855-Article Text-4120-1-10-20210609
855-Article Text-4120-1-10-20210609
Annisa Rahmi Galleryzki1, RR Tutik Sri Hariyati2, Tuti Afriani2, La Ode Rahman2
1 Magister Keperawatan, Universitas Indonesia
2 Departemen Keperawatan dan Keperawatan Dasar, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia
Corresponding author:
Annisa Rahmi Galleryzki
annisarahmig@gmail.com
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021
DOI: http://dx.doi.org/10.32584/jkmk.v4i1.855
e-ISSN 2621-5047
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021
(HAI) di Eropa sejumlah 1 dari 20 pasien di The Joint Comission International (JCI)
rumah (estimasi dari 4,1 juta pasien). sebagai lembaga akreditasi internasional
Sementara itu, risiko terjadinya HAI 2-20x maupun Komisi Akreditasi Rumah sakit
lebih tinggi di Negara berkembang. (KARS) menjadikan keselamatan pasien
Selanjutnya, WHO mengeluarkan resolusi sebagai salah satu standar yang harus
WHA 55.18 dalam kualitas pelayanan: dipenuhi rumah sakit dalam memberikan
keselamatan pasien dimana Negara diminta pelayanan (Joint Commission International,
memberikan perhatian penuh kepada 2017). Selain sikap dalam peningkatan
problem keselamatan pasien dan keselamatan pasien, implementasi
membangun serta menguatkan science- keselamatan pasien dalam praktik
based system untuk meningkatkan keperawatan merupakan hal krusial. JCI dan
keselamatan pasien (WHO, 2015). Target KARS masing-masing menyampaikan
dari SDGs 3.8 adalah berfokus pada sasaran keselamatan pasien terdiri dari 6
pencapaian Universal Health Coverage sasaran, yaitu identifikasi pasien dengan
UHC), yaitu “Perlindungan risiko finansial, tepat, meningkatkan komunikasi efektif,
akses ke layanan perawatan kesehatan yang meningkatkan keamanan high alert
berkualitas, dan akses untuk mendapatkan medicine, terlaksananya proses tepat-lokasi,
obat-obatan dan vaksin yang aman, efektif, tepat-prosedur, tepat-pasien yang
berkualitas dan terjangkau untuk semua. menjalani tindakan dan prosedur /
Dalam upaya mencapai target, WHO memastikan keamanan operasi,
menetapkan konsep cakupan efektif mengurangi risiko infeksi dalam pelayanan
merujuk pada UHC sebagai pendekatan kesehatan dan mengurangi risiko cedera
untuk mencapai tingkat kesehatan yang karena jatuh.
kebih baik dan memastikan kualitas
pelayanan mengutamakan keselamatan Berdasarkan hasil telaah literatur, di
pasien. Oleh karena itu, WHO menetapkan Indonesia diperoleh data bahwa perawat
keselamatan pasien sebagai prioritas melakukan implementasi keselamatan
kesehatan global (WHO, 2017). dengan baik sebanyak 44,26%. Dapat
disimpulkan masih lebih dari 50% perawat
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang belum melakukan implementasi
selalu berada disisi pasien selama 24 jam keselamatan pasien dengan baik (Harus &
dan berinteraksi dengan dokter, apoteker, Sutriningsih, 2015; Limbong, 2018; Rivai et
ahli gizi, dan keluarga pasien. Perawat al., 2016; Sumarni, 2017; Yusuf, 2017).
memiliki peran penting dalam memastikan Sedangkan. rata-rata skor implementasi
pemberian asuhan berfokus pada enam sasaran keselamatan pasien dari 4
keselamatan pasien dan pencegahan cedera rumah sakit Indonesia adalah 64,81%
selama perawatan pada perawatan jangka (Insani & Sundari, 2018; Neri et al., 2018;
pendek maupun jangka panjang Setiyani et al., 2016; Sundoro et al., 2016).
