 14
b. Kinerja Aspek Keuangan .............................................................. 53
c. Kinerja Aspek SDM ...................................................................... 60
d. Kinerja Aspek Sarana dan Prasarana .......................................... 60
2.3. Tantangan Strategis .......................................................................... 63
2.4. Benchmarking ................................................................................... 64
2.5. Analisa SWOT ................................................................................... 65
2.6. Diagram Kartesius dan Prioritas Strategis ........................................ 67
2.7. Analisa TOWS ................................................................................... 69
2.8. Analiasa dan Mitigasi Risiko ............................................................. 73
a. Identifikasi Risiko .......................................................................... 73
b. Penilaian Tingkat Risiko ............................................................... 74
c. Rencana Mitigasi Risiko ............................................................... 77
BAB III ARAH DAN PROGRAM STRATEGIS ................................................ 81
3.1. Rumusan Pernyataan Visi, Misi dan Tata Nilai ................................. 81
3.2. Arah dan Kebijakan Stakeholders Inti ............................................... 81
3.3. Rancanagan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC) .................... 88
3.4. Indikator Kinerja Utama ..................................................................... 89
a. Matriks IKU ................................................................................... 89

II
b. Kamus IKU ................................................................................... 94
3.5. Roadmap 5 Tahun Kedepan ............................................................. 107
3.6. Program Kerja Strategis .................................................................... 115
BAB IV PROYEKSI KEUANGAN ................................................................... 124
4.1. Estimasi Pendapatan ........................................................................ 124
4.2. Rencana Kebutuhan Anggaran ......................................................... 124
a. Anggaran kelangsungan Operasional .......................................... 124
b. Anggran Pengembangan ............................................................. 128
4.3. Rencana Pendanaan ........................................................................ 131
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 132

III
BAB l
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Sebagai rumah sakit khusus vertikal, Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI)
Prof Dr Sulianti Saroso memiliki tugas melakukan kajian penyakit infeksi, menjadi
rujukan nasional kasus penyakit infeksi dan penyakit menular serta
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi. Penyakit infeksi dan
menular hingga saat ini tetap menjadi ancaman di Indonesia bahkan di dunia.
Penyakit baru (emerging disease) seperti Ebola, Mers CoV, H5N1 maupun penyakit
lama yang muncul kembali (re-emerging disease) seperti difteri, campak, rabies dan
anthrax menuntut kewaspadaan tersendiri.
Menurut WHO, wabah Ebola dapat mencapai Case Fatality Rate hingga 66%.
Sejak tahun 2014 sampai dengan 31 Desember tahun 2018 terdapat 15.990 kasus
Ebola (probable, confirmed dan suspected) dan 11.775 kematian yang dilaporkan.
Sejak tahun 2012 sampai dengan 31 Desember tahun 2018 terdapat 2.279 kasus
MERS CoV terkonfirmasi laboratorium dengan 806 kematian di dunia. Sedangkan
Kasus H5N1 Sejak tahun 2014 sampai dengan 31 Desember tahun 2018 terdapat
860 kasus dengan 454 kematian.
Begitu juga penyakit jarang dan langka yang masih ada di Indonesia
(neglected disease) seperti kusta, frambusia, schistosomiasis, filariasis, pes tetap
menjadi perhatian pemerintah, sementara penyakit endemis seperti Malaria, Demam
Berdarah Dengue (DBD), HIV, Diare dan Tetanus masih memerlukan pengendalian
dengan sumber daya yang besar. Menurut Riskesdas 2018, Malaria di Indonesia
memiliki kecenderungan insiden menurun pada tahun 2018 (0,4%) dibandingkan
tahun 2013 (1,4%) , kecenderungan prevalensi Tuberkulosis Paru (TB Paru) yang
diobati oleh tenaga kesehatan pada tahun 2013 dan 2018 adalah tetap yaitu 0,4% ,
sedangkan angka insidens diare untuk semua kelompok umur tahun 2013 adalah
4,5%, sedangkan pada tahun 2018 adalah 6,8%.
Dalam keadaan terjadinya kedaruratan kesehatan masyarakat atau disebut
Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), maka kuman-kuman
penyakit infeksi menjadi sangat penting untuk dikelola secara profesional untuk dikaji
jenis kumannya sehingga dapat diketahui jenis obat untuk tatalaksana

1
pengobatannya atau bahkan direkayasa menjadi seed vaksin sebagai bahan
pembuatan vaksin untuk pengendaliannya. Kuman ini akan menjadi aset nasional
dan dijaga dalam Bank Bahan Biologik Tersimpan (BBT) agar tidak disalahgunakan
untuk bioterorism sehingga berguna bagi pertahanan keamanan bidang kesehatan.
Ini berarti, RSPI Prof Dr Sulianti Saroso harus melakukan fungsi pelayanan rujukan
penyakit infeksi yang baik yang diikuti dengan pelaksanaan riset yang terarah serta
didukung dengan pendidikan dan pelatihan yang memadai bagi petugas dari dalam
maupun dari luar RSPI Prof Dr Sulianti Saroso.
Beranjak dari kedudukan dan tugas khusus tersebut maka sepatutnya RSPI
Prof Dr Sulianti Saroso lebih berorientasi kepada keunggulan komparatif dari pada
keunggulan kompetitif. Penguatan RSPI Prof Dr Sulianti Saroso harus dilakukan
melalui rencana strategi bisnis (RSB) yang spesifik pada periode tahun 2020-2024.
Dalam menyusun RSB ini, kebijakan RSPI Prof Dr Sulianti Saroso sejalan
dengan arah kebijakan pembangunan kesehatan Bangsa Indonesia yang dijabarkan
oleh Kementerian Kesehatan RI dan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan yang
tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis (RSB) tahun 2020-2024.
Dalam proses penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) RSPI Prof Dr
Sulianti Saroso Tahun 2020-2024 berpedoman pada prinsip- prinsip dasar
penyusunan dokumen perencanaan strategis yaitu sebagai berikut :
1. Pro Aktif bukan reaktif, di mana dimaksudkan adanya perubahan dalam
Epidemiologi Penyakit dan Lingkungan yang semakin kompleks, maka perlu
melakukan perencanaan atas perubahan tersebut secara pro aktif dan bukan
reaktif.
2. Berorientasi Output bukan Input, di mana dimaksudkan untuk mencapai
keberhasilan dalam pengelolaan, maka perencanaan strategis diperlukan agar
dapat menuntun serta mendiagnosa organisasi rumah sakit kepada pencapaian
hasil yang diinginkan secara obyektif.
3. Visioner, di mana dimaksudkan perencanaan strategis yang dibuat harus
berorientasi pada masa depan, sehingga memungkinkan institusi rumah sakit
untuk memberikan komitmen yang tinggi pada aktivitas dan kegiatan di masa
mendatang.
4. Adaptif dan Akomodatif, di mana dimaksudkan perencanaan strategis yang
dibuat harus mampu melakukan penyesuaian terhadap berbagai perkembangan
yang muncul, sehingga dapat memanfaatkan setiap peluang yang ada.

2
Rencana Strategis Bisnis ini akan berfungsi sebagai bahan acuan serta
pedoman kerja seluruh Direktorat yang ada di RSPI Prof Dr Sulianti Saroso dalam
kurun waktu lima tahun, yang selanjutnya dijabarkan ke dalam Rencana Kerja
Kementerian Lembaga (RKA-KL) yang disusun tiap tahun guna menjadi landasan
pokok penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) termasuk di
dalamnya Belanja untuk Modal maupun Belanja Barang Operasional serta
rancangan pembiayaan bersumberkan dari hasil pendapatan operasional rumah
sakit yang nantinya akan disusun dalam bentuk dokumen tersendiri dalam Rencana
Bisnis dan Anggaran (RBA) yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan
dari Rencana Strategis Bisnis Rumah RSPI Prof Dr Sulianti Saroso.
Sejalan dengan perkembangan dalam era globalisasi lingkungan strategis
yang sangat dinamis, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap munculnya
perubahan-perubahan dengan cepat dan sering tidak terduga maka konsep dan
arah pengembangan RSPI Prof Dr Sulianti Saroso perlu ditinjau dan dievaluasi
kembali. Hal ini diperlukan untuk mempertahankan dan atau meningkatkan kinerja
organisasi rumah sakit dalam menghadapi tantangan dan masalah yang semakin
kompleks serta memanfaatkan semua peluang yang ada. Sehubungan dengan itu,
perlu dikembangkan model perencanaan strategis yang intinya mengacu pada visi,
misi dan berbasis pada analisis lingkungan strategis.
Rencana Strategis Bisnis RSPI Prof Dr Sulianti Saroso ini diharapkan dapat
memfasilitasi komunikasi dan partisipasi dalam arti sekaligus dapat mengakomodasi
berbagai kepentingan yang berbeda sekaligus dapat membantu pembuatan
kebijakan untuk membuat keputusan secara tertib dan atau sebagai indikator
keberhasilan terhadap implementasi kegiatan. Rencana Strategis juga dapat
dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan tindakan sekaligus sebagai bahan
evaluasi atas kinerja yang dapat dicapai. Hal ini sejalan dengan perubahan
paradigma kepemerintahan yang menekankan antara lain pada unsur - unsur
akuntabilitas, maka segala tindakan yang dilakukan selayaknya dapat
dipertanggungjawabkan, yang menekankan adanya pertanggungjawaban publik atas
kegiatan-kegiatan strategis yang dilaksanakan. Sehubungan dengan hal ini maka
penyusunan Rencana Strategis ini diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam
melaksanakan program dan kegiatan sekaligus sebagai bahan pertanggungjawaban
atas kinerja yang telah dicapai.

3
Mengelola organisasi rumah sakit sangatlah multi kompleks dengan ragam
masalah, ilmu pengetahuan dan tehnologi, sumber daya manusia maupun sumber
pembiayaan. Fungsi rumah sakit pada umumnya adalah mengemban fungsi utama
penyembuhan dan pemulihan, namun RSPI Prof Dr Sulianti Saroso yang merupakan
rumah sakit unggulan penyakit infeksi memiliki beban tugas pokok dan fungsi ganda
yang mencakup fungsi rujukan pelayanan, pengkajian, penelitian dan pendidikan
penyakit infeksi.
Sebagai Rumah Sakit khusus milik pemerintah, tentunya tugas pokok dan
fungsi ini sangatlah berat, di samping melakukan peran tugas ganda dan tidak ada
kategori rumah sakit yang sama di Indonesia, sehingga dalam mengembangkannya
perlu benchmarking dan merumuskan sendiri standar kebutuhan sumber daya yang
diperlukan. Bila pengelolaan sebuah rumah sakit umum saja membutuhkan dana
yang cukup besar, maka pembebanan tugas melakukan pengkajian dan penelitian
penyakit infeksi akan memerlukan dana yang lebih besar lagi.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah No. 23 Tahun 2005 tentang Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU), ditindak lanjuti dengan
PMK No. 07/PMK/02/2006, tertanggal 16 Februari 2006 tentang persyaratan
administratif dalam rangka pengusulan dan penetapan satuan kerja Instansi
Pemerintah untuk menerapkan PPK-BLU, maka RSPI Prof Dr Sulianti Saroso
termasuk salah satu Instansi Pemerintah yang ditetapkaan yang harus tunduk pada
peraturan tersebut. Dengan hal tersebut, diharapkan rumah sakit akan lebih mampu
bersaing berinovasi serta lebih leluasa dalam menerapkan prinsip-prinsip
manajemen bisnis, guna memenuhi tuntutan pelayanan yang bermutu dari
masyarakat.
Dengan latar belakang permasalahan tersebut di atas, maka peran dan fungsi
RSPI Prof Dr Sulianti Saroso utamanya sebagai Rumah Sakit Unggulan Penyakit
Infeksi perlu lebih dimaksimalkan. Untuk mencapai maksud tersebut, maka perlu
dilakukan sebuah analisis tentang berbagai aspek yang ada di lingkungan eksternal
dan internal, yang tersusun dalam bentuk penyusunan Rencana Strategis Bisnis
(RSB) RSPI Prof Dr Sulianti Saroso tahun 2020-2024.
Dalam RSB ini akan dikupas jenis-jenis sasaran strategis terpilih yang secara
langsung berhubungan dengan program-program yang terarah melalui penetapan
Key Performance Indicator (KPI) masing- masing sehingga memberikan output yang
bermakna bagi kinerja RSPI Prof Dr Sulianti Saroso. Sebagai sebuah rumah sakit,

4
RSPI Prof Dr Sulianti Saroso harus mengikuti sistem manajemen rumah sakit sesuai
UU No 44 tahun 2009, sesuai Permenkes No. 34 tahun 2017 tentang Akreditasi
Rumah Sakit yang mengatur Standar Akreditasi Nasional dan Internasional. Sistem
manajemen rumah sakit yang bermutu ini akan mempengaruhi strategi lainnya yaitu
meningkatkan layanan rujukan penyakit infeksi, pengelolaan Bahan Biologik
Tersimpan (BBT) untuk kebutuhan riset dan pelayanan serta penyelenggaraan
pendidikan yang profesional berdasarkan Academic Health System dan pelatihan
yang sesuai standar nasional dan internasional. Dengan strategi ini maka RSPI Prof
Dr Sulianti Saroso sekaligus dapat berperan sebagai RS Rujukan Penyakit Infeksi;
Rumah Sakit Penelitian Penyakit Infeksi; dan RS Pendidikan Penyakit Infeksi paling
lambat pada tahun 2024.

1.2. TUJUAN RSB


Rencana Strategis Bisnis ini disusun untuk mendapatkan:
1. Panduan dalam menentukan arah strategis dan proses tindakan RSPI Prof. Dr.
Sulianti Saroso selama periode tahun 2020 – 2024.
2. Pedoman strategis dalam pola penguatan dan pemenuhan visi misi RSPI Prof.
Dr. Sulianti Saroso.
3. Dasar rujukan untuk menilai keberhasilan pemenuhan visi dan misi RSPI Prof.
Dr. Sulianti Saroso
4. Membangun arah jalinan kerjasama dengan para pemangku kebijakan internal
maupun eksternal.

1.3. DASAR HUKUM


1. Undang-Undang Nomor 1/2004 tentang Perbendaharaan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 25/2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang.
3. Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional.
4. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
6. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
7. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial.

5
8. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan
Keuangan BLU.
9. Peraturan Pemerintah RI Nomor 74/2012 tentang Pengelolaan Keuangan BLU
10. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi
Kementerian Negara
11. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 109/PMK.05/2007
tanggal 06 September 2007 tentang Dewan Pengawas BLU.
12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 76/PMK.05/2008
tanggal 23 Mei 2008 tentang Pedoman Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan
BLU.
13. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 44/PMK.02/2009
tanggal 05 Maret 2009 tentang Rencana Bisnis Dan Anggaran Serta
Pelaksanaan Anggaran BLU.
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2014 tentang Rencana Bisnis
dan Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum.
15. Peraturan Menteri Kesehatan No.340/Menkes/PER/III/2010 tentang Klarifikasi
Rumah Sakit Khusus yang menguatkan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso sebagai Rumah sakit Khusus Infeksi.
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1144/MENKES/PER/
VIII/2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah
dengan peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741)
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2019 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. dr. Sulianti Saroso
18. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 270/KMK.05/2007 tentang Penetapan
RSPI Prof. dr. Sulianti Saroso pada Departemen Kesehatan sebagai Instansi
Pemerintah yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum ( BLU );
19. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1138/MENKES/SKXI/2009 tentang
Penetapan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso sebagai
Pusat Kajian dan Rujukan Nasional Penyakit Infeksi;

6
20. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/I/2808/2017
tentang Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. dr. Sulianti Saroso sebagai Rumah
Sakit Pendidikan Afiliasi Untuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia .
21. Keputusan Badan Koordinasi Penanamn Modal Nomor 7/1/10/KES/PMDN/2017
tentang Izin Operasional Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. dr. Sulianti Saroso
sebagai Rumah Sakit Khusus Kelas A.
22. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-54/PB/2013 tentang
Penilaian Kinerja Satuan Kerja Badan Layanan Umum Bidang Layanan
Kesehatan.
23. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.04/I/568/
2012 tentang Kontrak Kerja
24. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.03.03/I/1032/
2014 tentang Rencana Strategis Bisnis UPT Vertikal Direktorat Jenderal Upaya
Kesehatan.

1.4. SISTEMATIKA PENYUSUNAN RSB


Sistematika Penyusunan RSB RSPI Prof Sulianti Saroso periode tahun 2020
– 2024 ini sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan RSB
1.3. Dasar Hukum
1.4. Sistematika Penyusunan RSB
BAB II KONDISI SATKER
2.1. Profil Satker
2.2. Gambaran Kinerja
A. Kinerja Aspek Pelayanan
B. Kinerja Aspek Keuangan
C. Kinerja Aspek SDM
D. Kinerja Aspek Sarana dan Prasarana
2.3. Tantangan Strategis
2.4. Bencharking
2.5. Analisa SWOT
2.6. Analisa TOWS

7
2.7. Analisa dan Mitigasi Risiko
A. Identifikasi Risiko
B. Penilaian Tingkat Risiko
C. Rencana Mitigasi Risiko
BAB III ARAH DAN PROGRAM STRATEGIS
3.1. Rumusan Pernyataan Visi, Misi, dan Tata Nilai
3.2. Arah dan Kebijakan Stakeholders Inti
3.3. Rancangan Peta Strategi Balanced Scorecard (BSC)
3.4. Indikator Kinerja Utama
A. Matriks IKU
B. Kamus IKU
3.5. Roadmap 5 tahun kedepan
3.6. Program Kerja Strategis
BAB IV PROYEKSI KEUANGAN
4.1. Estimasi Pendapatan
4.2. Rencanan Kebutuhan Anggaran
4.3. Rencana Pendanaan
BAB V PENUTUP

8
BAB II
KONDISI RSPI PROF SULIANTI SAROSO

2.1. Profil RS
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso (RSPI Sulianti Saroso)
merupakan RS Vertikal milik Kementerian Kesehatan sejak tahun 1994 yang terletak
di Jalan Sunter Permai Raya, Jakarta utara memiliki luas tanah 4 ha dan luas
bangunan sebesar 16.487,95 M2.

TAHUN 1905
Sejarah rumah sakit ini dimulai dengan keberadaan Station Karantina di Pulau
Onrust Kuiper, Kepulauan Seribu. Nama 'Onrust' sendiri diambil dari bahasa
Belanda yang berarti 'Tidak Pernah Beristirahat' atau dalam bahasa Inggrisnya
adalah Unrest. Pulau Onrust merupakan pelabuhan VOC sebelum pindah ke
pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara. Pulau Onrust ini juga merupakan markas
tentara penjajah Belanda sebelum masuk Jakarta dan mendudukinya. Di pulau inilah
tentara Belanda melakukan aktivitas bongkar muat logistik perang. Tahun 1930-an,
Pulau Onrust juga menjadi asrama haji sebelum diberangkatkan ke Arab Saudi. Para
calon haji di Pulau Onrust diadaptasikan dengan udara laut karena zaman dahulu
mereka naik kapal laut sebelum menuju ke Arab Saudi. Pulau - pulau lain di
sekitarnya seperti Pulau Bidadari (dahulu bernama Pulau Sakit), Pulau Cipir (Pulau
Kahyangan) dan Pulau Kelor dibangun untuk menjadi pendukung pulau ini.

TAHUN 1958
Stasiun Karantina dipindahkan dari Pulau Onrust ke daerah pelabuhan di
Tanjung Priok Jakarta Utara. Fungsinya adalah untuk menampung penderita
karantina dari kapal tahun 1964 Stasiun karantina juga difungsikan sebagai tempat
untuk menampung penderita penyakit cacar dari Jakarta dan sekitarnya, dimana di

9
antara tahun 1964 sampai tahun 1970 merawat penderita cacar sekitar 2.358 orang.
Sejak Indonesia dinyatakan bebas cacar pada tahun 1972, kegiatan pun berkurang.

Foto: RS Karantina, Pelabuhan Tanjung Priok

TAHUN 1994
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 55/MENKES/SK/I/1994
tanggal 20 Januari 1994 tentang Organisasi dan Tata Kerja RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso, rumah sakit ini adalah unit organik Departemen Kesehatan RI yang
bertanggung jawab langsung kepada DitJen PPM dan PLP.

Foto : Monumen kerjasama indonesia – Jepang

TAHUN 2011
Kedudukan RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso sebagai UPT Ditjen PP & PL
kemudian beralih menjadi UPT Ditjen Bina Upaya Kesehatan melalui perubahan
PerMenKes RI nomor 247/MenKes/PER/III/2008 tertanggal 11 Maret 2008 menjadi
PerMenKes RI nomor 2073/MENKES/PERX/2011 tertanggal 07 Oktober 2011,
dengan tidak ada perubahan dalam tugas pokok dan fungsi.

10
Foto : RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso

TAHUN 2017
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso telah melaksanakan survey akreditasi rumah
sakit versi 2012 pada tahun 2017 dan sudah dinyatakan LULUS PARIPURNA
berdasarkan Sertifikasi KARS-SERT/667/III/2017 tanggal 31 Maret 2017. Pada
tanggal 9 Juni 2017 RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso berdasarkan Keputusan Kepala
Badan Koordinasi penanaman modal No. 7/1/10/KES/PMDN/2017 tentang izin
operasional RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso menjadi rumah sakit khusus kelas

Foto: RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso terus melakukan pengembangan sarana
prasarana sebagai RS unggulan penyakit infeksi.

11
Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51
Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof.
Dr. Sulianti Saroso, struktur organisasinya sebagai berikut:
1. Direktur Utama.
2. Direktorat Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang
3. Direktorat Perencanaan, Keuangan dan Barang Milik Negara
4. Direktorat Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Umum
5. Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan
6. Bidang Pelayanan Penunjang
7. Bagian Perencanaan dan Evaluasi
8. Bagian Keuangan dan Barang Milik Negara
9. Bagian Sumber Daya Manusia, Pendidikan dan Penelitian
10. Bagian Organisasi dan Umum
11. Komite Medik.
12. Komite Keperawatan
13. Komite Tenaga Kesehatan Lain
14. Komite Etik Penelitian Kesehatan
15. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
16. Komite Farmasi dan Terapi
17. Komite Program Pengendalian Resistensi Anti Mikroba
18. Komite Etik dan Hukum
19. Komite Mutu dan Keselamatan Pasien
20. Satuan Pemeriksa Intern.
21. Instalasi-instalasi dan Kelompok Jabatan Fungsional.

