Anda di halaman 1dari 4

STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

a.Strategi Global Menurut WHO, 1984

Advokasi : kegiatan yang ditujkan kepada pembuat keputusan (decission makers) atau penentu
kebijakan (policy makers) baik dibidang kesehatan maupun sektor lain diluar kesehatan, yang
mempunyai pengaruh terhadap publik.

Dukungan sosial (social support): kegiatan yang ditujukan kepada para tokoh masyarakat, baik formal
(guru, lurah, camat, petugas kesehatan dan sebagainya) maupun informal (tokoh agama, dan
sebagainya) yang mempunyai pengaruh di masyarakat.

Pemberdayaan Masyarakat (empowerment): pemberdayaan ini ditujukan kepada masyarakat langsung,


sebagi sasaran primer promosi kesehatan. Tujuanya agar masyarakat memiliki kemampuan dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. (Notoatmojo, Soekijo. (2003).

b.Strategi Promosi Kesehatan berdasar Piagam Ottawa

Konferensi International Promosi Kesehatan di Ottawa Canada tahun 1986 menghasilkan piagam Ottawa
(Ottawa Charter), dan salah satu rumusanya adalah strategi promosi kesehatan yang dikelompokan
menjadi lima butir: (Notoatmojo, Soekijo. (2003).

Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy)

Lingkungan yang mendukung (supportive environment)

Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)

Ketrampilan individu (personal skill)

Gerakan masyarakat (community action)

Kegiatan Berbasis Masyarakat dalam Promosi Kesehatan

Kegiatan masyarakat dalam promosi kesehatan berarti kegiatan yang secara langsung melibatkan ahli
promosi kesehatan bekerja dengan publik yang akan membuat mereka mampu mengendalikan dan
memperbaiki kesehatanya.

Prinsip prinsip kegiatan berdasarkan kebutuhan masyarakat ada empat dasar, yaitu: (Ewles, Linda, Ina
Simmet (1994).

Sentralisasi masyarakat
Peran pekerja Kesehatan Masyarakat sebagi fasilitator

Pentingnya menyampaikan ketidakadilan

Sebuah gambaran luas mengenai kesehatan

MODEL MODEL PENDEKATAN (APROACH MODEL)

a.Health Belief Model (HBM)

Health Belief Model merupakan model kognitif, yang berarti bahwa khususnya proses kognitif,
dipengaruhi oleh informasi dari lingkungan, termasuk hitungan. Menurut HBM, kemungkinan individu
akan melakukan tindakan pencegahan tergantung secara langsung pada hasil dari dua keyakinan atau
penilaian kesehatan (health beliefs) yaitu ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat
of injury or illness) dan pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian (benefits and costs)

Gambar: II-1: Health Belief Model. Sumber: Smet (1994, hal: 160)

Penilaian pertama adalah ancaman yang dirasakan terhadap resiko yang akan muncul. Hal ini mengacu
pada sejauh mana seseorang berpikir penyakit atau kesakitan betul betul merupakan ancaman kepada
dirinya. Asumsinya adalah bahwa bila ancaman yang dirasakan tersebut meningkat maka perilaku
pencegahan akan meningkat juga. (Bart, Smert (1994).

b.Theory of Reasoned Action (TRA)

Theory of Reasoned Action atau Behavioral Intention Theory dari Ajzen dan Fishbein, menggunakan
pendekatan kognitif juga, dan didasari ide bahwa “..humans are reasonable animals who, in deciding
what action to take, systematically process and utilize the information available to them...”. tetapi
kebalikan dengan HBM, TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum.
Gambar: II-2: Theory of Reasoned Action (Fishbein & Ajzen)

Sumber: Smet (1994, hal: 165)

Teori ini menghubungkan keyakinan (beliefs), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku. Intensi
merupakan prediktor terbaik dari perilaku. Jika ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang,
cara terbaik untuk meramalkan adalah mengetahui intensi orang tersebut. (Bart, Smert (1994).

c.Model Pemberdayaan Masyarakat

Prinsip pemberdayaan masyarakat :

Menumbuh kembangkan potensi masyarakat

Menumbuhkan kontribusi masyarakat dalam upaya kesehatan

Mengembangkan kegiatan kegotongroyongan di masyarakat

Bekerja bersama masyarakat

Promosi, pendidikan dan pelatihan dengan sebanyak mungkin menggunakan dan memanfaatkan potensi
setempat

Upaya dilakukan secara kemitraan dengan berbagai pihak

Desentralisai: sesuai dengan keadaan dan budaya setempat. (Departemen Kesehatan RI. (2002).

Berbagai model / bentuk pemberdayaan masyarakat:

Pemberdayaan pimpinan masyarakat (community leaders), misalnya melalui sarasean.

Pengembangan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (Community organization) misalnya


Posyandu, Polindes, Pokjanal DBD

Pemberdayaan pendanaan masyarakat (Community fund) misalnya dana sehat, jamnan pemeliharaan
kesehatan masyarakat (JPKM)

Pemberdayaan sarana masyarakat (Community material) misalnya membangun sumur, jamban


keluarga.
Peningkatan pengetahuan masyarakat (Community knowledge) misalnya lomba asah trampil, lomba
lukis anak anak

Pengembangan teknologi tepat guna (Community technology) misalnya penyederhanaan deteksi dini
kanker, ISPA

Peningkatan manajemen / proses pengambilan keputusan (Community decision maker) misalnya


pendekatan edukati, manajemen ARIF. (Departemen Kesehatan RI. (2002).

3. Dampak positif:

1.menyehatkan masyarakat

2, masyarakat lebih tahu tentang hidup sehat dan tidak sehat.

3.masyarrakat bisa menjadi pribadi yang lebih peduli lingkungan hidup sehat,

dampak negatif:

1,kalau masyarakat tidak di ajarkan kesehatan masyarakat akan kesulitan hidup dgn pola hidup bersih
dan sehat

2, penyakit merajalela

3,lingkungan menjadi kotor karena ulah masyarakat yg tidak tau kesehatan

Simak lebih lanjut di Brainly.co.id - https://brainly.co.id/tugas/13800572#readmore

Anda mungkin juga menyukai