(Vaismoradi et al., 2020). Berdasarkan Hal tersebut masih jauh dibawah target
peran tersebut, sikap perawat dalam KARS yaitu pencapaian 100%. Jika perawat
pelaksanaan keselamatan pasien menjadi tidak melaksanakan implementasi
hal yang krusial. Sikap adalah pola pikir keselamatan pasien dengan baik,
atau kecenderungan untuk bertindak dikhawatirkan dapat memicu insiden
dengan cara tertentu yang disebabkan oleh keselamatan pasien di rumah sakit.
pengalaman dan perilaku individu. Sikap
terdiri dari 3 komponen yaitu afek, kognisi, Insiden keselamatan pasien adalah setiap
dan perilaku (Picken, 2005). Sikap positif kejadian yang tidak disengaja dan kondisi
dalam melakukan intervensi pencegahan yang mengakibatkan atau berpotensi
cedera dapat meningkatkan keselamatan mengakibatkan cedera yang dapat dicegah
pasien (Ünver & Yeniğün, 2020). pada pasien (Permenkes 11/2017). Insiden
keselamatan yang terjadi di dunia menurut
Annisa Rahmi Galleryzki / Hubungan Sikap Keselamatan dengan Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien oleh
Perawat di Rumah Sakit
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021
laporan WHO (2017) terjadi pada saat dengan kecelakaan kerja yang dialami
tindakan bedah (27%), kesalahan perawat (Biresaw et al., 2020; Samaei et al.,
pemberian obat (18,3%) dan kejadian 2015). Penelitian tentang implementasi
infeksi (HAIS) sebesar 12,2%. Insiden keselamatan sudah dilakukan (Aprilia,
keselamatan pasien dari KKP-RS di 2011; Rivai et al., 2016; Syam, 2017), namun
Indonesia periode Januari-April Tahun masih sedikit penelitian tentang bagaimana
2011, menemukan bahwa terjadi hubungan sikap keselamatan deyngan
peningkatan secara signifikankan, dari 0% implementasi keselamatan pasien pada
pada bulan Januari dan meningkat rumah sakit yang terakreditasi paripurna.
signifikan sebesar 26,76% pada bulan April Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan
dengan jumlah insiden terbanyak adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap
insiden pada tindakan/prosedur dan keselamatan dengan implementasi
medikasi masing-masing sebesar 9,26%. keselamatan pasien di rumah sakit dengan
Selanjutnya berdasarkan jenis insidennya menggunakan standar nasional akreditasi
dilaporkan bahwa KNC (18,53%) lebih rumah sakit (SNARS) sebegai penilaian
tinggi dari KTD (14,41%) dan dilaporkan terhadap implementasinya.
sebesar 2,6% insiden yang menyebabkan
kematian (Rivai et al., 2016). METODE
Annisa Rahmi Galleryzki / Hubungan Sikap Keselamatan dengan Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien oleh
Perawat di Rumah Sakit
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021
SAQ dikembangkan oleh Sexton (2006) Perizinan etik dikeluarkan oleh ketiga
dengan Cronbach's α 0.807 dan tiap-tiap rumah saakit dan Fakultas Ilmu
subvariabel nilai Cronbach's α berada pada Keperawatan Universitas Indonesia.
rentang 0.644-0.892. Kuisioner terdiri dari Perawat yang mengikuti penelitian
36 pertanyaan dengan 6 subvariabels, yaitu diberikan informasi mengenai prosedur
suasana kerjatim (soal no. 1-6), suasana penelitian dan diberikan informed consent
keselamatan (soal no.7-13), kepuasan kerja untuk mengikuti prosedur penelitian dan
(soal no.14-18), mengenali stress (soal peneliti menjamin kerahasian data yang
no.19-22), persepsi terhadap manajemen dikumpulkan. Responden diberikan hak
(soal no.23-32), dan kondisi kerja (soal untuk mengundurkan diri. Persetujuan
no.33-36). Penilaian menggunakan 5 points keikutsertaan penelitian diisi oleh
likert scale, dimana skor 5-sangat setuju, 4- responden dengan inisial nama, tanggal
setuju, 3-netral, 2-tidak setuju, dan 1-sangat persetujuan dan tanda tangan serta
tidak setuju. Pertanyaan negatif terdiri dari disaksikan oleh saksi.