12
STRUKTUR ORGANISASI

13
2.2. Gambaran Kinerja Kegiatan Pelayanan Pada Tahun 2015 S.D Semester 1 2019 Dapat Diukur Dengan Pencapaian Target
Kinerja Yang Berdasarkan Indikator Kinerja BLU
a. Kinerja Aspek Pelayanan
Semester I
N Sub Aspek / Kelompok Indikator/ Realisasi Nilai Realisa Nilai Realisasi Nilai Realisasi Nilai Nilai
Tahun
O Indikator/ Sub Indikator 2015 Riil si 2016 Riil 2017 Riil 2018 Riil Riil
2019
27,2 29,7
1 Layanan 27,25 18 20,5
5 5
a. Pertumbuhan Produktivitas
1) Rata-rata Kunjungan Rawat
1.05 1,5 0,98 1,25 1,02 1,5 0,84 0 1,17 2
Jalan / Hari
2) Rata-rata Kunjungan Rawat
0.98 1,25 0,98 1,25 0,98 1,25 0,76 0 1,29 2
Darurat / Hari
3) Pertumbuhan Hari Perawatan
1.16 2 0,96 1,25 0,83 0 0,87 0,5 1,17 2
Rawat Inap (HP)
4) Pemeriksaan Radiologi / Hari 1.07 1,5 1 1,5 0,81 0 0,75 0 0,96 1,25

5) Pemeriksaan Laboratorium / Hari 1.09 1,5 1,11 2 0,77 0 0,84 0,5 1,19 2

6) Rata-rata Operasi / Hari 1.09 1,5 0,79 0 0,84 0 0,71 0 1,21 2

7) Rata-rata Rehab Medik / Hari 2.29 2 1,14 2 0,95 1,25 0,71 0 1,03 1,5
8) Pertumbuhan Peserta Didik
0,92 1 1,32 2 0,76 0 1,3 2 0,25 0
Pendidikan Kedokteran

14
9) Jumlah Penelitian yang
0.63 0 2,4 2 0,5 0 12 2 3 2
Dipublikasikan
b. Efektivitas Pelayanan
1) Kelengkapan Rekam Medik 24
81,80% 2 84,65% 2 84,08% 2 88% 2 93,46% 2
jam selesai pelayanan
2) Pengembalian Rekam Medik 83,92% 2 77,92% 1,5 76,93% 1,5 88% 2 93,46% 2

3) Angka Pembatalan Operasi 0% 2 0% 2 0% 2 0% 2 0% 2


4) Angka Kegagalan Hasil
0,84% 2 1,60% 1,5 1,09% 1,5 1% 2 1,5% 1,5
Radiologi
5) Persentase Penulisan Resep
81,41% 1,5 88,12% 1,5 83,99% 1,5 99% 2 90,18% 2
sesuai Formularium
6) Angka Pengulangan
0,78% 2 0,40% 2 0,29% 2 1% 2 0,69% 2
Pemeriksaan Laboratorium
7) BOR 41,39% 0,5 39,63% 0,5 32,99% 0,5 29% 0,5 33,53% 0,5

c. Pertumbuhan Pembelajaran
1) Rata-rata Jam Pelatihan/
1,79 1 1,17 1 0,91 1 1,92 1 1,52 1
Karyawan
2) Persentase Dokdiknis yang
78,57% 1 100% 1 100% 1 100% 1 100% 1
Mendapat TOT

15
Ada Ada Ada ada
program program program program Ada
3) Program Reward dan dilaksanak dilaksan dilaksana dilaksanaka program
1 1 1 1 1
Punishment an akan kan n dilaksanaka
sepenuhn sepenu sepenuh sepenuhny n
ya hnya nya a

Mutu dan Manfaat kepada


2 31,3 31,8 31,4 32 32,5
Masyarakat
a. Mutu Pelayanan
2 Menit 36 4 menit 38
1) Emergency Response Time 14 Menit 1,5 5 Menit 2 5 Menit 2 2 2
detik detik
2) Waktu Tunggu Rawat Jalan 75 Menit 1 75 Menit 1 61 Menit 1 45 Menit 1,5 56 menit 1,5
3) LOS (Length of Stay) 6 Hari 2 6 Hari 2 6 Hari 2 6 Hari 2 6 hari 2
4) Kecepatan Pelayanan Resep Obat
50 Menit 0,5 54 Menit 0,5 55 Menit 0,5 50 Menit 0,5 61 menit 0,5
Jadi
36 jam 35
5) Waktu Tunggu Sebelum Operasi 1 Hari 2 1 Hari 2 1 Hari 2 88 Menit 2 2
menit
2 Jam 20 1 Jam 41 1 Jam 56 1 Jam 45
6) Waktu Tunggu Hasil Laboratorium 2 2 2 2 51 menit 2
Menit Menit Menit Menit

16
2 Jam 56 2 Jam 42 2 Jam 47 2 Jam 28 2 jam 30
7) Waktu Tunggu Hasil Radiologi 2 2 2 2 2
Menit Menit Menit Menit menit
b. Mutu Klinik
1) Angka Kematian di Gawat Darurat 0.85% 2 0,48% 2 0,23% 2 0,46% 2 0,32% 2
2) Angka Kematian/Kebutaan ≥ 48
3.98% 2 3,90% 2 3,04% 2 4% 1,5 3,18% 2
jam
3) Post Operative Death Rate 0% 2 0% 2 0% 2 0% 2 0% 2
Dekubitus : Dekubitus : Dekubitus : Dekubitus : Dekubitus :
4) Angka Infeksi Nosokomial 1 4
0,11% 0,04% 0,04% 0,08% 0%
Phlebitis : Plebitis : Plebitis : Plebitis : Phlebitis :
4 4 4 1
1,2% 0,54% 0,24% 0,05 % 0,05%
ISK : 0% ISK : 0,19% ISK : 0% ISK : 0 % 1 ISK : 0,05%
ILO : 0% ILO : 0% ILO : 0% ILO : 0,03% 1 ILO : 0,05%
5) Jumlah Kematian Ibu di Rumah
0% 2 0% 2 0% 2 0,1% 2 0% 2
Sakit
c. Kepedulian Kepada Masyarakat
Ada program Ada program Ada program
1) Pembinaan kepada Puskesmas ada program Ada program
dilaksanakan 1 dilaksanakan 1 dilaksanakan 1 1 1
dan Sarana Kesehatan Lain dilaksanakan dilaksanakan
sepenuhnya sepenuhnya sepenuhnya
Ada program Ada program Ada program
ada program Ada program
2) Penyuluhan Kesehatan dilaksanakan 1 dilaksanakan 1 dilaksanakan 1 1 1
dilaksanakan dilaksanakan
sepenuhnya sepenuhnya sepenuhnya

17
3) Rasio Tempat Tidur Kelas III 43.11% 2 44,90% 2 33,36% 1,5 25% 1,5 34,17% 2
d. Kepuasan Pelanggan
1) Penanganan Pengaduan /
100% 1 100% 1 100% 1 100% 1 100% 1
Persentase Pengaduan
2) Kepuasan Pelanggan 77.75% 0,7 0,74 0,7 0,8 0,8 1,0 1 0,9 0,9
e. Kepedulian Terhadap
Lingkungan
1) Kebersihan Lingkungan (Hasil
8.450 2 8.080 2 8.705 2 8.445 2 8.445 2
Penilaian Rumah Sakit Berseri)
Biru semua, Biru semua, Biru semua, Biru semua,
pengukuran pengukuran pengukuran pengukuran
dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan dilaksanakan
namun hasil namun hasil namun hasil namun hasil
ada program
2) Proper Lingkungan (KLH) pengukuran 0,6 pengukuran 0,6 pengukuran 0,6 1 pengukuran 0,6
dilaksanakan
ada yg ada yg ada yg ada yg
melebihi melebihi melebihi melebihi
ambang ambang ambang ambang
batas batas batas batas
TOTAL 58,55 59,05 49,4 52,5 62,25

18
BOR di rawat inap juga mengalami penurunan sehingga masih jauh dari
angka ideal, yaitu 70% - 85%. Rendahnya capaian BOR dibandingkan angka ideal
disebabkan bahwa RSPI Prof. dr. Sulianti Saroso merupakan rumah sakit rujukan
tersier. Selain itu, RSPI-SS mempunyai “ruang isolasi ketat” yang hanya digunakan
untuk kasus-kasus PIE, sehingga BOR ruang isolasi ketat sangat rendah dan angka
tersebut mempengaruhi BOR secara keseluruhan.
Kelengkapan rekam medik 24 jam selesai pelayanan RSPI Prof.Dr.Sulianti
Saroso mengalami peningkatan hal ini dikarenakan dokumen rekam medik pasien
rawat inap dapat terisi lengkap dan dikembalikan ke pengelola rekam medik dalam
waktu ≤ 24 jam setelah pasien pulang dan dibentuknya Tim resume medis rumah
sakit.
AvLOS (Average Length of Stay) secara umum sebesar 5 hari dan hampir
mencapai angka ideal, yaitu antara 6-9 hari. dikarenakan sebagian besar pasien
yang dirawat adalah kasus HIV / AIDS yang membutuhkan
Jika melihat trend Akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yaitu jumlah
pasien rawat jalan, Gawat darurat dan hari perawatan di rawat inap cendrung
mengalami penurunan hal ini disebabkan terjadi perubahan tipe kelas A rumah sakit
rujukan tersier.
Jumlah peserta didik pendidik kedokteran jika melihat trend dari tahun 2015-
semester 1 tahun 2019 mengalami peningkatan hal ini disebabkan RSPI Prof.Dr.
Sulianti Saroso merupakan RS. afiliasi pendidikan.

Data Base Mahasiswa/I Kedokteran 2016

No Program Studi PSPD Periode Jumlah


1 FKUI STASE ILMU KESEHATAN Maret – April 2016 25
ANAK
Mei – Juni 2016 80

Agustus – September 2016 25

Oktober – November 2016 36

2 FKUI STASE PULMONOLOGI April 2016 24

19
Mei 2016 26

3 FK UNTAR ILMU KESEHATAN 14 Des ’15 – 19 Feb ‘16 8


ANAK
18 Januari – 26 Maret 2016 5

22 Februari – 30 April 2016 6

28 Maret – 4 Juni 2016 8

2 Mei – 16 Juli 2016 7

6 Juni – 20 Agustus 2016 8

18 Juli – 24 September 2016 5

22 Agustus – 29 Oktober 2016 8

26 September – 3 Desember 2016 5

4 FK UNTAR ILMU PENYAKIT 14 Des ’15 – 20 Feb ‘16 8


DALAM
28 Maret – 4 Juni 2016 8

5 FK UNTAR ILMU PENYAKIT 22 Feb – 26 Maret 2016 6


SARAF
28 Maret – 30 April 2016 6

2 Mei – 4 Juni 2016 6

6 Juni – 16 Juli 2016 6

18 Juli – 20 Agustus 2016 6

22 Agustus – 24 September 2016 6

26 September – 29 Oktober 2016 4

31 Oktober – 3 Desember 2016 5

Jumlah 337

20
DATA BASE MAHASISWA KEDOKTERAN 2016
Program Studi PPDS Pulmonologi

No Nama Periode Jumlah

1 dr. Hasneta Ismail 8 – 31 Januari 2016 1

2 dr. YettyFariaty 1 – 29 Februari 2016 1

3 dr. Ginanjar Arum Desianti 1 – 31 Maret 2016 1

4 dr. Dini RizkiWijayanti 1 – 30 April 2016 1

5 dr.Rezadi Satya Wardhana 2 – 31 Mei 2016 1

6 dr. Diana Septiyanti 12 – 31 Juli 2016 1

7 dr.ErvanRivana 1 – 31 Agustus 2016 1

8 dr.NofiarniYusril 1 – 30 September 2016 1

9 dr.NurKeseny T 1 – 30 November 2016 1

Jumlah 9

Program Studi PPDS PenyakitDalam

No Nama Periode Jumlah

1 dr. M Yugo Hario Sakti 11 s/d 18 Januari 2016 1

2 dr. Jerry Eddya putra Boer 19 s/d 25 Januari 2016 1

3 dr. Ario Perbowo Putra 26 Januari s/d 2 Februari 2016 1

4 dr. Fragma Ady Sukma 3 s/d 11 Februari 2016 1

5 dr. Sharon Sandra 12 s/d 19 Februari 2016 1

6 dr. Luh Putu Listya 22 s/d 26 Februari 2016 1

7 dr. Hadyanto Caputra 29 Februari s/d 4 Maret 2016 1

21
8 dr. Reza Nugraha Yulisar 7 - 15 Maret 2016 1

9 dr. Winda P. Bastian 16 - 23 Maret 2016 1

10 dr. Reinaldo Alexander 24 Maret s/d 1 April 2016 1

11 dr. Subhan Rumoning 4 - 11 April 2016 1

12 dr. Nia Novianti 12 - 20 April 2016 1

13 dr. Stephanie Chandra 21 - 29 April 2016 1

14 dr. Melisa Diah Puspitasari 2 - 11 Mei 2016 1

15 dr. Artari Murwaningrum 12 - 19 Mei 2016 1

16 dr. Jeremia immanuel Siregar 20 - 27 Mei 2016 1

17 dr. Borries Foresto 30 Mei s/d 6 Juni 2016 1

18 dr. Anastasia Asylia D 7 - 15 Juni 2016 1

19 dr. Rizka Amalia Ambarwati 16 - 24 Juni 2016 1

Jumlah 19

Data Base Mahasiswa Kedokteran 2017

No Program Studi PSPD Periode Jumlah

1 FKUI STASE ILMU KESEHATAN Februari – April 2017 46


ANAK Mei - Juni 2017 28
Agustus 2017 18
2 FKUI STASE PULMONOLOGI Januari 2017 12
Januari – Februari 2017 13
Februari – Maret 2017 22
Maret – April 2017 25
April – Mei 2017 22
Mei 2017 14
Juni – Juli 2017 22

22
3 FK UNTAR ILMU PENYAKIT 9 Jan – 11 Feb 2017 6
SARAF 13 Feb – 18 Mar 2017 6
20 Mar – 27 April 2017 5
24 April – 27 Mei 2017 5
5 Juni – 15 Juli 2017 5
17 Juli – 19 Ags 2017 4
21 Ags – 23 Sept 2017 5
4 FK UNTAR ILMU KESEHATAN 31 Okt 16 – 7 Jan 17 6
ANAK 31 Okt 17 – 7 Jan 18 8

Jumlah 267

Program Studi PPDS Pulmonologi 2017

No Nama Periode Jumlah

1 dr. AnggarJito 6 – 31 Januari 2017 1

Jumlah 1

Data Base Mahasiswa Kedokteran 2018

No Program Studi PSPD Periode Jumlah

1 FKUI STASE PULMONOLOGI 1 – 12 Januari 2018 15


22 Jan – 9 Feb 2018 23
19 Feb – 9 Mar 2018 21
19 Mar – 6 Apr 2018 24
16 Apr – 4 Mei 2018 23
14 – 30 Mei 2018 23
27 Juni – 12 Juli 2018 23
30 Juli – 15 Ags 2018 24
24 – 28 September 2018 9
17 Des 2018 - 4 Jan 2019 24

23
2 FKUI STASE ILMU KESEHATAN 5 Feb – 9 Maret 2018 30
ANAK 9 April – 18 Mei 2018 39
13 Ags – 22 Sept 2018 31
15 Okt – 23 Nov 2018 34
3 FK UNTAR STASE ILMU 30 Okt ’17 – 6 Jan 2018 8
KESEHATAN ANAK 19 Mar – 26 Mei 2018 9
28 Mei – 12 Ags 2018 8
22 Okt – 30 Des 2018 8
4 FK UNTAR STASE ILMU 9 Jan – 10 Feb 2018 5
PENYAKIT SARAF 12 Feb – 17 Mar 2018 5
19 Mar – 21 Apr 2018 5
28 Mei – 1 Juli 2018 4
13 Ags – 16 Sept 2018 5
17 Sept – 21 Okt 2018 5
Jumlah 405

Program Studi PPDS Pulmonologi 2018

No Nama Periode Jumlah

1 dr. HapsariRetnoDewanti 9 – 31 Juli 2018 1

Jumlah 1

Data Base Mahasiswa Kedokteran 2019

No Program Studi PSPD Periode Jumlah

1 FKUI STASE PULMONOLOGI 31 Des 18 – 4 Jan 2019 8


14 – 31 Januari 2019 25
12 – 28 Februari 2019 23
11 – 28 Maret 2019 23
8 – 25 April 2019 28
6 – 23 Mei 2019 27
24 Jun – 12 Jul 2019 27

24
1 – 15 Agustus 2019 28
28 Okt – 15 Nov 2019 28
25 Nov – 13 Des 2019 28
23 Des 19 – 10 Jan 20 26
2 FKUI STASE ILMU 4 Feb – 11 Mar 2019 37
KESEHATAN ANAK 12 April – 17 Mei 2019 32
18 Juni–26 Juli 2019 34
19 Ags – 27 Sept 2019 34
Jumlah 408

Data Base Mahasiswa/i PKL


Keperawatan dan Non Medis 2016

NO PROGRAM STUDI PERIODE JUMLAH

1 Fakultas Kesehatan Universitas 11 Januari 2016 – 17 Maret 2016 6


MH Thamrin
2 D III Keperawatan Akademi 01 – 26 Maret 2016 21
Keperawatan Antariksa Jakarta
3 D III Keperawatan Akademi KMB 18 Januari 2016 – 12 Februari 26
Keperawatan Harum Jakarta 2016
Keperawatan Anak 1 – 26 Agustus 2016 18
Januari 2016 – 12 Februari 2016
4 D III Keperawatan Akademi Periode PKL 9 Mei 2016 – 18 Juni 2016 50
Keperawatan Hang Tuah Jakarta 19 September 2016 – 26 November 50
2016
9 Mei 2016 – 18 Juni 2016 50

5 STIKes Binawan 9 Februari 2016 – 9 Maret 2016 2

6 Universitas Islam As – Syafi’iyah 08 Februari 2016 – 26 Maret 2016 27

10 Maret 2016 – 19 Maret 2016 43

7 Poltekkes Jakarta III PKL Analis Kesehatan 6

PKL Keperawatan Periode PKL 9 Mei 19


2016 – 4 Juni 2016

25
8 Akademi Keperawatan Bina Insan Instalasi Laboratorium 43
28 Maret 2016 – 16 Mei 2016
9 STIKes KESOSI Manajemen Inovasi ( 29 Februari – 11 6
Maret 2016
Manajemen Keperawatan ( 14 Maret
2016 – 08 April 2016)
D III Analis Kesehatan. Instalasi 6
Laboratorium
Periode PKL 4 April 2016 – 4 Juli 2016
Program Profesi Ners Keperawatan 6
Respirasi Periode PKL 12 September
2016 – 23 September 2016
10 Akademi Kebidanan Sismadi Manajemen Keperawatan ( 14 Maret 16
Jakarta 2016 – 08 April 2016)
11 STIKes Sismadi 27 Januari – 12 Februari 2016 6
29 Agustus – 16 September 2016 9
12 STIKes Istara Nusantara Jakarta Program Profesi Ners Keperawatan 4
Medikal Bedah
18 Januari – 27 Februari 2016
Program Profesi Ners 3
Keperawatan Gawat Darurat
26 September 2016 – 21 Oktober 2016
13 Magister Keperawatan Universitas PKL Keperawatan Medikal Bedah 18 7
Muhammadiyah Jakarta (KMB) April – 4 Juni 2016
PKL 17 Oktober 2016 – 23 Desember 31
2016
PKL 24 Oktober 2016 – 17 Desember 10
2016
PKL 17 Oktober 2016 – 23 Desember 2
2016
14 Universitas Tujuh Belas Agustus S2 Magister Keperawatan 3
Jakarta Periode PKL 18 April – 4 Juni 2016
Instalasi Farmasi, Rawat Inap, Rawat
jalan (Poli Konseling, Poli Dots)
S1 Fakultas Farmasi UTA’45 3
01 Mei 2016 – 30 Juni 2016

26
Instalasi Farmasi, Rawat Inap, Rawat
jalan (Poli Konseling, Poli Dots)
S1 Fakultas Farmasi UTA’45 3
Periode PKL 11 Juli 2016 – 31 Agustus
2016
Instalasi Farmasi, Rawat Inap, Rawat
jalan (Poli Konseling, Poli Dots)
S1 Fakultas Farmasi UTA’45 2
Periode PKL 21 Nov–30 Des 2016
Instalasi Farmasi, Rawat Inap, Rawat
jalan (Poli Konseling, Poli Dots)
15 URINDO Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) S1 1
Kesehatan Masyarakat.
Di Instalasi Gizi Maret 2016 – 08 April
2016
16 AKKES (Akademi Kesehatan) Keperawatan Gawat Darurat 26
SAPTA BAKTI BENGKULU 17 Oktober 2016 – 5 November 2016
17 FAKULTAS FARMASI ISTN PKPA (Praktek Klinik Profesi Apoteker) 4
(Institut Sains dan Teknologi 1 November 2016 – 30 November 2016
Nasional
18 STIKes PHI DIII Keperawatan. PKL Keperawatan 13
Dasar 14 Nov – 16 Desember 2016
TOTAL 531

Data Base Mahasiswa/i PKL


Keperawatan dan Non Medis 2017
NO PROGRAM STUDI PERIODE JUMLAH
1 D III Analis Kesehatan 9 Januari 2017 – 15 Maret 2017 10
Universitas MH Thamrin
2 D III Keperawatan Akademi 16 Januari 2017 – 25 Februari 2017 20
Keperawatan Antariksa Jakarta
D III Keperawatan Akademi
Keperawatan Harum Jakarta
3 D III Keperawatan Akademi 30 Januari – 17 Februari 2017 30
Keperawatan Harum Jakarta (Keperawatan Medikal Bedah)

27
8 Mei – 19 Mei 2017 (Keperawatan 14
Anak)
PKL 22 Mei – 02 Juni 2017 6
(Keperawatan Gawat Darurat)
4 PKPA Fakultas Farmasi ISTN 10 April – 31 Mei 2017 4
1 Agustus – 31 September 2017 4
5 PKPA Fakultas Farmasi 9 Januari 2017 – 11 Februari 2017 2
Universitas Pancasila 6 Maret – 28 April 2017 2
02 Mei – 30 Juni 2017 2
04 September – 31 Oktober 2017 2
01 November – 29 Desember 2017 2
6 D III Keperawatan Akademi 10 April – 15 April 2017 Keperawatan 28
Keperawatan Hang Tuah Jakarta Anak
10 April -26 Mei 2017Medikal Bedah 28
18 September – 25 November 2017 49
13 – 17 Maret 2017 11
7 S1 Gizi STIKes Binawan 6 Februari – 12 Mei 2017 10
8 Universitas Islam As – Syafi’iyah 13 – 17 Februari & 20 – 25 Februari 37
2017
6-8 Maret 2017 & 9 – 11 Maret 2017 25
(Karyawan)
9 D III Akademi Keperawatan. 3 April – 31 Mei 2017 20
Poltekkes Jakarta III
10 Akademi Keperawatan Bina 14 Maret – 22 April 2017 50
Insan
11 Akademi Keperawatan Andalusia 17 April – 28 April 2017 7
Jakarta 18 Oktober – 10 Novemberl 2017 7
12 D III Analis Kesehatan STIKes 1 April – 30 Juni 2017 10
KESOSI
13 Akademi Kebidanan Sismadi 6 Februari – 3 Maret 2017 12
Jakarta
14 DIII Farmasi Poltekkes Jakarta II 1 - 28 Februari 2017 1
15 Poltekkes Jakarta III (DIII Analis 20 Februari – 18 April 2017 5

28
Kesehatan)
16 Universitas Muhammadiyah Prof. 17 April – 14 Juni 2017 7
DR. Hamka S1 Gizi
17 STIKes Istara Nusantara Jakarta 17 April – 26 Mei 2017 4
Program Profesi Ners 30 Oktober – 17 November 3
2017(Manajemen Keperawatan)
18 Stikes PHI (Persada Husada 29 Mei – 16 Juni 2017 16
Indonesia) Program Studi DIII
Keperawatan
19 Fakultas Farmasi Institut Sains 18 Oktober – 10 Novemberl 2017 6
dan Teknologi Nasional (ISTN) 18 Oktober – 10 Novemberl 2017 2
20 Magister Keperawatan Periode 9 Oktober – 5 Januari 2017 17
Universitas Muhammadiyah
Jakarta (KMB)
TOTAL 453

Data Base Mahasiswa/i PKL


Keperawatan dan Non Medis 2018
NO PROGRAM STUDI PERIODE JUMLAH
1 D III Analis Kesehatan 15 Januari – 22 Maret 2018 5
Universitas MH Thamrin
2 D III Keperawatan Akademi 29 Januari – 16 Februari 2018 40
Keperawatan Harum Jakarta 9 Juli – 3 Agustus 2018 18
6 Agustus – 17 Agustus 2018 23
3 PKPA Fakultas Farmasi ISTN 5 Februari – 28 Februari 2018 4
5 Maret – 29 Maret 2018 4
2 April – 30 April 2018 4
4 PKPA Fakultas Farmasi 5 Maret – 30 April 2018 4
Universitas Pancasila 1 Agustus – 30 September 2018 4
1 Oktober – 30 November 2018 4
5 S1 Gizi Fakultas Ilmu – Ilmu 19 Maret – 11 Mei 2018 5
Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof

29
Dr. Hamka (UHAMKA)
6 D III Keperawatan Akademi 12 Maret – 17 Maret 2018 9
Keperawatan Hang Tuah Jakarta 9 April – 26 Mei 2018 57
17 September – 24 November 57
2018
7 S1 Gizi STIKes Binawan 5 Maret – 23 Maret 2018 7
2 April – 11 Mei 2018 5
8 S1 Keperawatan Universitas 29 Januari – 16 Februari 2018 51
Islam As – Syafi’iyah 9 April – 14 April 2018 26
9 D III Akademi Keperawatan. 19 Maret – 27 April 2018 24
Poltekkes Jakarta III
10 Akademi Keperawatan Bina 27Maret – 5 Mei 2018 62
Insan
11 D III Analis Kesehatan STIKes 19 Maret – 27 April 2018 8
KESOSI
12 Magister Keperawatan Fakultas 15 Oktober – 21 Desember 2018 25
Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah
Jakarta
13 D III Keperawatan STIKes Dr. 17 – 28 Desember 2018 12
Sismadi
14 S1 Keperawatan STIKes Dr. 17 – 28 Desember 2018 6
Sismadi
15 Akademi Kebidanan Sismadi 12 Februari – 9 Maret 2018 10
Jakarta
TOTAL 474

30
Data Base Mahasiswa/i PKL
Keperawatan dan Non Medis 2019
NO PROGRAM STUDI PERIODE JUMLAH
1 D III Analis Kesehatan 7 Januari – 11 Maret 2019 6
Universitas MH Thamrin 9 Desember 2019 – 15 Februari 2020 6
2 D III Keperawatan Akademi 28 Januari – 15 Februari 2019 34
Keperawatan Harum Jakarta 24 Juni – 5 Juli 2019 16
22 Juli 2019 – 3 Agustus 2019 (KGD) 16
3 PKPA Fakultas Farmasi 1 Februari 2019 – 31 Maret 2019 4
Universitas Pancasila 1 Agustus 2019 –30 September 2019 4
4 PKPA Fakultas Farmasi 4 Februari 2019 – 31 Maret 2019 4
Universitas 17 Agustus 1945 1 April 2019 – 31 Mei 2019 4
Jakarta 5 Agustus – 27 September 2019 3
7 Oktober – 29 November 2019 5
5 S1 Gizi Fakultas Ilmu – Ilmu 4 Maret – 27 April 2019 5
Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Prof
Dr. Hamka (UHAMKA)
6 D III Keperawatan Akademi 25 Februari – 12 April 2019 51
Keperawatan RS Sumber Waras 2 Desember 2019 – 20 Desember 39
2019
7 D IV Analis Kesehatan Fakultas 18 Februari – 30 Maret 2019 4
Farmasi dan Sains Universitas 5 Agustus – 5 Oktober 2019 7
Muhammadiyah Prof Dr. Hamka
(UHAMKA)
8 D III Keperawatan Akademi 12 Maret – 20 April 2019 58
Keperawatan Bina Insan Jakarta
9 Profesi Ners Keperawatan 25 Maret – 19 April 2019 33
STIKIM 22 April – 31 Mei 2019 33
8 Juli – 2 Agustus 2019 31
5 – 9 Agustus 2019 31
2 – 27 September 2019 31
Periode PKL Manajemen Keperawatan 31

31
2019
10 S1 Gizi Universitas Binawan 1 April – 10 Mei 2019 6
11 D III Analis Kesehatan STIKes 8 April –15 Juni 2019 6
KESOSI
12 Akademi Keperawatan Hang KMB, 8 April - 25 Mei 2019 52
Tuah Jakarta Anak, 8 April - 25 Mei 2019 28
16 September – 23 November 2019 52
13 PKPA Fakultas Farmasi dan 1 Juli – 23 Agustus 2019 5
Sains Universitas Prof DR Hamka 1 September – 31 Oktober 2019 5
(UHAMKA) 2 Desember 2019 – 31 Januari 2020 5
14 S1 Ilmu Gizi Fakultas Ilmu 18 November 2019 – 10 Januari 2020 8
Kesehatan UPN “Veteran”
Jakarta
15 S1 Keperawatan STIKes Dr 18 November 2019 – 10 Januari 2020 8
Sismadi
16 S2 Magister Keperawatan UMJ Imunologi = 22 Oktober 2019 – 26 36
November 2019
Peminatan = 3 Desember 2019 – 27
Desember 2019
17 S2 Spesialis (Endokrin) KMB 14 Oktober 2019 – 3 Januari 2020 4
UMJ
TOTAL 671

Jumlah penelitian Eksternal Pendidikan RSPI Prof.Dr.Sulianti Saroso terlihat


trend mengalami peningkatan dan sesuai dengan target penetapan kinerja.

