ID Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Du
ID Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Du
Abstrak
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa di Indonesia terjadi peningkatan prevalensi hipertensi delam tiga
tahun terakhir. Kabupaten Kuningan merupakan wilayah dengan prevalensi hipertensi terbanyak di Indonesia.
Kasus hipertensi merupakan salah satu penyakit yang termasuk sepuluh penyakit terbesar selama tiga tahun di
seluruh Puskesmas di Kabupaten Kuningan termasuk Puskesmas Windusengkahan yang memiliki catatan kenaikan
hipertensi tiga tahun terakhir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan faktor yang paling berhubungan
dengan dukungan keluarga dalam pencegahan primer hipertensi pada di Wilayah Kerja Puskesmas Windusengkahan
Kabupaten Kuningan. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif analitik korelasional dengan menggunakan
multivariat regresi liniear. Responden pada penelitian ini adalah anggota keluarga usia dewasa baik pria maupun wanita
di Wilayah Kerja Puskesmas Windusengkahan yang memiliki riwayat keluarga hipertensi dan memiliki minimal
dua faktor dari risiko hipertensi yang bertempat tinggal bersama keluarga. Pengambilan sampel di setiap kelurahan
dalam pada wilayah kerja Puskesmas Windusengkahan ini menggunakan proporsional random sampling. Hasil dari
penelitian ini yaitu semua variabel bebas seperti tingkat pengetahuan, faktor spiritual, faktor emosional, tingkat
ekonomi, latar belakang budaya, dan praktik keluarga berhubungan dengan dukungan keluarga dalam pencegahan
primer hipertensi. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan dukungan keluarga dalam pencegahan primer
hipertensi adalah paktor praktik. Persamaan yang muncul dari penelitian ini yaitu dukungan keluarga = 0.442 +
5.331 (Tingkat Pengetahuan Keluarga) + 2.532 (emosional)+ 3.112 (spiritual) + 7.330 (Faktor Praktik Keluarga).
Kesimpulan penelitian adalah pengetahuan keluarga, faktor emosional, faktor spiritual dan praktik keluarga lebih
ditingkatkan lagi di keluarga dalam memberikan dukungan pencegahan primer hipertensi. Keluarga menjadi faktor
penting bagi anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatannya khususnya pada pencegahan primer hipertensi.
Abstract
The Ministry of Health stated that in Indonesia increased prevalence of hypertension delam last three years.
District Of Kuningan is the region with the highest prevalence of hypertension in Indonesia. District of Kuningan
is the region with the highest prevalence of hypertension in Indonesia. Cases hypertension is a disease that
includes ten largest disease for three years in all health centers in the district of Kuningan, including health center
Windusengkahan hypertension who have a record rise in the last three years. The purpose of this study was
to determine the factors most associated with family support in the primary prevention of hypertension work
area Puskesmas Windusengkahan District Of Kuningan. This type of research is quantitative correlational anilitik
using multivariate linear regression. Respondents in this study is adult family members of both men and women
in Puskesmas Windusengkahan who have a family history of hypertension and have at least two risk factors
of hypertension are residing with family. Sampling in every village in the Puskesmas Windusengkahan using
proportional random sampling. The results of this research are all independent variables such as the level of
knowledge, spiritual factors, emotional factors, the level of economic, cultural background, and family practices
related to family support in the primary prevention of hypertension. The most dominant factor related to family
support in the primary prevention of hypertension is paktor practice. Equations that arise from this research
that support families = 0442 + 5331 (level of family Knowledge) + 2,532 (emotional factor) + 3,112 (spiritual
factor) + 7.330 (family Practice factor). Conclusion The community nurses should develop a strategy to further
enhance the family in providing support in the primary prevention of hypertension. The family is an important
factor for the family members in the maintenance of health, especially in primary prevention of hypertension
1.300.000 dan ≥ Rp1.300.000. nilai rhasil (0,444 sampai dengan 0,716). Dari
Instrument faktor-faktor yang semua instrument dapat dipastikan nilai r
memengaruhi dukungan keluarga terdiri tabel diatas atau lebih besar dari rtabel (0,361)
dari faktor emosional, faktor spiritual, dan sehingga bisa disimpulkan valid. Setelah
faktor latar belakang budaya. Instrumen dilakukan uji statistik reliabilitas pada semua
yang dipakai merujuk pada instrumen dari instrument didapatkan nilai alpha cronbach
penelitan Elita, Nurchayati, & Amelia (2014) 0,762 sehingga kuesioner dikatakan reliabel.
dalam penelitiannya bahwa faktor yang Teknik analisis data terdiri dari uji
paling memengaruhi dukungan keluarga univariat, bivariat mulitivariat. Analisis
dalam diet penderita Diabetes Mellitus yang univariat disajikan untuk menjelaskan
sudah melalui tahap modifikasi oleh peneliti. gambaran karakterisitik subjek penelitian.