8 pertanyaan (soal no. 2, 11, 19, 20, 21, 22
25, dan 26) sehingga untuk penilaian akan Analisis data
berlaku sebaliknya. Secara keseluruhan
total score yang didapatkan dalam Data di analisis dengan menggunakan IBM
kuisioner SAQ adalah minimal 36 dan SPSS Statistic versi 22.0. Deskripsi data
maksimal 180. Peningkatan skor menggambarkan nilai mean, median, nilai
mengindikasikan sikap positif terkait safety mnimal dan maksimal. Analisis korelasi
attitude dan penurunan skor menggunakan Spearman (data tidak
mengindikasikan sikap negatif responden berdistribusi normal). Untuk data
dalam safety attitude. demografi kategorik menggunakan ANOVA
dan t-test independen, sedangkan untuk
Kuisioner implementasi keselamatan data yang berdistribusi tidak normal
menggunakan uji non parametric (Mann
Kuisioner implementasi keselamatan Whitney U Test dan Kruskal Wallis Test).
pasien dikembangkan oleh peneliti
berdasarkan 6 sasaran keselamatan pasien HASIL
(SKP). Secara keseluruhan nilai Cronbach's
α 0.970 dan tiap-tiap subvariabel adalah Karakteristik demografi responden
0.662-0.931. Kuisioner terdiri dari 36
pertanyaan dengan 6 subvariabels sesuai Karakteristik demografi responden
dengan SKP SNARS yaitu identifikasi pasien ditampilkan di tabel 1 dan tabel 2.
dengan tepat (soal no. 1-5), peningkatan Responden tersebar di tiga rumah sakit tipe
komunikasi efektif (soal no. 6-16), A dengan akreditasi paripurna, jumlah
peningkatan keamanan high alert medicine sampel pada Rumah Sakit 1 adalah 14,
Annisa Rahmi Galleryzki / Hubungan Sikap Keselamatan dengan Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien oleh
Perawat di Rumah Sakit
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021
Rumah Sakit 2 sejumlah 112 perawat dan maksimal sejumlah 92,7%. Total nilai mean
Rumah Sakit 3 sebanyak 104. Perawat di ke- untuk masing-masing subvariabel
tga rumah sakit didominasi jenis kelamin implementasi keselamatan yaitu
perempuan sejumlah 257 (77,9%) dan identifikasi pasien 23,22±2,247,
berpendidikan S1+Ners sebanyak 319 komunikasi efektif 48,62±5,190,
orang (96,7%). Posisi responden secara kewaspadaan terhadap obat high alert
keseluruhan didominasi oleh perawat 8,93±1,084, tindakan operasi 8,99±1,105,
pelaksana 187 orang (56,7%). Jenjang karir pencegahan dan kontrol infeksi
secara keseluruh jumlah terbanyak berada 32,22±3,225 dan perlindungan risiko jatuh
pad PK 1 sebanyak 141 orang (47%), 40,54±4,340.
namun untuk Rumah Sakit 2 jenjang karier
perawat di dominasi oleh perawat PK 3. Analis hubungan variabel dilakukan dengan
Untuk usia responden meannya adalah menggunakan korelasi Perason untuk
36,12 ± 8,993 dan lama kerja rata-rata Spearman untuk pengalaman kerja karena
12,88 ±10,301 dengan nilai median 10 dan tidak berdistribusi normal. Secara
minimal serta maksimal 1-39 tahun. keseluruhan, hubungan antara sikap
keselamatan dengan impelementasi
Analisis hubungan antara karakteristik keselamatan cukup erat dengan skala 0,441
responden dengan implementasi (P<0,01). Sedangkan untuk usia dan
keselamatan menunjukkan berdasarkan pengalaman kerja memiliki pengaruh
jenis kelamin terdapat perbedaan signifikan signifikan dengan kekuatan yang lemah
pada implementasi keselamatan, dimana terhadap implementasi keselamatan pasien
rata-rata nilai mean perempuan lebih tinggi (Tabel 4).
