0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan25 halaman
Nitric oxide (NO) merupakan mediator penting dalam proses fisiologis dan patologi tubuh. NO dibentuk oleh nitric oxide synthase dari L-arginine dan berperan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah. Penuaan dan menopause dapat meningkatkan stres oksidatif melalui penurunan estrogen yang dapat merusak sel endotel dan memicu penyakit kardiovaskular.
Nitric oxide (NO) merupakan mediator penting dalam proses fisiologis dan patologi tubuh. NO dibentuk oleh nitric oxide synthase dari L-arginine dan berperan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah. Penuaan dan menopause dapat meningkatkan stres oksidatif melalui penurunan estrogen yang dapat merusak sel endotel dan memicu penyakit kardiovaskular.
Nitric oxide (NO) merupakan mediator penting dalam proses fisiologis dan patologi tubuh. NO dibentuk oleh nitric oxide synthase dari L-arginine dan berperan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah. Penuaan dan menopause dapat meningkatkan stres oksidatif melalui penurunan estrogen yang dapat merusak sel endotel dan memicu penyakit kardiovaskular.
Nitric oxide (NO) • NO adalah merupakan mediator penting pada proses fisiologis dan patologi tubuh. • NO merupakan Endothelium Derived Relaxing Factor (EDRF), untuk relaksasi otot polos pembuluh darah, mengakibatkan vasodilatasi dan meningkatkan aliran darah NO.. • NO disintesis oleh Nitric Oxide Synthase (NOS) yang mengubah L – Arginine menjadi L – Citruline dan NO. • Reaksi pembentukan NO adalah sebagai berikut : • L – Arginine + 3 /2 NADH + H+ + 2 O2 → L – Citruline + NO + / NADP+ . • Tiga isoform mayor NOS yaitu • 1. neuronal NOS (nNOS) • 2. endothelial NOS (eNOS) • 3. inducible NOS (iNOS) NO.. • eNOS dan nNOS berperan penting pada kondisi normal. • eNOS berperan pada relaksasi otot polos pembuluh darah dan nNOS mempunyai fungsi pada neurotrasmiter. • Kedua isoform ini terdapat di dalam sel dan secara cepat diaktivasi oleh Ca2+ dan calmodulin intrasel dan menghasilkan NO dalam jumlah yang kecil. • iNOS tidak diekspresikan pada kondisi normal tetapi diinduksi oleh sitokin dan atau endotoksin selama proses inflamasi dan menghasilkan jumlah NO yang berlebihan dalam jangka waktu yang lama NO.. Pembentukan NO • Di dalam jaringan, NO dibentuk L – Arginine oleh eNOS dengan kofaktor NADPH, oksigen (O2) dan Tetrahydrobiopterin (BH4) menghasilkan L – Citrulline serta nitrat dan nitrit sebagai metabolit antara NO yang tidak digunakan akan dioksidasi menjadi nitrit. • Apabila NO diperlukan kembali, nitrit dalam jaringan akan direduksi menjadi NO dikatalisis oleh enzim Xanthine Oxidase (XO) NO.. • Pada pembuluh darah, dalam keadaan normal NO dihasilkan oleh endothelial Nitric Oxide Synthase (eNOS), tetapi jika terjadi peradangan NOS juga terdapat pada makrofag dan sel otot polos yang kemudian menghasilkan NO. • Sedangkan O2 - dan H2 O2 dapat dihasilkan oleh semua sel pembuluh darah NO.. • Apabila bioaktivitas NO dalam sel endotel pembuluh darah menurun akibat rendahnya bioavailabilitas NO, menimbulkan gangguan endothelium dependent vasorelaxation sebagai disfungsi endotel. • Rendahnya bioavailabilitas NO disebabkan berkurangnya pembentukan enzim eNOS dan oksigen serta rendahnya asupan nitrat anorganik. • Walaupun sintesis NO normal, namun bioaktivitasnya dapat berkurang akibat tingginya oksidasi NO oleh radikal superoksida yang berakibat menurunnya efek vasodilator