Anda di halaman 1dari 9

TEORI AKUNTANSI

Feg a Abraham - 43218320013

Universitas Mercu Buana


Fakultas Ekonomi Bisnis – Akuntansi S1
Bekasi

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya yang begitu besar, saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan harapan dapat
bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita.
Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliahTeori Akuntansi, dalam
membuat makalah ini, dengan keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya miliki, saya berusaha mencari
sumber data dari berbagai sumber informasi. Kegiatan penyusunan makalah ini memberikan saya
tambahan ilmu pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan saya, dan semoga bagi para
pengguna makalah ini.
Sebagai manusia biasa, saya sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu saya berharap akan adanya masukan yang membangun, sehingga makalah
ini dapat bermanfaat baik bagi sendiri mapun pengguna makalah ini.

Cibubur, 10 Oktober 2021

Fega Abraham

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah format dan prosedur pembuatan laporan keuangan
yang menjadi aturan baku penyajian informasi keuangan suatu kegiatan usaha atau
perusahaan.

SAK berisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK), yang diterbitkan oleh Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia
(DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan Akuntan Indonesia (DSAS IAI), serta peraturan
regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya.

Standar akuntansi di Indonesia mengacu pada teori skala global, yakni International Financial
Reporting Standards (IFRS). SAK berbasis IFRS berlaku efektif sejak 2014.

DSAK IAI menyebutkan, minimalisasi perbedaan kedua standar ini merupakan komitmen
Indonesia sebagai satu-satunya anggota G20 di kawasan Asia Tenggara.

Konvergensi SAK dan IFRS diharapkan dapat banyak mengurangi perbedaan dua standar
akuntansi skala lokal dan global ini. Sehingga bermanfaat bagi perusahaan yang memiliki
akuntabilitas publik untuk bertransaksi di pasar modal karena informasi dalam laporan
keuangannya berkualitas internasional.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sak Yang Disahkan Selama Tahun 2020 Dan Sak Berlaku Efektif Per 1 Januari 2021
Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terus aktif
melaksanakan proses konvergensi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang mengacu pada
International Financial Reporting Standards (IFRS). Selain mewujudkan komitmennya untuk terus aktif
melaksanakan konvergensi SAK, DSAK IAI juga menerbitkan standar lokal yang diharapkan dapat
menjadi pedoman bagi entitas dalam menyusun laporan keuangannya.
Selama tahun 2020, DSAK IAI telah mengesahkan 1 (satu) PSAK, 1 (satu) ISAK, 6 (enam) judul
Amendemen atas PSAK, 1 (satu) Penyesuaian Tahunan 2020, dan 2 (dua) standar lain yang statusnya
masih berupa Draf Eksposur (yaitu, Draf Eksposur SAK Entitas Privat dan Draf Eksposur Amendemen
PSAK 16: Aset Tetap tentang Hasil Sebelum Penggunaan yang Diintensikan). Penjelasan lebih lanjut
atas produk standar yang disahkan selama tahun 2020 dapat dibaca pada link SAK Disahkan tahun
2020

Adapun Amendemen PSAK yang baru berlaku efektif mandatory di 1 Januari 2021 adalah:.
No Standar Tanggal efektif

1 Amendemen PSAK 22: Kombinasi Bisnis tentang Definisi 1 Januari 2021, penerapan dini
Bisnis diperkenankan

2 Amendemen PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan 1 Januari 2021, penerapan dini
dan Pengukuran, PSAK 60: Instrumen Keuangan: diperkenankan
Pengungkapan, PSAK 62: Kontrak Asuransi, PSAK
71: Instrumen Keuangan dan PSAK
73: Sewa tentang Reformasi Acuan Suku Bunga Tahap 2

Dengan demikian, pada tahun buku 2021, selain menerapkan 2 (dua) amendemen yang baru berlaku
efektif mandatory per 1 Januari 2021 di atas, akuntan penyusun laporan keuangan juga harus
mempertimbangkan keterterapan standar lain yang sudah berlaku efektif pada tahun sebelumnya.
Berikut adalah link SAK yang berlaku efektif per 1 Januari 2021.

