Anda di halaman 1dari 5

Peran guru dalam mengimplementasikan pilar pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus

Yusnita Asrianti

Universitas Negri Padang

Indonesia

Nitaasrianti3!@gmail.com

Abstrak

pilar pendidikan merupakan penopang atau penyangga sebuah ssistem pendidikan agar dapat kuat dan
berdiri teap untuk mencapai tujuan pendidikan itu sendiiri . pilar pendidikan adalah hal yang sangat
berperan penting dalam menopang pendidikan untuk menjadi satu kesatuan yang utuh . pilar
pendidikan itu sendiri terbagi menjadi empat jenis , yaitu learning to know , learnig to do , learning
to live together , dan lerning to be . sedangkan guru merupakan orang yang berperan penting dalam
menjalankan keempat pilar prndidikan tersebut agar tujuan pendidikan dapat tercapai dan setiap anak
dapat merasakan tujuan dari pendidikan tersebuut . termasuk juga terhadap pendidikan anak
berkebutuhan khusus yang setiap anaknya membutuhkan penanganan-penanganan khusus terhadap
hambatan yang dialaminya , agar anak memiliki kesempatan yang sama dengan orang-orang lainnya
dalam mencapai tujuan dari pendidikan itu sendiri .

anak berkebutuhan khusus

anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mengalami hambatan dalam satu atau beberapa hal
dan perlu mendapatkan perhatian khusus dan pelayanan khusus agar dapat menjalani hidup yang lebih
baik dan siap terjun ke masyarakat . diantara anak berkebutuhan khusus ini adalah anak dengan
hambatan fisik , yaitu anak hambatan penglihatan , pendengaran , motorik , anak dengan hambatan
intelektual , tuna grahita , lamban belajar dan kesulitan belajar , anak dengan hambatan pemusatan
perhatian ADHD anak autis dan anak berbakat .

setiap anak yang mamiliki kebutuhan khusus memiliki hak yang sama dan harus diberikan
kesempatan yang sama dalam belajar dan mendapatkan pendidikan , anak berkebutuhan khusus
adalah anak-anak yang menjadi tantangan tersendiri untuk para guru-guru , anak berkebutuhan khusus
bukan lah penghambat , namun menjadi suatu hal yang bisa membuktikan kesuksesan seorang guru
dalam mencapai tujuan pendidikan itu sendiri .
dalam menerapkan pilar pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus juga sedikit berbeda dengan
anak-anak pada umumnya sesuai dengan kebutuhan yang di hadapi anak . jadi guru memiliki peran
penting yamg lebuh besar dalam menghadapi anak berkebutuhan khusus dibandingkan dalam
menghadapi anak normal pada umumnya .

namun sayangnya masih banyak guru-guru yang tidak tau atau mugkin lalai dalam menjalankan
kewajibannya dalam mengimplementasikan pilar pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus . dan
pada data dan fakta yang ada bahwa sanya aa sangat banyak GPK atau guru pendamping khusus yang
sebenarnya bukanlah orang-orang yang memiliki latar belakang ke PLB an atau bukan lulusan dari
pendidikan luar biasa itu sendiri sehingga sangat sedikit dari GPK yang memahami cara dalam
menerapkan pilar pendidikan kepada anak berkebutuhan khusus. Hal ini sebenarnya diakibatkan oleh
kurangnya tenaga pengajar berbasic pendidikan khusus disekolah-sekolah inklusi . sehingga membuat
implementasi dari pilar pendidikan itu sendiri tidak maksimal . adapun pilar-pilar pendidikan yang
dapat diterapkan kepada anak berkebutuhan khusus itu sendiri adalah :

learning to know (belajar untuk mengetahui)

secara lebih rinci learning to know berarti belajar sepanjang hayat , atau belajar terus menerus selagi
masih ada waktu atau selagi masih hidup didunia maka manusia tidak punya alasan untuk tidak
belajar . begitu juga dengan anak berkebutuhan khusus , merekan perlu tau hal-hal apa saja yang
terjadi di dunia luar , pembaharuan-pembaharuan yang terjadi dan hal-hal baru yang perlu mereka
lakukan dan mereka pelajari . sebagai guru pendamping khhusus atau guru yang memiliki siswa
berkebutuhan khusus memiliki kewajiban untuk memberikan layanan pembelajaran ini kepada anak
berkebutuhan khusus tanpa membatasi hal-hal yang mampu mereka lakukan.

