Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN AKHIR

RANCANG BANGUN KERANGKA MESIN PENCAMPUR

ADONAN SOSIS AYAM BERKAPASITAS 10 KG

OLEH :

M.FAIZAL MAHENDRA

NIM 1931243095

DOSEN PEMBIMBING :

DANI IRAWAN, S.Pd., M.Pd.

NIDN 0721129001

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN

PSDKU POLINEMA DI KOTA KEDIRI

POLITEKNIK NEGERI MALANG

KEDIRI
2021

ii
LAPORAN AKHIR

RANCANG BANGUN KERANGKA MESIN PENCAMPUR ADONAN


SOSIS AYAM BERKAPASITAS 10 KG

OLEH:
M.FAIZAL MAHENDRA
NIM 1931243095

DOSEN PEMBIMBING:
DANI IRAWAN, S.Pd., M.Pd.
NIDN 0721129001

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN

PSDKU POLINEMA DI KOTA KEDIRI

POLITEKNIK NEGERI MALANG

KEDIRI

2021

i
ii
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Akhir dengan Judul:


RANCANG BANGUN KERANGKA MESIN PENCAMPUR ADONAN
SOSIS AYAM BERKAPASITAS 10 KG

Laporan Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar A.Md. pada
Program Studi D-III Teknik Mesin
Politeknik Negeri Malang

Oleh :
M.FAIZAL MAHENDRA
NIM 1931243095

Tanggal ujian:
16 juli 2021

Disetujui oleh Dewan Penguji :


1. Dani Irawan, S.Pd, M.Pd. (Pembimbing)
NIDN. 0721129001
2. Riswan Eko Wahyu S, S.Pd., M.T. (Penguji 1)
NIDN. 0708097901
3. Moch Wisnu Arif Sektiono, S.Si., M.Si. (Penguji 2)

Mengetahui Menyetujui,
Koordinator Ketua Program Studi
PSDKU Polinema di Kota Kediri D III Teknik Mesin

Dandung Novianto, S.T., M.T. Maskuri, S.T., M.T.


NIP. 196411051990031003 NIP.195705231984031001

iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : M.FAIZAL MAHENDRA
NIM :1931243095
Prodi : D-III Teknik Mesin
Judul LA : Rancang Bangun Kerangka Mesin Pencampur Adonan Sosis
Ayam Berkapasitas 10 kg.

Menyatakan bahwa Laporan Akhir Studi tahun akademik 2020/2021 dengan judul
tersebut, saya susun berdasarkan norma akademik dan bukan merupakan hasil
plagiasi. Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, dan apabila ternyata
di kemudian hari terbukti saya melanggar pernyataan saya ini, saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku

Kediri,16 juli 2021.


Yang membuat pernyataan,

M.Faizal Mahendra
NIM. 1931243095

iv
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur penulis panjatkan kehadirat allah


SWT atas nikmat yang diberikan berupa kesehatan, kesempatan,
kemampuan serta pengetahuan dalam penulisan laporan akhir
dengan judul Rancang Bangun Kerangka Mesin Pencampur Adonan
Sosis Ayam Berkapasitas 10 Kg Selain itu, penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak berikut:
1. Bapak Drs. Awan Setiawan, M.M., Direktur Politeknik Negeri
Malang.
2. Bapak Dandung Novianto, S.T,. M.T., Koordinator PSDKU Polinema
Kota Kediri.
3. Bapak Maskuri, S.T., M.T., Ketua Program Studi D III Teknik Mesin.
4. Bapak Dani Irawan, S.Pd., M,Pd., Dosen Pembimbing. yang sangat
membantu penulisan laporan akhir ini yang telah meluangkan waktu,
tenaga dan pikirannya untuk membimbing, mengarahkan, serta
nasehat yang sangat membantu penulisan laporan akhir ini.
5. Bapak Riswan Eko Wahyu S, S.Pd., M.T., Dosen Penguji 1.
6. Bapak Moch Wisnu Arif Sektiono, S.Si., M.Si., Dosen Penguji 2.

7. Seluruh Dosen Pengajar Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang di


Kota Kediri.
8. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan. baik doa maupun
materi untuk keberhasilan di dalam perkuliahan.
9. Teman-teman mahasiswa Jurusan Teknik Mesin

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan akhir ini


masih terdapat kekurangan sehingga demi kesempurnaan laporan
akhir, penulis menerima kritik dan saran yang membangun untuk
menyempurnakan laporan akhir ini. Semoga laporan akhir ini dapat
bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkan.
Kediri,16 Juli 2021.
Penulis

v
M.Faizal Mahendra
NIM. 1931243095

vi
HALAMAN MOTTO

“ KEHIDUPAN YANG BESAR DIMULAI DARI KEINGINAN YANG BESAR BAGI


MEREKA YANG YAKIN PERCAYA DIRI DAN BERUSAHA KERAS MEWUJUDKAN “

vii
RANCANG BANGUN KERANGKA MESIN PENCAMPUR ADONAN
SOSIS AYAM BERKAPASITAS 10 KG

Nama : M Faizal Mahendra


Pembimbing : Dani Irawan. S.Pd., M,Pd

ABSTRAK

Sosis ayam merupakan makanan cepat saji atau junk food


salah satu makanan yang bisa di kategorikan sebagai jajanan pasar
ini mudah di dapat dan terjangkau. Mesin pencampur adonan sosis
ayam berkapasitas 10 kg merupakan alat produksi yang
memanfaatkan energy listrik menjadi energy gerak sebagai proses
produksinya.
Dari pembahasan dan perhitungan tersebut didapatkan bahwa
beban yang diterima oleh rangka yaitu semua bagian dari mesin dan
beban produksi. Bahan yang digunakan untuk pembuatan rangka
mesin ini menggunakan besi siku dengan ukuran 40mm X 40mm
dengan ketebalan 2mm dan besi hollow jenis BJ34 dengan dimensi
40 mm X 40mm dan ketebalan 2mm. penyambungan menggunakan
las SMAW dengan jenis elektroda E6013 RB - 26
Dalam perencanaan pembuatan mesin pencampur adonan
sosis ayam diperlukan rangka untuk menopang semua beban
yaitu:beban motor listrik,pulley besar dan kecil,v-belt,poros dan
bantalan,mata pengaduk,dan wadah adonan. Untuk membuat rangka
tersebut efektif dan efisien maka diperlukan perhitungan dalam
pembuatanya menggunakan teori Elemen Mesin.

Kata Kunci : motor listrik, pulley, v-belt, poros bantalan, mata pengaduk, wadah

viii
DESIGN AND CONSTRUCTION OF CHICKEN SAUSAGE DOUGH
MIXING MACHINE FRAME 10 KG CAPACITY

Name : M Faizal Mahendra


Supervisor : Dani Irawan. S.Pd., M,Pd

ABSTRACT

Chicken sausage is fast food or junk food, one of the foods


that can be categorized as market snacks is easy to get and
affordable. Chicken sausage dough mixing machine with a capacity
of 10 kg is a production tool that utilizes electrical energy into
motion energy as the production process.
From the discussion and calculation, it is found that the load
received by the frame is all parts of the machine and the production
load. The material used for the manufacture of this machine frame
uses angle iron with a size of 40mm X 40mm with a thickness of
2mm and BJ34 hollow iron with dimensions of 40mm X 40mm and
a thickness of 2mm. splicing using SMAW welding with electrode
type E6013 RB – 26.
In planning the making of a chicken sausage dough mixing
machine, a framework is needed to support all loads, namely:
electric motor loads, large and small pulleys, v-belts, shafts and
bearings, stirring eyes, and dough containers. To make the
framework effective and efficient, calculations are needed in its
manufacture using the theory of Machine Elements.

