Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

PERATURAN KETENAGAKERJAAN: PERATURAN MENTERI


TENAGA KERJA NOMOR 2,5, 16 DAN PP NOMOR 35 TAHUN 2021

DOSEN PEMBIMBING :

ESTI SORENA, SKM., M. KES

OLEH:

KELOMPOK 2

1. Julasmi Eduwan
2. Tiary Novalia
3. Anggraini
4. Nurkartika

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGERAHUAN ALAM

UNIVERSITAS BENGKULU

2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa karena berkat
rahmatnya lah makalah ini dapat terselesaikan tepat pada tenggang waktu yang telah
ditentukan. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih, kepada dosen pembimbing ibu
Esti Sorena, Skm.,M.Kes yang telah mengarahkan, membimbing dan memberikan
masukan demi terselesaikannya makalah ini dan juga demi kematangan materi yang kami
bahas dalam makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih adanya kesalahan
dan kekurangan dalam pembahasan materi di makalah ini. Oleh karena itu, penulis
mengharakan adanya kritikan, serta saran yang positif dari seluruh pembaca, agar makalah
dapat berdaya guna dimasa yang akan datang.

16 September 2021

Kelompok 2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang........................................................................................................
B. Tujuan ....................................................................................................................
C. Manfaat..................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
2021.........................................................................................................................
B. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2021.........................................................................................................................
C. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2021.........................................................................................................................
D. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021...................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
A. Kesimpulan............................................................................................................
DAFTAR PUSTAK...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untukmenjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah
tenagakerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh
terhadapfaktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (K3) agar tidak
menjadikanhal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan
banyakdikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan
pengawas(K3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat
memasukiruang kerja agar mendeteksi secara dini kesehatan pekerja saat akan
memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalamli
ngkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehatseseorang
baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatukeadaan dimana
para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itudalam menggunakan
mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempatkerja dan lingkungannya
juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani
dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka
produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan. Masalah kesehatan adalah suatu
masalah yang kompleks, yang saling berkaitan denganmasalah-masalah lain di luar
kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yangmempengaruhi kesehatan, baik kesehatan
individu maupun kesehatan masyarakat,antara lain: keturunan, lingkungan,
perilaku, dan pelayanan kesehatan.
Dalam penjelasan peraturan mentri tenaga kerja nomor 2 Tahun 2021
membahas tentang pelaksanaan pengupahan pada industri padat karya tertentu
dalam masa pandemi corona virus disease 2019 (covid-19).
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2021 tentang tata cara penyelenggaraan program jaminan kecelakan kerja (JKK),
Jaminan kematian (JKM), dan Jaminan Hari Tua (JHT).
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2021 membahas tentang perubahan atas peraturan menteri
ketenagakerjaan nomor 14 tahun 2020 tentang pedoman pemberian bantuan
pemerintah berupa subsidi gaji/upah bagi pekerja/buruh dalam penanganan
dampak corona virus disease 2019 (covid-19). Terdiri atas 12 pasal.
Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2021  tentang Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu (PKWT), Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat dan PHK
adalah aturan pemerintah untuk melaksanakan ketentuan Pasal 81 dan Pasal 185
huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, Peraturan
Pemerintah Nomor 35 tahun mulai berlaku sejak tanggal yaitu tanggal 2 Februari
2021. PP 35 tahun 2021 terdiri atas 9 BAB dan 66 pasal.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui peraturan ketenagakerjaan : peraturan menteri tenaga kerja
nomor 2, 5, 16 dan pp nomor 35 tahun.

C. Manfaat
1. Agar mengetahui peraturan ketenagakerjaan : peraturan menteri tenaga kerja
nomor 2, 5, 16 dan pp nomor 35 tahun.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2021


Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2021 membahas
tentang pelaksanaan pengupahan pada industri padat karya tertentu dalam masa pandemi
corona virus disease 2019 (covid-19).
Menimbang:
a. bahwa pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) berdampak pada
pertumbuhan ekonomi dan kemampuan perusahaan industri padat karya tertentu dalam
memenuhi hak pekerja/buruh termasuk membayar upah serta kelangsungan bekerja
pekerja/buruh;
b. bahwa untuk menjaga pemenuhan hak atas upah pekerja/buruh dan kelangsungan
bekerja serta kelangsungan usaha pada industri padat karya tertentu, perlu pengaturan
khusus mengenai pelaksanaan pengupahan di industri padat karya tertentu akibat
pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b,
perlu menetapkan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan tentang Pelaksanaan
Pengupahan pada Industri Padat Karya Tertentu dalam Masa Pandemi Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19).