Kuisioner faktor emosional keluarga dan Variabel yang akan dianalisis adalah
faktor spiritual terdiri dari 5 pernyataan, karakteristik responden, dukungan keluarga,
sedangkan untuk kuesioner latar belakang tingkat pengetahuan keluarga, emosional
budaya terdiri dari 6 pertanyaan yang keluarga, spiritual keluarga, tingkat ekonomi
semuanya diukur dengan skala Likert (1-5) keluarga, latarbelakang budaya, dan praktik
dengan nilai pernyataan yang favourrable dan keluarga. Analisis bivariat untuk mengetahui
unfavorable. Untuk kebutuhan analisis data hubungan variabel hubungan dari setiap
selanjutnya nilai faktor emosional keluarga faktor seperti dukungan keluarga, tingkat
baik dan kurang dengan menggunakan nilai pengetahuan keluarga, emosional keluarga,
skor untuk didapatkan mean, median, nilai spiritual keluarga, tingkat ekonomi keluarga,
minimal dan nilai maksimal dalam CI 95%. latarbelakang budaya, dan praktik keluarga
Hasil uji validitas terhadap instrument menggunakan Pearson dengan tingkat
untuk pernyataan dukungan keluarga dalam kemaknaan (α = 0,05) dan pengolahan data
pencegahan primer hipertensi dari 20 menggunakan program komputer. Jika
pernyataan mempunyai nilai rhasil (0,467 diketahui nilai ρ-value < α maka H0 ditolak
sampai dengan 0,884), untuk instrument dan apabila nilai ρ-value > α maka H0 gagal
tingkat pengetahuan keluarga sebanyak 10 ditolak.
pertanyaan dengan menggunakan KR21
mempunyai nilai rhasil (0,56 sampai dengan
0,88) dan nilai KR21 = 0,7726, untuk Hasil Penelitian
instrument faktor emosional dari 5 pernyataan
mempunyai nilai rhasil (0,421 sampai Analisis univariat menampilkan data
dengan 0,554), untuk instrument faktor distribusi frekuensi karakteristik responden.
spiritual dari 5 pernyataan mempunyai nilai Karakteristik responden dalam penelitian
rhasil (0,496 sampai dengan 0,691), untuk ini terdiri dari usia, jenis kelamin, suku,
instrument faktor latar belakang budaya dari pendidikan, pekerjaan, status pernikahan,
6 pernyataan mempunyai nilai rhasil (0,416 dan agama.
sampai dengan 0,730), untuk instrument Berdasarkan tabel 1 diatas dapat
faktor praktik dari 10 pernyataan mempunyai digambarkan bahwa kondisi karakteristik
Spiritual
Keluarga
Baik 49 37,1 15 11,4 64 48,5
0,000
Kurang 23 17,4 45 34,1 68 51,5
Emosional
Keluarga
Baik 52 39,4 22 16,7 74 56,1
0,000
Kurang 20 15,1 38 28,8 58 43,9
Tingkat
Ekonomi
Keluarga
≥UMR 45 34 25 19 70 53 0.00
<UMR 27 20.5 35 26.5 62 47
Latar Belakang
Keluarga
Mendukung 48 36,4 18 13,6 66 50
Kurang 0,000
24 18,2 42 31,8 66 50
Mendukung
Praktik
Keluarga
Baik 57 43,2 16 12,1 73 55,3
0,000
Kurang 15 11,4 44 33,3 59 44,7
demografi responden yang memiliki risiko pencegahan primer hipertensi primer yaitu
hipertensi. Data tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 42.4 %. Dari hasil uji statistik
usia responden atau anggota keluarga yang didapatkan nilai p = 0,00 yang menunjukkan
memiliki risiko hipertensi sebagian besar bahwa ada hubungan antara tingkat
pada kelompok usia 21–40 tahun (60,9%). pengetahuan keluarga dengan dukungan
Jenis kelamin responden sebagian besar keluarga dalam pencegahan hipertensi
adalah laki-laki (61,7%). Sebagaian besar Berdasarkan tabel 2, persentasi responden
suku responden adalah suku sunda (69,9%), yang memiliki keluarga dengan faktor spiritual
pendidikan responden sebagian besar adalah baik lebih banyak merasakan dukungan
SMA (55,6%), pekerjaan responden sebagian keluarga dalam pencegahan hipertensi primer
besar adalah pedagang (42,1%), status yaitu sebanyak 37,1 %. Dari hasil uji statistik
pernikahan responden sebagian besar adalah didapatkan nilai p = 0,000 yang menunjukkan
menikah (77,4%), dan agama responden bahwa ada hubungan antara faktor emosional
sebagian besar adalah islam (87,2%). keluarga dengan dukungan keluarga dalam
Analisis bivariat bertujuan untuk melihat pencegahan primer hipertensi.
