PENDAHULUN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sudah berkembang sangat pesat. Dimana
penerapannya sebagian besar digunakan untuk meningkatkan taraf hidup
manusia.Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut menjangkau setiap aspek
kehidupan manusia, tak ketinggalan pula dalam bidang bioteknologi. Selain dalam bidang
pertanian dan pangan, bioteknologi modern juga telah menjangkau bidang kelautan dan
perikanan.Beberapa permasalahan perikanan terutama dalam budidaya ikan dapat teratasi
denganbioteknologi molekuler, salah satu teknologi tersebut adalah “ dengan
pengembangan“Teknologi Transgenik”. Transgenik adalah memindahkan gen dari satu
makhluk hidup ke makhluk hidup lainnya, baik dari satu hewan ke hewan lainnya ataudari satu
tanaman ke tanaman lainnya. Salah contoh dari teknologi transgenetik ini yaitu ikan transgenik.
Teknologi ikan transgenik mampu menghasilkan benih ikan unggul, yaitu melalui perbaikan
mutu genetik ikan yang akan dipelihara atau dibudidayakan. Perbaikan mutugenetik ini
bermanfaat untuk meningkatkan produksi dan produktivitas ikan.Keunggulan ikan
hasil rekayasa ini antara lain pertumbuhan cepat, tahan terhadap serangan penyakit,
dan tahan terhadap lingkungan yang cukup ekstrem.
1.2 Tujuan
Menguraikan tentang metode mikroinjecsi yang di gunakan pada umumnya. Serta acuan
untuk menghasilkan benih yang unggul.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ikan Transgenik
Transgenik terdiri dari kata trans yang berarti pindah, dan gen yang berarti pembawa
sifat. Jadi transgenik adalah memindahkan gen dari satu makhluk hidup ke makhluk hidup
lainnya, baik dari satu hewan ke hewan lainnya atau dari satu tanaman ke tanaman lainnya, atau
dari gen hewan ke tanaman dan sebaliknya. Transgenik secara definisi adalah “ The Use of Gene
Manipulation to Permanently Modify the Cell or Germ Cells of Organism “ (Penggunaan
Manipulasi Gen untuk Mengadakan Perubahan yang tetap pada Sel Makhluk Hidup). Transgenik
atau teknologi DNA rekombinan (rDNA) merupakan rekayasa genetik yang memungkinkan
kombinasi ulang (rekombinasi) atau penggabungan ulang gen dari sumber yang berbeda secara
in vitro.
Definisi transgenik pada ikan atau hewan ternak pada umumnya adalah memasukkan
DNA rekombinan yang telah dikendalikan ke dalam genom, sehingga DNA yang dimasukkan ini
dapat mengembangkan salah satu aspek dari produktivitas, juga DNA dan efeknya dapat
diturunkan kepada anaknya.
2.2 Konsep Transgenik
Setiap spesies ikan mempunyai kemampuan tumbuh yang berbeda-beda. Perbedaan
pertumbuhan ini dapat tercermin, baik dalam laju pertumbuhannya maupun potensi tumbuh dari
ikan tersebut. Perbedaan kemampuan tumbuh ikan pada dasarnya disebabkan oleh perbedaan
faktor genetik (gen). Ikan mempunyai gen khusus yang dapat menghasilkan otransgenikan atau
sel otransgenikan tertentu dan gen umum yang memberikan turunan kepada jenisnya. Baik gen
khusus maupun gen umum dari setiap ikan terdiri dari bahan kimia yaitu DNA deoxyribonucleic
acid) dan RNA (ribonucleic acid). Ekspresi dari gen-gen tersebut dan sel yang terbentuk menjadi
satu paket yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan.
Karakteristik genetik tertentu yang dimiliki oleh seekor ikan biasanya menyatu dengan
sejumlah sifat bawaan yang mempengaruhi pertumbuhan seperti kemampuan ikan menemukan
dan memanfaatkan pakan yang tinggi, ketahanan terhadap penyakit dan dapat beradaptasi
terhadap perubahan lingkungan yang luas. Semua hal tersebut akhirnya tercermin pada laju
pertumbuhan ikan.
Untuk mencapai hal tersebut, perlu dilakukan usaha-usaha yang mampu menghasilkan
benih ikan unggul seperti tersebut diatas salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
rekayasa genetik melalui penerapan teknologi transgenik pada ikan. Transgenik atau teknologi
DNA rekombinan (rDNA) merupakan rekayasa genetik yang memungkinkan kombinasi ulang
(rekombinasi) atau penggabungan ulang gen dari sumber yang berbeda secara in vitro.
Tujuan dari transgenik ini adalah untuk mendapatkan sifat yang diinginkan dan
peningkatan produksi. Meskipun teknologi transgenik ini memungkinkan untuk diaplikasikan
dalam bidang akuakultur (budidaya perikanan), namun masih perlu dilakukan penelaahan khusus
untuk mengetahui teknologi tersebut.
