Anda di halaman 1dari 14

DRUG & DEFIBRILATOR

MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Kritis
Dosen Pengajar: Roheman, M.kep

oleh:
1. Agtias fricha cadeliana ( 42010421001 )
2. Ayu Widya Ningsih ( 42010421008 )
3. Trisnawati ( 420104210033 )
4. Sudandi ( 420104210068 )

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah Swt. yang telah memberikan kami
kemudahan untuk dapat menyelesaikan makalah berjudul “Drug & Defibrilator” ini sesuai
dengan waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah Swt tidak mungkin
rasanya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan informasi kepada
pembaca agar dapat mengetahui tentang apa itu konseptual dalam keperawatan keluarga.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah “Keperawatan Kritis” yang
dibimbing oleh Bapak Roheman M.Kep.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Roheman M.Kep atas bimbingan
dan saran beliau sehingga makalah ini dapat selesai. Kami dengan penuh kesadaran,
menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kritik
dan saran sebagai masukan bagi pembuatan makalah sangatlah berarti.
Wassalamualaikum wr.wb.

Cirebon, Maret 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN..............................................................................................................................2
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
C. Tujuan....................................................................................................................................3
BAB II................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................................3
A. Jenis Obat (Obat-Obat Emergency).....................................................................................4
B. Obat-obatan Pada Anak........................................................................................................7
C. Pengertian Defibrilasi............................................................................................................8
D. Pengertian & Penggunaan Defibrilator...............................................................................8
E. Teknik Defibrilator Untuk Cardioversion.........................................................................10
F. Komplikasi Penggunaan Defibrilator................................................................................11
BAB III.............................................................................................................................................11
PENUTUP........................................................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................................11
B. Saran.....................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Drug adalah Istilah ini diadaptasi dari bahasa Prancis “drogue” yang artinya
obat-obatan yang bisa membius atau membuat tidak sadarkan diri penggunanya.
Lebih jauh, istilah ini digunakan untuk substansi yang menyebabkan efek tertentu.
Jadi, Drug ini obat yang sengaja diproduksi untuk menimbulkan reaksi langsung
dalam tubuh.
Defibrilator adalah stimulator detak jantung yang menggunakan listrik
dengan tegangan tinggi untuk memulihkan korban serangan jantung. Defibrilator
eksternal otomatis dapat digunakan dengan cara diimplan atau ditanam dalam
tubuh ataupun dapat juga digunakan sebagai alat eksternal biasa.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Jenis Obat?
2. Bagaimana Obat-Obatan Pada Anak?
3. Bagaimana Pengertian Defibrilasi?
4. Bagaimana Penggunaan Defribilator?
5. Bagaimana Teknik Defibrilator Untuk Cardioversion?
6. Bagaimana Komplikasi Penggunaan Defibrilator?

C. Tujuan
1. Untuk mengatahui Jenis Obat
2. Untuk mengetahui Obat-Obatan Pada Anak
3. Untuk mengetahui Pengertian Defibrilasi
4. Untuk mengetahui Penggunaan Defribilator
5. Untuk mengetahui Teknik Defibrilator Untuk Cardioversion
6. Untuk mengetahui Komplikasi Penggunaan Defibrilator

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis Obat (Obat-Obat Emergency)


Obat emergensi adalah persediaan perbekalan farmasi yang disimpan di rawat inap
dan IGD sebagai persiapan kebutuhan obat untuk kasus darurat/emergensi yang
diusulkan oleh masing-masing unit pelayanan terkait.
1. Epinephrin
Indikasi: henti jantung (VF, VT tanpa nadi, asistole, PEA), bradikardi, reaksi
atau shock anfilaktik, hipotensiDosis 1 mg iv bolus dapat diulang setiap 3-5 menit,
dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2-2,5 kali dosis intra vena.
Untuk reaksi reaksi atau syok anafilaktik dengan dosis 0,3-0,5 mg sc dapat diulang
setiap 15-20 menit. Untuk terapi bradikardi atau hipotensi dapat diberikan
epinephrine perintus dengan dosis 1mg (1 mg = 1: 1000) dilarutka dalam 500 cc
NaCl 0,9 %, dosis dewasa 1 ug/mnt dititrasi sampai menimbulkan reaksi
hemodinamik, dosis dapat mencapai 2- 10 ug/mnt.Pemberian dimaksud untuk
merangsang reseptor a adrenergic dan meningkatkan aliran darah ke otak dan
jantung.
2. Lidokain (lignocaine, xylocaine)
Pemberian ini dimaksud untuk mengatasi gangguan irama antara lain VF,
VT, Ventrikel Ekstra Sistol yang multipel, multifokal, konsekutif/salvo dan R on T.
Dosis 1-1,5 mg/kg BB bolus iv dapat diulang dalam 3-5 menit sampai dosis total 3
mg/kg BB dalam 1 jam pertama kemudian dosis drip 2-4 mg/menit sampai 24 jam
dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2-2.5 kali dosis intra vena.
Kontra indikasi : alergi, AV blok derajat 2 dan 3, sinus arrest dan irama
idioventrikuler
3. Sulfas Atropin
Merupakan antikolinergik, bekerja menurunkan tonus vagal dan memperbaiki
sistim konduksi Atrioventrikuler. Indikasi asistole atau PEA lambat (kelas II B),
bradikardi (kelas II A) selain AV blok derajat Il tipe 2 atau derajat III (hati-hati
pemberian atropine pada bradikardi dengan iskemi atau infark miokard), keracunan
organopospat (atropinisasi) Kontraindikasi: bradikardi dengan irama EKG AV blok
derajat II tipe 2 atau derajat III. Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang dalam 3-5 menit

