Anda di halaman 1dari 80

ANALISIS TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN KARET PT JAMBI

WARAS TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI DAERAH


TANJUNG JOHOR KECAMATAN PELAYANGAN KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh


Gelar Sarjana ( S1 ) Dalam Ilmu Ekonomi Islam
Pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

OLEH

ENI YUSARNI
NIM: EES. 150641

PEMBIMBING
Drs. Maulana Y usuf, M .Ag
Drs. H. Muhsin Ruslan, M.Ag

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2019
ii
iii
iv
َ َ َّ َ َ ْ َ َّ َ ۡ َ َ
MOTTO
ۡ َ ۡ َ َ َ َ ۡ ۡ َ ََۡ َۡ َ
َ‫جعون‬ ۡ ۡ
‫اسَ يِلذييقهمَبعضَٱَّلييَع يهلواَلعلهمَير ي‬
َّ
َ ‫بَ َوٱۡلَحريََبيهاَكسبتَأيدييَٱنل ي‬ َ‫ظ َه ََرَٱلف َسادََ يِفَٱل ي‬
َ ‫مَن ۡۡشك‬ ۡ َ َ َ َۡ
ُّ ‫ك ََثه‬ َ ‫َعَٰقي َبةَٱ ََّّل‬
َ َ َ ََۡ ْ َ َۡ ْ ۡ
٤٢َ‫يني‬ ‫ي‬ ‫َأ‬‫ن‬ ‫ََك‬
ُۚ ‫ل‬ ‫ب‬ ‫يوَق‬
‫ن‬ ََ
‫ييو‬ ‫ن‬ ‫ََك‬ ‫ف‬ ‫ي‬ ‫ك‬َ َ
‫وا‬‫ر‬‫ىظ‬ ‫ٱ‬ َ
‫ف‬ ََ ‫ي‬
‫ۡرض‬ ‫ۡل‬‫ٱ‬ َ‫َِف‬
‫ي‬ ‫وا‬ ‫يري‬‫س‬ َ َ
‫ل‬ ‫َق‬٤١

ََ
Artinya: Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian
dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana
kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah
orang-orang yang mempersekutukan (Allah)" (QS. Ar-Rum: 41-42).1

1
Al Qur’an dan Terjemahnya, Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, (Jakarta:
Departemen Agama RI., 1981), 369.

v
ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengnalisis tanggung jawab perusahaan karet


PT Jambi Waras terhadap pencemaran lingkungan di daerah Tanjung Johor
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Skripsi ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik analisis data dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan serta verifikasi keterpercayaan hasil penelitian diperoleh
dengan teknik triangulasi guna memenuhi kriteria kredibilitas, keteralihan,
ketergantungan dan obyektifitas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan
bahwa tanggung jawab perusahaan karet PT Jambi Waras terhadap pencemaran
lingkungan di daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
Tanggung jawab perdata, tanggung jawab pidana, tanggung jawab adminitrasi.
Faktor pendukung dan penghambat perusahaan karet PT. Jambi Waras terhadap
pencemaran lingkungan di daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota
Jambi. Memberikan pelayanan air bersih, pengobatan gratis, menyediakan
lapangan kerja. Sedangkan faktor penghambatnya adalah, lemahnya penegakan
supermasi hukum salah satu faktor penghambat yang sangat berpengaruh terhadap
aktifitas pengendalian pencemaran sungai Batang Hari, upaya penyelesaian
pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan karet PT Jambi Waras
terhadap pencemaran lingkungan di daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan
Kota Jambi. Instumen Administrasi (Upaya Administrasi), Pembuangan limbah
diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem, Memberi obat
berupa semprotan Diorap

Kata Kunci: Tanggung jawap perusahaan, Pencemaran lingkungan.

vi
ABSTRCK

This thesis aims to analyze the responsibility of the rubber company PT


Jambi Waras for environmental pollution in the area of Tanjung Johor,
Pelayangan, Jambi City. This thesis uses a qualitative approach with data
collection methods through observation, interviews, and documentation.
Determination of research subjects using purposive sampling techniques.
The data analysis technique is done by data reduction, data presentation and
conclusion drawing and verification of the reliability of the research results
obtained by triangulation techniques to meet the criteria of credibility, dispute,
dependence and objectivity.
Based on the research, the results and conclusions are obtained that the
responsibility of the rubber company PT Jambi Waras for environmental pollution
in the area of Tanjung Johor, Pelayangan District Jambi City. Civil liability,
criminal liability, administrative responsibility. Supporting and inhibiting factors
of the rubber company PT. Jambi Sane against environmental pollution in the
area of Tanjung Johor, Pelayangan District, Jambi City. Providing clean water
services, free treatment, providing employment. While the inhibiting factor is, the
weak enforcement of legal supermacy is one of the inhibiting factors that greatly
affects the Batang Hari river pollution control activities,
Efforts to resolve environmental pollution carried out by the rubber
company PT Jambi Waras on environmental pollution in the area of Tanjung
Johor, Pelayangan District, Jambi City. Administrative Instrument
(Administrative Efforts), Disposal of waste is regulated so that it does not pollute
the environment or ecosystem, Giving medicine in the form of Diorap spray

Keywords: Corporate responsibility, Environmental pollution.

,
PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini kepada: Ibundaku termulya Naryusingsi


Ayahku terhormat Abdul Rasyid
yang tampil sebagai pemimpin keluarga yang mendidik dan mengarahkan anak-
anaknya agar menjalankan pilar-pilar kehidupan dengan baik, dan selalu rukun
dalam berkeluarga agar saling membantu dan menjaga satu sama lainnya.
Teman-teman yang membantu penyelesaian skripsi ini, Insya Allah semoga tidak
gampang putus asa, belajar ikhlas menerima setiap realitas yang menghampiri
setiap perjalanan hidup ini. Insya Allah kami tawakal atas segala keputusan yang
ditetapkan Allah Subhanahu Wata‟ala., untuk kami semua. Amin, ya robbal
„alamiin.

vii
KATA PENGANTAR

Ahamdulillahi robbil‟alamin segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena
atas berkah, rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga penulis Skripsi ini dapat
diselesaikan dengan judul: “Analisis Tanggung Jawab Perusahaan Karet PT Jambi
Waras Terhadap Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung Johor Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi” dan kemudian sholawat serta salam semoga tetap
terlimpah kepada nabi Muhammad SAW yang telah menuntun manusia kejalan
yang benar jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Skripsi ini diberi judul “Analisis Tanggung Jawab Perusahaan Karet PT
Jambi Waras Terhadap Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung Johor
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi”. Merupakan suatu kajian terhadap
pengembangan pencemaran lingkungandi daerah Tanjung Johor inilah yang
dikemukakan dalam skripsi ini.
Kemudian dalam penyelesaian Skripsi ini, penulis akui, tidak sedikit
hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data
maupun dalam penyusunannya. Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,
terutama bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas
penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada semua pihak yang turut
membantu penyelesaian skripsi ini terutama sekali kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Dr. Subhan, M. Ag Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi serta Wakil Dekan I, II dan III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi .
3. Bapak Sucipto, S. Ag, M. Ag dan Ibu Gwi Awal Habibah, SE.ME.Sy Selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Drs. Maulana Yusuf, M .Ag selaku Pembimbing I yang telah
memberikan saran perbaikan dalam penulisan Skripsi ini.
5. Bapak Drs. H. Muhsin Ruslan, M.Ag selaku pembimbing II yang telah
memberikan saran perbaikan dalam penulisan Skripsi ini
6. Bapak dan ibu dosen, asisten dosen, dan seluruh karyawan/karyawati Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN STS Jambi
7. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
8. Bapak Direktur PT. Jambi Waras yang telah banyak memberikan informasi
kepada peneliti

Di samping itu juga, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT

viii
kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.

Jambi 20 September 2019


Penulis

Eni Yusarni
NIM. EES. 150641

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


NOTA DINAS ............................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ............................ iii
PENGESAHAN .......................................................................................... iv
MOTTO ....................................................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ................................................................................ viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
TRANSLITERASI ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalahan ...................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................ 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 6
E. Kerangka Teori .............................................................................. 7
F. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 20
BAB II METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian .......................................................................... 24
1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 24
2. Pendekatan Penelitian ............................................................... 14
B. Jenis dan Sumber Dat .................................................................... 24
C. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 25
D. Teknik Analisis Data .................................................................... 27
E. Jadwal Penelitian .......................................................................... 28
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Perusahaan PT. Jambi Waras ........................................... 30
B. Visi dan Misi Perusahaan PT. Jambi Waras .................................. 31

x
C. Struktur Organisasi dan Karyawan PT. Jambi Waras ................... 32

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN


A. Tanggung Jawab Perusahaan Karet PT. Jambi Waras Terhadap
Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung Johor Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi ................................................................. 39
B. Faktor Pendukung dan Penghambat Perusahaan Karet PT. Jambi
Waras Terhadap Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung
Johor Kecamatan Pelayangan Kota Jambi .................................... 46
C. Upaya Penyelesaia Pencemaran Lingkungan yang dilakukan
oleh Perusahaan Karet PT. Jambi Waras Terhadap Pencemaran
Lingkungan di Daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan
Kota Jambi ..................................................................................... 53

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 59
B. Rekomendasi ................................................................................ 60

DAFTAR PUSTAKA
lAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Penelitian........................................................................... 29


Tabel 3.1 Struktur Organsisasi dan Karyawan PT. Jami Waras ................... 33
Tabel 3.2 Jumlah Produksi Karet Berdasarkan Jenis Tahun 2018 ................ 35
Tabel 3.3 Rata-rata Penggunaan Bahan Baku Karet pada PT. Jambi Waras
dari bulan Januari sampai Agustus tahun 2019 ........................... 36
Tabel 3.4 Luas dan Produksi Tanaman Karet Provinsi Jambi menurut
Kabupaten tahun 2019 .................................................................. 37

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Jambi Waras Tahun 2018 ................... 34
Gambar 3.2 Grafik Jumlah Produksi Karet Berdasarkan Jenis Tahun 2018. 35
Gambar 3.3 Grafik Produksi Karet Pada PT. Jambi Waras dari bulan
Januari sampai Agustus tahun 2019 ............................................ 36
Gambar 3.4 Grafik Produksi Luas Tanaman Karet Provinsi Jambi Menurut
Kabupaten tahun 2019 ................................................................. 38

xiii
TRANSLITERASI2

A. Alfabet

Arab Indonesia Arab Indonesia


‫ا‬ ‫ط‬ t
‫ة‬ b ‫ظ‬ z
‫ت‬ t ‫ع‬ „
‫ث‬ th ‫غ‬ gh
‫ج‬ j ‫ف‬ f
‫ح‬ H ‫ق‬ q
‫خ‬ Kh ‫ك‬ k
‫د‬ D ‫ل‬ l
‫ذ‬ Dh ‫م‬ m
‫ر‬ R ‫ن‬ n
‫ز‬ Z ‫ه‬ h
‫ش‬ S ‫و‬ w
‫ش‬ Sh ‫ء‬ ,
‫ص‬ S ‫ي‬ y
‫ض‬ Dh

B. Vokal dan Harakat

Arab Indonesia Arab Indonesia Arab Indonesia


َ‫ا‬ a ‫ب‬ a ‫اِى‬ i
َ‫ا‬ u ‫اى‬ á ‫او‬ aw
َِ‫ا‬ i ‫او‬ U ‫اى‬ ay

C. Ta’ Marbutah

Transliterasi untuk ta’marbutah ini ada tiga macam:


1. Ta’ Marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, maka
transliterasinya adalah /h/.

Arab Indonesia
‫صالَة‬ Salah
‫مرَاَة‬ Mir‟ah

2
Tim Penyusun, PanduanPenulisan KaryaIlmiah Mahasiswa Fakultas Ushuluddin IAIN
STS Jambi (Jambi: Fak. Ushuluddin IAIN STS Jambi, 2014), 136-137.

xiv
2. Ta’ Marbutah hidup atau yang mendapat harakat fathah, kasrah dan
dammah, maka transliterasinya adalah /t/.

Arab Indonesia
‫وزارةَالترَبية‬ Wizarat al-Tarbiyah
‫مرَاةَالسَمن‬ Mir‟at al-zaman

3. Ta’ Marbutah yang berharakat tanwin maka transliterasinya adalah


/tan/tin/tun/.

Arab Indonesia
‫فجئة‬

xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan karunia Tuhan
Yang Maha Esa yang diberikan kepada seluruh umat manusia tanpa
terkecuali. Untuk itu lingkungan yang baik dan sehat merupakan suatu hak
mutlak yang dikaruniakan bagi umat manusia untuk dinikmati.Karenanya hak
untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah sama bagi
semua manusia bahkan mahluk hidup yang ada didunia. di dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa
lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak
konstitusional bagi setiap warga negara Indonesia. Oleh karena itu, negara,
pemerintah, dan seluruh pemangku kepentingan berkewajiban untuk
melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam
pelaksanaan pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup Indonesia
dapat tetap menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat Indonesia serta
makhluk hidup lain.3
Lingkungan yang baik dan sehat merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam menunjang kelangsungan hidup manusia.Selain setiap orang
berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat, juga memiliki kewajiban
untuk melakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.Dan
seperti yang telah dijelaskan di atas, lingkungan hidup yang baik dan sehat
bukan saja merupakan suatu hak, tapi didalamnya juga harus memiliki
tanggung jawab untuk menjaga dan melindungi serta mengelola atau
melestarikan agar semakin hari semakin baik dan sehat dan didalamnya pula
tercipta masyarakat yang baik dan sehat.Oleh karena itu jelaslah bahwa
lingkungan merupakan suatu hal yang penting yang patut, dijaga, dilindungi,
dikelolah serta dilestarikan.

