Disusun oleh
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN.................................................................................................................I
DAFTAR ISI........................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Bermain.........................................................................................................2
B. Tipe Dan Jenis Permainan...............................................................................................3
a. Bermain Aktif..............................................................................................................3
b. Bermain Pasif..............................................................................................................3
C. Jenis-Jenis Permainan.....................................................................................................4
a. Permainan Fisik...........................................................................................................4
b. Bermain Teka-Teki Dan Berfikir Logis Matematis....................................................5
c. Bermain Dengan Benda...............................................................................................5
D. Tahapan Perkembangan Bermain...................................................................................6
a. Tahapan Perkembangan Bermain Menurut Jean Piaget..............................................6
b. Ragam Kegiatan Bermain Menurut Parten..................................................................8
c. Tahapan Bermain Menurut Hurlock............................................................................9
E. Permainan Dalam Menstimulasi Aspek-Aspek Perkembangan Anak (Kognitif,
Motorik Kasar, Motorik Halus, Bahasa)..............................................................................10
1. Permainan Dalam Mengembangkan Aspek Kognitif Anak......................................10
2. Permainan Dalam Mengembangkan Aspek motorik kasar Anak..............................10
3. Permainan Dalam Mengembangkan Aspek motorik halus Anak..............................11
4. Permainan dalam mengembangkan Aspek Bahasa anak...........................................11
BAB III PENUTUPAN.......................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan anak dapat didefinisikan sebagai proses di mana anak
mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Bisa dikatakan, perkembangan
mengacu pada urutan perubahan fisik, bahasa, emosi, dan pemikiran, yang terjadi
pada anak sejak lahir hingga awal masa dewasa. Selama proses ini, anak berkembang
dari yang awalnya bergantung pada orangtua, menjadi pribadi yang mandiri.
Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh faktor genetika (gen yang diturunkan
orang tua) serta peristiwa-peristiwa yang terjadi selama kehidupan prenatal. Meski
begitu, peran eksternal juga berpengaruh pada perkembangan anak. Misalnya,
lingkungan keluarga, faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Dengan demikian, tumbuh
kembang berhubungan langsung dengan gizi anak, kesejahteraan, pola pengasuhan,
pendidikan serta interaksi mereka dengan teman sebayanya. Cara yang paling dekat
dengan fase perkembangan anak untuk memahami dunianya adalah melalui bermain.
Karena melalui bermain yang menyenangkan dapat terpenuhi rasa ingin tahu anak
terhadap sesuatu. Seperti ketika anak ingin memahami tentang jauh dan dekat,dapat
dilakukan kegiatan bermain aktif berlari menjauhi dan mendekati sebuah objek.
Selain untuk memperoleh kesenangan dan informasi, melalui aktivitas bermain anak
dapat memanfaatkan energy berlebih yang anak miliki agar dapat berguna bagi
tubuhnya. Dengan demikian, agar tahap perkembangan dasar ini dapat berkembang
dengan optimal dan baik, maka jangan sia-siakan masa bermain anak. biarkanlah anak
berkembang sesuai dengan masa dan tahapan perkembangannya. Biarkanlah anak
melalui masa bermainnya. Sehingga tahap dasar perkembangan dapat terlewati sesuai
harapan dan menjadi dasar yang kokoh untuk tahapan perkembangan selanjutnya.
Bermain adalah hak asasi bagi anak usia dini yang memiliki nilai utama dan
hakiki pada masa anak-anak. Kegiatan bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu
yang sangat penting dalam perkembangan kepribadiannya. Bermain bagi seorang
anak tidak sekedar mengisi waktu, tetapi media bagi anak untuk belajar. Setiap bentuk
kegiatan bermain pada anak usia dini merupakan nilai positif terhadap perkembangan
seluruh aspek yang ada dalam diri anak. Dalam bermain anak memiliki nilai
kesempatan untuk mengekspresikan sesuatu yang anak rasakan dan pikirkan. Bruner
dalam buku Hurlock menyatakan bahwa bermain adalah aktivitas yang serius,
selanjutnya ia menjelaskan bahwa bermain memberikan kesempatan bagi banyak
bentuk belajar. Dua diantaranya yang sangat penting adalah pemecahan masalah dan
kreativitas. Tanpa bermain dasar kreativitas dan dasar pemecahan masalah tidak dapat
diletakkan sebelum anak mengembangkan kebiasaan untuk menghadapi lingkungan
dengan cara yang tidak kreatif
1
BAB II
PEMBAHASAN
B. Pengertian Bermain
Menurut Diana (2010) Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi
perkembangan dan pertumbuhan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak
dan atas keputusan anak itu sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang,
sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses
belajar pada anak.