Guru juga harus memastikan bahwa apa-apa yang dipelajari oleh anak didiknya benar-benar dapat
dipahami dan dimengerti dengan seksama, mulai dari konsep, teori, serta implementasinya dalam
kehidupan nyata sehingga anak merasakan fungsi ilmu secara langsung . learning to know juga
mengandung makna bahwa belajar tidak hanya soal teori dan hasil , tapi juga soal proses belajar.

Dalam mengimplementasikan learning ti knoe ini sendiri sebenarnya guru adalah pemeran yang
sangat penting demi terwujudnya pilar pendidikan ini. Sebab guru lah yang akan membuat rancangan-
rancangan pembelajaran yang dirasa tepat dan dapat meningkatkan kemampuan pesarta didik . guru
juga berfungsi sebagai penyedia sumber belajar , fasilitator, pengelola , demonstran serta pembimbing
bagi murid-muridnya .

Terlebih lagi untuk anak berkebutuhan khusus , maka guru harus menyiapkan setian rancangan-
rancangan pembelajaran terbaik unutuk setiap anak agar dapat mengetahui hal-hal yang dapat mereka
lakukan dan hal-hal yang harus mereka maksimalkan dalam mewujudkan anak berkebutuhan khsus
yang siap terjun kemasyarakat melalui pendidikan .

learning to do ( belajar untuk melakukan /berkarya )

learning to do berarti belajar untuk berkarya , dimana hal ini juga dapat diartikan bahwa apa-apa yang
kita pelajari juga harus dapat kita implementasikan atau dapat kita lakukan dan kita jadikan sesuatu
yang dapat membantu kehidupan kita atau bahkan menunjang kehidupan kita tersebut . begitu juga
untuk anak berkrbutuhan khusus , penanaman learning to do sangat perlu dilakukan agar supaya anak
berkebutuhan khusus tersebut dapat melakukan hal – hal yanf mereka pelajari dan hal yang mereka
pelajari tersebut bisa membantu mereka dalam kehidupan yang akan datang . anak berkebutuhan
khusus juga diharapkan dapat bersaing dengan klayak dan membuktikan bahwa keterbatasan bukan
hambatan .

learning to do juga bermakna bahwa belajar bukan hanya soal mendengar dan membaca suatu materi ,
melainkan juga soal praktek dan eksekusi . pada anak berkebutuhan khusus , maka setiap eksekusinya
akan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keahlian dai masing-masing karakteristik anak .
minsalnya pada anak tuna grahita , mereka perlu belajar bina diri untu dapat mewujudkan learning to
do mereka , dimana anak tuna grahita dapat menyelamatkan kehidupan mereka adalah suatu
pencapaian luar biasa dar seorang anak dengan hambatan intelektual dan hal tersebut bisa di sebut
sebagai suatu karya yang sangat baik yang dilakukan oleh anak berkebutuhan khusus.

Dalam mengimplementasikan larning to do adalah dengan memaksimalkan kemampuan dan


keterampuilan yang dimiliki setiap anak sesuai dengan minat bakatnya agar dapat di realisasikan
dalam kehidupan. Setiap anak termasuk anak berkebutu8han khusus pasti memiliki bakat atau
kemampuan potensialm dalam diri mereka masing-masing yang jika diasah akan menghasilkan
sebuah karya luar biasa dan mungkin dapat membantu mereka dimasa yang akan datang . guru harus
secara aktif mengajak anak dalam mengembangkat bakat-bakat mereka agar mereka lebih terlihat dan
lebih bersemangat.

