&
Env., DOI:https://doi.org/10.21660/Year.Issue.PaperID
ISSN: 2186-2982 (Cetak), 2186-2990 (Online), Jepang
ABSTRAK: Setelah proses penambangan, penambangan batubara Melak melakukan reklamasi. Salah satu kendalanya
adalah kemiringan lereng yang curam akibat proses eksploitasi batubara. Lereng sulit untuk ditanami kembali dan tanah
mudah terkikis oleh air hujan. Hidroseeding dikombinasikan dengan metode jute net telah diterapkan di daerah ini, tetapi
efektivitas dan keberhasilan penggunaan metode tersebut belum diukur secara akurat. Oleh karena itu, penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji secara eksplisit efektivitas hydroseeding yang dikombinasikan dengan metode jute net terhadap
besarnya erosi di lokasi Tambang Batubara Melak ini terutama pada lereng pembuangan dan low wall in pit. Pengamatan
dilakukan dengan membuat dua model luas persegi di lokasi terpisah, yang menggunakan goni net dan tanpa goni yang
dikombinasikan dengan teknik hydroseeding. Benih yang digunakan adalah Centrosema Pubescens, Pueraria Javanica, dan
Calopogonium Mucunoides. Selanjutnya, erosi aktual dibandingkan dengan prediksi erosi menggunakan USLE. Hasil rata-
rata erosi aktual adalah: pada pembuangan jaring goni 471,59 ton/hektar dan pada pembuangan jaring non goni
510,19 ton/hektar; dan pada jaring goni di pit 896,23 ton/hektar dan pada jaring non goni di pit 974,43 ton/ha. Hasil perhitungan
metode USLE adalah: pada pembuangan bersih goni 944,56 ton/hektar dan pada pembuangan bersih bukan goni 1016,81 ton/
hektar; dan pada jaring goni pada pit 1805,31 ton/hektar dan pada jaring non goni pada pit 1917,10 ton/ha. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa metode tersebut mampu mengurangi sekitar 89,57% akumulasi sedimen di pembuangan dan sekitar 96,62% di
lowwall.
1
Jurnal Internasional GEOMATE, Bulan, Tahun, Vol (Terbitan), hal. 000-
000
Data utama :
- Erosi Sedimen
- Cakupan Vegetasi
- Sifat fisik & kimia tanah berukuran 2 x 0,6 m2 untuk mendapatkan data pengulangan.
Data sekunder:
- Data curah hujan
c) Di dasar lereng, dibuat selokan dan ember penampung
Memproses Data & Menghitung Erosi Aktual VS USLE untuk setiap petak. Ember ini berfungsi untuk
mengumpulkan tanah yang terkikis dan limpasan.
Iya Jika nilai erosi sebesar
Gunakan USLE
metode
USLE (=) atau (error +1%)
d) Tanah terkikis dan limpasan yang dikumpulkan dalam
Tidak
ember digradasi untuk mendapatkan dan kemudian
Gunakan Perhitungan Aktual
diamati volume dan sedimen yang diinduksi erosi.
Menganalisis Efektivitas Hydroseeding dan Jutenet e) Sedimen bergradasi dari ember dimasukkan ke
dalam oven, kemudian diukur berat kering tanah
gunakan cara lain Tidak Jika nilai erosi H+jute
yang tererosi per satuan luas per hari hujan.
net < H non jute net
Sampel sedimen dan air hujan diambil setiap hari
Iya
hujan menggunakan botol sampel 200 ml.
Melanjutkan Hydroseeding + Metode Jaring Rami
Sampel erosi kemudian dikeringkan dalam oven
Gambar 1 Diagram Alir Metodologi Penelitian kemudian ditimbang untuk mengukur besarnya
erosi per petak erosi.