2
C. Tipe Dan Jenis Kegiatan Bermain
a. Bermain Aktif
Dalam kegiatan bermain aktif, anak melakukan aktivitas gerakan yang
melibatkan seluruh indera dan anggota tubuhnya. Diantara jenis kegiatan
bermain aktif adalah:
1) Tactile Play
Merupakan kegiatan bermain yang meningkatkan keterampilan jari
jemari anak serta membantu anak memahami dunia sekitarnya melalui
alat perabaan dan penglihatnnya.
2) Functional Play
Bermain Fungsional/Functional Play adalah kegiatan bermain yang
melibatkan panca indera dan kemampuan gerakan motorik dalam
rangka mengembangkan aspek motorik anak. (Charlotte Buhler)
3) Constructive Play
Permainan yang mengutamakan anak untukmembangun atau
membentuk bangunan dengan media balok, lego dan sebagainya.
4) Creative Play
Permainan yang memungkinkan anak menciptakan berbagai kreasi dari
imajinasinya sendiri.
6) Play Games
Permainan yang dilakukan menurut aturan tertentu dan bersifat
kompetisi/persaingan.
b. Bermain Pasif
Bermain pasif adalah suatu aktivitas yang dilakukan untuk memperoleh
kesenangan dan tidak terlalu banyak melibatkan banyak gerakan tubuh anak.
Kegiatan bermain pasif diantaranya adalah Receptive Play: Permainan dimana
anak menerima kesan-kesan yang membuat jiwanya sendiri menjadi aktif
3
(bukan fisik yang aktif) melalui mendengarkan dan memahami apa yang dia
dengar dan ia lihat.
D. Jenis-Jenis Permainan
Bentuk permainan sangat bervariasi baik antar daerah etnis ataupun bangsa. H.
Overbeck telah menghimpun ragam permainan dan nyanyian anak-anak yang ada di
Indonesia yang jumlahnya lebih dari 690 macam. Dari beberapa jenis permainan
itu pada dasarnya dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
(Suyanto, 2005: 123-125)
a. Permainan Fisik
Permainan fisik ialah permainan yang banyak menggunakan kegiatan
fisik. Melalui permainan fisik anak akan tumbuh menjadi sehat dan kuat
untuk melakukan gerakan dasar. Adapun beberapa bentuk-bentuk permainan
fisik yaitu:
3) Permainan Twister
Permainan Twister atau permainan lompat karpet. Permainan ini dapat
melatih motorik kasar anak dalam menggerakkan anggota tubuhnya.
Permainan ini menyerupai permainan lompat katak serta minta anak
untuk menyebutkan warna sembari melompat/ minta anak untuk
melompat pada kolom yang diperintahkan.
4) Permainan Rintangan
Permainan ini dapat dilakukan di outdoor ataupun indoor. Tujuan pada
permainan ini untuk melatih anggota gerak tubuh anak dengan
Gerakan seperti merangkak, melompat, menunduk bahkan berlari
zigzag
4
b. Bermain Teka-Teki Dan Berfikir Logis Matematis
Banyak permainan yang tujuannya mengembangkan kemampuan teka-teki dan
berfikir logis matematis. Permainan teka-teki akan merangsang anak untuk
memikirkan jawaban yang tepat dengan karakteristik yang telah di
deskripsikan. Sehingga hal ini akan membangun daya imajinasi tinggi. Begitu
juga dengan berfikir logis dan sistematis akan merangsang anak untuk berfikir
tentang sesuatu yang dapat diterima akal atau dapat dibuktikan kebenarannya,
dengan prosedur dan tahapan-tahapan yang benar hingga mencapai suatu
kebenaran yang hakiki. Adapun beberapa contoh permainan teka-teki seperti
anak menebak sesuatu yang telah dideskripsikan (benda,hewan,buah-buahan,
dll). Sedangkan permainan yang dapat merangsang berfikir logis dan
sistematis ialah:
3) Tata Angka
Permainan tata angka bertujuan untuk merangsang minat anak terhadap
angka dan mengidentifikasi lambang-lambang angka.
4) Hitung Benda
Permainan hitung benda bertujuan untuk merangsang kemampuan
berhitung dan mengenali karaktersitik bentuk benda.
1) Bermain balok
Balok dapat digunakan untuk membentuk berbagai macam bangunan,
belajar klasifikasi, dan mengembangkan daya imajinasi.
5
2) Bermain plastisin
Plastisin dapat digunakan untuk membentuk berbagai macam bentuk
seperti bentuk hewan, tumbuhan, dan sebagainya karena jenisnya yang
lunak, belajar klasifikasi, dan mengembangkan daya imajinasi.
3) Kubus Rubik
Kubus rubik merupakan permainan teka-teki mekanik yang terbuat
dari plastik dan terdiri dari atas 27 bagian kecil yang berputar pada
poros yang terlihat. Setiap sisi dari kubus ini memiliki sembilan
permukaan yang terdiri dari enam warna yang berbeda. Ketika
terselesaikan atau terpecahkan, setiap sisi dari kubus ini memiliki satu
warna dan yang berbeda dengan sisi lainnya.