3
Penjelsan Umum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
lingkungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, hlm, 34

1
2

Sehubungan dengan hal di atas, perlindungan dan pengelolaan


lingkungan hidup merupakan upaya manusia untuk brinteraksi dengan
lingkungan guna mempertahankan kehidupan mencapai kesejahteraan dan
kelestarian lingkungan.4Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau
kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan,
pengendalian, pemeliharaan, pengawasan dan penegakan
hukum.5Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan secara
terpadu mencakup seluruh didang-bidang lingkungan hidup untuk
berkelanjutan fungsi lingkungan hidup.Dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, tidak terlepas untuk dilakukan pembangunan
yang sifatnya berkelanjutan untuk mencapai kesejahteraan rakyat.
Pembangunan berkelanjutan pada hakekatnya merupakan
pembangunan yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini tanpa
mengorbankan pemenuhan hak generasi yang akan datang. Pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan manusia melalui pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana,
efisien dan memperhatikan keberlangsungan pemanfaatannya baik untuk
generasi masa kini, maupun yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan
yang menempatkan lingkungan hidup sebagai bagianintegral dalam dinamika
pembangunan nasional semakin mengkristal dalam realitas kehidupan
bernegara.6
Menurut Pasal 1 ayat 3 UU-PPLH menjelaskan bahwa Pembangunan
berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek
lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk
menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan,
kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

4
Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup,(Jakarta: Sinar Grafika, 2012), hlm .44
5
Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup. hlm 30
6
Op, cit..hlm 56
3

Pembangunan berkelanjutan menghendaki adanya pendistribusian hak-hak


atas sumber daya alam dan lingkungan hidup secara adil baik bagi generasi
saat ini, maupun masa datang.Konsep pembangunan berkelanjutan
menghendaki pembangunan yang mengintegrasikan kepentingan ekonomi,
sosial dan perlindungan daya dukung lingkungan secara seimbang dan
berkeadilan.7
Proses Pembangunan berkelanjutan bertumpu pada faktor kondisi
sumber daya alam, kualitas lingkungan dan kependudukan.Untuk itu upaya
pembangunan berwawasan lingkungan perlu memuat ikhtiar pembangunan
yang memelihara keutuhan dan fungsi tatanan lingkungan. Dan dalam proses
pembanguna berkelanjutan ini, tidak terlepas dari akibat buruk terhadap
lingkungan yaitu pencemaran atau perusakan lingkungan.
Pencemaran lingkungan adalah perubahan pada lingkungan yang tidak
dikehendaki karena dapat memengaruhi kegiatan, kesehatan dan keselamatan
makhluk hidup. Perubahan tersebut disebabkan oleh suatu zat pencemar yang
disebut polutan.Suatu zat dapat dikatakan sebagai polutan apabila bahan atau
zat asing tersebut melebihi jumlah normal, berada pada tempat yang tidak
semestinya dan berada pada waktu yang tidak tepat.
Masalah pencemaran lingkungan merupakan masalah lama yang
dihadapi manusia dimana hingga saat ini masalah tersebut masih belum dapat
terselesaikan, malah bertambah parah.Pencemaran lingkungan adalah
masuknya substansi-substansi berbahaya ke dalam lingkungan sehingga
kualitas lingkungan menjadi berkurang atau fungsinya tidak sesuai dengan
peruntukannya.Sehingga tatanan lingkungan yang dulu berubah karena
adanya pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
hidup dari anggota lingkungan tersebut.Perusahaan yang peka dan peduli
terhadap masalah-masalah sosial harus memprioritaskan pemeliharaan dan
pembaharuan lingkungan. Hal ini tidak berarti bahwa perusahaan boleh
mengabaikan tanggung jawab kepada stakeholders (pihak-pihak yang

7
Ibid, hlm. 59
4

berkepentingan terhadap bisnis) lain. Tanggung jawab perusahaan terhadap


stakeholders harus seimbang dalam arti tidak menganakemaskan salah satu
pihak tertentu.8
Pencemaran lingkungan oleh perusahaan dapat terjadi pada udara, air
dan tanah yang semuanya itu merupakan bagian pokok dimana manusia itu
hidup. Oleh karena itu setiap peembangunan berkaitan langsung dengan
lingkungan yang merupakan wadah pembangunan yang oleh karena proses
pembangunan tersebut mengakibatkan pencemaran lingkungan.
Pencemaran lingkungan dan perusakan lingkungan disebakan oleh
perbuatan manusia yang secara sengaja ataupun tidak sengaja yang telah
melampaui batas bahkan baku mutu lingkungan hidup yang ditetapkan
sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan hidup.Pencemaran
dan perusakan lingkungan sering terjadi dalam suatu proses pembangunan
atau produksi seseorang ataupun korporasi.
Korporasi atau perusahaan merupakan badan usaha atau badan hukum
yang dalam proses produksinya berhubungan langsung dengan lingkungan.
Untuk itu kemungkinan besar dalam proses produksinya dapat
mengakibatkan pencemaran atau perusakan lingkungan. Oleh karena
ituPencemaran dan perusakan lingkungan tersebut tentu sangat merugikan
masyarakat yang tinggal disekitarnya. Kenyataan membuktikan bahwa
Perncemaran dan perusakan lingkungan oleh perusahaan sering terjadi,seperti
pencemaran lingkungan yang terjadi pada Perusahaan Karet Seberang Kota
Jambi.
Pencemaran dan Dampak akibat kegiatan Perusahaan Karet Seberang
Kota Jambi terjadi mulai tahun 1996–1997dengan 2000-5000 kubik ton
limbah setiap hari di buang oleh Perusahaan Karet Seberang Kota Jambi ke
perairan sungai batang hari yang di mulai sejak Maret 1996. Menurut
Perusahaan Karet Seberang Kota Jambi, buangan limbah tersebut, terbungkus

8
http://www.triratraining.com/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-terhadap-
lingkungan/(diakses 3 desember 2018)
5

lapisan termoklin pada kedalaman 82 meter. warga setempat sangat


memprotes buangan limbah tersebut.
Perbuatan tersebut di atas tentu sangatlah merugikan baik dari segi
materil maupun immateril.Pencemaran atau perusakan lingkungan tersebut
merupakan suatu perbuatan melawan hukum karena perbuatan tersebut
merugikan, melanggar undang-undang serta melanggar kepentingan umum.
Tentunya setiap perbuatan yang merugikan orang lain tersebut
haruslah dipertanggungjawabkan oleh pelaku pencemaran atau perusakan
lingkungan. Pertanggung jawaban tersebut dapat diberikan kepada siapa saja
yang mengalami dampak akibat pencemaran yang dilakukan oleh perusahaan.
Pertanggung jawaban perusahaan berupa pertanggung jawaban
perdata, pidana maupun administrasi dan harus sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.Berdasarkan uraian pada latar belakang
di atas, maka penulis tertarik meneliti permasalahan dengan judul:
Analisis Tanggung Jawab Perusahaan Karet PT Jambi Waras Terhadap
Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung Johor Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka yang menjadi permasalahan
dalam penulisan skripsi ini adalah :
1. Bagaimana Tanggung Jawab Perusahaan Karet PT Jambi Waras Terhadap
Pencemaran Lingkungan dan Upaya Penyelesaian Pencemaran
Lingkungan di Daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota Jambi?
6

C. Batasan Masalah
Supaya tujuan penelitian ini lebih jelas dan mengingat keterbatasan
waktu, biaya, dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti maka peneliti membatasi
masalah pada penelitian ini yaitu Analisis Tanggung Jawab Perusahaan Karet
PT Jambi Waras Terhadap Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung Johor
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Segala yang dilakukan sudah wajarnya memiliki tujuan dan manfaat,
adapun yang menjadi tujuan dari tulisan ini adalah :
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui Tanggung Jawab Perusahaan Karet PT Jambi
Waras Terhadap Pencemaran Lingkungan dan Upaya Penyelesaian
Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung Johor Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi.
2. Manfaat penelitian dari tulisan ini antara lain:
a. Untuk mahasiswa dapat menambah wawasan keilmuan tentang
Analisis Upaya Penyelesaian Pencemaran Lingkungan yang Dilakukan
Oleh Perusahaan Karet PT Jambi Waras Terhadap Pencemaran
Lingkungan di Daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota
Jambi 2017-2018.
b. Bagi lembaga Upaya Penyelesaian Pencemaran Lingkungan yang
Dilakukan Oleh Perusahaan Karet PT Jambi Waras Terhadap
Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung Johor Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi..
c. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan program sarjana Strata Satu
(S1) pada jurusan Ilmu Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
E. Kerangka Teori
1. Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah,
keadaan wajib menanggung segala sesuatunya.Tanggung jawab adalah
7

kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja


maupun yang tidak di sengaja. Tangung jawab juga berarti berbuat
sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Tanggung jawab seseorang mencakup perbuatan-perbuatan
individu yang lain. Hubungan hukum yang sama, yaitu antara delik dan
sanksi, dinyatakan dalam konsep kewajiban dan tanggung jawab. Secara
umum prinsip-prinsip tanggung jawab dalam hukum dapat di bedakan
sebagai berikut :
a. Tanggung Jawab Berdasarkan Unsur Kesalahan.
Prinsip tanggung jawab berdsarkan unsure kesalahan (fault liability
atau liability based on fault) adalah prinsip yang cukup umum dalam
hukum pidana dan perdata. Seperti dalam asas hukum pidana yaitu
“Tiada Pidana tanpa kesalahan” dan di dalam hukum perdata yaitu
perbuatan melawan hukum dalam Pasal 1365 KUHPerdata.
b. Prinsip Praduga Untuk Selalu Bertanggung Jawab.
Prinsip ini menyatakan bahwa tergugat selalu dianggap bertanggung
jawab (presumption of Liability principle, sampai ia dapat
membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Hal tersebut erat sekali
apabila terhadap tergugat yang secara nyata melakukan perbuatan
yang merugikan orang lain.
c. Praduga Untuk Tidak Selalu Bertanggung Jawab
Prinsip ini adalah kebalikan dari prinsip kedua.Prinsip praduga untuk
tidak selalu bertanggung jawab hanya dikenal dalam lingkup
transaksi konsumen yang sangat terbatas.
d. Prinsip Tanggung Jawab Mutlak
Prinsip tanggung jawab mutlak (strict liability atau absolute
liability).Menurut E. Suherman Strict Liability disamakan dengan
Absolute Libility, dalam prinsip ini tidak ada kemungkinan untuk
membebaskan diri dari tanggung jawab, kecuali apabila kerugian
yang timbul karena kesalahan pihak yang dirugikan sendiri.
e. Tanggung Jawab dengan Pembatasan
8

Prinsip tanggung jawab dengan pembatasan (Imitation of liability


principle) ini sangat disenangi oleh pelaku usaha untuk dicantumkan
sebagai kalusula eksonerasi dalam perjanjian standar yang
dibuatnya.9
Dalam teori mengenai tanggung jawab, terdapat tanggung
jawab terhadap masyaratkat yang biasanya disebut tanggung jawab
sosial.Dalam hal penegakan hukum terhadap pencemaran dan
perusakan lingkungan, UUPLH menegaskan mengenai Prinsip-
Prinsip Tanggung Jawab yang perlu diperhatikan dalam hal
seseorang atau perusahaan melakukan pencemaran bahkan
melanggar hukum lingkungan. Adapun prinsip-prinsip pertanggung
jawaban dalam hukum lingkungan :
1) Tanggung jawab sosial
Tanggung jawab sosial seperti dalam Undang-Undang Dasar
1945, pada pasal 28H ayat (1), yang berbunyi sebagai
berikut: “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan medapatkan lingkungan hidup baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.” Hak
yang sama juga diatur di dalam Pasal 9 Undang-Undang No. 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, sebagai berikut:
Ayat (2)“Setiap orang berhak hidup tenteram, aman, damai,
bahagia, sejahtera lahir dan batin.”
Ayat (3)“Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat.10
2) Tanggung Jawab Mutlak (strict liability )
Pengertian bertanggung jawab secara mutlak atau strict
liability yakni unsure kesalahan tidak perlu dibuktikan oleh
pihak penggugat sebagai dasar pembayaran ganti kerugian.

9
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2006), hlm. 13
10]
Pasal (2 dan 3) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.
hlm. 33
9

Ketentuan ini merupakan lex spesialis dalam gugatan tentang


perbuatan melanggar hukum pada umumnya.Besarnya nilai gantirugi
yang dapat dibebankan terhadap pencemar atau perusak lingkungan
hidup dapat ditetapkan sampai batas tertentu. Yang dimaksud sampai
batas tertentu adalah jika menurut penetapan peraturan perundang-
undangan yang berlaku ditentukan keharusan asuransi bagi usaha dan
atau kegiatan yang bersangkutan atau telah tersedian dana lingkungan
hidup. Mengenai tanggung jawab mutlak yaitu dapam Pasal 88 “Setiap
orang yang tindakannya, usahanya, dan/atau kegiatannya menggunakan
B3, menghasilkan danatau mengelola limbah B3, dan/atau yang
menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hidup bertanggung
jawab mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsur
kesalahan”11B3 merupakan Bahan berbahaya dan beracun yang
selanjutnya adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup,
dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Dalam tanggung jawab sosial terdapat terdapat tanggung jawab
terhadap lingkungan.Tanggung jawab terhadap lingkungan Kualitas
lingkungan adalah kebaikan public, dimana setiap orang menikmatinya
tanpa peduli siapa yng membayar untuknya.Jika suatu produk yang
dihasilkan suatu perusahaan tentunya membawa dampak negative
tehadap lingkungan (pencemaran lingkunga) seperti, polusi udara, tanah
dan air. Dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Polusi udara, beberapa proses produksi menimbulkan polusi udara
yang sangat berbahaya bagi lingkungan masyarakat karena bias
menimbulkan penyakit dan saluran pernapasan. Contonya seperti,
polusinya kendaraan, produksi bahan bakar dan baja. Suatu
perusahaan tentunya mempunyai tujuan untuk menghasilkan suatu

11
Ibid. 35
10

produknya yang baik dengan begitu mereka berusaha agar yang


dihasilkan tidak membahayakan lingkungan, contoh pada perusahaan
otomotif dan baaja telah mengurangi polusi udara dengan mengubah
proses produksinya sehingga lebih sedikit karbon dioksida yang
dilepaskan ke udara. Peranan pemerintah dalam mencegah polusi
udara. Pemerintah juga terlibat dalam memberlakukan pedoman
tertentu yang mengharuskan perusahaan untuk membatasi jumlah
karbon dioksida yang ditimbulkan olehproses produksi. Pada tahun
1970, Environmental Protection Agency(EPA), diciptakan untuk
mengembangkan dan memberlakukan standar polusi.
b) Polusi Tanah. Tanah telah terpolusi oleh limbah yang beracun yangn
tida dihasilkan dari beberapa proses produksi. Akibatnya tanah akan
rusak tidak subur dan akan berdampak buruk bagi pertanian. Dengan
begitu perusahaan harus mempunyai suatu strategi yang mengarah
pada pencegahan terhadap polusi tanah. Misalkan, perusahaan
merevisi produksi dan pengemasan guna mengurangi jumlah limbah.
Perusahaan juga harus menyimpan limbah beracunnya ditempat yang
khusus untuk limbah beracun dan perusahaan juga bias mendaur
ulang membatasi penggunaan bahan baku yang pada akhirnya akan
menjadi limbah padat. Ada banyak perusahaan yang memiliki
program lingkungan yang didesain untuk mengurangi kerusakan
lingkuperngan. Contoh, perusahaan Homestake Mining Company
mengakui bahwa operasi penambangannnya merusak tanah, sehingga
perusahaan tersebut mengelurkan uang untuk meminimalkan dampak
terhadap lingkungan.
c) Polusi Air / Pencemaran Air. Pencemaran air mengacu pada
perubahan fisik, biologi, kimia dan kondisi badan air yang akan
mengganggu keseimbangan ekosistem.Seperti jenis polusi, hasil
polusi air bila jumlah besar limbah yang berasal dari berbagai sumber
polutan tidak dapat lagi ditampung oleh ekosistem alam.
11