4
Masyarakat dapat mengakses SAK tersebut secara online menggunakan aplikasi SAK Online atau
melalui iaisharepoint.

2.2 Standar Akuntansi Keuangan Berlaku Efektif 1 Januari 2021


Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) aktif
melaksanakan konvergensi Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang mengacu pada Internationl
Financial Reporting Standards (IFRS). Selain itu, selama tahun 2020, DSAK IAI juga menerbitkan
standar lokal yang diharapkan dapat menjadi pedoman bagi entitas dalam menyusun laporan
keuangannya.
Adapun SAK yang akan berlaku tahun 2021 antara lain:
 Amandemen PSAK 22
 Amandemen PSAK 55, 60, 62, 71, 73
 Amandemen PSAK 22
Mengenai kombinasi bisnis tentang definisi bisnis tentang referensi ke kerangka konseptual ini
mengklarifikasi interaksi antara PSAK 22, PSAK 57, ISAK 30 dan kerangka konseptual pelaporan
keuangan. Secara umum Amendemen PSAK 22 ini membahas tentang penambahan deskripsi
terkait “liabilitas dan liabilitas kontinjensi dalam ruang lingkup PSAK 57 atau ISAK 30” yang
dinyatakan dalam paragraf 21A-21C, mengubah paragraf 23 dengan mengklarifikasi liabilitas
kontinjesi yang diakui pada tanggal akuisisi, menambahkan paragraf 23A terkait definisi aset
kontinjensi dan perlakuan akuntansinya.
Amandemen PSAK 55, Amandemen PSAK 60, Amandemen PSAK 62, Amandemen PSAK 71,
dan Amandemen PSAK 73. Mengenai reformasi acuan suku bunga – tahap 2 diadopsi dari ifrs
tentang interest rate benchmark reform – phase 2. Reformasi acuan suku bunga tersebut mengacu
pada reformasi global yang menyepakati penggantian IBOR dengan acuan suku bunga alternatif.
Adapun isu akuntansi yang timbul dari penggantian IBOR dibagi menjadi dua tahap yaitu:

Tahap Pertama (pre-replacement issues)


Merupakan isu atas ketidakpastian yang muncul menjelang periode transisi yang
mempengaruhi pelaporan keuangan pada periode sebelum penggantian acuan suku bunga. Untuk
mengatasi isu tersebut IASB telah mengeluarkan Interest Rate Benchmark Reform Amendments to
IFRS 9, IAS 39 and IFRS 7 pada tahun 2019 yang telah diadopsi dan disahkan oleh DSAK IAI
menjadi Amendemen PSAK 71: Instrumen Keuangan, Amendemen PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dan Amendemen PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan tentang Reformasi Acuan Suku Bunga.

5
Tahap Kedua (replacement issues)
Pada tahap ini membahas isu yang mungkin mempengaruhi pelaporan keuangan selama
reformasi acuan suku bunga, termasuk dampak perubahan arus kas kontraktual atau hubungan
lindung nilai yang timbul dari penggantian acuan suku bunga dengan acuan alternatif yang baru.
Amendemen ini mengubah persyaratan dalam PSAK 71: Instrumen Keuangan, PSAK 55:
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan, PSAK 62: Kontrak Asuransi dan PSAK 73: Sewa yang terkait dengan:
 Perubahan dasar untuk menentukan arus kas kontraktual dari aset keuangan, liabilitas
keuangan dan liabilitas sewa;
 Akuntansi lindung nilai; dan
 Pengungkapan.
Reformasi Acuan Suku Bunga – Tahap kedua hanya berlaku untuk perubahan yang disyaratkan
oleh reformasi acuan suku bunga untuk instrumen keuangan dan hubungan lindung nilai.