hubungan antara dua variabel yaitu variabel Persentasi responden yang memiliki
dependen dan variabel independen. Analisis keluarga dengan faktor emosional baik lebih
bivariat menggunakan tabel silang dan banyak merasakan dukungan keluarga dalam
korelasi pearson untuk menyoroti dan pencegahan primer hipertensi yaitu sebanyak
menganalisis perbedaan atau hubungan 39,4 %. Dari hasil uji statistik didapatkan
antara dua variabel. nilai p = 0,000 yang menunjukkan bahwa
Pada tabel 2 menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor emosional
persentasi responden yang memiliki keluarga keluarga dengan dukungan keluarga dalam
dengan tingkat pengetahuan baik lebih pencegahan primer hipertensi. Persentasi
banyak merasakan dukungan keluarga dalam responden yang memiliki keluarga dengan
Tabel 3 Multivariat Faktor yang Paling Berhubungan dengan Dukungan Keluarga dalam
Pencegahan Primer Hipertensi
Variabel Koef Sig. Exp (B)
Tingkat Pengetahuan .303 .000 5.331
Keluarga
Emosional Keluarga .142 .013 2.532
Spiritual .184 .002 3.113
Praktik Keluarga .449 .000 7.330
Constant .350 0.660 .442
tingkat ekonomi penghasilan ≥UMR lebih (OR). Variabel tingkat pengetahuan keluarga
banyak merasakan dukungan keluarga yang dengan OR = 5.331 maka keluarga dengan
sangat tinggi dalam pencegahan hipertensi pengetahuan yang baik, akan memberikan
primer yaitu sebanyak 34%. Dari hasil uji dukungan keluarga yang sangat tinggi
statistik didapatkan nilai p = 0,017 yang kepada anggota keluarga yang memiliki
menunjukkan bahwa ada hubungan antara risiko hipertensi sebanyak 5.3 kali lipat di
tingkat ekonomi keluarga dengan dukungan bandingkan dengan tingkat pengetahuan
keluarga dalam pencegahan primer hipertensi keluarga yang rendah. Nilai B = logaritma
Persentasi responden yang memiliki natural dari 5.331 = 0.442 oleh karena nilai
keluarga dengan latar belakang budaya B bernilai positif maka tingkat pengetahuan
mendukung lebih banyak merasakan keluarga mempunyai hubungan positif
dukungan keluarga dalam pencegahan dengan dukungan keluarga.
hipertensi primer yaitu sebanyak 36,4 %. Dari Tabel 3 menunjukkan variabel emosional
hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 keluarga dengan OR=2.532 maka keluarga
yang menunjukkan bahwa ada hubungan dengan emosional yang baik, akan
antara latar belakang budaya keluarga dengan memberikan dukungan keluarga yang sangat
dukungan keluarga dalam pencegahan primer tinggi kepada anggota keluarga yang memiliki
hipertensi risiko hipertensi sebanyak 2.532 kali lipat
Berdasarkan tabel 2, persentasi responden di bandingkan dengan emosional keluarga
yang memiliki keluarga dengan praktik yang rendah. Nilai B = logaritma natural dari
pencegahan hipertensi baik lebih banyak 2.532 = 0.442 oleh karena nilai B bernilai
merasakan dukungan keluarga dalam positif maka emosional keluarga mempunyai
pencegahan hipertensi primer yaitu sebanyak hubungan positif dengan dukungan keluarga.
43,2 %. Dari hasil uji statistik didapatkan Variabel spiritual keluarga dengan OR =
nilai p = 0,000 yang menunjukkan bahwa 3.113 maka keluarga dengan spiritual yang
ada hubungan antara praktik keluarga dengan baik, akan memberikan dukungan keluarga
dukungan keluarga dalam pencegahan primer yang sangat tinggi kepada anggota keluarga
hipertensi. Tingkat pengetahuan keluarga dan yang memiliki risiko hipertensi sebanyak
faktor praktik keluarga memiliki α < 0.05, 3.1 kali lipat di bandingkan dengan spiritual
ini menunjukkan bahwa keempat variable keluarga yang rendah. Nilai B = logaritma
memiliki hubungan yang lebih signifikan natural dari 3.113 = 0.442 oleh karena nilai
dengan dukungan keluarga dibandingkan B bernilai positif maka spiritual keluarga
dua variabel yang lain. Tingkat pengetahuan mempunyai hubungan positif dengan
keluarga, emosional, spiritual, dan praktik dukungan keluarga.