Sebenarnya ada alasan tertentu yang berada di belakang apa


yang menyebabkan pencemaran air. Namun, penting untuk
membiasakan diri dengan dua kategori utama pencemaran air, polusi
beberapa datang langsung dari lokasi tertentu seseorang.Jenis polusi
disebut pencemaran sumber titik seperti pipa air tercemar limbah
yang mengalir ke sungai dan lahan pertanian. Sementara itu, polusi
sumber non-titik adalah polusi yang berasal dari daerah-daerah besar
seperti bensin dan kotoran lain dari jalan raya yang masuk ke danau
dan sungai. Salah satu penyebab utama pencemaran air yang telah
menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang serius dan
merupakan polutan yang berasal dari bahan kimia dan proses
industri. Ketika pabrik-pabrik dan produsen menuangkan bahan
kimia dan limbah ternak langsung ke sungai dan sungai, air menjadi
beracun dan tingkat oksigen yang habis menyebabkan banyak
organisme air mati.Limbah ini termasuk pelarut dan zat-zat
beracun.Sebagian besar limbah tidak biodegradable.tanaman Power,
pabrik kertas, kilang, pabrik-pabrik mobil membuang sampah ke
sungai. Jadi suatu perusahaan sangat berperan penting dalam
menengani masalah tersebut dengan melakukan penilitian dan
strategi untuk mencegah terjadinya polusi air. Jadi pad prinsipnya
perusahaan harus melakukan ada dua cara untuk menanggulangi
pencemaran, yaitu penanggulangan non-teknis dan secara teknis.
Penanggulangan secara non-teknis yaitu usaha untuk mengurangi
pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan
perundang-undangan yang dapat merencanakan,mengatur dan
mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi
sehingga tidak terjadi pencemaran. Peraturan perundangan ini
hendaknya dapat smemberikan gambaran secara jelas tentang
kegiatan industri yang akan dilaksanakan, misalnya AMDAL,
pengaturan dan pengawasan kegiatan, serta menanamkan perilaku
disiplin. Sedangkan penanggulangan secara teknis bersumber kepada
12

industri terhadap perlakuan buangannya, misalnya dengan mengubah


proses, mengelola limbah atau menambah alat bantu yang dapat
mengurangi pencemaran.
2. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup, sering disebut sebagai lingkungan, adalah
istilah yang dapat mencakup segala makhluk hidup dan tak hidup di alam
yang ada di Bumi atau bagian dari Bumi, yang berfungsi secara alami
tanpa campur tangan manusia yang berlebihan.12Pengertianlingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi
perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak
langsung.Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan
abiotik.Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan hidup
untuk menyebutkan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Menurut Pasal 1
angka 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaam lingkungan hidup, menjelaskan Lingkungan Hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain.13
Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi
ruang, tempat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan
Nusantara dalam melaksanakan kedaulatan, hak berdaulat, dan
yurisdiksinya.
Dalam lingkungan hidup terdapat ekosistem, yaitu tatanan unsur
lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling
mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan
produktivitas lingkungan hidup.

12
http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hidup (diakses 3 desember 2018)
13
Pasal 1 angka 1 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaam lingkungan hidup, menjelaskan Lingkungan hidup
13

Merujuk pada definisi di atas, maka lingkungan hidup Indonesia


tidak lain merupakan Wawasan Nusantara, yang menempati posisi silang
antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuaca serta
musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan
strategis yang tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan
kehidupan bernegara dalam segala aspeknya. Secara hukum maka
wawasan dalam menyelenggarakan penegakan hukum pengelolaan
lingkungan hidup di Indonesia adalah Wawasan Nusantara.
dalam rangka kepastian hukum serta perlindungan atas lingkungan
hidup, maka muncullah apa yang dinamakan Hukum Lingkungan. Hukum
lingkunganistilah hukum lingkungan ini merupakan terjemahan dari
beberapa istilah “environmental” dalam bahasa inggris, “millieeurecht”
dalam bahasa belanda, “l,environnement” dalam bahasa prancis
“Umweltrecht” dalam bahasa jerman , “Hukum alam seputar” dalam
bahasa malaysia, “Batas nan kapaligiran” dalam bahasa tagalog “Sin-ved-
lom kwahm” dalam bahasa thailand, “Qomum al-biah” dalam bahasa
arab.14
Danusaputro menyebutkan bahwa hukum lingkungan adalah
hukum yang mendasari penyelenggaraan perlindungan dan tata
pengelolaan serta peningkatan ketahanan lingkungan. Istilah hukum
lingkungan dipakai dalam pengertian sama untuk menyebut perangkat
norma hukum yang mengatur pengelolaan lingkungan hidup (fisik)
dengan tujuan menjamin kelestarian dan mengembangkan kelestarian dan
mengembangkan kemampuan lingkungan hidup.15manusia” dan
selanjutnya istilah “Hukum Lingkungan” Drupsten mengemukakan
bahwa hukum lingkungan (millieurecht) adalah hukum yang dengan
lingkungan alam, dalam arti seluas-luasnya ruang lingkupnya berkaitan
dengan dan ditentukan oleh ruang lingkup pengelolaan lingkungan.
Mengingat pengelolaan lingkungan hidup dilakukan terutama oleh
14
Muhamad Erwin, “Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan Pembangunan
Lingkungan hidup”,(Bandung: Refika Aditama 2011), hlm. 8
15
Op.,cit. hlm.23
14

pemerintah maka hukum lingkungan sebagian besar terdiri atas hukum


pemerintah (besturrecht).16 Hukum lingkungan dalam pengertiannnya
yang paling sederhana dapat diterangkan sebagai hukum yang mengatur
tatanan lingkungan (Lingkungan Hidup) 17
Dalam menindak lanjuti pengelolaan lingkungan hidup, maka
dalam proses pengelolaan ini muncul apa yang dinamakan Pembangunan
Berkelanjutan.Pembangunan berkelanjutan tidak saja berkonsentrasi pada
isu-isu lingkungan. Lebih luas daripada itu, pembangunan berkelanjutan
mencakup tiga lingkup kebijakan: pembangunan ekonomi, pembangunan
sosial dan perlindungan lingkungan. Dokumen-dokumen PBB, terutama
dokumen hasil World Summit 2005 menyebut ketiga hal dimensi tersebut
saling terkait dan merupakan pilar pendorong bagi pembangunan
berkelanjutan. Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu
negara, diperlukan komponen pendudukyang berkualitas.Karena dari
penduduk berkualitas itulah memungkinkan untuk bisa mengolah dan
mengelola potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan
maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.Sehingga
harapannya terjadi keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk
dengan kapasitas dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan. 18
Selanjutnya dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kelangsungan
hidup manusia maka pemerintah menegaskan mengenai perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.Perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi
perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum.
Di dalam Pasal 2 UUPPLH menjelaskan bahwa Perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkanasas:
16
Ibid, hlm. 24
17
Tim Pengajar, Bahan Ajar Hukum Lingkungan,Universitas Sam Ratulangi Manado, hlm1
18]
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_berkelanjutan (diakses 4 Desember 20180
15

a. Tanggung jawab negara


b. Kelestarian dan keberlanjutan
c. Keserasian dan keseimbangan
d. Keterpaduan
e. Manfaat
f. Kehati-hatian
g. Keadilan
h. Ekoregion
i. Keanekaragaman hayati
j. Pencemar membayar
k. Partisipatif
l. Kearifan local
m. Tata kelola pemerintahan yang baik; dan
n. Otonomi daerah.19
Selajutnya dalam Pasal 3 UUPPLH menjelaskan
bahwaPerlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan:
1) Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
2) Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia
3) Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian
ekosistem
4) Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup
5) Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan
hidup
6) Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi
masa depan
7) Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan
hidupsebagai bagian dari hak asasi manusia
8) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana

19
Pasal 2 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaam
lingkungan hidup, menjelaskan Lingkungan hidup
16

9) Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan


10) Mengantisipasi isu lingkungan global20
Sehubungan dengan hal tersebut di atas dalam proses pengelolaan
lingkungan hidup yaitu dalam pembangunan berkelanjautan tidak terlepas
dari akibat atas pengelolaan lingkungan hidup tersebut. Pastinya berbicara
mengenai dampak akibat pembangunan atau pengelolaan lingkungan hidup
ada dua yaitu dampak positif dan dampak negatif.Dampak positifnya adalah
terpenuhinya kebutuhan pembangunan dan kepentingan hidup
manusia.Sedangkan dampak negatifnya adalah Tercemar dan Rusaknya
lingkungan hidup.
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan
hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan
hidup yang telah ditetapkan.21 Stephanus Munadjat Danusaputro
merumuskan pencemaran lingkungan sebagai berikut: “pencemaran adalah
suatu keadaan, dalam mana suatu zat dan atau energi diintroduksikan
kedalam suatu lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sendiri dalam konsentrasi sedemikian rupa, hingga menyebabkan terjadinya
perubahan dalam keadaan termaksud yang mengakibatkan lingkungan itu
tidak berfungsi seperti semula dalam arti kesehatan, kesejahteraan, dan
keselamatan hayati.”
Pencemaran lingkungan adalah perubahan pada lingkungan yang
tidak dikehendaki karena dapat memengaruhi kegiatan, kesehatan dan
keselamatan makhluk hidup. Perubahan tersebut disebabkan oleh suatu zat
pencemar yang disebut polutan.Suatu zat dapat dikatakan sebagai polutan
apabila bahan atau zat asing tersebut melebihi jumlah normal, berada pada
tempat yang tidak semestinya dan berada pada waktu yang tidak tepat.
Masalah pencemaran lingkungan merupakan masalah lama yang
dihadapi manusia dimana hingga saat ini masalah tersebut masih belum

20
Ibid, Pasal 3
21
Ibid, hlm. 36
17

dapat terselesaikan, malah bertambah parah.Pencemaran lingkungan adalah


masuknya substansi-substansi berbahaya ke dalam lingkungan sehingga
kualitas lingkungan menjadi berkurang atau fungsinya tidak sesuai dengan
peruntukannya.Sehingga tatanan lingkungan yang dulu berubah karena
adanya pencemaran lingkungan.Ada beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya pencemaran yang dilakukan oleh manusia, yaitu akibat
pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat dan perkembangan
teknologi. Faktor-faktor tersebut menyebabkan kebutuhan penduduk juga
meningkat22
Selain istilah pencemaran, terdapat juga istilah Perusakan
lingkungan hidup yaitu tindakan orang yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati
lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup.23 Selanjutnya akibat dari perbuatan tersebut adalah kerusakan
lingkungan hidup yaitu perubahan langsung dan/atau tidak langsung
terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang
melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup.24
Pencemaran juga bisa berarti berubahnya tatanan (komposisi) air
atau udara oleh kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/
udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukkannya. Pencemaran lingkungan dapat dikategorikan menjadi:
a) Pencemaran air
b) Pencemaran udara
c) Pencemaran tanah
d) Pencemaran logam berat
e) Pencemaran suara
Pencemaran lingkungan hidup harus menjadi perhatian yang serius
di era saat ini. Meningkatnya kegiatan industri seperti pertambangan telah

22
Ibid. hal 36
23
http://www.tugasku4u.com/2013/05/pencemaran-lingkungan.html(Diakses 4 Desember
2018)
24
Op, cit., Pasal 1 ayat 16 hlm. 37
18

banyak mengganggu ekosistem lingkungan hidup dengan kegiatan


penebangan pohon dan kebisingan alat-alat pertambangan yang digunakan
Inti dari permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk hidup,
khususnya manusia dengan lingkungan hidupnya.Ilmu tentang hubungan
timbal balik makhluk hidup dengan lingkungan.
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat
pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan
menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
(1) Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih.
(2) Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa)
di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi
cacat.
(3) Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.
Selain istilah pencemaran linkungan juga terdapat istilah yang
sama dengan itu, yaitu Kerusakan lingkungan hidup.Kerusakan
lingkungan hidup terjadi karena adanya tindakan yang menimbulkan
perubahan langsung atau tidak langsung sifat fisik dan/atau hayati
sehingga lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang
pembangunan berkelanjutan. Kerusakan lingkungan hidup terjadi di
darat, udara, maupun di air. Kerusakan lingkungan hidup yang akan
dibahas dalam Bab ini adalah meluasnya lahan kritis, erosi dan
sedimentasi, serta kerusakan lingkungan pesisir dan laut. Kerusakan
lingkungan adalah deteriorasi lingkungan dengan hilangnya sumber
dayaair, udara, dan tanah; kerusakan ekosistem dan punahnyafauna liar.
19

Kerusakan lingkungan adalah salah satu dari sepuluh ancaman yang


secara resmi diperingatkan oleh High Level Threat Panel dari PBB.25

3. Perusahaan
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan
berkumpulnya semua faktor produksi.Setiap perusahaan ada yang
terdaftar di pemerintah dan ada pula yang tidak.Bagi perusahaan yang
terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha untuk
perusahaannya.Badan usaha ini adalah status dari perusahaan tersebut
yang terdaftar di pemerintah secara resmi.26Di dalam ruang lingkup
pergaulan hukum di tengah-tengan masyarakat, di samping manusia
sebagai pendukung hak dan kewajiban, di dalam hukumpun menegaskan
badan hukum juga merupakan suatu subjek hukum yang dapat menjadi
pendukung hak dan kewajiban.
Menurut Sri Soedewi Masjchoen,mengatakan bahwa badan
hukum adalah kumpulan orang-orang yang bersama-sama bertujuan untuk
mendirikan suatu badan, yaitu (1) berwujud himpunan dan (2) harta
kekkayaan yang disendirikan untuk tujuan tertentu, dan dikenal dengan
yayasan.
Menurut pendapat Soebekti, badan hukum adalah suatu badan
atau perkumpulan yang dapat memiliki hak-hak dan melakukan perbuatan
seperti menerima serta memiliki kekayaan sendiri, dapat digugat dan
menggugat di muka hakim.27Sedangkan menurut Rochmat Soemitro,
badan hukum adalah suatu badan yang dapat mempunyai harta
kekayaanhak serta kewajiban seperti orang-orang pribadi.28

