Pertemuan 5 Permodalan Koperasi Dan Shu
Pertemuan 5 Permodalan Koperasi Dan Shu
PENGANTAR
Dalam teori manajemen modal terdiri dari tiga bentuk. Ketiga bentuk tersebut yaitu
modal keuangan(financial capital)modal fisik (physical capital) modal social (social capital)
Pembahasan pada kempatan ini difokuskan pada modal keuangan /financial capital
Sebagai badan usaha yang menjalankan bisnis ,koperasi membutuhka modal .Modal
dibutuhkan untuk membiayai kegiatan organisasi maupun bisnis koperasi. Modal usaha /bisnis
terdiri dari modal kerja (working capital) dan modal investasi.Modal kerja adalah sejumlah uang
yang tersimpan dalam aktiva lancar perusahaan atau yang dipergunakan untuk membiayai
operasional jangka pendek perusahaan.Misalnya biaya tenaga kerja pengadaan bahan baku
listrik dan pajak.Modal kerja adalah aktiva lancer dikurangi kewajiban lancer.Aktiva lancer
adalah harta perusahaan yang bisa dicairkan menjadi uang kas kurang dari satu tahun. Misalnya
uang kas, piutang dagang, deposito jangka pendek.Modal kerja sangat vital bagi sebuah badan
usaha koperasiatau badan usaha perseroan karena berputar secara terus menerus didalam
perusahaan.Dengan demikian modal kerja digunakan untuk mengukur likuiditas- yaitu
kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban financial jangka pendek.Sedangkan
modal investasi adalah sejumlah uang yang digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana
operasional koperasi yang bersifat unliquid (tetap dan tidak mudah diuangkan )seperti tanah
gedung dll.Modal yang diterima dari pinjaman jangka panjang umumnya dipakai untuk modal
investsi.
TUJUAN PERKULIAHAN:
Setelah mempelajari materi perkuliahan, Manajemen organisasi Koperasi mahasiswa diharapkan
mampu :
1. Mampu menjelaskan berbagai sumber permodalan koperas.
2. Mampu menyusun neraca dan mengukur kesehatan badan usaha koperasi
3. Mampu menghitung pembagian SHU sesuai ketentuan.
A.Modal sendiri berasal dari empat sumber, yaitu simpanan pokok,simpanan wajib, dana ca
dangan dan hibah atau donasi.
1. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayarkan
oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota.Simpanan pokok ini
tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
2. Simpanan Wajib jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar
oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib
tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadai anggota
3. Dana Cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihansisa hasil usaha
yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutup kerugian koperasi
bila diperlukan.
4. Hibah adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang
diterima dari pihak lain yang bersifat hibah/pemberian dan tidak mengikat.
B. Modal Pinjaman
Koperasi juga bisa bisa memperbesar modalnya untuk mengembangkan sayap bisnisnya
dengan meminjam dari luar koperasi dengan memperhatikan kelayakan dan kelangsungan
usahanya.Modal dari luar atau modal pinjaman bersumber dari : anggota, koperasi lain dan atau
anggotanya.bank dan lembaga lainnya,penerbitan obligasi,dan surat utang lainnya, sumber-
sumber lain yang sah.
1. Pinjaman dari Anggota.yaitu pinjaman dari anggota atau calon anggota koperasi yang
memenuhi syarat.
2. Pinjaman dari Koperasi Lain
Pada dasarnya diawali dengan adanya kerja sama yang dibuat oleh sesama badan usaha
koperasi untuk saling membantu dalam bidang kebutuhan modal.
3. Pinjaman dari lembaga lain.Pinjaman komersial dari lembaga keuangan untuk badan
usaha koperasi mendapat prioritas dalam persyaratan. Prioritas tersebut diberikan kepada
koperasi sebetulnya merupakan komitmen pemerintah dari Negara-negara yang
bersangkutan untuk mengangkat kemampuan ekonomi rakyat khususnya usaha koperasi.
4. Obligasi dan Surat Utang. Untuk menambah modal koperasi juga dapat menjual obligasi
atau surat utang kepada masyarakat investor untuk mencari dana segar dari masyarakat
umum diluar anggota koperasi. Mengenai persyaratan untuk menjual obligasi dan surat
utang tersebut diatur dalam ketentuan otoritas pasar modal yang ada.
