Anda di halaman 1dari 15

Kegiatan Belajar

TERAPI TITRASI

170 menit

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan Umum dan Petunjuk Belajar

Deskripsi Singkat
Terapi titrasi adalah terapi yang diberikan secara bertahap sesuai respon
pasien dengan tujuan tertentu untuk mencapai kondisi yang lebih baik.
Terapi ini diberikan secara bertahap dimana dosis dapat berubah
(dinaikkan ataupun diturunkan) sewaktu-waktu dalam hitungan jam-menit
menyesuaikan dengan respon pasien, dalam istilah lain tappering in
(dinaikkan) dan tappering off (diturunkan). Pemberian terapi titrasi identik
dengan penggunaan alat syringe pump dan infuse pump. Terapi titrasi
(penggunaan syringe pump dan infus pump) sering kali dilakukan di ICU.
Relevansi
Materi yang telah dipelajari sebelumnya terkait dengan ilmu dasar
keperawatan yang didalamnya terdapat farmakologi dan keseimbangan
cairan tubuh.
Petunjuk Belajar
Langkah-langkah selama skill lab adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa melakukan discovery learning tentang titrasi obat dan
penggunaan syringe pump.
2. Mahasiswa melakukan pre test
3. Mahasiswa mendapatkan penjelasan dan demonstrasi praktikum
(prainteraksi, fase kerja, terminasi) oleh instruktur
4. Mahasiswa mendemonstrasikan kembali skill yang telah diajarkan
5. Mahasiswa melaksanakan post test

Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis 1


KEMAMPUAN AKHIR YANG DI CAPAI (KOGNITIF,
AFFEKTIF, DAN PSIKOMOTOR)

Diharapkan setelah mahasiswa melaksanakan praktikum pengukuran


CVP mahasiswa mampu:
1. Memahami indikasi penggunaan syinge pump
2. Memahami prosedur titrasi dan pemasangan syringe pump
3. Mahasiswa mampu mengintegrasikan komunikasi terapeutik,
menunjukkan empati, caring, patient safety, service excellence
selama demonstrasi skill.

LATIHAN / TRIGGER CASE

Pasien Ny. P (48 tahun) memiliki BB = 80 kg, dengan diagnosa shock


hipovolemik membutuhkan terapi dobutamin 12,5 mikro gr/kg/mnt. Berapa
dosis yang diberikan jika 1 ampul dopamin mengandung 250 mg dan
diencerkan 50 cc dalam hitungan menitnya

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian
Terapi titrasi adalah terapi yang diberikan secara bertahap sesuai
respon pasien dengan tujuan tertentu untuk mencapai kondisi yang
lebih baik. Terapi ini diberikan secara bertahap dimana dosis dapat
berubah (dinaikkan ataupun diturunkan) sewaktu-waktu dalam
hitungan jam-menit menyesuaikan dengan respon pasien, dalam
istilah lain tappering in (dinaikkan) dan tappering off (diturunkan).
Pemberian terapi titrasi identik dengan penggunaan alat syringe pump
dan infuse pump. Terapi titrasi (penggunaan syringe pump dan infus
pump) sering kali dilakukan di ICU

2 Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis


2. Pemberian terapi titrasi bertujuan untuk :
a. Memberikan dosis yang terkecil hingga yang terbesar
b. Memberikan obat secara cepat dan tepat
c. Memberikan obat sesuai dengan target waktu
d. Menentukan dosis obat akan dinaikkan atau diturunkan
e. Mengevaluasi respon pasien terhadap pemberian terapi
3. Indikasi pemberian terapi titrasi
a. Pasien yang membutuhkan syringe pump dan infus pump
b. Pasien yang membutuhkan obat-obatan inotropik
c. Pasien yang membutuhkan koreksi (elektrolit, albumin, darah, dll)
d. Pasien yang membutuhkan obat penenang
e. Pasien yang dalam kondisi kejang
f. Pasien yang dalam kondisi sesak (asma attack, gagal
jantung/nafas, AMI dll)
4. Obat yang sering diberikan dengan syring pump :
a. Dobutamin HCl ( dobuject, dobutrex, dobutamin giulini, dll )

1) Merupakan Obat inotropik.