Keywords : electric motor, pulley, v-belt, bearing shaft, stirring eye, container

ix
x
DAFTAR ISI

LAPORAN AKHIR................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.............................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
HALAMAN MOTTO............................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vi
ABSTRACT..........................................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3. Batasan Masalah.................................................................................2
1.4. Tujuan Penulisan.................................................................................2
1.5. Manfaat Penulisan...............................................................................3
1.6. Metode Penyusunan............................................................................3
1.7. Sistematika Penulisan.........................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
2.1. Penelitian Terdahulu...........................................................................6
2.1.1. Dasar Teori Sosis Ayam.........................................................7
2.1.2. Bahan Utama Pembuatan Sosis Ayam...................................8
2.1.3. Proses Pembuatan Sosis Ayam.............................................10
2.2. Definisi Rangka Mesin Pencampur Adonan Sosis Ayam.................12
2.3. Perencanaan Rangka.........................................................................13
2.3.1. Pemilihan Bahan...................................................................13
2.3.2. Hukum Kesetimbangan Gaya...............................................16
2.3.3. Konsep Tegangan.................................................................18
2.4. Perhitungan Rangka..........................................................................20
2.4.1. Perhitungan Sambungan Las................................................21
2.4.2. Kekuatan Sambungan las Fillet............................................27
2.4.3. Perhitungan Sambungan Mur Baut......................................27
BAB III PEMBAHASAN....................................................................................31
3.1. Metode Pelaksanaan..........................................................................31
3.1.1. Diagram Alir.........................................................................31
3.1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan...........................................35
3.2. Mesin Pencampur Adonan Sosis Ayam............................................36
3.2.1. Bagian-Bagian Mesin Pencampur Adonan Sosis Ayam......36
3.2.2. Prinsip Dan Cara Kerja Mesin..............................................37
3.2.3. Keuntungan Mesin Pencampur Adonan Sosis Ayam...........38
3.3. Pembahasan.......................................................................................38
3.3.1. Data Awal Perhitungan.........................................................38
3.3.2. Desain Mesin........................................................................39
3.3.3. Pemilihan Bahan...................................................................40
3.3.4. Perhitungan Kekuatan Bahan Rangka..................................41
3.3.5. Perhitungan rangka...............................................................43
3.3.6. Simulasi Pembebanan Solidwork.........................................65
3.3.7. Pembuatan dan Perakitan Mesin..........................................66
BAB IV PENUTUP..............................................................................................67
4.1. Kesimpulan.......................................................................................67
4.2 Saran..................................................................................................67
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................68
LAMPIRAN..........................................................................................................69
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Gambar Dimensi Rangka Mesin.......................................................13


Gambar 2.2. Penampang Besi Siku........................................................................14
Gambar 2.3. Penampang Pada Besi Hollow..........................................................16
Gambar 2.4. Sambungan Las.................................................................................20
Gambar 2.5. Tipe Las Sudut..................................................................................22
Gambar 2.6. Tipe Las Butt Joint............................................................................22
Gambar 2.7. Penjelasan 4 Sisi................................................................................22
Gambar 2.8. Pengelasan 3 sisi...............................................................................23
Gambar 2.9. Pengelasan 2 sisi...............................................................................24
Gambar 2.10. Pengelasan (Puntir).........................................................................25
Gambar 2.11. Pengelasan (Bending)......................................................................26
Gambar 2.12. Bagian-Bagian Baut........................................................................28
Gambar 2.13. Keterangan Bagian Baut.................................................................28
Gambar 2.14. Jenis-Jenis Baut...............................................................................29
YGambar 3.1. Diagram Alir Metode Pelaksanaan.................................................31
Gambar 3.2. Desain Mesin Pencampur Adonan....................................................36
Gambar 3.3. Komponen Mesin Adonan Sosis.......................................................39
Gambar 3.4. Komponen Rangka Mesin Adonan Sosis..........................................40
Gambar 3.5. Besi L................................................................................................41
Gambar 3.6. Besi Hollow.......................................................................................41
Gambar 3.7. Dimensi Besi hollow.........................................................................42
Gambar 3.8. Pembebanan Tumpuan Motor Listri.................................................44
Gambar 3.9. Ukuran Balok Penumpu....................................................................45
Gambar 3.10. Pembebanan Gaya Luar Motor Listrik............................................45
Gambar 3.11. Pembebanan Tumpuan Pada Rangka..............................................46
Gambar 3.12. Ukuran Penumpu Transmisi............................................................47
Gambar 3.13. Pembebanan Gaya Luar Transmisi.................................................47
Gambar 3.14. Pembebanan Gaya Dalam Transmisi..............................................49
Gambar 3.15. Beban Penumpu Pengaduk..............................................................50
Gambar 3.16. Pembebanan Tabung Adonan.........................................................51
Gambar 3.17. Pembebanan Gaya Tabung Adonan................................................52
Gambar 3.18. Pembebanan Gaya Dalam Tabung Adonan....................................54
Gambar 3.19. Beban Keseluruan...........................................................................55
Gambar 3.20. Pembebanan Pada Mesin Titik A B................................................56
Gambar 3.21. Analisa Pembebanan Titik A B.......................................................59
Gambar 3.22. Nilai Safety Factor..........................................................................61
Gambar 3.23. Simulasi Pembeban.........................................................................66
DAFTAR TABEL

YTabel 2.1. Penelitian Terdahulu............................................................................7


Tabel 2.2. Harga Faktor Keamanan Beberapa Material.........................................19
Tabel 2.3. Properti Mekanik Beberapa Bahan Material.........................................21
Tabel 2.4. Ukuran Minimum Las Sudut................................................................21
YTabel 3.1. Waktu Pelaksanaan Tugas Akhir.......................................................35
Tabel 3.2. Dimensi Besi Siku L.............................................................................43
Tabel 3.3. Harga Beberapa Material......................................................................60
Tabel 3.4. Sifat Mekanis Baja Struktural...............................................................61
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Mesin Pencampur Adonan Sosis


Ayam.....................................68
Lampiran 2. Foto Produk Sosis
Ayam....................................................................69
Lampiran 3. Gambar Rangka 2D............................................................................70
Lampiran 4. Gambar Mesin
2D..............................................................................71
Lampiran 5. Riwayat Hidup...................................................................................72
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari hari kita mengenal berbagai makanan. Seperti

makanan pokok, makanan cepat saji, dan lain-lain. seiring berkembangnya jaman

kebutuhan makanan pokok semakin berkurang karena semakin beragam

kesibukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. dan muncullah

beragam makanan cepat saji yang memiliki kadar nutrisi dan karbohidrat tinggi

seperti sosis. salah satu makanan yang bisa di kategorikan sebagai jajanan pasar

ini. dengan harga yang terjangkau dan cukup mudah di cari, makanan ini juga

menjadi favorit jajanan anak-anak kecil pada masa pertumbuhannya.

Berdasarkan hal tersebut penulis akan merancang dan membuat sebuah

alat pencampur adonan sosis ayam dengan Tujuan penulis dalam menciptakan

inovasi teknologi ini supaya hasil yang di dapat lebih berkualitas dan kuantitas.