dibandingkan laki-laki (P=0,002). Faktor
tingkat pendidikan tidak berpengaruh Tabel 1
signifikan dengan implementasi Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis
kelamin, Pendidikan, Posisi, dan Jenjang Karir di RS
keselamatan (P=0,554). Posisi perawat (n=330)
sebagai manajer atau pelaksana namun Rumah Rumah Rumah
tidak berhubungan signifikan dengan Indikator Sakit 1 Sakit 2 Sakit 3
implementasi keselamatan yang dilakukan f % f % f %
perawat (P=0,000; P=0,108). Karakteristik Jenis Kelamin
Laki-laki 29 25,4 20 17,9 24 23,1
jenjang karier perawat diketahui memiliki
Perempuan 85 74,6 92 82,1 80 76,9
pengaruh signifikan dengan sikap semakin Pendidikan
tinggi PK perawat, maka semakin tinggi S1 + Ners 114 100 111 99,1 94 90,4
nilai meannya(P=0,001). Magister/ - - - 2 1,9
Spesialis - - 1 0,9 8 7,7
Gambaran sikap keselamatan dan Posisi
Perawat Manajer 18 15,8 18 16,1 19 18,3
implementasi keselamatan pasien P Primer/Katim 24 21,1 26 23,2 10 9,6
dijabarkan pada tabel 4. Nilai mean sikap Karu 1 0,9 11 9,8 6 3,8
keselamatan 137,84 ± 12 dan presentasi Pelaksana 70 61,4 48 42,9 69 66,3
responden yang memiliki nilai maksimal Lainnya 1 0,9 9 8,0 - -
adalah 78,7%. Sikap keselamatan terdiri Jenjang Karir
PK 1 61 53,5 12 10,7 46 44,2
dari 6 subvariabel yaitu suasana kerja tim PK 2 22 19,3 13 11,6 23 22,1
dengan M= 23,16±2,360, suasana PK 3 31 27,2 79 70,5 31 29,8
keselamatan 27,85±30,64, kepuasan kerja PK 4 - - 8 7,1 4 3,8
20,83±2,759, mengenali stress 11,75-3,214,
persepsi terhadap manajemen 39,05±4,293
dan 14,39±2,338. Untuk implementasi
keselamatan pasien total mean adalah
162,52±15,471 dan diperoleh kesimpulan
presentasi responden yang memiliki nilai
Annisa Rahmi Galleryzki / Hubungan Sikap Keselamatan dengan Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien oleh
Perawat di Rumah Sakit
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Responden Beradasarkan Usia dan Pengalaman kerja
Variabel Rumah sakit 1 Rumah Sakit 2 Rumah sakit 3
Mean±SD CI 95% Mean±SD CI 95% Mean±SD CI 95%
Usia 32,67±7,778 31.22 – 34.11 39.63± 8.478 38.04 – 41.21 36.13±9,379 34.31-37.96
Pengalaman
Kerja (data 3 (1-33) 6.90 - 10.24 15 (1-36)) 14.94-18.63 10 (1-39) 11.38-15.43
tidak normal)
Tabel 3
Analisis pengaruh karakteristik individu kepada implementasi keselamatan
Implementasi keselamatan
Variabel
Mean F p (<0.05)
Jenis Kelamin
0,004
Laki-laki 135,14 0,620*
Perempuan 174,12
Pendidikan
S1 + Ners 166,26
0,592** 0,554
Magister/ 90,25
Spesialis 155,28
Posisi
Perawat Manajer 177,32
P Primer/Katim 173,63
2,038** 0, 089
Karu 192,39
Pelaksana 154,37
Lainnya 211,35
Jenjang Karir
PK 1 138,56
PK 2 175,53 5,774** 0,001
PK 3 184,20
PK 4 164,54
*Uji t-test independen
**Uji Anova
Tabel 4
Gambaran Safety Attitude dan Implementasi Keselamatan Pasien
Persentase dari
Variabel Mean ± SD CI 95%
nilai max
Sikap keselamatan 137, 84 ± 13,365 136,40-139,29 78,7
Suasana kerja tim 24,16 ± 2,360 23,91-24,42 80
Suasana keselamatan 27,85 ± 3,064 27,52-28,19 80
Kepuasan kerja 20,83 ± 2,759 20,53-21,13 80
Mengenali stress 11,75 ± 3,214 11,41-12,10 60
Persepsi terhadap manajemen 39,05 ± 4,293 38,59-39,52 80
Kondisi kerja 14,39 ± 2,338 14,13-14,64 75
Implementasi Keselamatan 162,52 ± 15,471 160,84-164,19 92,7
Identifikasi pasien 23,22 ± 2,247 22,97-23,46 100
Komunikasi efektif 48,62 ±5,190 48,06-49,18 90,90
Obat high alert 8,93 ±1,084 8,82-9,05 90
Operasi 8,99 ± 1,105 8,87-9,11 90
Pencegahan kontrol infeksi 32,22 ± 3,225 31,88-32,57 97,1
Perlindungan resiko jatuh 40,54 ± 4,340 40,07-41,01 93,3
Annisa Rahmi Galleryzki / Hubungan Sikap Keselamatan dengan Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien oleh
Perawat di Rumah Sakit
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021
Tabel 5
Analisis hubungan safety attitude dan implementasi keselamatan
Variabel r p
Sikap keselamatan 0,449* 0,000
Usia 0,200* 0,000
Pengalaman Kerja (data tidak 0,190** 0,000
normal)
*Korelasi Pearson
*Korelasi spearman
Annisa Rahmi Galleryzki / Hubungan Sikap Keselamatan dengan Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien oleh
Perawat di Rumah Sakit
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021
Annisa Rahmi Galleryzki / Hubungan Sikap Keselamatan dengan Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien oleh
Perawat di Rumah Sakit
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021
juta kasus rawat inap dan 42,7 juta untuk mencegah insiden keselamatan
mengalami kejadian tidak diinginkan, salah terjadi.
satunya disebabkan oleh efek samping obat.