keluarga mempunyai nilai Sig 0,000 < Variabel faktor praktik keluarga dengan OR
0,05 artinya tingkat pengetahuan keluarga, = 7.330 maka keluarga dengan faktor praktik
emosional, spiritual, dan praktik keluarga keluarga yang baik mengantarkan terhadap
memberikan dukungan parsial yang sangat dukungan keluarga yang baik sebanyak 7.33
signifikan terhadap dukungan keluarga. kali lipat di bandingkan dengan keluarga
Besarnya hubungan ditunjukkan dengan dengan faktor praktik keluarga yang kurang.
nilai exp (B) atau disebut juga odds ratio Nilai B = Logaritma Natural dari 5.331 =
0.442 oleh karena nilai B bernilai positif, dengan nilai akumulasi terendah diantaranya
maka faktor praktik keluarga mempunyai adalah pengetahuan tentang durasi minimal
hubungan positif dengan dukungan keluarga. olahraga teratur untuk mengendalikan tekanan
darah, perilaku yang bisa dilakukan untuk
mengontrol tekanan darah, dan makanan
Pembahasan yang bisa menyebabkan hipertensi, oleh
karena itu perlu adanya edukasi yang lebih
Berdasarkan analisis univariabel diperoleh intensif terhadap tiga tema tersebut karena
hasil dari variabel dukungan keluarga bahwa masih banyak keluarga masih memiliki
responden yang memiliki risiko hipertensi persepsi yang salah. Dari variabel faktor
yang sebagian besar merasakan dukungan spiritual keluarga hasil yang diperoleh adalah
keluarga sebanyak 72 responden (54,5%). sebanyak 64 keluarga (48,5%) memiliki
Menurut analisa peneliti bahwa lebih dari faktor spiritual yang baik dalam hal kesehatan
separuh jumlah responden merasakan khususnya tentang penyakit hipertensi.
dukungan keluarga dalam pencegahan Menurut analisis peneliti, spiritual keluarga
primer. Tiga bentuk dukungan keluarga yang cenderung terbentuk karena tradisi agama
dirasakan responden dengan nilai tertinggi pada masyarakat setempat yang sebagian
adalah keluarga mengingatkan responden besar beragama islam. Masyarakat setempat
untuk menjaga tekanan darahnya, keluarga termasuk didalamnya adalah keluarga
menganjurkan untuk makan sayur dan buah responden seringkali mengikuti kegiatan
setiap hari, dan keluarga menjaga kedekatan keagamaan yang biasa diadakan baik setiap
dan kehangatan untuk memotivasi responden hari seperti ceramah subuh, setiap minggu
menjaga tekanan darahnya. Sedangkan tiga seperti pengajian rutin, ataupun pada hari
bentuk dukungan keluarga yang dirasakan besar agama islam dengan sehingga paparan
responden ada beberapa masih harus tersebut meningkatkan faktor spiritual
ditingkatkan karena memiliki nilai terendah masyarakat khususnya keluarga responden.
yaitu bantuan keluarga dalam memecahkan Akumulasi nilai tertinggi dari spiritual
setiap masalah dan kendala dalam hal menjaga keluarga adalah keyakinan keluarga bahwa
tekanan darah responden, upaya keluarga apabila terjadi penyakit hipertensi bukanlah
dalam mengingatkan responden meluangkan hukuman untuk penderitanya tetapi sudah
waktu untuk rekreasi saat hari libur, dan merupakan kehendak tuhan. Akumulasi nilai
upaya keluarga dalam menyediakan buah dan terendah dari spiritual keluarga yaitu dalam
sayur yang dibutuhkan oleh responden. memberi keyakinan kepada anggota keluarga
Dari variabel tingkat pengetahuan keluarga untuk selalu sehat atau menjaga kesehatan,
hasil yang diperoleh adalah sebanyak 71 padahal menjaga kesehatan merupakan
keluarga memiliki tingkat pengetahuan ikhtiar atau upaya yang diwajibkan dalam
yang baik (53.8%) tentang hipertensi dan agama islam selain berdoa bila mempunyai
pencegahannya. Dari analisis peneliti bahwa suatu keinginan yaitu menjadi sehat.
proporsi keluarga yang memiliki tingkat Dari variabel faktor emosional keluarga
pengetahuan baik tidak begitu jauh dengan hasil yang diperoleh adalah keluarga
keluarga yang memiliki tingkat pengetahuan memiliki proporsi faktor emosional baik
kurang dan cukup, hal ini disebabkan karena dalam hal kesehatan yaitu sebanyak 74
keluarga responden memiliki karakteristik keluarga (56,1%). Menurut analisa peneliti,
tingkat pendidikan, usia, dan pekerjaan yang bahwa seimbangnya proporsi faktor
berbeda-beda. Tingkat pendidikan, usia, emosional keluarga menunjukkan bahwa
dan pekerjaan akan berpengaruh terhadap keluarga belum optimal dalam mengelola
pengalaman dan paparan informasi yang emosionalnya terutama dalam hal mengatasi
diterima oleh keluarga. Pengetahuan keluarga masalah-masalah yang ada pada keluarga.