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN TENTANG PELAKSANAAN


PENGUPAHAN PADA INDUSTRI PADAT KARYA TERTENTU DALAM MASA
PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19).

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
2. Upah adalah hak Pekerja/Buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang
sebagai imbalan dari Pengusaha atau pemberi kerja kepada Pekerja/Buruh yang
ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan
perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi Pekerja/Buruh dan keluarganya atas
suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
3. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima Upah atau imbalan
dalam bentuk lain.
4. Pengusaha adalah:
a. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu
Perusahaan milik sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan Perusahaan bukan miliknya;
c. orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia
mewakili Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b yang
berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
5. Perusahaan adalah:
a. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang perseorangan,
milik persekutuan, atau milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik
negara yang mempekerjakan Pekerja/Buruh dengan membayar Upah atau imbalan
dalam bentuk lain;
b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain yang mempunyai pengurus dan
memperkerjakan orang lain dengan membayar Upah atau imbalan dalam bentuk
lain.

Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan pelindungan dan
mempertahankan kelangsungan bekerja Pekerja/Buruh serta menjaga
kelangsungan usaha pada industri padat karya tertentu selama pemulihan ekonomi
nasional pada masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).

Pasal 3
1. Industri padat karya tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 memiliki
kriteria:
a. Pekerja/Buruh paling sedikit 200 (dua ratus) orang; dan
b. persentase biaya tenaga kerja dalam biaya produksi paling sedikit sebesar 15%
(lima belas persen).
2. Industri padat karya tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. industri makanan, minuman, dan tembakau;
b. industri tekstil dan pakaian jadi;
c. industri kulit dan barang kulit;
d. industry alas kaki
e. industry mainan anak, dan
f. industry furnitur

Pasal 4
1. Pemerintah menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan pengupahan pada
industri padat karya tertentu dalam masa pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional dan produktivitas,
serta untuk mewujudkan pelindungan Pekerja/Buruh dan kelangsungan usaha.
2. lingkup pelaksanaan pengupahan pada industri padat karya tertentu dalam masa
pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) meliputi:
a. Perusahaan yang terdampak pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19);
b. penyesuaian besaran dan cara pembayaran Upah; dan
c. mekanisme kesepakatan.

Pasal 5
1. Perusahaan yang terdampak pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
merupakan Perusahaan industri padat karya tertentu yang melakukan pembatasan
kegiatan usaha akibat kebijakan pemerintah dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
2. Pembatasan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan
sebagian atau seluruh Pekerja/Buruh tidak masuk bekerja dan mempengaruhi
kemampuan Perusahaan dalam membayar Upah.

Pasal 6
1. Bagi Perusahaan industri padat karya tertentu yang terdampak pandemi Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) dapat melakukan penyesuaian besaran dan cara
pembayaran Upah Pekerja/Buruh.
2. Penyesuaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan
kesepakatan antara Pengusaha dengan Pekerja/Buruh.

Pasal 7
1. Kesepakatan Pengusaha dan Pekerja/Buruh dilakukan secara musyawarah yang
dilandasi kekeluargaan,transparansi, dan itikad baik.
2. Kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat secara tertulis dan paling
sedikit memuat:
a. besaran Upah;
b. cara pembayaran Upah; dan
c. jangka waktu berlakunya kesepakatan paling lama tanggal 31 Desember 2021.

3. Pengusaha menyampaikan hasil kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


kepada Pekerja/Buruh.
Pasal 8
1. Besaran Upah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a tidak berlaku
sebagai dasar perhitungan iuran dan manfaat jaminan sosial, kompensasi
pemutusan hubungan kerja, dan hak-hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan hak-hak Pekerja/Buruh
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menggunakan nilai Upah sebelum
penyesuaian Upah berdasarkan kesepakatan.

Pasal 9
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan sampai dengan
tanggal 31 Desember 2021. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.

B. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021


TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN
KECELAKAAN KERJA (JKK), JAMINAN KEMATIAN (JKM), DAN JAMINAN
HARI TUA (JHT).
a. Pada BAB I membahas tentang ketentuan umum yang terdiri dari 40 pasal.
b. Pada BAB II membahas tentang tata cara pendaftaran, pelaporan dan penetapan
jaminan bagi peserta penerima upah.
c. BAB III membahas tata cara pendaftaran, pembayaran iuran, pelaporan dan
penetapan jaminan bagi peserta bukan penerima upah
d. BAB IV tata cara pendaftaran, pembayaran iuran, pelaporan dan penetapan
jaminan bagi pekerja harian lepas, borongan, dan perjanjian kerja waktu tertentu pada
sektor usaha jasa konstruksi
e. Pada BAB V membahas tentang TATA CARA PEMBERIAN MANFAAT JKK
DAN JKM
f. Adapun manfaat JKK adalah berupa uang tunai dan atau pelayanan kesehatan yang
diberikan pada saat peserta mengalami keccelakaan kerja. Sedangkan manfaat JKM
adalah berupa uang tunai yang diberikan kepada ahli waris ketika peserta meninggal
dunia, bukan akibat kecelakaan kerja.
g. BAB VI MEMBAHAS TENTANG PENYELESAIAN PERBEDAAN
PENDAPAT DALAM PROGRAM JKK
h. BAB VII MEMBAHAS TENTANG PERTIMBANGAN MEDIS DAN
MEKANISME KERJA DOKTER PENASIHAT
i. BAB VIII MEMBAHAS TENTANG PENYAMPAIAN DAN PENANGANAN
PENGADUAN, maksudnya adalah jika Ada pesrta yang tidak puas dari penangan
yang diberikan fasilitas kesehatan, peserta berhak membuat pengaduan.

C. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia


Nomor 16 Tahun 2021

MEMBAHAS TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI


KETENAGAKERJAAN NOMOR 14 TAHUN 2020 TENTANG PEDOMAN
PEMBERIAN BANTUAN PEMERINTAH BERUPA SUBSIDI GAJI/UPAH BAGI
PEKERJA / BURUH DALAM PENANGANAN DAMPAK CORONA VIRUS DISEASE
2019 (COVID-19)

• TERDIRI ATAS 12 PASAL

D. Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun 2021 

PP 35 tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), Alih Daya,
Waktu Kerja dan Waktu Istirahat dan PHK adalah aturan pemerintah untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 81 dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Cipta Kerja, Peraturan Pemerintah Nomor 35 tahun mulai berlaku sejak tanggal yaitu
tanggal 2 Februari 2021. PP 35 tahun 2021 terdiri atas 9 BAB dan 66 pasal

PP 35 tahun 2021 merupakan jawaban tantangan di atas untuk menjembatani


permasalahan dan isu-isu strategis mengenai Hubungan Kerja yang meliputi pengaturan
pelaksanaan PKWT dan pelindungan Pekerja/Buruh didalamnya, termasuk Pekerja/Buruh
PKWT yang dipekerjakan dalam kegiatan alih daya, pengaturan waktu kerja dan waktu
istirahat bagi Pekerja/Buruh, utamanya pada sektor-sektor usaha dan jenis pekerjaan
tertentu yang menekankan pada aspek keselamatan dan kesehatan kerja serta pengaturan
mengenai mekanisme Pemutusan Hubungan Kerja, termasuk bagaimana memastikan
adanya pemenuhan hak bagi Pekerja/Buruh yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja.
Kebijakan dalam regulasi ketenagakerjaan dalam PP 35 tahun adalah tentang
PKWT berdasarkan jangka waktu atau selesainya pekerjaan tertentu; jenis dan sifat atau
kegiatan pekerjaan, jangka waktu, dan batas waktu perpanjangan PKWT; uang
kompensasi bagi Pekerja/Buruh PKWT; pelindungan Pekerja/Buruh dan perizinan
berusaha pada kegiatan alih daya; waktu kerja pada sektor usaha atau pekerjaan tertentu;
Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja Lembur; batasan Perusahaan tertentu yang dapat
menerapkan istirahat panjang; tata cara Pemutusan Hubungan Kerja; dan pemberian uang
pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2021
membahas tentang pelaksanaan pengupahan pada industri padat karya tertentu
dalam masa pandemi corona virus disease 2019 (covid-19).
2. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2021
tentang tata cara penyelenggaraan program jaminan kecelakaan kerja (JKK),
jaminan kematian(JKM), dan jaminan hari tua (JHT).

Daftar Pustaka

www.hukumonline.com/pusatdata

Anda mungkin juga menyukai