Penelitian ini dilakukan di areal konsesi PT. TCM, Selanjutnya, data dikumpulkan ke dalam plastik
PIT. 3000 B03. Secara administratif, lokasi penelitian ini sampel dan diberi label berdasarkan tanggal dan zona
termasuk dalam wilayah Kecamatan Muara Lawa, kode. Setelah itu dilakukan pengukuran sampel yang
Bentian Besar, dan Damai, Kabupaten Kutai Barat, sebenarnya.
Kalimantan Timur.
Secara geografis terletak di E 115°38ʼ40.41” dan S 2.2 Prediksi Erosi dengan Metode USLE
0°41'50.06”. Pemilihan lokasi dilakukan secara Perkiraan jumlah erosi tanah dilakukan dengan
purposive dengan pertimbangan sebagai berikut: menggunakan Rugi Tanah Universal berikut:
1. Lokasi penelitian memiliki fungsi penting sebagai Formulasi Persamaan (USLE) [5]:
daerah revegetasi, penyangga lereng, dan
resapan air agar tidak terjadi longsor pada R xK xLSxCx P (1)
lahan bekas galian pada saat musim hujan. Hasil analisis menggunakan rumus USLE
2. Kondisi ekologi di lokasi tersebut telah digunakan sebagai pembanding dari hasil setiap
mengalami degradasi hingga titik kritis akibat data kejadian hari hujan per hari di lokasi
erosi pada musim hujan. Gambar 1 pengamatan.
menunjukkan kondisi lereng terjal di lokasi
penelitian setelah terjadi longsor. 2.2.1 Faktor Erosivitas Curah Hujan (R)
Erosivitas didefinisikan sebagai energi kinetik curah hujan
untuk menyebabkan erosi tanah. Semakin besar erosivitas maka
semakin besar pula jumlah tanah yang tererosi (berbanding lurus).
Indeks erosivitas curah hujan dihitung untuk setiap plot seperti
yang disebutkan di atas. Data curah hujan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data rata-rata dari tahun 2015 sampai dengan
tahun 2018. Data erosivitas hujan dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut [6]:
17-12-25 13.00 18.69 8.19 1.61 9.50 52.19 71,29 39.73 54.40
17-12-26 76.00 76,67 64.54 56.43 65.88 822.5 823.6 825.1 823,73
17-12-28 81.00 24.9 13.48 20.18 19.52 335.94 978,93 826.96 713,94
18-01-11 27.00 2.43 2.52 9.95 4.97 3.47 3.21 5.64 4.11
18-01-14 3.00 1.17 2.91 1.06 1.71 1.3 1.09 2 1.46
18-01-18 9.00 3.28 2.72 4.09 3.36 3.57 3.04 4,53 3.71
18-03-2015.50 1.9 0.82 0,96 1.23 1.13 0.11 0.9 0,71
(c) (d)
Gambar 4 (a) Kurva erosi pada lokasi pembuangan jaring goni, (b) Kurva erosi lokasi pembuangan jaring bukan goni, (c)
Kurva erosi pada dinding bawah jaring goni dalam lubang, (d) Kurva erosi pada dinding bawah jaring non-jute dalam lubang
3.2 Cakupan Vegetasi semakin baik perlindungan yang diberikan terhadap erosi
tanah. Selain dapat mengendalikan erosi akibat curah hujan,
Tanaman penutup tanah dalam penelitian ini berfungsi
crop cover juga dapat mengendalikan erosi yang
sebagai penutup lereng untuk mengurangi kerusakan
disebabkan oleh angin dengan cara menahan angin.
permukaan tanah oleh air hujan. Metode hydroseeding
Tutupan vegetasi secara tidak langsung telah
dilakukan dengan cara mencampurkan semua benih yang
menahan proses erosi di lokasi pengamatan. Selain
disemprotkan secara merata di seluruh lereng lokasi
itu, pengukuran pertumbuhan tanaman penutup
penelitian. Tanaman penutup tanah membutuhkan waktu
pada dinding rendah di lokasi pit, dengan atau tanpa
tiga bulan untuk menutupi permukaan tanah secara merata.
jaring goni, setelah 3 bulan mencapai akresi 100%.