25
Op, cit., hlm,38
26
http://id.wikipedia.org/wiki/kerusakan_lingkungan(diakses 4 desember 2018)
27
Op., cit, hlm 18
28
http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan9diakses 4 desember 2018)
20

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, apabila dalam hal suatu


badan hukum itu melakukan pelanggaran yang mengakibatkan kerugian
terhadap orang lain maka oleh hukum dapat dikenakan sanksi baginya
oleh karena stutus hukum yang disandangnya itu serta atas suatu
kepentingan dan permasalahan yang terjadi dalam suatu badan hukum
tersebut, perwakilan badan hukum tersebut dapat bertindak untuk dan atas
nama badah hukum termasuk suatu perusahaan.
Istilah perusahaan merupakan itilah ekonomi yang dimasukkan
kedalam hukum, khususnya hukum dagang.Setelah istilah perusahaan
(Iedriff) dan perbuatan Perusahaan (bedriffshandeling) dimasukkan
kedalam KUH Dagang mengganti istilah pedangan dan perbuatan
dagang.29Dalam pemahaman Molengraaff pengertian perusahaan seperti
itu adalah pengertian ekonomis. Molengraaffmengatakan perusahaan
adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus
bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan dengan memperniagakan
atau menyerahkan barang-barang atau mengadakan perjanjian
peniagaan.30
Berdasarkan ketentuan Staatsblad (lembaran negara) 1938 No.
276 , maka Pasal 2 sampai Pasal 5 KUHD (Kitab Undang-Undang
Hukum Dagang) telah di hapus sehingga berakibat pengertian
“perdagangan” dihapus dan diganti menjadi “perusahaan31. Menurut
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan
Pasal 1 Huruf (b), perusahaan adalah setiap bentuk usahayang
menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat tetap dan terus-menerus dan
yang didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam wilayah Negara
Republik Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan atau
laba.32

29
Janus Sidabalok, Hukum Perusahaan, , (Bandung: Nuansa Aulia 2012), hlm 2
30
Titik Triwulan Tutik,Pengantar Hukum Perdata Di Indonesia,(Jakarta: Prestasi Pustaka,
2006), hlm. 43
31
Op.,cit, hlm.18
32
Pasal 1 Huruf (b)Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan.
21

Menurut Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen


Perusahaan Pasal 1 Butir (2), perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang
melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus dengan tujuan
memperoleh keuntungan atau laba, baik yang diselenggarakan oleh orang
perorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau
bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah
Negara Republik Indonesia.33
Menurut Pasal 1 huruf (c) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1987
tentang kamar dagang dan industry (UU KADIN), Perusahaan adalah
setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang bersifat
tetap dan terus menerus, yang didirikan dan bekerja serta berkedudukan di
wilayah Negara Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan
dan atau laba.
Dari perumusan batasan mengenai perusahaan di atas, penulis
menarik kesimpulan bahwa Perusahaan suatu setiap badan usaha yang
melakukan kegiatan usaha untuk mencari atau memperoleh keuntugan
atau laba yang didirikan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Perusahaan adalah segala bentuk usaha yang menjalankan setiap
jenis usaha yang bersifat tetap, terus menerus, bekerja, berada dan
didirikan di wilayah Negara Indonesia dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan atau laba.
Ciri khas dari perusahaan adalah :Bekerja terus menerus, Bersifat
tetap, Terang-terangan, Mendapat keuntungan,Pembukuan.
Menurut Pemerintah Belanda ketika membacakan Memorie van
Toelichting (Penjelasan) Rencana Undang-Undang Wetboek van
Koophandel di muka parlemen menyebutkan, bahwa perusahaan adalah
keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, dengan
terang-terangan dalam kedudukan tertentu, dan untuk mencari laba bagi
dirinya sendiri.Menurut Molengraaf, perusahaan adalah keseluruhan
perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak ke luar untuk

33
Pasal 1 Butir (2) Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.
22

mendapatkan penghasilan, dengan cara memperniagakan barang-barang


atau mengadakan perjanjian perdagangan.
Perkembangan pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam UU
No. 3 Tahun 1992 tentang Wajib Daftar Perusahaan, dan UU No. 8
Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan. Menurut Pasal 1 Huruf b UU
No. 3 Tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang bersifat
tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja serta berkedudukan dalam
wilayah Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan atau
laba. Pasal 1 Butir 2 UU No. 8 Tahun 1997 mendefinisikan perusahaan
sebagai bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus
menerus dengan tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba baik yang
diselenggarakan oleh orang perseorangan maupun badan usaha yang
berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan
berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia.
Analisis dampak lingkungan (di Indonesia, dikenal dengan
namaAMDAL) adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu
usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL ini dibuat saat
perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan pengaruh
terhadap lingkungan hidup di sekitarnya. Yang dimaksud lingkungan
hidup di sini adalah aspek abiotik, biotik dan kultural. Dasar hukum
AMDAL di Indonesia adalah Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012
tentang "Izin Lingkungan Hidup" yang merupakan pengganti PP 27
Tahun 1999 tentang Amdal.34
Selanjutnya Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL,
adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan
yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang

34
http//amdal.wikipedia.com(diakses 4 desember 2018)
23

diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan


Usaha dan/atau Kegiatan.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Dalam hal ini perlu dikemukakan tempat di mana situasi sosial
tersebut akan diteliti.35 Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Karet
Terhadap Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung Johor Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi 1 Desember 2018-1 Maret 2019
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang berbentuk
gambaran tentang latar pengamatan, orang, tindakan, dan
pembicaraan”36Penelitian ini berbentuk deskriptif kualitatif yang dilihat
melalui sudut pandang dengan mengkaji tentang Analisis Tanggung Jawab
Perusahaan Karet Terhadap Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung
Johor Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. 37Jika data
primer yang dibutuhkan, maka sipeneliti dapat menggunakan teknik
dan alat untuk mengumpulkan data seperti observasi langsug
menggunakan informan.38Data primer yang penulis maksudkan dalam
penelitian ini adalah data tentang Perusahaan Karet Terhadap
Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung Johor Kecamatan
Pelayangan Kota Jambi.

35
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta. 2009),hlm. 399
36
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosda Karya, 2014), hlm,
211
37
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, (Jambi: Sulthan Thaha Press,
2007), hlm, 87.
38
Moh Nazir,Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), hlm. 92

24
25

b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang bukan diusahakan sendiri
pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro statistik, majalah,
koran keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.39 Data sekunder
dalam penelitian ini adalah data yang diambil mengenai gambaran
umum Koperasi Kenanga Sungai Kambang:
1) Historis dan geografis.
2) Struktur organisasi.
3) Keadaan, karyawan.
4) Keadaan sarana dan prasarana.
2. Sumber Data
Sumber data adalah dimana data diperoleh.40Sedangkan sumber
data dalam penelitian ini orang yang meliputi:
a. Manager Perusahaan.
b. Karyawan
c. Arsip.
d. Peristiwa/kejadian.
C. Instrumen Pengumpulan Data
1.Observasi
“Metode observasi merupakan kegiatan pemuatan perhatian semua
objek dengan menggunakan seluruh indera.”41Penulis menggunakan metode
observasi partisipan untuk melihat data di lapangan yang bisa menjadi
instrumen utama pengumpulan data untuk mendapatkan informasi tentang
Tanggung Jawab Perusahaan Karet Terhadap Pencemaran Lingkungan di
Daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
2.Wawancara
“Wawancara adalah sebuah dialog yang dilaksanakan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari

39
Ibid., hlm, 91.
40
Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung, Pustaka Setia,
1998), hlm, 122.
41
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm, 156.
26

terwawancara.”42Wawancara adalah “Suatu percakapan dengan maksud


tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban pertanyaan tersebut.43
Esterberg dalam Sugiono mengemukakan beberapa macam
wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak
terstruktur.44 Wawancara tidak terstuktur penulis gunakan sebagai
instrumen pelengkap observasi untuk mengumpulkan data di lapangan
tentang Perusahaan Karet Terhadap Pencemaran Lingkungan di Daerah
Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
3.Dokumentasi
“Dokumentasi sebagai cara mencari data mengurai hal-hal atau
variabel-variabel yang merupakan catatan manuskrip, buku, surat kabar,
majalah, notulen rapat, prasasti, legger, agenda dan sebagainya.” 45Metode
dokumentasi digunakan untuk mendapatkan informasi non manusia,
sumber informasi (data) non manusia ini berupa catatan-catatan,
pengumuman, instruksi, aturan-aturan, laporan, keputusan atau surat-surat
lainnya, catatan-catatan dan arsip-arsip yang ada kaitannya dengan fokus
penelitian. Data yang dikumpulkan mengenai teknik tersebut berupa kata-
kata, tindakan dan dokumen tertulis lainnya, dicatat dengan menggunakan
catatan-catatan. Dokumen-dokumen yang mungkin tersedia mencakup
budget, iklan diskripsi kerja, laporan tahunan, memo, arsip, kresponden,
dan brosur informasi.46 Dokumentasi penulis gunakan sebagai intrumen
utama untuk memperoleh semua data-data yang berhubungan dengan
gambaran umum Perusahaan Karet Terhadap Pencemaran Lingkungan di
Daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota Jambi:
a. Historis dan geografis.

42
Ibid., hlm, 155.
43
Ibid, hlm. 95.
44
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian.hlm. 119-120
45
Ibid., hlm, 231.
46
Emizer, Metodologi Penelitian Pendidikan kualitatif dan kuantitatif, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2007). hlm. 172
27

b. Struktur organisasi.
c. Keadaan karyawan.
d. Keadaan sarana dan prasarana.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data dengan teknik analisis deskriptif kualitatif yang digunakan
dalam penelitian ini adalah model analisis data menurut Miles dan Huberman
yang pada prinsipnya kegiatan analisis data ini dilakukan sepanjang kegiatan
penelitian (during data collection), dan kegiatan yang paling inti mencakup
menyederhanaan data (data reduction), penyajian data (data display) serta
menarik kesimpulan (making conclusion).47 Analisis data ini untik skala sikap
dapat dilakukan terhadap keseluruhan instrumen (meliputi semua aspek
menyeluruh) maupun analisis perbagian aspek.48
Analisis data ini dilakukan sejak pengumpulan data secara keseluruhan.
Data kemudian di cek kembali, secara berulang, dan disistimatiskan dan
diinterpretasikan secara logis, sehingga diperoleh data yang absah dan
kredibel.49
Suatu analisis melaui data kualitatif dengan menggunakan analisis
sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reductions)
Menurut Miles dan Hubberman, mereduksi data berarti
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan hal-hal yang
penting, dicari pola dan temanya. Dengan demikian, mereduksi data yang
telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
dan mencarinya bila diperlukan.50
Dalam hal ini, menggunakan teknik reduksi data adalah untuk
mereduksikan data yang diperoleh dari lapangan penelitian yang bersifat

47
Michael A. Huberman dan Matthew B Miles, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: UI,
1992), hlm. 16.
48
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian(Jakarta: Rineka Cipta,2000), hlm. 353.
49
Lexsi J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya,1996),
hlm. 6.
50
Op, Cit., hlm.17
28

umum tentang Perusahaan Karet Terhadap Pencemaran Lingkungan di


Daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
2. Penyajian data (Display Data)
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, dan hubungan antar kategori, flowchart dan
sejenisnya.Namun yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam
metode penelitain ini adalah teks yang bersifat naratif.
Maka dalam hal ini, peneliti ingin mengalisis datanya
menggunakan penyajian data agar dapat menganalisis lebih dalam
gambaran yang terjadi di lapangan.
3. Penarikan kesimpulan (Conclution Drawing Verification)
Verification merupakan langkah ketiga analisis data yang berupa
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat untuk mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
Maka dalam hal ini peneliti ingin menggunakan analisis verifikasi
agar dapat menyimpulkan data yang diperoleh dilapangan, sehingga
temuan awal yang sebelumnya masih bersifat sementara akan lebih jelas
gambaran masalah yang telah diteliti.
F. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama lima bulan. Penelitian dilakukan
dengan pembuatan proposal, kemudian dilanjutnya dengan perbaikan hasil
seminar proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka
penulis mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam
waktu yang berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan
pembimbing sebelum diajukan kepada sidang munaqasah. Hasil sidang
munaqasah dilanjutkan dengan perbaikan dan penggandaan laporan penelitian
skripsi. Adapun jadwal kegiatan penelitian skripsi ini dapat dilihat pada tabel
berikut:
29

Tabel 1.1. Jadwal Penelitian


No Tahun 2018-2019
Kegiatan Desember Januari Februari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul x
2. Pembuat an Proposal x x
3. Perbaikan Proposal dan x x
Seminar
4. Surat Izin Riset x
5. Pengumpulan Data x x x x