endogen NO.. • Stres oksidatif merupakan pemicu aktivasi disfungsi endotel, yang ditandai dengan penurunan kadar NO. • Endotel mempunyai banyak fungsi penting antara lain mengatur tekanan darah melalui pelepasan bahan vasokonstriktor dan vasodilator, mengatur fungsi antikoagulan, antiplatelet dan fibrinolisis Stress oksidatif • Stress oksidatif memainkan bagian integral dari proses penuaan dan hasil dari kelebihan radikal bebas seperti spesies oksigen reaktif (ROS), yang membanjiri mekanisme pertahanan antioksidan tubuh. • Antioksidan dapat menetralkan dan membantu mencegah paparan berlebihan dari stress oksidatif. • seiring bertambahnya usia, kadar antioksidan menurun, membuat tubuh manusia rentan terhadap berbagai patologi yang berkaitan dengan usia, seperti sirosis hati alkoholik dan penyakit jantung aterosklerotik Hubungan estrogen dan stress oksidatif • Penurunan kadar estrogen telah terbukti meningkatkan tingkat stress oksidatif dalam tubuh • Secara khusus, pada konsentrasi tinggi, estrogen cenderung memiliki efek antioksidan yang bermanfaat dengan menghambat 8-hidroksilasi basa DNA guanin. • Pada konsentrasi rendah, hormon ini memiliki efek seperti prooksidan, terutama ketika struktur kimianya mengandung katekol. • Efek-efek ini termasuk kerusakan pada bahan genetik, sintesis DNA, dan oksidasi basa. • Reaksi radikal bebas terlibat dalam proses yang berhubungan dengan penuaan. • Estradiol bertindak sebagai antioksidan • Kekurangan estrogen pada wanita pascamenopause diyakini menjadi faktor dalam berkembangnya stress oksidatif, dan pelepasan radikal bebas atau spesies oksigen reaktif (ROS) yang menjadi penyebab berbagai patologi. • Pembentukan jumlah berlebihan spesies oksigen reaktif (ROS), termasuk peroksida (H2O2) dan anion superoksida (O- ) bersifat toksik bagi sel sehingga peran sistem metabolisme dan eliminasi terkontrol secara ketat dalam sel. • Glutation peroksidase (GPx) bersamaan dengan fungsi katalase dan superoksida dismutase (SOD) untuk melindungi sel dari kerusakan akibat ROS • Glutation peroksidase mendetoksifikasi peroksida dengan glutation yang bertindak sebagai donor elektron dalam reaksi reduksi, menghasilkan oksidasi glutation (GSSG) sebagai produk akhir. Hubungan ROS terhadap Penyakit Kardiovaskular • Stress oksidatif → gangguan metabolisme, yang menghasilkan siklus tidak menguntungkan dari stress oksidatif, patofisiologi penyakit kardiovaskular. • → dan tergantung pada faktor lingkungan seperti polusi, stress, kualitas makanan, gaya hidup, dan psikososial. • Peran penting dari stress oksidatif dalam etiologi aterosklerosis ditandai oleh perubahan lipid dan kemampuan oksidasi lipoprotein. • Lipoprotein teroksidasi dianggap sebagai peristiwa kunci dalam proses biologis yang memicu cedera endotel dan mengarah pada perkembangan lesi aterosklerotik awal • Penurunan kadar estrogen saat menopause → perubahan metabolisme seperti berkurangnya toleransi glukosa, dislipidemia, ketidakseimbangan status reduksi-oksidasi, perubahan distribusi lemak tubuh, hipertensi, disfungsi endotel, dan peradangan pembuluh darah. • Ketidakseimbangan status reduksi-oksidasi menyebabkan stress oksidatif, →suatu kondisi di mana spesies oksigen reaktif (ROS) melampaui kapasitas antioksidan mengakibatkan kerusakan sel yang serius. • Sel endotel pembuluh darah dikenal kebal terhadap spesies oksigen reaktif terlibat dalam terbentuknya disfungsi endotel yang mengarah ke penyakit kardiovaskular Terima kasih