Data Penelitian Eksternal Pendidikan Tahun 2016


KUALIFI
NO JUDUL PENELITI INSTITUSI PROGRESS
KASI
1 Hubungan Antara Karakteristik Farida S1 S1 Ilmu Gizi Laporan sudah
Responden, Pengetahuan, Agustin STIKes dikumpulkan
Sikap Dan Perilaku Gizi Binawan
Seimbang Terhadap Kejadian
Status Gizi Lebih Pada Pegawai

32
Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun
2016
2 Tingkat Keberhasilan dan Jessica S1 FK UNTAR Laporan sudah
Kegagalan Pengobatan TB Paru Elizabeth dikumpulkan
Dengan Strategi DOTS Di
Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Prof. Dr. Sulianti Saroso
Periode Januari-Desember
2015
Pengaruh
2 Waktu Pengobatan Musa S2 S2-FKM UI Laporan sudah
3 Antiretroviral Teraoi (ART) Yang Rapang, dikumpulkan
Tidak Sesuai Rekomendasi SKM
WHO Terhadap Kegagalan
Imunologis Pasien Ko-Infeksi
TB-HIV Di Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Januari 2011-
Mei 2015
Analisis
4 Ketahanan Hidup 10 Andika,SKM S2 S2-FKM UI Laporan sudah
4 Tahun Pasien HIV/AIDS Di dikumpulkan
RSPI Prof Dr Sulianti Saroso
Jakarta dari tahun 2005-2006
5 Pengaruh Efek Samping Obat Nurvika W, S2 S2-FKM UI Laporan sudah
Antiretroviral Lini Pertama S.Si,Apt dikumpulkan
Terhadap Kepatuhan
Pengobatan Pasien HIV/AIDS di
RSPI Prof Dr Sulianti Saroso
Pengaruh
6 Waktu Pengobatan Musdalifah S2 S2-FKM UI Laporan sudah
6 Antiretroviral Teraoi (ART) Yang dikumpulkan
Tidak Sesuai Rekomendasi
WHO Terhadap Kegagalan
Imunologis Pasien Ko-Infeksi
TB-HIV Di Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Januari 2011-
Mei 2015

33
Profil7 Peresepan Pada Pasien Putri Anggun D3 D3 Poltekes Laporan sudah
7 HIV-AIDS Yang Aktif dikumpulkan
Menggunakan ARV di RSPI
Prof Dr Sulianti Saroso Dalam
bulan Juni 2015
Pengaruh Konseling Terhadap Dian Novita S S2 S2-FIK Laporan sudah
8 Kepatuhan Pengobatan OAT Di UMJ Jur dikumpulkan
Poli Paru Rumah Sakit Penyakit KMB
Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
Jakarta Utara
Gambaran
9 Pola Mikroorganisme Hotmarida S2 magister Laporan sudah
9 Pada Penggunaan Seragam Silalhi keperawata dikumpulkan
Perawat Di Dahlia 2 Rumah n UNPAD
Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Jakarta
Hubungan
1 Riwayat Merokok saphira Evani S1 S1 Laporan sudah
10 Dengan Penyakit Tuberkulosis Kedokteran dikumpulkan
Paru Pada Laki-Laki Usia UNTAR
Produktif
Evaluasi
1 Kelengkapan Resep supiadui S1 fakultas Laporan sudah
11 Pada Pasien Dewasa Rawat poernama farmasi dikumpulkan
Jalan Di Rumah Sakit Penyakit UTA'45
Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
Berdasarkan KEPMENKES
No.58 Tahun 2014 Periode
Maret-Juni 2016
Faktor-Faktor
1 yang nurlela D4 D4 Keshling Laporan sudah
12 Berhubungan Dengan Perilaku URINDO dikumpulkan
Perawat dalam Pemilahan
Sampah Medis Di Ruang ICU
dan IGD Rumah Sakit Penyakit
Infeksi Prof.dr. Sulianti Saroso
Jakarta Tahun 2016

34
Data Penelitian Eksternal Pendidikan Tahun 2017
Pengaruh
1 Persepsi Remunerasi Singgih S2 Fakultas Laporan sudah
1 Terhadap Turnover Intention pamungkas Ekonomi dan dikumpulkan
dengan Continuance Bisnis
Commitment sebagai Variabel Universitas
Mediasi di Rumah Sakit Gadjah Mada
Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso
Profil1 Peresepan pada Pasien Fitrah Arliana D3 Poltekes Laporan sudah
2 HIV-AIDS di RSPI Prof Dr Kemenkes II dikumpulkan
Sulianti Saroso Periode Juni Jakarta
2016
Hubungan
1 Jumlah CD+ dengan Andrew S1 Fakultas Laporan sudah
3 Terapi cART pada Pasien Soerijadi Kedokteran dikumpulkan
dengan HIV Universitas
Tarumanegara
Pengaruh
1 Kepemimpinan dan Tri Diani S2 Magister Laporan sudah
4 Manajerial Kepala Ruangan Agustin Keperawatan dikumpulkan
Terhadap Kepuasan dan Kinerja FIK
Perawat Pelaksana di RSPI Prof Universitas
Dr. Sulianti Saroso Jakarta Muhammadiya
Utara Tahun 2017 h Jakarta
Analisis
1 beban kerja terhadap Aditya S2 Magister Laporan sudah
5 penurunan stressor perawat di Puspanegara Keperawatan dikumpulkan
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso FIK
Jakarta Utara Tahun 2017 Universitas
Muhammadiya
h Jakarta
Prevalensi
1 dan Determinan Intan S2 Magister Laporan sudah
6 Infeksi Tuberkulosis Aktif pada Kesehatan dikumpulkan
Pasien HIV/AIDS di Rumah Masyarakat
Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Periode Tahun
2011-2016
Evaluasi
1 Karakteristik, Niken Diaz S1 Fakultas Laporan sudah
7 Sosiodemografi, Klinis, dan Pola Tantri Farmasi dikumpulkan
Terapi Antiretroviral Pasien UNTAG

35
HIV/AIDS di RSPI Prof Dr
Sulianti Saroso Periode Juli-
Desember 2015
Hubungan
2 Varian Genotip Alel Rizki S3 Program Laporan sudah
8 G Titik Promoter-336 Gen Perdana Doktoral dikumpulkan
CD209 terhadap Kejadian Kesehatan
Infeksi Oportunistik Tuberkulosa Masyarakat UI
Paru Pada Penderita HIV lanjut
(AIDS) di Unit Pelaynan
Terpadu HIV AIDS
Evaluasi
2 Efek Samping Obat Sri Dwi S1 Fakultas Laporan sudah
9 HIV/AIDS dengan Terapi Wulandari Farmasi dikumpulkan
Antiretroviral (ARV) pada UNTAG
Pasien Rawat Jalan di RSPI
Prof Dr Sulianti Saroso Periode
Januari- Juni 2016
Studi2 Fenomenologi : Widia AW S2 Magister Laporan sudah
10 Pengalaman Serodiskordan Keperawatan dikumpulkan
dalam memepertahankan status FIK
HIV negatif di RS. Penyakit Universitas
Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso Muhammadiya
h Jakarta
Efektifitas Pengobatan Sri Rahayuni S2 Magister Laporan sudah
11 Antiretroviral terhadap CD4 Kesehatan dikumpulkan
pada Orang dengan HIV/AIDS Masyarakat
(ODHA) di Rumah Sakit URINDO
Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti
Saroso Periode Januari 2014 –
Maret 2017
Analisis
2 Respon Imun Seluler dr. Ervan S2 Magister Laporan sudah
12 pada Penderita HIV dengan TB Budiman Biomedik UI dikumpulkan
Aktif dan TB Laten terhadap
Antigen ESAT-6/ CFP-10 dan
RpfD
Analisis
2 Peran Sel T Regulator dr. RM. S2 Magister Laporan sudah
13 Pada Pasien dengan Koinfeksi Agung Biomedik UI dikumpulkan
HIV-TB Aktif dan HIV-TB Laten Pranata

36
Hubungan
2 Antara Transmisi dr. Agustina Spesiali Program Laporan sudah
14 Vertikal Dengan Cara N. Tobing s Pendidikan dikumpulkan
Persalinan Dan Penggunaan Dokter
ARV Pada Kehamilan Dengan Spesialis I
HIV (+) di RSPI prof. Dr. Sulianti Bagian / SMF
Saroso Tahun 2012-2016 Obstetri
Ginekologi FK
Universitas
Sam Ratulangi
Study2 Inventory TB Dr. Feri Non LITBANGKES Laporan sudah
15 Akhmad Pendidik dikumpulkan
MPH an
16 Study Resitensi Antibiotik : Indri Non LITBANGKES Laporan sudah
Prevalensi Multi Drug Resitant Rooslamiati, Pendidik dikumpulkan
Organisme, Efektifitas MSc, Apt an
Pembiayaan dan Rasionalitas
Penggunaan Antibiotika Pada
Kasus HAIs di Beberapa Rumah
Sakit di Indonesia Tahun 2017
Survey
2 RISNAKES Dr. Nana Non Kemenkes Laporan sudah
17 Mulyana Pendidik dikumpulkan
an
Studi3Virologi dari Bahan Biologi Dodi Safari Non Lembaga Laporan sudah
18 Tersimpan Suspek MERS-CoV PhD & Tri Pendidik Eijkman & dikumpulkan
di RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso Yuli S , M. an RSPI-SS
Tahun 2015-2015 Biomed
Kajian
3 Farmakoekonomi dan dr. Abdul Non Departemen Laporan sudah
19 Farmakoepidemiologi Pengguna Khairul Rizki Pendidik Farmakologi dikumpulkan
Antibiotik serta Antiiflamasi Purba , M. an dan Terapi
dalam Penanganan Pasien Sc. Sp. FK UNAIR
Sepsis

37
Data Penelitian Eksternal Pendidikan Tahun 2018
Kualitas
3 hidup pada pasien Achmad S1 Farmasi UTA Laporan sudah
1 pengobatan ARV dengan Ridho '45 Jakarta dikumpulkan
kuesioner SF-36 di RSPI Prof
Dr. Sulianti Saroso
Profil3 Peresepan ARV pada Nuraini D3 Poltekes Laporan sudah
2 pasien HIV di RSPI Prof Dr. Kemenkes II dikumpulkan
Sulianti Saroso Jakarta
Profil3 Peresepan OAT pada Nafisah D3 Poltekes Laporan sudah
3 Pasien TB-HIV di RSPI Prof. Dr. Kemenkes II dikumpulkan
Sulianti Saroso Jakarta
Gambaran Penggunaan Obat Nadhifah D3 Poltekes Laporan sudah
4 Kandidiasis Pada Pasien Kemenkes II dikumpulkan
HIV/AIDS di RSPI Prof Dr. Jakarta
Sulianti Saroso Periode 2016-
2017
Evaluasi Kualitatif Penggunaan Indah S1 ISTN Laporan sudah
5 Antibiotik Pada Pasien Berliana dikumpulkan
Pneumonia di Instalasi Rawat Anggraini
Inap RSPI-SS Tahun 2016
Analisis
3 selisih penggantian tarif Agung S1 BINUS Laporan sudah
6 pelayanan kesehatan oleh Firdaus dikumpulkan
BPJS Kesehatan dengan tarif Salam
Rumah Sakit (Studi Kasus RSPI
Prof. Dr. Sulianti Saroso)
Evaluasi Kuantitatif Irma Juliany S1 ISTN Laporan sudah
7 Penggunaan Antibiotik dengan dikumpulkan
metode ATC/DDD dan DU 90%
pada pasien rawat inap di ruang
ICU RSPI Prof. Dr. Sulianti
Saroso
Analisis Biaya Pengobatan Della Nur S1 ISTN Laporan sudah
8 Pada Pasien Difteri di Instalasi Anggraini dikumpulkan
Rawat Inap RSPI Prof Dr.
Sulianti Saroso
Tingkat Kepuasan Pasien Diana Karina S1 ISTN Laporan sudah
9 Terhadap Pelayanan dikumpulkan

38
Kefarmasian Instalasi Farmasi
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso
Faktor Prediktor Kematian DR. Eggy Sub UI Laporan sudah
10 Infeksi Difteria Anak Spesiali dikumpulkan
s
Sikap dan Perilaku Seksual Nur S1 UI Laporan sudah
11 Perempuaan Menikah Dengan wakhodatura dikumpulkan
Status ODHA hmah
Pengaruh
1 pemberian Anti Difteri Anita P S2 URINDO Laporan sudah
12 Serum (ADS) Penurunan dikumpulkan
Derajat Keparahan Difteri di
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso
Tahun 2014-2017
Pengembangan Uji Multipleks Dr.dr. Yeva S2 PPDS Mikro Laporan sudah
13 Real Time PCR untuk Rosana, Ms, UI dikumpulkan
Menunjang Diagnosis Dini SpMK (K)
Infeksi Difteri yang Disebabkan
oleh Corynebacterium sp.
Penghasil Toksin
Pengaruh Pengobatan ARV Qurotul ‘Aini S2 URINDO Laporan sudah
14 terhadap Ketahanan Hidup dikumpulkan
pada Orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) di Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Periode Agustus
2014 – Agustus 2016
Monitoring Pemanfaatan Ita Rosita S1 UI Laporan sudah
15 GeneXpert untuk Pemeriksaan dikumpulkan
Tuberkulosis di Laboratorium
Pemeriksa TB di DKI Jakarta
Tahun 2017
Analisis Faktor-faktor yang Diliana PPDS FK-UI Laporan sudah
17 mempengaruhi terjadinya dikumpulkan
tuberkulosis paru relaps di
RSPI-SS 1 Januari 2012-31
Desember 2017
Pengaruh Kepatuhan Berobat Dra. Non Poltekes Laporan sudah

39
18 Antituberkulosis terhadap Yusmaniar, Pendidik kemenkes dikumpulkan
Keberhasilan Pengobatan pada M.Biomed, an Jakarta II
Pasien Pasien TB-HIV di RSPI Apt dan Adin
Sulianti Saroso Tahun 2015- S.Si. Apt, M.
2017
HIV Proaktif Study dr. Non LITBANGKE Laporan sudah
19 Desrinawati, Pendidik S-INA dikumpulkan
M. A, Sp.A an RESPOND

Data Penelitian Eksternal Pendidikan Tahun 2019


KUALI
NO JUDUL PENELITI INSTITUSI PROGRESS
FIKASI
1 Evaluasi Efektifitas Sebelum Dina Mungki S1 Farmasi Laporan sudah
dan Sesudah Penggunaan UTA '45 dikumpulkan
Obat Antiretroviral (ARV) Jakarta
Menggunakan Indikator CD4
Pada Pasien HIV/AIDS di
Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Prof. Dr. Sulianti Saroso
2 Gambaran Kejadian dan Rahman S1 Farmasi Laporan sudah
Proses Pengobatan Sianu UTA '45 dikumpulkan
Tuberkulosis Ekstra Paru di Jakarta
Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Prof. Dr. Sulianti Saroso
3 Analisis Sistem Pengawasan Andika S1 FKM UNDIP Penyusunan
dan Proteksi Helathcare Laporan
Associated Infections (HAIs)
terhadap Pengelolaan
Limbah Medis Rumah Sakit
Penyakit Infeksi Prof. Dr.
Sulianti Saroso Jakarta
4 Profil Peresepan pasien HIV- Lathifah D3 Poltekes Laporan sudah
AIDS yang aktif Sabrina Kemenkes dikumpulkan

40
menggunakan ARV di RSPI- Wajihah II Jakarta
SS Tahun 2017
5 Profil Peresepan pasien HIV- M. Afnan D3 Poltekes Laporan sudah
AIDS yang aktif Syahdila Kemenkes dikumpulkan
menggunakan ARV di RSPI- Disaka II Jakarta
SS Tahun 2016
6 Faktor-Faktor yang Mutiara S1 FIIK Laporan sudah
berhubungan dengan Ramadhani UHAMKA dikumpulkan
kejadian Difteri pada pasien
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso
yang berdomisili di DKI
Jakarta Tahun 2018
7 Gambaran Bakteri Penyebab Irawati D4 Program D- Penyusunan
Infeksi Nososkomial dan IV Analis Laporan
Sensitifitas Antibiotik Paa Kesehatan
Pasien Pengguna Kateter di Universitas
Ruang Rawat Intensif RSPI Muhammadi
Prof Dr Sulianti Saroso yah Prof.
Dr. Hamka
8 Kajian Evaluasi Penerapan Ika Susanti S2 Pasca Penyusunan
Standar Pelayanan Minimal Sarjana laporan
(SPM) di Instalasi Farmasi UHAMKA
Rumah Sakit Penyakit Infeksi
Prof Dr. Sulianti Saroso
Tahun 2019
9 Hubungan Angka CD4+ Tazkiyh D4 Prodi D4 Laporan sudah
Pada Penderita HIV/AIDS Shofana Teknologi dikumpulkan
dengan Kejadian Kriptokokus Lab Medik
di RSPI Prof Dr Sulianti Poltekes
Saroso Kemenkes
Jakarta III
10 Perbandingan Kompres Farnsiska S1 STIKIM Pengajuan etik
Hangat dan Kompres Dingin

41
untuk menurunkan Tingkat
Nyeri pada Penyuntikan
Kanamicyn pada pasien
TBRO di RSPI-SS
Efektifitas
1 Mobilisasi Mika Tiurmauli S1 STIKIM Pengajuan etik
11 Miki dalam Pencegahan RS
Presure Injury pada pasien
Sepsis di Instalasi Pelayanan
Intensif (IPI)
12 Faktor yang mempengaruhi Nimas Syu S2 FKM UI Laporan sudah
Kualitas Hidup Orang degan LH dikumpulkan
HIV/AIDS (ODHA) di
RSPISS
13 Pengujian Aplikasi Agus S S2 FIK UI Laporan sudah
Electronic-Pressure Injury dikumpulkan
Alarm (e-PIA) dalam
Manajemen Pencegahan
Cedera Tekan di RSPI Prof
Dr Sulianti Saroso
14 Hubungan Ketidakpatuhan Nur Aini S2 FKM UI Laporan sudah
Pengobatan Antiretroviral Hidayah dikumpulkan
(ARV) Lini Pertama terhadap
Kegagalan Imunologis
Pasien HIV/AIDS di RSPI
Prof Dr. Sulianti Saroso
Tahun 2014-2018
15 Analisis Efektifitas Kombinasi Debora S1 Farmasi Penyusunan
Antiretroviral Pada Pasien Laporan
HIV/AIDS di RSPI Prof Dr
Sulianti Saroso
16 Gambaran Karakteristik Anak Nuraidah S2 FIK-UI Penyusunan
yang Mengalami HIV yang Laporan
Menjalani Terapi ARV di

42
RSPI Prof Dr Sulianti Saroso
17 Profil Anak dengan TB Paru Agatha S1 Fakultas Penyusunan
di RSPI Prof Dr Sulianti Nagrintya Kedokteran Laporan
Saroso Gintings Universitas
Kristen
Indonesia
18 Karakteristik Klinis Pasien M. Fahmi S1 Fakultas Pengumpulan
Infeksi Saluran Kemih di Kedokteran data
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso UMJ
19 Karakteristik Pasien Yusmiati S1 Fakultas Pengumpulan
Pneumonia Balita di Instalasi Tomalima Kedokteran data
Rawat Inap RSPI Prof Dr. UMJ
Sulianti Saroso
20 Analisis Hubungan Status Balqis Al S1 Fakultas Pengumpulan
Gizi dengan Derajad Sakina Z Kedokteran data
Keparahan Pneumonia Pada UMJ
Balita di Instalasi Rawat Inap
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso
Januari – Desember 2018
21 Karakteristik Klinis Pasien M. Rifaldi S1 Fakultas Pengumpulan
Penderita Osteomielitis di Nabiu Kedokteran data
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso UMJ
Tahun 2018
22 Karakteristik Klinis Pasien Ghina S1 Fakultas Pengumpulan
Demam Berdarah Dengue di Rasyidah Kedokteran data
RSPI Prof Dr. Sulianti Saroso UMJ
Tahun 2018
23 Evaluasi Kualitatif Epi S1 Farmasi Proses etik
Penggunaan Antibiotik Wulandari UTA’45
Profilaksis Pada Pasien
Bedah Orthopedi dengan
Metode Gyssens di RSPI
Prof Dr. Sulianti Saroso

43
Jakarta Periode Juli-
Desember 2018
24 Evaluasi Kuantitatif Indriyanti S1 Farmasi Proses etik
Penggunaan Antibiotik di UTA’45
Bangsal Dewasa di RSPI
Prof Dr. Sulianti Saroso
Jakarta Periode Juli-
Desember 2018
25 Evaluasi Kualitatif Yulianti S1 Farmasi Proses etik
Penggunaan Antibiotik di Aritonang UTA’45
Perawatan Intensive Care
Unit (ICU) RSPI Prof Dr.
Sulianti Saroso Jakarta

Grafik 1. Jumlah Penelitian Pendidikan Berdsarkan Jenjang Pendidikan


Tahun 2016 - 2019

44
Data Penelitian Eksternal Non Pendidikan Tahun 2019
No Institusi Peneliti Utama Judul Progres
1 Fakultas dr. Erni Juwita Exploration of Pengumpulan
Kedokteran Nelwan, PhD, Antimicrobial data
Universitas Sp.PD-KPTI Consumption to Pengumpulan
Indonesia (FKUI) Indentify Targets for data
bekerjasama Quality PKS sedang
dengan Eijkman- Improvement in diproses bidang
Oxford Clinical Indonesian Hospital klinik
Research Unit : A Mixed Method
(EOCRU) study (EXPLAIN
Study)
2 Departemen Prof. Dr. Retno Development of PKS dan SK tim
Parasitologi Wahyuningsih, MS Serology Diagnosis Internal sedang
Fakultas of Chronic diproses bidang
Kedokteran Aspergillosis and klinik
Universitas Histoplasmosis in Ijin sudah keluarr
Indonesia (FKUI) Indonesia
3 Depertemen Dr.dr . Agus Dwi Shadow Under The PKS sedang
Pulmonologi FK Susanto Sp.P(K). Lamp (SHUL) : diproses bidang
UI-RSUP Kebiasaan merokok Imunologi
Persahabatan tenaga kesehatan Ijin sudah Keluar
di Negara-Negara Penelitian untuk
Asia Pasifik dan data internasional
Timur Tengah sudah terkumpul,
kelanjutan di RSPI
untuk data
Indonesia
4 Departemen Dr. dr. Anna Point of Care Test PKS dan SK tim
Parasitologi Rozaliyani, M. for The Diagnosis of Internal sedang
Fakultas Biomed Sp.P Chronic And diproses bidang
Kedokteran Allergic Aspergillos klinik
Universitas

45
Indonesia (FKUI)
5 Fakultas Ilmu Hening Pujasari Studi Fenomelogi PKS sedang
Keperawatan PhD Keyakinan Ibu diproses bidang
Universitas Dr. Ernie dengan HIV Imunologi
Indonesia Novieastari, S.Kp Terhadap Transmisi Ijin sudah keluar
(Penelitian Penyakit dari Ibu ke Pengumpulan
Dosen) Anak Data
6 ITB-RSPI-SS Dr. Ernawati Arifin Pengujian Kit PKS dan SK Tim
Giri Rachman HBsAg Berbasis sudah
ELISA ITB-RSPISS Ijin Sudah
Pengumpulan
Data
7 klaster Infectious Dr. dr. Erlina Pengembangan Uji Presentasi
Disease and Burhan Sp.P, M. Sc Urin Pada Pasien proposal
Imunology (K) Terduga Infeksi
Research Center Tuberculosis
(IDIRC) IMERI dengan Kelangkaan
Fakultas Sputum
Kedokteran
Universitas
Infonesia
8 klaster Infectious - Pengembangan uji Surat pegajuan
Disease and diagnostik (proposal belum
Imunology leptospira dengan ada)
Research Center PCR dan Uji
(IDIRC) IMERI diagnostik cepat
Fakultas sebagai pendukung
Kedokteran diagnosis
Universitas microscopic
Infonesia Agglutinin Test
(MAT)

