FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2020/2021
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................................3
5.1. Kesimpulan..................................................................................................................21
5.2. Saran...........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
LAMPIRAN..........................................................................................................................23
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Sapi Bali merupakan sapi potong lokal asli Indonesia yang telah dijinakkan berabad-abad yang
lalu. Pengembangan sapi Bali, selain pakan dan manajemen pemeliharaan faktor yang perlu
diperhatikan
adalah kondisi lingkungan yang nyaman (comfort zone) dengan batas maksimum dan minimum
temperatur serta kelembaban lingkungan pada thermo neutral zone agar berproduksi dengan
optimal. Heat tolerance adalah ketahanan ternak terhadap panas sekitarnya. Kondisi lingkungan
ekstrim akibat tingginya temperatur, radiasi matahari,kelembaban dan rendahnya kecepatan
angina dapat menyebabkan heat stress pada ternak.Heat stress akan menjadi masalah utama
dalam pemeliharaan ternak termasuk sapi Bali. Ternak yang tercekam panas akan direfleksikan
pada respon suhu tubuh dan frekuensi pernafasan (Monstma, 1984).Kondisi ini membua t ternak
mengalami gangguan fungsi fisiologi dan penurunan imunitas (Brown et al., 2005).
Selain itu peningkatan temperatur tubuh juga disebabkan oleh suhu lingkungan (Rahardja,
2010).Usaha ternak sapi potong di Indonesia sebagian besar masih merupakan usaha peternakan
rakyat yang dipelihara secara tradisional bersama tanaman pangan. Pemeliharaannya dapat
dibedakan menjadi dua bagian yaitu pemeliharaan sebagai pembibitan dan pemeliharaan sapi
bakalan untuk digemukkan. Widiyaningrum (2005), menyatakan bahwa ciri-ciri pemeliharaan
dengan polatradisional yaitu kandang dekat bahkan menyatu dengan rumah dan produktivitas
rendah.
Iklim di Indonesia dalah Super Humid atau panas basah yaitu klimat yang ditandai dengan panas
yang konstan,hujan dan kelembaban yang terus menerus.Temperatur udara berkisar antara
21.11°C-37.77°C dengan kelembaban relative 55-100 persen.Suhu dan kelembaban udara yang
tinggi akan menyebabkan stress pada ternak sehingga suhu tubuh,respirasi dan denyut jantung
meningkat, serta konsumsi pakan menurun, akhirnya menyebabkan produktivitas ternak rendah.
Selain itu berbeda dengan factor lingkunganyang lain sepertipakan dan kesehatan,maka iklim
tidak dapat diatur atau dikuasai sepenuhnya oleh manusia.3
3
1.2 Tujuan dan kegunaan praktikum
untuk mempelajari perubahan gigi dan cara penentuan umur berdasarkan keadaan gigi.
Mempelajari fungsi respirasi pada ternak potong sapi, serta untuk melatih keterampilan dalam
mengukur frekuensi respirasi
Mempelajari dan menghitung jumlah denyut jantung pada setiap ternak dalam waktu permenit.
untuk mengenal berbagai dimensi vital tubuh sapi dan kegunaannya serta untuk menentukan bobot badan
dengan menggunakan rumus- rumus yang ada.
4
1.1.2 Kegunaan praktikum
Mahasiswa dapat mempelajari perubahan gigi dan cara penentuan umur berdasarkan keadaan gigi.
Mempelajari fungsi respirasi pada ternak potong sapi, serta untuk melatih keterampilan dalam mengukur
frekuensi respirasi
Mempelajari dan menghitung jumlah denyut jantung pada setiap ternak dalam waktu permenit.
untuk mengenal berbagai dimensi vital tubuh sapi dan kegunaannya serta untuk menentukan bobot badan
dengan menggunakan rumus- rumus yang ada.
5
BAB 2
PUSTAKA
Umur ternak secara mutlak hanya dapat diketahui dari pengamatan atau catatan mengenai tanggal
lahirnya. Tetapi dalam keadaan tidak tersedianya catatan dimaksud,dapat dilakukan pendekatan dengan
melihat pergantian dan perubahan gigi seri.Gigi seri ternak Sapi hanya terdapat pada rahang bawah dan
sudah tumbuh sejak lahir. Pada umur tertentu gigi tersebut akan tanggal secara bertahap sepasang demi
1. Fase gigi susu; yaitu gigi yang tumbuh semenjak lahir sampai berganti dengan
2. Fase pergantian gigi (gigi tetap) ; yaitu dari awal pergantian sampai selesai
Proses pergantian gigi berlangsung sebagai berikut: pada awalnya dua buah gigi
dalam (Gd) lepas, kemudian disusul dua buah gigi tengah dalam (Gtd), selanjutnya gigi
seri tengah luar (Gtl), yang terakhir adalah gigi sudut (GS).