Proses reklamasi dengan tanaman penutup tanah ini
Faktor vegetasi berperan sangat penting dalam
diharapkan dapat menutup permukaan lereng terjal pasca
terjadinya erosi, vegetasi dapat mencegah air hujan jatuh
penambangan secepat mungkin sehingga kemungkinan erosi
langsung ke tanah. Vegetasi yang efektif untuk
oleh limpasan hujan dapat dikurangi.
mengendalikan erosi adalah hutan yang dikelola dengan
Efektivitas tanaman penutup tanah dalam mengendalikan
baik. Selain hutan, vegetasi yang efektif mengendalikan
erosi dipengaruhi oleh karakteristik jenis tanaman penutup tanah.
erosi adalah rerumputan. Dengan demikian, pengelolaan
Jumlah sedimen dari erosi menurun secara eksponensial dengan
hutan dan padang rumput sangat penting dalam
cakupan tutupan tanaman yang lebih luas. Semakin banyak lereng
menjaga stabilitas tanah [13].
yang tertutup oleh tanaman penutup tanah,
Rata-rata kondisi erosi aktual di lokasi 3.3 Perbandingan antara Perhitungan USLE dan
pembuangan goni net sekitar 471,59 ton/hektar Pengukuran Aktual
dan di lokasi pembuangan non goni net sekitar
510,19 ton/hektar. Selanjutnya pada jaring goni di Pada metode USLE, data curah hujan
lokasi pit, rata-rata erosi aktual yang diperoleh menggunakan perhitungan erosivitas, dan sifat-
sekitar 896,23 ton/hektar dan pada jaring non goni sifat tanah menggunakan perhitungan erodibilitas.
di lokasi pit sekitar Parameter tersebut sangat mempengaruhi hasil
974,43 ton/hektar.
perhitungan erosi pada metode USLE.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kombinasi
Sedangkan dengan metode perhitungan USLE,
metode hydroseeding dengan pembuangan goni
besarnya erosi tanah di lokasi pembuangan goni
mampu mereduksi sedimen kumulatif sebesar 89,57%
net sekitar 809,06 ton/hektar dan di lokasi
dan low wall in pit sebesar
pembuangan non goni sekitar 870,95 ton/hektar.
96,62%.
Pada goni jaring di lokasi pit, erosi tanah sekitar
Erosi aktual yang diperoleh pada lokasi pembuangan goni
net sebesar 471,59 ton/hektar, pada lokasi pembuangan non
1546,34 ton/hektar, dan pada jaring non goni di
goni net sebesar 510,19 ton/ha. Erosi aktual yang didapat
lokasi pit sekitar 1642,09 ton/hektar.
pada jaring goni di lokasi pit sebesar 896,23 ton/hektar, dan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa erosi
pada jaring non goni di lokasi pit sebesar
dengan menggunakan metode perhitungan USLE
974,43 ton/hektar. Melalui USLE metode
lebih besar dari erosi yang sebenarnya. Hasil
Berdasarkan perhitungan, erosi yang terjadi pada lokasi
perhitungan USLE sangat dipengaruhi oleh data
pembuangan goni net sebesar 944,56 ton/hektar, pada lokasi
curah hujan tahunan beserta indeks sifat fisik
pembuangan non goni net sebesar 1016,81 ton/hektar. Pada
tanah. Hasil dari kedua metode tersebut termasuk
jaring goni di lokasi pit terjadi erosi sebesar 1805,31 ton/
dalam erosi tingkat sangat tinggi sesuai dengan
hektar, dan pada jaring non goni di lokasi pit sebesar
klasifikasi tingkat erosi
1917,10 ton/hektar.
Hasil perhitungan erosi dengan metode USLE
lebih besar 47,8% dari perhitungan erosi
sebenarnya. Perbedaan ini dapat digunakan
sebagai patokan dalam perhitungan yang
sebenarnya di lapangan karena perbedaan ini
sama dalam setiap perhitungan (Tabel 4).