46
47
b. Kinerja Aspek Keuangan

Nilai Nilai Nilai Nilai Realisasi Nilai


No. Indikator Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi
Riil Riil Riil Riil Semester I Riil
2015 2016 2017 2018
1 Rasio Keuangan 9,25 10,7 12,05 13,5 Tahun 2019 11,3

a. Rasio Kas (Cash Ratio) 984 0,25 1.756 0,25 910 0,25 1,5 2.897 % 0,25
341

b. Rasio Lancar (Current Ratio) 2.217 2,5 3.577 2,5 1.850 2,5 2,5 4631,16 % 2,5
1.652
c. Periode Penagihan Piutang
83,33 0,25 67,85 0,5 48 1 92 0,25 53,1 hari 1
(Collection Period)
d. Perputaran Aset Tetap
36,9 2 35,25 2 21 2 2 83,78 % 2
(Fixed Asset Turnover) 34
e. Imbalan atas Aset Tetap
(26.26) 0 2,20 0,8 8 2 2 6 % 1,7
(Return on Fixed Asset) 7
f. Imbalan Ekuitas (Return on
(0.32) 0 0,05 0,4 2 0,8 2 1,04 % 0,6
Equity) 12
g. Perputaran Persediaan
57,08 2 75,28 2 71 2 2 56,67 hari 2
(Inventory Turnover) 38
h. Rasio Pendapatan PNBP
terhadap Biaya Operasional 45,90 1,75 44,72 1,75 36 1,5 1,25 30,66 % 1,25
28
(Cost Recovery)

53
i. Rasio Subsidi Biaya Pasien 1,99 0,5 1,26 0,5 0 0 - 0 0 % 0

Nilai Nilai Nilai Nilai Nilai


No. Indikator Realisasi
Realisasi Riil Realisasi Riil Realisasi Riil Realisasi Riil Riil
Semester I
Kepatuhan Pengelolaan 2015 2016 2017 2018
2 10,7 11 11 11 Tahun 2019 9,8
Keuangan BLU
a. Rencana Bisnis dan
2
Anggaran (RBA) Definitif
Sampai
Sampai Sampai Sampai Sampai dgn
a.1. Jangka waktu RBA dengan 31
dengan 31 dengan 31 dengan 31 31 Desember
definitif ditandatangani 0,4 Des tahun 0,4 0,4 0,4 0,4
Des tahun Des tahun Des tahun tahun
Menteri/Pimpinan Lembaga sebelumny
sebelumnya sebelumnya sebelumnya sebelumnya
a
a.2. Ditandatangani oleh
Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4
pemimpin Satker BLU
a.3. Diketahui
Dewas/Pejabat yang ditunjuk Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4
Menteri
a.4. Disetujui dan
ditandatangani oleh Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4
Menteri/Pimpinan Lembaga

54
a.5. Kesesuaian format
dengan PMK no. Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4 Ya 0,4
92/PMK.05/2011
b. Laporan Keuangan
Berdasarkan Standar 2
Akuntansi Keuangan

Disampaika Disampaik Disampaika Disampaika


b.1. Laporan Keuangan Disampaikan
n s.d 0,2 an s.d 0,2 n s.d 0,2 n s.d 0,2 0,2
Triwulan I s.d tanggal 15
tanggal 15 tanggal 15 tanggal 15 tanggal 15

Disampaika Disampaik Disampaika Disampaika


b.2. Laporan Keuangan Disampaikan
n s.d 0,2 an s.d 0,2 n s.d 0,2 n s.d 0,2 0,2
Semester I s.d tanggal 10
tanggal 10 tanggal 10 tanggal 10 tanggal 10

Disampaika Disampaik Disampaika Disampaika


b.3. Laporan Keuangan Disampaikan
n s.d 0,2 an s.d 0,2 n s.d 0,2 n s.d 0,2 0,2
Triwulan III s.d tanggal 15
tanggal 15 tanggal 15 tanggal 15 tanggal 15

Disampaika Disampaik Disampaika Disampaika


b.4. Laporan Keuangan Disampaikan
n s.d 0,2 an s.d 0,2 n s.d 0,2 n s.d 0,2 0,2
Tahunan s.d tanggal 20
tanggal 20 tanggal 20 tanggal 20 tanggal 20

55
Diaudit
Diaudit oleh
Diaudit oleh oleh Diaudit oleh Diaudit oleh
auditor
auditor auditor auditor auditor
b.5. Audit Laporan eksternal
Eksternal s 0,2 eksternal s 0,2 eksternal s 0,2 eksternal s 0,2 0,2
Keuangan Tahunan setelah 31
d 31 Mei TA d 31 Mei d 31 Mei TA d 31 Mei TA
Mei TA
berikutnya TA berikutnya berikutnya
berikutnya
berikutnya
Wajar Wajar Wajar Wajar
b.6. Hasil Audit Laporan Tanpa Tanpa Tanpa Tanpa Wajar Tanpa
1 1 1 1 1
Keuangan Pengecualia Pengecual Pengecualia Pengecualia Pengecualian
n ian n n
c. Surat Perintah Pengesahan
0,8
Pendapatan dan Belanja BLU
Disampaika Disampaik Disampaika Disampaika
Disampaikan
n sampai an sampai n sampai n sampai
sampai
dengan dengan dengan dengan
c.1. SP3B BLU Triwulan I 0,4 0,4 0,4 0,4 dengan akhir 0,4
akhir TW I & akhir TW I akhir TW I & akhir TW I &
TW I & saldo
saldo kas & saldo saldo kas saldo kas
kas sesuai
sesuai kas sesuai sesuai sesuai

56
Disampaika Disampaik Disampaika Disampaika
Disampaikan
n sampai an sampai n sampai n sampai
sampai
dengan dengan dengan dengan
c.2. SP3B BLU Triwulan II 0,4 0,4 0,4 0,4 dengan akhir 0,4
akhir TW III akhir TW akhir TW III akhir TW III
TW II & saldo
& saldo kas III & saldo & saldo kas & saldo kas
kas sesuai
sesuai kas sesuai sesuai sesuai
Disampaika Disampaik Disampaika Disampaika
Disampaikan
n sampai an sampai n sampai n sampai
sampai
dengan dengan dengan dengan
c.3. SP3B BLU Triwulan III 0,4 0,4 0,4 0,4 dengan akhir
akhir TW III akhir TW akhir TW III akhir TW III
TW III & saldo
& saldo kas III & saldo & saldo kas & saldo kas
kas sesuai
sesuai kas sesuai sesuai sesuai
Disampaika Disampaik Disampaikan
Disampaika Disampaika
n sesuai an sesuai sesuai
n sesuai n sesuai
langkah- langkah2 langkah2
langkah2 langkah2
c.4. SP3B BLU Triwulan IV langkah 0,8 akhir 0,8 0,8 0,8 akhir tahun
akhir tahun akhir tahun
akhir tahun tahun & anggaran &
& saldo kas & saldo kas
& saldo kas saldo kas saldo kas
sesuai sesuai
sesuai sesuai telah sesuai

57
Telah
Telah Telah Telah Telah
ditetapkan
ditetapkan ditetapkan ditetapkan ditetapkan
oleh
d. Tarif Layanan oleh 1 1 oleh 1 oleh 1 oleh 1
Kementeri
Kementeria Kementeria Kementeria Kementerian
an
n Keuangan n Keuangan n Keuangan Keuangan
Keuangan
e. Sistem Akuntansi 1
e.1. Sistem Akuntansi
Ya 0,6 Ya 0,6 Ya 0,6 Ya 0,6 0,6
Keuangan Ya
e.2. Sistem Akuntansi Biaya Tidak 0 Ya 0,2 Ya 0,2 Ya 0,2 Ya 0,2
e.3. Sistem Akuntansi Aset
Ya 0,2 Ya 0,2 Ya 0,2 Ya 0,2 0,2
Tetap Ya
f. Persetujuan Rekening 0,5
f.1. Rekening Pengelolaan
Ya 0,1 Ya 0,1 Ya 0,1 Ya 0,1 0,1
Kas Ya
f.2. Rekening Operasional Ya 0,3 Ya 0,3 Ya 0,3 Ya 0,3 Ya 0,3

f.3. Rekening Dana Kelolaan Tidak 0 Ya 0,1 Ya 0,1 Ya 0,1 Ya 0,1

g. SOP Pengelolaan Kas Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5

h. SOP Pengelolaan Piutang Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5

i. SOP Pengelolaan Utang Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5

58
j. SOP Pengelolaan Barang
Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 0,5
dan Jasa Ya
k. SOP Pengelolaan Barang
Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 Ya 0,5 0,5
Inventaris Ya
JUMLAH SKOR INDIKATOR
19,95 21,7 23,05 21,1
KEUANGAN 24,5

59
Dengan hasil penilaian capaian kinerja layanan dan keuangan tersebut diatas maka
capaian kinerja Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof dr.Sulianti Saroso dari tahun 2015 s.d
semester 1 tahun 2019 termasuk pada kriteria AA (BAIK).
c. Kinerja Aspek SDM .

Gambaran SDM TAHUN 2019


TAHUN 2019
NO JENIS TENAGA KETERANGAN
PNS NON PNS JUMLAH
1 MEDIS DOKTER UMUM 24 0 24
DOKTER GIGI 2 0 2
DOKTER SPESIALIS 42 1 43
2 PERAWAT DAN PERAWAT 208 5 213
BIDAN BIDAN 13 0 13
3 PENUNJANG 86 13 99
MEDIS
4 NON MEDIS 128 108 236
JUMLAH 503 127 630

d. Kinerja Aspek Sarana & Prasarana


Pengelolaan Sarana dan Prasarana dapat dilaporan dalam bentuk intrakomtabel,
ekstrakomtabel, gabungan intrakomtabel dan ekstrakomtabel, aset tak terwujud. Adapun
laporan perkembangan masing-masing Barang Milik Negara Semester I tahun 2019, dapat
dilaporkan sebagai berikut (Laporan BMN 30 Juni 2019):
Barang Milik Negara
BMN
Ekstra
No Uraian Intra komptabel Gabungan
komptabel
(Rp) (Rp)
(Rp)
Jumlah Aset s.d 1
1 444,578,991,410 323,235,210 444,902,226,620
Januari 2019
2 Penambahan 3,254,747,100 309,049 3,255,056,149

60
Aset Tetap

3 Penyusutan 185,113,882,153

Penghentian
4 (14,450,000,000) (14,450,000,000)
pengunaan
Total Aset s.d 30 Juni
433,383,738,510 323,544,259 433,707,282,769
2019

Sedangkan total keseluruhan BMN keadaaan tanggal 30 Juni 2019 bernilai


sebesar Rp. 433.707.282.769,-sedangkan Sarana Prasarana atau Barang Milik Negara
berupa fisik gedung dan barang inventaris pada posisi semester I tahun 2019 akan
dijelaskan di bawah ini :

Daftar Gedung, Halaman, dan Jalan


PERUBAHAN
NO NAMA GEDUNG LUAS (M2) KETERANGAN
PERUNTUKAN
1 Laboratorium Sama 852,20 4 Lantai
Laboratorium Sama 500,00 2 Lantai
2 Pos Satpam Sama 29,25 1 Lantai
3 Ruang Isolasi Sama 1.630,20 3 Lantai
4 Garasi Ambulance Ruang Sanitasi 48,75 1 Lantai
Bangunan Induk Bagian A
5 4.527,00 2 Lantai
Depan
Bangunan Induk Bagian B
6 732,00 3 Lantai
Jalan Selasar
Bangunan Induk Bagian C
7 3.672,00 5 Lantai
Belakang
Bangunan Induk Bagian D
8 1.596,00 3 Lantai
Ruang Rawat Inap
Bangunan induk Bagian E
9 Gudang 224,00 1 Lantai
Bangunan Penunjang 1
Bangunan Induk Bagian F
10 216,00 2 Lantai
Bangunan Penunjang 2

61
Bangunan Induk Bagian G
11 237,00 1 Lantai
Selasar Depan
Bangunan Induk Bagian H
12 189,00 1 Lantai
Selasar Dalam
Bangunan Induk Bagian I
13 Sama 144,00 1 Lantai
Musholah
Bangunan Induk Bagian J
14 Sama 78,75 1 Lantai
Rumah Gardu
Bangunan Induk Bagian K
15 Sama 25,00 1 Lantai
Rumah Trafo
Bangunan Induk Bagian L
16 1.526,00 3 Lantai
Laboratorium Existing
Bangunan Induk Bagian M
17 Sama 55,00 1 Lantai
Saluran Air Kotor

18 Bangunan Induk Poli Dott 12,00 1 Lantai

Bangunan Induk Bagian I


19 Sama 267,00 2 Lantai
Gedung Asrama
Bangunan Gedung
20 Administrasi Perkantoran Sama 79,00 1 Lantai
Askes Center
Poli MDR menyatu
21 dengan bangunan induk sama 106,81 1 lantai
rawat inap
22 Bangunan genset baru sama 67,9 1 Lantai
23 Bangunan Gardu Baru Sama 22,68 2 Lantai
Tambahan bangunan
24 72 2 Lantai
IPSR Lt 2
Tambahan ruang cou nter
25 24,02 1 Lantai
admin Logistik
TOTAL 16.640,15

62
Alat Transportasi

Kondisi
No Nama Alat Jumlah
Baik Rusak Sedang Rusak Berat

1 Ambulance 3 6 9

2 Mobil Jenazah 1 1

3 Micro Bus 1 1

4 Mobil dinas (Mini bus) 5 3 8

5 Jeep 1 1

6 Sepeda Motor 5 8 13

Tabel sarana dan prasarana ini menggambarkan perkembangan fasilitas fisik yang
dimiliki oleh RSPI SS (penambahan/ pengurangan) terdiri dari luas tanah, gedung,
komposisi tempat tidur, peralatan medik, peralatan kantor, meubelair, kendaraan dinas
dan sarana prasarana penunjang lainnya.

2.3. Tantangan Strategis


Berdasarkan hasil dari proses Brainstorming, Focus Group Discussion, dan diskusi
terpimpin baik dengan pihak internal maupun eksternal maka dapat disimpulkan bahwa
Tantangan Strategis yang dihadapi kedepan oleh RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso adalah
1. Memiliki kasus-kasus spesifik penyakit infeksi
2. Tata kelola penelitian
3. Sumber pendanaan untuk penelitian
4. Membangun jejaring kerjasama pelayanan, pendidikan dan pengkajian/ penelitian dalam
dan luar negeri
5. Melaksanakan sistem kewaspadaan dini dan respon penyakit potensial wabah
6. Meningkatkan kualitas pelayanan infeksi berbasis good clinical governance
7. Menyelenggarakan pengkajian dan penelitian di bidang penyakit infeksi yang dapat
ditranslasikan ke dalam pelayanan
8. Menyelenggarakan pendidikan di bidang infeksi yang terintegrasi berbasis Academic
Health System
9. Visi dan Misi sebagai RS Unggulan Penyakit Infeksi perlu diresapi oleh seluruh jajaran staf

63
10. Keragaman pemangku kebijakan
11. Kesenjangan antara harapan/standar dan kenyataan
12. Tata kelola SDM
13. Menciptakan iklim kerja yang kondusif, budaya koorporat, sarana dan prasarana sesuai
dengan best practice
14. Mewujudkan sistem manajemen RS yang akuntabel

2.4. Benchmarking
Benchmarking dilakukan di tingkat asia pasifik ke National Center Global Medicine
(NCGM), Japan dan RS Royal Melbourne, Victoria, Australia dan Westmead Institute untuk
dijadikan acuan dalam meningkatkan pelayanan. Kondisi rumah sakit yang dijadikan acuan
RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso untuk mencapai visi misi dalam rentang 5 (lima) tahun ke
depan diantaranya pelayanan unggulan untuk kasus penyakit infeksi contohnya pelayanan
HIV/AIDS dan integrasi pelayanan, pendidikan dan penelitian.

Tabel 1. Bencmarking RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso


No National Center For Rumah sakit Royal Westmead Bum rasnaradura
Global Health and Melbourne, Australia Institute, Australia Infectious Disease
Medicine (NCGM), Institute (BIDI),
Japan Thailand
1 Merupakan Rumah Merupakan Rumah Sakit Merupakan Pusat Merupakan Rumah
Sakit pemerintah pemerintah sebagai pusat Penelitian Penyakit Sakit pemerintah
sebagai pusat rujukan rujukan nasional penyakit Infeksi Emerging sebagai pusat
nasional Penyakit infeksi di Australia dan reemerging & rujukan nasional
infeksi di Jepang Mikrobiologi penyakit infeksi di
Thailand
2 Merupakan pusat Memiliki Victorian Pusat Penelitian Memiliki pelayanan
rujukan penyakit infeksi Infectious Diseases Fokus pada tema Travel Medicine
untuk kasus HIV/AIDS. Services (VIDS) yaitu diagnostic, terapi, Clinic dengan
Total pasien baru pelayanan rawat inap dan resistensi terkait layanan diagnostic
HIV/AIDS di rawat jalan rawat jalan penyakit new dan reemerging test untuk malaria
tahun 2011 hingga infeksi yang komprehensif disease dengan
2014 sejumlah 819 dengan fokus utama yaitu tujuan untuk
pasien. Selain itu juga penyakit tropis, travel pencegahan, control
sebagai pusat penyakit medicine, HIV/AIDS, dan terapi

64
tropis dan travel hepatitis, tuberculosis dan
medicine HAI’s lainnya.
3 Memiliki ruang rawat Memiliki ruang rawat inap Memiliki ruang rawat
inap bertekanan negatif bertekanan negatif sesuai inap bertekanan
sesuai standar WHO standar WHO negatif sesuai
standar WHO
4 Integrasi pelayanan, Integrasi pelayanan,
pendidikan dan pendidikan dan penelitian
penelitian

2.5. Analisa SWOT


a. Kekuatan
1. Merupakan Rumah Sakit Rujukan Nasional dan Pusat Kajian Penyakit Infeksi
(terdapat Direktorat Pengkajian PI & PM tahun 2015-2019 ) serta RS Pendidikan
afiliasi UI
2. Memiliki sarana prasarana yaitu fasilitas layanan khusus/unggulan, terkait kasus
PPRA, TBRO, TB HIV, dan INFEM serta memiliki 16 (10%) ruang isolasi yang sesuai
standar WHO, termasuk memiliki laboratorium dengan fasilitas biorepositori bahan
biologik tersimpan (BBT), banyak bahan untuk penelitian
3. Dokter, perawat, tenaga kesehatan lain berpengalaman dalam penanganan penyakit
infeksi baik khususnya INFEM
4. Mempunyai MOU dengan institusi pelayanan, pendidikan dan penelitian dalam dan
luar negeri antara lain NCGM Jepang
5. Mempunyai kewenangan mengeluarkan sertifikasi vaksinasi internasional (travel klinik)
6. Memiliki data surveilans penyakit potensial KLB sebagai sumber data penelitian lebih
lanjut

b. Kelemahan
1. Sistem Informasi danTeknologi belum optimal
2. Promosi RSPI SS belum optimal
3. Implementasi budaya corporate belum optimal
4. Tenaga ahli (sub spesialis) bidang penyakit infeksi masih kurang dan SDM dengan
pengalaman yang cukup namun belum diakui secara nasional serta belum optimal
nyatata kelola sebagai peneliti
5. Sarana prasarana dan biosafety biosecurity laboratorium belum optimal

65
6. Anggaran RS dari APBN terbatas
7. Sistem remunerasi belum baik

c. Peluang
1. Mendapatkan jumlah dan jenis penyakit INFEM karena epidemiologi yang
berkembang/meningkat serta meningaktkan jumlah pasien karena adanya penyakit
berpotensi KLB tinggi di Indonesia
2. Memperluas dan memperkua tjejaring kerjasama pelayanan dan penelitian karena ada
komitmen global untuk penanganan infeksi dan RSPI ditunjuk sebagai RS Pendidikan
afiliasi UI
3. Meningkatkan kompetensi sebagai pendidik klinis karena menjadi rumah sakit
pendidikan dan AHS UI
4. Pengembangan penelitian tetang tatalaksana kesehatan berbasis bukti dan penelitian
translasional karena praktek EBM telah diterima secara luas dalam masyarakat
kesehatan
5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan PPI dan INFEM serta Tropical Disease
skala naional dan regional karena pedoman PPI Nasional mengacu kepada Pedoman
RSPI-SS yang terakreditasi nasional dan internasional
6. Rumah sakit yang secara khusus menangani kasus INFEM se asia pasifik masih
terbatas

d. Ancaman
1. Perijinan pengembangan fisik RS bisa sulit karena lahan milik Pemprov DKI Jakarta
2. Pertumbuhan RS yang berdekatan meningkat dan RS seasia Pasifik yang sesuai
IPTEK terbaru
3. Menurunnya jumlah kasus/ jenis pasien dengan penyakit infeksi (selain PINERE)
karena RS lain mampu memberikan tatalaksana infeksi
4. Menurunnya jumlah pasien karena masyarakat cenderung memilih RS yang mudah
aksesnya dan adanya rujukan berjenjang
5. Terhambat pelayanan tertentu karena regulasi/birokrasiserta cash flow rumah sakit
terganggu karena proses pembayaran klaim BPJS

66
2.6. DIAGRAM Kartesius & PRIORITAS STRATEGIS
a. Diagram Kartesius
Pemilihan prioritas strategi dilakukan dengan terlebih dahulu memberi nilai dari masing-
masing SWOT yang telah teridentifikasi. Penilaian dilakukan oleh Tim Penyusun Renstra
dengan bantuan kuesioner elektronik. Hasil penilaian didapat nilai rata-rata bagi setiap SWOT
sebagai berikut:
Kekuatan Nilai
1. Merupakan rumah sakit rujukan nasional dan pusat kajian penyakit infeksi 3.8
(terdapat Direktorat Pengkajian PI & PM tahun 2015-2019 ) serta RS
Pendidikan afiliasi UI
2. Memiliki sarana prasarana yaitu fasilitas layanan khusus/unggulan, terkait 3.7
kasus PPRA, TBRO, TB HIV, dan INFEM serta memiliki 16 (10%) ruang isolasi
yang sesuai standar WHO, termasuk memiliki laboratorium dengan fasilitas
biorepositori bahan biologik tersimpan (BBT), banyak bahan untuk penelitian
3. Dokter, perawat, tenaga kesehatan lain berpengalaman dalam penanganan 3.4
penyakit infeksi baik khususnya INFEM
4. Mempunyai MOU dengan institusi pelayanan, pendidikan dan penelitian dalam 3.6
dan luar negeri antara lain NCGM Jepang
5. Mempunyai kewenangan mengeluarkan sertifikasi vaksinasi internasional 3.6
(travel klinik)
6. Memiliki data surveilans penyakit potensial KLB sebagai sumber data penelitian 3.5
lebih lanjut
Kelemahan
1. Sistem Informasi danTeknologi belum optimal 3.7
2. Promosi RSPI SS belum optimal 3.8
3. Implementasi budaya corporate belum optimal 3.5
4. Tenaga ahli (sub spesialis) bidang penyakit infeksi masih kurang dan SDM 3.6
dengan pengalaman yang cukup namun belum diakui secara nasional serta
belum optimal nyatata kelola sebagai peneliti
5. Sarana prasarana dan biosafety biosecurity laboratorium belum optimal 3.5
6. Anggaran RS dari APBN terbatas 3.6
7. Sistem remunerasi belum baik 3.5

67
Peluang
1. Mendapatkan jumlah dan jenis penyakit INFEM karena epidemiologi yang 3.5
berkembang/meningkat serta meningaktkan jumlah pasien karena adanya
penyakit berpotensi KLB tinggi di Indonesia
2. Memperluas dan memperkuat jejaring kerjasama pelayanan dan penelitian 3.7
karena ada komitmen global untuk penanganan infeksi dan RSPI ditunjuk
sebagai RS Pendidikan afiliasi UI
3. Meningkatkan kompetensi sebagai pendidik klinis karena menjadi rumah sakit 3.5
pendidikan dan AHS UI
4. Pengembangan penelitian tetang tatalaksana kesehatan berbasis bukti dan 3.5
penelitian translasional karena praktek EBM telah diterima secara luas dalam
masyarakat kesehatan
5. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan PPI dan INFEM serta Tropical 3.6
Disease skalanaional dan regional karena pedoman PPI Nasional mengacu
kepada Pedoman RSPI-SS yang terakreditasi nasional dan internasional
6. Rumah sakit yang secara khusus menangani kasus INFEM se asia pasifik 3.4
masih terbatas
Ancaman
1. Perijinan pengembangan fisik RS bisa sulit karena lahan milik Pemprov DKI 3.3
Jakarta
2. Pertumbuhan RS yang berdekatan meningkat dan RS seasia Pasifik yang 2.8
sesuai IPTEK terbaru
3. Menurunnya jumlah kasus/jenis pasien dengan penyakit infeksi (selain 3.3
PINERE) karena RS lain mampu memberikan tatalaksana infeksi
4. Menurunnya jumlah pasien karena masyarakat cenderung memilih RS yang 3.3
mudah aksesnya dan adanya rujukan berjenjang
5. Terhambat pelayanan tertentu karena regulasi/birokrasiserta cash flow rumah 3.5
sakit terganggu karena proses pembayaran klaim BPJS