dengan nilai akumulasi nilai tertinggi Masih kurang optimalnya kemampuan
yaitu keluhan atau gejala yang muncul saat emosional keluarga menurut analisis peneliti
terjadi hiepertensi, faktor yang menjadi disebabkan karena keluarga responden
penyebab hipertensi, dan perilaku yang dapat memiliki karakteristik tingkat pendidikan,
mengendalikan stres. Pengetahuan keluarga usia, dan pekerjaan yang berbeda-beda
maka berpengaruh terhadap pengalaman dan kurang sedap dirasakan oleh lidah bila tanpa
paparan informasi yang diterima. dimasukkan garam. Menurut analisa peneliti
Akumulasi nilai tertinggi dari emosional bahwa seimbangnya proporsi faktor latar
keluarga adalah kesadaran keluarga bahwa belakang budaya keluarga menunjukkan
anggota keluarga memiliki risiko hipertensi bahwa keluarga belum mampu memodifikasi
dan berpotensi terjadi hipertensi, oleh budaya yang sudah sejak turun temurun
karena itu diharapkan keluarga akan mudah dimana budaya tersebut berhubungan
diberikan motivasi untuk memberikan dengan pemeliharaan kesehatan keluarga
dukungan keluarga dalam pencegahan khususnya pencegahan primer hipertensi.
hipertensi. Akumulasi nilai terendah dari Menurut analisis peneliti disebabkan karena
emosional keluarga yaitu kemampuan keluarga responden sebagian besar memiliki
keluarga dalam menyelesaikan masalah- karakteristik suku sunda yang memiliki
masalah dalam keluarga, hal ini menunjukkan budaya atau kebiasaan mengonsumsi
bahwa keluarga perlu meningkatkan upaya makanan seperti ikan asin atau makanan yang
penyelesaian masalah yang akan berpengaruh digoreng. Walaupun sebagian besar keluarga
juga dalam pengendalian stres pada anggota berasal dari suku sunda tetapi tingkat
keluarga. pendidikan memengaruhi pola hidup sehat
Dari faktor tingkat ekonomi keluarga keluarga dengan adanya paparan informasi
hasil yang diperoleh adalah sebanyak 70 tentang kesehatan khususnya hipertensi
keluarga (53%) memiliki tingkat ekonomi sehingga ada sebagian keluarga mampu
dengan penghasilan sesuai atau diatas UMR memodifikasi budaya atau kebiasannya yang
Kabupaten Kuningan sebesar Rp.1.300.000. mendukung dalam pemeliharaan kesehatan
Dari analisis peneliti bahwa proporsi keluarga khususnya pencegahan primer hipertensi.
yang memiliki tingkat ekonomi penghasilan Dari variabel praktik keluarga hasil yang
sesuai atau diatas UMR tidak begitu jauh diperoleh adalah sebanyak 73 keluarga
dengan keluarga yang memiliki tingkat (55,3%) memiliki praktik yang baik dalam
ekonomi penghasilan dibawah UMR, hal ini hal pencegahan primer hipertensi. Akumulasi
disebabkan karena sebagian besar keluarga nilai tertinggi dari faktor praktik keluarga
responden memiliki pekerjaan sebagai adalah bahwa keluarga membatasi dalam
pedagang dan petani sehingga keluarga mengonsumsi minuman beralkohol, hal ini
responden memiliki penghasilan yang tidak menunjukkan bahwa keluarga menyadari
menentu. bahwa minuman tersebut berisiko terhadap
Dari variabel faktor latar belakang budaya berbagai macam penyakit kronis salah satunya
keluarga hasil yang diperoleh adalah keluarga adalah hipertensi dan minuman beralkohol
memiliki proporsi latar belakang budaya juga jarang diperjualbelikan di lingkungan
dengan proporsi seimbang (50%) yaitu masyarakat setempat karena aturan
sebanyak 66 keluarga memiliki faktor latar pemerintah yang hanya memperbolehkan
belakang budaya mendukung dan sisanya menjual minuman beralkohol di tempat atau
kurang mendukung dalam pencegahan primer area tertentu. Akumulasi nilai terendah dari
hipertensi. Akumulasi nilai tertinggi dari praktik keluarga yaitu perilaku merokok
latar belakang budaya adalah bahwa keluarga dan memeriksakan tekanan darah. Perilaku
membatasi dalam aktivitas makan bersama merokok masih menjadi kebiasaan yang
di restoran cepat saji, hal ini menunjukkan sulit untuk dihentikan walaupun keluarga
bahwa keluarga menyadari bahwa menu mengetahui bahwa rokok membahayakan
tersebut beresiko terhadap penyakit hipertensi kesehatan salah satunya berisiko untuk
dan membutuhkan biaya yang tinggi. meningkatkan tekanan darah, kemudian
Akumulasi nilai terendah dari latar belakang perilaku memeriksakan tekanan darah
budaya keluarga yaitu kebiasaan keluarga juga keluarga masih belum optimal karena
menambahkan garam pada setiap masakan berbagai sebab seperti kesibukan bekerja
yang dihidangkan, hal ini menunjukkan atau tidak merasakan keluhan.