Setelah dilakukan observasi di UMKM SURYA FROOZEN FOOD merupakan

usaha mikro kecil menengah di bidang makanan yang beralamat di dusun

sukodono, desa kedung malang, kecamatan papar, kabupaten kediri yang proses

pembuatan masih secara manual yang bisa diringankan dengan menggunakan

tenaga motor listrik untuk menggerakkan pengaduk, pembuatan alat ini

merupakan pengembangan dari alat yang sudah banyak beredar di masyarakat

yang menggunakan mesin seperti mixer.

Mesin pencampur adonan sosis ayam berkapasitas 10 kg adalah suatu

mesin yang berfungsi untuk mencampur bahan adonan yang akan digunakan
sebagai bahan pembuatan sosis ayam. hasil dari pembuatan alat tersebut dapat

langsung dimanfaatkan oleh UD. SURYA FROOZEN FOOD pembuatan sosis

ayam ini untuk mempermudah proses pembuatan adonan yang masih manual

menjadi semi otomatis agar memudahkan pekerja dalam produktivitas agar lebih

maksimal dan dapat bersaing dengan industri-industri lain.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis membuat laporan

akhir studi dengan judul “Rancang Bangun Kerangka Mesin Pencampur Adonan

Sosis Ayam Berkapasitas 10 kg” dengan tidak membahas bagian transmisi, bagian

pengaduk dan perencanaan preventive maintenance.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan masalah

sebagai berikut adalah bagaimana pembuatan “Rancang Bangun Kerangka Mesin

Pencampur Adonan Sosis Ayam Berkapasitas 10 kg”

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka batasan-

batasan masalah yang diberikan adalah tidak membahas komponen lain dari

rancang bangun mesin pencampur adonan sosis berkapasitas 10 kg, meliputi :

1. Tidak membahas rancang bangun system transmisi.

2. Tidak membahas rancang bangun bagian pengaduk.

3. Tidak membahas perawatan preventive maintenance.

1.4. Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan laporan akhir ini yaitu:

“dapat merancang bangun kerangka mesin pencampur adonan sosis ayam

berkapasitas 10 kg”
1.5. Manfaat Penulisan

Hasil yang diharapkan dari pembuatan laporan akhir adalah sebagai berikut:

1. Bagi Mahasiswa

Dapat merancang dan membuat alat atau mesin pencampur adonan sosis

ayam dengan menerapkan ilmu yang di dapatkan dari perkuliahan.

2. Bagi Institusi

Dengan dibuatnya laporan ini diharapkan Politeknik Negeri Malang PSDKU

Kediri dapat terjalin dengan masyarakat luar. Selain itu dapat mengetahui hal

yang dibutuhkan di dunia kerja.

3. Bagi Masyarakat

Dengan adanya laporan itu diharapkan masyarakat mampu membuat atau

menggunakan mesin pencampur adonan sosis ayam berkapasitas 10 kg untuk

mengembangkan produktifitas sosis ayam.

1.6. Metode Penyusunan

Metode penyusunan yang dilakukan dalam pembuatan laporan akhir ini

adalah sebagai berikut:

1. Observasi yaitu metode pengamatan langsung ke UMKM untuk memperoleh

informasi mengenai data-data alat dan proses pengerjaan.

2. Studi literatur penyusun menyusun dasar teori meliputi :

identifikasi, permasalahan dan penyelesaian masalah yang didukung dengan

literatur-literatur, referensi dan data. dalam bentuk catatan, teori, dan praktek

yang di dapat selama di bangku perkuliahan maupun pengamatan langsung di

lapangan.
3. Konsultasi yaitu melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing dan dosen

lain mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan alat.

4. Diskusi yaitu dengan melakukan diskusi bersama rekan-rekan mahasiswa

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pembuatan alat.

1.7. Sistematika Penulisan

Dalam penulian laporan ini, untuk memudahkan penyelesaian masalah

yang, ada maka perlu disusun secara sistematis dan dibagi dalam beberapa bab,

pembagian bab tersebut adalah sebagai berikut:

1. BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat

penulisan, metode penyusunan, dan sistematika penulisan.

2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan teori-teori yang sesuai dengan kondisi alat yang

dibuat penelitian, sehingga dapat mencapai tujuan penulisan. sebagai bahan

untuk studi pustaka penulis menjadikan jurnal ilmiah, buku literature, dan

skripsi/tugas akhir untuk mendukung teori dari alat yang diteliti.

3. BAB III METODE DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menjadi dua bagian besar, bagian yang pertama yaitu

metode/rancangan kegiatan yang berisi tentang masalah pokok dan

pemecahannya, sedangkan bagian kedua yaitu memuat hasil dan pembahasan

yang berisi data tentang alat/objek tugas akhir yang digunakan penelitian

dengan merujuk kepada rumusan masalah pada bab 2.


4. BAB IV PENUTUP

Pada bab ini dibagi menjadi dua bagian, bagian yang pertama yaitu

kesimpulan yang berisi tentang kesimpulan dari hasil penulisan yang

dilakukan berdasarkan tujuan yang diinginkan, sedangkan bagian yang kedua

yaitu saran yang berisi tentang saran untuk penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian (Firdhani Faujiayah,dkk, 2020) dalam jurnal yang berjudul

perancangan rangka mesin pencacah cipuk (aci kerupuk) menerangkan tujuan

perancangan kontruksi rangka pada mesin pencacah kerupuk untuk meningkatkan

kapasitas produksi.

Studi terdahulu yang telah dilakukan peneliti bertujuan untuk merancang

suatu alat yang dapat membantu masyarakat sehingga dapat meningkatkan suatu

hasil produk serta mutunya (Daniel Tegar Pamungkas,dkk, 2019) dalam jurnal

yang berjudul perancangan sistem rangka pada mesin dodol Nanas. menerangkan

tentang membuat suatu desain struktur rangka pada mesin dodol nanas.

Pada studi terdahulu (Muhammad Syahrul Ramadhan,dkk, 2018) dalam

jurnal yang berjudul perancangan dan simulasi frame mobil gokart merangkan

perancangan frame gokart yang bertujuan untuk mendukung gaya berat, menahan

torsi dari mesin dan menahan beban kejut dari benturan.

Penelitian terdahulu mempermudahkan penulis dalam menentukan

langkah yang sistematis untuk penyusunan penelitian dari segi teori maupun

konsep, tinjauan pustaka harus mengemukakan hasil penelitian lain yang relevan

dalam pendekatan permasalahan penelitian: teori, konsep-konsep, analisa,

kesimpulan, kelemahan dan keunggulan pendekatan yang dilakukan orang lain.

Dalam penelitian, penulis harus belajar dari penelitian lain, untuk menghindari

duplikasi dan pengulangan penelitian atau kesalahan yang sama seperti yang
dibuat oleh peneliti sebelumnya. Berikut merupakan penelitian tedahulu:

Tabel 2.. Penelitian Terdahulu


No Judul Pengarang Hasil/Kesimpulan

1. perancangan rangka Firdhani Faujiayah, perancangan kontruksi


mesin pencacah aci dkk,2020. rangka pada mesin
kerupuk. pencacah kerupuk untuk
meningkatkan kapasitas
produksi.