Dari hasil tersebut diperoleh: Rata-rata nilai kekuaatan 3.6dan rata-rata nilai kelemahan
3.6. Maka diperoleh aksis x sebesar0.0. Rata-rata nilai peluang 3.5, sedangkan rata-rata nilai
ancaman 3.2, sehingga diperoleh axis y sebesar +0,3. Berdasarkan rata-rata nilai SWOT
tersebut, maka dapat digambarkan Grafik Kartesius sebagai berikut:

68
b. Prioritas Strategis
Grafik tersebut menunjukan bahwa RSPI Prof Sulitanti Saroso masu kkekuadran kiri
atas dan cocok untuk mengambil strategi dengan pendekatan Pembenahan, yaitu
memanfatkan semua seluruh kekuatan dan peluang yang tersedia untuk membenahi
kelemahan-kelemahan yang ada

2.7. Analisa TOWS


Analisa TOWS dilakukan untuk mengidentifikasi sasaran strategis yang akan dilakukan
oleh rspi sulianti saroso dalam periode rsb 2020-2024. Analisa dilakukan melalui diskusi pada
masing-masing direktorat, menghasilkan berbagai usulan sasaran strategis yaitu:

69
STRENGTH (S) WEAKNESS (W)
1 Merupakan rumah sakit rujukan nasional dan pusat kajian penyakit infeksi ( 1
terdapat Direktorat Pengkajian PI & PM tahun 2015-2019 ) serta RS Pendidikan Sistem Informasi dan Teknologi belum optimal
afiliasi UI
2 Memiliki sarana prasarana yaitu fasilitas layanan khusus/unggulan, terkait kasus 2
PPRA, TBRO, TB HIV, dan INFEM serta memiliki 16 (10%) ruang isolasi yang
Promosi RSPI SS belum optimal
sesuai standar WHO, termasuk memiliki laboratorium dengan fasilitas
biorepositori bahan biologik tersimpan (BBT), banyak bahan untuk penelitian
3 Dokter, perawat, tenaga kesehatan lain berpengalaman dalam penanganan 3
Implementasi budaya corporate belum optimal
penyakit infeksi baik khususnya INFEM
4 4 Tenaga ahli (sub spesialis) bidang penyakit
infeksi masih kurang dan SDM dengan
Mempunyai MOU dengan institusi pelayanan, pendidikan dan penelitian dalam
pengalaman yang cukup namun belum diakui
dan luar negeri antara lain NCGM Jepang
secara nasional serta belum optimalnya
tatakelola sebagai peneliti
5 Mempunyai kewenangan mengeluarkan sertifikasi vaksinasi internasional (travel 5 Sarana prasarana dan biosafety biosecurity
klinik) laboratorium belum optimal
6 Memiliki data surveilans penyakit potensial KLB sebagai sumber data penelitian 6
Anggaran RS dari APBN terbatas
lebih lanjut
7 Sistem remunerasi belum baik
OPPORTUNITY (O) STRATEGI SO STRATEGI WO
1 Mendapatkan jumlah dan jenis penyakit INFEM karena 1 1
Meningkatkan promosi (sosialiasi & advokasi)
epidemiologi yang berkembang/meningkat serta Membangun kemitraan dengan RS baik RS pemerintah maupun swasta dalam
RS secara periodik dan rutin dalam lingkup
meningaktkan jumlah pasien karena adanya penyakit lingkup nasional
nasional
berpotensi KLB tinggi di Indonesia
2 Memperluas dan memperkuat jejaring kerjasama 2 2
pelayanan dan penelitian karena ada komitmen global
Membuka layanan penyakit non infeksi yang berpotensi infeksi Meningkatkan fungsi PKRS
untuk penanganan infeksi dan RSPI ditunjuk sebagai RS
Pendidikan afiliasi UI
3 3 3 Mengupdate unit cost, meningkatkan BOR,
Meningkatkan kompetensi sebagai pendidik klinis karena Memperkuat dan menambah jumlah penelitian yang menggunakan data dan atau
memperkuat koordinasi antar unit untuk
menjadi rumah sakit pendidikan dan AHS UI BBT
mengurangi LOS
4 Pengembangan penelitian tetang tatalaksana kesehatan 4 4
Membuat jejaring promosi kesehatan secara
berbasis bukti dan penelitian translasional karena praktek
Melaksanakan publikasi nasional dan internasional nasional dengan mengoptimalisasikan instalasi
EBM telah diterima secara luas dalam masyarakat
PKRS
kesehatan
5 Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan PPI dan 5 5
INFEM serta Tropical Disease skala naional dan regional
Meningkatkan kompetensi SDM dalam bidang
karena pedoman PPI Nasional mengacu kepada Menjadi WHO CC untuk penyakit INFEM
sub spesialis infeksi
Pedoman RSPI-SS yang terakreditasi nasional dan
internasional
6 Rumah sakit yang secara khusus menangani kasus 6 6 Mengembangkan jejaring penelitian lingkup
Mengembangkan surveilens epidemiologis penyakit INFEM dan tropis
INFEM se asia pasifik masih terbatas nasional dan internasional
7 Menyelenggaraan pelatihan dan pendidikan
mandiri dalam skala nasional
8
Mengembangkan system teknologi yang
lengkap dan terintegrasi internal dan eksternal
9 Meningkatkan promosi tentang pelayanan,
diklat, dan penelitian RS yang up to date di
masyarakat, mitra jejaring, pemerintah dan
swasta
10 Mengembangkan jejaring pendidikan dan
pelatihan dalam bidang infeksi
11 Meningkatkan mutu pendidikan bebrasis AHS
UI
12 Meningkatkan mutu kinerja, kapasitas SDM di
pelayanan dan penelitian dengan pendidikan
pelatihan
13 Melakukan pemetaan SDM sesuai ABK
14 Promosi kesehatan di komunitas tentang
stigma negatif infeksi menjadi positif
15 Membuat SIM terpadi 1 pintu
16 Membuat tim reformasi birokrasi internal
17 Mengembangkan sistem remunerasi kepada
seluruh staf agar lebih transparan
THREAT (T) STRATEGI ST STRATEGI WT
1 Perijinan pengembangan fisik RS bisa sulit karena lahan Membangun kepercayaan stakeholder eksternal untuk meningkatkan jumlah 1 Mengajukan regulasi khusus terkait rujukan
milik Pemprov DKI Jakarta 1 kunjungan pasien ke RSPI penyakit inkesi agar dapat langusng ke RSPI
2 Pertumbuhan RS yang berdekatan meningkat dan RS 2 Mengusulkan regulasi dan alur tata kelola
seasia Pasifik yang sesuai IPTEK terbaru 2 Meningkatkan kepuasan stakeholder penyakit infeksi berpotensi KLB
3 Menurunnya jumlah kasus/jenis pasien dengan penyakit 3
Mengajukan regulasi terkait pembayaran BPJS
infeksi (selain PINERE) karena RS lain mampu
pada kasus-kasus berpotensi KLB
memberikan tatalaksana infeksi 3 Melobby pemprov DKI agar dapat menghibahkan lahan ke kemenkes
4 Menurunnya jumlah pasien kerena masyarakat cenderung
memilih RS yang mudah aksesnya dan adanya rujukan
berjenjang
5 Terhambat pelayanan tertentu karena regulasi/birokrasi
serta cash flow rumah sakit terganggu karena proses
pembayaran klaim BPJS

72
2.8. ANALISA dan MITIGASI RISIKO
a. Identifikasi Risiko
Sasaran Strategis Risiko

Perspektif Pembelajaran
1. Meningkatkan Kompetensi Tenaga SDM yang berkompeten pindah ke instansi lain
Kesehatan Direkrut oleh instansi lain
2. Terwujudnya Sarana Prasarana Anggaran meningkat untuk pemeliharaan dan
sesuai dengan Best Practice perizinan
Belum tersedianya SDM yang kompeten
3. Terwujudnya Sistem IT yang lengkap Kurang tersedianya SDM yang kompeten
terintegrasi internal dan eksternal Memerlukan anggaran yang besar
Perspektif Proses Bisnis
4. Menyelenggarakan Penelitian dan Kurikulum dan modul belum terakreditasi
Diklat INFEM (Infeksi Emerging)
Fasilitator TOT dan MOT kurang
Terakreditasi
5. Memperkuat Jejaring Penelitian dan Ketidaksiapan SDM, sarpras, anggaran, dalam
Diklat Nasional/Internasional penelitian dan diklat
6. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Ketidaksiapan SDM, sarpras, anggaran, dalam
Melalui Kemitraan dengan Berbagai pelayanan
Pihak
Perspektif Stakeholders
7. Terwujudnya Kepuasan Stakholders Menurunnya kualitas pelayanan (sarpras dan
Internal dan Eksternal SDM)
Perspektif Keuangan
8. Terwujudnya Tata Kelola Keuangan Ketidakpuasan SDM dalam pembagian
RS Remunerasi
Penyalahgunaan kewenangan, jabatan
Tidak semua kebutuhan terpenuhi

73
b. Penilaian Tingkat Risiko
Table Matrik Risiko untuk menentukan tingkat risiko UPT vertikal
Dampak
Probabilitas
1 2 3 4 5
5
4
3
2
1
Arti: Merah: Ekstrim; Kuning: Tinggi; Hijau: Moderat; Biru: Rendah

Table penentuan tingkat risiko


Sasaran Kemungkinan Dampak Tingkat
Risiko Warna
Strategis terjadi Risiko Risiko
Perspektif Pembelajaran
1. Meningkatkan SDM yang berkompeten
Kecil Mayor Tinggi
Kompetensi pindah ke instansi lain
Tenaga
Kesehatan Direkrut oleh instansi lain Sangat Kecil Mayor Tinggi

2. Terwujudnya Anggaran meningkat


Sarana untuk pemeliharaan dan Besar Malapetaka
Prasarana perizinan Ekstrim
sesuai
Belum tersedianya SDM
dengan Best Kecil Mayor Tinggi
yang kompeten
Practice
3. Terwujudnya Kurang tersedianya
Besar Mayor Ekstrim
Sistem IT SDM yang kompeten
yang
lengkap
Memerlukan anggaran
terintegrasi Besar Mayor Ekstrim
yang besar
internal dan
eksternal

74
Kemungkinan Dampak Tingkat
Sasaran Strategis Risiko Warna
terjadi Risiko Risiko

Perspektif Proses Bisnis


4. Menyelenggarakan Kurikulum dan modul
Besar Medium Tinggi
Penelitian dan Diklat belum terakreditasi
INFEM (Infeksi
Fasilitator TOT dan
Emerging) Besar Medium Tinggi
MOT kurang
Terakreditasi
5. Memperkuat Jejaring Ketidaksiapan SDM,
Penelitian dan Diklat sarpras, anggaran,
Sedang Medium Tinggi
Nasional/ dalam penelitian dan
Internasional diklat
6. Meningkatkan
Pelayanan Ketidaksiapan SDM,
Kesehatan Melalui sarpras, anggaran, Sedang Medium Tinggi
Kemitraan dengan dalam pelayanan
Berbagai Pihak

Perspektif Stakeholders

7. Terwujudnya
Menurunnya kualitas
Kepuasan
pelayanan (sarpras Sedang Medium Tinggi
Stakholders Internal
dan SDM)
dan Eksternal
Perspektif Keuangan
8. Terwujudnya Tata
Kelola Keuangan Ketidakpuasan SDM
RS dalam pembagian Besar Mayor Ekstrim
Remunerasi

Penyalahgunaan
Malapet
kewenangan, Sedang Ekstrim
aka
jabatan
Tidak semua Malapet
Sedang Ekstrim
kebutuhan terpenuhi aka

75
Tabel Posisi berbagai risiko dalam matrik risiko
Dampak
Probabilitas
1 2 3 4 5
5
4
3
2
1

76
Tabel Penentuan rencana mitigasi risiko
Sasaran Kemungkinan Dampak Tingkat Rencana Mitigasi Penanggung
Risiko Warna
Strategis terjadi Risiko Risiko Risiko Jawab
Perspektif Pembelajaran
1. Meningkatkan SDM yang berkompeten Kecil Mayor Tinggi Memperkuat regulasi
Kompetensi pindah ke instansi lain terkait masa
Tenaga pengabdian setelah
Kesehatan selesai tugas
pendidikan dan
masa bertugas Dir. M & K
Direkrut oleh instansi lain Sangat Kecil Mayor Tinggi Membuat kerjasama
dengan Instansi
terkait perekrutan
SDM
2. Terwujudnya Anggaran meningkat untuk Besar Malapetaka Ekstrim Membuat
Sarana pemeliharaan dan perencanaan
Prasarana perizinan anggaran sebaik
sesuai mungkin sesuai
dengan Best dengan prioritas Dir. KAU
Practice Belum tersedianya SDM Kecil Mayor Tinggi Merekrut SDM yang
yang kompeten kompeten
Meningkatkan
kompetensi SDM
baik formal dan non
formal secara
berkesinambungan

77
Kemungkinan Dampak Tingkat Rencana Mitigasi Penanggung
Sasaran Strategis Risiko Warna
terjadi Risiko Risiko Risiko Jawab
3. Terwujudnya Kurang tersedianya Merekrut SDM yang
Besar Mayor
Sistem IT yang SDM yang kompeten Ekstrim kompeten Dir. KAU
lengkap Meningkatkan
terintegrasi internal kompetensi SDM
dan eksternal baik formal dan non
formal secara
berkesinambungan
Memerlukan anggaran Besar Mayor Ekstrim Membuat
yang besar perencanaan
anggaran sebaik
mungkin sesuai
dengan prioritas

Perspektif Proses Bisnis

4. Menyelenggarakan Kurikulum dan modul Besar Medium Tinggi Menyiapkan Dir PPI & PM
Penelitian dan belum terakreditasi kelengkapan diklat
Diklat INFEM pengampu, baik
(Infeksi Emerging) PPSDM maupun
Terakreditasi diklat rumah sakit
yang sudah
terakreditasi

78
Kemungkinan Dampak Tingkat Rencana Mitigasi Penanggung
Sasaran Strategis Risiko Warna
terjadi Risiko Risiko Risiko Jawab
Menyusun tim
dokumen mutu diklat
terakreditasi
Mengikutsertakan
SDM untuk pelatihan
dokumen mutu diklat
terakreditasi
Menyusun kurikulum
dan modul
terakreditasi
Mengusulkan
sebagai badan diklat
terakreditasi
Meningkatkan Dir PPI & PM
jumlah SDM untuk
Fasilitator TOT dan MOT mengikuti pelatihan
Besar Medium Tinggi
kurang TOT dan MOT baik
nasional maupun
internasional

79
Kemungkinan Dampak Tingkat Rencana Mitigasi Penanggung
Sasaran Strategis Risiko Warna
terjadi Risiko Risiko Risiko Jawab

Melengkapi sarpras
secara
berkesinambungan
Membuat
perencanaan
anggaran sebaik
mungkin
5. Meningkatkan Ketidaksiapan Sedang Medium Tinggi Meningkatkan Dir PPI & PM
Pelayanan SDM, sarpras, kompetensi SDM & Dir. M & K
Kesehatan anggaran, dalam baik formal dan non
Melalui pelayanan formal secara
Kemitraan berkesinambungan
dengan Melengkapi sarpras
Berbagai Pihak secara
berkesinambungan
Membuat
perencanaan
anggaran sebaik
mungkin

80
Kemungkinan Dampak Tingkat Rencana Mitigasi Penanggung
Sasaran Strategis Risiko Warna
terjadi Risiko Risiko Risiko Jawab

Perspektif Stakeholders

6. Terwujudnya Menurunnya kualitas Sedang Medium Tinggi Meningkatkan Dir KAU


Kepuasan pelayanan (sarpras kualitas pelayanan
Stakholders dan SDM) (sarpras dan SDM)
Internal dan Meningkatkan
Eksternal jejaring dengan
kemitraan
7. Terwujudnya Ketidakpuasan SDM Besar Mayor Ekstrim Mengefektifkan Dir. KAU
Tata Kelola dalam pembagian sistem pembagian
Keuangan RS Remunerasi remunerasi
Sedang Malapetaka Ekstrim Merespon komplain
Penyalahgunaan
karyawan terkait
kewenangan,
pembagian
jabatan
remunerasi
Monitoring dan
evaluasi terhadap
sisem pembagian
remunerasi

81
Kemungkinan Dampak Tingkat Rencana Mitigasi Penanggung
Sasaran Strategis Risiko Warna
terjadi Risiko Risiko Risiko Jawab

Memperkuat regulasi
mengenai aturan tata
kelola organisasi dan
keuangan
Meningkatkan
pengawasan dan audit
tata kelola organisasi
dan keuangan

Mengoptimalkan peran
dan fungsi SPI

Mengimplementasikan
nilai WBK dan WBBM

Melakukan fit and


proper test sebelum
memangku jabatan
Monitoring evaluasi
Tidak semua semua kebutuhan unit
Sedang Malapetaka Ekstrim
kebutuhan terpenuhi secara
berkesinambungan

82
BAB Ill
ARAH DAN PROGRAM STRATEGIS

3.1 Rumusan Pernyataan Visi, Misi, Dan Tata Nilai


a. Visi:
Menjadi Rumah Sakit Unggulan Penyakit Infeksi yang Terdepan Setingkat Asia Pasifik

b. Misi:
1. Mengelola penyakit infeksi secara profesional dan paripurna
2. Terselenggaranya pengkajian dan penelitian dalam bidang penyakit infeksi emerging,
reemerging dan tropical medicine
3. Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi emerging, reemerging
dan tropical medicine
4. Memperluas jejaring pelayanan pendidikan dan penelitian di bidang penyakit infeksi
melalui publikasi secara nasional dan internasional
5. Membangun budaya corporate untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan

c. Tata Nilai: RSPI-SS


1. Responsive
2. Satisfaction
3. Professionalism
4. Integrity
5. Safety
6. Success

3.2 Arah Dan Kebijakan Stakeholders Inti


Berbagai arah dan kebijakan dari para stakholder didapat dari diskusi tatap muka yang
diselenggarakan untuk menyusun RSB ini, dengan arahan dan kebijakan yang diharapkan
dapat diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan peran RSPISS terhadap pelayanan dan riset/diklat PTM yang terkait
infeksi.
b. Pengembangan kriteria karantina kesehatan : sarpras/pelayanan/riset/diklat

81
c. Pengembangan aplikasi untuk pemetaan risiko potensi penyakit menular dampak
bencana.
d. Penyusunan modul dan panduan respon cepat terhadap potensi penyakit menular
dampak bencana
e. Kerjasama dalam dan luar negeri di lingkup pelayanan, pengembangan SDM (program
doctoral), clinical research dan clinical trial (program pengembangan vaksin, HTA, dan
pengembangan antibiotika natural).
f. Mengembangkan revenue centre dari penelitian dan kajian termasuk HTA, rumah duka,
pemanfaatan lahan untuk area bisnis.
g. Pengembangan sumber daya untuk mendukung RSPISS sebagai CoE penyakit infeksi
h. Pengembangan Healing Garden sebagai bagian dari terapi bagi pasien sekaligus untuk
mensupport Green Hospital
i. Pengembangan surveilans dan riset translasional nasional
j. Sistem rekrutmen yang baik dan terarah, terutama rekrutmen klinisi untuk riset →
kepastian dengan Biro Hukum dan Menpan RB (catatan terkait hal ini belum ada, perlu
diusulkan)
k. Pengembangan laboratorium dan biorepository rujukan penyakit infeksi nasional dan
internasional (Patologi klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik dan laboratorium
biomolekuler –kerjasama dengan litbangkes, LIPI, NGO)
l. Pengembangan PPI (hand hygiene, air, sanitasi lingkungan, dll) → penyusunan pedoman
nasional.
m. RSPISS harus berperan aktif dalam media komunikasi SISRUTE, Sehat Pedia → dll
pengembangan di RSPISS (website, e-SURETRIPS, e-SIRATERAPISS, e-SIMKIN, e-
SIMPANGAN)
n. Perlu mengembangkan CoE Pusat Informasi Nasional Penyakit Infeksi → media website,
leaflet, digital dan cetak.

Masukan point a-n kedalam tabel berikut ini (Sesuai notulen rapat dengan stakeholders):
Stakeholders Harapan Kekuatiran
Sekretaris Jenderal 1. RSPI memiliki Tools respon Kurang dana, sarana dan
cepat untuk penanganan prasarana
kasus2 penyakit menular
2. sdh dapat memetakan kasus2
penangan penyakit menular

82
3. Misi 2015 – 2019 , harus
menjadi pusat infeksi tdk
hanya nasional tetapi
internasinal.
4. RSPI harus lebih
komprehensip dan strategis
lagi dalam menjalankan fungsi
RS menjadi clinical researt
5. sebagai clinical researt .
Kedepannya RSPI bisa
kerjasama dengan Universitas
internasional
Ditjen Pelayanan 1. RSPI karena BLU harus 1. Bagaimana keseriusan
Kesehatan melakukan ke BLU annya, RSPI dalam melakukan
2. RSPI harus dicarikan bentuk research karena data di
lain dari RS2 lain ( unggulan Yankes sedikit sekali
yang bisa menjadi cirri khas kontribusi RSPI
RSPI dan hanya ada I RSPI ) membuat tulisan tentang
3. Researc di RSPI harus infeksi.
menjadi REvenew center 2. Di yankes tidak ada
4. Para Dewas harus tupoksi sebagai pusat
mengevaluasi 10 penyakit kajian tetapi adanya di
terbesar di RSPI apakah Litbang
memang harus RS infeksi 3. Lebih baik melakukan
hal yang realistis tetapi
tercapai daripada hal
yang kurang realistis
tetapi tidak tercapai
4. Laporan SITT SIM RS
untuk kasus infeksi
sangan rendah
Direktur Rumah Sakit 1. Pengkajian dan pelayanan di RS
Rujukan sebaiknya 1 owner dengan
universitas atau dengan
pengkajian.
2. RSPI harus membangun atau
memperkuat risert nya.

83
3. RSPI renstranya harus tertata
dan preventable, dan
kedepannya harus melakukan
risert dan sdh aware terhadap
penyakit infeksi.
4. Dengan adanya metode
preventif nilai ekonomi lebih
tinggi.
5. Visi harus dibicarakan dengan
Dewas, Direksi dan SMF karena
SMF menjadi role terdepan.
6. Prioritas Nasional yang harus
dikerjakan terlebih dahulu oleh
RSPI . ex TB
7. Melakukan Teamwork yang
bagus sehingga Visi Misi mudah
di capai.
8. Finansial harus dibantu oleh
Kemenkes, tetapi harus di buat
perencanaan yang baik. Ex :
harus dibuat atau disediakan
ruangan yang memadai.
9. RSPI membutuhkan burgening
atau bergabung dengan unit
terkait.
10.Membuat indicator yang bisa
mendongkrak RSPI
11.RSB RSPI harus kea rah
adanya research, dimana
pendukung utama laboratorium
dan harusdi buat bagus.
12.Hasil Research RSPI harus bisa
di pakai oleh RS2 lain dan
ditonjolkan .
13. PPI di RSPI harus dibesarkan
dan dikembangkan , Sanitasi.
Pedoman hasil dari RSPI bisa

84
dinasionalkan.
14.Disusun dulu dan harus ada alur
yang jelas.
Direktorat Pelayanan 1. Jika RSPI punya pelayanan
Kesehatan Tradisional umum bisa membuka
Akupunktur dan bisa kerjasama
dengan KesTrad
2. Yankes banyak antibiotic
natural, disisi penelitian bisa
kerjasama
LITBANGKES 1. RSB RSPI kedepan bisa inline
dengan pengambangan vaksin
di TB dan lebih focus ke clinical
tryel dengan Litbang.
2. Dipilih cilinical T untuk menjadi
revenew center
Narasumber Ahli 1. Secara nasional RSPI menjadi 1. Tetapi setelah menjadi
rujukan penyakit infeksi sesuai BLU mulai bergeser,
dengan Peraturan struktur bergeser dari cita2 para
organisasi. pendiri RSPI.
2. Untuk menyusun RSB kedepan Seandainya menjadi
hrs tetap dengan kekhususan RSU pun tdk akan msk
penyakit infeksinya (idealism hitungan. Tetapi klo tetap
pengkajian ) menjadi pusat
3. RSPI harus siap menjadi pengkajian dng
sumber informasi terkait semua mempunyai ciri khusus
penyakit infeksi akan lebih eksis.
4. RSPI khusus unggulan penyakit 2. RSPI kurang focus
infeksi, harus punya peran di menangani penyakit2
nasional. infeksi kecuali untuk HIV
5. Terkait Undang Undang wabah dan flu bu rung.
RSPI harus mengcover 3. Karena adanya JKN
6. RSPI mempunyai cita 2 menjadi maka RSPI kurang
RS PI dan Insititut Penyakit beruntung
Infeksi
7. Harus ada program atau
unggulan yang bisa dimasukkan

85
ke JKN
Tokoh Masyarakat 8. RSPISS akan menjadi RS 1. Hanya saja penampakan
terdepan saat stadion BMW depan masih terlihat UKM
sudah beroperasi. berantakan.
2. Sistem koordinasi
ambulance agak susah.
LSM 1. Peningkatan Edukasi untuk
menilai kegawatdaruratan pasien
2. Membuat MoU dengan rumah
singgah PETA yang dekat RSPI
SS untuk mengontrol pasien TB
RO yang membutuhkan
penanganan cepat.
3. diberikan akses pengobatan ARV
3 bulan sekali? Seperti waktu
2008-2012 bisa mengakses obat
3 bulan sekali.
4. RSPI SS membuat MOU
pendampingan ODHA dari angsa
merah
5. RSPISS menjadi bagian dari
program hepatitis C
6. Pasien baru meminta agar selalu
disemangati dalam pengobatan.
7. Pasien yang didampingi LSM
mohon untuk diinformasikan
kepada KOTEX. Agar kotex
dilibatkan dari awal karena sudah
ada MOU dengan RSPISS dan
untuk mempermudah
pendampingan
8. Alur & SOP pasien HIV yang
didampingi LSM diperbaiki, Pada
kondisi urgent di luar jam kerja.
9. Minta kerjasama terkait dokter
spesialisasi untuk pasien HIV
dengan infeksi sekunder.