5
sampai dosis total 0,03-0,04 mg/kg BB, untuk bradikardi 0.5 mg IV bolus setiap 3-5
menit maksimal 3 mg. dapat diberikan intratrakeal atau transtrakeal dengan dosis 2-
2.5 kali dosis intra vena diencerkan menjadi 10 cc.
4. Dopamin
Untuk merangsang efek alfa dan beta adrenergic agar kontraktilitas miokard,
curah jantung (cardiac output) dan tekanan darah meningkat. Dosis 2-10
µg/kgBB/menit dalam drip infuse. Atau untuk memudahkan 2 ampul dopamine
dimasukkan ke 500 cc D5% drip 30 tetes mikro/menit untuk orang dewasa
5. Magnesium Sulfat
MgSO4 1-2 gm u/ torsades des pointes Indikasi Dianjurkan digunakan pada
henti jantung hanya jika terjadi torsades de Pointes atau
hipomagnesimia.
VF refakter (setelah pemberian lidokain). Torsades de pointes dengan nadi.
Mengobati ventrikel aritmia yang disebabkan intoksikasi digitalis. Pemberian
profilaksis pada IMA tidak dianjurkan. Kontraindikasi : Seringkali terjadi penurunan
tekanan darah pada waktu diberikan secara cepat, Hati-hati pemberian pada orang
yang terkena gagal jantung
Dosis pada henti jantung (jka terjadi hipomagnesemia) atau torsades de
pointes. Torsades de pointes (tanpa henti jantung): bolus 1-2 g dicampur dalam 50-
100 cc D5W selama lebih dari 5-60 menit IV. Lanjutkan dengan 0,5-1 g per hari IV.
Infrak miokard akut jika ada indikasi bolus 1-2 g dicampur dalam 50-100 cc D5W
selama 5-60 menit IV. Ikuti dengan 0,5-1 g per hari IV.
Morfin
Sebagai analgetik kuat dapat digunakan untuk edema paru setelah cardiac
arrest. Dosis 2-5 mg dapat diulang 5-30 menit
6. Kortikosteroid
Digunakan untuk perbaikan paru yang disebabkan gangguan inhalasi dan
untuk mengurangi edema cerebri
7. Natrium bikarbonat (Nabic)
Diberikan untuk dugaan hiperkalemia (kelas I), setelah sirkulasi spontan yang
timbul pada henti jantung lama (kelas II B), asidosis metabolik karena hipoksia
(kelas III) dan overdosis antidepresi trisiklik. Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat
diulang dosis setengahnya. Jangan diberikan rutin pada pasien henti jantung.