2. Perancangan system Daniel Tegar membuat suatu desain


rangka pada mesin Pamungkas,dkk,2019. struktur rangka pada
dodol nanas. mesin dodol nanas.

3. Perancangan Rangka Muhammad Syahrul mendukung gaya berat,


Mesin Penggiling Ramadhan,dkk,2018. menahan torsi dari mesin
Adonan Pangsit dan menahan beban kejut
Kapasitas 80 kg/jam. dari benturan.

Sumber : Penulis, 2021.

2.1.1. Dasar Teori Sosis Ayam

Sosis atau sausage berasal dari kata salsus yang berarti menggiling dengan

garam, sesuai dengan namanya, sosis merupakan produk olahan daging yang

digiling.pada zaman dahulu, sosis dibuat dengan cara sederhana yaitu daging

digiling, dihaluskan, dicampur bumbu kemudian diaduk dengan lemak hingga

tercampur rata dan dimasukkan ke dalam selongsong. selongsong yang dipakai

pun masih alami yaitu usus hewan seperti usus sapi atau kambing.

Berbagai ragam sosis telah diproduksi dan pada umumnya dikenal dengan

nama asal kota ataupun daerah yang memproduksinya, seperti Berliner (berlin),
frankfunter (franfurt), bologna (bologna) dan lain lainya.

Saat ini dengan kemajuan teknologi sosis telah dibuat secara modern

dengan berbagai jenis dan ukuran. salami sausage berasal dari daerah salami.

sosis jenis ini merupakan bentuk daging giling yang kadang kadang dibiarkan

tidak halus sehingga bagian-bagian daginya masih terlihat. dikenal juga bologna

sausage dan frankfurter dimana kedua jenis sosis tersebut bertekstur lembut.

frankfurter lebih dikenal di jerman dengan nama wiener sausage. sedangkan di

amerika serikat dikenal dengan hot dog. berdasarkan tingkat kehalusan

penggilingan daging sosis dibedakan menjadi sosis daging giling dan sosis emulsi.

dalam sosis daging giling, daging tidak di haluskan sehingga masih terlihat serat-

serat daging yang belum hancur dan menghasilkan tekstur khas. sedangkan dalam

sosis emulsi daging digiling halus sampai berbentuk emulsi dengan lemak yang

ditambahkan .

Sosis juga sering diolah lebih lanjut dengan fermentasi bakteri asam

laktat.bakteri yang digunakan antara lain pedicoccus sp dan lactobacillus sp. sosis

fermentasi lebih dikenal dengan istilah dry sausage atau semi dry sausage. contoh

sosis jenis ini antara lain adalah salami sausage, papperson sausage, genoa

sausage. jenis ini biasanya dikonsumsi orang-orang bule dan jarang ditemui di

pasar Indonesia.

2.1.2. Bahan Utama Pembuatan Sosis Ayam

1. Daging Ayam

Memiliki ciri khusus yaitu warna keputihan/merah muda, mempunyai serat

daging yang halus dan panjang, konsistensi sedors diantara serat, daging

memiliki lemak berwarna putih kekuningan dan konsistensi lembek.


2. Tepung Tapioka

Tepung tapioca dalam industri pangan digunakan sebagai bahan pengental

dan pengikat dimana kemampuan sosis sebagai bahan restrukturisasi

ditentukan oleh kemampuan saling mengikat diantara bahan-bahan yang

digunakan, misalnya tepung tapioka yang mempunyai amilopektin tinggi,

tidak mudah mengumpal, daya lekatnya tinggi, tidak mudah pecah, atau rusak

dan mempunyai suhu gelatinasasi relative rendah.

3. Garam

Garam yang digunakan dalam pembuatan produk sosis adalah jenis garam

dapur (NaCI). garam tidak hanya berfungsi sebagai pembentuk flavor, namun

juga berpengaruh dalam pembentuka karakteristik fisik dari adonan. garam

mempunyai peran mempertahankan flavor dari bahan-bahan yang digunakan,

berfungsi sebagai pengikat adonan sehingga mengurangi kelengketan selain

itu, garam juga dapat membantu mencegah berkembangnya mikroba yang ada

dalam adonan.

4. Merica

Biji merica digunakan sebagai bumbu pemberi rasa aroma, karena rempah-

rempah dapat menyamarkan makanan dengan menutup rasa bagi makanan

yang kurang enak .selain itu juga beerfungsi sebagai pengawet.

5. Bahan Penyedap

Bahan penyedap yang digunakan sebagai pembangkit aroma dan cita rasa

pada makanan merupakan senyawa-senyawa sintetik.salah satu senyawa cita


rasa adalah monosodium glumate (MSG) yang merupakan garam natrium dari

asam glumat. MSG dibuat melalui proses fermentasi dari tetes-tetes tebu

(molasses) oleh bakteri.

6. Minyak Goreng

Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat

digunakan sebagai bahan pangan .minyak goreng mempunyai fungsi sebagai

media penghantar panas penambah rasa gurih, serta penambah nilai gizi dan

kalori pada bahan pangan yang digoreng.

7. Nitrit

Fungsi dari nitrit adalah menstabilkan warna dari jaringan untuk

mengkontribusi karakter dari daging curing untuk menghambat pertumbuhan

dari racun makanan dan mikroorganisme pembusuk, menghambat ketengikan.

Penggunaan nitrit dan nitrat dalam makanan (terutama produk daging)

dibatasi karena adanya efek meracuni dari zat tersebut.

2.1.3. Proses Pembuatan Sosis Ayam

1. Pemasakan Perebusan

Proses pemasakan bertujuan agar daging sosis menjadi matang

meningkatkan keempukan daging meningkatkan kekompakan struktur dging

karena terjadi koagulasi protein dan dehidrasi sebagian untuk memberikan

warna yang lebih menarik Karena denaturasi myoglobin pembentukan

nitrosihemokrom. pasterisasi sosis dan oleh karenanya memperpanjang masa

simpan produk sosis.

2. Penggilingan
Daging ayam dicincang sampai halus. tujuan dari pencincangan ini adalah

pengecian ukuran daging ayam hingga mencapai ukuran seragam guna

pembentukan emulsi pada produk sosis. kemudian daging yang telah digiling,

ditimbang beratnya untuk memudahkan pemberian bumbu-bumbu.

Pemberian Bumbu-Bumbu dan Pencampuran.

3. Pencampuran Bahan

Bahan yang digunakan untuk membuat sosis ayam dicampur sesuai

dengan kebutuhan untuk formula resepnya yaitu dengan proses penimbangan

masing-masing bahan. Proporsi masing-masing bahan tersebut akan

menghasilkan sifat reologis yang berbeda-beda tergantung formulanya. pada

tahap ini ada peluang untuk melakukan kreasi dan inovasi resep.

4. Stuffing

Stuffing merupakan tahap pengisian adonan sosis ayam ke dalam

selonsong yang bergantung pada tipe sosis, ukuran kemudahan proses,

penyimpanan serta permintaan konsumen.

5. Pengeringan

Pengeringan merupakan suatu metode untuk mengurangi /mengeluarkan

sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air tersebut dengan

menggunakan energy panas. biasanya kandungan air bahan dikurangi sampai

batas agar mikroba tidak dapat tumbuh di dalamnya. kadar air berpengaruh

terhadap tekstur.