Pada Negara berkembang terjadi 77% Dimensi pertama adalah bagaimana
laporan kasus obat palsu dan dan dibawah perawat mengenali stress. Sikap perawat
standard. Peningkatan implementasi dalam memberikan asuhan keperawatan
keselamatan pasien pada pre-intra-dan post yang berpedoman pada sasaran
operasi juga penting dilakukan, mengingat keselamatan pasien tidak dipengaruhi oleh
1 juta kematian/tahun dan 7 juta kemampuan perawat dalam mengenali
komplikasi akibat operasi yang tidak stress. Sehingga ketika stress, perawat tetap
memenuhi standar keselamatan terjadi memberikan asuhan sesuai standar yang
diseluruh dunia (WHO, 2015). Penelitian di ada. Dimensi kedua dan ketiga adalah
RSKIA PKU Muhammadiyah Kotagede suasana keselamatan dan kondisi di
Yogyakarta rata-rata skor implementasi 6 lingkungan kerja, kedua subvariabel
(enam) sasaran keselamatan pasien adalah memiliki hubungan signifikan dengan
21,55% dari target ≥ 80% (Sundoro et al., tingkat mortalitas pasien serta berpengaruh
2016). Hasil observasi di RSU Queen Latifa pada patient outcomes (kepuasan pasien,
Yogyakarta didapatkan bahwa pelaksanaan pelaporan insiden, dan outcomes klinis)
SKP 1-SKP 6 berurutan ditemukan 84%, (Ausserhofer et al., 2013; Kirwan et al.,
91%, 100%, 100%, 94% dan 81% perawat 2013; Olds et al., 2017). Sehingga
melakukn pelaksanaan SKP dengan benar. diharapkan dengan sikap keselamatan yang
Studi yag dilakukan Neri et al., (2018) baik secara tidak langsung dapat
secara berurutan capaian SKP 1-SKP 6 meningkatkan kepuasan pasien,
adalah 50%, 81,3%, 66,7%, 80%, 75% dan menurunkan insiden dan peningkatan
87,5%, sehingga diperoleh rata-rata kondisi klinis pasien. Dimensi ke-empat
capaian 73,5%. Sedangkan capaian di RSU adalah suasana kerja tim, secara statistik
Kabupaten Tangerang 74,2% (Setiyani et suasana kerja tim berhubungan positif
al., 2016). Dapat disimpulkan gambaran dengan pelaporan insiden yang lebih baik
dari pelaksanaa sasaran keselamatan (Hwang & Ahn, 2015). Kerjasama tim
pasien masih <100%, dimana target dari merupakan komponen esensial dalam
KARS adalah 100%. pelayanan berkualitas, efektif dan berfokus
kepada pasien(Hwang & Ahn, 2015; O’Leary
Selanjutnya adalah hubungan antara sikap et al., 2020). Kerjasama tim yang adekuat,
keselamatan dengan implementasi peningkatan organisasi secara
keselamatan yang menunjukkan hubungan berkelanjutan dan dukungan dari
signifikan. Sikap perawat secara umum manajemen terkait keselamatan pasien
memiliki pengaruh yang signifikan dengan dapat meningkatkan implementasi budaya
implementasi keselamatan pasien, hal ini keselamatan pasien di rumah sakit
sejalan dengan data pada penelitian (Gunawan & Hariyati, 2019). Dapat
Bawelle et al., (2013) yaitu semakin baik disimpulkan organisasi memiliki peranan
sikap keselamatan perawat maka semakin penting dalam menciptkan sikap
baik implementasi keselamatan pasien yang keselamatan staff yang baik untuk
dilakukan. Terciptanya keselamatan pasien menunjang implementasi keselamatan
di lingkungan rumah sakit tidak lepas dari pasien dan menghindari terjadinya insiden
bagaimana sikap perawat yang selama 24 keselamatan pasien.