4. KESIMPULAN
1. Hasil dari metode USLE adalah sekitar
47,8% lebih tinggi dari pengukuran sebenarnya. Oleh
karena itu tidak dapat digunakan sebagai metode
pendekatan untuk kasus ini.
2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kombinasi
Gambar 5 Persentase tutupan vegetasi hydroseeding dengan metode jute net mampu
mengurangi akumulasi sedimen sebesar
Tabel 4. Perbandingan nilai erosi tahunan 89,57% di lokasi pembuangan dan sebanyak
antara metode aktual dan USLE 96,62% pada dinding rendah di pit. Artinya cara
perhitungan ini terbukti efektif dalam mengurangi erosi di
PT. Area pascatambang TCM. Metode ini
Erosi menggunakan
Sebenarnya
disarankan untuk dilanjutkan.
Kode Erosi metode USLE 3. Pertumbuhan tanaman penutup tanah setiap minggu
ton/ha/thn ton/ha/thn sangat berpengaruh terhadap pengurangan
pembuangan JN k1 516,47 768.31 kemungkinan erosi sedimentasi di lokasi penelitian.
pembuangan JN k2 564,81 838.22 Penerapan teknik dengan atau tanpa jaring goni tidak
pembuangan JN k3 555.4 820,65 signifikan, terlihat dari persentase keberhasilan
Pembuangan N-JN k1 597,95 877.72 setelah pertumbuhan tiga bulan, yaitu
Pembuangan N-JN k2 586,87 867.16 99,7%. Selain itu, ada kemungkinan untuk
Pembuangan N-JN k3 584,65 867.96 melakukan penelitian ini di lokasi yang sama.
JN Di pit k1 1053,72 1570.1
JN Di lubang k2 1035.51 1543.31 5. UCAPAN TERIMA KASIH
JN Di lubang k3 1023.63 1525.6 Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen
N-JN Di pit k1 1147.22 1697.24 Pembimbing Akademik Fakultas Teknologi Mineral UPN
N-JN Di lubang k2 1136.33 1635.04 Veteran Yogyakarta, Indonesia, atas ilmu yang diberikan
N-JN Di pit k3 1090.17 1593,98 hingga terselesaikannya penelitian ini.
Terima kasih untuk istri tercinta yang telah [8] S.Dutta (2016) Erosi tanah, hasil sedimen dan
memberikan dukungan moril dan doa kepada kami. sedimentasi waduk. Model. Sistem Bumi.
Lingkungan 2:123., DOI 10.1007/s40808-016-
6. REFERENSI 0182-y
[9] Irene Garcia-Gonzaleza, Chiquinquirá
[1] Aza l ia D. , Re tnaningdyah C. , Endang
Hontoria, Jose Luis Gabriel, Maria Alonso-
Arisoesilaningsih (2016) Perkecambahan benih
beberapa spesies tanaman pionir lokal di berbagai Ayuso, Miguel Quemada (2018) Tanaman penutup tanah
mulsa hydroseeding untuk revegetasi tanah pasca untuk mengurangi degradasi tanah dan meningkatkan
tambang batubara. Jurnal Pengelolaan Lahan fungsi tanah di lahan irigasi, Geoderma 322:81-88, https://
Terdegradasi Dan Pertambangan ISSN: 2339-076X doi.org/10.1016/j.geoderma.
(p); 2502-2458 (e), Vol.3, No.4, hlm. 609-615. 2018. 02. 024
doi : 10 . 15 243 / j dmlm. 2 016 . 034 . 609 [10] Muhammad Sabiu Suleiman, Oliver
[2] Sanyal T. (2017) Pengendalian Erosi Tanah Vivian Wasonga, Judith Syombua Mbau dan
Akibat Hujan dan Angin dengan Geotekstil Yazan Ahmed Elhadi (2017) Analisis spasial dan
Rami., Geotekstil Rami dan Aplikasinya dalam temporal perubahan tutupan hutan di Falgore
Game Reserve di Kano, Nigeria.