2) Monitor tekanan darah saat pemberian terapi
3) Dosis kecil merupakan dosis renal.
4) Dosis pemberian dalam µgr sehingga harus diencerkan.
5) Sediaan obat dalam bentuk ampul dan vial
6) Kemasan 250 mg/5 ml, 250 mg/20 ml, 250 mg/50 ml

Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis 3


7) Menggunakan syringe pump :
a) Diencerkan menjadi 50 ml dengan NS, RL, RA, D5%
b) Pengenceran : 250 mg = 50 ml
5 mg = 1 ml
5 mg = 5000 µg
c) Rumus :
Dosis terapi (µg) x kgbb x menit (60)
= ....ml/jam
pengenceran (5000 µg)

8) Menggunakan Infuse pump :


a) Dobutamin di drip dalam infus
b) Rumus 1 :
Dosis terapi (µg) x kgbb x menit (60) x 500
= ....ml/jam
pengenceran 250.000 µg

250mg = 250.000 µg

c) Rumus 2 :
Dosis terapi (µg) x kgbb x menit (60)
= ....ml/jam
500 ml

d) Rumus 3 : hasil dari SP x 10

b. Dopamin HCl (dopamin, dopamine giulini, cetadop, proinfark)

4 Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis


1) Merupakan obat inotropik turunan (sintetis) dari dopamin
2) Monitor tekanan darah dan heart rate saat pemberian
3) Dosis pemberian dalam µgr sehingga harus diencerkan
4) Dosis kecil merupakan dosis renal
5) Sediaan dalam bentuk ampul dan vial 200 mg/10 ml
6) Mengunakan syringe pump :
a) Diencerkan menjadi 50 ml dengan NS, RL, RA, D5%
b) Pengenceran : 200 mg = 50 ml
4 mg = 1 ml
4 mg = 4000 µg
c) Rumus :
dosis (µg) x kgbb x menit (60)
= ....ml/jam
pengenceran (4000 µg)
7) Menggunakan Infus pump :
a) Dopamin di drip dalam infus
b) Rumus 1 :
dosis (µg) x kgbb x menit (60) x 500
pengenceran 200.000 µg

200 mg = 200.000 µg

c) Rumus 2 :
dosis (µg) x kgbb x menit (60)
400 ml

d) Rumus 3 : hasil dari SP x 10

c. Nor epinephrine (vascon, levophed, levosol)


1) Merupakan vasokonstriktor pembuluh darah
2) Dipakai pada pasien dengan shock distributive
3) Dosis dimulai dari 0,05 µgr/kgbb/mnt
4) Sediaan dalam bentuk ampul dan vial

Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis 5


5) Kemasan 4 mg/4 ml, 8 mg/8 ml
6) Diencerkan menjadi 50 ml
7) Pengenceran : 4 mg = 50 ml
0,08 mg = 1 ml
0,08 mg = 80 µg
8) Rumus :
dosis (µg) x kgbb x menit (60)
= ....ml/jam
pengenceran 80 µg

d. NTG/ Nitrat/ Nitrogliserin/ ISDN/ Isosorbid Dinitrat (isorbid, isoket,


fasorbid)

6 Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis


1) Merupakan vasodilator
2) Dipakai pada pasien hipertensi, oedema paru, shock
kardiogenik
3) Monitor pada tekanan darah dan ronchi saat pemberian
terapi
4) Pemberian biasanya tidak diencerkan
5) Sediaan ampul 10 mg/10 ml tanpa diencerkan
6) Menggunakan syringe pump
a) pengenceran : 10 mg = 10 ml
1 mg = 1ml
1 mg = 1000µg
b) Rumus :
dosis (µg) X menit (60)
= ....ml/jam
Pengenceran (1000 µg)

e. Koreksi Insulin (Humulin, insulin, actrapid, dll)

