Kelompok 3 :
MALANG
2019
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur atas Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis makalah
kegawatdaruratan tentang “ Obat – obatan emergency untuk resusitasi jantung
paru” ini dapat terselesaikan dengan baik. Meskipun banyak kekurangan di
dalamnya. Dan kami juga berterima kasih kepada dosen mata kuliah
kegawatdaruratan system 2 stikes kepanjen yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Terlepas dari semua itu, Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah
ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2.Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami apa saja obat obatan emergeny yang di
gunakan pada pasien yang sedang kritis
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. DOPAMIN
Indikasi
Syok kardiogenik pada infark miokard atau bedah jantung.
Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap sulfat ( sediaan yang mengandung natrium bisulfit ),
takiaritmia, phaeochromocytoma, fibrilasi ventricular, glaucoma sudut
sempit.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
a. Infus I.V : ( Pemberianya memerlukan pompa infus ):
b. Bayi : 1 – 20 mcg/kg/menit, infus kontinyu, titrasi sampai respon yang
diharapkan.
c. Anak – Anak : 1 – 20 mcg/kg/menit, maksimum 50 mcg/kg/menit, titrasi
sampai respon yang diharapkan
d. Dewasa : 1 – 5 mcg/kg/menit sampai 20 mcg/kg/menit, titrasi sampai
respon yang diharapkan.infus boleh ditingkatkan 4 mcg/kg/menit pada
interval 10 – 30 menit sampai respon optimal tercapai.
e. Jika dosis > 20 – 30 mcg/kg/menit diperlukan,dapat menggunakan
presor kerja langsung ( seperti epinefrin dan norepinephrine ).
Jika dosis berlebihan dapat menimbulkan efek adrenergic yang
berlebihan. Selama infus dopamine dapat terjadi mual, muntah,
takikardia, aritmia, nyeri dada, nyeri kepala, hipertensi, dan tekanan
diastolic. Dosis dopamine juga harus disesuaikan pada pasien yang
mendapat antidepresi trisiklik.
f. Rumus dosis dopamine dalam syringe pump adalah:
- Sediaan dopamine 1 ampul = 200 mg
5
- Karena 1 mg : 1. 000 mikrogram maka 1 ampul : 200.000 mikogram
- Syringe pump menggunakan spuit 50 cc. kecepatan pemberian
dalam satuan cc/jam.
- Maka 1 cc cairan dalam syringe pump :
200.000 µg
= 4.000 µg
50 cc
Dosis x 60 x BB
Konsentrasi
Atau
Dosis x 60 x BB
4.000
Contoh :
Pasien dengan tekanan darah darah 80/50 mmHg dan BB 50 kg. dosis
dopamine dimulai dari 5 mikrogram/kgBB/menit.
5 𝑥 60 𝑥 50 15.000
= = 3,75 𝑐𝑐/𝑗𝑎𝑚
4.000 4.000
g. Rumus hitung tetesan dopamine per drip :
Contoh :
- Pasien dengan berat 80 kg
- Diberikan dopamine 10 mcg/kgBB/menit dalam 250 ml NS (
mikrodrip)
- Dopamine 1 ampul : 200 mg/ 10 ml
- Hitung dosis
: 10 mcg/kgBB/menit
: 10 mcg x 80 kg x 1 menit
: 800 mcg/ menit
- Hitung tetesan
: 250 ml / 200 mg ) x (800 mcg/1menit) x ( 60 gtt/1 ml )
: ( 250 ml / 200000 mcg ) x 800 mcg/menit x 60 gtt/ml )
: ( 25/20) x 8 x 6 gtt/menit
6
: 5/4 x 8 x 6 gtt/ menit
: 60 menit
Efek samping yang harus diperhatikan
Sering : denyut ektopik, takikardia, sakit karena angina, palpitasi,
hipotensia, vasokonstriksi, sakit kepala, mual, muntah, dispnea.
Jarang : bradikardia, aritmia ventricular ( dosis tinggi ), gangrene,
hipertensi, ansietas, piloereksi, peningkatan serum glukosa, nekrosis
jaringan ( karena ekstravasasi dopamine), peningkatan tekanan intraocular,
dilatasi pupil, azotemia, polyuria.
Peran perawat
Monitoring penggunaan obat : tekanan darah, ECG, heart rate, CVP (
Central Veneus Pressur ), output urine, jika dipasang kateter artery
pulmonary monitor CI ( Cardiac Index ), PCWP ( Pulmonary Capilary
Wedge Pressure ) digunakan untuk memantau fungsi jantung kiri dan
kelainan pada paru normalnya tekanan dan tahanya rendah. SVR ( Sistemic
Vascular Resistence ) dan PVR ( Pulmonary Vascular Resistence )
2.2. DOBUTAMIN
Indikasi
Penatalaksanaan jangka pendek gagal jantung akibat depresi kontraktilitas
karena penyakit jantung organic atau prosedur pembedahan
Kontra indikasi
Kontraindikasi pada obat dobutamin adalah hypersensitive terhadap bisulfit
( mengandung bisulfit ) stenoris subaortik hipertrofi idiopatik.