Teknik Sipil. Perkembangan Teknik Geoteknik.
Ekologis Proses 6:11., DOI
Springer, Singapura, hal 41-63
10.1186/s13717-017-0078-4
[3] Antoine Le Quéré, Nisha Tak, Hukam Singh
[11]David Hernando, Manuel G. Romana, (2015)
Gehlot, Celine Lavire, Thibault Meyer, David
Pengembangan Sistem Klasifikasi Erosi Tanah
Chapulliot, Sonam Rathi, Ilham Sakrouhi,
untuk Lereng Potong dan Isi. terjemahan
Guadalupe Rocha, Marine Rohmer, Dany
infrastruktur. Geotek 2: 155-166., DOI
Severac, Abdelkarim Filali-Maltouf dan Jose-
10.1007/s40515-015-0024-9
Antonio Munif (2017) Genom
[12]Lei lei Wen, Fenli Zheng, Haiou Shen, Feng
karakterisasi Ensifer aridi, usulan spesies baru
Bian, Yiliang Jiang (2015) Intensitas curah
rhizobium pengikat nitrogen yang ditemukan
hujan dan efek laju aliran pada erosi tanah
dari gurun Asia, Afrika, dan Amerika., Doi:
lereng bukit di wilayah Mol lisol di Cina Timur
10.1186/s12864-016-3447-y
Laut. Nat Hazards 79 : 381-385., doi . org/
[4] Kalibová, J., Petrů, J. & Jačka, L. Environ Earth Sci
10.1007/ s11069 -015-1847-y
(2017) hlm. 76-429.doi.org/10.1007/
[13]Vibhash Ranjan, Phalguni Sen, Dheeraj Kumar,
s12665017-6746-y
Arjun Sarsawat (2015) Tinjauan tentang stabilisasi
[5] Aafaf El Jazouli, Ahmed Barakat, Abdessamad
lereng timbunan dengan revegetasi dengan
Ghafiri, Saida El Moutaki, Abderrahim Ettaqy,
mengacu pada tanaman asli. Proses Ekologis
Rida Khellouk, (2017) Erosi tanah dimodelkan
4:14., doi 10.1186/s13717-015-0041-1
dengan USLE, GIS, dan penginderaan jauh:
[14]Mervin M. Cereno, Fibor J. Tan dan Francis
studi kasus DAS Ikkour di Atlas Tengah
Aldrine A. Uy (2015) Gabungan
(Maroko) Geosci. Lett., doi 10.1186/
Hydroseeding dan Perkuatan Coconet untuk
s40562017-0091-6
Pengendalian Erosi Tanah., Institut Teknologi
[6] Tung gia pham, Jan Degener, Martin kappas
Mapua Filipina., 11 Maret 2015
(2018) Integrasi persamaan kehilangan tanah
[15]Moreno-Ramon, H., Quizembe, SJ, dan Ibanez-
universal (USLE) dan Sistem Informasi
Asensio, S. (2014) Mulsa sekam kopi pada erosi
Geografis (GIS) untuk estimasi erosi tanah di
dan limpasan tanah, pengalaman dalam
A Sap Basin: Vietnam Tengah. ISWCR, Vol.6 :
percobaan simulasi curah hujan, Solid Earth, 5,
99-110., doi. org/ 10.1016/ j.iswcr. 2018. 01. 001
851–862, doi: 10.5194/se-5-851-2014.
[7] Asma Belasri, Abdellah Lakhouili (2016)
Estimasi Risiko Erosi Tanah Menggunakan
Universal Soil Loss Equation (USLE) dan
Teknologi GeoInformation di DAS Oued El
Makhazine, Maroko. Jurnal Geografis Hak Cipta © Int. J. dari GEOMATE. Semua hak dilindungi
Informasi Sistem, Vol.08, 98-107., undang-undang, termasuk pembuatan salinan kecuali
doi 10.4236/ jgis. 2016. 81010 izin diperoleh dari pemilik hak cipta.