Learning to be (belajar untuk menjadi seeorang)

Larning to be ini berrarti bahwa kita harus berkembang secara utuh . learning to be mengandung
makna bahwa kita sebagai manusia haruslah menemukan jati dii kita melalui belajar . setiap kita
diharapkan untuk dapat bertangnggung jawab atas apa-apa yang mereka jalankan .

Begitu juga untuk anak berkebutuhan khusus , setiap anak memiliki hak yang sama untuk berkembang
dan menemukan jati diri mereka masing-masing , oleh karena itu sebagai seorang pendidik kita perlu
memberikan fasilitas terbaik untuk setiap anak berkebutuhan khusus dalam menemukan jati diri
merekan masing-masing , katna sejatinya anak berkebutuhan khusus memiliki fungsi yang sama
seperti orang pada umumnya sebagai khalifah di bumi yang memiliki tanggung jawab menjaga diri
dan menjaga bumi .

Dalam mengimplementasikan learning to be ini guru juga memegang andil yang sangat penting
sebagai penunjuk arah bagi setiap peserta didiknya , termasuk siswa berkebutuhan khusus . guru harus
membantu siswa dalam memaksimalkan bakat-bakat yang ada pada dirinya agar dapat diwujudkan
dan membantu mereka untuk menjadi sesuatu yang lebih baik dan lebuh bererti dalam kehidupan .
guru juga perlu melatih setiap siswa untuk memiliki rasa percaya diri yang tinggi , anak didik harus
paham denggan kemampuan diri dan kebutuhan diri dari mereka sendiri . anak – anak diajarkan
mengembangkan dii dengan tetap memperhatikan atuan dan norma yang berlaku.

Learning to live together (belajar untuk dapat hidup bersama)

Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwasanya kita sebagai manusia adalah makhluk
sosial yang harus dapat belajar untuk hidup bersama , berinteraksi satu sama lain secara baik dan
berkomunikasi. Apa lagi di bumi ini ada banyak sekali macam ragam ras , agama suku dan bangsa ,
begitu juga dengan keberagaman anak berkebutuhan khusus dimana setiap anak memiliki kebutuhan
dan pelayanan yang berbeda sebab karakteristik yang berbeda-beda . maka dari itu pendidikan
berperan sangat penting dalam menyiapkan anak-anak untuk dapat menjalankan hidup bersama
dengan khalayak.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ada bnyak sekali karakteristik anak berkebutuhan khusus dan
layanan yang harus mereka terima . meski begitu pendidikan tetap memiliki tanggung jawab yang
sama untuk menyiapkan anak berkubutuhan khusus untuk terjun lagsung ke lingkungan masyarakat .
jadi setiap anak berkebutuhan khusus juga perlu diajarkan dan dilatih serta dibimbing untuk dapat
menciptakan hubungan yang baik dengan masyarakat , minimal dengan tetangga sekitar rumah
mereka .

Dalam implementasinya sendiri untukk anak berkebutuhan khusus adalah setiap guru memiliki
peranan yang cukup besar dalam mengajarkan anak untuk dapat hidup da tumbuh bersama dengan
lingkungan masyarakat berkat setiap hambatan yang mereka punya . sebagaimana yang kita ketahui
bahwa setiap anak-anak berkebutuhan khusus memiliki lebutuhan beragam dibandingkan anak – anak
pada umumnya sehingga perlu tenaga ekstra untuk membuat mereka berbaur dengan masyarakat .
namun seorang guru sangat perlu tau cara dalam menarik perhatrian masyarakat dan mau menerima
keberadaan anak berkebutuhan khusus .
Zakia, Dieni Laylatul.2015. "Guru Pembimbing Khusus (GPK): Pilar Pendidikan Inklusi." Prosiding
Ilmu Pendidikan .

Wahyudi,handi,dkk.2019. “pendidikan sebagai suartu sistem”.

Astuti, R. A., Aminah, N. S., & Sukarmin, S. 2016. Pengembangan Modul IPA Terpadu Berbasis
Empat Pilar Pendidikan Dengan Tema Pantai Untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah Siswa Kelas VII
SMP/MTS. Inkuiri.

Anda mungkin juga menyukai