bahwa keluarga masih kesulitan mengurangi Hubungan tingkat pengetahuan dan
kebiasaan pemakaian garam pada setiap menu dukungan keluarga dalam pencegahan
masakan karena merasa masakan menjadi hipertensi
Berdasarkan hasil analisis pada responden hal ini pencegahan pada penderita hipertensi,
yaitu anggota keluarga yang memiliki risiko dimana perilaku biasanya dipengaruhi oleh
hipertensi beserta keluarganya didapatkan respon individu terhadap stimulus atau
hasil bahwa sebagian besar sebanyak 56 pengetahuan yang bersifat baik, sedang,
responden (42.4%) merasakan dukungan buruk, positif, negatif yang tergantung
keluarga dalam pencegahan primer hipertensi bagaimana reaksi individu untuk merespon
dengan tingkat pengetahuan yang baik terhadap suatu stimulus yang ada pada suatu
tentang hipertensi. Secara statistik tingkat tindakan atau perilaku. Menurut Watson
pengetahuan keluarga memiliki hubungan dalam Hamid (2015) juga menjelaskan bahwa
yang signifikan terhadap dukungan keluarga pengetahuan keluarga tentang perawatan
yang dirasakan oleh responden, hal ini dapat maupun dalam pencegahan bagian terpenting
dilihat dari p value = 0,000 yang menunjukan dalam memperbaiki kesehatan tersebut
bahwa ada hubungan antara tingkat yang mencakup pengetahuan mengenai
pengetahuan keluarga dengan dukungan perawatannya maupun pencegahannya.
keluarga dalam pencegahan primer hipertensi Satya & Putri (2015) dalam penelitiannya
yang dirasakan responden. Menurut peneliti menjelaskan bahwa tingkat pendidikan
pengetahuan baik sangat berhubungan dan pengetahuan keluarga khususnya
dengan dukungan dalam keluarga. orang tua berpengaruh terhadap dukungan
Keluarga yang mempunyai pedoman keluarganya. Menurut Potter dan Perry
pengetahuan yang benar dan tinggal untuk (2011) bahwa tingkat pendidikan keluarga
mempraktikan kepada anggota keluarga yang akan memengaruhi perilaku keluarga dalam
memiliki risiko hipertensi. Elita, Nurchayati, meningkatkan dan memelihara kesehatan
& Amelia (2014) dalam penelitiannya keluarga, khususnya dalam pencegahan
menjelaskan bahwa pengetahuan yang hipertensi
dimiliki keluarga mengenai penyakit akan Hubungan faktor spiritual keluarga dan
menimbulkan kesadaran bagi mereka dukungan keluarga dalam pencegahan
dan akhirnya akan menyebabkan mereka hipertensi berdasarkan hasil analisis pada
berperilaku sesuai dengan apa yang mereka responden yaitu anggota keluarga yang
ketahui. Menurut Purnawan (2008) bahwa memiliki risiko hipertensi beserta keluarganya
keyakinan seseorang terhadap adanya didapatkan hasil bahwa sebagian besar
dukungan terbentuk oleh sistem intelektual sebanyak 49 responden (37,1%) merasakan
yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang dukungan keluarga dalam pencegahan primer
pendidikan, dan pengalaman masa lalu. hipertensi dan memiliki keluarga yang
Hasil penelitian ini ada sedikit kemiripan dengan faktor spiritual yang baik tentang
dengan penelitian Purnomo, Suhadi, dan Ulya kesehatan khususnya termasuk penyakit
(2013) yang menjelaskan bahwa terdapat hipertensi. Secara statistik faktor spiritual
hubungan antara pengetahuan keluarga keluarga memiliki hubungan yang signifikan
dengan kemampuan keluarga dalam merawat terhadap dukungan keluarga yang dirasakan
lansia dengan hipertensi, semakin tinggi oleh responden, hal ini dapat dilihat dari p
pengetahuan maka semakin baik kemampuan value = 0,000 yang menunjukan bahwa ada
keluarga tersebut dalam perawatan hipertensi. hubungan antara faktor spiritual keluarga
Menurut Hamid (2014) dalam penelitiannya dengan dukungan keluarga dalam pencegahan
menjelaskan bahwa pengetahuan keluarga primer hipertensi yang dirasakan responden.
tentang pencegahan hipertensi mempunyai Menurut Elita, Nurchayati, & Amelia (2014)
hubungan dengan kejadian hipertensi, hal bahwa faktor spiritual merupakan faktor
ini menunjukkan bahwa semakin rendah penting dalam mendukung kepercayaan
pengetahuan keluarga maka peluang untuk keluarga sehingga mereka dapat mengatasi
terkena hipertensi semakin tinggi, begitupun masalah yang dialami, dengan kepercayaan
sebaliknya. keluarga yang tinggi maka dukungan yang
Menurut teori Notoatmodjo dalam dalam diberikan pun menjadi semakin optimal.