6. Pengolahan dan x x x x
Analisis Data
7. Pembuatan Laporan x x x x x
8. Bimbingan dan x x
Perbaikan
9. Agenda dan Ujian x
Skripsi
10. Perbaikan dan x x
Penjilidan
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Perusahaan PT. Jambi Waras
PT. Jambi Waras merupakan salah satu perusahaan karet. Perusahaan
ini terletak di daratan sumatera, diamana lokasinya sangat dekat dengan
sumber bahan baku yakni karet yang sangat melimpah. Pengolahan karet
secara terpadu mampu menghasilkan berbagai macam produk yang sangat
berguna bagi manusia. PT. Jambi Waras merupakan salah satu perusahaan
karet yang beralamat di Jl. Koptu A. Gultom Tanjung Johor kecamatan
Pelayangann Kota Jambi 36256. Pabrik yang berkode SAK ini beroperasi
sejak tahun 1970 dengan jenis produk SIR 10, SIR 20, dan SIR 20 VK.
Pabrik ini menampung karet dari rakyat dan pedagang di daerah Jambi,
Palembang dan Bangka.
PT. Jambi Waras didirikan berdasarkan akta pendirian Nomor 11
tanggal 27 Oktober 1964 yang dibuat di hadapan Adi Putra Parlindungan, SH
Notaris di Jambi, yang telah mendapatkan pengesahan dari Menkumham,
berdasarkan surat keputusan No. JA. 5/98/13 tanggal 21 September 1965, dan
telah didaftarkan di Kantor Pengadilan Negeri Telanaipura Jambi di bawah
Nomor. 59/P.N./1995 tanggal 11 Oktober 1995, sebagaimana diubah dengan
(i) Akta Perubahan Nomor. 6 Tanggal 5 Juli 1995 dan (ii) Akta Perubahan
Nomor 16 Tanggal Tanggal 14 Agustus 1995, keduanya dibuat di hadapan
Aadi Putera Parlindungan, S H., Notaris di Jambi yang telah mendapatkan
pengesahan dari Menkumham, berdasarkan surat keputusan Nomor
J.A.5/98/13 tanggal 21 September 1965 yang telah didaftarkan di kantor
Pengadilan Negeri Telanaipura Jambi dibawah Nomor 63/P.N./1965
tanggal 11 Oktober 1965 seluruhnya telah diumumkan dalam BNRI
Nomor. 41 Tanggal 22 Mei 1970, tambahan Nomor. 150 Akta Pendirian.
Anggaran dasar yang dimuat dalam akta pendirian tersebut selanjutnya
telah mengalami perubahan dan terakhir dirubah berdasarkan akta pernyataan
keputusan para pemegang saham Nomor 5 tanggal 12 Desember 2018. Yang
dibuat di hadapan Inayati Noor Thahir, SH., M.Kn., Notaris di Kota Bogor
yang telah diberitahukan kepada Menkumham sebagaimana ternyata dalam

30
31

surat penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar Nomor. AHU-


AH.01.03-0274958 tanggal 13 Desember 2018 yang telah didaftarkan dalam
daftar Perseroan pada Kemenkumham di bawah Nomor. AHU.0169719-
AH.01.11. tahun 2018 tanggal 13 Desember 2018 (akta Nomor.5/2018)
Berdasarkan akta Nomor. 5/2018. Pemegang saham PT. Jambi Waras
telah menyetujui untuk mengubah ketentuan pasal 11 ayat 3 huruf a anggaran
dasar PT. Jambi Waras tentang masa jabatan Direksi dan pasal 14 ayat 3
huruf a Anggaran dasar PT. Jambi Waras tentang masa jabatan Dewan
Komisaris. Persamaan saham oleh Perseroan dalam PT. Jambi Waras dimulai
pada 1993. Pengolahan karet secara terpadu mampu menghasilkan berbagai
macam produk yang sangat berguna bagi manusia.
B. Visi dan Misi Perusahaan PT. Jambi Waras
1. Visi
Menghasilkan Produk-produk Karet dan olahan lainnya yang
aman, dan bermutu
2. Misi
a. Menghasilkan Produk-produk berbasis karet yang berkualitas kelas
dunia (Word Class).
b. Menjadi Mitra usaha para petani, suplier dan buyer dan customer
yang baik.
c. Bekerja dan berproduksi secara konsisten dan ramah lingkungan.
3. Strategi Pencapaian Visi dan Misi
a. Menigkatkan produktifitas pekerja atau karyawan dalam bidang
pekerjaan karyawan, tempat bekerja (produksi) dan lingkungan
perusahaan secara menyeluruh. adapun strategi yang dilakukan untuk
masalah kebersihan lingkungan diatas adalah membuat tata tertib di
area produksi untuk menghindari kontaminasi ex : dilarang makan
dan minum (pada waktu bekerja), di larang meludah, merokok,
menjaga rambut agar selalu bersih dan pendek, menjaga kuku agar
tetap bersih dan lain-lain.
32

b. Mengolah limbah cair/padat hasil produksi dengan baik, agar tidak


mencemari lingkungan, untuk itu perusahaan berkomitmen
melakasanakan pengolahan lingkungan dan pemamtauan
lingkungan secara berkelanjutan.
c. Mengadakan training atau pelatihan kepada karyawan untuk
menigkatkan kualitas hasil produksi agar menghasilkan produk-
produk karet terbaik.
D. Struktur Organisasi dan Karyawan PT. Jambi Waras
Organisasi sebagai suatu sistem sangat dibutuhkan oleh manusia.
Melalui organisasi, manusia dapat berinteraksi dan bersosialisasi dengan
manusia lainnya, serta duduk bersama merancang tujuan untuk mewujudkan
kemaslahatan bersama. Untuk itu, dewasa ini banyak organisasi dari berbagai
golongan, kelompok, lapisan atau aspek yang mencoba membentuk
organisasi, sebagai wadah berkumpul dan mengemukan pendapat dan
berusaha mencapai tujuan, demikian juga dalam organisasi berfungsi untuk
mencapai tujuan.
Sebagai satuan organisasi tidak akan terlepas dari suatu struktur
organisasi kepengurusan. Tugas seorang pemimpin untuk mengatur dan
memberikan kebijaksanaan dalam mengatur langkah-langkah yang harus
ditempuh karena pemimpinlah yang mempunyai wewenang dan tanggung
jawab secara penuh dan konsekuen. Berikut ini mengenai nama-nama
karyawan PT. Jambi Waras dan jabatannya dalam organiasi perpusahaan ini
pada periode 2018, yakni:

Tabel. 3.1 Struktur Organsisasi dan Karyawan PT. Jambi Waras Harian
dan Bulanan 201851

51
Dokumentasi PT. Jambi Waras Tahun 2018
33

No Bagian Harian Bulanan


Orang Orang
1 Direktur - 1
2 Kepala Departemen/ wakil - 3
3 Hrd/adm keu/umum departemen pembelian - 11
4 Kadar/krani timbang/timbor dapartemen Pabrik 5 8
5 Qc/Lab kontrol Produksi 3 10
6 Prod sihft A/Ka. Prod 6 2
7 Prod Shift B 7 1
8 Prod Shift C 7 1
9 Prod Milling I 7 1
10 Prod Milling II 7 1
11 Serba-serbi 2 1
12 Teknik 6 11
13 Gudang 4 5
14 Satpam 4 1
Total 58 57

Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat diketahui bahwa untuk wilayah


operasional Jambi, maka PT. Jambi Waras periode 2018 tenaga kerja harian
sebanyak 58 orang dan tenaga kerja bunalan sebanyak 57 orang merupakan tenaga
kerja yang berasal dari penduduk dilingkungan perusahaan tersebut. Sedangkan
yang duduk sebagai dewan komisaris dan direktur PT. Jambi Waras adalah orang-
orang dari luar jambi.52

52
Dokumentasi PT. Jambi Waras Tahun 2018
34

Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Jambi Waras tahun 20118

Direksi PT. Jambi Waras


Martinus Subandi Sinarya

Direktur
Johanes Candra

HRD Wakil Direktur Departemen


Hendy Henrawan Kantor

Teknik Departemen Lab Kontrol


Pabrik Produksi

Sales
Hendrik Irawan

Marketing
Bambang Wijaya

Satpam
35

Tabel 3.2 Jumlah Produksi Karet Berdasarkan Jenis Tahun 2018


No Nama dan Jenis Produk Produksi Ton/ Tahun
1 SIR 10 15.600 Ton
2 SIR 20 18,720 Ton
3 SIR 20 VK 21,840 Ton
Jumlah 56,160 Ton
Sumber : PT. Jambi Waras

Gambar 3.1. Grafik Jumlah Produksi Karet Berdasarkan Jenis Tahun


2018

Grafik Produksi Karet


56.840

18.720

15.600

SIR 10 SIR 20 SIR 20 VK

Dari Tabel. 3.2 dan grafik di atas dapat dilihat bahwa jumlah produksi
karet khususnya karet jenis SIR jenis SIR 10 15,600 Ton per Tahun, karet
Jenis SIR 20 18,720 Ton Per Tahun, sedangkan karet jenis SIR 20 VK 56,840
Ton Per Tahun sehingga jumlah produksi karet dengan berbagai jenis
menjadi 56,160 Ton per Tahun..
Data tersebut adalah data jumlah produksi karet milik PT. Jambi Waras
di Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan merupakan PT. Jambi Waras
perusahaan yang menggunakan karet sebagai bahan baku produk mereka.
Perusahaan memiliki perkebunan karet sendiri, namun karet hasil dari
36

perkebunan sendiri tidak mencukupi kebutuhan bahan baku mereka, sehingga


perusahaan juga membeli hasil karet milik petani setempat. Untuk
mengetahui jumlah penggunaan bahan baku (karet) di PT. Jambi Waras pada
tahun 2019, dapat dilihat pada Tabel. 3.3 di bawah ini.
Tabel.3.3 Rata-Rata Penggunaan Bahan Baku Karet pada PT. Jambi Waras
dari bulan Januari sampai Agustus tahun 2019

No Nama dan Jenis Produk Produksi Ton


1 SIR 10 10.400 Ton
2 SIR 20 12,480 Ton
3 SIR 20 VK 14,320 Ton
Jumlah 37,200 Ton
Sumber : PT. Jambi Waras

Gambar 3.2. Grafik Produksi Karet pada PT. Jambi Waras dari bulan
Januari sampai Agustus tahun 2019

Grafik Jenis Produksi


14.320 Ton
12.480 Ton

10.400 Ton

SIR 10 SIR 20 SIR 20 VK

Dari Tabel.2.3 dan Grafik 1.2 di atas dapat dilihat penggunaan karet sebagai
bahan baku di PT. Jambi Waras Tanjung Johor sangatlah besar. Dari bulan Januari
hingga bulan Agustus 2019 rata-rata produksi tertinggi yaitu sebanyak 14.320 ton
Jumlah produksi karet berdasarkan jenis di atas adalah gabungan dari hasil
37

perkebunan milik perusahaan dan pembelian dari suplier ataupun petani karet
setempat, hasil perkebunan karet milik petani merupakan pemasok terbesar bagi
PT. Jambi Waras Tanjung Johor ini. Jika di PT. Jambi Waras Tanjung Johor
petani menjual karet dalam bentuk Balok, lain hal nya dengan PT. Jambi Waras
Tanjung Johor.
Di perusahaan ini petani menjual karet dalam bentuk balok, yakni karet
sudah dipisahkan atau ada yang masih bercampur bekas deresan. Karet yang
dijual petani ini umumnya merupakan karet yang jika dijual pada PT. Jambi
Waras Tanjung Johor harganya begitu murah,
Tabel.3.4 Luas dan Produksi Tanaman Karet Provinsi Jambi Menurut
Kabupaten tahun 2019
No Kabupaten Jumlah Produksi Produktivitas Jumlah
(ha) (Ton) kg/ha petani
KK
1 Batang Hari 111527 61989 826 38163
2 Muaro Jambi 57313 29207 860 14906
3 Tebo 96458 27800 701 44746
4 Bungo 111950 48915 816 53312
5 Merangin 124568 50529 803 56478
6 Sarolangin 118323 53290 927 30914
7 Tanjung 16271 6648 796 5952
Jabung Barat
8 Tanjung 7562 2000 648 5049
Jabung Timur
9 Kerinci 1173 242 619 1214
Jumlah 645,145 280,620 6996 250,734
Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi Jambi 2019

Gambar 3.3. Grafik Produksi Luas dan Produksi Tanaman Karet Provinsi
Jambi Menurut Kabupaten tahun 2019
38

124568
118323
111527 111950

96458

61989
57313 56478
53312 53290
48915 50529
44746
38163

29207 30914
27800

14906 16271

6648 59527562 5049


826 860 701 816 803 927 796 2000648 1173 1214
242 619

Batang Hari Muaro Tebo Merangin Sarolangin Tanjung Tanjung Kerinci


Jambi Jabung Jabung
Barat Timur

Dari Tabel. 3.4 dan grafik di atas memberikan gambaran bahwa begitu
luas lahan perkebunan karet serta besarnya jumlah penghasilan karet di
Provinsi Jambi, yaitu pada tahun 2019 luas lahan perkebunan karet di Jambi
sebesar 645,145 Ha dengan total penghasilan karet sebanyak 280,620 ton.
Penghasilan karen per hari per hektar sebesar 6996 ton atau dari jumlah total
keseluruhan pengsahilan karet di Provinsi Jambi di tahun 2019
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Tanggung Jawab Perusahaan Karet PT Jambi Waras Terhadap
Pencemaran Lingkungan dan Upaya Penyelesaian Pencemaran
Lingkungan di Daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota
Jambi.
Suatu perusahaan yang menjalankan usahanya di lingkungan
masyarakat, sedikit banyak akan menimbulkan berbagai dampak. Baik itu
dampak negatif maupun positif dan setiap perusahaan harus memiliki
tanggung jawab terhadap setiap kegiatan yang dijalankannya. Setiap
perusahaan memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat dan
lingkungan. Untuk merealisasikan bentuk tanggung jawab tersebut, setiap
perusahaan memiliki cara yang berbeda-beda.
Dalam hal terjadi pencemaran lingkungan oleh perusahaan PT. Jambi
Waras, perusahaan harus mampu bertanggug jawab, oleh karena itu secara
garis besar penulis mengklasifikasikan prinsip tanggung jawab suatu
perusahaan terhadap pencemaran lingungan yaitu mengenai prinsip
tanggung jawab sosial perusahaan, prinsip tanggung jawab hukum, dan
politik tanggung jawab administrasi (politik) Secara keseluruhan tanggung
jawab tersebut secara lebih jelas akan dijelaskan melalui tanggung jawab-
tanggung jawab.
Setiap orang yang tindakannya, usahanya, dan atau kegiatannya
menggunakan menghasilkan dan atau mengelola limbah pabrik dan atau
yang menimbulkan ancaman serius terhadap lingkungan hidup bertanggung
jawab mutlak atas kerugian yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsur
kesalahan (principle strict liability). Dalam prinsip tanggung jawab sosial
dikenal juga prinsip tanggung gugat oleh perusahaan akibat pencemaran
lingkungan.
Melihat keseluruhan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam
UUPPLH, penulis mengkualifikasikan mengenai pertanggung jawaban
perusahaan umumnya yaitu pertanggung jwaban perdata, pertanggung