86
Mitra Kerja 1. Ada beberapa ruangan yang 1. Dari segi rujukan cukup
belum ada ruang diskusi jauh jalurnya bila ingin
mahasiswa yang terintegrasi merujuk karena tipe A.
dengan bangsal.
2. Di luar perlu ditambah kursi
tunggu untuk pasien menunggu
kendaraan yang menjemput.
3. Diharapkan bisa bekerjasama
dengan RSPISS terkait
pelayanan laboratorium selama
ini dengan swasta. Untuk
kegiatan screening pasien yang
rawan HIV/AIDS.
4. Untuk kasus emergency
inginnya dirujuk ke RSPISS,
permasalahannya susah.
Seminggu lalu sudah MOU
dengan RSPISS. Apabila untuk
kasus Infeksi tidak ada
masalah. Namun, apakah bisa
untuk kasus umum seperti
bedah, jantung. Apakah
RSPISS bisa melayani kasus
umum? Karena Koja sepertinya
sudah terlalu antri (overload).
Akan lebih mudah bila
berkembang ke umum.
5. Agar dapat mengembangkan
pelayanan selain infeksi
6. Mengharapkan adanya sistem
perseptor mentor, diharapkan
ada CI (kualifikasi ners/S2)
untuk memantau mahasiswa
yang praktek.
7. Minta tambahan materi untuk
mahasiswa tentang ilmu
farmasi klinis dan visit

87
lapangan ke pasien/ poli/ cssd/
amdal/ manajerial obat. Ingin
mahasiswa diberi
pendampingan langsung dan
orientasi lapangan ditambah.

3.3 RANCANGAN PETA STRATEGI BALANCED SCORECARD (BSC)

7. Terwujudnya kepuasan
8. Terwujudnya n tata
Stakholders Internal dan
kelola keuangan RS
Eksternal

6. Meningkatkan
4. menyelenggrakan 5. Memperkuat Jejaring
Pelayanan Kesehatan
Penelitian dan Diklat Penelitian dan Diklat
Melalui Kemitraan dengan
INFEM Terakreditasi Nasional / Internasional
Berbagai Pihak

3. Terwujudnya Sistem
1. Meningkatkan 2. Mewujudkan IT yang lengkap dan
Kompetensi Tenaga Sarpras Sesuai dengan terintegrasi internal
Kesehatan Best Practice dan eksternal IT
Terintegrasi

88
3.4 INDIKATOR KINERJA UTAMA
a. Matriks IKU

Target
SASARAN
PERSPEKTIF KPI BOBOT PIC
STRATEGIS
2020 2021 2022 2023 2024

LEARNING & Meningkatkan 1. Peningkatan 8% Dir M & K 2 4 6 8 10


GROWTH Kompetensi Jumlah SDM
Tenaga Kesehatan dengan
kompetensi
subspesialisa
si infeksi dan
Pendukung
infeksi
Terwujudnya 2. % Tingkat 6% Dir KAU 60% 60% 70% 75% 80%
Sarpras Sesuai Kehandalan
dengan Best fungsi
Practice Sarpras
Terwujudnya 3. Level IT 6% Dir KAU Integrated Integrated Integrated Advanced Advanced
sistem IT yang Terintegrasi Enterprise Enterprise Enterprise
lengkap dan
terintegrasi internal
dan eksternal

91
INTERNAL Menyelenggarakan 4. Terwujudnya 6% Dir PPI & 12 18 20 24 30
BUSSINES Penelitian & Diklat kajian/peneliti PM
PROCES INFEM ( Infeksi an penyakit
Emerging) infeksi,
Terakreditasi termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah yang
menggunaka
n data dan
atau BBT
(Bahan
Biologik
Tersimpan)
5. Terwujudnya 6% Dir PPI & 2 3 4 5 6
kurikulum PM
pelatihan
terakreditasi
terkait
penyakit
infeksi,
termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah

92
Target
SASARAN
PERSPEKTIF KPI BOBOT PIC
STRATEGIS 2020 2021 2022 2023 2024

INTERNAL Memperkuat Jejaring 6. Terwujudnya MOU 6% Dir PPI & 2 4 6 8 10


BUSSINES Penelitian dan Diklat Penelitian klinis/ PM
PROCES Nasional/Internasional penelitian yang
menggunakan data
dan atau BBT
terkait penyakit
infeksi, termasuk
penyakit infeksi
potensi wabah
dengan institusi
nasional/
internasional
7. Publikasi hasil 6% Dir PPI & 20 20 20 24 24
penelitian / kajian PM
secara nasional
dan internasional

93
8. Terwujudnya 6% Dir PPI & 5 8 11 14 17
institusi nasional/ PM
internasional yang
mengikuti
pendidikan dan
pelatihan penyakit
penyakit infeksi,
termasuk penyakit
infeksi potensi
wabah
Meningkatkan 9. Terwujudnya 8% Dir M & K 2 3 4 5 6
Pelayanan Kesehatan Layanan Unggulan
Melalui Kemitraan Baru Penyakit
dengan Berbagai Infeksi
pihak 10. Memiliki jejaring 6% Dir M & K 1 2 3 4 5
kemitraan
pelayanan INFEM
(RS Pemerintah
maupun swasta )
11. Penggunaan Modul 6% Dir PPI & 80% 85% 90% 95% 100%
tambahan penyakit PM
infeksi, termasuk
penyakit infeksi
potensi wabah

94
terintegrasi
pelayanan,
pendidikan dan
penelitian

Target
SASARAN
PERSPEKTIF KPI BOBOT PIC
STRATEGIS
2020 2021 2022 2023 2024

STAKEHOLDER Terwujudnya 12. Tingkat 6% Dir KAU 75% 80 85 90 95


Kepuasan Kepuasan
Stakeholder Pelanggan
Internal dan 13. Tingkat 6% Dir KAU 80% 82% 84% 86% 88%
Eksternal Kepuasan Staf
FINANCIAL Terwujudnya 14. Peningkatan 6% Dir KAU 10% 10% 10% 10% 10%
Tata kelola Pendapatan
keuangan RS Rumah Sakit
15. POBO 6% Dir KAU 45% 45% 45% 45% 45%

16. WTP 6% Dir KAU WTP WTP WTP WTP WTP

95
b. Kamus IKU
IKU -1 Peningkatan Jumlah SDM dengan kompetensi subspesialisasi infeksi dan
Pendukung infeksi
Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Meningkatkan Kompetensi Tenaga Kesehatan
IKU Peningkatan Jumlah SDM dengan kompetensi
subspesialisasi infeksi dan pendukung infeksi
Definisi SDM adalah Tenaga Kesehatan yang aktif bekerja di RSPI
Prof. Dr. Sulianti Saroso dan telah terdaftar dalam rencana
strategi diklat. Program pendidikan Sub Spesialis infeksi
atau S3 dan Spesialisasi Perawat adalah sesuai dengan
rencana Pengembangan layanan subspesialis dari masing
masing Kelompok Staf Medik (KSM) dan Bidang
Keperawatan
Formula Jumlah SDM yang selesai menjalani pendidikan Sub
Spesialis infeksi, S3 atau Spesialisasi Perawat sesuai
rencana strategi diklat SDM yang sudah ditetapkan per
tahun, akumulasi sejak tahun pertama pelaksanaan RSB
Bobot IKU 8%
PIC Direktur Medik & Keperawatan
Sumber data Catatan data Diklat
Periode pelaporan Tahunan
Target 2020 2021 2022 2023 2024
2 4 6 8 10

IKU-2 % Tingkat Kehandalan Fungsi Sarana Prasarana


Perspektif Learning and Growth

Sasaran Strategis Terwujudnya Sistem Manajemen Fasilitas dan Keselamatan serta SarFas
sesuai dengan best practice
IKU Persentase Tingkat Kehandalan Fungsi Sarana Prasarana

94
Definisi Operasional Tingkat kehandalan sarana dan fasilitas diukur dari 3 aspek yaitu :
Ketersediaan, kinerja, dan berkualitas.
Ketersediaan (Availability) : Ke, adalah perbandingan jumlah hari alat
beroperasi dibagi jumlah hari alat tsb direncanakan beroperasi.
Kinerja (performance) : Ki, adalah kemampuan alat yang ada dibagi
kemampuan ideal alat.
Kualitas (quality) : ku, adalah keluaran yang baik yang dihasilkan oleh
suatu alat dibagi dengan total keluaran dari alat tersebut.
Peralatan yang dilakukan penilaian yaitu : Power Supply, Air, Gas Medis,
Lift, Laundry
Formula OEE (Overal Equipment Effectiviness) = Ka x Ki x Ku

Bobot IKU 6%

Sumber Data Laporan Pengujian Hasil Pemeliharaan, Catatan Data

Periode Pelaporan Bulanan

Target 2020 2021 2022 2023 2024


60% 60% 70% 75% 80%

IKU -3 Terwujudnya sistem manajemen IT sesuai best practice

Persfektif Learning and growth

Sasaran Strategis Terwujudnya sistem manajemen IT sesuai best practice

IKU Level IT terintegrasi


Definisi operasional Level IT yang terintegrasi adalah penerapan IT di RS sesuai
tingkatan atau klasifikasi kemapanan sistem informasi terintegrasi
yang dijelaskan sebagai berikut :
 Standard/Integrated Enterprises
Infrastruktur dan platform lebih mendukung operasional rumah
sakit missal asset/BMN, e-clinical HR, e-Planning, e-
Procurement.
 Advanced/Extended Enterprises
Infrastruktur dan platform mengacu pada kemampuan
otomatisasi manajemen, peningkatan keamanan dan kebijakan
yang memungkinkan self provisioning sebagai suatu system
dashboard
Bobot KPI 6%

PIC Direktur Keuangan & Administrasi Umum

Sumber Data Laporan Progress Pengembangan SIMRS

95
2020 2021 2022 2023 2024
Target Integrated Integrated Integrated Advanced Advanced
Enterprise Enterprise Enterprise

IKU – 4 Terwujudnya Kajian/Penelitian Penyakit Infeksi Termasuk Penyakit Infeksi Potensi


Wabah yang menggunakan data dan atau BBT (Bahan Biologik Tersimpan)
Perspektif Internal Business Process
Sasaran Strategis Menyelenggarakan penelitian dan Diklat terakreditasi
penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi wabah
Judul KPI Terwujudnya kajian/penelitian penyakit infeksi, termasuk
penyakit infeksi potensi wabah yang menggunakan data
dan atau BBT (Bahan Biologik Tersimpan)
Dimensi Mutu Hasil kajian/ penelitian dapat diaplikasikan dalam bentuk
basic research atau translational research
Tujuan Mendapatkan hasil kajian/ penelitian dalam bentuk basic
research dan translational research
Definisi operasional Jumlah kajian/ penelitian yang menggunakan data dan
atau BBT yang diambil dari pasien klinis dan atau subjek
penelitian yang diperlakukan sebagai BBT dan atau data
kajian terkait kesehatan, dan ditujukan untuk mendapatkan
hasil kajian/ penelitian dalam bentuk basic research &
translational reseach
Frekuensi Pengumpulan Data Sesuai dengan kajian/ penelitian yang dilaksanakan
Periode Analisa Sesuai dengan kajian/penelitian yang dilaksanakan
Numerator Jumlah kajian/ penelitian yang memanfaatkan data dan
atau BBT
Denominator 1 tahun
Formula Jumlah kajian/ penelitian yang memanfaatkan data dan
atau BBT dalam 1 tahun
Bobot KPI 6%
Sumber Data Laporan hasil kajian/ penelitian
Standar / Target 2020 2021 2022 2023 2024
12 18 20 24 30
PIC Dir. PPI&PM

96
IKU-5 Terwujudnya Kurikulum pelatihan terakreditasi terkait penyakit infeksi, termasuk
penyakit infeksi potensi wabah
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Menyelenggarakan penelitian dan Diklat terakreditasi
penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi
wabah
Judul KPI Terwujudnya kurikulum pelatihan terakreditasi terkait
penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi
wabah
Dimensi Mutu Keamanan dan Keselamatan Pasien
Tujuan Tersedianya kurikulum Pelatihan terakreditasi terkait
khusus penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah
Definisi operasional a. Kurikulum pelatihan adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai bahan dan isi
pembelajaran serta metode yang digunakan
sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan
belajar mengajar
b. Akreditasi pelatihan adalah suatu pengakuan
yang diberikan oleh pemerintah atau badan
akreditasi yang berwenang kepada suatu
pelatihan yang telah memenuhi standar yang
ditetapkan sehingga diberikan ijin untuk
penyelenggaraannya
c. Kurikulum pelatihan dibidang Penyakit Infeksi
Termasuk Penyakit Infeksi Potensi Wabah atau
bidang lainnya, yang dapat diimplementasikan
dalam pemberian pelayanan
Frekuensi Pengumpulan Data Tahunan
Periode Analisa
Numerator Jumlah kurikulum pelatihan yang terakreditasi di
bidang penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah
Denominator 1 Tahun
Formula Jumlah kurikulum pelatihan yang terakreditasi di
bidang penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah atau bidang lainya dalam 1 tahun
Bobot KPI 6%
Sumber Data Instalasi Diklat, adiminstrasi dan pelayanan
Standar / Target
2020 2021 2022 2023 2024
2 3 4 5 6

PIC Dir PPI&PM

97
IKU – 6 Terwujudnya MOU Penelitian klinis/ penelitian yang menggunakan data dan atau
BBT terkait penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi wabah dengan institusi
nasional/ internasional
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Memperkuat jejaring penelitian dan Diklat (Nasional/
Internasional)
Judul KPI Terwujudnya MOU Penelitian klinis/ penelitian yang
menggunakan data dan atau BBT terkait penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dengan institusi
nasional/ internasional
Dimensi Mutu Akses, kesinambungan, dan jejaring penelitian klinis/
penelitian yang menggunakan data dan atau BBT terkait
penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi wabah
Tujuan Tersedianya MOU penelitian klinis/ penelitian yang
menggunakan data dan atau BBT terkait penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dengan Institusi
nasional/ internasional
Definisi operasional MOU penelitian klinis/ penelitian yang menggunakan data
dan atau BBT terkait penyakit infeksi, termasuk penyakit
infeksi potensi wabah merupakan dokumen legal yang
memuat perjanjian pendahuluan antara kedua belah pihak
baik institusi nasional maupun internasional dan merupakan
dasar dalam menyusun kontrak di masa datang dibidang
penelitian klinis/ penelitian yang menggunakan data dan
atau BBT terkait penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah serta masih berlaku pada tahun berjalan
Frekuensi Pengumpulan Tahunan
Data Periode Analisa
Numerator Jumlah MOU penelitian klinis/ penelitian yang
menggunakan data dan atau BBT terkait penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dengan Institusi
nasional/ internasional yang masih berlaku pada tahun
berjalan
Denominator 1 Tahun
Formula Jumlah MOU penelitian klinis/ penelitian yang
menggunakan data dan atau BBT terkait penyakit infeksi,

98
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dengan Institusi
nasional/ internasional yang masih berlaku pada tahun
berjalan dalam 1 tahun
Bobot KPI 6%
Sumber Data Seluruh unit pelayanan, administrasi dan manajemen
Standar / Target 2020 2021 2022 2023 2024
2 4 6 8 10

PIC Direktorat Pengkajian PI&PM, Subbag Hukum & Kemitraan

IKU – 7 Publikasi hasil penelitian / kajian secara nasional dan internasional


Perspektif Proses Bisnis Internal
Sasaran Strategis Memperkuat jejaring penelitian dan Diklat (Nasional/
Internasional)
Judul KPI Publikasi hasil kajian/penelitian (nasional/
internasional)
Dimensi Mutu Penguatan RS untuk kajian dan uji klinik
Tujuan Penelitian yang dipublikasikan nasional dan
internasional
Definisi operasional Jumlah hasil karya ilmiah berupa artikel ilmiah,
presentasi oral dan poster yang dipublikasikan
nasional dan atau internasional (status accepted atau
diterima)
Frekuensi Pengumpulan Data Tahunan
Periode Analisa 6 bulanan
Numerator Jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan baik
nasional dan internasional
Denominator 1 tahun
Formula Jumlah hasil karya ilmiah yang dipublikasikan nasional
dalam 1 tahun ditambah jumlah hasil karya ilmiah yang
dipublikasikan internasional dalam 1 tahun
Bobot KPI 6%
Sumber Data Direktorat PPIPM
Target 2020 2021 2022 2023 2024
20 20 20 24 24
PIC Dir. PPI&PM

99
IKU – 8 Terwujudnya Institusi nasional/ internasional yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi wabah
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Memperkuat jejaring penelitian dan Diklat (Nasional/
Internasional)
Judul KPI Terwujudnya institusi nasional/ internasional yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah
Dimensi Mutu Keamanan dan Keselamatan Pasien
Tujuan Terwujudnya kerjasama institusi nasional/
internasional yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah
Definisi operasional Tercapainya kerjasama dengan institusi nasional/
internasional yang mengikuti pendidikan dan
pelatihan penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah
Frekuensi Pengumpulan Data Tahunan
Periode Analisa
Numerator Jumlah institusi nasional/ internasional yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah
Denominator 1 Tahun
Formula Jumlah institusi nasional/ internasional yang
mengikuti pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dalam 1
tahun
Bobot KPI 6%
Sumber Data Instalasi Diklat, Tim Kordik, Tim KLN, Administrasi
dan Pelayanan
Standar / Target 2020 2021 2022 2023 2024
5 8 11 14 17
PIC Instalasi Diklat, Tim KLN dan Tim Kordik

100
IKU -9 Terwujudnya Layanan Unggulan Baru Penyakit Infeksi
Perspektif Proses Bisnis Internal

Sasaran Strategis Meningkatkan Pelayanan kesehatan Melalui Kemitraan


dengan Berbagai Pihak

IKU Terwujudnya Layanan Unggulan Baru Penyakit Infeksi

Definisi Layanan Unggulan Baru Penyakit Infeksi adalah suatu


kegiatan pemberian pelayanan penyakit infeksi yang
sesuai dengan standar pelayanan terkini
Yang menjadi unggulan baru penyakit Infeksi antara lain
tapi tidak terbatas pada:
1. Pelayanan INFEM
2. Pelayanan Infeksi pada geriatri
3. Pelayanan Kesehatan Perjalanan (Travel Health)

Formula Jumlah Realisasi pelayanan unggulan baru penyakit


infeksi, akumulasi sejak tahun pertama pelaksanaan
RSB
Bobot IKU 8%

PIC Direktur Medik & Keperawatan

Sumber data SMF

Periode pelaporan 1 Tahun

Target 2020 2021 2022 2023 2024

2 3 4 5 6

IKU – 10 Memiliki Jejaring Kemitraan Pelayanan INFEM (RS Pemerintah maupun swasta)
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Meningkatkan Pelayanan kesehatan Melalui
Kemitraan dengan Berbagai Pihak
IKU Memiliki jejaring kemitraan pelayanan INFEM (RS
Pemerintah maupun Swasta)

101
Definisi Memiliki jejaring kemitraan dalam rangka
pelayanan Infeksi Emerging (INFEM) di RSPI
Prof. Dr. Sulianti Saroso dengan RS Pemerintah
maupun RS Swasta. RSPI memberikan
pembinaan kepada rumah sakit Pemerintah
maupun RS Swasta dalam hal: promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif khususnya mengenai
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) serta
penanganan pasien isolasi INFEM
Formula Jumlah RS Pemerintah maupun Swasta yang
menjadi jejaring kemitraan Pelayanan Infeksi
Emerging (INFEM), akumulasi sejak tahun
pertama pelaksanaan RSB
Bobot IKU 6%
PIC Direktur Medik & Keperawatan
Sumber data Dinkes DKI Jakarta
Periode pelaporan 1 tahun
Target 2020 2021 2022 2023 2024
1 2 3 4 5

IKU – 11 Penggunaan Modul tambahan penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi
wabah terintegrasi pelayanan, pendidikan dan penelitian
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui kemitraan dengan
berbagai pihak
Judul KPI Penggunaan Modul tambahan penyakit infeksi, termasuk penyakit
infeksi potensi wabah terintegrasi pelayanan, pendidikan dan
penelitian
Dimensi Mutu Keamanan dan Keselamatan Pasien
Tujuan Tercapainya penggunaan modul tambahan penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah sesuai dengan indikator
mutu RS yang terintegrasi pelayanan, pendidikan dan penelitian

102
Perspektif Stakeholder
Definisi operasional a. Modul yaitu suatu paket belajar yang berisi satu unit materi
belajar, yang dapat dibaca atau dipelajari seseorang secara
mandiri.
b. Modul tambahan penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi
potensi wabah disusun berdasarkan indikator mutu RS yang
terintegrasi dengan pelayanan, pendidikan dan penelitian
c. Penerapan dari penggunaan modul tambahan penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dalam bentuk metode
pembelajaran seperti bedsite teaching, video, dan lainnya pada
peserta didik
d. Tercapainya penggunaan modul tambahan penyakit infeksi,
termasuk penyakit infeksi potensi wabah dengan kelulusan
peserta didik dalam menangani kasus Penyakit Infeksi
Termasuk Penyakit Infeksi Potensi Wabah dengan hasil baik
Frekuensi Pengumpulan Tahunan
Data Periode Analisa
Numerator Jumlah peserta didik yang lulus hasil baik dalam menangani
kasus penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi wabah
sesuai penggunaan modul tambahan Penyakit Infeksi Termasuk
Penyakit Infeksi Potensi Wabah terintegrasi dengan pelayanan,
pendidikan dan penelitian
Denominator Jumlah semua peserta didik yang ikut dalam kegiatan belajar
dengan penggunaan modul tambahan penyakit infeksi, termasuk
penyakit infeksi potensi wabah terintegrasi dengan pelayanan,
pendidikan dan penelitian
Formula (Jumlah peserta didik yang lulus hasil baik dalam menangani
kasus penyakit infeksi, termasuk penyakit infeksi potensi wabah
dibagi dengan jumlah semua peserta didik yang ikut dalam proses
pembelajaran) X 100%
Bobot KPI 6%
Sumber Data Tim Kordik, instalasi Penelitian dan KSM (Kelompok Staf Medis)
Standar / Target 2020 2021 2022 2023 2024
80% 85% 90% 95% 100%
PIC Dit PPI &PM

103
IKU – 12 Tingkat Kepuasan Pelanggan
Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
IKU Tingkat Kepuasan Pelanggan
Definisi operasional Kepuasan Stakeholder adalah pernyataan tentang persepsi
stakeholder terhadap jasa pelayanan kesehatan yang diberikan
oleh RS. Kepuasan stakeholder dapat dicapai apabila pelayanan
yang diberikan sesuai atau melampaui harapan pelanggan. Hal ini
dapat diketahui dengan melakukan survey kepuasan stakeholder
untuk mengetahui tingkat kepuasan stakeholder berdasarkan
penilaian SERVQUAL yang meliputi Realibility,
Assurance,Tangible, Emphaty, Responsiveness (RATER).
Stakeholder yang dimaksud adalah pasien. Survey dilakukan 1
tahun sekali.
Formula Jumlah kumulatif penilaian kepuasan pelanggan yang disurvey
 x 100%
Jumlah seluruh pasien yang di survey

Bobot IKU 6%
PIC Direktur Utama
Sumber Data Hasil survey kepuasan pelanggan

Target 2020 2021 2022 2023 2024


65% 70% 75% 80% 85%

IKU – 13 Tingkat Kepuasan Staf


Perspektif Stakeholder
Sasaran Strategis Terwujudnya Kepuasan Stakeholder Internal dan Eksternal
IKU Tingkat Kepuasan Staff
Definisi operasional Kepuasan staf adalah pernyataan tentang persepsi staff terhadap
jasa pelayanan yang diberikan oleh unit kerja lain. Kepuasan staff
dapat dicapai apabila pelayanan yang diberikan sesuai atau
melampaui harapan staff. Hal ini dapat diketahui dengan
melakukan survey kepuasan staff.
Formula Jumlah kumulatif penilaian kepuasan staff yang
disurvey
X 100
Jumlah seluruh staff