Yudiningsih (2012) bahwa pengetahuan Dari hasil penelitian Kurniasari (2011)
yang baik dan sikap yang tepat mendorong menjelaskan bahwa terdapat hubungan
keluarga untuk berperilaku yang tepat dalam signifikan antara kecerdasan spiritual dengan
kualitas hidup, semakin tinggi kecerdasan dengan dukungan keluarga dalam pencegahan
spiritual yang dimiliki seseorang maka primer hipertensi berdasarkan hasil analisis
semakin tinggi pula kualitas hidupnya yang pada responden yaitu anggota keluarga yang
mungkin juga akan memengaruhi dukungan memiliki risiko hipertensi beserta keluarganya
keluarga yang diberikan khususnya dalam didapatkan hasil bahwa sebagian besar
pencegahan hipertensi. Menurut Friedmen sebanyak 45 responden (34%) merasakan
(2010) bahwa ada hubungan yang signifikan dukungan keluarga dalam pencegahan primer
antara kesejahteraan spiritual dan peningkatan hipertensi dan memiliki keluarga yang
kemampuan individu atau keluarga untuk dengan tingkat ekonomi ≥UMR Kabupaten
mengatasi stress dan penyakit khususnya Kuningan sebesar Rp1.300.000. Secara
hipertensi. statistik tingkat ekonomi keluarga memiliki
Hubungan faktor emosional keluarga hubungan yang signifikan terhadap dukungan
dengan dukungan keluarga dalam pencegahan keluarga yang dirasakan oleh responden, hal
primer hipertensi berdasarkan hasil analisis ini dapat dilihat dari p value = 0,006 yang
pada responden yaitu anggota keluarga yang menunjukan bahwa ada hubungan antara
memiliki risiko hipertensi beserta keluarganya tingkat ekonomi keluarga dengan dukungan
didapatkan hasil bahwa sebagian besar keluarga dalam pencegahan primer hipertensi
sebanyak 52 responden (39,4%) merasakan yang dirasakan responden.
dukungan keluarga dalam pencegahan primer Menurut Brown (2004) dalam Elita,
hipertensi dan memiliki keluarga yang Nurchayati, & Amelia (2014) menjelaskan
dengan faktor emosional yang baik. Secara bahwa tingkat ekonomi yang rendah
statistik faktor emosional keluarga memiliki berdasarkan dengan pendapatan pribadi atau
hubungan yang signifikan terhadap dukungan rumah tangga, pendidikan, pekerjaan dan
keluarga yang dirasakan oleh responden, hal area tempat tinggal berhubungan dengan
ini dapat dilihat dari p value = 0,000 yang rendahnya tingkat kesehatan baik fisik
menunjukan bahwa ada hubungan antara maupun emosi hal ini dapat menyebabkan
faktor emosional keluarga dengan dukungan meningkatnya risiko penyakit kardiovaskular
keluarga dalam pencegahan primer hipertensi salah satunya adalah penyakit hipertensi.
yang dirasakan responden. Menurut Elita, Satya & Putri (2015) menjelaskan bahwa
Nurchayati, & Amelia (2014) bahwa setiap tingkat ekonomi keluarga khususnya orang tua
keluarga mempunyai persepsi dan respon berpengaruh terhadap dukungan keluarganya.
yang berbeda terhadap suatu rangsangan atau Ellis (2010) menjelaskan bahwa orang atau
stresor karena stres tanpa penanganan koping keluarga yang pendapatannya tinggi, lebih
yang positif mengakibatkan distress yang mudah untuk membeli makanan sesuai diet
dapat berisiko terjadinya gangguan kesehatan yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan dalam
dan memengaruhi dukungannya, termasuk pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
dalam pencegahan hipertensi. Menurut Juwita penyakit kronis. Keluarga dengan kelas
(2008) bahwa apabila keluarga tidak mampu sosial menengah juga mempunyai tingkat
mengendalikan emosi maka kemungkinan dukungan, afeksi dan keterlibatan yang lebih
besar keluarga akan melakukan perilaku tinggi daripada keluarga dengan kelas sosial
yang salah seperti contohnya tidak menjaga bawah. Menurut Purnawan (2008) bahwa
pola makan yang benar. Menurut Purnawan tingkat ekonomi atau pendapatan keluarga
(2008) bahwa faktor emosional memengaruhi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
keyakinan terhadap adanya dukungan dan penyakit dan memengaruhi cara bereaksi
cara melaksanakannya. keluarga yang terhadap penyakitnya.