39
40

jawaban pidana dan pertanggung jawaban administrasi. Pertanggung


jawaban-pertanggung jawaban tersebut, dijelaskan sebagai berikut :
1. Tanggung Jawab Perdata.
Menurut Pasal Pasal 1 angka (5) PERMEN No 13 tahun 2011
tentang Ganti Rugi Terhadap Pencemaran dan atau Kerusakan
Lingkungan, Ganti kerugian adalah biaya yang harus ditanggung oleh
penanggung jawab kegiatan dan atau usaha akibat terjadinya
pencemaran dan atau kerusakan lingkungan.53
Menurut Pasal 87 ayat (1) Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tentang perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(“UUPPLH”):
“Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang
melakukan perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan atau
perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada orang
lain atau lingkungan hidup wajib membayar ganti rugi dan atau
melakukan tindakan tertentu.”
Di dalam hukum perdata megatur tentang ganti rugi akibat
perbuatan melawan hukum. Yang dimaksud dengan perbuatan
melanggar hukum adalah suatu perbuatan yang dilakukan oleh salah
satu pihak atau lebih telah merugikan pihak lain. Perbuatan melanggar
hukum yang dilakukan salah satu pihak atau lebih baik itu dilakukan
dengan sengaja atau tidak sengaja sudah barang tentu akan merugikan
pihak lain yang haknya telah dilanggar (Pasal 1365 BW). 54
2. Tanggung Jawab Pidana
“Tiada pidana tanpa kesalahan” dan tiada pertanggung jawaban
pidana tanpa perbuatan pidana” istilah tersebut merupakan suatu teori
pertanggung jawaban dalam hukum pidana. Seorang badan usaha
(korporasi) yang melakukan tindak pidana wajib mempertanggung

53
Pasal 1 angka (5) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 12 Tentang
Ganti Rugi Terhadap Pencemaran Dan/atau Kerusakan Lingkungan
54
Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktek, Sinar Grafika, Jakarta 2012, hlm.
308
41

jawabkan perbuatannya. UUPPLH telah mengatur mengenai


Pertanggung jawaban pidana terhadap perusahaan yang melakukan
perusakan atau pencemaran lingkungan, seperti yang dijelaskan pada
pasal-pasal terbut di bawah ini.
3. Tanggung Jawab Adminitrasi
Berjalannya suatu perusahaan memerlukan suatu kepastian
hukum atas hak untuk mendirikan dan menjalankan kegiatan
usahannya. Untuk itu dalam legalisasi berdiri serta berjalannya kegiatan
usaha dalam suatu perusahaan, membutuhkan peran serta pemerintah
untuk menerbitkan keputusan terhadap keabsaahan berdiri dan
berjalannya suatu kegiatan usaha. Bentuk suatu legalitas berdiri dan
berjalannya suatu perusahaan adalah mengenai penerbitan atau
pemberian ijin oleh pemerintah.
Setiap perusahaan wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan peraturan yang berlaku seperti yang telah di jelaskan
dalam berbagai peraturan yang berlaku khususnya dalam lingkup
UUPPLH.
UUPPLH mengatur ketentuan-ketentuan yang berwawasan
lingkungan, oleh karena itu suatu kegiatan usaha atau perusahaan dalam
melakukan proses produksinya wajib memperhatikan situasi dan
kondisi lingkungan sekitarnya. Berarti, apabila terjadi pelanggaran oleh
perusahaan sehingga terjadi perusakan atau pencemaran lingkungan
maka, terhadap perusahaan tersebut dapat dikenakan pertanggung
jawaban atas perbuatanya tersebut.
Untuk itu berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab pemerintah
yang telah mengeluarkan izin usaha pada suatu perusahaan, maka
secara konstitusional pemerintah terkaitpun wajib untuk mencabut izin
tersebut.
PT Jambi Waras dalam pengelolaan limbah pabrik. Gagasan
pendirian PT Jambi Waras untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan masyarakat.
42

Wawancara Peneliti dengan Johanes Candra direktur utama PT.


Jambi Waras mengatakan bahwa: “Perencanaan yang baik penting
sekali bagi PT Jambi Waras dalam mengelola kebersiihan dan
pencemaran lingkungan sebagaimana bisa menghasilkan produksi karet
yang baik dan masalah ini harus benar-benar diperhatikan pada saat
perencanaan dan bukan baru dilakukan setelah terjadi permasalahan
pencemaran lingkungan dan pembuangan limbah pabrik.”55
Berdasarka dari hasil wawancara penulis siatas bahwa
Perencanaan yang baik penting sekali bagi PT Jambi Waras dalam
mengelola kebersiihan dan pencemaran lingkungan sebagaimana bisa
menghasilkan produksi karet yang baik dan masalah ini harus benar-
benar diperhatikan pada saat perencanaan dan bukan baru dilakukan
setelah terjadi permasalahan pencemaran lingkungan dan pembuangan
limbah pabrik.
Pencemaran lingkungan yang harus dipikirkan oleh PT. Jambi
Waras telah mulai beroperasi, perencanaan tetap penting untuk
mencapai lingkungan yang bersih dan tidak mencemari lingkungan
yang setinggi-tingginya atau efesien selanjutnya. Di dalam mencapai
tujuan hasil produksi diadakan usaha preventif baik dalam bentuk
pendidikan maupun penyuluhan guna melakukan tindakan-tindakan
untuk mencegah karyawan maupun lingkungan dari pencemaran.
Wawancara peneliti dengan Johanes Candra direktur Utama PT.
Jambi Waras mengatakan:
Untuk meningkatkan dan mengurangi pencemaran lingkungan
dari limbah perusahaan PT. Jambi Waras selalu memperhatikan
pembuangan limbah perusahaan karet-karet yang baik untuk
produk olahan, selalu memperhatikan kwalitas dan produk
olahannya dan pembuangan limbahnya. 56

Dilihat dari hasil wawancara di atas usaha dari PT. Jambi Waras
dalam mengurangi pencemaran lingkungan dari limbanh perusahaan

55
Johanes Candra, Wawancara dengan Peneliti, 15 Agustus 2019
56
Johanes Candra, Wawancara dengan Peneliti, 15 Agustus 2019
43

PT. Jambi Waras dan meningkatkan kwalitas produk sudah dilakukan


sesuai dengan harapan masyarakat bahkan telah memenuhu standar
produk tetapi masalah limbah pabrik yang peneliti lihat PT. Jambi
Waras masih membuang limbah perusahaan kesungai Batang hari. 57
Wawancara peneliti dengan Hendy Endarwan, Wakil direktur
PT. Jambi Waras mengatakan bahwa:
Untuk menjaga kebersihan dan pencemaran lingkungan terhadap
lingngkungan masyarakat sekitar PT. Jambi Waras dalam
menghasilkan pruduk olahan karet selalu mengevaluasi hasil
olahan karetnya dan pembuangan limbah serta mengecek kolam
pembuangan yang berada di pinggir sungai batang hari.58

Dari hasil wawancara di atas bahwa PT. Jambi Waras telah


berusaha dalam menigkatkan produk olahan karetnya dan pembuangan
limbahnya mulai dari kolam pembuangan limbah yang ada di sekitar
sungai batang hari.
Berdasarkan pengamatan peneliti di PT. Jambi Waras peneliti
melihat langsung bahwa PT. Jambi Waras telah berusaha dalam
menigkatkan produk olahan karetnya dan pembuangan limbahnya mulai
dari kolam pembuangan limbah yang ada di sekitar sungai batang hari
tetapi kolam yang ada belum bisa kmaksimal untuk mengatasi limbah
perusahaan bahkan perusahaan kater ada pipa pembunagan air
limbahnya ada yang langsung di alirkan kesungai batang hari.59
Wawancara Peneliti dengan Abdul Muis, warga dibeberapa
kelurahan Tanjung Johor, Desa Niaso Kecamatan Muarosebo,
Kabupaten Muaro Jambi mengatakan:
Kami setiap saat harus menghirup udara tak sedap yang berasal
dari dua perusahaan pabrik karet ini. Namun yang paling
menyiksa pada saat matahari sedang terik bau busuk menyengat
hingga mencapai dua atau tiga kilometer dari lokasi pabrik," kata
Abdul Muis, 65 tahun, salah seorang warga RT V Kelurahan
Tanjung Johor Kami disini dan warga sekitarnya, merasakan
penderitaan ini sejak puluhan tahun lalu. Kami warga di sini sejak
57
Observasi, 15 Agustus 2019
58
Hendy Endarwan, Wawancara dengan Peneliti, 15 Agustus 2019
59
Observasi, 15 Agustus 2019
44

dulu menyampaikan keluhan ini, baik kepada pihak perusahaan


maupunke pemerintah daerah disini, tapi tidak mendapat
tanggapan serius. Buktinya kondisi seperti ini tetap saja tidak ada
perubahan," ujarnya”.60

Dari hasil wawancara di atas peneliti melihat langsung kolam


pembuangan limbah yang berada di pinggir sungai batang hari kurang
memadai jika sungai batang hari banjir maka limbahnya akan tergenang
bersama air sungai batang hari yang membuat lingkungan sungai batang
hari akan tercemar.
Wawancara peneliti dengan Suhada masyarakat yang berada di
sekitar lungkungan PT. Jambi Waras mengatakan bahwa:
Limbah PT. Jambi Waras belum memiliki standar untuk
kebersihan lingkungan terutama masalah bau karet yang tidak
nyaman dan apabila banjir limbah dari PT. Jambi Waras
tergenang dengan air yang mengakibatkan masyarakat yang biasa
mandi menggunakan air sungai batang hari akan merasakan gatal-
gatal pada tubuhnya yang disebabkan pencemaran air sungai
batang hari oleh PT. Jambi Waras.61

Berdasarkan dari wawancara di atas bahwa PT. Jambi Waras


belum memiliki standar untuk kebersihan dan pencemaran
lingkungan maslalah limbah pembuangan dari perusahaan yang
masih tergenang air jika sungai batang hari banjir dan menyebabkan
masyarakat sekitar PT. Jambi Waras yang biasa menggunakan air
batang hari sebagai air untuk mandi biasanya akan mengalami gatal-
gatal atau penyakit kulit.
Berdasarkan pengamatan peneliti di PT. Jambi Waras peneliti
melihat langsung bahwa PT. Jambi Waras belum memiliki standar
untuk kebersihan dan pencemaran lingkungan maslalah limbah
pembuangan dari perusahaan yang masih tergenang air jika sungai
batang hari banjir dan menyebabkan masyarakat sekitar PT. Jambi
Waras yang biasa menggunakan air batang hari sebagai air untuk

60
Abdul Muis, Wawancara dengan Peneliti, 15 Agustus 2019
61
Suhada, Wawancara dengan Peneliti, 15 Agustus 2019
45

mandi sekarang mereka yang berada di pinggiran sungai batang hari


tidak bisa lagi menggunakan air sungai batang hari karena air sungai
batang hari telah tercemar dan tidak layang untuk digunakan lagi
untuk mandi.62
Wawan cara peneliti dengan Jenny Widjaja wakil direktur PT.
Jambi Waras mengatakan:
Tanggung jawab PT. Jambi Waras terhadap masyarakat di
sekitar perusahaan PT. Jambi Waras jika sungai batang hari
banjir dan masyarakat yang biasanya menggunakan air sungai
batang hari untuk mandi, PT. Jambi Waras akan memberikan
air bersih jika ada masyarakat yang terkena gatal-gatal yang
disebabkan oleh tercemarnya sungai batang hari dari limbah
PT. Jambi Waras maka kami dari pihak PT. Jambi Waras akan
memberikan pelayanan obat-obatan gratis kemada masyarakat
sekitar.63

Dari hasil wawancara di atas dapat penulis pahami bahwa PT.


Jambi Waras bertanggung jawab terhadap pencemaran lingkungan
sekitar dari pencemaran udara maupun air yang mengakibatkan
masyarakat terkena dampaknya sperti dengan menyediakan air
bersih, obat-obatan untuk yang terkena elergi dari air sungai batang
hari yang telah tercemar oleh limbah perusahaan PT. Jambi Waras.
Berdasarkan pengamatan peneliti di PT. Jambi Waras peneliti
melihat langsung bahwa PT. Jambi Waras bertanggung jawab
terhadap pencemaran lingkungan sekitar dari pencemaran udara
maupun air yang mengakibatkan masyarakat terkena dampaknya
sperti dengan menyediakan air bersih, obat-obatan untuk yang
terkena elergi dari air sungai batang hari yang telah tercemar oleh
limbah perusahaan.64

62
Observasi, 15 Agustus 2019
63
Jenny Widjaja, Wawancara dengan Peneliti, 15 Agustus 2019
64
Observasi, 15 Agustus 2019
46

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Perusahaan Karet PT. Jambi Waras


Terhadap Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung Johor
Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
1. Faktor Pendukung
Aktivitas Humas PT. Jambi Waras Provinsi Jambi dalam
menanggulangi pencemaran sungai Batang Hari di Kota Jambi dipengaruhi
oleh faktor-faktor tertentu, dimana faktor tersebut ada yang mendukung
kelancaran aktivitas humas dalam menanggulangi tingkat pencemaran
sungai Batang Hari, dan ada juga menjadi faktor penghambat aktivitas
humas tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan penulis dan
dari hasil wawancara, penulis menemukan bahwa ada beberapa faktor
yang dijadikan pendukung aktivitas Humas PT. Jambi Waras dalam
menanggulangi tingkat pencemaran sungai Batang Hari.
Faktor pendukung tersebut yaitu adanya kerjasama terutama antara
pihak PT. Jambi Waras dengan pihak BLH Kota Jambi seperti: Kehadiran
LSM lingkungan ini ternyata memberi banyak arti bagi kelestarian
lingkungan khususnya sungai Batang Hari. Meski terkadang
keberadaannya menyudutkan pemerintah daerah yang tidak becus
mengurus kelestarian lingkungan sungai Batang Hari di Provinsi Jambi,
bahkan LSM menuding Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Tambi
tebang pilih dalam menindak pelaku perusak lingkungan yang berakibat
fatal terhadap kelestarian lingkungan.
Wawancara peneliti dengan Jenny Widjaja wakil direktur PT. Jambi
Waras mengatakan:
Kami dari pihak PT. Jambi Waras dalam menanggulangi
pencemaran terhadap sungai Batang Hari telah melakukan hubungan
kerja sama dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Tambi
guna untuk menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan
tindak fidana dalam mengatasi pencemaran sungai Batang Hari”. 65