C. Modal Penyertaan
Selain modal sendiri dan modal pinjaman, koperasi juga bisa mendapat modal yang
berasal dari modal penyertaan.Dalam pasal 42 UU No 25 tahun 1992 ayat 1 disebutkan bahwa
koperasi dapat pula melakukan pemupukan modal yang beasal dari modal penyertaan. Dalam
penjelasan tersebut dikatakan bahwa pemupukan modal dari modal penyertaan ,baik yang
dilaksanakan dalam rangka mempekuat kegiatan usaha koperasi terutama yang berbentuk
investasi. Modal penyertaan ikut menanggung resiko. Pemilik modal penyertaan tidak
mempunyai hak suara dalam rapat anggota.dan dalam menentukan kebijakan koperasi secara
keseluruhan.Namun demikian pemilik modal penyetaan dapat diikutsertakan dalaam pengelolaan
dan pengawasan usaha invstasi yang didukung oleh modal penyertaan nya dengan perjanjian.
Ketentuan mengenai pemupukan modal yang berasal dari modal penyertaan diatur lebih
lanjut dalam peratuan pemerintah nomor;33 tahun 1998
Yang dimaksud Modal penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan
uang yang ditanamkan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktrur permodalan koperasi
dalam meningkatkan kegiatan usahanya,sedangkan yang menjadi pemodal adalah pihak yang
menanamkan modal penyertaan ke koperasi.Modal penyertaan bisa berasal dari pemerintah,dari
anggota masyarakat, badan usaha ataupun badan –badan usaha lain yang berminat.
Pemupukan modal penyertaan berdasarkan perjanjian antara koperasi dengan pemodal yang
mana dalam perjanjian memuat a). nama koperasi dan pemodal; b). besarnya modal penyertaan; c)
usaha hak dan kewajiban pemodal dan koperasi; d). pengelolaan dan pengawasan; e). hak dan
kewajiban pemodal dan koperasi f). pembagian keuntungan; g). tata cara pengalihan modal penyertaan
yang dimiliki pemodal dalam koperasi; h). perselisihan
D.Modal Sosial Koperasi.
Dalam manajemen bisnis modern, modal social atau social capital menjadi salah satu isu
yang menarik. Banyak pengamat ekonomi bahkan menilai bahwa kepurukan ekonomi saat ini
karena kelalaian para pemimpin perusahaan memacu dan memberdayakan social capital secara
tepat dalam proses berkelanjutan yang bermutu.Atau sering popular dikatakan bahwa kegagalan
suatu organisasi dan atau usaha bisnis seringkali diakibatkan oleh lemahnya perhatian terhadap
pihak-pihak yang berkepentingan atau stakeholders
Bisnis bisa brantakan dan gagal apabila perhatian terhadap modal social para anggota dan
konsumen tidak mampu dialokasikan secara tepat.Dalam kontek tersebut koperasi harus menata
mutu partisipasi anggota dan pemimpinnya,bukan hanya untuk membebaskan individu-individu
dari tukang riba dan pengeruk keuntungan tetapi juga terhadap sikap individu dan kebiasaan
masyarakat yang menghambat kemajuan.Melalui prinsip-prinsip dan metode yang digunakan ,
batasan bahwa sisa hasil usaha adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangibiaya penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang
bersangkutan. Sedangkan ayat 2 menjelaskan cara membagi SHU dan pemanfaatannya.
Dijelaskan SHU setelah dikurangi dana cadangan ,dibagi kepada anggota sebanding dengan jasa
usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi serta digunakan untuk
keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan dari koperasi sesuai dengan keputusan Rapat
Anggota. Penetapan besarnya pembagian kepada anggota dan jenis seerta besarnya keperluan
koperasi seharusnya mampu memacu tujuhkebijakan dalam social capitalyaitu:
kejujuran,,loyalitas, ketepatan yang ceas, partisipasi yang adil, disiplin dan keteguhan terhadap
ikatan perjanjian kdeterminasi untuk memacu mutual benefit,dan teransparan.
Dalam bukunya “ membangun Koperasi,Koperasi membangun”Bung Hatta menjelaskan
tujuh nilai keutamaan yang dapat dikategorikan sebagai social capital yaitu :(1)kebenaran
untukmenggerakan kepercayaan.(2)keadilan dalam usaha bersama (3) kebaikan dan kejujuran
mencapai perbaikan secara konsisten (4) tanggung jawab dalam individualita dan solidarita (5)
paham yang sehat dan cerdas serta tegas, (6) kemauan untuk menolong diri sendiri dan
menggerakan autoaktiva,(7) kesetiaan dalam pengurusan.