Suhu tubuh ternak pada dasarnya merupakan panas yang beredar melalui aliran darah dalam seluruh
jaringan tubuh. Eckert et al. (1988) menyebutkan, suhu tubuh ternak tergantung pada jumlah panas
(kalori) per unit masa jaringan,kapasitas panas jaringan berkisar antara 0° hingga +40°C setara dengan 1,0
kalori per derajat celcius per gram. Menurut ebster dan Wilson (1980), yang dimaksud suhu tubuh (true
body temperature) adalah suhu darah yang meninggalkan jantung
Respirasi (pernafasan) diketahui memiliki beberapa fungsi penting bagi tubuh ternak. Selain fungsi
utamanya untuk mengambil oksigen dari lingkungan bagi kepentingan metabolisme dan reaksi-reaksi
6
penting di dalam tubuh dan untuk membuang zat sisa pembakaran berupa karbondioksida dari tubuh,
sistem respirasi juga berfungsi untuk membuang/melepaskan panas tertimbun di dalam tubuh yang
merupakan hasil peningkatan aktifitas metabolisme. Adapun peningkatannya aktifitas metabolisme di
dalam tubuh dapat terjadi akibat adanya rangsangan dalam proses pertumbuhan atau produksi ternak dan
sebagai respon terhadap peningkatan aktifitas organ dan keadaan lingkungan.
Bersamaan dengan pengukuran frekuensi respirasi, setelah itu lakukanlah pengukuran denyut nadi pada
materi/ hewan percobaan yang sama. Alat yang digunakan stetoskop dan jam untuk mengukur waktu
pengamatan.Pengukuran dilakukan dengan penekanan pada arteri femoralis sebelah medial bahu kiri.
Penekanan arteri tersebut dapat dilaksanakan menggunakan keempat ujung jari tangan kiri.. Dapat
dilakukan menggunakan stetoscop pada daerah kostal (dada) sebelah kiri, di belakang skapula distal
(bawah). Sebelumnya perlu dicari lokasi sekitar dada yang suara detaknya paling keras. Frekuensi denyut
jantung dihitung dalam 1 menit, diulang 3 kali.
Untuk mengetahui sejauh mana daya tahan panas seekor sapi. Sesungguhnya toleransi panas yang
sebenarnya dari ternak sulit ditentukan, baik langsung maupun tidak langsung . Namun salah satu cara
yang bisa digunakan untuk mengukur toleransi panas, ialah melihat tinggi rendahnya reaksi organ yang
dianggap paling mudah berubah akibat perubahan suhu lingkungan yakni organ pernafasan dan pengatur
suhu tubuh.
7
BAB 3
Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum adalah selasa,2 november 2021. Bertempat di
tiching fams universitas mataram,lingsar,Lombok barat.
Alat-alat praktikum
1. Thermometer
2. Pita ukur
3. Countercheck
4. Tebel pencatatan data
Bahan praktikum
Acara 1
berikut:
8
2) Kuasailah bagian kepala sapi dengan melingkarkan sebelah lengan tangan pada
muka sapi, sekaligus cengkramlah kedua rahang bawah sapi sampai mulut sapi
ternganga sehingga giginya tampak. Agar gigi sapi lebih jelas terlihat, bukalah
bibir bawahnya.
3) Periksa dan rabalah permukaan gigi serinya hingga jelas terlihat dan terasa
keadaannya.
pemeriksaan saudara.
Acara 2
Metode praktikum
langsung melalui rektum (suhu rektal) terhadap beberapa perlakuan berupa jenis
pengukuran suhu tubuhnya dapat dilakukan dengan baik ; jika tersedia kandang
jepit maka sebaiknya, (khusus untuk sapi) dimasukkan ke kandang jepit untuk
memudahkan pengamatan.
9
c. Pengukuran suhu tubuh hewan dilakukan per rektal. Dalam hal ini, termometer
melihat posisi permukaan air raksanya. (Pengukuran dilakukan pada pagi dan
d. Data yang diperoleh dari tiap pengamatan dikelompokkan menurut jenis kelamin,
Acara 3
Metode praktikum
terhadap variabel-variabel jenis kelamin, umur ternak, dan variasi suhu lingkungan.
kandang jepit maka sebaiknya (khusus untuk sapi), dimasukkan ke kandang jepit
10
untuk memudahkan pengamatan
punggung telapak tangan di depan hidung ternak. Hitunglah dengusan nafas ternak
d. Data yang diperoleh dari tiap pengamatan dikelompokan menurut jenis kelamin,
2. Mengukur bagian tubuh ternak menggunakan tongkat ukur yaitu panjang badan, tinggi gumba,
tinggi gumba, tinggi pinggul, dalam dada, panjang paha, dan lebar dada. Dan mencatat berapa hasil yang
diproleh
3. Sedangkan pita ukur digunakan untuk mengukur bagian tubuh ternak yaitu lingkar dada, lingkar
perut, lingkar flank, lingkar paha, lebar kepala, panjang kepala, panjang kepala, panjang metakarpal,
lingkar metakarpal, panjang metakarsal, lingkar metakarsal dan indek kepala.