6. Cooling

Merupakan suatu pembekuan yang paling mudah. Membutuhkan waktu

yang sedikit dan mampu menjaga daya tahan bahan maupun produk
pengolahan lebih lama. proses ini bertujuan untuk menjaga agar produk

makanan tetap awet dan mikroba pembusuk yang tidak mati ataupun sel

vegetatiifnya menjadi tidak aktif. suhu cooling biasanya berkisar antara 0°C-

5°C bila terlalu lebih dari 5°C dikuatirkan bakteri tetap bekerja dan bila kerja

enzim dari mikroba pathogen maupun pembusuk tetap aktif, maka akan

menyebabkan bahan pangan tersebut akan lebih cepat rusak, serta toksik

bahkan akan juga menyebabkan keracunan terhadap makanan tersebut.

2.2. Definisi Rangka Mesin Pencampur Adonan Sosis Ayam

Pada rancang bangun kerangka mesin pencampur adonan sosis ayam

berkapasitas 10 kg desain rangka dirancang seringkas mungkin untuk mengurangi

beban yang berlebih pada rangka, tapi dalam rancang bangun tetap

memperhitungkan segala aspek yang diperlukan. Selain itu dalam pembuatan

mesin ini juga mempertimbangkan proses perawatan sehingga desain rangka tidak

menyulitkan pembongkaran saat perawatan mesin.

A. Dimensi Rangka

Pada perancangan dimensi rangka mesin dan dari penelitian yang sudah

dilakukan maka dimensi rangka yang ringkas merupakan alternatif yang terbaik

untuk acuan pembuatan mesin pencampur adonan sosis ayam karena

memudahkan untuk pemindahan dan penempatan alat, dengan dimensi panjang

102 cm x lebar 1000mm x tinggi 137 cm memungkinkan penempatan mesin yang

tidak terlalu memakan tempat dan untuk pembuatnnya lebih mudah dan tidak

terlalu banyak penyambungan.

ditunjukan pada gambar 2.1 sebagai berikut:


Gambar 2.. Gambar Dimensi Rangka Mesin
Sumber : Penulis, 2021.
2.3. Perencanaan Rangka

Rangka berfungsi untuk menahan beban keseluruhan komponen-komponen

yang akan digunakan. Untuk itu rangka direncanakan agar mampu menahan beban

dan gaya saat mesin beroperasi. Dalam rangka biasanya mengalami pembebanan

yang di akibatkan komponen mesin dan menimbulkan gaya-gaya yang dapat

terjadi. Dalam pembuatan perencanaan rangka mesin pencampur adonan sosis

ayam berkapasitas 10 kg untuk dapat memperoleh hasil rangka aman saat

digunakan sehingga ada beberapa perhitungan antara lain:

a. Perhitungan momen kesetimbangan rangka.

b. Perhitungan sambungan las.

c. Perhitungan sambungan mur baut

2.3.1. Pemilihan Bahan

Dalam perencanaan rancang bangun rangka mesin pencampur adonan sosis

ayam berkapasitas 10 kg melalui tahapan pemilihan bahan rangka untuk

mendapatkan rancangan rangka yang sesuai dengan beban dan getaran yang

ditumpu rangka, Pemilihan profil besi sangat menentukan kekuatan rangka


terhadap beban yang ditumpu, sehingga pemilihan profil besi perlu dilakukan

dengan tepat. berikut macam profil besi yang umum digunakan pada perancangan

rangka:

1. Besi Profil Siku L

Besi profil siku L adalah batang besi dengan penampang sudut 90 derajat atau

siku-siku membentuk L dan merupakan salah satu bahan yang sering digunakan

dalam pembuatan rangka untuk pembuatan mesin. material yang juga dikenal

sebagai bar siku (angle bar) atau L-Bracket ini terbuat dari besi plat yang diberi

lapisan antikarat. Besi siku diproduksi dengan panjang standar 6 meter. Namun,

besi siku memiliki ukuran lebar penampang dan ketebalan yang bervariasi.

Ukuran penampang siku yang tersedia antara lain 2 cm, 3 cm, 4 cm, dan 5 cm.

Sementara tebalnya berkisar antara 1,4 mm hingga 3,4 mm; berbeda-beda untuk

tiap ukuran penampang. Sebagai contoh, besi siku dengan penampang 40×40 mm

memiliki beberapa ketebalan, seperti 2,2 mm, 2,4 mm, 3,2 mm, dan 3,4 mm.

seperti pada gambar 2.2 dibawah ini:

Gambar 2.. Penampang Besi Siku


Sumber : Irawan, 2009.
Dalam mengetahui momen inersia besi siku dapat dilakukan melalui perhitungan
yang dapat di lihat pada gambar diatas.

a. Menentukan Luas Penampang Besi Siku

a=t ( 2 A−t ) +0 ,215(r1²-2r2²) (2.1)

(suyatno,2020)

Dengan: a = Luas Penampang

t = Tebal

A = Lebar

r = Radius

0,215 = Bilangan Tetapan

b. Menentukan Momen Inersia Besi Siku

I = a x i² (2.2)

(suyatno,2020)

Dengan : I = Momen Inersia

a = Luas Penampang

i = Daerah Potongan Beban

2. Besi Profil Kotak (Hollow)

Besi hollow adalah profil besi yang memiliki bentuk berongga sehingga

memiliki banyak kesesuaian jika digunakan untuk beberapa jenis kontruksi

rangka. Besi hollow bermanfaat untuk pembangunan plafon dan juga untuk

rangka dinding partisi yang anti rayap, tahan api, dan juga hama seperti binatang

pengerat. Besi hollow sangat mudah ditemukan dipasaran dengan berbagai ukuran

dan ketebalan.

Dalam menentukan dimensi atau ukuran besi hollow dapat dilakukan melalui
perhitungan yang dapat di lihat pada gambar:

b h X

Y
Gambar 2.. Penampang Pada Besi Hollow
Sumber : Irawan, 2009.
Dari gambar di atas dapat diketahui rumus-rumus yang digunakan dalam

perhitungan pemilihan besi hollow sebagai berikut:

a. Menentukan luas Penampang besi Hollow

A = b² - h² (2.3)

(suyatno,2020)
dengan : A = Luas penampang (cm)

b = Panjang(cm)

h = Panjang sisi dalam(cm)

b. Menentukan Momen Inersia (I)

b4 −h 4 (2.4)
I=
12
(suyatno,2020)

dengan : I = Luas penampang(cm4)

b = Panjang(cm)

h = Panjang sisi dalam(cm)

2.3.2. Hukum Kesetimbangan Gaya

Suatu tarikan atau dorongan yang terjadi terhadap suatu benda. Gaya dapat
menimbulkan perubahan posisi, gerak, atau perubahan bentuk pada benda. Gaya

termasuk kedalam besaran vector, karena memiliki nilai dan arah. Sebuah gaya

disimbokan dengan huruf F (force) dan satuan gaya dalam SI (satuan

intrernasional) adalah newton, dilambangkan dengan N.

Gaya dapat dicari menggunakan rumus sebagai berikut :

F=m.g (2.5)

(suyatno,2020)

Dengan:F = Gaya (Newton)

m = massa (Kg)

g = Gaya grafitasi (m/s²)

1. Resultan Gaya

Untuk memperoleh beban internal yang bekerja pada daerah tertentu dalam

rangka, maka perlu untuk melogikan gaya gaya yang terjadi pada sebuah

potongan yang melalui daerah dimana beban internal harus ditentukan. Apabila

ada 2 buah gaya atau lebih bekerja pada sebuah benda maka dapat dilakukan

penggabungan gaya dan disebut dengan resultan gaya ( R ) dengan persamaan.