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas dapat peneliti jelaskan


bahwa pihak PT. Jambi Waras dalam menanggulangi pencemaran terhadap

65
Jenny Widjaja, Wawancara dengan Peneliti, 15 Agustus 2019
47

sungai Batang Hari telah melakukan hubungan kerja sama dengan Badan
Lingkungan Hidup (BLH) Kota Tambi guna untuk menyelesaikan
permasalahan yang berhubungan dengan tindak fidana dalam mengatasi
pencemaran sungai Batang Hari.
Adapun PT. Jambi Waras dalam menanggulangi tingkat pencemaran
sungai Batang Hari di Kota Jambi, PT. Jambi Waras telah melakukan kerja
sama dengan pihak Lingkungan Hidup dan kepolisian, dimana pihak
kepolisian akan bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup dalam
menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan tindak fidana
yang dilakukan masyarakat dan para pelaku industri seperti PT. Jambi
Waras yang menyebabkan terjadinya pencemaran.
Penelitian Internal secara berkala sangat mendukung Humas Badan
Lingkungan Hidup dalam menanggulangi tingkat pencemaran sungai
Batang Hari di Kota Jambi, funsinya untuk mengetahui apakah air sungai
Batang Hari mengalami pencemaran yang tinggi atau mengalami
penurunan. Hasil dari laporan tersebut kemudian sebagai bahan
pertimbangan pemerintah daerah untuk mengetahui kegiatan atau usaha-
usaha masyarakat yang mempengaruhi kualitas air sungai Batang Hari.
Suatu langkah mengatasi persoalan pencemaran sungai Batang Hari
untuk jangka panjang, Sedangkan untuk jangka pendek PT. Jambi Waras
melakukan koordinasi dengan BLH Kota/ Daerah untuk melakukan
pemantauan daerah wilayah masing-masing dengan memperketat
himbauan bahkan sanksi kepada masyarakat atau pelaku usaha industri
seperti PT. Jambi Waras yang terbukti melakukan kejahatan lingkungan.
a. Pelayanan Air Bersih
Bukti dan sikap positif yang ditunjukan oleh PT. Jambi Waras
dengan memberikan air layanan air bersih kepada masyarakat di
sekitar PT. Jambi Waras. Sikap positif yang ditunjukkan PT. Jambi
Waras terhadap masyarakat sekitar dengan mulai ikut bergabung
dalam menjaga kebersihan lingkingan dan memanfaatkan air bersih
yang telah diberikan oleh PT. Jambi Waras. Jenis pelayanan air bersih
48

terbagi menjadi tiga tahapan kegiatan, yaitu Pra Produksi, Produksi,


dan Pasca Produksi atau pada saat banjir.
Wawancara peneliti dengan Hendi Endarwan Sekretaris PT.
Jambi Waras mengatakan:
Tahap pra produksi pada tahapan pra produksi dilakuan dengan
pemilahan jenis karet yang mau di pruksi merupakan hal yang
paling penting sebelum memasuki proses-proses lanjutan
pemilahan karet yang bisa langsung di produksi berupa karet
yang bersih. Kemudian pemilihan karet yang harus melalui
proses lanjut atau tidak bisa langsung produksi diantaranya karet
karet yang masih terdapat sampah-sampah biasanya dalam tahap
pra produksi ini karet tersebut di rendam terlebih dahulu inilah
yang mengakibatkan pencemaran udara dari bau karet tersebut
tsetelah siap di produksi maka air limbah ini yang biasa di buang
kekolam pembuangan air dari pembuangan limbah ini yang
biasa membuat lingkung sekitar tercemar uadara maupun air
biasnya perusahaan memberikan pelayanaan air bersih terhadap
masyarakat di sekitar PT. Jambi Waras karena air sungai batang
hari yang biasa mereka manfaatkan untuk mandi dan mencuci
sudah tercemar”.66

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas dapat dilihat sebelum


memasuki tahap produksi terlebih dahulu dilakukan tahap pemilihan
atau pemilahan jenis karet yang bisa langsung di produksi berupa
karet yang bersih.
Kemudian pemilihan karet yang harus melalui proses lanjut atau
tidak bisa langsung produksi diantaranya karet-karet yang masih
terdapat sampah-sampah biasanya dalam tahap pra produksi ini karet
tersebut di rendam terlebih dahulu inilah yang mengakibatkan
pencemaran udara dari bau karet tersebut tsetelah siap di produksi
maka air limbah ini yang biasa di buang kekolam pembuangan air dari
pembuangan limbah ini yang biasa membuat lingkung sekitar
tercemar uadara maupun air sehingga PT. Jambi Waras memberikan
pelayaanan air bersih kepada masyarakat di sekitar PT. Jambi Waras.

66
Hendi Endarwan, Wawancara dengan Peneliti, 15 Agustus 2019
49

Berdasarkan pengamatan peneliti di PT. Jambi Waras peneliti


melihat langsung bahwa PT. Jambi Waras dalam pemilihan atau
pemilahan jenis karet yang bisa langsung di produksi berupa karet
yang bersih.
Kemudian pemilihan karet yang harus melalui proses lanjut atau
tidak bisa langsung di produksi diantaranya karet-karet yang masih
terdapat sampah-sampah biasanya dalam tahap pra produksi ini karet
tersebut di rendam terlebih dahulu inilah yang mengakibatkan
pencemaran udara dari bau karet tersebut setelah karet tersebut siap
untuk di produksi maka air limbah ini yang biasa di buang kekolam
pembuangan air dari pembuangan limbah ini yang biasa membuat
lingkung sekitar tercemar.67
b. Pengobatan Gratis
Pemberian pelayanan pengobatan gratis bagi warga atau
masyarakat di sekitar lingkungan PT. Jambi Waras yang terkena polusi
udara dan pencemaran air seperti mengalami penyakit kulit dan gatal-
gatal pihak PT. Jambi Waras telah menyediakan sarana dan prasarana
untuk pengobatan gratis.
Wawancara peneliti dengan Johanes Candra Direktur utama PT.
Jambi Waras mengatakan sebagai berikut:
Kami dari pihak PT. Jambi Waras telah bekerja sama denga
puskesmas dan Rumah sakit di Kota Jambi apabila ada
masyarakat di sekitar PT. Jambi Waras dan karyawan yang
terkena penyakit kulit dan gatal-gatal yang di akibatkan oleh
pencemaran limbah dari pabrik PT. Jambi Waras kami telah
memberikan pasilitas pengobatan gratis”.68

Berdasarkan dari hasil wawancara peneliti di atas dapat di


jelaskan bahwa pihak PT. Jambi Waras telah bekerja sama dengan
pihak puskesmas dan rumah sakit dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dan karyawannya yang terkena

67
Observasi, 15 Agustus 2019
68
Johanes Candra, Wawancara dengan Peneliti, 15 Agustus 2019
50

pencemaran lingkungan dan air yang mengakibatkan terkena penyakit


kulit dan gata-gatal.
Berdasarkan pengamatan peneliti di PT. Jambi Waras peneliti
melihat langsung bahwa PT. Jambi Waras bekerja sama dengan pihak
puskesmas dan rumah sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat dan karyawannya yang terkena pencemaran
lingkungan dan air yang mengakibatkan terkena penyakit kulit dan
gata-gatal peneliti melihat juga masyarakat yang terkena penyakit
kulit seperti gatal sedang berobat kepuskesman terdekat.69
c. Menyediakan Lapangan Kerja
PT. Jambi Waras kini sudah menjelma sebagai motor ekonomi
pemberdayaan terhadap masyarakat yang berada di sekitar PT. Jambi
Waras. Berbagai masyarakat yang berada di sekitar PT. Jambi Waras
mereka merasa terbantu dengan banyaknya masyarakat di sekitar
mendapatkan kesempatan untuk bekerja di PT. Jambi Waras mulai
dari buruh kasar dampai ada yang menjadi manejer, sehingga
perekonomian masyarakat sekitar PT. Jambi Waras terbantu dan
meningkat.
Wawancara peneliti dengan Syarifah Putri masyarakat sekitar
PT. Jambi Waras sekaligus yang menjadi karyawan PT. Jambi Waras
mengatakan:
Kami dulunya hanya bekerja sebagai petani dan pedangang,
dengan adanya PT. Jambi Waras kami bisa bekerja disini hampir
semua masyarakat khususnya pemuda maupun pemudi yang
berada disekitar PT. Jambi Waras sebahagian mereka bekerja di
PT. Jambi Waras sehinga terlihat ada peningkatan di tarap
perekonomian mereka.”70

Berdasarkan dari hasil wawancara di atas dapat peneliti jelaskan


dengan keberadaan PT. Jambi Waras yang dulunya masyarakat sekitar
PT. Jambi Waras hanya bekerja sebagai petani maupun pedagang kini

69
Observasi, 15 Agustus 2019
70
Syarifah Putri, Wawancara dengan Peneliti, 11 September 2019
51

bisa bekerja di PT. Jambi Waras dan mereka sudah bisa meningkatkan
tarap perekonomian keluarga mereka jauh lebih baik dari sebelumnya.
Berdasarkan pengamatan peneliti di PT. Jambi Waras peneliti
melihat langsung bahwa PT. Jambi Waras masyarakat yang dulunya
hanya bekerja sebagai petani maupun pedagang kini bisa bekerja di
PT. Jambi Waras dan mereka sudah bisa meningkatkan tarap
perekonomian keluarga mereka jauh lebih baik dari sebelum
berdirinya PT. Jambi Waras jika dilihat dari segi positifnya memang
memberikan dampak untuk perubahan perekonomian masyarakat di
sekitar perisahaan.71
Proses pemberianpelayanan air bersih, pemberian pelayanan
pengobatan gratis dan memberikan lapangan kerja kepada masyarakat
di sekitar PT. Jambi Waras ini menunjukkan adanya proses yang
berkelanjutan, mulai dari awalnya sebelum munculnya penyakit kulit
dan gata-gatal pada masyarakat, sikap terhadap keputusan perusahaan
PT. Jambi Waras, dalam proses penerapan pemberian pelayaan terbaik
bagi masyarakat di sekotar PT. Jambi Waras, hingga perubahan-
perubahan yang dirasakan masyarakat setelah pelaksanaan pelayanan
yang diberikan oleh PT. Jambi Waras.
2. Faktor Penghambat
Perencanaan yang kurang dalam menentukan strategi untuk
mencegah dari pencemaran lingkungan di sekitar PT. Jambi Waras
merupakan hal yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan
polusi udara. Hal ini sering dilewatkan para pebisnis atau pengelola
perusahaan. Padahal, perencanaan strategi untuk mencegah dari
pencemaran lingkungan merupakan hal pokok yang harus dilakukan
sebelum perusahaan memulai bisnis atau produksi karetnya.
Sedangkan salah satu faktor penghambat yang ditemukan penulis
pada aktivitas PT. Jambi Waras dalam menanggulangi tingkat pencemaran
di sungai Batang Hari, mengapa sungai Batang Hari belum diperhatikan

71
Observasi, 15 Agustus 2019
52

secara serius yang menjadi faktornya adalah dana, dimana untuk


melakukan penelitian pengambilan sampel sungai Batang Hari saja dan
menguji kualitas airnya belum bisa dilakukan secara efektif, sebab hingga
saat ini PT. Jambi Waras dan BLH Kota Jambi belum memiliki
laboratorium sendiri.
Inilah yang menjadi salah satu faktor penghambat program PT.
Jambi Waras BLH Kota Jambi dalam melakukan aktivitasnya, sejauh ini
untuk melakukan penelitian tersebut PT. Jambi Waras dan BLH Kota
Jambi masih menumpang ditempat lain untuk menanti pekerjaannya.
Sehingga untuk memperlancar kerja BLH Kota Jambi dalam mengatasi
pencemaran sungai Batang Hari perlu adanya laboratorium tersebut.
Berdasarkan pengamatan peneliti di PT. Jambi Waras peneliti
melihat langsung bahwa PT. Jambi Waras. Secara substansial keberadaan
lobaratorium merupakan salah satu faktor pendukung terwujudnya kinerja
yang efektif. Perangkan kerja yang mendukung selama ini disebut-sebut
sebagai penyebab pelaksanaan teknis dilapangan menjadi sedikit
terganggu.
Untuk tingkat provinsi saja BLH Jambi belum memiliki
laboratorium sendiri apalagi BLH tingkat Kota/ Jambi, seharusnya hal ini
menjadi catatan penting bagi direktur PT. Jambi Waras dan pemerintah
Provinsi Jambi lebih memaksimalkan kinerja baik BLH Jambi maupun
Kota Jambi.72
Faktor penghambat lainnya kurangya kesadaran masyarakat dalam
menjaga kelestarian lingkungan terutama sungai, Jadi dilihat dari sebagian
besar perusahaan PT. Jambi Waras belum mengetahui pentingnya menjaga
kebersihan lingkungan, terbukti banyak diantara perusahaan seperti PT.
Jambi Waras membuang limbah pabrik ke sungai Batang Hari tanpa
berfikir panjang bahwa perilakunya berdampak buruk terhadap sungai
Batang Hari.