2.3. PSAK TERKINI (PSAK 71, PSAK 72, PSAK 73, ISAK 33, ISAK 34)
Dalam rangka menyusun laporan keuangan tahun 2018 perusahaan perlu melakukan Analisis Update
PSAK Terbaru. Hal ini perlu dilakukan agar Laporan Keuangan tahun 2018 yang disusun manajemen
mendapatkan Opini Wajar Tanpa Pengecualian. Update PSAK Terbaru telah memuat lebih dari 45
amandemen, penyesuaian, dan standar akuntansi baru yang tidak hanya akan merubah wajah laporan
keuangan, namun juga prinsip pengakuan dan pengukuran transaksi yang pada akhirnya akan
berpengaruh pada naik-turunnya laba perusahaan. Walaupun masih efektif berlaku 2020 tidak ada
salahnya mengenal PSAK terbaru dan mengingat kembali PSAK yang digantikannya:

 PSAK 71, Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran menggantikan PSAK 5.


Pada tanggal 14 September 2016, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan
Indonesia (DSAK IAI) telah mengesahkan Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan 71 tentang Instrumen Keuangan yang merupakan adopsi dari IFRS 9 Financial
Instruments yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board (IASB). PSAK 71
memperkenalkan tentang pengaturan klasifikasi dan pengukuran instrumen keuangan
berdasarkan karakteristik kontraktual arus kas dan bisnis model entitas.
 PSAK 72, Pendapatan dari Kontrak Pelanggan menggantikan PSAK 23 Pendapatan dan PSAK
terkait pendapatan seperti PSAK 34, 44 dan ISAK terkait 10, 21 dan 27. Diadopsi dari IFRS 15
Revenue from Contracts with Customers yang merupakan hasil dari joint project yang sukses
antara International Accounting Standards Board (IASB) dan Financial Accounting Standards
6
Board (FASB). PSAK 72 merupakan standar tunggal untuk pengakuan pendapatan. PSAK 72
mengatur model pengakuan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan, sehingga entitas
diharapkan dapat melakukan analisis sebelum mengakui pendapatan. Terdapat sejumlah
industri yang akan terpengaruh dengan PSAK 72 pada tingkat signifikansi yang berbeda-beda
 PSAK 73, Hasil adopsi IFRS 16 Leases. DE PSAK 73 disahkan menjadi PSAK 73 pada tanggal
18 September 2017, menggantikan PSAK 30 Sewa dan ISAK terkait seperti ISAK 8. Penentuan
Apakah suatu Perjanjian Mengandung suatu Sewa, ISAK 23 Sewa Operasi – Insentif, ISAK 24
Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan Bentuk Legal Sewa, ISAK 25 Hak atas
Tanah. PSAK 73 mengubah secara substansial akuntansi untuk penyewa (lessee), hampir
seluruh sewa diperlakukan sebagai sewa pembiayaan (on balance sheet). Tanggal efektif
ditetapkan pada 1 Januari 2020, dengan penerapan dini diperkenankan hanya jika menerapkan
PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan)

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk komunikasi bisnis yang disusun dan
disajikan bagi para penggunanya sebagai salah satu sarana di dalam mengambil keputusan
bisnis. Dasar pelaporan keuangan berupa pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah melalui beberapa fase yang dimulai dengan
lahirnya Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) 1973, PAI 1984, dan dimulainya Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan 1994 yang beberapa kali mengalami revisi sampai detik ini sebagai
komitmen profesi akuntansi Indonesia (IAI) yang telah bergabung dengan International
Federation of Accountants (IFAC).
Salah satu konsekuensi IAI sebagai anggota IFAC adalah memenuhi beberapa
ketentuan SMO (Statement of Membership Obligations) yang salah satunya adalah
mengkonvergensi PSAK dengan International Financial Reporting Standards/ International
Accounting Standards (IFRS/ IAS).
Dampak konvergensi membawa suatu perubahan paradigma penyusunan laporan keuangan
secara fundamental dengan bergesernya pola pikir profesi akuntan yang berorientasi pada rule
based accounting menuju pola pikir principle/ transactional based accounting dengan konsep
nilai wajar (fair value) yang menjiwai setiap nilai transaksi di dalamnya, yang dahulu lebih
didominasi oleh konsep nilai historis (historical method).
.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.nacpnb.com/blogs/1
https://www.informasi-seminar.com/update-psak-terkini-psak-71-psak-72-psak-73-isak-
33-isak-34/
https://www.pelatihan-sdm.net/pernyataan-standar-akuntansi-keuangan-psak-terkini-
januari-2021/

Anda mungkin juga menyukai