R=F1+F2+F3+F4…+Fn

2. Kesetimbangan Gaya

Di bidang ilmu engineering gaya pada benda dapat diwakili sebagian sistem

gaya koplanar. Gaya-gaya tersebut terletak pada bidang x-y. , maka untuk kondisi

kesetimbangan benda dapat ditentukan dalam menggunakan tiga persamaan

kesetimbangan skala, yaitu sebagai berikut:

∑ Fx = 0

∑ Fy = 0
Dengan :

∑ Fx =0 = Gaya di titik X
∑ FY =0 = Gaya di titik Y
3. Kesetimbangan Momen

Momen terjadi apabila gaya bekerja mempunyai jarak tertentu dari titik yang

akan menahan momen tersebut dan besarnya momen adalah besarnya yang

dikalikan dengan jaraknya. Satuan untuk momen adalah Kg/m, N/m Besar momen

dapat dihitung dari persamaan.

∑ Mo = 0 Dengan: M = Momen (N/m)

M=FxS (2.6)

(suyatno,2020)

F = Gaya (N)

S = Jarak(m)

∑ Mo = 0 = Momen

2.3.3. Konsep Tegangan

Jika sebuah benda elastis ditarik oleh sebuah gaya, benda tersebut akan

bertambah panjang sampai ukuran tertentu. Besarnya tegangan adalah

perbandingan antara gaya tarik yang bekerja terhadap luas penampang benda.

Tegangan dinotasikan dengan σ (sigma).

F (2.7)
𝜎=
A
(suyatno,2020)

dengan :

σ = Tegangan (N/mm2 )

F = Gaya (N)

A = Luas Penampang (mm2 )


Faktor keamanan adalah faktor yang digunakan untuk mengevaluasi

keamanan dari suatu bagian mesin. Dalam desain konstruksi mesin, besarnya

angka keamanan harus lebih besar dari 1 Faktor keamanan diberikan agar desain

konstruksi dan komponen mesin dengan tujuan agar desain tersebut mempunyai

ketahanan terhadap beban yang diterima. Pemilihan SF harus didasarkan pada

beberapa hal sebagai berikut:

a. Jenis beban.

b. Jenis material.

c. Proses pembuatan / manufaktur.

d. Jenis tegangan.

e. Jenis kerja yang dilayani.

Makin besar kemungkinan adanya kerusakan pada komponen mesin, maka

angka keamanan diambil makin besar. Angka keamanan beberapa material

dengan berbagai beban dapat dilihat pada tabel 2.2 :

Tabel 2.. Harga Faktor Keamanan Beberapa Material


NO Material Steady load Live load Shock load
1 Cost iron 5-6 8-12 16-20

2 Wronght iron 4 7 10-15


3 Steel 4 8 12-16
4 Soft material & alloy 6 9 15
5 Leather 9 12 15

6 Timber 7 10-15 20

Sumber : Irawan, 2009.

Faktor keamanan didefinisikan sebagai sebagai berikut :

σmax (2.8)
𝑆𝐹 =
σ
(suyatno,2020)
dengan:

SF : Safety factor

𝜎𝑚𝑎𝑥 : Tegangan maksimum

𝜎 : Tegangan kerja

2.4. Perhitungan Rangka

Tiap mesin atau kontruksi terbentuk dari beberapa suku bagian, macam-

macam bagian yang masing-masing bagian akan dihubungkan menggunakan

penyambungan baut, dan sambungan las.

A. Sambungan Las

Proses pengelasan adalah proses penyambungan logam dengan menggunakan

energi panas. Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta

mempunyai kekuatan sambungan yang memadai. Sambungan las ini juga

mempunyai tingkat efisiensi kekuatan sambungan yang relatif lebih baik

dibandingkan dengan sambungan yang lainnya. Di samping itu segi operasional

pengerjaan sambungan konstruksi las lebih sederhana dan murah.

Gambar 2.. Sambungan Las


Sumber : Penulis, 2021.
Berikut ini adalah tabel properti mekanik berbagai bahan material kontruksi

sebagai berikut :
Tabel 2.. Properti Mekanik Beberapa Bahan Material
Material Berat Modulus Kuat ( 𝑁 ) 2
𝑚𝑚
Jenis Elastisitas
Lelah Ultimate
Serat karbon 1760 150,305 - 5650
Baja A36 7850 200,000 250 400-500
Baja A992 7850 200,000 345 450
Alumunium 2723 68,947 180 200
Besi Cor 7000 190,000 - 200
Bambu 400 18,575 - 60*
Kayu 640 11,000 - 40*
Beton 220 21,000-33,000 - 20-50
Sumber: Rittionk dan Elnieri, 2008.

Menurut Agustinus dalam buku Diklat Elemen Mesin (2009) dalam

rekomendasi sambungan las dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.. Ukuran Minimum Las Sudut


Tebal plat (t, mm) paling tebal Ukuran mininum las sudut (mm)

𝑡≤7 3
7 < 𝑡 ≤ 10 4
10 < 𝑡 ≤ 15 5
15 < 𝑡 6
Sumber : Irawan, 2009.

2.4.1. Perhitungan Sambungan Las

Las adalah suatu cara untuk menyambung benda padat dengan dengan

jalan mencairkannya melalui pemanasan. Dari beberapa pendapat diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa kerja las adalah menyambung dua bagian logam atau

lebih dengan cara memanaskan sampai suhu lebur benda dengan menggunakan

bahan pengisi atau tanpa bahan pengisi.

Sambungan las yang akan dibahas bagaimana cara menghitung kekuatan

hasil pengelasan sedangkan teori dan materi dalam pengelasan akan di bahas lebih
lengkap dan rinci pada mata kuliah teknologi mekanik.

Dalam pembuatan rangka sebuah rancang bangun mesin pencampur

adonan sosis ayam menggunakan sambungan las Berikut ini adalah macam

macam-macam sambungan las.

Gambar 2.. Tipe Las Sudut


Sumber : Irawan, 2009.

Gambar 2.. Tipe Las Butt Joint


Sumber : Irawan, 2009.
Pembebanan dapat ditentukan dengan ketenetuan sesuai dengan lasan yang

akan dilas untuk hal itu sebagai berikut :

Gambar 2.. Penjelasan 4 Sisi


Sumber : Irawan, 2009.
Dalam gambar ini di jelaskan suatu besi hollow di lakukan pengelasan

terhadap 4 sisi yaitu universal dan longitudinal untuk rumusan dalam pengelasan
4 sisi dapat ditentukan dengan:

T+L=2𝑟 (2.9)

(suyatno,2020)
dengan : T = Tranversal

L = Longitudinal

𝑟 = Tegangan geser

Gambar 2.. Pengelasan 3 sisi


Sumber: Irawan, 2009.
Dalam gambar ini di jelaskan suatu besi hollow di lakukan pengelasan
terhadap 3 sisi yaitu universal dan longitudinal untuk rumusan dalam pengelasan
3 sisi dapat ditentukan dengan:
1/2T + L = 2 𝑟 (2.10)