104
Bobot IKU 6%

PIC Direktur Keuangan & Admiinistrasi Umum

Sumber Data Hasil survey kepuasan staff

Periode Pelaporan Tahunan

Target 2020 2021 2022 2023 2024

65 % 70% 75% 80% 85%

IKU-14 Peningkatan Pendapatan Rumah Sakit


Perspektif Finansial
Sasaran Strategis Terwujudnya peningkatan pendapatan
IKU Tingkat Peningkatan Pendapatan
Definisi operasional Tingkat peningkatan pendapatan adalah selisih antara pendapatan RS
periode berjalan dikurangi pendapatan RS periode sebelumnya dibagi
pendapatan RS periode sebelumnya sebagai periode dasar
Formula Pendapatn periode berjalan – pendapatan periode sebelumnya
Pendapatan periode sebelumnya X 100%
Bobot IKU 6%
PIC Direktur Keuangan & Admiinistrasi Umum

Sumber Data Laporan Operasional


Periode Pelaporan Bulanan
Target 2020 2021 2022 2023 2024

10% 10% 10% 10% 10%

IKU – 15 POBO
Perspektif Financial

Sasaran Strategis Terwujudnya Tata Kelola Keuangan RS


IKU POBO
Definisi Pendapatan PNBP merupakan seluruh pendapatan yang diperoleh
operasional sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada
masyarakat termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil
kerjasama dengan pihak lain, sewa, jasa lembaga keuangan, dan
lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan secara langsung
dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari
APBN ( rupiah Murni)

105
Biaya Operasional meruakan seluruh biaya yang dibutuhkan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat, berupa Beban Umum
dan Administrasi, dan Beban Layanan, dan sumber dananya berasal
dari penerimaan anggarn APBN dan Pendapatan PNBP Satker BLU.
Tidak termasuk biaya penyusutan dan amortisasi.
Formula Pendapatan PNBP/Biaya Operasional x 100%

Bobot KPI 6%

PIC Direktur Keuangan

Sumber Data Laporan Keuangan Akrual BLU setelah diverifikasi oleh SPI dan
disahkan Pemimpin BLU
Periode Pelaporan Bulanan

Target 2020 2021 2022 2023 2024

45 % 45 % 45% 45% 45%

IKU – 16 WTP
Perspektif Learning and Growth

Sasaran Strategis Terwujudnya Tata Kelola Keuangan RS

IKU WTP

Definisi Operasional Opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan
dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji
material
Formula Hasil Laporan Audited dari Kantor Akuntan Publik (KAP)
Bobot IKU 6%

Sumber Data Hasil KAP

Periode Pelaporan Tahunan

Target 2020 2021 2022 2023 2024

60% 60% 70% 75% 80%

106
3.5 Roadmap 5 Tahun Kedepan

Nama Satker : RSPI Prof dr Sulianti Saroso


Visi : Menjadi Rumah Sakit Unggulan Penyakit Infeksi yang Terdepan Setingkat Asia Pasifik
Misi : 1. Mengelola penyakit infeksi secara profesional dan paripurna
2. Terselenggaranya pengkajian dan penelitian dalam bidang penyakit infeksi emerging, reemerging
dan tropical medicine
3. Terselenggaranya pendidikan dan pelatihan penyakit infeksi emerging, reemerging dan tropical
medicine
4. Memperluas jejaring pelayanan pendidikan dan penelitian di bidang penyakit infeksi melalui
publikasi secara nasional dan internasional
5. Membangun budaya corporate untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan
Layanan Unggulan : 1. Terwujudnya Kajian/Penelitian (Kaji-Lit) Penyakit Infeksi Termasuk Penyakit Infeksi Potensi Wabah
yang menggunakan data dan atau BBT (Bahan Biologik Tersimpan)
2. Terwujudnya Pengembangan Laboratorium Penelitian dan Bank BBT (Bio-repository)
3. Terwujudnya Peningkatan Kapasitas SDM Kaji-Lit sesuai standar ilmiah dan etika penelitian
kesehatan
4. Terwujudnya Jejaring Penelitian Klinis (network) baik dengan institusi riset Dalam Negeri maupun
institusi riset Luar Negeri

0
ROADMAP
NO URAIAN
2020 2021 2022 2023 2024
1 Prioritas layanan yang akan
ditingkatkan/ dikembangkan
Program 1 : OPERASIONAL RISET MULTICENTER
a. Pelaksanaan Kaji-Lit 1. Tata Laksana : Difteri pada Pasien Dewasa; Psikoterapi Rekomendasi Nasional
berupa basic research dan pada Pasien TB-RO; Pasien under investigated Mers Co- NSPK
atau operasional riset V.
untuk perbaikan mutu 2. Tata Laksana: GHPR di IGD; Kasus Dengue dengan
pelayanan di RSPI SS Penyulit.
(translational research). 3. Deteksi Cepat TB pada ODHA; Pelayanan HIV
b. Pelaksanaan Kaji-Lit untuk Terintegrasi pada Ibu Hamil.
rekomendasi NSPK
Nasional dalam Tata
Laksana Penyakit Infeksi.

Luaran Prioritas : DATA DASAR & PRE-UJI KLINIS OPERASIONAL


1. PINERE: Difteri,TB-RO, Tata Laksana Klinis dan Rehab Medis pada Kasus RISET
Mers Co-V Osteomyelitis
2. KLB: GHPR, Dengue
3. TB-HIV
4. Rehab Medis Infeksi
1
5. Orthopedi Infeksi
Program 2 : AKREDITASI ISO / SERTIFIKASI WHO RE-AKREDITASI / RE-
a. Pengendalian mutu 1. Pemeriksaan Viral Load; SERTIFIKASI
laboratorium sesuai 2. Pemeriksaan molekular HIV/TB;
perkembangan iptek dan 3. Panel WHO untuk pemeriksaan Difteri dan kasus
prinsip biosafety - potensi wabah.
biosecurity lab.
b. Penguatan sumber daya
Bank BBT

Luaran Prioritas : BIOREPOSITORY IMPLEMENTASI 100%


1. Akreditasi ISO Software LIMS terintegrasi layanan
2. Sertifikasi SDM Lab.
3. Penguatan kapasitas
sarana prasarana Bank
BBT
Program 3 : SERTIFIKASI RE-AKREDITASI /
1. Pengendalian mutu NASIONAL / INTERNASIONAL RE-SERTIFIKASI
pelaksanaan kaji-lit 1. 100 % Tim KEPK
meliputi riset dasar / uji 2. 100% Staf Fungsional Medis
klinis / HTA sesuai 3. 100% Staf Tenaga Kesehatan Lainnya
standar ilmiah dan etik
penelitian kesehatan.
2. Penguatan sumber daya
2
penunjang pelaksanaan
kaji-lit sesuai
perkembangan iptek.

Luaran Prioritas : IT PENUNJANG IMPLEMENTASI 100%


1. Sertifikasi Penyusunan 1. 100% e-SIRATERAPISS internal terintegrasi SIM RS.
Protokol Ilmiah; 2. 50% pengembangan e-SIRATERAPIS eksternal
2. Sertifikasi Metode Ilmiah 3. 80% e-SURETRIPSS terintegrasi SIM RS
dan Analisis Data;
3. Sertifikasi Penulisan Artikel
Ilmiah;
4. Sertifikasi CUKB / GCP
ICH-E5 / -E6/ -E17;
5. Penguatan aplikasi
elektronik e-
SIRATERAPISS & e-
SURETRIPSS.
Program 4 : DALAM NEGERI UJI KLINIS / CLINICAL TRIAL /
1. Pengembangan jejaring 1. RIK dalam AHS – UI PUBLIKASI
kerja sama penelitian klinis 2. RS Vertikal pada Ina Respond
Penyakit Infeksi , termasuk 3. Institusi Riset K/L : BPPT / LIPI / BATAN
Penyakit Infeksi Potensi 4. Industri: PT. Biofarma
Wabah dengan Institusi 5. Swasta
nasional/ internasional

3
sesuai ketentuan UU.
2. Diseminasi hasil Kaji-Lit
berupa artikel ilmiah dalam
jurnal Nasional /
Internasional.

Luaran Prioritas : LUAR NEGERI CLINICAL RESEARCH / MULTI


1. MoU / PKS dalam jejaring 1. DIT / Hospital – NCGM REG CLIN. TRIAL /
AHS – UI; Ina Respond; 2. Dept. of Tropical Infect. – RIVM PUBLICATION OJS
dan Institusi riset / farmasi 3. Dept. of Infectious – Erasmus Huis
DN.
2. MoU / IA dengan NCGM
Jepang; institusi riset
jejaring Kemenkes (a.l.
RIVM / Erasmus Belanda).
Program 1 : 2 Pelatihan 3 Pelatihan 4 Pelatihan 5 Pelatihan 6 Pelatihan
a. Persiapan penyusunan
kurikulum pelatihan yang
sesuai standar akreditasi
pelatihan nasional
b. Pengusulan kurikulum
pelatihan terakreditasi Ke
BPSDM Kemenkes

4
Luaran Prioritas :
1. Tersusunnya kurikulum
pelatihan sesuai standar
akreditasi, bekerja sama
dengan tim pelatih
2. Tersertifikasi kurikulum
pelatihan secara Nasional
oleh BPSDM
Program 2 : AKREDITASI / Pengusulan Implementasi
a. Persiapan penyusunan SERTIFIKASI pelatihan ke 100%
kurikulum pelatihan yang WHO WHO
sesuai standar akreditasi
pelatihan internasional 1. Berkoordinasi
b. Pengusulan kurikulum dengan TIM
pelatihan terakreditasi KLN;
Internasional Ke WHO asia 2. Berkoordinasi
tenggara dengan
Kemenkes
Luaran Prioritas : subdit KLN
1. Tersusunnya kurikulum 3. Melakukan
pelatihan sesuai standar kerjasama
akreditasi internasional dengan WHO
2. Tersertifikasi kurikulum indonesia;
pelatihan secara

5
Internasional oleh WHO
Bank BBT
Program 3 : SERTIFIKASI RE-SERTIFIKASI RE-SERTIFIKASI
1. Penguatan SDM staf diklat NASIONAL /
dan tim pelatihan yang INTERNASIONAL
kompeten dan terlatih
sesuai TUPOKSI dan 1. 100 % Tim
perkembangan IPTEK diklat
2. Penguatan SDM pelatih 2. 100% SDM
yang terlatih dan pelatih
berkompeten sesuai 3. 100% Staf
standar akreditasi Tenaga
Kesehatan
Luaran Prioritas : Lainnya
1. Sertifikasi SDM Staf diklat
dan tim pelatihan dengan
pelatihan kediklatan dan IT
2. Sertifiikasi SDM pelatih
oleh BPSDM dan atau
WHO dengan pelatihan
TOT
Program 4 : OPERASIONAL RE-AKREDITASI
a. Pengendalian mutu / RE-
pelatihan sesuai standar 1. 100% SERTIFIKASI

6
pelatihan Terlaksananya
b. Penguatan sumber daya ujicoba Pelatihan
sarana prasarana pelatihan kurikulum terakreditasi
pelatihan yang pertahun
Luaran Prioritas : terakreditasi
1. Terlaksananya ujicoba 2. 100%
kurikulum pelatihan yang Terlaksananya
terakreditasi audit pelatihan
2. Terlaksananya audit secara berkala IMPLEMENTASI
pelatihan secara berkala 3. 100% 100%
3. Terlaksananya evaluasi Terlaksananya
paska pelatihan evaluasi paska
4. Penguatan SDM sarpras pelatihan
diklat sesuai standar 4. 100%
penyelenggara pelatihan tersedianya
sarpras diklat
sesuai standar
penyelenggara
pelatihan
2 Pendukung tercapainya
2020 2021 2022 2023 2024
prioritas layanan
A. Sarana a. Ruang a. Melengkapi a. Monitoring dan a. Melengkapi Monitoring dan
pertemuan ruang evaluasi kekurangan evaluasi
untuk kajian pertemuan
7
sesuai
standar

b. Penambahan b. Penambahan b. Penambahan b. Penambahan b. Penambahan


Ruang kelas Ruang kelas Ruang kelas Ruang kelas Ruang kelas
pelatihan dan pelatihan dan pelatihan dan pelatihan dan pelatihan
ruang skill lab ruang skill lab ruang skill lab ruang skill lab (gedung
yang sesuai yang sesuai yang sesuai yang sesuai instalasi diklat
standar standar standar standar dengan
fasilitas
lengkap spt
kamar inap
peserta
pelatihan dll)
c. Renovasi IPJ c. c. Pindahan ruang
dan MCU, Rumah Pompa ICU di IGD lt.3 & 4
Hydrant
pompa hydrant
B. Prasarana (Tersedianya 1. pengadaan 1. Panel alarm 1. Pengadaan AC 1. Pengadaan 1. Pengadaan
IT) travo, dan jaringan Split AC Split AC Split
2. Pengadaan AC detector 2. Renovasi IPAL 2. Pengadaan
& Tata Udara 2. Anjungan 3. Pengadaan server
Ruang ICU Pendaftaran mesin storage
3. Pengadaan pasien mandiri Incenerator
8
3. Pengadaan 4. DRC
server storage

C. Alat Kesehatan a. Tersedianya a. Terlengkapi Tersediannya alat Monitoring dan Melengkapi


alat untuk uji nya peralatan kesehatan sesuai evaluasi kekurangan
klinik laboratorium standar penelitian prasarana
b. Tersedianya khusus yang
alat-alat untuk menunjang
menunjang penelitian
pelatihan dan yang berbasis
lab skill laboratorium
c. Tersedianya
sound system
yang lengkap
dan peredam
suara dikelas
d. Tersedianya
layar dan
braket LCD
e. Tersedianya
alat-alat untuk
menunjang
pelatihan dan
lab skill

9
D. Sumber Daya Manusia a. Tersedianya a. Analis Monitoring dan Melengkapi Monitoring dan
(SDM) jabfung peneliti laboratorium evaluasi kekurangan evaluasi
dan khusus dan prasarana
peningkatan perawat
kompetensi penelitian
terkait yang
penelitian bersertifikasi
b. Terselenggaran (GCP)
ya proses a. Tersedianya
pembelajaran Perawat
yang continue Riset
terkait b. Tersedianya
penelitian riset asisten
(workshop/ (RA) (dokter
simposium/ umum)
pertemuan b.
ilmiah
internasional)
c. Tersedianya
analis
laboratorium
khusus
d. Tersedianya
seluruh staf

10
yang
bersertifikasi
GCP
e. Tersedianya
SDM staf diklat
dan
peningkatan
kompetensi
terkait
pelatihan
f. Tersedianya
SDM pelatih
yang
tersertifikasi
dan
berkompeten.
g. Terselenggaran
ya proses
pembelajaran
yang continue
terkait
pelatihan yang
terstandarisasi
(workshop/

11
simposium/
pertemuan
ilmiah nasional
dan
internasional)
3 Kebutuhan anggaran Dana APBN Dana APBN Dana APBN Dana APBN Dana APBN

12
3.6 PROGRAM KERJA STRATEGI

PROGRAM
SASARAN
KPI
STRATEGIS
2020 2021 2022 2023 2024

Meningkatkan 1. Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Kompetensi Peningkatan Peningkatan


Kompetensi Jumlah Kompetensi SDM Kompetensi SDM SDM dalam bidang Kompetensi SDM Kompetensi SDM dalam
Tenaga SDM dalam bidang dalam bidang Subspesialistik Infeksi dalam bidang bidang Subspesialistik
Kesehatan dengan Subspesialistik Subspesialistik dan pendukung Infeksi, Subspesialistik Infeksi Infeksi dan pendukung
kompetensi Infeksi dan Infeksi dan minimal 2 (dua) orang dan pendukung Infeksi, Infeksi, minimal 2 (dua)
subspesialis pendukung pendukung per tahun hingga minimal 2 (dua) orang orang per tahun hingga
asi infeksi Infeksi, minimal 2 Infeksi, minimal 2 mencapai target minimal per tahun hingga mencapai target
dan (dua) orang per (dua) orang per 10 (sepuluh) tenaga mencapai target minimal 10 (sepuluh)
Pendukung tahun hingga tahun hingga dokter subspesialis dan minimal 10 (sepuluh) tenaga dokter
infeksi mencapai target mencapai target perawat spesialis pada tenaga dokter subspesialis dan
minimal 10 minimal 10 tahun 2024 subspesialis dan perawat spesialis pada
(sepuluh) tenaga (sepuluh) tenaga perawat spesialis pada tahun 2024
dokter dokter tahun 2024
subspesialis dan subspesialis dan
perawat spesialis perawat spesialis
pada tahun 2024 pada tahun 2024
Terwujudnya 2. % Tingkat Penyelenggaraan Penyelenggaraan Penyelenggaraan Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Sarpras Sesuai Kehandalan pemeliharaan pemeliharaan pemeliharaan sarana pemeliharaan sarana pemeliharaan sarana
dengan Best fungsi sarana dan sarana dan dan prasarana yang dan prasarana yang dan prasarana yang
Practice Sarpras prasarana yang prasarana yang efektif dan efisien efektif dan efisien efektif dan efisien
efektif dan efisien efektif dan efisien

0
PROGRAM
SASARAN
KPI
STRATEGIS
2020 2021 2020 2023 2024

Terwujudnyan 3. Level IT 1. Mengembangkan 1. Mengembangkan 1. Mengembangkan 1. Mengembangkan 1. Mengembangk


Sistem IT yang Terintegrasi system aplikasi system aplikasi system aplikasi yang system aplikasi yang an system
lengkap dan yang lengkap yang lengkap dan lengkap dan lengkap dan aplikasi yang
terintegrasi dan terintegrasi terintegrasi baik terintegrasi baik terintegrasi baik lengkap dan
internal dan baik internal dan internal dan internal dan eksternal internal dan eksternal terintegrasi
eksternal eksternal baik eksternal baik baik untuk pelayanan, baik untuk pelayanan, baik internal
untuk pelayanan, untuk pelayanan, pendidikan, penelitian pendidikan, penelitian dan eksternal
pendidikan, pendidikan, dan keuangan dan keuangan baik untuk
penelitian dan penelitian dan pelayanan,
keuangan keuangan pendidikan,
penelitian dan
keuangan
2. Membuat SIMRS 2. Membuat 2. Membuat SIMRS 2. Membuat SIMRS 2. Membuat
terpadu 1 pintu SIMRS terpadu terpadu 1 pintu terpadu 1 pintu SIMRS
1 pintu terpadu 1 pintu
Menyelenggaraka 3. Terwujudnya Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan kualitas Meningkatkan kualitas Meningkatkan
n Penelitian & kajian/penelit kualitas dan kuantitas kualitas dan dan kuantitas dan kuantitas kualitas dan
Diklat INFEM ( ian penyakit kajian/penelitian yang kuantitas kajian/penelitian yang kajian/penelitian yang kuantitas
Infeksi Emerging) infeksi, menggunakan data kajian/penelitian menggunakan data dan menggunakan data dan kajian/penelitian
Terakreditasi termasuk dan atau BBT yang menggunakan atau BBT atau BBT yang menggunakan
penyakit data dan atau BBT data dan atau BBT
infeksi
potensi
wabah yang
menggunaka
n data dan

1
atau BBT
(Bahan
Biologik
Tersimpan)

4. Terwujudnya Meningkatkan mutu Meningkatkan mutu Meningkatkan mutu Meningkatkan mutu Meningkatkan mutu
kurikulum pelatihan terakreditasi pelatihan pelatihan terakreditasi pelatihan terakreditasi pelatihan
pelatihan terkait penyakit terakreditasi terkait terkait penyakit infeksi, terkait penyakit infeksi, terakreditasi terkait
terakreditasi infeksi, termasuk penyakit infeksi, termasuk penyakit termasuk penyakit penyakit infeksi,
terkait penyakit infeksi termasuk penyakit infeksi potensi wabah infeksi potensi wabah termasuk penyakit
penyakit potensi wabah infeksi potensi infeksi potensi
infeksi, wabah wabah
termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah

2
PROGRAM
SASARAN
KPI
STRATEGIS 2020 2021 2020 2023 2024

Memperkuat 5. Terwujudnya Mengemban Mengembangk Mengembangkan Mengembangkan Mengembangkan


Jejaring MOU gkan jejaring an Jejaring Jejaring penelitian Jejaring penelitian Jejaring penelitian
Penelitian dan Penelitian penelitian penelitian lingkup Nasional lingkup Nasional lingkup Nasional
Diklat klinis/ lingkup lingkup dan Internasional dan Internasional dan Internasional
Nasional/Intern penelitian Nasional dan Nasional dan
asional yang Internasional Internasional
menggunak
an data dan
atau BBT
terkait
penyakit
infeksi,
termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah
dengan
institusi
nasional/
internasional

3
6. Publikasi Menyelengga Menyelenggara Menyelenggaraka Menyelenggaraka Menyelenggaraka
hasil rakan kan publikasi n publikasi n publikasi n publikasi
penelitian / publikasi nasional dan nasional dan nasional dan nasional dan
kajian secara nasional dan internasional internasional internasional internasional
nasional dan internasional
internasional
7. Terwujudnya Menyelengga Menyelenggara Menyelenggaraka Menyelenggaraka Menyelenggaraka
institusi rakan kan pelatihan n pelatihan dan n pelatihan dan n pelatihan dan
nasional/ pelatihan dan dan pendidikan pendidikan pendidikan pendidikan
internasional pendidikan penyakit penyakit infeksi, penyakit infeksi, penyakit infeksi,
yang penyakit infeksi, termasuk penyakit termasuk penyakit termasuk penyakit
mengikuti infeksi, termasuk infeksi potensi infeksi potensi infeksi potensi
pendidikan termasuk penyakit infeksi wabah untuk wabah untuk wabah untuk
dan penyakit potensi wabah institusi nasional/ institusi nasional/ institusi nasional/
pelatihan infeksi untuk institusi internasional internasional internasional
penyakit potensi nasional/
penyakit wabah untuk internasional
infeksi, institusi
termasuk nasional/
penyakit internasional
infeksi
potensi
wabah

4
PROGRAM
SASARAN
KPI
STRATEGIS
2020 2021 2020 2023 2024

Meningkatka 8. Terwujudnya Pembangunan Pembanguna Pembanguna Pembangunan Pembangunan Layanan


n Pelayanan Layanan Layanan n Layanan n Layanan Layanan Unggulan baru penyakit
Kesehatan Unggulan Baru Unggulan baru Unggulan Unggulan Unggulan baru Infeksi secara bertahap
Melalui Penyakit Infeksi penyakit Infeksi baru penyakit baru penyakit penyakit Infeksi setiap tahun sesuai
Kemitraan secara bertahap Infeksi secara Infeksi secara secara bertahap perkembangan penyakit
dengan setiap tahun bertahap bertahap setiap tahun infeksi di Indonesia
Berbagai sesuai setiap tahun setiap tahun sesuai hingga mencapai target
pihak perkembangan sesuai sesuai perkembangan 6 (enam) layanan
penyakit infeksi perkembanga perkembanga penyakit infeksi unggulan baru penyakit
di Indonesia n penyakit n penyakit di Indonesia infeksi pada tahun 2024
hingga mencapai infeksi di infeksi di hingga mencapai
target 6 (enam) Indonesia Indonesia target 6 (enam)
layanan hingga hingga layanan
unggulan baru mencapai mencapai unggulan baru
penyakit infeksi target 6 target 6 penyakit infeksi
pada tahun 2024 (enam) (enam) pada tahun 2024
layanan layanan
unggulan unggulan
baru penyakit baru penyakit
infeksi pada infeksi pada
tahun 2024 tahun 2024

5
9. Memiliki Pembentukan Pembentukan Pembentukan Pembentukan Pembentukan Jejaring
jejaring Jejaring Jejaring Jejaring Jejaring Kemitraan dengan RS
kemitraan Kemitraan Kemitraan Kemitraan Kemitraan Pemerintah maupun
pelayanan dengan RS dengan RS dengan RS dengan RS Swasta secara bertahap
INFEM (RS Pemerintah Pemerintah Pemerintah Pemerintah minimal dengan 1 (satu)
Pemerintah maupun Swasta maupun maupun maupun Swasta rumah sakit pemerintah
maupun swasta secara bertahap Swasta Swasta secara bertahap atau swasta, hingga
) minimal dengan secara secara minimal dengan mencapai target minimal
1 (satu) rumah bertahap bertahap 1 (satu) rumah 5 (lima) rumah sakit
sakit pemerintah minimal minimal sakit pemerintah pemerintah atau swasta
atau swasta, dengan 1 dengan 1 atau swasta, pada thun 2024
hingga mencapai (satu) rumah (satu) rumah hingga mencapai
target minimal 5 sakit sakit target minimal 5
(lima) rumah pemerintah pemerintah (lima) rumah
sakit pemerintah atau swasta, atau swasta, sakit pemerintah
atau swasta pada hingga hingga atau swasta pada
thun 2024 mencapai mencapai thun 2024
target target
minimal 5 minimal 5
(lima) rumah (lima) rumah
sakit sakit
pemerintah pemerintah
atau swasta atau swasta
pada thun pada thun
2024 2024

6
SASARAN PROGRAM

STRATEGI KPI
202
S 2020 2021 2020 2023
4

10. Penggunaa Meningkatkan Meningkatka Meningkatka Meningkatkan mutu Meningkatkan mutu


n Modul mutu pendidikan n mutu n mutu pendidikan berbasis pendidikan berbasis AHS
tambahan berbasis AHS pendidikan pendidikan AHS UI UI
penyakit UI berbasis AHS berbasis AHS
infeksi, UI UI
termasuk
penyakit
infeksi
potensi
wabah
terintegrasi
pelayanan,
pendidikan
dan
penelitian
Terwujudny 11. Tingkat Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan kualitas Peningkatan kualitas
a Kepuasan Kepuasan kualitas kualitas kualitas kepuasan kepuasan Pelanggan
Stakeholder Pelanggan kepuasan kepuasan kepuasan Pelanggan

7
Internal dan Pelanggan Pelanggan Pelanggan
Eksternal

12. Tingkat Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan kualitas Peningkatan kualitas


Kepuasan Staf kualitas kualitas kualitas kepuasan Staf kepuasan Staf
kepuasan Staf kepuasan kepuasan
Staf Staf
Terwujudny 13. Peningkata Meningkatkan Meningkatka Meningkatka Meningkatkan Meningkatkan
a Tata n Pendapatan RS n n Pendapatan RS Pendapatan RS
kelola Pendapatan Pendapatan Pendapatan
keuangan Rumah Sakit RS RS
RS 14. POBO Peningkatan Peningkatan Peningkatan Peningkatan Rasio PNBP
Rasio PNBP Rasio PNBP Rasio PNBP Peningkatan Rasio terhadap Biaya
terhadap Biaya terhadap terhadap PNBP terhadap Operasional (PB)
Operasional Biaya Biaya Biaya Operasional
(PB) Operasional Operasional (PB)
(PB) (PB)
15. WTP Laporan Laporan Laporan Laporan Keuangan Laporan Keuangan
Keuangan Keuangan Keuangan Audited Audited
Audited Audited Audited

8
BAB IV
PROYEKSI KEUANGAN

4.1 ESTIMASI PENDAPATAN


Tabel Estimasi pendapatan selama lima tahun periode RSB

Baseline Estimasi Pendapatan (Rp)


NO Sumber Pendapatan
2019 2020 2021 2022 2023 2024
1 Dana Pemerintah
a. Rupiah Murni Rp 86.892.148.000 Rp 72.304.127.000 Rp 81.396.440.000 Rp 90.001.037.000 Rp 94.552.222.800 Rp 104.222.947.000
b. PNBP Rp 46.000.000.000 Rp 47.480.000.000 Rp 55.660.000.000 Rp 61.226.000.000 Rp 67.348.600.000 Rp 74.083.460.000
TOTAL Rp 132.892.148.000 Rp 119.784.127.000 Rp 137.056.440.000 Rp 151.227.037.000 Rp 161.900.822.800 Rp 178.306.407.000
Estimasi Pendapatan tahun 2020 s.d 2024 direncanakan berasal dari rupiah murni dan pendapatan Negara bukan Pajak
(PNBP) dimana PNBP Tahun 2020 s.d Tahun 2024 telah dilaporkan melalui target Rencana Pendapatan Negara bukan Pajak
(TRPNBP) ke Kementerian Kesehatan dan PK BLU Kementerian Keuangan sedangkan tahun 2023 dan 2024 didasarkan pada
kenaikan hasil realisasi pendapatan selama tahun 2014 s.d tahun 2018 dan Rupiah murni didasarkan pada usulan anggaran dari
masing-masing program selama tahun 2020 s.d 2024.