7
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
a. Laju pemberian yang lazim 2 – 20 µg/kg per menit. Titrasi sehingga HR
tidak sampai meningkat 10% dari baseline.
b. Untuk penggunaan yang optimal disarankan memonitor hemodinamik.
c. Respon untuk pasien usia tua menurun signifikan.
d. Rumus dosis doputamin dalam syringe pump adalah :
- Sediaan doputamin 1 ampul = 250 mg
- Karena 1 mg = 1000 mikogram maka 1 ampul = 250.000 mikrogram
- Syringe pump menggunakan spuit 50 cc. pemberian dalam satuan
cc/gram
250.000
- Maka 1 cc cairan dalam syringe pump = =
50 cc
5.000µ𝑔
Dosis x 60 x BB
Konsentrasi
Atau
Dosis x 60 x BB
5.000
Contoh =
Pasien dengan BB 50 kg. dosis doputamin dimulai dari 5
mg/kgBB/menit.
5 𝑥 60 𝑥 50 15.000
= = 3 𝑐𝑐/𝑗𝑎𝑚
5.000 5.000
250.000
= 500
500
8
2. Rumus menggunakan kolf
Dosis x 60 x BB
500
Hasil disesuaikan makro / mikro
f. Rumus untuk low cardiac output
1. Dosis kecil : 1 – 3 µ𝑔/kg/min ( Renal dose )
Receptors, menyebabkan vasodilatasi.
2. Dosis sedang : 3 – 10 µg/kg/min menstimulir beta 1 receptors,
menyebabkan peningkatan kontraktilitas myocard, heart rate dan
konduksi.
3. Dosis besar : 10 – 15 µ g/kg/min. menstimulir alpha receptors.
Alpha 1: vasokonstriksi arteriole dan venulae SVR (Systemic
BP) meningkat, PVR ( Pulmonary artery pressure ) meningkat.
Alpha 2: vasodilatasi arteriole dan venulae serta depresi
symphatic penurunan SVR, PVR dan hert rate.
g. Dosis untuk CO menurun BP menurun ( SBP < 100 mmHg ) SVR
meningkat
Dosis : 2 – 15 µg/kg/min.
Efek Samping
Sakit kepala, sesak nafas, takikardia, hipertensi kontraksi vertikel,
premature, angina pectoris, mual muntah, nyeri dan non angina.
Peran perawat
Monitoring tekanan darah, ECG, heart rate, CVP ( Central Veneus Pressur
) adalah tekanan didalam atrium kanan pada vena besar dalam rongga toraks
dan letak ujung kateter pada vena kava superior tepat di distal atrium kanan
, output urine, jika dipasang kateter artery pulmonary monitor CI ( Cardiac
Index ), PCWP ( Pulmonary Capilary Wedge Pressure ) digunakan untuk
memantau fungsi jantung kiri dan kelainan pada paru normalnya tekanan
dan tahanya rendah. SVR ( Sistemic Vascular Resistence ) dan PVR (
Pulmonary Vascular Resistence ); juga monitoring serum kalium
9
2.3. Magnesium Sulfat ( MgSO4 )
Indikasi
Direkomendasikan untuk pengobatan torsades depointes pada vertikel
takikardi, keracunan digitalis dan preeklamsi.
Kontra indikasi
Hipermagnesimia ( Kelebihan magnesium). Hipokalemia ( kekurangan
kalium ),anuria ( susah buang air kecil )
Dosis, Cara Pemberiann dan Lama Pemberian
Dosis untuk Torsades de pointest 1 – 2 gr dilarutkan dengan dektrose 5%
diberikan selama 5 – 60 menit. Drip 0,5 – 1 gr/jam iv elama 24 jam.
Efek samping
Mual, muntah, terasa haus, darah rendah ( hipotensi ) dan mengantuk
yang terlihat mirip dan kedengaranya mirip (Nama Obat Rupa , dan Ucapannya
kosentrat.
10
4. Mengurangi resiko medication error akibat obat-obat atau cairan lain dalam
Sound-Alike)
3. Obat-obat sitotatika
NO NAMA OBAT
alloPURINol Haloperidol
amiNEFRON Amiodarone
AMINOfusin COMAfusin
AMOXIcillin MUcylin
Analspec analSIK
Identifikasi pasien
11
Ketepatan kecepatan infus,
Jika obat lebih dari satu, tempelkan label nama obat pada
pada tempat yang terpisah dari obat-obat yang lain dan diberi
3. Obat-obat high alert yang harus disimpan pada suhu tertentu harus
terpisah dari obat-obat yang lain dan diberi label high alert.
medications”
12
3. Prosedur peningkatan keamanan obat yang perlu diawasi mulai dari
13
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Obat obatan emergency merupakan obat – obatan yang digunakan untuk
mengatasi situasi gawat darurat atau untuk resusitasi life support. Pengetahuan
mengetahui obat – obatan ini penting sekali untuk mengatasi situasi gawat darurat
yang mengancam nyawa dengan cepat dan tepat. Banyak sekali macam obat
emergency, sebagai perawat memerlukan pemahaman sebagai modal sebelum
memberikan obat kepada pasien. Kita harus melihat indikasi, kontraindikasi, dan
efek samping karena setiap kasus akan berbeda obat emergency yang diberikan.
Sehingga pasien akan tertolong dengan pertolongan yang tepat dan tidak ada
kejadian fatal yang diakibatkan oleh kesalahan pemeberian obat emergency.
3.2.Saran
Sebagai perawat harus mengetahui 6 hal yang benar dalam pemberian obat
kepada pasien. Karena hal ini sangat berperan penting dalam kesuksesan perawat
dalam pemberian obat.
14
DAFTAR PUSTAKA
15