1) Diberikan titrasi bila pada kasus KAD


2) Dosis disesuaikan dengan kadar gula darah (sleeding scale)

Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis 7


3) Satuan dalam internastional Unit (iu)
4) Diencerkan dengan NaCl 0,9% dengan perbandingan a : a
a) Ambil insulin sesuai atau sama dengan NaCl 0,9%
b) Insulin 20 ui (unit internasional) = 20 ml NaCl 0,9%
20 ui = 20 ml
1 ui = 1 ml

f. KoreksiElektrolit

1) Digunakan pada hipokalemia


2) Monitor kadar kalium darah saat pemberian terapi
3) Pemberian dengan syringe pump tidak boleh terlalu cepat
4) Koreksi kalium menggunakan KCl ( N : 3,5 – 5,5 )
5) Sediaan flakon 25 meq/25 ml
6) Rumus : (k2-k1) x kgbb x 0,4 = ….. meq
Ket: K2 : kalium yang diharapkan
K1 : kalium pasien
7) Kecepatan SP tidak boleh lebih dari 0,5 meq/kgbb/j

g. Koreksi MgSO4

8 Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis


1) Diberikan pada pasien hipomagnesia
2) Sebagai terapi SVT dan terapi preeklampsia
3) Menyebabkan penurunan tekanan darah
a) MgSO4 40%
Sediaan flakon 25 ml/10 gr
1 gr = 2,5 ml
b) MgSO4 20%
Sediaan flakon 25 ml/5 gr
1 gr = 5 ml

h. Heparinisasi/heparin HCl ( inviclot )

1) Merupakan anti koagulan


2) Diberikan pada pasien AMI, Unstable Angina, pasien DVT
3) Monitoring dengan pemeriksaan koagulasi (PTTK)
4) Dosis kelipatan 250 unit
5) Sediaan dalam bentuk vial
25.000 ui = 5 ml
5.000 ui = 1 ml
6) Dalam spuit 1 ml terdiri dari 10 strip artinya
10 strip = 5000 ui
1 strip = 500 ui

i. Koreksi Albumin
1) Koreksi albumin ( N: 3,5 – 5,5 )
2) Sediaan botol/infus 20% dan 25%, 50 ml dan 100 ml

Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis 9


3) Rumus 1 : (B2-B1) x kgbb x 0,8 = … gr
4) Rumus 2 : (B2-B1) x kgbb x 4 = … ml
Ket: B2 : albumin yg diharapkan
B1 : albumin pasien

j. Transfusi
1) Transfusi pada dewasa :
a) PRC : (Hbx-Hbps) x kgbb x 3 atau 4 = .…ml
b) WB : (Hbx-Hbps) x kgbb x 6 atau 8= .…ml
Ket : Hbx = Hb yg diharapkan
Hbps = Hb pasien
c) 1 kolf PRC : 150-200 ml
d) 1 kolf WB : 200-250 ml
2) Transfusi pada anak dan bayi : 10 ml x kgbb

10 Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis


PERALATAN DAN BAHAN

1. Syringe pump

2. Infus pump
3. Obat
4. Tiang infus
5. Selang penghubung
6. Perfusor Spuit 20 cc atau 50 cc.
7. Three way connector
8. Extention tube / selang perfusor
9. Label
10. Jalur infus
11. Kalkulator

Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis 11


PROSEDUR KETERAMPILAN

A. Tahap Pra Interaksi


1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Mengidentifikasi pasien dengan tepat
4. Menyiapkan peralatan dan mendekatkan ke dekat pasien
B. Tahap Orientasi
1. Memberi salam pada pasien dan sapa dengan nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/ kesiapan pasien
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengajak pasien membaca basmalah
3. Menjelaskan tujuan pemberian terapi titrasi
4. Memastikan akses vena (iv line) stabil dan paten, monitor adanya
tanda plebitis
5. Menghitung dosis obat sesuai terapi yang akan diberikan
(gunakan rumus pengenceran)
6. Membuat pengenceran dan menyiapkan obat di dalam perfusor
spuit
7. Menyambungkan perfusor spuit pada jalur infuse menggunakan
selang perfusor dan three way connector
8. Memasang perfusor spuit pada syringe pump
9. Menyalakan dan mengatur kecepatan pemberian syringe / infus
pump
10. Menempel label yang mencantumkan :
a. Nama Pasien
b. Berat Badan