6
8. Kalsium gluconat/Kalsiumklorida
Digunakan untuk perbaikan kontraksi otot jantung, stabilisasi membran sel
otot jantung terhadap depolarisasi, Juga digunakan untuk mencegah transfusi masif
atau efek transfusi akibat darah donor yang disimpan lama. Diberikan secara
pelahan-lahan IV selama 10-20 menit atau dengan menggunakan drip. Dosis 4-8
mg/Kg BB untuk kalsium glukonat dan 2-4 mg/Kg BB untuk Kalsium klorida.
Dalam tranfusi, setiap 4 kantong darah yang masuk diberikan 1 ampul Kalsium
gluconat.
9. Furosemide
Digunakan untuk mengurangi edema paru dan edema otak. Efek samping
yang dapat terjadi karena diuresis yang berlebih adalah hipotensi, dehidrasi dan
hipokalemia Dosis 20-40 mg intra vena.
10. Diazepam
Digunakan untuk mengatasi kejang-kejang, eklamsia, gaduh gelisah dan
tetanus. Efek samping dapat menyebabkan depresi pernafasan. Dosis dewasa 1 amp
(10 mg) intra vena dapat diulangi setiap 15 menit.
11. Amiodaron
Indikasi: Digunakan secara luas untuk fibrilasi atrial dan takiaritmia ventrikuler.
Selain itu untuk mengontrol kecepatan nadi pada aritmia atrial dan pada pasien
dengan fungsi ventrikel kiri yang menurun jika pemberian digoksin sudah tidak
efektif. Pemberian direkomendasikan pada keadaan-keadaan berikut ini:
 Pengobatan VF yang refrakter, atau VT tanpa nadi.
- Pengobatan VT yang polimorfik dan takikardi dengan QRS lebar yang tidak
jelassumbernya (unknown origin).
- Sebagai obat pendukung pada kardioversi elektrik kasus-kasus SVT dan
PSVT.
- Takikardi atrial multifokal dengan fungsi ventrikel kiri yang
baik.Mengkontrol kecepatan nadi pada fibrilasi atrial
 Efek Samping
- Vasodilatasi dan hipotersi
- Memiliki efek negative inotropik
- Memiliki efek memperpanjang interval QT

7
 Dosis
a) Pada henti jantung 300 mg IV cepat (dalam panduan AHA tahun 2000,
dianjurkan untuk diencerkan
b) dengan 20-30 ml dekstrose 5%). Pertimbangkan pemberian berikutnya
sebanyak 150 mg IV
c) dalam 3-5 menit. Dosis kumulatif maksimum 2,2 gram IV/24 jam.
d) Pada kompleks QRS lebar yang stabil, maksimum pemberian 2.2 gram IV/24
jam
Cara pemberian dengan bolus 150 ml IV dalam 5-10 menit dapat diulangi 150 mg
IV setiap 10 menit jika diperlukan. Infus lambat 360 mg IV selama 6 jam (1
mg/menit). Dosis pemeliharaan 540 mg IV dalam 18 jam (0,5 mg/menit). Jangan
diberikan secara bersamaan dengan procainamide.
12. Sodium Bikarbonat
 Mekanisme kerja
Sodium bikarbonat mengatasi asidosis jaringan dan asidosis selama henti
jantung maupun resusitasi (akibat rendahnya perfusi jaringan). Untuk menguatkan
ventilasi alveolar dan mengembalikan perfusi jaringan, pertama-tama dilakukan
kompresi dada, dilanjutkan mengembalikan sirkulasi spontan secara cepat.
Dosis: 1 mg/kgBB IV bolus Na-bikarb hanya 1 mEq/kg dan paling akhir.

B. Obat-obatan Pada Anak


Obat-obatan pada anak harus memperhatikan dosis.
1) Ephinephrine
Dosis 0,01 mg/kg BB dapat diulang 3-5 menit dengan dosis 0.01 mg/kg.BB IV
(1:1000)
2) Atropine
Dosis 0,02 mg/kg.BB I.V (minimal 0,1 mg) dapat diulang dengan dosis 2 kali tetapi
maksimal 1 mg.
3) Lidocaine (Lignocaine, Xylocaine)
Dosis 1 mg/kg.BB I.V
4) Natrium Bikarbonat
Dosis 1 mg/kg BB LV
5) Kalsium Klorida

8
Dosis 20-25 mg/kg.BB.I.V Pelan-pelan
6) Kalsium Glukonas
Dosis 60-100 mg/kk.BB I.V, Pelan-pelan
Pemberian obat-obatan adalah orang yang kompeten di bidangnya (dokter
atau tenaga terlatih di bidang gawat darurat). Mengingat banyaknya jenis-jenis
kegawatdaruratan, maka pemberian obat yang disebutkan di bawah ini untuk
mengatasi kegawatdaruratan secara umum sedangkan dalam menghadapi pasien, kita
harus melihat kasus per kasus.

