Anda di halaman 1dari 9

Mata Kuliah : Perkembangan Teori Hukum Pidana

Dosen : DR. Lisa Mery, SH., MH

Oleh: Kelompok VII

 Muhammad Taslim_P2MH200101050
 Arkam_P2MH200101043
 Andi Nunung Diana_P2MH200101042
 Muhammad Jufri_P2MH200101021

Tahun 2021
Outline……………..!

1 Pengertian

2 Analisis

3 Aturan Hukum

4 Contoh Kasus

5 Kesimpulan

Kelompok VII: Muh._Taslim_Arkam_A.Nunung Diana_Muh. Jufri


1. PENGERTIAN
Beberapa Pengertian tentang:

Braithwaite: Kejahatan Korporasi (Corporate Crime), adalah perbuatan


dari suatu korporasi, atau pegawainya yang bertindak untuk korporasi, dimana
perbuatan tersebut merupakan perbuatan melanggar hukum.

Black’s Law Dictionary: Kejahatan korporasi adalah segala tindak pidana


yang dilakukan oleh dan oleh karena itu dapat dibebankan kepada sebuah
korporasi karena kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pegawai dan karyawannya
(Penetapan harga, pembuangan limbah), seringkali dikenal sebagai kejahatan
kerah putih.

Mengacu pada Pasal 3 Peraturan MA. RI. 13/2016, bahwa Kejahatan


Korporasi adalah perbuatan korporasi yang direpresentasikan oleh orang yang
mewakili korporasi sepanjang dilakukan bertindak atas nama serta untuk kepentingan
korporasi, dimana perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang melanggar hukum
dan dapat dimintakan tanggungjawab secara pidana.

Kelompok VII: Arkam_Muh._Taslim_A.Nunung Diana_Muh. Jufri


Lanjutan…….
Menurut Ter Heide, bahwa Korporasi sebagai subjek hukum
pidana dalam arti sebagai Pelaku Fungsional.

1 Bahwa apabila hukum pidana dilepaskan konteksnya dari manusia,


maka hal itu mengimplikasikan terhadap Korporasi juga dapat
dipidana, sehingga korporasi dapat ditempatkan dalam seluruh
sistem hukum pidana.

Pendapat Rolling: Bahwa korporasi dapat diperlakukan


sebagai pelaku tindak pidana apabila perbuatan yang dilarang, yang
2 pertanggungjawaban pidananya dibebankan atas badan hukum,
dilakukan dalam rangka pelaksanaan tugas dan/atau pencapaian
tujuan-tujuan dari korporasi tersebut.

Pendapat Hulsman, bahwa kesalahan dari korporasi

3 dapat timbul dari kerjasama yang dilakukan oleh orang-orang


yang memiliki hubungan dengan korporasi, baik dilakukan
secara sadar ataupun tidak sadar.

Kelompok VII: Arkam_Muh._Taslim_A.Nunung Diana_Muh. Jufri


B. Analisis Perkembangan Teori Pertanggung Jawaban
Pidana Korporasi
Digolongkan dalam perbuatan
Teori pidana yang membawa
Pidana Konsep Kejahatan kerugian terhadap orang lain
terhadap Korporasi (masyarakat), karenanya
Badan (Corporate Crime) hukuman pidana dijatuhkan
kepada badan hukum
Hukum
tersebut.

Suatu Badan Hukum dianggap dapat melakukan suatu tindak pidana sehingga keatas pundaknya dapat dipikulkan suatu
tanggung jawab pidana (sebagai tindak pidana korporasi)………Mengapa?
 Sebagai efek jera perusahaan (korporasi).
 Agar perusahaan (korporasi) tidak melakukan kejahatan ulang (dengan mengganti direksi).
 Tanpa pemidanaan pada perusahaan, dianggap tidak adil, dan memberatkan bagi direksi.
 Pemidanaan bagi perusahaan merupakan resiko bisnis yang harus ditanggung oleh perusahaan.
 Pemidanaan perusahaan dapat mendorong pemilik perusahaan mencegah tindak pidana yang merugikan
masyarakat.
 Untuk menghindari memperkaya diri tanpa hak dari suatu tindak pidana.