Pembagian SHU
Di Indonesia, dasar hukum pembagian SHU adalah pasal 5 ayat 1 UU. No.25 tahun 1992 yang
menyatakan bahwa:
Pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki
seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota terhadap
koperasi.
Oleh karena itu SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari dua kegiatan ekonomi
yang dilakukan anggota sendiri, yaitu :
1. SHU Atas Jasa Modal
Pembagian SHU atas jasa modal mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun
investor, karena jasa atas modalnya (simpananya) tetap diterima dari koperasinya
sepanjang koperasi tersebut menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan
Keterangan :
SHU = SHU untuk anggota koperasi Berkah
JU = SHU yang diperuntukan bagi Jasa Usaha Anggota koperasi Berkah
JM = SHU yang diperuntukan bagi jasa modal anggota koperasi Berkah
Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut :
Va x JU Sa xJM
JUa = --------- --- JMa =--------------
VUK TMS
SHU yang diterima per anggota ( SHU pa) adalah SHU Pa = JUa + JMa
atau
Keterangan :
SHUPa = Sisa Hasil Usaha per anggota
JU = Jasa Usaha Anggota
JM = Jasa Modal Anggota
Va = Volume usaha anggota a (total transaksi anggota a dengan koperasi)
VUK = total volume usaha koperasi (total transaksi koperasi)
Sa = Jumlah simpanan anggota a
TMS = Total Simpanan seluruh anggota koperasi
JUa =Jasa Usaha peranggota
JMa=Jasa Modal peranggota
Contoh kasus 1 :
Koperasi Maju besama beranggotakan 120 orang dengan total simpanan pokok dan simpanan
wajib sebesar Rp 50.000.000,-pada akhir tahun 2013 menyajikan laporan perhitungan SHUnya
atau laporan Laba /rugi sbb.
Jadi SHU yang diterima bp. Basuki = JUa + JMa = Rp 108.000,- + Rp 60.000,= Rp 168.000,-
Contoh kasus 2.
Akhir tahun 2015 koperasi sejahtera memperoleh SHU bersih Rp 50.000.000,-
Modal koperasi Rp. 200.000.000,-
Omset penjualan selama tahun 2015 R.300.000.000,-
SHU dialokasikan sebagai berikut :
a). Dana Cadangan 30 %, b) Jasa anggota 40 %, c) Dana pengurus 10% d).Dana Karyawan 5%.
e) Dana pendidikan 5%, f) Dana sosial 5 % g).Dana pembangunan lingkungan 5%.
Dalam RAT. Disepakati untuk jasa modal 40 % dan Jasa usaha 60 % Agus dan Tomy adalah
anggota koperasi yang masing-masing punya data sbb:
Agus : -mempunyai simpanan pokok dan simpanan wajib sebesar Rp 1.000.000,-
-jumlah belanja dikoperasi selama tahun 2015 Rp 3.000.000,-
Tomy: - mempunyai simpanan pokok dan simpanan wajib Rp 500.000,-
-Jumlah belanja di koperasi selama tahun 2015 Rp 6.000.000,-
Berdasarkan datatersebut hitung berapa SHU yang diterma oleh Agus Dan Tomy
Penyelesaian :
Jasa anggota = 40 % yaitu =40% x Rp 50.000.000,- = Rp 20.000.000,
Jasa modal 40 % berarti = 40% x Rp 20.000.000,- =Rp 8.000.000,-
Jasa Usaha 60 % berarti = 60 % x Rp 20.000.000,- = Rp 12.000.000,-
SHU Agus : Sa x JM 1.000.000 x 8.000.000
1. Jasa modal = JMa =--------------- = ------------------------------------ = Rp 40.000,-
TM s 200.000.000
Va x JU 3.000.000 x12.000.000
2. Jasa Usaha = JUa = --------------- = -------------------------------------- =Rp 120.000,-
VUK 300.000.000
Va X JU 6.000.000,- x 12.000.000,-
2. Jasa Usaha = Jua = ------------------- = -------------------------------------- = Rp 240.000,-
TMs 300.000.000,-