mengalami respon stress dalam perubahan Hubungan latar belakang budaya
hidup cenderung berespon terhadap berbagai keluarga dengan dukungan keluarga dalam
tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara pencegahan primer hipertensi berdasarkan
menghawatirkan bahwa penyakit tersebut hasil analisis pada responden yaitu anggota
dapat mengancam kehidupannya keluarga yang memiliki risiko hipertensi
Hubungan tingkat ekonomi keluarga beserta keluarganya didapatkan hasil bahwa
Polit, D.F & Beck, C.T, (2004). Nursing Sugiharto.A, 2007. Faktor-Faktor Risiko
Research: Principles And Method, 7 th Hipertensi Grade II pada Masyarakat (Studi
edition. Lippincot William & Wilkins. A Kasus di Kabupaten Karanganar Jawa
Wolters Kluwer Company. Philadelpia. Tengah). http://eprints.undip.ac.id. (diakses
24 September 2015).
Proverawati. (2010). Obesitas dan Gangguan
Perilaku Makan Pada Remaja. Yogyakarta: Sugiyono. (2007). Metode Statistik untuk
Nuha Medika; 2010. Penelitian. Bandung. Alpabeta.
Purnawan, (2008), Dukungan Suami Dan Suhadi, (2011), Analisis Faktor-Faktor Yang
Keluarga. Salemba: Salemba Medika. Memengaruhi Kepatuhan Lansia Dalam
Perawatan Hipertensi Di Wilayah Puskesmas
Purnomo, Suhadi, & Ulya, (2014). Hubungan Srondol Kota Semarang. Tesis. Universitas
Pengetahuan Dan Kemampuan Keluarga Indonesia.
Merawat Lansia Dengan Hipertensi Di
Kelurahan Karangayu Semarang. Jurnal Suheni, Yuliana. (2007). Hubungan Antara
Keperawatan Poltekes Semarang. 2014. Kebiasaan Merokok Dengan Kejadian
Semarang. Hipertensi pada Laki-Laki Usia 40 Tahun ke
Atas Di Badan Rumah Sakit Daerah Cepu.
Putra, P. (2013). Hubungan Pengetahuan Skripsi. Fakultas Ilmu Olahraga Jurusan Ilmu
Tentang Hipertensi Dengan Perilaku Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri
Pencegahan Primer Di Desa Nyatnyono Semarang.
Kecamatan Ungaran Barat. Jurnal STIKES
Ngudi Waluyo Ungaran. Suiraoka, (2012). Penyakit Degeneratif,
Mengenal, Mencegah dan Mengurangi Faktor
Profil Puskesmas Windusengkahan, (2015). Risiko 9 Penyakit Degeneratif, Yogyakarta:
Laporan 10 Besar Penyakit di Puskesmas Nuha Medika.
Windusengkahan Kabupaten Kuningan
tahun 2015. Puskesmas Windusengkahan, Susilo, Yekti, & Ari, W. (2011). Cara Jitu
Kabupaten Kuningan. Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: ANDI
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013). Qin Yu, Melse-Boonstra & Pan, X., (2014).
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/ Association of dietary pattern and body
Riskesdas 2013. (diakses 1 September 2015). weight with blood pressure in Jiangsu
Province, China. BMC public health, 14,
Samaria, K., Inayah, G., Kurniawati, Y. p.948. (diakses 5 Desember 2015).
(2012). Perilaku Berolahraga Dalam Upaya
Pencegahan Hipertensi Pada Wanita Usia Wahiduddin, Hasrin, Mannan & Rismayanti,
Produktif Di Pancoran Mas, Depok, Jawa (2013). Faktor Risiko Kejadian Hipertensi di
Barat. Arc. Com. Health, 1(2) : 109–119 Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto
ISSN: 9772302139009. V. Sulawesi Selatan. http://respiratory.unhas.
ac.id (diakses 2 Oktober 2015).
Sarafino, E. P. (2006). Health Psychology :
Biopsychosocial Interactions. Fifth Edition. WHO (2012), World Health Day 2013 :
USA: John Wiley & Sons. Measure your blood pressure, reduce your
risk,http://www.who.int/mediacentre/news/
Satya, D. Putri, A. (2015). Factors Which releases/2013/world_health_day_20 130403/
Associated With Family Support to Provision en/. (diakses 2 November 2015).
Autism Nutrition Gift in Autism Foundation
Center “CAKRA” Pucang Jajar Surabaya. Wu EL, Chien IC, Lin CH, Chou YJ, Chou