4.2 RENCANA KEBUTUHAN ANGGARAN


a. Anggaran Kelangsungan Operasional
Tabel Estimasi anggaran operasional selama 5 (lima) tahun periode RSB

9
Baseline Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp) Total
Jenis Kegiatan
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020-2024
Operasional dan Pemeliharaan Kantor
Gaji dan Tunjangan Rp 29.984.330.000 Rp 34.029.436.000 Rp 37.432.380.000 Rp 41.175.618.000 Rp 45.293.179.000 Rp 49.822.497.000 Rp237.737.440.000
Kebutuhan Obat-Obatan
dan Bahan Medis Habis
Pakai Rp 10.422.214.000 Rp 10.681.146.000 Rp 11.322.015.000 Rp 12.001.335.000 Rp 12.721.416.000 Rp 13.484.700.000 Rp 70.632.826.000
Langganan Daya dan Jasa Rp 3.277.908.000 Rp 3.462.944.000 Rp 3.670.720.000 Rp 3.890.964.000 Rp 4.124.422.000 Rp 4.371.887.000 Rp 22.798.845.000
Pemeliharaan Gedung dan
Bangunan Rp 6.911.298.000 Rp 5.460.571.000 Rp 5.788.205.000 Rp 6.135.498.000 Rp 6.503.627.000 Rp 6.893.845.000 Rp 37.693.044.000
Pemeliharaan Sarana dan
Prasarana RS Rp 3.038.135.000 Rp 1.829.967.000 Rp 1.939.765.000 Rp 2.056.150.000 Rp 2.179.520.000 Rp 2.310.291.000 Rp 13.353.828.000
Pemeliharaan dan Suku
Cadang RS Rp 720.000.000 Rp 421.200.000 Rp 446.472.000 Rp 473.260.000 Rp 501.656.000 Rp 531.755.000 Rp 3.094.343.000
Pemeliharaan Kendaraan
RS dan Sewa Kendaraan
Pejabat Eselon II Rp 734.895.000 Rp 755.700.000 Rp 801.042.000 Rp 849.104.000 Rp 900.051.000 Rp 954.054.000 Rp 4.994.846.000
Keperluan Perkantoran dan
Pelayanan RS Rp 2.219.316.000 Rp 1.143.920.000 Rp 1.212.555.000 Rp 1.285.309.000 Rp 1.362.427.000 Rp 1.444.173.000 Rp 8.667.700.000
Pengadaan Baju Dinas
Pegawai Rp 182.700.000 Rp - Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 982.700.000
Honorarium Penanggung
jawab Pengelola Rp 635.431.000 Rp 619.430.000 Rp 681.373.000 Rp 749.510.000 Rp 824.461.000 Rp 906.907.000 Rp 4.417.112.000
Rapat-Rapat Koordinasi Rp 708.768.000 Rp 493.488.000 Rp 500.000.000 Rp 500.000.000 Rp 500.000.000 Rp 500.000.000 Rp 3.202.256.000
Pemeriksaan Kesehatan,
Vaksinasi dan Poli
Karyawan Rp 357.474.000 Rp 407.814.000 Rp 432.282.000 Rp 458.220.000 Rp 485.713.000 Rp 514.856.000 Rp 2.656.359.000
Kegiatan Akreditasi RS Rp 778.580.000 Rp 317.678.000 Rp 400.000.000 Rp 900.000.000 Rp 400.000.000 Rp 400.000.000 Rp 3.196.258.000
Kegiatan Pemeliharaan
Kesehatan Lingkungan RS Rp 911.879.000 Rp 904.684.000 Rp 958.965.000 Rp 1.016.503.000 Rp 1.077.493.000 Rp 1.142.143.000 Rp 6.011.667.000
Peningkatan Daya Tahan
Tubuh Petugas/Pegawai Rp 2.996.810.000 Rp 1.315.058.000 Rp 1.393.961.000 Rp 1.477.600.000 Rp 1.566.255.000 Rp 1.660.230.000 Rp 10.409.914.000
Outsourcing Pegawai
Satpam Rp 2.433.210.000 Rp 2.476.199.000 Rp 2.624.771.000 Rp 2.782.257.000 Rp 2.949.193.000 Rp 3.126.144.000 Rp 16.391.774.000

TOTAL RM Rp 66.312.948.000 Rp 64.319.235.000 Rp 69.804.506.000 Rp 75.951.328.000 Rp 81.589.413.000 Rp 88.263.482.000 Rp446.240.912.000

10
Baseline Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp) Total
Jenis Kegiatan
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020-2024
BLU
Operasional dan Pemeliharaan RS
Remunerasi Pegawai Rp 23.920.000.000 Rp 24.689.600.000 Rp 28.943.200.000 Rp 31.837.520.000 Rp 35.021.272.000 Rp 38.523.399.000 Rp182.934.991.000
Belanja Gaji dan Tunjangan
Pegawai RS Rp 10.166.787.000 Rp 10.996.465.000 Rp 12.645.935.000 Rp 14.542.825.000 Rp 16.724.249.000 Rp 19.232.886.000 Rp 84.309.147.000
Pengadaan Barang
Operasional dan Jasa RS Rp 11.846.916.000 Rp 7.000.001.000 Rp 7.420.001.000 Rp 7.865.201.000 Rp 8.337.113.000 Rp 8.837.340.000 Rp 51.306.572.000
Laporan Keuangan Audited Rp 70.000.000 Rp 70.000.000 Rp 80.000.000 Rp 80.000.000 Rp 80.000.000 Rp 90.000.000 Rp 470.000.000
Kegiatan Bagian Keuangan Rp - Rp - Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 800.000.000
Biaya Umum Rp 142.411.000 Rp 750.000.000 Rp 750.000.000 Rp 750.000.000 Rp 750.000.000 Rp 750.000.000 Rp 3.892.411.000
Kesiapsediaan Alat
Pemadam Api Ringan
(APAR) Rp 25.990.000 Rp - Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 145.990.000
Honor Tim Pendukung PPK Rp 5.588.000 Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp 5.588.000
Operasional Instalasi
Promosi Kesehatan RS Rp 47.023.000 Rp - Rp 49.844.000 Rp 52.835.000 Rp 56.005.000 Rp 59.365.000 Rp 265.072.000
Kegiatan Bidang Medik Rp 51.325.000 Rp 107.250.000 Rp 113.685.000 Rp 120.506.000 Rp 127.736.000 Rp 135.401.000 Rp 655.903.000
Kegiatan Bidang
Keperawatan Rp - Rp 121.328.000 Rp 128.608.000 Rp 136.324.000 Rp 144.504.000 Rp 153.174.000 Rp 683.938.000
Pembuatan Vidio
Pelayanan Unggulan RS Rp 148.458.000 Rp - Rp 148.458.000
Operasional Inst. Diklat Rp 150.000.000 Rp - Rp 159.000.000 Rp 168.540.000 Rp 178.652.000 Rp 189.372.000 Rp 845.564.000
Kegiatan Bidang Pengkajian
Imunologi dan Faktor
Resiko Rp 103.000.000 Rp 208.100.000 Rp 220.586.000 Rp 233.821.000 Rp 247.850.000 Rp 262.721.000 Rp 1.276.078.000
Kegiatan Bidang Pengkajian
Epidemiologi Rp 51.655.000 Rp 151.960.000 Rp 161.078.000 Rp 170.742.000 Rp 180.987.000 Rp 191.846.000 Rp 908.268.000
Kegiatan Bidang Pengkajian
Klinik Rp 68.300.000 Rp 129.072.000 Rp 136.816.000 Rp 145.025.000 Rp 153.727.000 Rp 162.950.000 Rp 795.890.000

11
Baseline Estimasi Kebutuhan Anggaran (Rp) Total
Jenis Kegiatan
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2020-2024
Kegiatan Instalasi
Penelitian Rp 169.885.000 Rp 78.300.000 Rp 82.998.000 Rp 87.978.000 Rp 93.257.000 Rp 98.852.000 Rp 611.270.000
Kegiatan Rencana Strategi
Bisnis Rp 164.270.000 Rp - Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 300.000.000 Rp 764.270.000
Kegiatan Pra Raker dan
Raker RS Rp 341.020.000 Rp - Rp 352.000.000 Rp 373.120.000 Rp 395.508.000 Rp 419.238.000 Rp 1.880.886.000
Kegiatan Sub Informasi dan
Pemasaran Rp 240.640.000 Rp - Rp 255.079.000 Rp 270.383.000 Rp 286.606.000 Rp 303.802.000 Rp 1.356.510.000
Kegiatan Sub Bag Hukum
dan Kemitraan Rp 50.675.000 Rp - Rp 53.716.000 Rp 56.938.000 Rp 60.355.000 Rp 63.976.000 Rp 285.660.000
Kegiatan Inst. SIM RS Rp 418.664.000 Rp - Rp 443.784.000 Rp 470.411.000 Rp 498.636.000 Rp 528.554.000 Rp 2.360.049.000
Kegiatan Konsultan
Pendampingan Awal Rp 100.000.000 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 1.100.000.000
Kegiatan Komite RS Rp 67.717.000 Rp - Rp 71.780.000 Rp 76.087.000 Rp 80.652.000 Rp 85.491.000 Rp 381.727.000
Pakaian Dinas Rp 299.250.000 Rp - Rp 317.205.000 Rp 336.237.000 Rp 356.412.000 Rp 377.796.000 Rp 1.686.900.000
Peningkatan Kapasitas SDM Rp 243.980.000 Rp - Rp 258.619.000 Rp 274.136.000 Rp 290.584.000 Rp 308.019.000 Rp 1.375.338.000
In House Training dan Workshop
Rp 300.000.000 Rp - Rp 318.000.000 Rp 337.080.000 Rp 357.304.800 Rp 378.743.000 Rp 1.691.127.800
TOTAL BLU Rp 49.193.556.019 Rp 44.502.078.020 Rp 53.491.936.021 Rp 58.915.711.022 Rp 64.951.411.823 Rp 71.882.927.024 Rp342.937.619.929

TOTAL RM+BLU Rp 115.506.504.019 Rp108.821.313.020 Rp 123.296.442.021 Rp 134.867.039.022 Rp 146.540.824.823 Rp 160.146.409.024 Rp789.178.531.929

Total anggaran operasional selama periode tahun 2020 s.d tahun 2024 adalah Rp. 789.178.519.800,-

12
b. Anggaran Pengembangan
Tabel Estimasi Anggaran Program Pengembangan selama 5 (lima) tahun periodeRSB
Estimasi Kebutuhan Anggaran
NO Nama Program Strategis Baseline Tahun 2019 Total
2020 2021 2022 2023 2024
A. Pencapaian IKU Rp 13.821.200.000 Rp 4.560.600.000 Rp 6.850.000.000 Rp 8.850.000.000 Rp 6.850.000.000 Rp 8.850.000.000 Rp 49.781.800.000
1. Mengajukan regulasi khusus terkait
kredibilitas RSPI sebagai pusat rujukan
Rp 23.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
penyakit infeksi dan berpotensi KLB agar dapat
langsung ke RSPI
2. Mengajukan regulasi terkait pembayaran
Rp 20.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
BPJS pada kasus kasus berpotensi KLB
3. Melobby Pemprov DKI agar dapat
Rp - Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
menghibahkan lahan ke Kemenkes
4. Membuat tim reformasi birokrasi internal Rp 20.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
5. Membangun transparansi sistem
Rp 20.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
remunerasi kepada seluruh staf RS
6. Meningkatkan kompetensi SDM dalam
Rp 20.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
bidang subspesialisasi infeksi
7. Meningkatkan kompetensi SDM bidang
Rp 20.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
spesialis dan subspesialis non-infeksi
8. Meningkatkan mutu kinerja, kapasitas SDM
pelayanan dan penelitian dengan pendidikan Rp 20.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
pelatihan
9. Melakukan pemetaan SDM sesuai ABK Rp - Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
10. Mengembangkan Unit Pelayanan Khusus Rp 4.000.000.000 Rp 500.000.000 Rp 1.500.000.000 Rp 2.500.000.000 Rp 1.500.000.000 Rp 2.500.000.000
11. Meningkatkan fasilitas pelayanan
Rp 6.000.000.000 Rp 500.000.000 Rp 1.000.000.000 Rp 2.000.000.000 Rp 1.000.000.000 Rp 2.000.000.000
kesehatan yang mendukung layanan infeksi
12. Mengembangkan system teknologi yang
Rp 300.000.000 Rp 200.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
lengkap dan terintegrasi internal dan eksternal

13. Membuat SIM terpadu 1 pintu Rp 514.600.000 Rp 500.000.000 Rp 500.000.000 Rp 500.000.000 Rp 500.000.000
14. Meningkatkan mutu pendidikan berbasis
Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
AHS UI
15. Mengembangkan jejaring pendidikan
Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
pelatihan dan penelitian dalam bidang infeksi
16. Menyelenggarakan pelatihan dan
Rp 250.000.000 Rp 250.000.000 Rp 300.000.000 Rp 300.000.000 Rp 300.000.000 Rp 300.000.000
pendidikan mandiri dalam skala nasional

13
Estimasi Kebutuhan Anggaran
NO Nama Program Strategis Baseline Tahun 2019 Total
2020 2021 2022 2023 2024
17. Menjadi WHO CC untuk penyakit INFEM Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
18. Mengembangkan jejaring penelitian
Rp 571.950.000 Rp 546.000.000 Rp 500.000.000 Rp 500.000.000 Rp 500.000.000 Rp 500.000.000
lingkup nasional & internasional
19. Memperkuat dan menambah jumlah
penelitian yang menggunakan data dan atau Rp 20.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
BBT
20. Melaksanakan publikasi nasional dan
Rp 20.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
internasional
21. Mengembangkan surveilens epidemiologis
Rp 20.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000 Rp 30.000.000
penyakit INFEM dan tropis
22. Mengembangkan layanan unggulan
Rp 1.000.000.000 Rp 500.000.000 Rp 1.000.000.000 Rp 1.000.000.000 Rp 1.000.000.000 Rp 1.000.000.000
penyakit infeksi
23. Mengembangkan layanan unggulan
Rp 1.186.250.000 Rp 500.000.000 Rp 1.000.000.000 Rp 1.000.000.000 Rp 1.000.000.000 Rp 1.000.000.000
penyakit non-infeksi
24. Membangun kemitraan dengan RS baik RS
pemerintah maupun swasta dalam lingkup Rp 20.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
nasional
25. Membuat jejaring promosi kesehatan
secara nasional dengan mengoptimalkan Rp 20.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
instalasi PKRS
26. Membuat jejaring promosi kesehatan
secara nasional dengan mengoptimalkan Rp 20.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
instalasi PKRS
27. Meningkatkan promosi tentang pelayanan,
diklat dan penelitian RS yang up to date di
Rp 20.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
masyarakat, mitra jejaring, pemerintah dan
Swasta
28. Membangun citra baru RS Rp 20.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
29. Meningkatkan promosi (sosialisasi &
advokasi) RS secara periodik & rutin dalam Rp 20.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
lingkup nasional
30. Meningkatkan fungsi Pemasaran rumah
Rp 20.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
sakit
31. Membangun kepercayaan stakeholder
Rp 20.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
eksternal
32. Membangun kepercayaan stakeholder
Rp 20.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000 Rp 40.000.000
eksternal
33. Mengupdate unit cost, menigkatkan BOR,
memperkuat kordinasi antar unit untuk Rp 20.000.000 Rp 150.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000
mengurangi LOS

14
Estimasi Kebutuhan Anggaran
NO Nama Program Strategis Baseline Tahun 2019
2020 2021 2022 2023 2024
Rp 42.206.662.000
B Mitigasi Risiko Rp 3.564.446.000 Rp 6.402.216.000 Rp 6.910.000.000 Rp 7.510.000.000 Rp 8.510.000.000 Rp 9.310.000.000
Memperkuat Regulasi Eksternal untuk
1 Rp 20.000.000 Rp 100.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Pelayanan, Penelitian dan Pendidikan
Menguatkan Tatakelola Organisasi dan
2 Rp 20.000.000 Rp 100.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Keuangan
3 Meningkatkan Kompetensi Tenaga Kesehatan Rp 20.000.000 Rp 100.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000 Rp 20.000.000
Mewujudkan Sarana Prasarana sesuai dengan
4 Best Practice Rp 4.452.000.000 Rp 5.000.000.000 Rp 6.000.000.000 Rp 7.000.000.000 Rp 8.000.000.000
Rp 3.304.446.000
5 Mewujudkan IT Terintegrasi Rp - Rp 1.000.000.000 Rp 1.000.000.000 Rp 600.000.000 Rp 600.000.000 Rp 400.000.000
Menyelenggarakan TOT untuk Diklat INFEM
6 Rp 50.000.000 Rp 100.000.000 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000 Rp 200.000.000
Terakreditasi Nasional/Internasional
Memperkuat Jejaring Penelitian Diklat
7 Rp 30.000.000 Rp 200.216.000 Rp 300.000.000 Rp 300.000.000 Rp 300.000.000 Rp 300.000.000
Nasional/Internasional
Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Melalui
8 Rp 30.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
Kemitraan dengan Berbagai Pihak
9 Terwujudnya Kepuasan Stakholders Rp 30.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
10 Terwujudnya Peningkatan Pendapatan Rp 30.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000 Rp 100.000.000
11 Terwujudnya Kendali Biaya Rp 30.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000 Rp 50.000.000

TOTAL (A+B) Rp 17.385.646.000 Rp 10.962.818.020 Rp 13.760.002.021 Rp 16.360.002.022 Rp 15.360.002.023 Rp 18.160.002.024 Rp 91.988.472.110

Total anggaran pengembangan selama periode tahun 2020 s.d tahun 2024 adalah Rp. 91.988.462.000

15
4.3 RENCANA PENDANAAN
Perbandingan Target Pendapatan BLU dengan Rencana Anggaran Belanja Tahun 2020 s.d 2024.

Uraian 2020 2021 2022 2023 2024


Target Pendapatan BLU Rp 47.480.000.000 Rp 55.660.000.000 Rp 61.226.000.000 Rp 67.348.600.000 Rp 74.083.460.000
Rencana Anggaran Belanja Rp 119.784.127.000 Rp 137.056.440.000 Rp 151.227.037.000 Rp 161.900.822.800 Rp 178.306.407.000
% Target Pendapatan/ Rencana Anggaran BLU 40% 41% 40% 42% 42%
Rata-rata % Target Pendapatan/Rencana Anggaran BLU 41%

Dilihat dari tabel diatas, kemampuan pendapatan yang dihasilkan dari usaha layanan rumah sakit masih belum dapat
memenuhi seluruh belanja yang diusulkan atau selama rencana anggaran tahun 2020-2024 target penapatan yang dihasilkan rata-
rata hanya dapat menutupi 41 % dari seluruh anggaran belanja. Sekitar 83% anggaran belanja harus dicarikan sumber pendanaan
baik dari Rupiah Murni, Hibah atau sumber pendanaan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

16
BAB V
PENUTUP

Rencana Strategis Bisnis (RSB) Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso
Tahun 2020-2024 ini disusun dengan pendekatan kombinasi “top down” dan ”bottom up” yang
melibatkan seluruh komponen yang ada di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso. Direktur Utama,
Jajaran Direksi, unit- unit kerja serta membentuk sebuah Tim khusus. RSB ini disusun lengkap
dengan analisis dari berbagai sudut pandang dan tingkat dokumen ini adalah tingkat korporat.
Harapannya antara lain adalah RSB ini relevan dengan isu-isu strategis yang ada di tingkat
lapangan / teknis sampai dengan tingkat koorporat. Selain itu RSB ini merupakan hasil pemikiran
dan komitmen dari seluruh level dan jajaran Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti
Saroso serta pendapat para stakeholders sehingga diharapkan dapat diimplementasikan dengan
baik.
RSB ini seyogyanya dijadikan pedoman bagi semua pihak dari semua level yang ada di
lingkungan Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dalam menjalankan dan
mengembangkan program dan kegiatan serta dalam menyusun Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan. Selain itu, RSB juga akan berfungsi sebagai jembatan bagi Rumah Sakit Penyakit
Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso untuk berkomunikasi serta bekerjasama dengan para
stakeholders terkait.
Agar RSB ini selalu relevan dengan perkembangan kondisi lingkungan bisnis dan internal
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, implementasi RSB selayaknya diikuti
pengendalian strategis. Pengendalian ini bertujuan untuk memonitor dan mengevaluasi asumsi
dan hasil analisis SWOT dan TOWS yang menjadi dasar penetapan sasaran dan strategi. Jika
terjadi perubahan-perubahan di luar perkiraan awal / semula, tidak tertutup kemungkinan
dilakukan evaluasi terhadap tantangan strategis, sasaran strategis, target kinerja, KPI/ IKU dan
program bahkan sampai kegiatan. Dalam kaitan ini, Sistem Manajemen Kinerja (SMK)
direkomendasikan untuk diterapkan dalam memantau dan mengendalikan pelaksanaan RSB di
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso. SMK merupakan mekanisme yang
memampukan berbagai tingkatan organisasi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti
Saroso merencanakan, memantau, dan mengendalikan pencapaian aktual kinerja berbagai unit
kerjanya, sehingga Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso bergerak searah
menuju target-target kinerja yang ditetapkan dalam RSB. Dengan demikian, manajemen puncak
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dapat memutuskan dan bertindak dalam
konteks dan ukuran yang sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisinya.

0
Kemauan melakukan perubahan, komitmen, konsistensi, dan dukungan sumberdaya
organisasi dalam menjalankan RSB merupakan kata-kata kunci agar RSB ini dapat memberikan
manfaat sebesar- besarnya bagi Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso beserta
unit-unit kerjanya. Semoga upaya Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso dalam
mencapai Visi sampai dengan tahun 2024 dapat lebih terarah dan terukur. Dalam kaitannya
dengan pengukuran kinerja dan sebagai masukan bagi perencanaan selanjutnya, RSB Rumah
Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso 2020-2024 ini akan dievaluasi secara rutin dan
transparan sesuai ketentuan yang berlaku.

Jakarta, ……2019
Direktur Utama
Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso

Dr. Rita Rogayah, sp.P (K), MARS


NIP. 196107151989102001

1
0

Anda mungkin juga menyukai