jam bersama dengan pasien. Sikap perawat
memiliki dimensi yang membentuk Manajer keperawatan memiliki peran
bagaimana perawat melakukan dalam meningkatkan keselamatan pasien,
impelementasi sasaran keselamatan pasien terdapat 3 proses manajerial yang dapat
yang perlu diperhatikan oleh rumah sakit dilakukan yaitu strategy centered, culture
centered, and data centered. Strategy
Annisa Rahmi Galleryzki / Hubungan Sikap Keselamatan dengan Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien oleh
Perawat di Rumah Sakit
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021
centered terdiri dari 3 hal yaitu 1) yang dilakukan hanya pada rumah sakit tipe
Meluangkan waktu: berdasarkan data A, oleh karena itu diharapkan penelitian
mengindikasikan manajer tidak selanjutnya melibatkan rumah skit dengan
menghabiskan banyak waktu untuk tipe B atau C dalam penelitian. Penelitian
mengkaji masalah kualitas dan selanjutnya juga diharapkan selain
keselamatan; 2)Membuat prioritas, strstegi membahas tentang sikap dan implementasi
dan tujuan: dengan memperhatikan visi kkeselamatan juga membandingkan dengan
misi rumah sakit, sumber daya dan insiden cedera yang terjadi kepada pasien
akuntabilitas yang dimiliki; dan 3) atau kecelakan kerja yang dialami perawat.
Melakukan pelaporan dari strategi yang
dijalankan. Selnajutnya proses kedua UCAPAN TERIMAKASIH
culture-centered, manajer perlu melakukan
peningkatan budaya keselamatan pasien Ucapan terimakasih peneliti di sampaikan
melalui pelatihan, pendidikan, dan kepada Direktorat Riset dan Pengabdian
pengawasan, meningkatkan komitmen Masyarakat Universitas Indonesia (DRPM
pelayanan yang berkualitas dan melakukan UI) selaku pemberi hibah.
kredensial tenaga kesehatan untuk
memastikan sumber daya yang dimiliki REFERENSI
memenuhi kebutuhan. Selanjutnya adalah
data-centered yaitu menggunakan data Abu-El-Noor, N. I., Abu-El-Noor, M. K., Abuowda, Y. Z.,
yang dimiliki serta tak lupa memberikan Alfaqawi, M., & Böttcher, B. (2019). Patient
safety culture among nurses working in
feedback terhadap pelaporan insiden Palestinian governmental hospital: A pathway
(Parand et al., 2014). Berdasarkan hasil to a new policy. BMC Health Services Research,
penelitian secara keseluruhan sikap dan 19(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12913-
implementasi keselamatan pasien yang 019-4374-9
dilakukan oleh perawat perlu ditingkat Aiken, L. H., Sermeus, W., Van den Heede, K., Sloane,
dengan memperhatikan faktor yang D. M., Busse, R., McKee, M., Bruyneel, L.,
mempengaruhi seperti usia, jenis kelamin, Rafferty, A. M., Griffiths, P., Moreno-Casbas, M.
T., Tishelman, C., Scott, A., Brzostek, T.,
pendiidkan, posisi, jenjang karier, dan
Kinnunen, J., Schwendimann, R., Heinen, M.,
pengalaman kerja. Selain itu impelentasi Zikos, D., Sjetne, I. S., Smith, H. L., & Kutney-Lee,
keselamatan pasien juga secara signifikan A. (2012). Patient safety, satisfaction, and
dipengaruhi oleh sikap perawat, oleh quality of hospital care: cross sectional surveys
karena itu 6 subvariabel sikap keselamatan of nurses and patients in 12 countries in
Europe and the United States. BMJ, 344, e1717.
juga penting untuk diperhatikan.
https://doi.org/10.1136/bmj.e1717
Annisa Rahmi Galleryzki / Hubungan Sikap Keselamatan dengan Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien oleh
Perawat di Rumah Sakit
Jurnal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan, Vol 4 No 1, Mei 2021
O’Leary, K. J., Hanrahan, K., & Cyrus, R. M. (2020). Safety Terkait Peningkatan Mutu Pelayanan
Teamwork Essentials for Hospitalists. Medical Kesehatan di Rumah Sakit. Jurnal Ners Dan
Clinics of North America, 4, 727–737. Kebidanan Indonesia, 5(2), 91.
https://doi.org/10.1016/j.mcna.2020.03.001 https://doi.org/10.21927/jnki.2017.5(2).91-
99
Olds, D. M., Aiken, L. H., Cimiotti, J. P., & Lake, E. T.