C. Pengertian Defibrilasi
Defibrilasi adalah pengobatan umum untuk mengancam jiwa aritmia jantung,
fibrilasi ventrikel, dan takikardi ventrikel pulseless. Defibriasi terdiri dari memberikan
dosis terapi energi listrik ke jantung yang terkena dengan alat yang disebut defibrillator.
Ini depolarizes massa kritis dari otot jantung, aritmia berakhir, dan memungkinkan
irama sinus normal untuk dibangun kembali dengan alat pacu jantung alami tubuh, di
node sinoatrial jantung. Defibrilator dapat eksternal, transvenous, atau implan,
tergantung pada jenis perangkat yang digunakan atau dibutuhkan. Beberapa unit
eksternal, yang dikenal sebagai defibrillator eksternal otomatis (AED), mengotomatisasi
diagnosis irama diobati, yang berarti bahwa responden awam atau pengamat dapat
menggunakan mereka berhasil dengan sedikit, atau dalam beberapa kasus tidak ada
pelatihan sama sekali.

D. Pengertian & Penggunaan Defibrilator


Defibrilator adalah stimulator detak jantung yang menggunakan listrik dengan
tegangan tinggi untuk memulihkan korban serangan jantung. Defibrilator eksternal
otomatis dapat digunakan dengan cara diimplan atau ditanam dalam tubuh ataupun
dapat juga digunakan sebagai alat eksternal biasa.
Jenis yang paling terkenal dan elektroda (banyak digambarkan dalam film dan
televisi) adalah dayung logam tradisional dengan menangani (biasanya plastik)
terisolasi. Jenis ini harus diadakan di tempat pada kulit pasien sementara shock atau
serangkaian guncangan disampaikan. Sebelum dayung digunakan, gel harus dioleskan
pada kulit pasien, untuk memastikan koneksi yang baik dan untuk meminimalkan
hambatan listrik, juga disebut impedansi dada (meskipun debit DC). Ini umumnya
hanya ditemukan di unit eksternal manual.

9
Jenis baru dari elektroda resusitasi dirancang sebagai perekat pad. Ini adalah
dukungan mereka terkelupas dan diterapkan ke dada pasien ketika dianggap perlu, sama
seperti setiap stiker lainnya. Elektroda ini kemudian terhubung ke defibrilator. Jika
defibrilasi diperlukan, mesin dibebankan, dan syok yang disampaikan, tanpa perlu
menerapkan gel atau untuk mengambil dan di mana saja dayung. Bantalan ini perekat
ditemukan pada unit yang paling otomatis dan semi- otomatis, dan secara bertahap
menggantikan dayung sepenuhnya dalam pengaturan non-rumah sakit.
Kedua elektroda perekat padat dan basah-gel tersedia. Solid-gel elektroda lebih
nyaman, karena tidak ada perlu membersihkan kulit pasien setelah menghapus
elektroda. Namun, penggunaan solid-gel elektroda menyajikan risiko tinggi luka bakar
selama defibrilasi, karena basah-gel elektroda listrik secara lebih merata ke dalam
tubuh. Beberapa elektroda perekat dirancang untuk digunakan tidak hanya untuk
defibrilasi, tetapi juga untuk mondar-mandir transkutaneous dan disinkronisasi
kardioversi listrik.
Di rumah sakit, dayung umumnya lebih disukai untuk bantalan, karena
kecepatan yang melekat dengan yang mereka dapat ditempatkan dan digunakan. Hal ini
penting selama serangan jantung, karena masing-masing kedua nonperfusion berarti
kehilangan jaringan. Namun, dalam kasus di mana serangan jantung diduga, patch
ditempatkan prophalacticaly lebih unggul, karena mereka memberikan yang sesuai
EKG penelusuran tanpa artefak terlihat dari campur tangan manusia dengan dayung
Perekat elektroda juga inheren lebih aman daripada dayung untuk operator defibrilator
untuk digunakan, karena mereka meminimalkan risiko operator datang ke fisik (dan
dengan demikian listrik) kontak dengan pasien sebagai shock disampaikan, dengan
memungkinkan operator untuk berdiri beberapa meter jauhnya. Perekat tambalan juga
membutuhkan tidak ada kekuatan untuk tetap di tempat dan memberikan kejutan yang
tepat, sedangkan dayung memerlukan sekitar 25 lbs kekuatan yang harus diterapkan
ketika shock disampaikan.
 Teknik Defibrilator pada cardiac arrest (=Dc shock)
1. Oleh dulu paddles dengan jelly ECG tips rata, baru kemudian
2. Switch ON, Pasang Paddles pada posisi apex dan parasternal (boleh terbalik)
3. Tempelkan di dada, baru:
- Charge 360 Joules (Un-synchronized) - Ucapkan dengan keras.
*Awas semua lepas dari pasien!!