2.3 Transgenik Mikroinjeksi
Microinjection (Mikroinjeksi) adalah metode yang paling banyak digunakan karena
mempunyai keberhasilan yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode yang lain. Pertama kali,
metode mikroinjeksi dilakukan oleh Gurd on (1963) pada telur amphibia dengan menginjeksikan
sitoplasma ke dalam zygot katak, namun hasilnya tidak berpengaruh pada perkembangan embrio
selanjutnya. Pada ikan juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya telah dilakukan
oleh Chourrout et al (1986) pada ikan Rainbow Trout (Salmo gairdneri), dan Ozato et al (1986)
pada ikan Medika (Oryzias latpes).
Teknologi transgenik dengan mikroinjeksi pada ikan dilakukan melalui mikrophile yang
terdapat pada chorion telur (oosit). Metode ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu
1. Persiapan Gen
Pertama-tama dipersiapkan gen yang akan ditranfer. Persiapan ini dimulai dari isolasi DNA,
yang dapat diisolasi dari darah, daging, sirip ataupun sisik. Misalnya dari sisik dapat dilakukan
dengan prosedur sebagai berikut :
a. Isolasi dan Purifikasi DNA
1) Sampel dari jaringan ikan ditimbang sebanyak 25-50 mg lalu dicacah menggunakan skapel,
kemudian dimasukkan ke dalam tabung evendorf ukuran 2 ml.
2) 200 pl Tissue Lysis Buffer dan 40 ul Proteinase k ditambahkan ke dalam tabung yang berisi
sampel jaringan, kemudian dicampur dengan segera dan diinkubasi pada suhu 55 °C selama 1
jam (atau sampai jaringan hancur dengan sempurna).
3) 200 ul Binding Buffer ditambahkan lagi ke dalam tabung lalu dihomogenkan dengan segera,
kemudian diinkubasi selama 10 menit pada suhu 70 °C.
4) 100 ul Isopropanol ditambahkan ke dalam tabung, kemudian dihomogenkan.
5) Memindahkan sampel ke dalam high filter tube yang telah dipasangkan dengan collection
tube.
6) Sampel disentrifuge selama 1 menit dengan kecepatan 9200 rpm.
7) Membuang collection tube, menambahkan 500 ul Inhibitor Removal Buffer, kemudian
disentrifuge selama 1 menit pada kecepatan 9200 rpm.
8) Membuang collection tube, menambahkan 500 ul Wash Buffer, kemudian disentrifuge selama
1 menit pada kecepatan 9200 rpm.
9) Membuang collection tube, menambahkan 500 ul Wash Buffer, kemudian disentrifuge selama
1 menit pada kecepatan 9200 rpm.
10) Membuang supernatan dari collection tube, kemudian disentrifuge selama 10 detik dengan
kecepatan 14.000 rpm.
11) Membuang collection tube, memasangkan tabung evendorf baru pada high filter tube.
12) 200 ul Elution Buffer (yang telah diinkubasi hingga suhu 70 "C) ditambahkan ke dalam high
filter tube, kemudian disentrifuge selama 1 menit dengan kecepatan 9200 rpm.
13) Membuang high filter tube, menambahkan 140 l Isopropanol, kemudian disentrifuge selama
30 menit dengan kecepatan 14.000 rpm.
14) Membuang supernatan, menambahkan 66,7 ul Et-OH (Alkohol 70%) dingin, kemudian
disentrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 14.000 rpm.
15) Membuang supematan (pelet tidak boleh ikut terbuang), kemudian diangin-anginkan hingga
pelet mengering (kurang lebih selama 12 jam).
16) 20 l TЕ ditambahkan ke dalam tabung, dan DNA total siap diproses lebih lanjut.
b. Isolasi Promotor (Restriksi DNA).
Mencari sekuen promoter region gen pengkode, tergantungcpada jenis gen yang akan
ditranfer, misal gen GH ikan jenis lain yang telah dilaporkan sebelumnya pada gene bank
(Nasional Center for Biotechnology Information-NCBI).
1) Mencari dan menentukan enzim restriksi yang sesuai untuk memotong promoter region gen
pengkode, misalnya untuk GH adalah BamHl, Ball . Sfil, Sbal, dan EcoRI.
2) Hasil dari pemotongan dengan enzim restriksi kemudian dielektroforesis dan dibandingkan
berat molekulnya dengan DNA marker.
3) Pita (band) yang sesuai dengan DNA marker untuk promotor gen pengkode dipisahkan
dengan cara memotong gel yang berisi band tersebut kemudian diisolasi dari gel dengan
menggunakan DNA elution kit.
4) Diperoleh suspect DNA promotor gen pengkode, misalnya promo tor gen pengkode GH.