Adapun metode yang digunakan adalah dengan mengukur lingkar dada menggunakan pita ukur dan
melihat bobot estimasinya di pita ukur tersebut.
11
BAB 4
a. No. Ternak :-
b. Jenis Kelamin : jantan
c. Umur Ternak : 1-1 ½ tahun
Pengamatan eksterior
1.Kepala
2.Badan
Tubuh besar
Terdapat garis belut di bagian punggung
Tinggi
Kotor
Pantat berwarna putih
3. Kaki
Kaki kotor
Kaki berwarnah putih
Bagian tulang metatarsal dan metarkapala kotor
4.warna bulu
4. Keaktifan
Konsumsi pakan aktif
Lincah
6.jumlah gigi
13
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan
2 Panjang kepala 30 30 30 30
3 Panjang metakarpala 34 34 34 34
4 Panjang metarkarsal 47 47 47 47
6 Lebar kepala 13 13 13 13
8 Lebar pinggul 23 23 23 23
18 Dalam dada 50 50 50 50
14
Pembahasan
Dalam penentuan umur ternak sapi dengan melihat pertumbuhan gigi, gigi yang
akan digunakan sebagai parameter adalah gigi seri (Incisors). Ternak sapi yang belum
mengalami pergantian gigi susu maka umur ternak sapi antara 1-1,5 tahun. Apabila ada
sepasang gigi lebar maka umur ternak sapi antara 1,5 – 2 tahun. Apabila ada 2 pasang
15
gigi lebar maka umur ternak sapi antara 2-2,5 tahun. Apabila ada 3 pasang gigi lebar
maka umur ternak sapi antara 2,5-3,5 tahun. Sedangkan apabila semua gigi susu berganti
dengan gigi lebar (gigi tetap), maka umur ternak sapi antara 3,5-4,5 tahun. Sedangkan
jika gigi seri tetap ternak ruminansia sudah terlihat aus maka diperkirakan umur ternak
sapi > 9 tahun. Pada penetuan umur dengan melihat pergantian gigi, sering terjadi kesalah
pahaman dalam membedakan gigi ternak sapi yang masih berumur 1-1,5 tahun dengan
gigi ternak sapi yang umurnya > 9 tahun, karena ukuran gigi pada masing-masing umur
tersebut agak merata. Gigi ternak sapi yang berumur lebih dari 9 tahun terlihat rata tetapi
agak jarang karena sudah aus dan rahang pada gigi ternak sapi umur lebih dari 9 tahun
agak semakin mengecil. Sedangkan pada ternak sapi yang masih berumur 1-1,5 tahun
gigi agak kecil tetapi sangat rapat dan rahangnya juga agak rata.
Jadi dapat disimpulkan berdasarkan jumlah gigi lebar yang terdapat pada sapi bali
yang digunakan untuk praktikum yaitu berjumlah 2 gigi lebar yang berarti umur dari sapi
𝟏
tersebut adalah sekitar 1 sampai 1 𝟐 tahun.
16
Pada pengukuran frekuensi respirasi, jumlah dengusan ternak sapi itu dihitung
sebagai satu kali respirasi. Cara melakukannya adalah dengan menempatkan tangan
didepan hidung sapi dan menghitung jumlah dengusan ternak sapi selama satu menit.
Menurut Frandson (1992), frekwensi respirasi normal untuk ternak sapi adalah 24-42
kali/menit.Rata-rata hasil frekuensi respirasi pada sapi yang digunakan untuk praktikum
yaitu 26 kali/menit. Jadi rata-rata frekuensi respirasi ternak diantara kisaran normal hal
ini disebabkan pada saat pengukuran ternak dalam keadaan tenang.
17
dan kaki sapi bali berwarna putih, dan pada punggung ada garis belut berwarna hitam,
secara umum sapi bali yang diamati memiliki kesehatan yang baik dan mata bersinar.
A. Panjang Badan, adalah jarak antar ujung sendi bahu (tulang skapula) dan ujung
bungkul (tulang duduk). Diukur menggunakan tongkat ukur (mistar Ukur).
B. Tinggi Gumba, adalah ukuran tinggi dari ternak bersangkutan. Diukur menggunakan
tongkat ukur dari bagian tertinggi gumba ke tanah mengikuti garis tegak lurus.
C. Dalam dada, adalah jarak antara puncak gumba dan tepi bagian bawah dada.
Diukur menggunakan tongkat ukur dari puncak gumba sampai tepi bagian bawah dada
mengikuti garis tegak lurus.
D. Tinggi Punggung, jarak lurus dari titik tertinggi punggung yaitu pada rusuk ke 12
sampai kedasar mengikuti garis tegak lurus, menggunakan tongkat ukur.
E. Tinggi Pinggul (kemudi), adalah ukuran tinggi tubuh bagian belakang. Diukur
menggunakan tongkat ukur dari titik tertinggi pinggul (tulang lumbalis 5) sampai ke
dasar (tanah) mengikuti garis tegak lurus.
F. Lingkar dada, adalah ukuran yang menyatakan besarnya tubuh ternak bersangkutan.
Diukur menggunakan pita ukur mengikuti lingkaran dada tepat di belakang bahu
melewati gumba; pada sapi berponok tepat di belakang ponok.
18
H. Lingkar Flank, adalah ukuran yang menyatakan besarnya lingkar flank ternak
bersangkutan. Diukur menggunakan pita ukur mengikuti lingkaran flank tepat di
belakang tulang lumbalis 5.
I. Panjang Paha, adalah jarak lurus dari persendian tulang metakarsal sampai dengan
tulang lumbalis 5 (pada titik tertinggi pinggul), diukur menggunakan tongkat ukur.
J. Lingkar Paha, adalah ukuran yang menyatakan besarnya paha ternak, diukur
menggunakan pita ukur mengikuti lingkar paha, tepat ditengah-tengah tulang tibia.
K. Lebar Kepala, adalah jarak antara pipi kiri dan pipi kanan tepat di atas mata
ternak, diukur menggunakan pita ukur.
L. Panjang Kepala, adalah jarak lurus dari titik tertinggi kepala sampai ke moncong
ternak.
M. Lebar Dada adalah jarak terpendek antara bagian lateral scapula (tulang bahu )
kiri dan kanan dinyatakan dalam sentimeter (Cm). Diukur menggunakan jangka 9 sorong
mengikuti garis horizontal antara tepi luar persendian bahu kiri dan kanan.
N. Panjang Metakarpal, adalah jarak lurus antara persendian bahu dan persendian
teracak (digiti), diukur menggunakan pita ukur.
P. Lebar Pinggul (Kemudi), adalah jarak antara tepi sendi paha kiri dan kanan.
Diukur menggunakan tongkat ukur (jangka sorong) mengikuti garis horizontal tegak
lurus dari tepi luar persendian paha kiri dan kanan.
Q. Panjang Metatarsal, adalah jarak lurus antara persendian paha dan persendian teracak
(digiti), diukur menggunakan pita ukur.
19
R. Lingkar Metatarsal, adalah ukuran yang menyatakan besarnya lingkar metatarsal
ternak bersangkutan, diukur dengan melingkarkan pita ukur persis ditengah-tengah tulang
canon, menggunakan pita ukur.
S. Indeks Kepala, merupakan perbandingan antara lebar kepala dengan panjang kepala
ternak bersangkutan.
Mengetahui bobot badan ternak sapi potong adalah hal yang sagat penting untuk
diketahui guna melihat kebutuhan pakan ataupun kesehatan ternak. Penimbangan
merupakan hal yang paling tepat dalam mengetahui bobot badan ternak, tetapi bobot
badan ternak juga dapat diperkirakan atau diduga dengan cara mengukur bagian-bagian
tubuh ternak atau disebut dengan cara manual. Bagian-bagian ukuran tubuh ternak yang
dapat digunakan dalam menduga bobot badan yaitu lingkar dada, tinggi pundak, panjang
badan, dalam dada serta tinggi dan lebar kemudi atau pinggul.
( LD + 22 )2
Rumus schrooel: BB =
10
( 25,3 + 22 )2
=
10
= 112,4
LD2 − PB
Rumus winter : BB =
10,840
640,0− 97,5
=
10,840
=50,04
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
5.2 Saran
1. Dalam melakukan praktikum diharapkan dalam keadaan berhati-hati dan tenang agar sapi
tidak setres
2. Diharpkan melengkapi alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum agar praktikum
berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Subronto. 1985. Ilmu Penyakit Ternak. Gadjah Mada University Press : Yogyakarta
21
Sugeng, Y. B. 2000. Ternak Potong dan Kerja. Edisi I. CV. Swadaya : Jakarta
Frandson, R. D. 1992. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada University Press
Hasanudi. 1997
LAMPIRAN
22
23