12 Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis


c. Nama Obat
d. Kemasan sediaan obat
e. Pengenceran obat
f. Konsentrasi larutan
g. Nama perawat
h. Tabel bantuan Dosis : Kecepatan untuk memudahkan setting
saat terjadi perubahan terapi
i. Tanggal pemberian
11. Evaluasi
a. Monitor kelancaran syringe pump
b. Monitor respon pasien terhadap obat
1) Tekanan darah
2) Hasil pemeriksaan koagulasi
3) Pemeriksaan Elektrolit
c. Lakukan tindak lanjut
1) Kolaborasi
2) Atur kecepatan baru / stop
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Merapikan pasien dan lingkungan
3. Berpamitan dengan pasien
4. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat semula
5. Mencuci tangan
6. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

CHECK LIST PENILAIAN DEMONSTRASI SKILL

BO SKORE
NO ASPEK YANG DINILAI
BOT 0 1 2
Tahap Pra Interaksi
1. Mengecek program terapi 1
2. Mencuci tangan 1

Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis 13


3. Mengidentifikasi pasien dengan benar 1
4. Menyiapkan dan mendekatkan alat 1
Tahap Orientasi
1. Salam, sapa, perkenalkan diri 1
2. Melakukan kontrak 1
3. Menjelaskan tujuan 1
4. Menjelaskan prosedur 1
5. Menanyakan kesiapan dan kerjasama 1
Tahap Kerja
1. Menjaga privacy 1
2. Mengajak pasien membaca Basmalah 1
3. Menjelaskan tujuan pemberian terapi titrasi 2
Memastikan akses vena (iv line) stabil dan
4. 2
paten, monitor adanya tanda plebitis
Menghitung dosis obat sesuai terapi yang
5. 6
akan diberikan (menggunakan rumus)
Membuat pengenceran dan menyiapkan
6. 4
obat di dalam perfusor spuit
Menyambungkan perfusor spuit pada jalur
7. infuse menggunakan selang perfusor dan 3
three way connector
8. Memasang perfusor spuit pada syringe pump 2
Menyalakan dan mengatur kecepatan
9. 4
pemberian syringe / infus pump
10 Menempel label 1
11 Mengevaluasi respon pasien 5
Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang dilakukan 1
2. Menyampaikan RTL 1
3. Mengajak pasien membaca Hamdalah 1
4. Berpamitan dan menyampaikan kontrak 1
5. Membereskan dan mengembalikan alat 1
6. Mencuci tangan 1
7. Mencatat dalam catatan keperawatan 1

14 Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis


Penampilan selama tindakan
1. Ketenangan 1
2. Menjaga keamanan dan kenyamanan 1
3. Menggunakan tehnik komunikasi terapeutik 1

TOTAL NILAI

DAFTAR PUSTAKA

Adame, M.P., Josephson, D.L. and Holland Jr, L.N. (2009) , Pharmacology
for Nurses: APathophysiologic Approach Vol. I. New Jersey : Pearson
Prentice Hall.

Berman, A., Snyder,S.J., Kozier, B. dan Erb, B. (2008). Fundamentals of


Nursing. Concepts,Process and Practice . 8 th Ed . New Jersey :
Pearson Prentice Hall

Kee, J.L.; Hayes, E.R. and Mc Cuisin, L.E (2009). Pharmacology for
Nurses, 6e. Missouri :Saunders.

Skill of LaboratoryKeperawatan Kritis 15

Anda mungkin juga menyukai