Kelompok VII: Arkam_Muh._Taslim_A.Nunung Diana_Muh. Jufri


 Dapat diketahui bahwa korporasi dapat dianggap sebagai subjek
hukum pidana.
Korporasi  Didasarkan pada korporasi dapat melakukan tindak pidana dalam
sebagai Subjek bentuk perbuatan fungsional.
 Terhadap korporasi juga dapat diadakan kesalahan atas dasar
Hukum kesengajaan atau kelalaian yang dilakukan oleh alat-alat korporasi
melalui suatu rangkaian perbuatan dalam lingkup korporasi.

Pengakuan korporasi sebagai subjek hukum pidana di Indonesia mengalami


hambatan teoritis….Mengapa?
1) Kuatnya pengaruh teori fiksi (fiction theory) yang dicetuskan oleh Von
Savigny, yakni kepribadian hukum sebagai kesatuan-kesatuan dari manusia
merupakan hasil suatu khayalan; dan
2) Doktrin bahwa Korporasi tidak mungkin melakukan kejahatan, yang berarti
bahwa badan-badan hukum tidak dapat melakukan tindak pidana dalam sistem
hukum di banyak negara.

Kelompok VII: Arkam_Muh._Taslim_A.Nunung Diana_Muh. Jufri


3. HUKUM terkait dengan KEJAHATAN KORPORASI
UU. No. 41 Th. 1999 tentang Kehutanan, Pasal 78 ayat (14).

UU. No. 32 Th. 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Undang-Undang PPLH),
Pasal 116 ayat (1) dan ayat (2).

UU. No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Pasal 6
ayat (1)

Undang-Undang No. 28 Th. 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).

UU. No. 18 Th. 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan (UU P3H). Dalam Pasal
83-103 UU P3H ini diatur ancaman pidana yang dilakukan oleh korporasi.

UU. No. 31 Th. 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi diubah dengan UU No. 20 Th. 2001,
diatur dalam Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3.

Kelompok VII: Arkam_Muh._Taslim_A.Nunung Diana_Muh. Jufri


4. Contoh
CONTOH Kasus
KASUS
Kejahatan “Korporasi” di Indonesia

1 KASUS SEMBURAN LUMPUR SIDOARJO, PT. Lapindo, melanggar Pasal 116 UU.
No. 32 Th. 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH)
bahwa sanksi pidana bisa dijatuhkan kepada badan usaha.

KASUS PIDANA PERPAJAKAN: PT Gemilang Sukses Garmindo, dengan sengaja

2 menyampaikan SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Melanggar ketentuan


dalam Pasal 39A huruf a dan/atau Pasal 39 ayat (3) UU. No. 16 Th. 2009 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

3
KASUS PENGGELAPAN DAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG: PT. First
Travel, Melanggar UU. No. 13 Th. 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Jo UU.
No. 8 Th. 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang.

KASUS: KARHUTLA: PT. Arrtu Energie Resources (AER) dan PT. Arrtu Borneo

4 Perkebunan (ABP): dikenakan Pasal 98 dan/atau Pasal 99 dan/atau Pasal 108 Jo.
Pasal 116 UU No. 32 TH. 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.

Kelompok VII: Arkam_Muh._Taslim_A.Nunung Diana_Muh. Jufri


5. KESIMPULAN

1. Bahwa Teori Pidana terhadap Badan Hukum, melahirkan konsep


Kejahatan Korporasi.
2. Bahwa dalam Teori Pertanggung Jawaban Pidana Korporasi,
Korporasi dapat dianggap sebagai subjek hukum.
3. Ketentuan hukum terhadap kejahatan korporasi di Indonesia (UU
Kehutanan, UUPLH, UU Pidana Pencucian Uang, UU Perpajakan, UU Pidana Korupsi,
Dll.).

Kelompok VII: Arkam_Muh._Taslim_A.Nunung Diana_Muh. Jufri

Anda mungkin juga menyukai