10
- Nafas buatan berhenti dulu
- Bawah bebas
- Samping bebas
- Atas bebas
- Saya bebas!!
(stand clear)
4. Shock!! (tekan dua tombol paddles bersama)
5. Lepas paddles dari dada. segera pijat jantung lagi. Tanpa harus melihat dulu hasil
dari DC-Shock tersebut.
6. Setelah 2 menit baru dievaluasi, raba lagi / baca lagi monitor EKG Paddles di apex
dan para sterna dibawah clavicula dextra ditekan dengan kekuatan 10 kg Pada
Cardiac Arrest dengan irama jantung jenis shockable rythme
 Digunakan DC Shock dengan mode: unsynchronized
 Defibrilator monophasssc: single shock 360 joule untuk setiap shock
 Defibrilator bi-phasisc: single shock 150 joule-200joule
 Bila tetap VF/VT, defibrilasi dilakukan berulang setiap 2 menit yang harus segera
diikuti dengan diikutidengan pijat jantung
 Urutan: CPR-Drug-DC Shock, CPR-Drug-Dc Shock, dst
 Epinephrine 1 mg dimasukan apabila setelah DC-Shock ke dua irama masih tetap VF
atau VT/ Pemberian berikutnya berupa dosis ulangan 1 mg setiap 3-5 menit tanpa
batas maksimum.
 Lidocaine atau Amiodarone dapat diberikan apabila setelah pemberian 3 shock
pertama, iram tetap VT/VF

E. Teknik Defibrilator Untuk Cardioversion


Defibrilasi synchronized untuk kardioversi dan takikardia ventrikuler yang stabil
(teraba nadi karotis) atau takikardia supraventrikuler tidak stabil yang membandel
dikelola dengan obat-obatan.
1. Tentukan irama jantung
2. Siapkan defibrillator
3. Sambungkan elektroda monitor
4. Pasang cairan infus
5. Berikan O₂ kanula nasal/masker

11
6. Monitor pulser oximeter dan EKG
7. Pilih synchronized
8. Tentukan dosis energy
9. Letakkan pedal di dada( dengan takanan ±10kg) 10. Jauhkan penolong dari tempat
tidur pasien
10. Tekan tombol charge, tunggu sampai pengisian selesai (ditandai suara alarm)
11. Tekan tombol defibrillator setelah memeriksa keadaan, tidak ada penolong yang
menempel kepasien / tempat tidur
12. Nilai gambaran EKG
13. Dapat diulang bila usaha pertama gagal
Pada dasamya sama dengan tindakan defibrilasi pada cardiac arrest hanya pada
cardiac arrest semua tindakan misalnya pasang iv line, intubasi dil, tidak boleh
menghentikan aktivitas CPR (pijat jantung nafas buatan)

F. Komplikasi Penggunaan Defibrilator


1. Luka bakar bila jelly (pelumas) yang digunakan tidak cukup atau kontak yang
kurang baik antara paddle dengan dinding anda.
2. Shock listrik (shock Electric) Terjadinya sengatan listrik oleh karena kebocoran arus
listrik

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obat emergensi adalah persediaan perbekalan farmasi yang disimpan di rawat inap
dan IGD sebagai persiapan kebutuhan obat untuk kasus darurat/emergensi yang
diusulkan oleh masing-masing unit pelayanan terkait. Obat-obatan pada anak harus
memperhatikan dosis, Defibrilasi adalah pengobatan umum untuk mengancam jiwa
aritmia jantung, fibrilasi ventrikel, dan takikardi ventrikel pulseless. Defibrilator adalah
stimulator detak jantung yang menggunakan listrik dengan tegangan tinggi untuk
memulihkan korban serangan jantung.
Defibrilasi synchronized untuk kardioversi dan takikardia ventrikuler yang stabil
(teraba nadi karotis) atau takikardia supraventrikuler tidak stabil yang membandel
dikelola dengan obat-obatan. Pada dasamya sama dengan tindakan defibrilasi pada
cardiac arrest hanya pada cardiac arrest semua tindakan misalnya pasang iv line,
intubasi dil, tidak boleh menghentikan aktivitas CPR (pijat jantung nafas buatan)
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan serta kejanggalan baik
dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Untuk itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepannya lebih baik.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/220835632/Drug-and-Defib

https://www.kampunginggris.id/cari-tau-yuk-bedanya-drug-dan-medicine

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Defibrilator

https://rsud-kelet.jatengprov.go.id/elibrary/assets/file_pdf/
Farmasi_SPO_PENYIMPANAN_OBAT_EMERGENSI_revisi.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai