Laporan Home Visit - Elena Ghentilis Fitri Amelia - 011923143038
Laporan Home Visit - Elena Ghentilis Fitri Amelia - 011923143038
Disusun oleh:
Pembimbing:
B. Assessment
1. Keluhan utama : Batuk
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien saat ini mengalami batuk berdahak, sedang tidak meminum obat batuk
dikarenakan obat batuk di puskesmas sedang tidak bersedia. Pasien juga merasakan
rasa sesak di kerongkongan seperti selang yang diremas. Pasien juga merasa dadanya
nyeri namun tidak menembus ke belakang dan lokasinya berpindah-pindah. Pasien
mengalihkan rasa nyeri dengan makan atau melakukan hal lain. Pasien juga
merasakan tubuhnya tidak kuat dalam melakukan aktivitas lama seperti memegang
handphone dengan satu tangan sehingga harus bergantian dengan tangan yang
lainnya. Saat ini pasien sudah dua bulan dalam program pengobatan TB RO dari
puskesmas. Pasien juga menyebutkan pada pemeriksaan sputum pada akhir Agustus
2021 hasilnya sudah negatif. Pasien mengalami kenaikan berat badan jika
dibandingkan saat pemeriksaan berat badan pada awal sakit (39→43 kg).
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien pertama kali mengeluh batuk lama dari sekitar April 2021 dan
kemudian memeriksakan dirinya ke klinik dan didiagnosa TB. Selanjutnya pasien
diberi surat rujukan ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap,
rontgen dan pemeriksaan sputum. Karena tidak percaya, pasien kemudian
memeriksakan dirinya ke dokter lain namun juga didiagnosis TB, diresepkan
rifampisin, dan diberi surat rujukan ke puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan
rontgen. Dari hasil pemeriksaan darah dan rontgen di puskesmas didapatkan hasil
pasien diduga menderita TB resistensi obat. Pasien menjelaskan hasil rontgen tampak
seperti sudah lama menderita TB sekitar 2 tahun, namun pasien tidak pernah
mengikuti pengobatan TB. Menurut pasien, ada kemungkinan terkena infeksi di tahun
2014 saat mendampingi pasien TB dan menjadi TB laten dan saat ini muncul ketika
imunitas pasien menurun. Sebelum pasien ingin melakukan pemeriksaan dahak,
pasien mengalami batuk darah.
Pada bulan 20 Juni 2021 pasien mengeluh batuk darah dan masuk ke IGD
RSDS dan diberi obat asam traneksamat dan kodein. Karena hasil swab pasien saat di
IGD negatif, pasien meminta untuk dirawat jalan saja karena takut tertular COVID-19
jika dirawat di rumah sakit. Setelah itu pasien kembali berobat ke puskesmas Gunung
Anyar untuk memeriksakan dahak dan didiagnosis TB paru. Pasien memulai
pengobatan sejak 2 Juli 2021 diberi obat TB merah, obat batuk, dan vitamin B.
Pasien memiliki riwayat hepatitis B sejak tahun 1980 dan hepatitis A pada
tahun 1995. Pasien memiliki riwayat merokok 1 pak/hari namun saat ini sudah
berhenti. Tidak ada riwayat penyakit metabolik seperti Diabetes Melitus dan
Hipertensi. Tidak ada alergi dan penyakit imunologi lain.
4. Riwayat pengobatan
- Asam traneksamat
- Transamin
- Kodein
- Obat TB merah
- Obat TB kuning, diminum 3 kali seminggu
- Obat batuk
- Vitamin B
- Vitamin C
5. Riwayat penyakit keluarga
Saat ini dua keponakan pasien mengalami batuk namun menurut pasien
dikarenakan sering minum es. Ibu pasien memiliki riwayat asma sejak kecil,
hipertensi, dan diabetes melitus.
7. Pemeriksaan Fisik
Kondisi umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
Berat badan : 43kg
Tinggi badan : 160 cm
IMT : 16,8 kg/m^2
C. Advice
1. Diagnosis
Diagnosis utama : TB resistensi obat
Diagnosis banding : -
Diagnosis sekunder: Hepatitis B
2. Tatalaksana
Tatalaksana Farmakologis
a. Bedaquiline 2 x 2 Tab @ 100 mg/hari
b. Moxifloxacin 1 x 1,5 Tab @ 400 mg/hari
c. Ethionamide 1 x 2 Tab @ 250 mg/hari
d. Isoniazid 1 x 1,5 Tab @ 300 mg/hari
e. Klofazimin 1 x 1 Cap @ 100mg/hari
f. Etambutol 1 x 2 Tab @ 400mg/hari
g. Pirazinamid 1 x 3 Tab @ 500mg/hari
h. Vitamin B Complex 1 x 1 Tab/hari
Tatalaksana Non-Farmakologis
a. Buka jendela kamar untuk cahaya matahari masuk dan sirkulasi udara.
b. Rutin cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer.
c. Olahraga rutin 3-5 kali seminggu.
d. Makan bergizi seimbang 3 kali sehari.
e. Istirahat cukup.
f. Kelola stres, usahakan pasien tidak stres.
g. Etika batuk: tutup mulut saat batuk/bersin, tidak buang dahak sembarangan (buang
tisu segera ke tempat sampah dan ke wc/wastafel dan disiram air), dan cuci tangan
h. Minum obat teratur, tidak boleh putus (tepat waktu, tepat dosis, tepat cara - minum
obat sekaligus), jika tidak : bisa tidak sembuh dan menularkan ke orang lain,
menjadi semakin parah, bakterinya kebal jadi butuh obat lain.
i. Pakai masker: cuci tangan, tutup mulut-hidung-dagu dan tekan bagian atas masker
supaya mengikuti bentuk hidung, lepas masker melalui talinya dan buang/cuci jika
masker kain, masker diganti tiap 4 jam, dan cuci tangan setelah mengganti masker.