(suyatno,2020)
dengan :T = Tranversal

L = Longitudinal

𝑟 = Tegangan geser
Gambar 2.. Pengelasan 2 sisi
Sumber: Irawan, 2009.
Dalam gambar ini di jelaskan suatu besi siku di lakukan pengelasan
terhadap 2 sisi yaitu universal dan longitudinal untuk rumusan dalam pengelasan
2 sisi dapat ditentukan dengan:
1/2T + 1/2L = 2 𝑟 (2.11)

(suyatno,2020)
Dengan: T = Tranversal

L = Longitudinal

𝑟 = Tegangan geser

Dalam pengelasan tentulah banyak perhitungan-perhitungan yang harus

dilakukan salah satunya adalah penentuan luasan, koordinat G, dan juga momen

inersia untuk menentukan tiga perencanaan tersebut dapat di lihat tabel sebagai

berikut:
Gambar 2.. Pengelasan (Puntir)
sumber : Sukaini,dkk, 2013.
Gambar 2.. Pengelasan (Bending)
sumber : Sukaini,dkk, 2013.
2.4.2. Kekuatan Sambungan las Fillet

Menurut Agustinus dalam buku Diklat Elemen Mesin (2009) dalam

rekomendasi sambungan las dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.5. Rekomendasi Ukuran Las Minimum

Tebal Las (mm) Ukuran las minimum (mm)


3– 5 3
6– 8 5
10 – 16 6
18 – 24 10
26 – 58 14
> 58 20
Sumber: Sukaini,dkk, 2013.

Selanjutnya untuk tegangan ijin bahan las dapat lihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 2.6. Harga Tegangan Bahan Sambungan Las


Tipe las Bare Electrode Convered Electrode
Steady Fatique Stead Fatique
y
Fillled Weld 80 21 98 35
But Weld 90 35 110 55
a.Tension
b.Compression 100 35 125 35
c.Shear 55 21 70 55
Sumber : Sukaini,dkk, 2013.
2.4.3. Perhitungan Sambungan Mur Baut

Baut dan Mur berfungsi untuk mengikat antar rangka. Untuk menentukan

jenis dan ukuran baut dan mur harus memperhatikan berbagai faktor seperti sifat

gaya yang bekerja pada baut, cara kerja mesin, kekuatan bahan, dan lain

sebagainya. Adapun gaya – gaya yang bekerja pada baut dapat berupa :

1. Beban statis aksial murni.

2. Beban aksial bersama beban puntir.

3. Beban geser.
4. Tumbukan aksial.

Adapun tata nama baut sebagai berikut :

a. Diameter mayor adalah diameter luar baik untuk ulir luar maupun dalam.

b. Diameter minor adalah diameter ulir terkecil atau bagian dalam dari ulir.

c. Diameter pitch adalah diameter dari lingkaran imajiner atau diameter

efektif dari baut.

d. Pitch adalah jarak yang diambil dari satu titik pada ulir ke titik berikutnya

dengan posisi yang sama.

e. Lead adalah jarak antara dua titik pada kemiringan yang sama atau jarak

lilitan.

Gambar 2.. Bagian-Bagian Baut


Sumber : Irawan, 2009.

Gambar 2.. Keterangan Bagian Baut


Sumber : Irawan, 2009.
Jenis-jenis baut yang biasa digunakan sebagai berikut:

Gambar 2.. Jenis-Jenis Baut


Sumber : Irawan, 2009.
Dalam perencanaan mur baut adapun perhitunganya dalam perencanaan

sambungan baut pada cutter block diperlukan hitungan diameter dalam ulir baut

halus, hitungan tegangan tarik pada baut, hitungan tegangan geser pada baut, dan

hitungan jumlah ulir.

a. Hitungan Tegangan Tarik

4 (2.12)
𝜎𝑡 =
π . d 12
(Sularso)
Dengan: 𝜎𝑡 = Tegangan tarik

𝑊 = Beban

𝑑1= Diameter dalam

b. Hitungan Jumlah Ulir

𝑧 ≥ (2.12)
(Sularso)
W
π . D 2. H 1

Dengan: 𝑧 = Jumlah Ulir


𝐷2 = Diameter luar

𝐻1 = Tinggi

𝑟𝛼 = Tegangan permukaan

c. Hitungan Tegangan Geser

𝑇𝑔 = (2.13)
(Sularso)
W
π . D1. k . p
Dengan: 𝑇𝑔 = Tegangan geser

𝐷1 = Diameter dalam

𝑘 = Ulir metris

𝑝 = Jarak bagi

𝑧 = Jumlah ulir
BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Metode Pelaksanaan

3.1.1. Diagram Alir

Diagram Alir system rangka mesin pencampur adonan sosis ayam

berkapasitas 10kg ditunjukkan pada gambar 3.1 sebagai berikut :


Gambar 3.. Diagram Alir Metode Pelaksanaan
Sumber : Penulis, 2021.
3.1.2. Langkah-Langkah Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan perencanaan pembuatan rancang bangun rangka mesin

Pencampur adonan sosis ayam berkapasitas 10 kg terdapat beberapa langkah

yaitu:

1. Pengumpulan informasi

Dalam pengumpulan informasi penulis melakukan pengumpulan data

dengan tujuan merangkum teori-teori dasar, acuan secara umum dan khusus, serta
untuk memperoleh berbagai informasi mendukung lainnya yang berhubungan

dengan judul tugas akhir. Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi

secara langsung dan studi literature untuk menunjang pembuatan laporan ini dan

perancangan rangka.

2. Studi literature

Studi literature dilakukan dengan cara melakukan pencarian data-data

mengenai perancangan rangka mesin yang hampir sama dengan mesin

pencampur adonan sosis berkapasitas 10 kg di dalam jurnal maupun pustaka yang

ada di perpustakaan Politeknik Negeri Malang PSDKU Kediri dan website untuk

mendukung laporan tugas akhir sebagai perbandingan jurnal maupun makalah

yang sudah ada menjadi lebih baik.

3. Observasi

Pada tahap ini penulis mengunjungi UD SURYA FROOZEN FOOD untuk

melihat proses pembuatan sosis ayam dan mencari masalah mesin yang dialami

pekerja.setelah didapatkan data-data selanjutnya dijadikan gagasan dalam

pembuatan proposal laporan akhir.

4. Perencanaan desain dan dimensi rangka

Pada perencanaan desain dan dimensi rangka, penulis membuat kerangka

mesin pencampur adonan sosis ayam dengan menggunakan software solidwork.

maka dihasilkan perencanaan desain mesin dan dimensi rangka.

5. Perencanaan Bahan dan Alat Pada Rangka

A. Pemilihan Bahan

Pemilihan bahan yang akan digunakan pada setiap bagian atau komponen

mesin, yang dimaksudkan agar sesuai kebutuhan pada setiap bagiannya


Sehingga diperlukan pemilihan bahan dan bentuk material yang sesuai

dengan tujuan yang direncanakan. Bahan yang dipilih adalah besi siku

danbahan besi hollow dikarenakan kokoh.

