TUJUAN
- Mempelajari sifat-sifat larutan buffer meliputi pengenceran, penambahan asam
dan basa.
- Mempelajari kapasitas larutan buffer.
DASAR TEORI
Larutan buffer ialah larutan yang dengan penambahan sedikit ion H3O+ (asam)
atau OH- (basa) dan pengenceran yang lebih kecil dari 10 kali tidak memberikan
perubahan pH yang berarti (pH relatif tetap).
Larutan buffer dapat menahan perubahan pH, karena itu larutan buffer disebut
juga larutan penahan atau penyangga. Campuran zat yang menahan perubahan pH
dinamakan sistem buffer atau disingkat buffer. Sistem buffer biasanya merupakan
campuran asam lemah dengan basa konjugatnya atau campuran basa lemah dengan
asam konjugatnya.
Larutan buffer dapat dibuat dari campuran asam lemah dengan larutan basa kuat
dengan jumlah mol ekivalen asam lebih banyak dari mol ekivalen basanya, sehingga
setelah penambahan basa tersebut yang ada di dalam larutan adalah sisa asam lemah
dengan basa konjugat yang berasal dari garam yang terbentuk.
Contoh : Campuran 100 mL larutan CH3COOH 0,1 N dengan 50 mL larutan NaOH 0,1 N
Dalam larutan terdapat sisa asam lemah CH3COOH dan basa konjugatnya yaitu
[H 3O + ][CH 3COO − ]
Ka = ……………………………………(2)
[CH 3COOH ]
Larutan Buffer
Dengan adanya ion CH3COO- yang berasal dari CH3COONa maka kesetimbangan (1)
bergeser ke kiri, sehingga ion CH3COO- yang berasal dari ionisasi asam lemah
CH3COOH yang terdapat di dalam larutan dapat dianggap hanya berasal dari
CH3COONa.
Secara umum persamaan (2) dapat ditulis sebagai :
[H3 O+ ][ B− ]
Ka =
[HB]
dengan ketentuan HB = asam lemah, sedangkan B- adalah basa konjugat dari HB.
Persamaan tersebut juga dapat dinyatakan sebagai :
Ka[HB]
[H 3O+ ] = ……………………………….(3)
[B − ]
Dengan demikian pH larutan didapat dengan persamaan :
[HB] [B − ]
pH = pKa − log = pka + log
[B − ] [HB]
atau
[basa konjugat]
pH = pKa + log ……………………(4)
[asam]
Larutan buffer dapat juga dibuat dari campuran basa lemah dengan asam kuat
dengan jumlah ekivalen basa lebih banyak dari jumlah mol ekivalen asamnya, sehingga
dalam larutan terdapat sisa basa beserta basa konjugatnya yang berasal dari garam
yang terbentuk.
Contoh : Campuran 200 mL NH4OH 0,1 N dan 100 mL larutan HCl 0,1 N
H2O
NH3 + HCl NH4Cl
mula - mula : 20 mmol 10 mmol
bereaksi : 10 mmol 10 mmol 10 mmol
akhir reaksi : 10 mmol - 10 mmol
Jadi dalam larutan terdapat sisa basa lemah NH3 dengan asam konjugatnya yaitu NH4+
yang berasal dari NH4Cl :
atau :
[asam konjugat ]
pH = pKw − pKb − log
[basa]
Kapasitas buffer
Efisiensi kerja larutan buffer dinyatakan dengan istilah kapasitas buffer, yang
menyatakan perubahan pH pada penambahan asam atau basa.
B A
Oleh Van Slyke kapasitas buffer dirumuskan sebagai = , dimana :
pH pH
dA = Jumlah molekul asam yang ditambahkan pada larutan buffer.
dB = Jumlah molekul basa yang ditambahkan pada larutan buffer
dpH = perubahan pH yang terjadi.
Jika dibuat kurva antara penambahan asam basa dengan pH maka akan didapat suatu
garis lengkung dan kapasitas buffer untuk tiap - tiap titik pada grafik sama dengan
tangen dari kurva pada titik tersebut.
Rumusan kapasitas buffer dapat dijelaskan sebagai berikut : jika dalam larutan terbentuk
dari campuran asam lemah HA dengan basa konjugat A- ditambahkan basa OH- maka
HA berkurang karena bereaksi dengan OH- ; sedangkan A- bertambah, sesuai dengan
jumlah OH-
HA + OH- A- + H2O
Larutan Buffer 3
[ A− + OH − ]
pH = pKa + log
[ HA − OH − ]
atau:
1 [ A− + OH − ]
pH = pKa + ln
2, 303 [ HA − OH − ]
δB [ A− + OH − ][ HA + OH − ]
=2,303
δpH [ HA + A− ]
δA [ A− − H 3O + ][ HA + H 3O + ]
= 2,303
δpH [ HA + A− ]
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam membuat larutan buffer adalah memilih
sistem asam basa konjugat (basa - asam konjugat) yang memiliki pKa atau pKb sedekat
mungkin dengan pH larutan buffer yang diinginkan.
[basa konjugat] [asam konjugat]
Dengan pilihan ini berarti perbandingan atau 1
[asam] [basa]
Konsentrasi asam - basa konjugat atau basa - asam konjugat yang digunakan
tergantung pada ketahanan yang dikehendaki terhadap perubahan pH.
Suatu larutan buffer mempunyai kapasitas yang baik jika dengan penambahan
sedikit asam atau basa, pH-nya relatif tidak berubah. Sedangkan untuk mencari harga
pH digunakan rumus sebagai berikut :
[ A− + OH − ]
1. Jika ditambah basa, pH = pKa + log
[HA − OH − ]
[ A− − H3O+ ]
2. Jika ditambah asam, pH = pKa + log
[HA + H3O+ ]
ALAT - ALAT
- rak tabung - gelas ukur
- tabung reaksi - pipet penetes
CARA KERJA
A. Pengaruh Pengenceran Terhadap pH Larutan Buffer
1. Ambil 2 tabung reaksi masing - masing diisi dengan 1 mL larutan buffer basa.
2. Tambahkan 1 mL akuades pada tabung reaksi yang berisi 1 mL larutan buffer
basa.
3. Tambahkan 2 tetes indikator fenolftalein pada masing-masing tabung reaksi catat
dan bandingkan intensitas warnanya.
Larutan Buffer 5
3. Tambahkan ke dalam tabung I, larutan NaOH 10-3 N, tetes demi tetes sampai
larutan tepat berwarna kuning, catat jumlah tetesan NaOH yang diperlukan.
4. Ke dalam tabung II dan III tambahkan NaOH 10-3 N sebanyak yang ditambahkan
pada tabung I. Catat warnanya.
I 1 mL 1 mL
II 1 mL -
Warna
Jumlah
Tabung Obyek
tetes asam
Setelah Sesudah
II 1 ml akuades
Warna
Jumlah
Tabung Obyek
tetes basa
Setelah Sesudah
II 1 ml akuades
Warna
Larutan Buffer Jumlah
Tabung H2O
Basa tetes asam
Setelah Sesudah
I 1 mL 1 mL
II 2 mL -
Larutan Buffer 7
b. Dengan Penambahan Basa
Warna
Larutan Buffer Jumlah
Tabung H2O
Asam tetes basa
Setelah Sesudah
I 1 mL 1 mL
II 2 mL -
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
Larutan Buffer 9