(2017). Association of nurse work Sundoro, T., Elsye, ;, Rosa, M., Risdiana, I., &
environment and safety climate on patient Korespondensi, P. (2016). Evaluasi
mortality: A cross-sectional study. Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien
International Journal of Nursing Studies, 74, Sesuai Akreditasi Rumah Sakit Versi 2012 di
155–161. Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak PKU
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ijn Muhammadiyah Kotagede Yogyakarta. Jurnal
urstu.2017.06.004 Medicoeticolegal Dan Manajemen Rumah Sakit,
5(1), 40–48.
Ozer, S., Kankaya, H. S., Toptas, H. A., & Aykar, F. S.
https://doi.org/10.18196/jmmr.5105.Evaluas
(2019). Attitudes Toward Patient Safety and
i
Tendencies to Medical Error among Turkish
Cardiology and Cardiovascular Surgery Nurses. Sutabri, T., Nopiyanti, E., Alam, F. S., Susanto, A. J., &
Journal of Patient Safety, 15(1), 1–6. Setyowati, N. (2019). Investigation Analysis of
https://doi.org/10.1097/PTS.000000000000 Patient Safety Incident. 978–986.
0202
Syam, N. S. (2017). Implementasi Budaya
Pambudi, Y. S. A. Y. D. (2018). Faktor-faktor yang Keselamatan Pasien oleh Perawat di Rumah
mempengaruhi perawat dalam penerapan 6 Sakit Ibnu Sina Makassar. 11(2), 169–174.
SKP (sasaran keselamatan pasien) pada https://doi.org/10.12928/kesmas.v11i2.7140
Akreditasi JCI (joint commision International)
Ünver, S., & Yeniğün, S. C. (2020). Patient Safety
di Ruang rawat inap Rumah Sakit Panti Waluya
Attitude of Nurses Working in Surgical Units: A
Malang. Nursing News, 3(1), 729–747.
Cross-Sectional Study in Turkey. Journal of
Parand, A., Dopson, S., Renz, A., & Vincent, C. (2014). Perianesthesia Nursing, xxxx.
The role of hospital managers in quality and https://doi.org/10.1016/j.jopan.2020.03.012
patient safety: A systematic review. BMJ Open,
Vaismoradi, M., Tella, S., Logan, P. A., Khakurel, J., &
4(September).
Vizcaya-Moreno, F. (2020). Nurses’ adherence
https://doi.org/10.1136/bmjopen-2014-
to patient safety principles: A systematic
005055
review. International Journal of Environmental
Rivai, F., Sidin, A. I., & Kartika, I. (2016). Faktor yang Research and Public Health, 17(6), 1–15.
Berhubungan dengan Implementasi https://doi.org/10.3390/ijerph17062028
Keselamatan Pasien Di RSUD Ajjappannge
WHO. (2015). Regional strategy for patient safety in
Soppeng Tahun 2015. Jurnal Kebijakan
the WHO South-East Asia Region.
Kesehatan Indonesia, 5(4), 152–157.
WHO. (2017). Patient Safety.
Samaei, S. E., Raadabadi, M., Khanjani, N.,
Heravizadeh, O., Hosseinabadi, M. B., & Pirani, Yusuf, M. (2017). Penerapan Patient Safety Di Ruang
S. (2015). Safety attitudes among nurses and its Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
relation with occupational accidents: A Zainoel Abidin. Jurnal Ilmu Keperawatan, 5(1),
questionnaire based survey. International 84–89.
Journal of Occupational Hygiene, 7, 177–186.
Zhang, F., Tian, L., Shang, X., Li, X., Xue, R., Cheng, S., &
Setiyani, M. D., Zuhrotunida, & Syahridal. (2016). Chen, C. (2018). Exploring relationships
Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien. between first-line nurse manager’s safety
Jkft, 2, 59–69. attitudes and safety factors in Henan, China.
Journal of Nursing Management, 26(3), 314–
Sumarni, S. (2017). Analisis Implementasi Patient
320. https://doi.org/10.1111/jonm.12549
Annisa Rahmi Galleryzki / Hubungan Sikap Keselamatan dengan Implementasi Sasaran Keselamatan Pasien oleh
Perawat di Rumah Sakit