4) Permainan puzzle
Puzzle merupakan suatu kepingan-kepingan gambar yang menarik
dengan berbagai jenis atau variasi gambar yang disukai oleh kanak-
kanak yang meliputi gambar hewan, orang, monster, robot, tumbuhan
dan banyak lagi. Dimana anak berupaya untuk menyatukan kepiangan-
kepingan puzzle tersebut menjadi gambar yang utuh atau sempurna.
6
kegiatan anak bukan semata-mata berupa pengulangan, namun sudah
disertai variasi. Sekali anak menemukan mainan di bawah selimut atau
melihat wajah di balik bantal yang disingkapkan, anak melakukan terus
7
b. Ragam Kegiatan Bermain Menurut Parten
1. Unoccupied Play
Pada tahap ini anak tidak benar-benar terlibat dalam permainan. Anak
hanya mengamati permainan, jika anak tertarik dengan permainan yang
diamati, anak akan masuk dalam permainan. Namun jika tidak anak akan
melanjutkan aktivitas lainnya.
2. Solitary Play
Pada tahap ini anak hanya bermain sendiri. Anak mengabaikan kegiatan
berinteraksi. Hal ini biasanya dilakukan oleh anak yang berusia 2 atau 3
tahun. Hal ini karena pada masa ini anak berada pada tahap perkembangan
kognitif operasional konkret dan baru mengenal dirinya sendiri. Sehingga
tahap berpikir anak masih terpusat pada diri anak sendiri atau egosentris.
Dengan demikian anak sangat menikmati kegiatan bermain sendiri sampai
ketika terdapat anak lain yang mulai mengganggu atau mengambil alat
permainan yang anak gunakan.
3. Onlooker Play
Tahap ini adalah tahap bermain melalui pengamatan. Tahap ini adalah
tahap anak sebelum ikut dalam kegiatan permainan dalam sebuah
lingkungan baru. Anak lebih dulu mengamati anak lain yang sedang
bermain, setelah itu anak akan ikut bergabung dalam permainan dengan
kelompok anak yang diamati sebelumnya.
4. Parallel Play
Parallel Play adalah kegiatan bermain bersama dalam sebuah kelompok,
namun anggota dalam kelompok tersebut tidak melakukan interaksi.
Sekelompok anak melakukan kegiatan bermain dalam sebuah lingkungan
yang sama namun antar individu tidak melakukan interaksi satu sama lain.
Kegiatan bermain ini biasa dilakukan oleh anak usia 3 – 4 tahun.
5. Assosiative Play
Pada tahap ini anak sudah terlibat sedikit komunikasi seperti bertukatr alat
permainan. Namun, anak masih belum memiliki kerja sama dalam
melakukan kegiatan bermain.
6. Cooperative Play
Tahap ini adalah tahap bermain bersama. Pada kegiatan bermain
cooperative anak sudah berbagi tugas dan membuat aturan ketika bermain.
Kegiatan bermain ini biasanya sudah tampak pada anak usia 5 tahun.
Namun hal ini tetap tergantung pada peran pendidik atau orang tua
menstimulasi perkembangan bermain anak.
8
c. Tahapan Bermain Menurut Hurlock
Adapun tahapan perkembangan bermain menurut Hurlock adalah
sebagai berikut:
9
luas untuk melakukan eksplorasi guna memenuhi rasa ingin tahunya anak
bebas mengekspresikan gagasannya melalui khayalan, drama, bermain
konstruktif, dan sebagainya. Maka dalam hal ini memungkinkan anak untuk
mengembangkan perasaan bebas secara psikologis.
b. Tebak Gambar
kenalkan anak berbagai gambar, misalnya gambar hewan, bisa melalui buku
cerita, maupun kartu-kartu bergambar. Kemudian minta anak untuk
menyebutkan macam-macam binatang. Dalam permainan tebak gambar
bertujuan untuk mengasah kecerdasan anak dalam memahami hubungan objek
yang dilihat, dapat memahami berbagai konsep pengetahuan dari gambar yang
ditampilkan sehingga imajinasi dan kemampuan berpikirnya tumbuh.
10
b. Permainan Lompat Lompatan
Lompat lompatan seperti, melompati ban ban yang ada pada taman bermain,
lompat tali dapat melatih motorik kasar pada anak.
11
12
BAB III
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
Hanrianto, Surya. (2015). Pengaruh Permainan Tradisional Gobag Sodor Terhadap
Peningkatan Kemampuan Penyesuaian Sosial Siswa Kelas IV di Madrasah Ibtidhaiyah
Yaspuri Kota Malang. Undergraduate thesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim.
Herman rusmayadi. (2016). Modul Plpg Paud 2016. Diakses pada tanggal 02 Oktober 2021.
http://pgpaud-tasikmalaya.upi.edu/site-berkas/unduh?file=berkas_1476420052.pdf
14