72
Observasi, 15 Agustus 2019
53

Namun ironisnya PT. Jambi Waras menuding bahwa kesiapan


pemerinta untuk menanggulangi kebersihan sungai Batang Hari belum di
optimalkan. Ini dibuktikan sekitar sungai Batang Hari ada terdapat kolam
penampungan limbah perusahaan PT. Jambi Waras yang siap menampung
limbah pembuangan pabrik tetapi kolam ini kurang memadai sengingga
limbahnya banyak yang masuk kesungai Batang Hari.
Lemahnya penegakan supermasi hukum salah satu faktor
penghambat yang sangat berpengaruh terhadap aktifitas pengendalian
pencemaran sungai Batang Hari, karena lemahnya hukum dan kurangnya
kontrol dari pihak yang berwenang akan membuat kurang efektifnya
aktivitas yang akan dilakukan oleh humas BLH dalam menanggulangi
tingkat pencemaran sungai Batang Hari.
C. Upaya Penyelesaian Pencemaran Lingkungan yang Dilakukan Oleh
Perusahaan Karet PT Jambi Waras Terhadap Pencemaran Lingkungan
di Daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota Jambi
Permasalahan pencemaran lingkungan berkembang dengan cepat
ditandai dengan kegiatan pencemaran dan perusakan lingkungan hidup yang
sangat terkait erat dengan perkembangan kemajuan teknologi yang menjadi
kunci utama dari kesuksesan kegiatan pembangunan nasional multi aspek.
Akses kemajuan tenologi memberi dampak, tidak hanya positif tetapi juga
dampak negatif, khususnya bagi pelestarian lingkungan hidup.
Dengan terjadinya pencemaran lingkungan tersebut, tentunya
menimbulkan dampak buruk bagi kelangsungan kehidupan manusia atau
masyarakan sekitarnya. Biasanya pencemaran lingkungan terjadi akibat
proses produksi suatu perusahaan seperti proses pengolahan karet oleh PT.
Jambi Waras.
Oleh karena itu tentunya setiap masyarakat yang mengalami dampak
akibat pencemaran lingkungan itu mengajukan suatu keberatan bahkan
tuntutan kepada suatu perusahaan PT. Jambi Waras itu dengan dampak
negatif itu yang membuat ketidak nyamanan pada keadaan lingkungan
sekitar.
54

Sengketa pencemaran lingkungan merupakan suatu sengketa yang


terjadi akibat dari suatu proses produksi dari suatu perusahaan PT. Jambi
Waras. Biasanya sengketa terjadi apabila salah satu pihak mengajukan
keberatan ataupun tuntutan kepada suatu perusahaan PT. Jambi Waras agar
kiranya bertanggungjawab atas pencemaran yang dilakukannya itu.
Indonesia merupakan suatu Negara hukum yang prosedur segala
sesuatunya diatur dalam suatu peraturan-peraturan tertentu, termasuk
peraturan mengenai mekanisme, serta upaya penyelesaian sengketa
pencemaran lingkungan baik yang dilakukan perorangan baik suatu korporasi
atau perusahaan.
Menurut Pasal 1 angka (25) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, menjelaskan
bahwa “Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak
atau lebih yang timbul dari kegiatan yang berpotensi dan/atau telah
berdampak pada lingkungan hidup.”73
Dalam hal terjadinya sengketa atas pencemaran lingkungan yang
dilakukan oleh suatu perusahaan, Dalam struktur penegakan hukum terdapat
tiga instrumen, yaitu melalui instrumen administratif atau pemerintah;
instrumen hukum perdata oleh pihak yang dirugikan sendiri atau atas nama
kepentingan umum; dan instrumen hukum pidana melalui tindakan
penyidikan.
Penyelesaian sengketa lingkungan dapat dilakukan melalui pengadilan
atau di luar pengadilan. Penyelesaian sengketa melalui pengadilan yaitu
melalui proses perdata dan pidana. Sedangkan penyelesaian sengketa di luar
pengadilan dilakukan melalui arbitrase dan musyawarah yaitu negosiasi,
mediasi, dan konsiliasi sesuai pilihan hukum berupa kesepakatan dan bersifat
pacta sunt servanda bagi para pihak.
Upaya penyelesaian sengketa erat sekali hubungannya dengan suatu
penegakakan hukum (hukum lingkungan). Penegakan hukum mempunyai
makna, bagaimana hukum itu harus dilaksanakan, sehingga dalam penegakan

73
Pasal 1 angka (25) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
55

hukum tersebut harus diperhatikan unsur-unsur kepastian hukum,


74
kemanfaatan hukum, dan keadilan.
Dalam proses penyelesaian perkara di pengadilan dapat juga
dilakukan sendiri oleh salah satu pihak juga boleh menggunakan orang lain
sebagai kuasa. Kuasa tersebut bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa
(untuk masalah perdata dan administrasi serta upaya diluar pengadilan dan
mediasi). Makna kata-kata “untuk dan atas namanya”, berarti bahwa yang
diberi kuasa bertindak untuk dan atas nama pemberi kuasa, sehingga segala
sebab dan akibat dari perjanjian ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari
pemberi kuasa dalam batas-batas kuasa yang diberikan.75
Apabila dalam hal pihak yang dirugikan lebih dari satu orang atau
sekelompok orang, maka dapat mengajukan gugatan Class Action. Dan
penyelesaian sengketa melalui istrumen-instrumen tersebut di atas dapat di
jelaskan sebagai berikut :
1. Instumen Administrasi (Upaya Administrasi)
Penyelesaian sengketa lingkungan melalui peradilan tata usaha
negara adalah dengan mengajukan gugatan di pengadilan peradilan tata
usaha negara dengan tujuan agar supaya hakim membatalkan penerbitan
izin lingkungan yang tidak cermat, sehingga dapat menghentikan dengan
segera pencemaran lingkungan yang terjadi. Mengenai tugas dan
wewenang pemerintah terdapat dalam Pasal 63 ayat 1 samapai 3 UU No.
32 tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
Penyelesaian sengketa lingkungan melalui upaya hukum
administrasi dilakukan kepada pemerintah yang oleh tugas dan tanggung
jawabnya yang berwenang mengeluarkan izin suatu perusahaan PT.
Jambi Waras. Penyelesaian sengketa lingkungan melalui peradilan tata
usaha negara berfungsi untuk menghentikan pencemaran lingkungan
yang terjadi melalui prosedur hukum administrasi.
74
Tim Pengajar, Hukum Lingkunganop cit,hlm. 50
75
Djaja. S Meliala, Penuntun Praktis Perjanjian Pemberian Kuasa, Nuansa Aulia,
Bandung 2008, hlm.3
56

Dasar hukum gugatan sengketa lingkungan melalui peradilan tata


usaha negara mengacu kepada Undang-Undang No. 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Undang-
Undang Peradilan Tata Usaha Negara.
Seperti kita ketahui bersama bahwa pemberian izin merupakan
suatu keputusan tata usaha Negara, maka untuk memperoleh
perlindungan kepastian hukum serta keadilan, dapat mengajukan gugatan
ke PTUN dalam rangka permohonan pembatalan ataupun pencabutan
Izin tersebut.
2. Pembuangan limbah diatur sehingga tidak mencemari lingkungan atau
ekosistem.
Perusahaan karet PT. Jambi Waras berupaya untuk membuat kolam
pembuangan limbah, meningkatkan dan memperluas area kolam
pembunagan limbah dari pabrik dengan meninggikan tanggul kolam dan
memperdalam kolam pembuangan limbah sehingga tidak melimpah
kesungai batang hari.
Berdasarkan wawancara dengan Johanes Candra Direktur utama
PT. Jambi Waras mengatakan sebagai berikut:
PT. Jambi Waras sekarang berupaya untuk membuat kolam
pembuangan limbah dari pabrik dan memperluas area pembuangan limbah
serta meninggikan tanggul kolam sehingga kalau air sungai batang hari
mengalami peningkatan atau banjir tidak lagi kolam tersebut terkena
banjir.76
Melihat dari hasil wawancara di atas peneliti juga melihat langsung
kelokasi pembuangan limbah pabrik PT. Jambi Waras, memang ada upaya
dari pihak perusahaan untuk membuat kolam pembuangan limbah,
memperluas area pembuangan limbah dan meninggikan tanggul kolam
sehingga tidak tergenang air jika sungai batang hari mengalami banjir,

76
Johanes Candra, Wawancara dengan Peneliti, 11 September 2019
57

yang mana selama ini tempat pembuangan limbahnya belum memadai


bahkan limbah dari pabrik banyak yang masuk kesungai batang hari.77
Berdasarkan pengamatan peneliti di PT. Jambi Waras peneliti
melihat langsung bahwa PT. Jambi Waras telah ada upaya ada upaya dari
pihak perusahaan untuk membuat kolam pembuangan limbah, memperluas
area pembuangan limbah dan meninggikan tanggul kolam sehingga tidak
tergenang air jika sungai batang hari mengalami banjir, yang mana selama
ini tempat pembuangan limbahnya belum memadai bahkan limbah dari
pabrik banyak yang masuk kesungai batang hari sementara kolam yang
ada sudah tidak layak lagi perlu di rehap dan ditinggikan tanggulnya. 78
3. Memberi Obat Berupa Semprotan Diorap
Direktur Johanes Candra Direktur utama PT. Jambi Waras,
mengakui udara tak sedap itu berasal dari pabrik karet miliknya dan pabrik
karet lain yang ada di kawasan Kelurahan Tanjung Johor.
Wawancara peneliti dengan Johanes Candra Direktur utama PT.
Jambi Waras mengatakan:
Kami dari pihak PT. Jambi Waras tidak menampik kalau bau busuk
dikeluarkan dari pabrik, tapi bau itu tidak mengganggu kesehatan
warga. Kami pun telah memberi obat berupa semprotan Diorap
untuk mengurangi bau tidak sedap tersebut. Menurut Johanes Candra
Direktur utama PT. Jambi Waras, bau busuk itu berasal dari getah
karet yang kualitasnya kurang bagus, dibeli dari petani karet yang
ada di Provinsi Jambi. "Kami juga telah melakukan pembinaan
terhadap para petani karet di derah ini dengan tujuan dapat
meningkatkan mutu dan menghilangkan bau busuk," ujarnya.” 79

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa pihak PT. Jambi Waras


telah berupaya memberi obat berupa semprotan Diorop untuk mengurangi
bau tidak sedap dan berusaha memberikan pembinaan terhadap para petani
karet di derah ini dengan tujuan dapat meningkatkan mutu dan
menghilangkan bau busuk.

77
Observasi, 11 September 2019
78
Observasi, 11 September 2019
79
Johanes Candra, Wawancara dengan Peneliti, 11 September 2019
58

Berdasarkan observasi peneliti, pabrik Karet milik PT Djambi Waras


baru meresmikan kolam pembuangan limbah yang meghabiskan dana
sekitar Rp 8,5 miliar. Bekas limbah cair pabrik dialiri ke Sungai
Batanghari sudah tidak lagi berbahaya. PT Jambi Waras, menurut Johanes
Candra, sudah mendapat predikat standar bitu, artinya sudah melebihi
ketentuan aturan penerintah terkait pengelolaan limbah.
Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jambi, Rosmeli,
mengakui kalau dia menghadiri peresmian penggunaan kolam pengelolaan
limbah PT Jambi Waras. Dan itu sudah memenuhi standar," ujarnya.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini
penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan:
4. Tanggung Jawab Perusahaan Karet PT Jambi Waras Terhadap
Pencemaran Lingkungan di Daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan
Kota Jambi. Memberikan pelayanan air bersih, pengobatan gratis,
menyediakan lapangan kerja.
5. Upaya Penyelesaian Pencemaran Lingkungan yang Dilakukan Oleh
Perusahaan Karet PT Jambi Waras Terhadap Pencemaran Lingkungan di
Daerah Tanjung Johor Kecamatan Pelayangan Kota Jambi. Instumen
Administrasi (Upaya Administrasi), Pembuangan limbah diatur sehingga
tidak mencemari lingkungan atau ekosistem, Memberi obat berupa
semprotan Diorap

59
60

B. Rekomendasi
Dalam rangka penulisan dan penyusunan skripsi ini ada beberapa saran
di antaranya adalah:
1. Pemerintah kecamatan Pelayangan Kota Jambi dan direktur PT Jambi
Waras dalam tata kelola pembuangan limbah perusahaan agar lebih
memperhatikan kesehatatan masyarakat di sekitar perusahaan dan
mengatur pembuangan limbah perusahaan dengan baik.
2. Bagi seorang karyawan, dan para pengelola PT. Jambi Waras agar lebih
meningkatkan kinerjanya.
3. Masyarakat di kecamatan Pelayangangan khususnya agar terus memantau
perusahaan PT. Jambi Waras dalam pembuangan limbahnya.
DAFTAR PUSTAKA

Al Qur’an dan Terjemahnya, Tim Penterjemah dan Penafsir al-Qur‟an, Jakarta:

Departemen Agama RI., 1981

Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung, Pustaka


Setia, 1998
Djaja. S Meliala, Penuntun Praktis Perjanjian Pemberian Kuasa, Bandung:
Nuansa Aulia, 2008
Djisman Samosir, Hukum Acara Pidana, Nuansa Aulia, Bandung 2013
Handri Raharjo, Hukum Perusahaan Step by Step Prosedur Pendirian
Perusahaan, Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2013
Helmi SH, MH, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup, Jakarta: Sinar Grafika,
2012
Janus Sidabalok, Hukum Perusahaan, Bandung: Nuansa Aulia, 2012
Lexsi J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: Remaja
Rosdakarya,1996
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosda Karya, 2014
Marhaeni Ria Siombo, Hukum Lingkungan dan Pelaksanaan Pembangunan
Berkelanjutan di Indonesia,PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2012
Michael A. Huberman dan Matthew B Miles, Analisis Data Kualitatif, Jakarta:
UI, 1992
Muhamad Erwin, “Hukum Lingkungan Dalam Sistem Kebijaksanaan
Pembangunan Lingkungan Hidup”, Refika Aditama Bandung 2011
Mukhtar, Bimbingan Skripsi, Tesis dan Artikel Ilmiah, Jambi: Sulthan Thaha
Press, 2007
Riawan Tjandra,Teori dan Praktek Peradilan Tata Usaha Negara, Yokyakarta:
Cahaya Atma Pustaka, 2011
Sarwono, Hukum Acara Perdata Teori Dan Praktek, Jakarta: Sinar Grafika, 2012
Soeparmono, Hukum Acara Perdata Dan Yurisprudensi, Semarang: Mandar Maju
2000.
Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Bandung: Alfabeta. 2009
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2006
Tim Pengajar, Bahan Ajar Hukum Acara Perdata, Fakultas Hukum Universitas
Sam Ratulangi Manado.
Tim Pengajar, Hukum Acara Pidana,Universitas Sam Ratulangi Manado
Titik Triwulan Tutik,Pengantar Hukum Perdata Di Indonesia, Prestasi Pustaka,
Jakarta 2006
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar Perusahaan.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Undang-Undang Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenaga Kerjaan.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Perindustrian.
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 12 Tentang Ganti Rugi
Terhadap Pencemaran Dan/atau Kerusakan Lingkungan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial Dan
Lingkungan Perseroan Terbatas.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
PERMA No. 1 Tahun 2008 Tentang Mediasi
http://www.triratraining.com/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-terhadap-
lingkungan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Lingkungan_hidup
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_berkelanjutan
http://www.tugasku4u.com/2013/05/pencemaran-lingkungan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kerusakan_lingkungan
http://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan
http://masrudim.blogspot.com/2012/07/modelalternatif-penyelesaian-
sengketa.html
Pabrik PT Jambi Waras.

Penyemprotan Obat Diograf supaya tidak Bau, dan tempat penggilingan karet .
CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri
Nama : Eni Yusarni
Nim : EES 150641
Tempat & Tanggal Lahir : Muara Niro 14 Januari 1996
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Desa Muara Niro, Kecamatan 7 Koto Kabupaten
Tebo Provinsi Jambi
B. Nama Orang Tua :
1. Bapak : Abdul Rasyid
2. Ibu : Naryusingsi
C. Riwayat Pendidikan
S1 UIN STS Jambi : Sekarang
SMAN 17 Rimbo Ulu : 2015
SMPN 11 Rimbo Ulu : 2012
SDN 100 Desa Niro : 2009

Anda mungkin juga menyukai