B. Peralatan Rangka

Identifikasi alat dibutuhkan agar bisa mengetahui jenis alat apa saja yang

dibutuhkan dan digunakan yang berkaitan dengan proses pembuatan mesin

pencampur adonan sosis ayam, Adapun alat-alat yang dibutuhkan:

1) Meteran

2) Tang kombinasi

3) Busur derajat

4) Palu

5) Mistar siku

6) Penggores

7) Mesin gerinda

8) Mesin bor

9) Kunci pas 12 dan 14

10) Las SMAW

6. Pembuatan dan Perakitan Mesin

Proses dimana bahan baku dikumpulkan dan dilakukan pemotongan sesuai

pola rancangan desain kemudian kerangka dibuat dan dirakit sesuai dengan

perencanaan desain kontruksi, dan bahan baku yang sudah dipilih. Rangka yang

telah dibuat harus sesuai dengan desain dan perhitungan yang telah dilakukan

sebelumnya. Ini merupakan syarat mutlak agar rangka dapat digunakan untuk
proses selanjutnya, karena pembuatan rangka harus sesuai dengan kebutuhan dan

perhitungan yang dilakukan sebelumnya. Apabila rangka tidak sesuai dengan

desain, harus ditata ulang atau diperbaiki.

7. Simulasi Solidwork

Pada tahap ini dilakukan simulasi dengan software setelah perencaan ulang

desain untuk menentukan apakah rangka aman atau tidak dalam menerima beban

komponen mesin beserta benda kerja yang diterima oleh rangka.

8. Pengujian Mesin

Setelah mesin selesai dibuat dan dirakit selanjutnya mesin di uji coba

apakah mesin berjalan dengan baik ataukah masih ada yang perlu diperbaiki lagi

sehingga tahap ini harus benar-benar mesin menyala sesuai dengan perencanaan

penulis.

9. Pembuatan laporan

Setelah semua data-data sudah didapatkan dan mesin dapat bergerak sesuai

rencana maka uji coba bisa dikatakan berhasil bisa mulai membuat laporan agar

dapat mengetahui tujuan dari pembuatan alat tersebut.

3.1.3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan tugas akhir ini dilaksanakan dirumah salah satu

mahasiswa angota kelompok. Waktu pelaksanaan kegiatan tugas akhir ini

dijelaskan dalam tabel berikut:

Tabel 3.. Waktu Pelaksanaan Tugas Akhir

N Agenda Maret April Mei Juni


o 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul

2 Seleksi
Judul

3 Perhitungan
Kebutuhan
Alat

4 Membeli
Komponen

5 Pembuatan
Alat

6 Pengujian
Alat

7 Pembuatan
Laporan

Sumber: Penulis, 2021.

3.2. Mesin Pencampur Adonan Sosis Ayam

Gambar 3.. Desain Mesin Pencampur Adonan Sosis


Sumber: penulis, 2021.
Mesin pencampur adonan sosis ayam berkapasitas 10kg ini merupakan

sebuah inovasi mesin yang digunakan untuk mencampur adonan sosis ayam yang
mana sebelumnya pembuatan sosis ayam ini masih menggunakan tenaga manusia

untuk proses pembuatanya.

3.2.1. Bagian-Bagian Mesin Pencampur Adonan Sosis Ayam

Pada bagian yang di rencanakan dari mesin pencampur adonan sosis terdiri

dari beberapa bagian yang di rencanakan sebagai berikut :

1. Perencanaan Preventive Maintenance

Perencanaan preventive maintenance berfungsi untuk kelancaran produksi

agar tepat waktu diterima konsumen dan menjaga agar tidak terjadi kerusakan

pada saat mesin produksi sehingga dapat meningkatkan kualitas produk yang

dihasilkan.

2. Sistem Tranmisi

Sistem transmisi berfungsi sebagai meneruskan daya motor listrik ke puly

yang terhubung dengan v-belt untuk menggerakkan poros bagian pengaduk.

3. Bagian Pengaduk

Bagian pengaduk berfungsi untuk pencampuran adonan sosis ayam

menggunakan sebuah mesin dengan pisau pengaduk tidak berpindah (hanya

berputar) dan ditempatkan pada sebuah panci stainless.

3.2.2. Prinsip Dan Cara Kerja Mesin

1. Prinsip Kerja Mesin

prinsip kerja mesin ini adalah mengubah energi listrik menjadi energi

kinetik,.dimana energi kinetik dapat memutar mesin sehingga bisa meratakan

adonan sosis ayam dengan bumbunya. Mesin pencampur adonan sosis ayam

berkapasitas 10 kg ini merupakan sebuah inovasi mesin yang digunakan untuk

mencampur adonan sosis ayam yang mana sebelumnya pembuatan sosis ayam
masih menggunakan tenaga manusia untuk proses pembuatanya. dan alat ini

menggunakan motor listrik sebagai penggerak utamanya dan system transmisi

menggunakan v-belt.

2. Cara Kerja Mesin

cara kerja mesin pengaduk adonan ini sangat sederhana, penggunaan

hanya menekan tombol on/off yang tersedia pada panel dimesin. dan bongkar

pasang dudukan tempat adonan. berikut adalah runtutan sistem pemakaian mesin

pencampur adonan sosis ayam:

1. siapkan semua bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan adonan.

2. masukkan semua bahan-bahan tersebut kedalam wadah mesin diawali

dengan daging dan juga tepung bumbu.

3. putar tombol on untuk memutar pisau pengaduk mesin.

4. tunggu sampai adonan mulai kental dan merah.

5. jika sudah selesai tekan kembali tombol off untuk mematika putaran pisau.

3.2.3. Keuntungan Mesin Pencampur Adonan Sosis Ayam

Keuntungan Menggunakan Mesin Pencampur Adonan Sosis Ayam adalah

sebagai berikut :

1. Mesin Pencampur Adonan Sosis Ayam terbuat dengan struktur yang

sangat sederhana sehingga proses pemeliharaan dan perawatannya

semakin mudah dan murah.

2. Mesin Pencampur Adonan Sosis Ayam ini juga berkapasitas yang fleksibel

sehingga memudahkan proses pencampuran adonan sosis ayam

berkapasitas 10 kg.
3. Penggunaan mesin Pencampur Adonan Sosis Ayam akan memberikan

efisiensi tinggi untuk para pengguna plus biaya operasi yang bisa

diminimalisir sedemikian rupa.

3.3. Pembahasan

3.3.1. Data Awal Perhitungan

Menentukan momen yang terjadi pada rangka, data awal untuk

pembebanan pada rangka adalah berat pada motor listrik sebesar 15 kg , pully

besar 2,5 kg, pully kecil 1,5 kg, wadah adonan 1 kg, poros dan mata pengaduk 10

kg, sehingga total keseluruhan beban yang diterima rangka ialah 30 kg.

Pada mesin ini mengunakan bahan rangka berupa besi siku dengan ukuran

(40 mm × 40 mm) dengan ketebalan 2 mm. Dan besi hollow dengan ukuran (40

mm × 40 mm) dengan ketebalan 2 mm. memiliki ukuran dengan panjang 1020

mm, lebar 820 mm, dan tinggi 1370 mm.

3.3.2. Desain Mesin

Pembuatan desain mesin awal rancang bangun rangka mesin pencampur

adonan sosis ayam berkapasitas 10 kg. Dalam pembuatan desain mesin ini penulis

menggunakan software SOLIDWORKS. Dalam perencanaan desain ini terdiri

dari dua macam desain yaitu desain komponen mesin secara keseluruhan dan

desain bagian rangka mesin saja.

1. Perencanaan Komponen Mesin

Parencanaan komponen dan bahan rangka yang akan digunakan dalam

perencanaan komponen rangka meliputi : motor listrik, pulley besar, pulley kecil,

wadah adonan, poros dan mata pengaduk.

Berikut gambar perencanaan komponen mesin adonan sosis ayam :

Anda mungkin juga menyukai